MANAGEMEN KEPERAWATAN
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya sehingga Keperawatan Manajemen Keperawatan Profesional
oleh Mahasiswa Program Studi Sarjana Terapan Keperawatan Surabaya telah
dilaksanakan dengan baik.
Kami selaku tim praktik menyadari bahwa laporan yang telah kami buat
ini belum sempurna, baik dari segi isi maupun penulisannya. Kritik dan saran
yang membangun sangat kami harapkan dari pembaca. Semoga Laporan Kegiatan
Manajemen Keperawatan dapat berguna dan bermanfaat bagi pelayanan dan
akademik.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PENGKAJIAN
BAB 5 EVALUASI
BAB 6 PENUTUP
PENDAHULUAN
Rumah sakit sebagai salah satu organisasi pelayanan kesehatan telah memiliki
otonomi, sehingga pihak rumah sakit dituntut untuk memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya dengan manajemen yang efektif. Salah satu upaya untuk menunjang
pelayanan keperawatan di rumah sakit adalah dengan melakukan perubahan pelayanan.
Perubahan pelayanan keperawatan mempunyai dua pilihan utama, yaitu mereka
melakukan inovasi dan berubah atau mereka yang diubah oleh suatu keadaan dan
situasi. Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan pada era global akan
terus berubah karena masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus
mengalami perubahan (Nursalam, 2014).
Keperawatan dapat dilihat dari berbagai aspek, antara lain keperawatan sebagai
bentuk asuhan profesional kepada masyarakat, keperawatan sebagai ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK), serta keperawatan sebagai kelompok masyarakat ilmuwan dan
kelompok masyarakat profesional (Nursalam, 2011). Tenaga keperawatan di era global
hendaknya mempersiapkan secara benar dan menyeluruh, mencakup seluruh aspek
keadaan dan kejadian atau peristiwa yang telah, sedang, dan akan berlangsung pada era
tersebut. Keperawatan sebagai pelayanan/asuhan professional bersifat humanistis,
menggunakan pendekatan holistis, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berorientasi pada kebutuhan objektif pasien, mengacu pada standar profesional
keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama (Nursalam,
2014).
Manajemen merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi melalui upaya
orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen keperawatan di Indonesia perlu
mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan keperawatan pada masa mendatang.
Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara professional, dengan
memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia. Proses manajemen
keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode perlakuan asuhan
keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang
(Gillies, 1986), dalam Nursalam 2014). Sebagaimana proses keperawatan, dalam
manajemen keperawatan terdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi hasil. Karena manajemen keperawatan
mempunyai kekhususan terhadap mayoritas tenaga dari pada seorang pegawai, maka
setiap tahapan didalam proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses
keperawatan. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan,
konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana strategis melalui
pendekatan: pengumpulan data, analisis SWOT dan penyusunan langkah-langkah
perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan Model
Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dan melakukan pengawasan dan
pengendalian (Nursalam, 2014).
Model Asuhan Keperawatan Profesional saat ini yang sering digunakan dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat adalah metode Primary Nursing. Metode
Primary Nursing merupakan suatu metode yang memberikan tugas kepada satu orang
perawat untuk bertanggung jawab penuh sampai keluar Rumah Sakit. Metode primer ini
ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat
yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan keperawatan
selama pasien dirawat (Nursalam, 2014). Langkah konkret pengelolaan yang dapat
digunakan dalam peningkatan pelayanan keperawatan profesional berupa penataan
sistem MAKP yang meliputi ketenagaan atau pasien, penetapan sistem MAKP dan
perbaikan dokumentasi keperawatan dengan menerapkan prinsip SME (sesuai standar,
mudah dilaksanakan, efektif dan efisien). Model keperawatan profesional ini mampu
mendorong keperawatan dalam memperjelas deskripsi kerja, meningkatkan kemampuan
keperawatan dalam mendiskusikan masalah dengan tenaga kesehatan yang lain dan
membantu keperawatan untuk lebih bertanggung gugat secara profesional terhadap
tindakannya (Nursalam, 2012).
Berdasarkan uraian di atas, maka mahasiswa Program Studi DIV Keperawatan
mencoba menerapkan Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) dengan metode
Primer di Ruang Bedah Flamboyan RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Diharapkan model
asuhan keperawatan ini mampu menyelesaikan masalah dan meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan profesional sehingga mampu memenuhi tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan.
1.2 Tujuan
1.1 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan program profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan mampu menerapkan prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam
melaksana- kan MAKP Modular di tatanan rumah sakit.
1.1.2 Tujuan Khusus
Dalam program profesi Manajemen Keperawatan diharapkan mahasiswa mampu:
1) Melaksanakan pengkajian situasi ruangan di Ruang Bedah Herbra
2) Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisis SWOT
3) Menentukan prioritas masalah
4) Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian dan
masalah yang ditemukan pada pelaksanaan manajemen keperawatan meliputi:
a) Menyusun rencana strategis operasional untuk ketenagaan (M1)
b) Menyusun rencana strategis operasional untuk sarana prasarana (M2)
c) Menyusun rencana strategis operasional untuk metode (M3) yang terdiri dari:
(1) Menyusun rencana operasional strategis untuk menyelesaikan masalah
yang ditemukan pada pelaksanaan MAKP.
(2) Menyusun rencana operasional strategis pada timbang terima.
(3) Menyusun rencana operasional strategis pada penerimaan pasien baru.
(4) Menyusun rencana operasional strategis pada pengelolaan obat.
(5) Menyusun rencana operasional strategis pada ronde keperawatan.
(6) Menyusun rencana operasional strategis pada supervisi keperawatan
(7) Menyusun rencana operasional strategi pada discharge planning
(8) Menyusun rencana operasional strategi pada dokumentasi keperawatan
d) Menyusun rencana strategis operasional untuk keuangan (M4)
e) Menyusun rencana strategis operasional untuk mutu (M5)
1.2 Manfaat
1.2.1 Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan pasien secara optimal selama perawatan di ruang Bedah
Herbra RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
1.2.2 Bagi Rumah Sakit
1) M1 (Man)
Setelah dilakukan praktik manajemen keperawatan, ruang Bedah Herbra dapat
meningkatkan profesionalitas dengan menerapkan metode MAKP yang efektif,
kebutuhan jumlah tenaga perawat yang proporsional untuk melakukan perawatan
pasien serta adanya perhitungan BOR per shift.
2) M2 (Material)
Membantu mengajukan peralatan yang kurang dan membantu administrasi
pengelolaan material sesuai standard SNARS.
3) M3 (Method)
a) Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara menyeluruh
b) Menurunkan hari perawatan
c) Sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan kebijakan manajemen,
khususnya manajemen keperawatan yang berimplikasi pada pendokumentasian
asuhan keperawatan yang terkait dengan perencanaan pulang di rumah sakit.
4) M4 (Money)
Mendapatkan perawat yang memiliki loyalitas untuk rumah sakit dikarenakan
gaji yang diberikan sudah sesuai dengan beban kerja yang diberikan serta perhitungan
remunerasi yang transparan.
5) M5 (Mutu)
Meningkatkan kualitas keselamatan pasien sesuai standart SNARS dan
meningkatkan mutu kepuasan pelayanan pasien di Ruang Bedah Herbra.
Menurut Douglas
Menurut Douglas (1984) dalam Nursalam (2014) penerapan sistem
klasifikasi klien dengan tiga kategori tersebut adalah sebagai berikut:
A. Kategori I: perawatan mandiri
2. Persiapan
5. Dukungan
1. Persiapan
Penilaian nyeri dilakukan oleh perawat pada saat pasien datang dan
penerimaan pasien baru dan dilanjutkan dengan evaluasi
berkesinambungan setiap hari dengan melanjutkan pengisian form nyeri.
Form kepuasan diberikan ketika Discharge Planning pasien pulang.
Adapun pelaksanaan peningkatan mutu pelayanan asuhan diberikan
beberapa format mutu disetiap ada pasien baru antara lain:
(1)Pasien Jatuh
Format risiko pasien jatuh diruangan ada dua dan telah diisi oleh
perawat ruangan. Format risiko pasien jatuh mahasiswa praktika
manajemen ada 1 untuk dewasa pada RM 05b Asesmen Risiko jatuh untuk
penilaian risiko jatuh dewasa yang terdiri dari 5 poin. Selama dilakukan
praktik manajemen di ruang Flamboyan tidak ada pasien jatuh tetapi
semua pasien (100%) resiko tinggi jatuh.
(2)Kepuasan Pasien
Penilaian phlebitis sudah ada format mutu yang ada di ruangan dan
didokumentasikan setiap pergantian shift. Format penilaian phlebitis
mahasiswa praktika manajemen ada di lampiran rekam medik. Penilaian
phlebitis ada 6 poin yang diisi setiap harinya oleh perawat dan ada untuk
setiap hari pertama pasien yang terpasang infus sampai infus dilepas.
Selama dilakukan praktik manajemen di ruang Flamboyan tidak ada
mengalami phlebitis.
(6)Dekubitus
Penilaian ISK sudah ada lembar mutu yang ada di ruangan dan
didokumentasikan setiap pergantian shift. Format penilaian mahasiswa
praktik manajemen ISK ada pada lampiran rekam medik. Penilaian ISK
jarang dilakukan karena jarang ada pasien yang terpasang kateter. Saat
mahasiswa majemen terdapat 5 pasien yang terpasang kateter post operasi
namun tidak ada pasien yang terindikasi mengalami ISK.
(8)ILO (Infeksi Luka Operasi)
Penilaian ILO sudah ada lembar mutu yang ada di ruangan dan
didokumentasikan setiap pergantian shift. Format penilaian ILO
mahasiswa praktika manajemen ada pada lampiran rekam medik. Penilaian
ILO sering dilakukan karena hampir semua pasien di ruangan F3 adalah
pasien post op. Selama dilakukan praktik manajemen di ruang Flamboyan
tidak ada pasien dengan infeksi luka operasi.
(9)BOR (Bed Occupacy Rate)
Pada gelang identitas berwarna pink atau biru berisi identitas pasen
meliputi nama lengkap pasien, nomor rekam medik, jenis kelamin pasien,
tanggal lahir dan usia pasien. Identifikasi pasien dilakukan dengan
mencocokan gelang identitas yang dipakai pasien. Beberapa hal yang perlu
dikonfirmasi anatara lain nama pasien, nomor register, alamat, dan usia.
Identifikasi pasien dilakukan ketika penerimaan pasien baru, pemberian
obat, pemberian terapi sebelum melakukan prosedur/tindakan dan
discharge planning. Saat pelaksanaan identifikasi pasien dilakukan setiap
ada tindakan kepada pasien.
b. Peningkatan komunikasi yang efektif
a. Hambatan
b. Dukungan
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Man (M1)
Jumlah tenaga keperawatan di ruangan sudah sesuai dengan standar.
3.1.2 Material (M2)
Sarana dan prasarana yang ada di ruangan Herbra sudah cukup memadai
dalam menunjang pelaksanaan MAKP.
3.1.3 Method (M3)
1. MAKP
Mahasiswa manajemen keperawatan telah melaksanakan model MAKP
Keperawatan sesuai dengan model MAKP Modular.
2. Timbang terima
Timbang terima M1-M5 selama pelaksanaan praktik menejemen
keperawatan sudah terlaksana dengan baik sesuai dengan alur. Membuat
dokumentasi timbang terima mulai dari M1-M5 . Timbang terima pasien
sudah menggunakan metode SBAR.
3. Penerimaan pasien baru
Selama pelaksanaan penerimaan pasien baru pada 6 pasien kelolaan telah
dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi sesuai dengan alur penerimaan
pasien baru dan dilakukan dengan media welcome book baik berupa QR-
code maupun cetak.
4. Pengelolaan obat
Pengelolaan obat selama pelaksanaan praktik manajemen keperawatan
sudah dilaksanakan sesuai dengan prosedur.
5. Discharge planning
Selama pelaksanaan discharge planning pada pasien kelolaan telah
dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi sesuai dengan alur discharge
350
planning. Mahasiswa juga telah memberikan kuesioner kepuasan
terhadapat peserta didik, health education mengenai nutris, perawatan
dirumah dan protokol kesehatan.
6. Supervisi
Supervisi keperawatan sudah dilakukan oleh mahasiswa yang berperan
sebagai kepala ruang dan perwat primer sesuai dengan prosedur yang ada.
7. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan pada pelaksanaan pertama terdapat perbaikan yang
kemudian diperbaiki pada pelaksanaan kedua dan dapat dilaksanakan oleh
mahasiswa praktik manajemen keperawatan sesuai dengan alur dan SPO
8. Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan oleh mahasiswa manajemen telah dilakukan
dengan lengkap sesuai dengan panduan asuhan keperawatan
3.1.4 Money (M4) Tidak ada
3.1.5 Mutu (M5)
3.2 Saran
3.2.1 Man (M1)
Mempertahankan kekompakan tim dan melakukan pelayanan sesuai
standar serta meningkatkan kompetensi perawat
350
3.2.2 Material (M2)
Meningkatkan perawatan sarana dan prasaran yang sudah tersedia di
ruangan.
3.2.3 Method (M3)
1. MAKP
Pelatihan MAKP (manajemen) bagi perawat yang belum pernah mengikuti
pelatihan MAKP (manajemen).
2. Timbang terima
Pelaksanaan timbang terima di ruangan sudah baik dan sesuai SPO dan
alur yang ada.
3. Penerimaan pasien baru
Penerimaan pasien baru sesuai alur penerimaan pasien baru.
4. Pengelolaan obat
Peningkatan penjelasan sentralisasi obat pada saat penerimaan pasien baru.
5. Discharge planning
Melaukan discharge panning pada saat pasien baru masuk dan selama
perawatan dan menggunakan media yang telah tersedia di ruangan yang
ada pada welcome book.
6. Supervisi
Kegiatan supervisi sudah baik.
7. Ronde Keperawatan
Pembentukan tim ronde dan pelaksanaan ronde keperawatan jika
ditemukan kasus baru/langka atau pasien degan masalah keperawatan yang
tidak terselesaikan dan dapat menggunakan juga diskusi refleksi
kelompok.
8. Dokumentasi
Pengisian dokumentasi sudah baik.
350
3.2.5 Mutu (M5)
1. Pemberian tanda pada pasien risiko jatuh sudah baik.
2. Peningkatan pengisian dokumentasi sesuai kaidah 3s
350
DAFTAR PUSTAKA
350
SKENARIO
NUM : Seperti yang sudah saya beritahu 2 hari yang lalu bahwa akan
diadakan supervisi kepada anda selaku perawat primer tentang
discharge planning pagi ini, saya harapkan hasilnya akan lebih
baik. Bagaimana ners apakah anda sudah siap?
350
PN: Baik ners, saya mengerti
PN : Siap ners.
PN : Baik ners.
350
NUM : Ners Novi silahkan masuk ke ruangan saya NP : Baik ners
PN; Ya, ners, saya setuju. Terima kasih atas evaluasi dan masukannya.
Saya akan berusaha melakukan lebih baik lagi
350
NUM : Baiklah supervisi sudah terlaksana pagi ini, saya ucapkan
selamat, kerja yang bagus, dan sekarang anda dapat melanjutkan
pekerjaan anda. Terima kasih atas kerjasamanya.
350