PENDAHULUAN
2
pada saat ini melibatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku dari praktisi,
pasien, keluarga dan dokter. Saat mendefinisikan kualitas keperawatan, perlu
diperhitungkan nilai-nilai dasar keyakinan para perawat serta cara
mengorganisasikan asuhan keperawatan tersebut. Latar belakang dalam
pemberian tugas mutu asuhan keperawatan yang berorientasi teknik, mungkin
akan didefinisikan cukup berbeda dengan keperawatan ang lebih holistik dan
ada kemungkinan bahwa metode keperawatan hanya merupkan prosedur dan
teknik bukannya interpersonal dan kontekstual yang berkaitan dengan mutu
asuhan.
Model pemberian asuhan keperawatan yang saat ini sudah menjadi tren dalam
keperawatan Indonesia adalah asuhan keperawatan professional dengan
metode pemberian asuhan keperawatan modifikasi primer yang merupakan
modifikasi Primary Nursing. Salah satu kritik yang dikemukakan mengenai
model keperawatan ini terlalu kompleks dan teoritis, akan tetapi bila seluruh
pembicaraan mengenai model ini mendorong perawat untuk memperjelas
keyakinan dan pekerjaannya, meningkatkan kemampuannya dalam
mendiskusikan masalah tersebut yang melibatkan masalah politis dan pribadi
yang lebih terbuk, dan membantu para perawat tersebut untuk lebih
bertanggung gugat secara professional terhadap tindakannya, maka kita telah
mendapatkannya. (Salvage, 1985).
SP2KP adalah system pemberian pelayanan keperawatan professional yang
merupakan pengembangan dari MPKP (Model Praktik Keperawatan
Profesional) dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama professional antara
perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya.
(Nursalam, 2011)
Konsep untuk SP2KP tim primer ini yaitu perawat primer sebagai perawat
professional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan,
pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin. Perawat asosiet harus menghargai kepemimpinana supervisor atau
perawat primer. Peran kepala ruangan penting dalam model modifikasi tim
primer akan berhasil baik bila didukung oleh kepala ruangan. Untuk
mengantisipasi hal tersebut maka pengetahuan dan aplikasi yang baik tentang
3
manajemen keperawatan perlu ditingkatkan agar kualitas pelayanan dapat
ditingkatkan dengan parameter waktu rawat inap semakin pendek dan tingkat
kepuasan klien semakin baik. Pengetahuan tentang manajemen keperawatan
dan aplikasinya di lapangan ini juga sangat perlu dipelajari oleh mahasiswa
sebagai calon-calon perawat professional.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5
Proses pengembangan, validasi, dan uji coba lapangan tersebut seyogyanya
dideskripsikan secara jelas, sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara
akademik.
4. Proses pengembangan model, pendekatan, modul, metode, dan media
pembelajaran perlu didokumentasikan secara rapi dan dilaporkan secara
sistematis sesuai dengan kaidah penelitian yang mencerminkan originalitas.
kompetensi dasar yang bertujuan untuk menentukan jumlah dan jenis bahan
ajar, (2) analisis sumber belajar, yakni mengumpulkan dan mengidentifikasi
sumber-sumber mana yang mendukung penyusunan bahan ajar.
4. Analisis tugas (task analysis)
2.4 Hipotesis
Penelitian ini memiliki hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Adapun
hipotesis pada penelitian pengembangan instrument penilaian sebagai
berikut :
H0 = Tidak memenuhi kriteria valid pada uji validasi modul kimia berbasis
“Wisata Lokal Semarang” (kriteria “Tidak Layak”).
Ha = Telah memenuhi kriteria valid pada uji validasi modul kimia berbasis
“Wisata Lokal Semarang” (kriteria “Layak”).
20
21