Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL DISCHARGE PLANING

Dosen Pembimbing:

Hepta Nur Anugrahini, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh:
Eri Setiya Kurniawati (NIM. P27820722156)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


PROGRAM ALIH JENJANG SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya makalah ini
dapat diselesaikan. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas makalah discharge
planning , makalah ini berisi tentang perlindungan dan penguatan berbasis web
dan peran perawatan dalam meningkatkan manajemen bencana. Penyusun
menyadari bahwa apa yang tertuang di dalam makalah ini masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi penulisan, segi redaksional maupun segi pengkajian dan
pemilihan bahan literatur sebagai landasan teori. Keadaan tersebut disebabkan
adanya keterbatasan dalam diri penyusun sendiri.

Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Penyusun menguucapkan banyak terima kasih bagi para dosen yang telah
memberikan bantuan dan pengarahan dalam penyelesaian makalah ini. Dan
penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Surabaya, 14 Januari 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................. i
Daftar Isi............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 ......................................................................................................................3
2.2 ....................................................................................................................11
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................12
3.2 Saran...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Discharge planning adalah suatu proses yang digunakan untuk memutuskan apa
yang perlu pasien lakukan untuk dapat meningkatkan kesehatannya.
Dahulu, disharge planning sebagai suatu layanan untuk membantu pasien dalam
mengatur perawatan yang diperlukan setelah tinggal di rumah sakit. Ini termasuk
layanan untuk perawatan di rumah, perawatan rehabilitatif, perawatan medis rawat
jalan, dan bantuan lainnya. Sekarang discharge planning dianggap sebagai proses
yang dimulai saat pasien masuk dan tidak berakhir sampai pasien dipulangkan.
Keluar dari rumah sakit tidak berarti bahwa pasien telah sembuh total. Ini hanya
berarti bahwa dokter telah menetapkan bahwa kondisi pasien cukup stabil untuk
melakukan perawatan dirumah. (Ali Birjandi, 2008) 

Kozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses mempersiapkan


pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam
atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum. Discharge planning yang
efektif seharusnya mencakup pengkajian berkelanjutan untuk mendapatkan
informasi yang komprehensif tentang kebutuhan pasien yang berubah-ubah,
pernyataan diagnosa keperawatan, perencanaan untuk memastikan kebutuhan
pasien sesuai dengan apa yang dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan.

Sedangkan definisi discharge planning menurut Bull (2000) merupakan suatu


proses interdisiplin yang menilai perlunya sebuah perawatan tindak lanjut dan
seseorang untuk mengatur perawatan tindak lanjut tersebut kepada pasien, baik
perawatan diri yang diberikan oleh anggota keluarga, perawatan dari tim
profesional kesehatan atau kombinasi dari keduanya untuk meningkatkan dan
mempercepat kesembuhan pas

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimanakah konsep tentang discharge planning dalam asuhan keperawatan
pada pasien ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui konsep tentang discharge planning dalam asuhan keperawatan
pada pasien.

1.3.2 Tujuan khusus


1. Untuk mengetahui pengertian discharge planning
2. Untuk mengetahui tujuan discharge planning
3. Untuk mengetahui manfaat discharge planning
4. Untuk mengetahui prinsip discharge planning
5. Untuk mengetahui komponen discharge planning
6. Untuk mengetahui tahap-tahap discharge planning
7. Untuk mengetahui alur dan mekanisme discharge planning
8. Untuk mengetahui tindakan kepeawatan pada waktu perencanaan pulang
9. Untuk mengetahui jenis pemulangan pasien
10. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam discharge
planning
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi institusi
Menambah referensi tentang konsep discharge planning dalam Manajemen
Keperawatan agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara konprehensif
pada pasien.
1.4.2 Bagi mahasiswa
Menambah pengetahuan tentang konsep discharge planning dalam Manajemen
Keperawatan agar dapat melaksanakan asuhan keperawatan secara konprehensif
pada pasien.
1.4.3 Bagi masyarakat
Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali ke rumah sakit, dan
kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa
diagnosa serta dapat kembantu klien untuk memahami kebutuhan setelah
perawatan dan biaya pengobatan.
BAB II

2.1 Pengertian Discharge Planning


Discharge planning adalah proses sistematis yang diberikan kepada pasien ketika
akan meninggalkan tempat pelayanan kesehatan, baik pulang kerumah maupun
akan melakukan perawatan dirumah sakit lain (Taylor)
Kozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses mempersiapkan
pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam
atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Jackson (1994) menyatakan bahwa discharge planning merupakan proses
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk
memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan yang
lain.
Rindhianto (2008) mendefinisikn discharge planning sebagai perencanaan
kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya
tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi
penyakitnya.
Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem perawatan
berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan dan bantuan
untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga menemukan jalan
pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan
harga yang terjangkau (Doenges & Moorhouse, 2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah komponen sistem
perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan
informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan
satu unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen
pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui tentang
hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi
penyakitnya
2.2 Tujuan Discharge Planning
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Discharge planning yang efektif juga menjamin
perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress.
Menurut Naylor (1990), tujuan discharge planning adalah meningkatkan
kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan
manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge Planning dapat mengurangi hari
rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi
kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga dapat
dilakukan melalui Discharge Planning. Discharge planning ini menempatkan
perawat pada posisi yang penting dalam proses pengobatan pasien dan dalam team
discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam
proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses
discharge planning
Menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat meningkatkan
kemajuan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum
sebelum dipulangkan. Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa discharge
planning memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi penyakit,
pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas
(Leimnetzer et al,1993: Hester, 1996).
Seorang Discharge Planners bertugas membuat rencana, mengkoordinasikan dan
memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan
(Powell,1996).
Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih dan punya
keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan memiliki
komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat. (Harper,
1998 ).
2.3 Manfaat Discharge Planning
2.3.1 Bagi Pasien :
1. Dapat memenuhi kebutuhan pasien
2. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian
yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya
3. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
4. Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support
sebelum timbulnya masalah.
5. Dapat memilih prosedur perawatannya
6. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat
dihubunginya
7. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan
kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa
diagnosa
8. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya
pengobatan
2.3.2 Bagi Perawat :
1. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
2. Menerima informasi kunci setiap waktu
3. Memahami perannya dalam sistem
4. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
5. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara
yang berbeda
6. Bekerja dalam suatu sistem dengan efektif
7. Sebagai bahan pendokumentasian dalam keperawatan
2.4 Prinsip Discharge Planning
1. Kordinasi (saling berhubungan)
2. Interdisiplin (saling menjaga, disiplin ilmu,keterampilan sesuai standar
keperawatan)
3. Pengenalan secara dini mungkin (penjelasan tentang apa yang kita
informasi)
4. Perencanaan secara hati-hati
5. Melibatkan klien dan keluarga dalam memberikan perawatan
Karakteristik indikasi kebutuhan discharge planning
1. Kurang pengetahuan tentang pengobatan
2. Isolasi sosial
3. Diagnosa baru penyakit kronik
4. Operasi besar
5. Perpanjangan operasi besar
6. Orang labil
7. Penatalaksanaan dirumah secara kompleks
8. Kesulitan finansial
9. Ketidakmampuan menggunakan sumber rujukan /fasilitas pelayanan
kesehatan
10. Penyakit terminal
Prioritas klien yang mendapatkan discharge planning
1. Umur diatas 70 tahun
2. Maltipe diagnosis
3. Resiko kematian yang tinggi
4. Terbatas mobilitas fisik
5. Keterbatasan merawat diri sendiri
6. Penurunan status kognisi/kognitif
7. Resiko terjadi cedera
8. Tunawisma
9. Fakir miskin
10. Penyakit kronis
11. Pasien diagnosis baru
12. Penyalahgunaan zat
13. Sering keluar masuk emergency
2.5 Komponen Discharge Planning
1. Jadwal kontrol dan menjelaskan pentingnya melakukan kontrol.
2. Perawatan di rumah
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health education)
mengenai : diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat kontrol. Pemberian
pembelajaran disesuaikan dengan tingkat pemahaman pasien dan keluarga.
mengenai perawatan selama pasien di rumah nanti.
3. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
Pada pasien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih diminum, dosis,
cara pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
4. Obat-obatan yang dihentikan
Meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien, obat- obatan
tersebut tetap dibawakan ke pasien.
5. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama MRS
dibawakan ke pasien waktu pulang
6. Surat-surat seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain.
2.6 Tahap-tahap Discharge Planning
2.6.1 Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien.
Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit
perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar
transisi dari rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian
discharge planning adalah :
1. Data kesehatan
2. Data pribadi
3. Pemberi perawatan
4. Lingkungan
5. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung
2.6.2 Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian discharge planning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai
unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan
perawatan. Keluarga penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual
atau potensial.

2.6.3 Perencanaaan : Hasil yang diharapkan


Menurut Luverne & Barbara (1988), perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus
pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang
disingkat dengan METHOD, yaitu:
1. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
2. Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien
juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas
perawatannya.
3. Treatrment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien
pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak
memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung
ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
4. Health Teaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan
kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan
pearwatan kesehatan tambahan.
5. Outpatient referral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain
yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
6. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu
memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
2.6.4 Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Discharge summary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien.
Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan
harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan
di rumah.
Penyerahan homecare dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien dan
perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis
pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status
fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberi
perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan
oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat ini
2.6.5 Evaluasi
Evaluasi terhadap discharge planning adalah penting dalam membuat kerja proses
discharge planning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan cermat
untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan terus-
menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu setelah klien
berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau kunjungan
rumah (homevisit). Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada
enam variabel :
1. Derajat penyakit
2. Hasil yang diharapkan dari perawatan
3. Durasi perawatan yang dibutuhkan
4. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
5. Komplikasi tambahan
6. Ketersediaan sumber-sumber

2.7 Alur atau Mekanisme Discharge Planning


Keluar Rumah Sakit
Monitor (sebagai program service savety) oleh : keluarga dan petugas.
Perencanaan pulang
Lain-lain
Program HE:
1. Kontrol dan obat/perawatan
2. Diet
3. Aktivitas dan istirahat
4. Perawatan diri
Penyelesaian administrasi

Selama Perawatan
Pasien baru diterima oleh Karu dan PP
1. PP menyampaikan: kemungkinan penyakit pasien, perkiraan lama pasien
dirawat, intervensi keperawatan/medis yang biasa dilakukan di ruangan, biaya
perawatan,
2. PP mengorientasikan ruangan kepada keluarga pasien.
1. Menyampaikan pendidikan kesehatan:
a. Konsep penyakit
b. Terapi & intervensi yang akan diberikan
c. Pola diet
d. Aktivitas dan istirahat
e. Tanggal & tempat kontrol
2. Menjelaskan prosedur, manfaat, dan efek samping dari setiap terapi dan
intervensi yang akan diberikan pada klien & keluarga:
a. Proses perawatan di ruangan
b. Pemenuhan kebutuhan nutrisi yg adekuat
3. Mendokumentasikan
PP membawa status pasien, kemudian mengkaji, merencanakan dan
mendelegasikan pada PA

2.8 Tindakan Keperawatan pada Waktu Perencanaan Pulang


Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan pulang yaitu
meliputi
a. Pendidikan (edukasi, redukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan diharapkan
bisa mengurangi angka kambuh dan meningkatkan pengetauan pasien.
b. Program pulang bertahap
Bertujuan untuk melatih pasien kembali kelingkungan keluarga dan masyarakat
antara lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah sakit, apa yang harus
dilakukan keluarga.
c. Rujukan
Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung antara
perawatan community dengan rumah sakit sehingga dapat mengetahui
perkembangan pasien dirumah.
2.9 Jenis pemulangan Pasien
1. Conditinal discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien bagus tidak terdapat kompilikasi. Pasien
untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan dari pihak
rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selmanya) cara ini merupakan akhir
dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat
kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3. Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini pasien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien
harus dipantau dengan melakukan kerjsama dengan perawat puskesmas
terdekat.
2.10 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Discharge Planning
Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga mengetahui
apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat meneruskan untuk
meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan pulang tersebut dapat
disampaikan oleh perawat praktisi/perawat home care dan mungkin dikirim ke
dokter primer/dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam catatan institusi untuk
meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja yang kontinu ke arah
tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah (Doenges & Moorhouse, 2000).
Discharge Planning harus disesuaikan dengan :
1. Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan
2. Dimulai sejak awal masuk rumah sakit
3. Disusun oleh tim

BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Discharge planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai
perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan
keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit
yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga
pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan
dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Tujuan utama discharge planning adalah membantu klien dan keluarga untuk
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Sedangkan, manfaat discarge planning
bagi pasien diantaranya dapat menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan
kembali ke rumah sakit, dan kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu
kecuali untuk beberapa diagnosa serta dapat kembantu klien untuk memahami
kebutuhan setelah perawatan dan biaya pengobatan.
Tahap-tahap discharge planning pada dasarnya sama dengan tahap-tahap dalam
asuhan keperawatan yaitu pengkajian, diagnosa, perencanaan, implementasi, dan
evaluasi.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi institusi
Diharapkan institusi dapat melaksanakan tahap-tahap discharge planning dalam
memberikan suhan keperawatan pada pasien secara tepat.
3.2.2 Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dapat menambah pengetahuan tentang tata cara
pelaksanaan discarge planning dalam memberikan suhan keperawatan pada
pasien secara tepat.
3.2.3 Bagi masyarakat
Diharapkan masyarakat dapat memahami tujuan dan manfaat dari discharge
planning.
DAFTAR PUSTAKA

Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien. Makalah Kuliah untuk Perawat.


Jakarta.

Harper E.A. 1998. Discharge planning: An interdisciplinary method. Chicago, IL :


Silverberg Press
New Brunswick Department of Health and Wellness. 2002. Job definition of a
discharge planning coordinator. Author: Fredericton, NB
Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan


Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai