Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

MANAJEMEN KEPERAWATAN
DISCHARGE PLANNING

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Stase


Manajemen keperawatan program profesi ners
Stikes Bina Putera Banjar

Disusun oleh:
U. Olis Muchlisin, S.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA PUTERA BANJAR


PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XIII
2018
DISCHARGE PLANNING

A. Pengertian DischargePlanning
Discharge planning adalah proses sistematis yang diberikan kepada pasien
ketika akan meninggalkan tempat pelayanan kesehatan, baik pulang kerumah
maupun akan melakukan perawatan dirumah sakit lain (Taylor)
Kozier (2004) mendefinisikan discharge planning sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang
lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Jackson (1994) menyatakan bahwadischarge planning merupakan proses
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan perencanaannya dituliskan untuk
memfasilitasi keberlanjutan suatu pelayanan kesehatan dari suatu lingkungan yang
lain.
Rindhianto (2008) mendefinisikn discharge planning sebagai perencanaan
kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien dan keluarganya
tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi
penyakitnya.
Dischargeplanning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara berkelanjutan
dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan membantu keluarga
menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik, pada saat tepat dan sumber
yang tepat dengan harga yang terjangkau (Doenges&Moorhouse, 2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dischargeplanning adalah komponen sistem
perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien dan memberikan
informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untukmeninggalkan satu
unit pelayanan kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan
kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal
yang perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.

B. Tujuan DischargePlanning
Tujuan utama adalah membantu klien dan keluarga untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Dischargeplanning yang efektif juga menjamin
perawatan yang berkelanjutan di saat keadaan yang penuh dengan stress.
Menurut Naylor (1990), tujuan discharge planning adalah meningkatkan
kontinuitas perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan
manfaat sumber pelayanan kesehatan. Discharge Planning dapat mengurangi hari
rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi
kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga dapat
dilakukan melalui Discharge Planning. Discharge planning ini menempatkan
perawat pada posisi yang penting dalam proses pengobatan pasien dan dalam
team discharge planner rumah sakit, pengetahuan dan kemampuan perawat dalam
proses keperawatan dapat memberikan kontinuitas perawatan melalui proses
discharge planning
Menurut Mamon et al (1992), pemberian discharge planning dapat
meningkatkan kemajuan pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup
optimum sebelum dipulangkan. Beberapa penelitian bahkan menyatakan bahwa
discharge planning memberikan efek yang penting dalam menurunkan komplikasi
penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas (Leimnetzer et al,1993: Hester, 1996).
Seorang Discharge Plannersbertugas membuat rencana, mengkoordinasikan
dan memonitor dan memberikan tindakan dan proses kelanjutan perawatan
(Powell,1996).
Perawat dianggap sebagai seseorang yang memiliki kompetensi lebih
dan punya keahlian dalam melakukan pengkajian secara akurat, mengelola dan
memiliki komunikasi yang baik dan menyadari setiap kondisi dalam masyarakat.
(Harper, 1998 ).

C. Manfaat DischargePlanning
1. Bagi Pasien :
a. Dapat memenuhi kebutuhan pasien
b. Merasakan bahwa dirinya adalah bagian dari proses perawatan sebagai bagian
yang aktif dan bukan objek yang tidak berdaya
c. Menyadari haknya untuk dipenuhi segala kebutuhannya
d. Merasa nyaman untuk kelanjutan perawatannya dan memperoleh support sebelum
timbulnya masalah.
e. Dapat memilih prosedur perawatannya
f. Mengerti apa yang terjadi pada dirinya dan mengetahui siapa yang dapat
dihubunginya
g. Menurunkan jumlah kekambuhan, penurunan kembali di rumah sakit, dan
kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa
diagnosa
h. Membantu klien untuk memahami kebutuhan setelah perawatan dan biaya
pengobatan
2. Bagi Perawat :
a. Merasakan bahwa keahliannya di terima dan dapat di gunakan
b. Menerima informasi kunci setiap waktu
c. Memahami perannya dalam sistem
d. Dapat mengembangkan ketrampilan dalam prosedur baru
e. Memiliki kesempatan untuk bekerja dalam setting yang berbeda dan cara yang
berbeda
f. Bekerja dalam suatu sistem dengan efektif
g. Sebagai bahan pendokumentasian dalam keperawatan

D. Prinsip DischargePlanning
1. Kordinasi (saling berhubungan)
2. Interdisiplin (saling menjaga, disiplin ilmu,keterampilan sesuai standar
keperawatan)
3. Pengenalan secara dini mungkin(penjelasan tentang apa yang kita informasi)
4. Perencanaan secara hati-hati
5. Melibatkan klien dan keluarga dalam memberikan perawatan
Karakteristik indikasi kebutuhan discharge planning
1. Kurang pengetahuan tentang pengobatan
2. Isolasi sosial
3. Diagnosa baru penyakit kronik
4. Operasi besar
5. Perpanjangan operasi besar
6. Orang labil
7. Penatalaksanaan dirumah secara kompleks
8. Kesulitan finansial
9. Ketidakmampuan menggunakan sumber rujukan /fasilitas pelayanan kesehatan
10. Penyakit terminal
Prioritas klien yang mendapatkan discharge planning
1. Umur diatas 70 tahun
2. Maltipe diagnosis
3. Resiko kematian yang tinggi
4. Terbatas mobilitas fisik
5. Keterbatasan merawat diri sendiri
6. Penurunan status kognisi/kognitif
7. Resiko terjadi cedera
8. Tunawisma
9. Fakir miskin
10. Penyakit kronis
11. Pasien diagnosis baru
12. Penyalahgunaan zat
13. Sering keluar masuk emergency

E. Komponen DischargePlanning
1. Jadwal kontrol dan menjelaskan pentingnya melakukan kontrol.
2. Perawatan di rumah
Meliputi pemberian pengajaran atau pendidikan kesehatan (health education)
mengenai: diet, mobilisasi, waktu kontrol dan tempat
kontrol. Pemberian pembelajaran disesuaikan dengan
tingkat pemahaman pasien dan keluarga. mengenai perawatan selama pasien di
rumah nanti.
3. Obat-obatan yang masih diminum dan jumlahnya
Pada pasien yang akan pulang dijelaskan obat-obatan yang masih diminum, dosis,
cara pemberian, dan waktu yang tepat minum obat.
4. Obat-obatan yang dihentikan
Meskipun ada obat-obatan yang tidak diminum lagi oleh pasien, obat- obatan
tersebut tetap dibawakan ke pasien.
5. Hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan luar sebelum MRS dan hasil pemeriksaan selama MRS
dibawakan ke pasien waktu pulang
6. Surat-surat seperti : surat keterangan sakit, surat kontrol dan lain-lain.

F. Tahap-tahap DischargePlanning
1. Pengkajian
Pengkajian mencakup pengumpulan dan pengorganisasian data tentang klien.
Ketika melakukan pengkajian kepada klien, keluarga merupakan bagian dari unit
perawatan. Klien dan keluarga harus aktif dilibatkan dalam proses discharge agar
transisi dari rumah sakit ke rumah dapat efektif. Elemen penting dari pengkajian
discharge planning adalah :
a. Data kesehatan
b. Data pribadi
c. Pemberi perawatan
d. Lingkungan
e. Keuangan dan pelayanan yang dapat mendukung
2. Diagnosa
Diagnosa keperawatan didasarkan pada pengkajian dischargeplanning,
dikembangkan untuk mengetahui kebutuhan klien dan keluarga. Keluarga sebagai
unit perawatan memberi dampak terhadap anggota keluarga yang membutuhkan
perawatan. Keluarga penting untuk menentukan apakah masalah tersebut aktual
atau potensial.
3. Perencanaaan : Hasil yang diharapkan
Menurut Luverne& Barbara (1988), perencanaan pemulangan pasien
membutuhkan identifikasi kebutuhan spesifik klien. Kelompok perawat berfokus
pada kebutuhan rencana pengajaran yang baik untuk persiapan pulang klien, yang
disingkat dengan METHOD, yaitu:
a. Medication (obat)
Pasien sebaiknya mengetahui obat yang harus dilanjutkan setelah pulang.
b. Environment (Lingkungan)
Lingkungan tempat klien akan pulang dari rumah sakit sebaiknya aman. Pasien
juga sebaiknya memiliki fasilitas pelayanan yang dibutuhkan untuk kontinuitas
perawatannya.
c. Treatrment (pengobatan)
Perawat harus memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah klien
pulang, yang dilakukan oleh klien atau anggota keluarga. Jika hal ini tidak
memungkinkan, perencanaan harus dibuat sehingga seseorang dapat berkunjung
ke rumah untuk memberikan keterampilan perawatan.
d. HealthTeaching (Pengajaran Kesehatan)
Klien yang akan pulang sebaiknya diberitahu bagaimana mempertahankan
kesehatan. Termasuk tanda dan gejala yang mengindikasikan kebutuhan
pearwatan kesehatan tambahan.
e. Outpatientreferral
Klien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau agen komunitas lain
yang dapat meningkatan perawatan yang kontinu.
f. Diet
Klien sebaiknya diberitahu tentang pembatasan pada dietnya. Ia sebaiknya mampu
memilih diet yang sesuai untuk dirinya.
4. Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan rencana pengajaran dan referral. Seluruh
pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan perawat dan
ringkasan pulang (Dischargesummary). Instruksi tertulis diberikan kepada klien.
Demonstrasi ulang menjadi harus memuaskan. Klien dan pemberi perawatan
harus memiliki keterbukaan dan melakukannya dengan alat yang akan digunakan
di rumah.
Penyerahan homecare dibuat sebelum klien pulang. Informasi tentang klien
dan perawatannya diberikan kepada agen tersebut. Seperti informasi tentang jenis
pembedahan, pengobatan (termasuk kebutuhan terapi cairan IV di rumah), status
fisik dan mental klien, faktor sosial yang penting (misalnya kurangnya pemberi
perawatan, atau tidak ada pemberi perawatan) dan kebutuhan yang diharapkan
oleh klien. Transportasi harus tersedia pada saat ini
5. Evaluasi
Evaluasi terhadap dischargeplanning adalah penting dalam membuat kerja
proses dischargeplanning. Perencanaan dan penyerahan harus diteliti dengan
cermat untuk menjamin kualitas dan pelayanan yang sesuai. Evaluasi berjalan
terus-menerus dan membutuhkan revisi dan juga perubahan.
Evaluasi lanjut dari proses pemulangan biasanya dilakukan seminggu
setelah klien berada di rumah. Ini dapat dilakukan melalui telepon, kuisioner atau
kunjungan rumah (homevisit). Keberhasilan program rencana pemulangan
tergantung pada enam variabel :
a. Derajat penyakit
b. Hasil yang diharapkan dari perawatan
c. Durasi perawatan yang dibutuhkan
d. Jenis-jenis pelayanan yang diperlukan
e. Komplikasi tambahan
f. Ketersediaan sumber-sumber

G. Tindakan Keperawatan pada Waktu Perencanaan Pulang


Tindakan perawatan yang diberikan pada waktu perencanaan
pulang yaitu meliputi :
1. Pendidikan (edukasi, redukasi, reorientasi) pendidikan kesehatan diharapkan bisa
mengurangi angka kambuh dan meningkatkan pengetauan pasien.
2. Program pulang bertahap. Bertujuan untuk melatih pasien kembali kelingkungan
keluarga dan masyarakat antara lain apa yang harus dilakukan pasien di rumah
sakit, apa yang harus dilakukan keluarga.
3. Rujukan. Integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung
antara perawatan community dengan rumah sakit sehingga
dapat mengetahui perkembangan pasien dirumah.

H. Jenis pemulangan Pasien


1. Conditinal discharge (pulang sementara atau cuti), keadaan pulang ini
dilakukan apabila kondisi pasien bagus tidak terdapat kompilikasi.
Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada pengawasan
dari pihak rumah sakit atau Puskesmas terdekat.
2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selmanya) cara ini merupakan akhir dari
hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun apabila pasien perlu dirawat
kembali maka prosedur perawatan dapat dilakukan kembali.
3. Judical discharge (pulang paksa) kondisi ini pasien diperbolehkan pulang
walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang, tetapi
pasien harus dipantau dengan melakukan kerjsama dengan perawat
puskesmas terdekat.

I. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam DischargePlanning


Meskipun pasien telah dipulangkan, penting bagi pasien dan keluarga
mengetahui apa yang telah dilaksanakan dan bagaimana mereka dapat
meneruskan untuk meningkatkan status kesehatan pasien. Selain itu, ringkasan
pulang tersebut dapat disampaikan oleh perawat praktisi/perawat homecare dan
mungkin dikirim ke dokter primer/dokter yang terlibat untuk dimasukkan dalam
catatan institusi untuk meningkatkan kesinambungan perawatan dengan kerja
yang kontinu ke arah tujuan dan pemantauan kebutuhan yang berubah
(Doenges&Moorhouse, 2000). DischargePlanning harus disesuaikan dengan :
1. Kebutuhan klien, tersedianya tim kesehatan
2. Dimulai sejak awal masuk rumah sakit
3. Disusun oleh tim

DAFTAR PUSTAKA

Chesca, (1990). Perencanaan Pulang Pasien.Makalah Kuliah untuk Perawat. Jakarta.

Harper E.A. 1998. Discharge planning: An interdisciplinary method. Chicago,


IL :Silverberg Press

New Brunswick Department of Health and Wellness. 2002. Job definition of a discharge
planning coordinator. Author: Fredericton, NB

Nursalam. 2002. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan


Profesional. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan


Profesional Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika.

Nursalam. 2008. Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai