3
Hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis osmotik yang berdampak pada
peningkatan jumlah dan frekuensi buang air kecil. Ginjal tidak dapat menyerap
kembali gula yang berlebihan di dalam darah, gula ini akan menarik air keluar dari
jaringan, sehingga selain kencing menjadi sering dan banyak, juga akan merasa
dehidrasi atau kekurangan cairan.
2. Sering minum (Polidipsi)
Terjadi peningkatan rasa haus. Hal ini terjadi akibat kelebihan pengeluaran cairan
karena proses diuresisi osmotik. Untuk mengatasi dehidrasi, rasa haus timbul dan
akan banyak minum. Kesalahan yang sering didapatkan adalah untuk mengatasi rasa
haus, mencari softdrink yang manis dan segar, akibatnya gula darah semakin naik dan
hal ini dapat menimbulkan komplikasi akut yang membahayakan.
3. Sering makan (Polifagi)
Sejumlah besar kalori hilang ke dalam air kemih, penderita mengalami penurunan
berat badan, untuk mengkompensasikan hal ini penderita DM sering merasakan lapar
yang luar biasa sehingga banyak makan.
Dalam keadaan ini penderita biasanya menunjukkan peningkatan berat badan
yang terus naik (gemuk), karena pada saat ini kebutuhan insulin masih mencukupi,
dan bila keadaan tersebut tidak lekas diobati maka lama kelamaan mulai terjadi
kemunduran kerja insulin, kemudian tidak terjadi 3P lagi melainkan 2P saja yaitu
nafsu makan mulai berkurang, banyak minum atau polidipsi, banyak kencing atau
poliuria, mudah lelah, berat badan turun dengan cepat yaitu turun sampai 5-10 kg
dalam 2-4 minggu, dan bila tidak cepat diobati maka dapat timbul rasa mual bahkan
penderita dapat tidak sadarkan diri akibat peningkatan kadar glukosa yang sangat
tinggi.
4. Penurunan berat badan
Sebagai kompensasi dari pada dehidrasi dan harus banyak minum, banyak makan.
Memang pada mulanya berat badan meningkat, akan tetapi lama kelamaan otot tidak
mendapat cukup gula untuk tumbuh dan energi, maka jaringan otot dan lemak harus
dipecah untuk memenuhi kebutuhan energi, berat badan menjadi turun, meskipun
makannya banyak, keadaan ini makin diperburuk oleh adanya komplikasi yang
timbul.
5. Gangguan penglihatan
4
Pada umumnya penderita DM mengeluh penglihatannya kabur. Sehingga
penderita diabetes sering berganti-ganti ukuran kacamata, karena gula yang naik
turun tidak terkontrol dengan baik.
6. Luka yang sukar sembuh
Penyebab luka yang sukar sembuh adalah : pertama akibat dari infeksi yang
hebat, kuman atau jamur mudah tumbuh pada kondisi gula darah yang tinggi; yang
kedua adalah karena kerusakan dinding pembuluh darah, aliran darah yang tidak
lancar pada kapiler (pembuluh darah kecil) menghambat penyembuhan luka; dan
yang ketiga adalah kerusakan syaraf, luka yang tidak terasa menyebabkan penderita
diabetes tidak menaruh perhatian pada luka dan membiarkannya semakin membusuk.
7. Mudah terkena infeksi
Leukosit (sel darah putih) yang biasanya dipakai untuk melawan infeksi, tidak
dapat berfungsi dengan baik paeda keadaan gula darah yang tinggi. Sehingg
penderita diabetes membuat lebih mudah terkena infeksi.
5
E. Patofisiologi
Gula dalam
darah tidak
Faktor genetik dapat
Kerusakan Ketidakseimbangan dibawa
Infeksi virus masuk
sel beta produksi insulin
Pengrusakan dalam sel
imunologik
Batas melebihi
Glukosuria Hiperglikemia Anabolisme protein
ambang ginjal
Kerusakan pada
Diuresis osmotik Vikositas darah Syok hiperglikemik antibodi
6
F. Data Fokus Pengkajian
1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan untuk
mengenal masalah klien, agar dapat memberi arah kepada tindakan keperawatan
(Lismidar, 1990).
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, nomor register, diagnose
medis.
b. Keluhan utama
Keluhan yang muncul pada penderita diabetes mellitus, diantaranya: Poliuria
(sering kencing), polidipsia (sering haus), polifagia (sering lapar), sering
kesemutan pada bagian ekstermitas, kelemahan tubuh, luka yang tidak sembuh-
sembuh, pandangan kabur dan penurunan berat badan
c. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat penyakit DM atau penyakit-penyakit lain yang ada kaitannya
dengan defisiensi insulin misalnya penyakit pancreas. Adanya riwayat penyakit
jantung, obesitas maupun arterosklerosis, tindakan medis yang pernah di dapat
maupun obat-obatan yang biasa digunakan oleh penderita.
d. Riwayat penyakit sekarang
Berisi tentang kapan terjadinya penyakit diabetes mellitus, penyebab terjadinya
diabetes mellitus, apa yang dirasakan klien dan apa yang sudah dilakukan untuk
mengatasi sakitnya sampai klien bertemu perawat yang mengkaji.
e. Riwayat penyakit keluarga
Dari genogram keluarga biasanya terdapat salah satu anggota keluarga yang juga
menderita DM atau penyakit keturunan yang dapat menyebabkan terjadinya
defisiensi insulin misalnya hipertensi dan jantung.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Status kesehatan umum
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan, berat badan dan
tanda – tanda vital.
b. Pemeriksaan fisik
1) Kepala dan leher
7
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa
tebal, ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan
berdarah, apakah penglihatan kabur/ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2) Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar ulkus dan gangren, kemerahan
pada kulit sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3) Sistem pernapasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
4) Sistem kardiovaskuler
Perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi atau
bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia, kardiomegalis.
5) Sistem gastrointestinal
Terdapat polifagi, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, dehidrase,
perubahan berat badan, peningkatan lingkar abdomen, obesitas.
6) Sistem urinary
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
7) Sistem musculoskeletal
Cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas.
8) Sistem neurologis
Terjadi penurunan sensoris, parasthesia, anastesia, letargi, mengantuk, reflek
lambat, kacau mental, disorientasi.
3. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Price (2002); Shahab (2006), pemeriksaan diagonstik DM terdiri dari:
1) Pemeriksaan Darah
a) Pemeriksaan kadar serum glukosa
Gula darah puasa: glukosa lebih dari 120 mg/dl pada 2x tes.
Gula darah 2 jam post prandial : 200 mg/dl.
Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg/dl.
b) Tes toleransi glukosa
8
Nilai darah diagnostik : kurang dari 140 mg/dl dan hasil 2 jam serta satu nilai
lain lebih dari 200 mg/ dlsetelah beban glukosa 75 gr.\
2) Pemeriksaan kadar glukosa urin
Pemeriksaan ini untuk mengetahui kerja dan kondisi ginjal karena pada keadaan
DM kadar glukosa darah tinggi sehingga dapat merusak kapiler dan glomerulus
ginjal yang mengakibatkan gagal ginjal. Pemeriksaan reduksi urin dengan cara
Benedic atau menggunakan enzim glukosa. Hasil dapat dilihat melalui perubahan
warna pada urine yaitu:
0 = Berwarna biru, negatif, tidak ada glukosa, bukan DM.
+1 = Berwarna hijau, ada sedikit glukosa, belum pasti DM atau DM stadium
dini/awal.
+2 = Berwarna orange, ada glukosa, jika pemeriksaan kadar glukosa darah
mendukung/sinergis, maka termasuk DM.
+3 = Berwarna orange tua, ada glukosa, positif DM.
+4 = Berwarna merah pekat, banyak glukosa, DM kronik
3) Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai dengan
jenis kuman.
9
G. Analisa Data
No
Data Etiologi Masalah
.
1. DS : faktor genetik, infeksi Kekurangan volume
Mengeluh sering haus virus, pengrusakan cairan
Mengeluh sering imunologik
BAK
DO : Kerusakan sel beta
Hiperglikemia
Batas melebihi
ambang ginjal
Glukosuria
Diuresis osmotik
Poliuri
Kekurangan volume
cairan
Sering makan
10
(polipagia) Kerusakan sel beta
DO :
Kulit kering/bersisik, Ketidakseimbangan
Hiperglikemia
Batas melebihi
ambang ginjal
Glukosuria
Kehilangan kalori
Merangsang
hipotalamus
Polidipsia, polipagia
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
3. DS : faktor genetik, infeksi Kerusakan integritas
Mengeluh kulit gatal- virus, pengrusakan jaringan
gatal imunologik
11
Sering kesemutan
pada bagian Kerusakan sel beta
ekstermitas
DS : Ketidakseimbangan
Anabolisme protein
menurun
Kerusakan pada
antibodi
Kekebalan tubuh
menurun
Neuropati sensori
perifer
Nekrosis luka
Gangrene
Kerusakan integritas
kulit
4. DS : faktor genetik, infeksi Resiko Infeksi
Mengeluh nyeri pada virus, pengrusakan
luka imunologik
12
DO :
Terdapat luka yang Kerusakan sel beta
tidak sembuh-sembuh
Ada riwayat DM Ketidakseimbangan
produksi insulin
Anabolisme protein
menurun
Kerusakan pada
antibodi
Kekebalan tubuh
menurun
Resiko infeksi
5. DS : faktor genetik, infeksi Keletihan
Mengatakan cepat virus, pengrusakan
lelah saat beraktifitas imunologik
Mengatakan sulit
untuk beraktivitas Kerusakan sel beta
seperti biasa
DO : Ketidakseimbangan
produksi insulin
Kalian membutuhkan
bantuan saat
Gula dalam darah tidak
beraktivitas
dapat dibawa masuk
dalam sel
Hiperglikemia
13
Batas melebihi
ambang ginjal
Glukosuria
Kehilangan kalori
BB Menurun
Keletihan
H. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotic ditandai
dengan sering haus (polidipsi), sering BAK, turgor kulit menurun, mukosa bibir
kering dan konjungtiva tampak pucat.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
gangguan keseimbangan insulin, makanan, dan aktivitas jasmani ditandai dengan
merasa lemas, BB menurun, sering makan (polifagia), kulit kering bersisik, tampak
kurus dan bau nafas aseton.
3. Kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan nekrosis kerusakan jaringan
ditandai dengan kulit gatal gatal, sering kesemutan pada bagian ektermitas dan kulit
kering.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan hiperglikemia ditandai dengan nyeri padda luka,
luka tidak sembuh-sembuh dan ada riwayat DM.
5. Keletihan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolic ditandai dengan
cepat lelah saat beraktifitas, sult beraktivitas seperti biasa dan memutuhkan bantuan
saat beraktivitas.
14
15
I. Perencanaan
No Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
. Keperawatan
1. Kekurangan volume Setelah dilakukan Mandiri
cairan tubuh tindakan keperawatan Kaji pengeluaran urine Membantu dalam memperkirakan
berhubungan dengan selama 2x24 kekurangan volume total, tanda dan
diuresis osmotic jam,diharapkan klien gejala mungkin sudah ada pada
ditandai dengan sering akan memperlihatkan beberapa waktu sebelumnya,
haus (polidipsi), sering terjadinya tanda-tanda adanya proses infeksi
BAK, turgoe kulit hidrasi yang kuat, mengakibatkan demam dan keadaan
menurun, mukosa bibir dengan kriteria hasil : hipermetabolik yang menigkatkan
kering da konjungtiva Nadi perifer dapat kehilangan cairan
Pantau tanda-tanda vital
tampak pucat. teraba, turgor kulit Perubahan tanda-tanda vital dapat
baik. diakibatkan oleh rasa nyeri dan
TTV dalam batas merupakan indikator untuk menilai
normal, keluaran keadaan perkembangan penyakit.
Monitor pola napas
urin normal Paru-paru mengeluarkan asam
Kadar elektrolit karbonat melalui pernapasan
dalam batas normal menghasilkan alkalosis respiratorik,
ketoasidosis pernapasan yang
berbau aseton berhubungan dengan
Observasi frekuensi dan kualitas
16
pernapasan pemecahan asam aseton dan asetat
Koreksi hiperglikemia dan asidosis
akan mempengaruhi pola dan
frekuensi pernapasan. Pernapasan
dangkal, cepat, dan sianosis
merupakan indikasi dari kelelahan
pernapasan, hilangnya kemampuan
Timbang berat badan
untuk melakukan kompensasi pada
asidosis.
Memberikan perkiraan kebutuhan
indikasi diberikan.
19
sekitar kulit Kompres luka dengan larutan lain.
Tidak terdapat pus, Nacl Selain untuk membersihkan luka
luka cepat dan juga untuk mempercepat
mengering Anjurkan pada klien agar pertumbuhan jaringan.
menjaga predisposisi terjadinya Kelembaban dan kulit kotor sebagai
lesi. predisposisi terjadinya lesi.
kolaborasi
Pemberian obat antibiotic
Antibiotik untuk membunuh kuman.
5. Keletihan berhubungan Setelah dilakukan Mandiri
dengan penurunan tindakan keperawatan Diskusikan dengan pasien Pendidikan dapat memberikan mo-
produksi energi selama 5x24 jam, klien kebutuhan akan aktifitas. tivasi untuk meningkatkan tingkat
metabolic ditandai akan menunjukan aktivitas meskipun pasien mungkin
dengan cepat lelah saat perbaikan kemampuan sangat lemah.
beraktifitas, sult untuk berpartisipasi Berikan aktivitas alternatif Mencegah kelelahan yang berlebi-
beraktivitas seperti biasa dalam aktifitas yang dengan periode istirahat yang han.
dan memutuhkan diinginkan cukup/tanpa diganggu.
bantuan saat Diskusi cara menghemat kalori Pasien akan dapat melakukan lebih
beraktivitas. selama mandi, berpindah tempat banyak kegiatan dengan penurunan
dan sebagainya. kebutuhan akan energi pada setiap
kegiatan.
20
Tingkatkan partisipasi pasien Meningkatkan kepercayaan diri/
dalam melakukan aktifitas harga diri yang positif sesuai tingkat
sehari – hari yang dapat aktifitas yang dapat ditoleransi
ditoleransi. pasien.
21
DAFTAR PUSTAKA
http://digilib.unimus.ac.idfilesdisk1135jtptunimus-gdl-marzukig0a-6710-2-babii.pdf
http://digilib.unimus.ac.idfilesdisk1160jtptunimus-gdl-rinapurwan-7984-3-babii.pdf
http://digilib.unila.ac.id9725102.%20BAB.pdf
https://www.scribd.comdoc5569379839940969-Askep-Diabetes-Mellitus
https://www.scribd.com/doc/316624815/Lp-Diabetes-Mellitus-An
http://stikeswh.ac.idpsikfilesAskep-DM.pdf
https://www.scribd.com/document/231136699/LP-DM
https://www.scribd.com/document/265683234/ASKEP-dm
https://www.scribd.com/doc/76841351/Asuhan-Keperawatan-Pada-Pasien-Dengan-
Gangguan-Sistem-Endokrin
22