Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

HEPATITIS
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Medical Bedah I
Dosen Pengampu : Bapak Dody Setiawan

Disusun Oleh:

Nama : Melisa Swara Maharani


Kelas : 2B
Nim : 20101440122055

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya, kami mampu
menyelesaikan dan menyusun tugas makalah berjudul “Peran Perawat Dalam Penentuan
Discharge Planning Pasien” ini dengan tepat waktu.

Dengan selesainya makalah ini, maka kami perlu menyampaikan terimakasih kepada
Ibu Ns. Novita Wulan Sari, M.Kep selaku dosen pengampu. Pembuatan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas individu yang telah diberikan oleh dosen pengampu.

Kami sadar sebagai manusia tidak luput dari kesalahan, sehingga apabila ditemukan
kesalahan dalam makalah ini, kami sampaikan permohonan maaf. Kami berharap adanya
kritik dan saran yang bersifat membangun agar bisa menjadi bahan evaluasi bagi kami untuk
pembuatan makalah selanjutnya. Semoga dengan adanya makalah ini bisa menjadi manfaat
bagi kita semua.

Semarang, 06 Juni 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan kesehatan merupakan indikator utama penilaian bagi rumah sakit.


Pelayanan kesehatan diberikan baik bio- psiko-sosio dan spiritual atau pelayanan
komprehensif sesuai dengan kebutuhan setiap pasien mulai dari masuk ke rumah sakit
sampai perencanaan pasien pulang atau discharge planning (Joint Commission
Internasional, 2017).
Perencanaan pulang merupakan aspek penting dari sistem kesehatan di banyak negara.
Perencanaan pemulangan yang berhasil telah lama diidentifikasi sebagai landasan transisi
individu yang efektif dari rumah sakit ke rumah. Perencanaan pemulangan adalah proses
konsultatif yang memerlukan beberapa komponen, termasuk penilaian kebutuhan pasien saat
ini, antisipasi yang tepat terhadap kebutuhan perawatan berkelanjutan, dan pengenalan sumber
daya yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan perawatan setelah masuk rumah sakit
(Gholizadeh et al., 2018).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Discharge Planning
2. Apa manfaat Discharge Planning
3. Apa pelaksanaan Discharge Planning
4. Apa jenis-jenis Discharge Planning
5. Apa faktor yang perlu dikaji dalam Discharge Planning
6. Apa saja peran perawat dalam Discharge Planning

C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Discharge Planning
2. Mengetahui manfaat Discharge Planning
3. Mengetahui pelaksanaan Discharge Planning
4. Mengetahui jenis Discharge Planning
5. Mengetahui faktor yang perlu dikaji dalam Discharge Planning
6. Mengetahui peran perawat dalam Discharge Planning

1
BAB II

PEMBAHASA

A. DEFINISI DISCHARGE PLANNING

Discharge planning merupakan proses mempersiapkan klien untuk meninggalkan


satu tingkat perawatan ke tingkat perawatan yang lebih baik di dalam atau di luar lembaga
perawatan kesehatan saat ini. Tujuan dari discharge planning adalah agar pasien dan
keluarga dapat melakukan manajemen perawatan secara mandiri pasca-rawat inap. Pasien
menjadi lebih percaya diri dalam hal pengetahuan mengenai diet, manajemen pengobatan
dan penyakit, batasan aktivitas, sumber-sumber layanan kesehatan setelah kepulangan, dan
kontak dari sumber informasi, yang berdampak terhadap nilai kesiapan adaptasi pulang dan
koping terhadap stress (Annurrahman, Arif Koeswandari & Lismidati, 2018).

Sedangkan menurut Nursalam( 2016), Discharge planning adalah kolaborasi antara


keperawatan, pasien dan keluarga pasca rawat inap, yang bertujuan untuk menyiapkan
kemandirian pasien, keluarga secara fisik, psikologis, social, pengetahuan, keterampilan
perawatan dan sistim rujukan berkelanjutan. Hal tersebut dilaksanakan untuk mengurangi
kekambuhan, serta menukar informasi antara pasien sebagai penerima layanan dengan
perawat selama rawat inap sampai keluar dari rumah sakit.

B. MANFAAT DISCHARGE PLANNING


Menurut Nursalam( 2016), manfaat discharge planning adalah:

1. Memberikan kesempatan kepada pasien untuk mendapat pengajaran selama di


rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah.

2. Tindak lanjut sistematis yang digunakan untuk menjamin kontinuitas keperawatan


pasien.

3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada penyembuhan pasien


dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan keperawatan baru.

4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan keperawatan rumah.

2
C. PELAKSANAAN DISCHARGE PLANNING

Pelaksanaan discharge planning menurut Perry & Poter (2005), terdiri dari :
pengkajian, pendiagnosaan, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pengkajian
merupakan proses pengumpulan, verifikasi dan komunikasi data yang berhubungan
dengan pasien, Diagnosa Keperawatan merupakan pusat dari peran perawat, diagnosa
keperawatan bersifat individu sesuai dengan kebutuhan pasien. Disusun setelah
melakukan pengkajian discharge planning, dikembangkan untuk mengetahui
kebutuhan pasien dan keluarga. Diagnosa keperawatan yang sering muncul:
kecemasan, kurang pengetahuan perawatan diri dan stres, disusun sesuai problem,
etiologi (penyebab), support sistem (faktor pendukung discharge planning), dengan
menentukan tujuan yang relevan. Perencanaan berfokus pada kebutuhan pengajaran
yang baik untuk persiapan pulang pasien, yang disingkat dengan METHOD:
1. Medication (obat) pasien diharapkan mengetahui jenis, jumlah obat yang
dilanjutkan pasca rawat inap.
2. Environment (lingkungan)
Dalam proses discharge planning dibutuhkan lingkungan yang nyaman serta
fasilitas kesehatan yang baik untuk proses perawatan setelah rawat inap.
3. Treatment (pengobatan)
Perawat memastikan bahwa pengobatan dapat berlanjut setelah pasien pulang,
yang dilakukan oleh pasien dan anggota keluarga.
4. Health Teaching (pengajaran kesehatan).
Sebelum pasien dijadwalkan untuk pulang, sebaiknya diberikan edukasi tentang
kondisi kesehatannya serta perawatan kesehatan tambahan.
5. Out patient Referal.
Pasien sebaiknya mengenal pelayanan dari rumah sakit atau komunitas lain diluar
rumah sakit yang dapat meningkatkan perawatan berkelanjutan.
6. Diet Pasien
Perawat sebaiknya memberikan edukasi tentang pola makan yang sebaiknya
dikonsumsi oleh pasien.
Implementasi dalam discharge planning adalah pelaksanaan rencana pengajaran
referal. Seluruh pengajaran yang diberikan harus didokumentasikan pada catatan
perawat dan ringkasan pulang (discharge summary).
3
D. JENIS – JENIS DISCHARGE PLANNING
Chesca, 1982 dalam Nursalam, (2014) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien antara
lain:

1. Conditioning discharge (pulang sementara atau cuti),

keadaan pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat
komplikasi, pasien untuk sementara dirawat dirumah namun harus ada pengawasan
dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat

2. Absolute discharge (pulang mutlak atau selamanya),

cara ini merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit, namun apabila
pasien perlu dirawat kembali maka prosedur keperawatan dapat dilakukan kembali.

3. Judicial discharge (pulang paksa),

kondisi pasien diperbolehkan pulang walaupun kondisi kesehatan tidak


memungkinkan untuk pulang, tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan
kerjasama dengan keperawatan puskesmas terdekat.

E. FAKTOR YANG PERLU DIKAJI DALAM DISCHARGE PLANNING

Faktor yang perlu dikaji dalam perencanaan pulang adalah:

1. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi dan perawatan yang
diperlukan

2. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam keluarga

3. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan mereka memberi
asuhan

4. Bantuan yang diperlukan pasien

5. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari seperti makan, minum,eliminasi,


istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri, keamanan dari bahaya, komunikasi,
keagamaan, rekreasi, dan sekolah

6. Sumber dan system pendukung yang ada di masyarakat

4
7. Sumber finansial dan pekerjaan

8. Fasilitas yang ada dirumah dan harapan pasien setelah dirawat

9. Kebutuhan perawatan dan supervise dirumah.

Menurut Neylor (2003) dalam Nursalam (2016), beberapa tindakan

keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum pasien diperbolehkan pulang
adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan kesehatan: diharapkan bisa mengurangi angka kambuh atau komplikasi


dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga tentang perawatan pasca
rawat.

2. Program pulang bertahap: bertujuan untuk melatih pasien kembali ke lingkungan


keluarga dan masyarakat. Program ini meliputi apa yang harus dilakukan pasien di
rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh keluarga.

3. Rujukan: integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai hubungan langsung


antara perawat komunitas atau praktik mandiri perawat dengan rumah sakit
sehingga dapat mengetahui perkembangan pasien dirumah.

F. PERAN PERAWAT DALAM DISCHARGE PLANNING

Penelitian Achmadi (2018) mengatakan, Perawat dalam memberikan


asuhan keperawatan mempunyai waktu yang cukup panjang berada di dekat pasien
sehingga diharapkan lebih mengenal perkembangan atau kondisi pasien selama pasien
dirawat melalui pendekatan pemberian lima tahapan asuhan keperawatan. Kelima
tahapan asuhan keperawatan ini sangat bermanfaat dalam penentuan kapan dan
bagaimana pasien atau akan menerima discharge planning. dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan dikenal lima tahap yaitu:

 pengkajian keperawatan,

 diagnosa keperawatan,

 rencana keperawatan,

 implementasi dan evaluasi keperawatan.

Sedangkan untuk menjadi perawat pelaksana discharge planning perlu mempunyai


5
pengetahuan, motivasi dan ketrampilan dalam berkomunikasi yang baik agar dapat
mempermudah proses pelaksanaan discharge planning sesuai dengan tujuan asuhan
keperawatan dan kondisi pasien itu sendiri, berberapa faktor perawat yang
mempengaruhi pelaksanaan discharge planning yaitu motivasi yang dimiliki oleh
perawat dan cara yang komunikatif dalam penyampaian informasi kepada pasien dan
keluarga sehingga informasi akan lebih jelas untuk dapat dimengerti oleh pasien dan
keluarga. Pengetahuan perawat merupakan kunci keberhasilan dalam pendidikan
kesehatan. Pengetahuan yang baik akan mengarahkan perawat pada kegiatan
pembelajaran pasien dan keluarga, sehingga dapat menerima informasi sesuai dengan
kebutuhan

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien mendapatkan


pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai
pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannyaDischarge Planning menunjukkan
beberapa proses formal yang melibatkan team atau memiliki tanggung jawab untuk
mengatur perpindahan sekelompok orang kekelompok lainnya.
Perawat adalah salah satu anggota team Discharge Planner, dan sebagai discharge
planner perawat mengkaji setiap pasien dengan mengumpulkan dan menggunakan
data yang berhubungan untuk mengidentifikasi masalah actual dan potensial,
menentukan tujuan dengan atau bersama pasien dan keluarga,memberikan tindakan
khusus untuk mengajarkan dan mengkaji secara individu dalam mempertahankan atau
memulihkan kembali kondisi pasien secara optimal dan mengevaluasi kesinambungan
Asuhan Keperawatan .

B. SARAN

A. Perawat perlu memberikan discharge planning kepada semua pasien dan


keluarganya sehingga mereka dapat kooperatif dalam perawatan dan melanjutkan
program perawatan, pengobatan dan rehabilitasi setelah sembuh.

B. Pemberian program discharge planning harus disesuaikan dengan aspek- aspek


kepuasan pasien (keandalan, ketanggapan, kepedulian, jaminan dan bukti langsung)
pada seluruh pasien tanpa memandang karakteristik pasien.

C. Pemberian pendidikan kesehatan bisa dikembangkan secara spesifik tidak hanya


materi yang dibutuhkan pasien seperti tentang nutrisi, aktifitas, tanda dan gejala
bahaya serta obat-obatan selama masa perawatan dan pengobatan,bisa lainnya yang
diperlukan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Arwani, Heru Supriyatno. 2005. Manajemen Bangsal Keperawatan. Jakarta: EGC.

Asmadi. 2008. Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC. Basford, L. 2006. Teori dan
Praktik Keperawatan Pendekatan Integral pada Asuhan Pasien. Jakarta: EGC.

Bastable, Susan B. 2002. Perawat sebagai Pendidik: Prinsip-prinsip Pengajaran dan


Pendidik. Jakarta: EGC.

Brunner, L dan Suddarth, D. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:
EGC.

Creswell J.W . 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan (Edisi
Ketiga). Yogjakarta:Pustaka Pelajar.

DepKes RI. 2006. Pedoman Kegiatan Perawat Kesehatan Masyarakat di Puskesmas.


Jakarta: Direktoral Bina Pelayanan Keperawatan.

Dharma Kusuma, Kelana. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan: Panduan


Melaksanakan dan Menerapkan Hasil Penelitian. Jakarta: Trans Info Media.

Dwidiyanti, Meidiana. 1998. Aplikasi Model Konseptual Keperawatan. Semarang:


Akper Depkes Semarang.

Hamidi. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press. Herujito, Yayat M.
2001. Dasar- Dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika

8
9
1
0

Anda mungkin juga menyukai