Anda di halaman 1dari 14

PERENCANAAN PULANG (DISCHARGE PLANNING)

“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen


dan kepemimpinan dalam keperawatan

Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Niswatun Hasanah P27820716001
2. Della Afrianti P27820716004
3. Putri Alvianita P27820716005
4. Fitri Solichah P27820716009
5.Nindya Rama P.R.C P27820716022
6. Safrina Amalia P27820716029
7. Is Naning Tiyas N. P27820716031
8. Bagas Meiranda R. P27820716035

POLITEKNIK KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

PRODI DIV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

JURUSAN KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2017/2018


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah mengenai discharge planning.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai discharge planning. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik , saran, dan
usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang ,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

Surabaya, 30 April 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTARi
DAFTAR ISIii
BAB I PENDAHULUAN1
1.1 Latar Belakang1
1.2 Rumusan Masalah1
1.3 Tujuan Penulisan1
BAB II LANDASAN TEORI3
BAB III PEMBAHASAN9
3.1 Sejarah perusahaan9
3.2 Visi, misi, dan tujuan perusahaan12
3.3 Marketing mix perusahaan14
3.4 Analisis internal perusahaan16
3.5 Analisis external perusahaan17
3.6 Perumusan strategi18
BAB IV PENUTUP24
4.1 Kesimpulan24
4.2 Saran24
DAFTAR PUSTAKA25

2
3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perencanaan pulang (discharge planning) merupakan komponen yang
terkait dengan rentang ners. Rentang keperawatan sering pula disebut dengan
keperawatan yang berkelanjutan yang artinya keperawatan yang selalu
dibutuhkan pasien di mana pun pasien berada. Rentang keperawatan kontinu
(continum of care) adalah integrasi sistem keperawatan yang berfokus pada
pasien terdiri atas mekanisme pelayanan keperawatan yang membimbing,
mengarahkan pasien sepanjang waktu (Chesca, 1982).
Perencanaan pulang merupakan bagian penting dari program keperawatan
pasien yang dimulai segera setelah pasien masuk rumah sakit. Hal ini
merupakan suatu proses yang menggambarkan usaha kerja sama antara tim
kesehatan, keluarga, pasien, dan orang yang penting bagi pasien.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1

1
1.3.2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perencanaan Pulang


Perencanaan pulang merupakan suatu proses yang dinamis dan sistematis dari
penilaian, persiapan, serta koordinasi yang dilakukan untuk memberikan
kemudahan pengawasan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial sebelum
dan sesudah pulang. Perencanaan pulang merupakan proses yang dinamis,
agar tim kesehatan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk menyiapkan
pasien melakukan keperawatan mandiri di rumah. Perencanaan pulang
didapatkan dari proses interaksi ketika keperawatan profesional, pasien, dan
keluarga berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontinuitas
keperawatan yang diperlukan oleh pasien saat perencanaan harus berpusat
pada masalah pasien yaitu pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, serta
keperawatan rutin yang sebenarnya (Swenberg, 2000).
2.2. Tujuan Perencanaan Pulang
Tujuan perencanaan pulang adalah:
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan
sosial;
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga;
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien;
4. Membantu rujukan pasien pada sistem pelayanan yang lain;
5. Membantu pasien dan keluarga memiliki pengetahuan dan
keterampilan serta sikap dalam memperbaiki serta mempertahankan
status kesehatan pasien;
6. Melaksanakan rentang keperawatan antara rumah sakit dan
masyarakat.
Rorden dan Nursalam (2011) mengungkapkan bahwa perencanan pulang
bertujuan untuk:
1. Membantu pasien dan keluarga untuk dapat memahami
permasalahan, pencegahan yang harus ditempuh sehingga dapat
mengurangi angka kambuh dan penerimaan kembali di rumah sakit;
dan

2
2. Terjadi pertukaran informasi antara pasien sebagai penerima
pelayanan dengan keperawatan dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit.
2.3. Manfaat Perencanaan Pulang
Perencanaan pulang mempunyai manfaat antara lain sebagai berikut
(Nursalam, 2002, 2007, 2011).
1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk mendapat pelajaran
selama di rumah sakit sehingga bisa dimanfaatkan sewaktu di rumah.
2. Tindak lanjut yang sistematis yang digunakan untuk menjamin
kontinuitas keperawatan pasien.
3. Mengevaluasi pengaruh dari intervensi yang terencana pada
penyembuhan pasien dan mengidentifikasi kekambuhan atau kebutuhan
keperawatan baru.
4. Membantu kemandirian pasien dalam kesiapan melakukan
keperawatan rumah
2.4. Prinsip-prinsip Perencanaan Pulang
1. Pasien merupakan fokus dalam perencanan pulang. Nilai keinginan
dan kebutuhan dari pasien perlu dikaji dan dievaluasi.
2. Kebutuhan dari pasien diidentifikasi. Kebutuhan ini dikaitkan
dengan masalah yang mungkin timbul pada saat pasien pulang nanti,
sehingga kemungkinan masalah yang timbul di rumah dapat segera
diantisipasi.
3. Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan
pulang merupakan pelayanan multidisiplin dan setiap tim harus saling
bekerja sama.
4. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas
yang ada. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
disesuaikan dengan pengetahuan dari tenaga yang tersedia atau fasilitas
yang tersedia di masyarakat.
5. Perencanaan pulang dilakukan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan. Setiap pasien masuk tatanan pelayanan maka perencanaan
pulang harus dilakukan

2.5. Jenis-jenis Pemulangan Pasien


Chesca (1982) mengklasifikasikan jenis pemulangan pasien sebagai berikut.
1. Conditioning discharge(pulang sementara atau cuti), keadaan
pulang ini dilakukan apabila kondisi pasien baik dan tidak terdapat
3
komplikasi. Pasien untuk sementara dirawat di rumah namun harus ada
pengawasan dari pihak rumah sakit atau puskesmas terdekat
2. Absolute discharge(pulang mutlak atau selamanya), cara ini
merupakan akhir dari hubungan pasien dengan rumah sakit. Namun
apabila pasien perlu dirawat kembali maka prosedur keperawatan dapat
dilakukan kembali.
3. Judicial discharge(pulang paksa), kondisi ini pasien diperbolehkan
pulang walaupun kondisi kesehatan tidak memungkinkan untuk pulang,
tetapi pasien harus dipantau dengan melakukan kerja sama dengan
keperawatan puskesmas terdekat.
2.6. Hal-hal yang Harus Diketahui Pasien Sebelum Pulang
1. Instruksi tentang penyakit yang diderita, pengobatan yang harus
dijalankan, serta masalah-masalah atau komplikasi yang dapat terjadi.
2. Informasi tertulis tentang keperawatan yang harus dilakukan di
rumah.
3. Pengaturan diet khusus dan bertahap yang harus dijalankan.
4. Jelaskan masalah yang mungkin timbul dan cara mengantisipasi.
5. Pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada keluarga maupun
pasien sendiri dapat digunakan metode ceramah, demonstrasi, dan lain-
lain.
6. Informasi tentang nomor telepon layanan keperawatan, medis, dan
kunjungan rumah apabila pasien memerlukan.
2.7. Faktor-Faktor Yang Perlu Dikaji Dalam Perencanaan Pulang
Pasien Dengan Postlaparotomi
Pada pasien dengan postlaparatomi beberapa faktor yang perlu dikaji dalam
perencanaan pulang adalah sebagai berikut.
1. Pengetahuan pasien dan keluarga tentang penyakit, terapi, dan
keperawatan yang diperlukan.
2. Kebutuhan psikologis dan hubungan interpersonal di dalam
keluarga.
3. Keinginan keluarga dan pasien menerima bantuan dan kemampuan
mereka memberi asuhan.
4. Bantuan yang diperlukan pasien.
5. Pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari, seperti makan,
minum, eliminasi, istirahat dan tidur, berpakaian, kebersihan diri,
keamanan dari bahaya, komunikasi, keagamaan, rekreasi, serta sekolah.
6. Sumber dan sistem pendukung yang ada di masyarakat.
7. Sumber finansial dan pekerjaan.
4
8. Fasilitas yang ada di rumah dan harapan pasien setelah dirawat.
9. Kebutuhan keperawatan dan supervisi di rumah.
Beberapa tindakan keperawatan yang dapat diberikan pada pasien sebelum
pasien diperbolehkan pulang antara lain sebagai berikut.
1. Pendidikan kesehatan, diharapkan bisa mengurangi angka kambuh
atau komplikasi dan meningkatkan pengetahuan pasien serta keluarga
tentang keperawatan postlaparatomi. Pendidikan kesehatan terkait dengan
keperawatan postoperatif yang perlu diberikan pada pasien dengan
postlaparatomi meliputi (Long, 1996):
a) Kontrol (waktu dan tempat);
b) Lanjutan keperawatan(luka operasi, pemasangan gift, dan tindakan
lainnya);
c) Diet/nutrisi yang harus dikonsumsi;
d) Aktivitas dan istirahat, kontrol;
e) Keperawatan diri (kebersihan dan mandi).
2. Program pulang bertahapbertujuan untuk melatih pasien untuk
kembali ke lingkungan keluarga dan masyarakat antara lain apa yang
harus dilakukan pasien di rumah sakit dan apa yang harus dilakukan oleh
keluarga.
3. Rujukan integritas pelayanan kesehatan harus mempunyai
hubungan langsung antara keperawatan komunitas atau praktik mandiri
keperawatan dengan rumah sakit, sehingga dapat mengetahui
perkembangan pasien di rumah.

2.8. Alur Discharge Planning

5
Keterangan:
1. Tugas Keperawatan Primer
a) Membuat rencana discharge planning.
b) Membuat leaflet.
c) Memberikan konseling.
d) Memberikan pendidikan kesehatan.
e) Menyediakan format discharge planning.
f) Mendokumentasikan discharge planning.
2. Tugas Keperawatan Associate
Melaksanakan agenda discharge planning(pada saat keperawatan dan
diakhiri ners).

2.9. Format Discharge Planning dan Petunjuk Teknis Pengisian

6
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN
DISCHARGE PLANNING
1. No. Reg :
Diisi sesuai nomer register pasien.
1. Nama:
Diisi sesuai nama pasien.
2. Jenis kelamin:
Diisi laki laki/perempuan.
3. Tanggal MRS:
Sesuai pasien masuk RS
4. Diagnosis MRS:
Diisi oleh dokter berdasarkan pemeriksaan klinis.
5. Tanggal MRS:
Tanggal ditetapkannya pasien pulang oleh dokter.
6. Diagnosis KRS:
Diagnosis pasien berdasarkan pemeriksaan klinis setelah pasien diperbolehkan
pulang.
7. Dipulangkan dari RS Y dengan keadaan:
Diisi berdasar kondisi pasien pulang.
8. Tanggal/tempat kontrol:
Diisi sesuai tempat dan kontrol ketika pasien kontrol.
9. Lanjutan keperawatan di rumah:
Diisi keperawatan lanjutan sesuai diagnosis sewaktu pulang (keperawatan luka,
gift, dan lain-lain).
10. Aturan diet:
Diisi berdasarkan anjuran dari ahli gizi.
11. Obat-obat yang diminum dan jumlahnya:
Diisi sesuai obat yang dibawa pulang aturannya, dosisnya, jumlahnya.
12. Aktivitas dan istirahat:
Diisi sesuai advis dokter tentang kegiatannya, dan istirahatnya di rumah.
13. Hal yang dibawa pulang (hasil laboratorium, foto, EKG):
Hasil dari pemeriksaan pasien yang diperbolehkan dibawa pulang.
7
14. Lain-lain:
Diisi hal di luar ketentuan di atas misal: obat obat yang di-stop/dihentikan.

8
BAB III
PENUTUP

9
DAFTAR PUSTAKA

Chesca. 1990. “Perencanaan Pulang Pasien”. Makalah Kuliah untuk Ners. Jakarta.

Keliat, BA. 1995. Peran serta Keluarga dalam Keperawatan Pasien di Rumah
Sakit. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.

Swenberg. 2000. Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan untuk


Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC.

10

Anda mungkin juga menyukai