Anda di halaman 1dari 2

PRAKTIKUM STATISTIK

Korelasi Cramer, Koefisien Kontingensi, Korelasi Lambda*


Oleh : Dr. Supriyanto, S.Kp., M.Kes.

Pendahuluan

Terdapat dua uji utama dalam metode statistic induktif (inferensi), yakni uji beda dan uji asosiasi
(hubungan). Jika pada uji beda, hanya ada satu variabel yg dapat terdiri dari dua atau lebih
group, maka dalam uji asosiasi, akan ada minimal dua variabel. Dua variabel tersebut kemudian
akan diuji untuk melihat apakah ada hubungan yang kuat dan signifikan diantara keduanya. Alat
utama dalam pengujian tersebut adalah korelasi.

Jika data atau variabel yang akan diuji atau diukur korelasinya adalah data nominal atau ordinal
maka digunakan analisis korelasi pada statistic nonparametrik. Berikut ini bagan metode uji
asosiasi (hubungan).

Mulai

Jenis data

Data nominal Data Ordinal Data rasio/interval

KOEFISIEN KONTINGENSI KENDALL KORELASI PEARSON


KOEFIEN CRAMER SPEARMAN
KORELASI LAMBDA GAMMA (statistik parametrik)
KOEFISIEN PHI SOMER

Jika data adalah nominal atau katagorikal, maka korelasi bisa diukur dengan metode Cramer,
Koefisien kontingensi, Lambda atau phi.

Metode Phi digunakan untuk keadaan khusus, yaitu korelasi untuk tabel kontingensi berukuran 2
X 2, atau dua baris dan dua kolom. Misal hubungan jenis kelamin dengan kesukaan terhadap

*Disampaikan pada kuliah Statistik Prodi D4 Keperawatan Gawat Darurat


Jur. Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya 2019
sinetron TV “dunia terbalik”, dimana kesukaan terhadap sinetron ‘dunia terbalik” merupakan
data nominal, yaitu suka dan tidak suka.

Koefisien Cramer dan kontingensi, menguji asosiasi yang menganggap dua variabel yang diukur
adalah setara. Artinya dua variabel tersebut tidak saling tergantung. Misalnya hubungan antara
asal kota dengan penggunaan alatkontrasepsi. Tidak ada saling ketergantungan antar dua variabel
tersebut.

Korelasi Lambda digunakan untuk menguji asosiasi jika dua variabel tersebut tidak setara.
Artinya ada variabel yang tergantung pada variabel lain. Misal hubungan antara kelompok usia
(Remaja, dewasa, lansia) dengan sikap terhadap music klasik. Disini sikap seseorang tergantung
pada kelompok usia. Remaja mungkin lebih cenderung suka music rok, dewasa music dangdut
dan lansia pada music jaz. Walaupun tidak bisa dibalik bahwa kesukaan terhadap music
menggambarkan kelompok usia.

*Disampaikan pada kuliah Statistik Prodi D4 Keperawatan Gawat Darurat


Jur. Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya 2019

Anda mungkin juga menyukai