Anda di halaman 1dari 31

KONSEP DASAR KELUARGA BERENCANA

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas


Dosen Pengampu Aminah, S.Kep., Ners., M.Kes

Disusun Oleh :
Devia Lutfiana
344070180057

DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020-2021
2
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat dan karunia_Nya. Kami diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga bisa
meyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tak lupa kami mengucapkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah membantu
dalam penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Kami juga
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Aminah, S.Kep., Ners., M.Kes
selaku dosen mata kuliah Maternitas yang sudah memberikan kepercayaan kepada kami
untuk menyelesaikan tugas ini.
Di dalam makalah ini kami menyadari banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu kritik
dan saran sangat kami harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi. Kami berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan khususnya pada diri kami sendiri.

Serang, Februari 2020

                                Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................3
PENDAHULUAN...........................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB 2..............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
2.1 Pengertian Keluarga Berencana...................................................................................................5
2.2 Jenis – Jenis Keluarga Berencana................................................................................................5
2.2.1 Keluarga Berencana Alami (Tanpa Alat).............................................................................5
2.2.2 Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat....................................................................................6
2.3 Manfaat Keluarga Berencana.......................................................................................................8
2.4 Konseling Keluarga Berencana..................................................................................................10
2.5 Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana................................................................................12
2.6 Persiapan Pasien Untuk Pemeriksaan Diagnostik Dan Laboratorium........................................17
2.6.1 Pemeriksaan Pap Smear.....................................................................................................17
2.6.2 Persiapan Pasien Pada Pemeriksaan USG............................................................................1
2.6.3 Pemeriksaan IVA.................................................................................................................1
BAB 3..............................................................................................................................................5
PENUTUP.......................................................................................................................................5
3.1. Penutup........................................................................................................................................5
3.2. Saran............................................................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................6

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tujuan keluarga berencana adalah untuk menanamkan konsep NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia dan Sejahtera) pada keluarga-keluarga di seluruh pelosok Indonesia. NKKBS adalah
salah satu slogan pemerintah yang bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk agar lebih
seimbang.
Program ini sangat didukung oleh pemerintah dengan banyaknya kampanye mengenai
penggunaan alat kontrasepsi guna menahan laju pertumbuhan penduduk. Sejak dini, murid-murid di
sekolah pun sudah diajari pengertian keluarga berencana.
Slogan program keluarga berencana di Indonesia adalah “Ayo ikut KB! 2 anak cukup!”.
Slogan tersebut banyak digunakan pada kampanye-kampanye guna menekankan kepentingan KB
kepada masyarakat Indonesia.
Program KB sendiri telah ada sejak tahun 1970-an dan telah diresmikan sebagai program
yang sepenuhnya didukung oleh pemerintah.
Sejak digalakkannya program KB, pemerintah banyak mensosialisasikan alat kontrasepsi
guna mendukung program ini. Alat kontrasepsi itu meliputi kondom, spiral, suntik KB, pil KB dan
lain sebagainya (jenis keluarga berencana selengkapnya akan diberikan di bawah).
Dari segi agama, program keluarga berencana bersifat sedikit kontroversial. Setiap agama,
baik itu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha, mempunyai cara pandang sendiri-sendiri akan
program KB. Karena hal ini cukup sensitif,

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu definisi keluarga berencana?
2. Apa saja jenis keluarga berencana?
3. Apa saja manfaat keluarga berencana?
4. Bagaimana konseling keluarga berencana?
5. Bagaimana asuhan keperawatan keluarga berencana?
6. Bagaimana pemeriksaan fisik pada pasien gangguan sistem?
7. Apa saja pemeriksaan diagnostik dan laboratorium?

1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep dasar keluarga berencana dan asuhan keperawatan pada klien
dengan gangguan sistem dan memberi pengetahuan kepada pembaca tentang konsep dasar
keluarga berencana dan asuhan keperawatan dengan gangguan sistem.
2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui definisi keluarga berencana
b) Mengetahui jenis keluarga berencana
c) Mengetahui manfaat keluarga berencana
d) Mengetahui konseling keluarga berencana
e) Mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan keluarga berencana dengan gangguan
sistem
f) Mampu melakukan pemeriksaan fisik pada pasien gangguan sistem
g) Mengetahui pemeriksaan diagnostik dan laboratorium pada pasien gangguan sistem

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keluarga Berencana


Keluarga berencana adalah suatu usaha untuk menjarangkan atau merencanakan jumlah dan
jarak kehamilan dengan memakai kontrasepsi. Keluarga berencana adalah gerakan untuk membentuk
keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran.

Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 10 tahun 1992 (tentang perkembangan


kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran
serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera
Keluarga berencana menurut WHO adalah tindakan yang memakai individu atau pasangan suami
istri untuk :
 Mendapatkan obyek-obyek tertentu
 Menghindari kelahiran yang tidak diinginkan
 Mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan
 Mengatur interval diantara kehamilan
 Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
 Menentukan jumlah anak dalam keluarga

2.2 Jenis – Jenis Keluarga Berencana


2.2.1 Keluarga Berencana Alami (Tanpa Alat)
1. Senggama Terputus (Pull Out Method)
Metode kontrasepsi ini adalah salah satu yang paling sering digunakan dan juga yang
paling tua. Senggama terputus mewajibkan pria untuk mengetahui betul kapan spermanya
akan keluar. Cara ini tidak dianjurkan oleh dokter karena sang pria sering kali tidak
mampu mengontrol diri dan gagal mengeluarkan spermanya di luar.
Metode ini dilakukan sama seperti bersenggama biasa, tetapi pada puncak senggama,
penis dikeluarkan dari vagina dan sperma dikeluarkan di luar.

5
2. Sistem Kalender (Pantang Berkala)
Dengan mengetahui betul masa subur sang istri, maka pasangan dapat mencegah
terjadinya kehamilan. Umumnya cara ini digunakan agar istri cepat hamil, tetapi dapat
juga digunakan sebaliknya.
Metode kontrasepsi ini menganjurkan agar pasangan tidak bersenggama saat istri
sedang dalam masa subur.

2.2.2 Kontrasepsi Sederhana Dengan Alat


1. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi yang sangat popular di kalangan masyarakat.
Popularitas kondom terus meningkat karena dalam sebuah penelitian di laboratorium
membuktikan bahwa kondom sangat efektif dan aman untuk digunakan. Selain itu,
kondom juga dapat mencegah berbagai macam penyakit menular seksual seperti
HIV/AIDS.
Kondom adalah sebuah kantung karet tipis tidak berpori dan biasanya berbahan dasar
lateks. Alat kontrasepsi ini digunakan untuk menutupi alat kemaluan pria sebelum
penetrasi dilakukan. Selain tidak memiliki efek samping, kondom sangat murah dan
mudah untuk didapatkan.

2. Diafragma
Diafragma adalah kap berbahan dasar lateks yang berbentuk bulat cembung. Sebelum
berhubungan seksual, alat kontrasepsi ini dimasukkan ke dalam vagina untuk menutupi
serviks.
Cara kerja diafragma adalah dengan menahan laju sperma agar tidak dapat mencapai
sel telur. Beberapa jenis kontrasepsi diafragma adalah: coiled wire (coil spring), flat
metal band (flat spring), dan arching spring.

3. Pil Keluarga Berencana (Pil KB)


Pil KB pertama kali diperkenalkan pada tahun 1960. Pil tersebut adalah obat keluarga
berencana yang dapat mencegah kehamilan jika diminum. Pil KB dipercaya dapat
mencegah kehamilan hingga lebih dari 99%, yang berarti dari 1000 wanita yang
mengkonsumsinya, hanya kurang dari 10 orang yang hamil.

6
Pil KB adalah solusi metode kontrasepsi efektif yang bersifat sementara. Cara kerja
pil KB adalah dengan menggunakan hormon estrogen dan progestron untuk memicu
pengentalan lendir serviks dan membuat dinding rongga rahim tidak siap untuk ovulasi.
Perlu diketahui bahwa pil KB tidak boleh digunakan oleh ibu menyusui. Penggunaan
pil KB harus dihentikan selama kurang lebih 6 bulan sebelum menyusui bayi.

4. Suntik KB
Suntik KB adalah metode kontrasepsi yang mencegah kehamilan dengan suntikan
hormon yang umumnya dilakukan sebulan atau 3 bulan sekali. Selain memiliki tingkat
keberhasilan lebih dari 99%, suntik kb juga praktis, efektif, dan aman untuk dilakukan.

5. KB Implan (KB Susuk)


KB implan atau yang biasa disebut alat kontrasepsi bawah kulit adalah metode
kontrasepsi dengan menyusupkan sebuah implan kecil di dalam lengan bagian atas. KB
implan juga biasa disebut dengan KB susuk karena cara pemasangannya mirip dengan
memasang susuk kecantikan.
Bentuknya mirip seperti sebuah tabung kecil dan ukurannya kurang lebih mirip
dengan sebatang korek api. Implan tersebut mengandung hormon progestin yang
dikeluarkan sedikit demi sedikit. Setelah dipasang, KB implan dapat mencegah kehamilan
selama 3 atau 5 tahun (tergantung jenisnya).

6. Vasektomi (Sterilisasi Pria)


Vasektomi adalah operasi kecil pada testis pria yang dilakukan untuk mencegah
transportasi sperma. Vasektomi adalah metode kontrasepsi yang sangat efektif dalam
mencegah kehamilan karena bersifat permanen.
Metode sterilisasi ini akan membuat sperma untuk tidak lagi keluar bersamaan dengan
air mani pada saat pria ejakulasi.

7. Tubektomi (Sterilisasi Wanita)


Tubektomi atau ligasi tuba adalah operasi yang memotong dan menutup tuba falopi
sehingga menghalangi sperma masuk ke tuba falopi dan membuat sel telur tidak dapat
masuk ke dalam rahim.
Metode kontrasepsi ini bersifat permanen dan dapat dilakukan kapan saja setelah
persalinan normal ataupun sesar.
7
8. Spermisida
Spermisida adalah kontrasepsi yang berguna untuk membunuh sperma sebelum
sampai ke uterus (rahim). Spermisida biasanya berbentuk gel, krim, atau tisu dan mudah
untuk ditemui di apotek.
Cara menggunakan spermisida adalah dengan memasukkan benda tersebut ke dalam
vagina atau mengoleskannya pada bagian atas penis. Spermisida digunakan kurang lebih
10 – 15 menit sebelum melakukan hubungan seksual.

9. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


AKDR atau yang biasa disebut IUD (Intra Uterine Device) adalah salah satu alat
kotrasepsi wanita yang terbaik. AKDR adalah sebuah alat yang terbuat dari plastik atau
logam dan dimasukkan ke dalam uterus melalui kanalis servikalis.
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim mencegah pembuahan terjadi dengan mengubah
transportasi tuba dalam rahim yang mempengaruhi sperma dan sel telur.
AKDR sangat efektif untuk digunakan dan tidak memberikan efek samping hormonal
seperti pil KB atau suntik KB. Ibu menyusui juga dapat menggunakan AKDR karena
tidak ada efek samping terhadap kelancaran ataupun kadar asi (air susu ibu). Penggunaan
kontrasepsi ini wajib dilakukan melalui pemeriksaan dokter untuk mengetahui jenis
AKDR yang cocok untuk sang wanita.

2.3 Manfaat Keluarga Berencana


Program KB memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan keluarga
di Indonesia. Manfaat dari KB antara lain:
1. Menurunkan Risiko Kanker Rahim dan Serviks
Rahim adalah bagian penting dalam organ reproduksi wanita. Salah satu penyakit berbahaya
yang dapat menyerang sistem reproduksi ini adalah kanker rahim. Kanker rahim menyerang sel-
sel pada dinding rahim.
Sementara kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim organ wanita. Serviks
berfungsi sebagai pintu masuk menuju rahim.

8
Kedua kanker ini disebabkan oleh virus HPV atau Human Papillomavirus. Penggunaan alat-
alat kontrasepsi seperti spiral dapat menurunkan resiko terserang kanker ini secara signifikan. Hal
ini dikarenakan spiral yang ditanam di dalam rahim dapat mencegah serangan dari virus HPV.
2. Menghindari Kehamilan yang Tidak Diharapkan
Kehamilan yang tidak diharapkan sering kali terjadi di tengah masyarakat dan biasanya
disebabkan oleh kecerobohan. Kasus ini umumnya terjadi pada pasangan muda yang belum
terikat pernikahan atau keluarga yang sudah memiliki terlalu banyak momongan. Maraknya
pergaulan bebas di Indonesia juga membuat jumlah kehamilan di luar nikah kian meningkat.
Kehamilan-kehamilan tersebut biasanya diakhiri dengan tindakan berbahaya yaitu aborsi
untuk menggugurkan kandungan. Jika janin tersebut akhirnya dilahirkan, tetap akan ada masalah
seperti kesiapan mental orang tua dalam membina momongan atau beban ekonomi keluarga yang
akan meningkat.
Program KB dibuat dengan tujuan meminimalisir kasus-kasus seperti ini.
3. Mencegah Penyakit Menular Seksual
Berhubungan seksual tidak terlepas dari risiko menderita penyakit menular seksual (PMS).
Penggunaan alat kontrasepsi dapat mencegah penyakit-penyakit seperti HIV/AIDS, sipilis, dan
penyakit menular seksual lainnya.
4. Meningkatkan Kesehatan Ibu dan Bayi
Proses kehamilan yang direncanakan dengan matang akan memberikan dampak baik bagi
kesehatan ibu dan bayi. Program keluarga berencana akan memberikan pengarahan kepada
orangtua untuk langkah-langkah menjaga kesehatan ibu hamil dan kesehatan kandungan.
5. Menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Kasus ibu dan bayi yang meninggal pada proses persalinan masih sering dijumpai. Kasus
tersebut bisa terjadi sewaktu proses persalinan maupun di hari-hari awal kelahiran sang bayi.
Hal seperti ini terjadi karena sang ibu kurang mengerti hal-hal yang harus dilakukan sewaktu
masa hamil atau belum siap untuk melahirkan.
Program keluarga berencana juga akan memberikan pengarahan kepada ibu hamil dan
keluarga tentang cara merawat kesehatan ibu dan janin. Selain itu pengarahan tentang proses
persalinan juga akan diberikan.
6. Menghasilkan Keluarga yang Berkualitas
Kualitas keluarga banyak ditentukan oleh perencanaan keluarga yang matang mengenai
jumlah anak, jarak kelahiran dan usia ideal untuk hamil. Keluarga yang merencanakan hal
tersebut secara mendalam memiliki kesempatan lebih besar untuk menjadi keluarga berkualitas
dari berbagai aspek kehidupan.
9
Kesehatan yang terjaga, ekonomi yang stabil, serta pendidikan yang baik adalah beberapa
aspek penting untuk keluarga berkualitas.

7. Menjamin Pendidikan Anak Lebih Baik


Dewasa ini, banyak dijumpai anak di bawah umur yang seharusnya bersekolah, terlihat
membanting tulang untuk mencari uang sendiri. Hal tersebut dilakukan untuk membantu
menghidupi dan mengurangi beban keluarganya. Masalah ini terjadi karena kurangnya
perencanaan dalam keluarga.
Jumlah momongan harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi keluarga, jika memang sedang
berkekurangan, sebaiknya berpikir lebih matang sebelum menambah momongan.

2.4 Konseling Keluarga Berencana


1) Konseling Awal
Konseling awal sangat diperlukan untuk calon yang baru pertama datang dan dimaksudkan
untuk mengenalkan klien kepada semua cara KB atau pelayanan kesehatan, prosedur klinik,
kebijakan, dan bagaimana pengalaman klien pada kunjungannya itu.
Bila konseling awal dilakukan dengan baik, maka dapat membantu klien dalam memilih cara
KB yang cocok bagi klien. Dalam konseling awal diberitahukan secara singkat tentang cara-cara
KB yang tersedia di klinik. Jawab pertanyaan klien dengan jelas dan terarah.

Hal-hal yang penting diperhatikan dalam pelaksanaan konseling awal :


1. Tanyakan kepada klien cara apa yang disukainya, dan apa yang ia ketahui mengenai cara
tersebut
2. Uraikan secara ringkas
3. Bagaimana cara kerjanya
4. Manfaat dan kerugiannya

2) Konseling awal secara individual atau berkelompok berisikan :


1. Suasana pelayanan yang nyaman melalui penerimaan yang hangat dan kekeluargaan.
2. Penyuluhan mengenai cara-cara KB.
3. Penyuluhan mengenai keefektifan menyusui untuk KB bagi ibu yang baru melahirkan.
4. Keterangan mengenai apa yang diinginkan oleh klien selama kunjungan tersebut.

10
3) Konseling Metode Khusus
Konseling khusus mengenai metode KB yang memberi kesempatan kepada klien untuk :
1. Mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan membicarakan pengalamannya.
2. Mendapat informasi lebih rinci tentang cara KB yang tersedia yang ingin dipilihnya.
3. Mendapat bantuan untuk memilih metode KB yang cocok.
4. Penerangan lebih jauh tentang bagaimana menggunakan metode tersebut dengan aman,
efektif, dan memuaskan.

4) Selama konseling ini, petugas memberi pelayanan adalah :


1. Menanyakan kepada klien cara apa yang ingin dipilih dan apa yang ia ketahui tentang cara
tersebut. Dengan cara demikian pemberi pelayanan dapat mengoreksi dan informasi yang
salah yang muncul di masyarakat untuk selanjutnya memberikan informasi yang benar.
2. Memberitahukan dan mendiskusikan cara kerja setiap metode KB, keefektifannya, manfaat
dan kerugiannya.
3. Membantu klien untuk mulai memilih suatu metode
4. Menasehati klien perlunya evaluasi lebih lanjut.
5. Memberi kesempatan kepada klien untuk bertanya lebih lanjut atau ada hal lain yang masih
merisaukan.
6. Menjelaskan secara singkat dan jelas bagaimana menggunakan metode tersebut dan
memungkinkan efek samping yang timbul
7. Meminta klien mengulang instruksi untuk menyakinkan bahwa ia benar-benar telah mengerti.
8. Membicarakan dengan klien apa harus kembali atau follow up. Penekanan dititik beratkan
pada penyediaan alat, nasehat tentang efek samping, bagaimana mengenal adanya masalah
sedini mungkin, bagaimana bila ingin mengganti alat kontrasepsi.

5) Konseling Kunjungan Ulang


Bila klien datang untuk mendapatkan obat baru atau pemeriksaan ulang maka penting untuk
berpijak pada konseling yang dulu. Secara khusus, kunjungan ulang memberikan kesempatan
untuk :
1. Membesarkan hati klien atas keputusannya untuk ber-KB
2. Mengetahui apakah klien puas dan apakah masih menggunakan cara KB
3. Menyakinkan bahwa cara yang dipakai klien telah benar dan bila benar cocok, untuk
mengulangi intruksi pemakaiannya.
4. Menyediakan suplai (bahan secukupnya).
11
5. Menjawab pertanyaa klien.
6. Membesarkan hati klien dan mengobati efek samping yang kecil bila perlu.
7. Memeriksa komplikasi medis dan merujuk untuk evaluasi medis bila diperlukan.
8. Mencari perubahan-perubahan kesehatan pada saat itu atau keadaan hidupnya yang bisa
menjurus untuk berganti cara atau berhenti menggunakan cara KB

6) Kunjungan ulang yang pertama tergantung pada jenis KB yang dipakai. Sebagai contoh,
dibawah ini diberikan jadwal yang dianjurkan
 Pil oral: 3 bulan
 AKDR : 3 – 6 minggu
 KB suntik: 2 – 3 bulan, tergantung jenisnya.
 Norplant: Bila tidak ada keluhan, tidak perlu melakukan kontrol rutin sampai akhir 5 tahun.

2.5 Asuhan Keperawatan Keluarga Berencana


A. PENGKAJIAN
1. Data Subyektif
a. Identitas yang dikaji meliputi biodata dan suami mulai dari nama, umur, suku, agama,
pendidikan, pekerjaan, penghasilan, alamat, no. Telp.
b. Keluhan utama dikaji keluhan klien yang berhubungan dengan penggunaan kb suntik
kombinasi tersebut antara lain amenorea/perdarahan tidak terjadi, perdarahan bercak,
meningkatnya/menurunnya BB.
c. Riwayat kb dikaji apakah klien pernah menjadi akseptor kb lain sebelum menggunakan
kb kombinasi dan sudah berapa lama menjadi akseptor kb tersebut.
d. Riwayat obstetrik, lalu dikaji riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
e. Riwayat menstruasi lalu dikaji menarche pada umur berapa, siklus haid, lamanya haid,
sifat darah haid, dysmenorrhea atau tidak, flour albus atau tidak.
f. Riwayat kesehatan klien dikaji apakah klien menderita penyakit jantung, hipertensi,
kanker payudara, DM, dan TBC.
g. Riwayat kesehatan keluarga dikaji apakah keluarga klien ada yang menderita penyakit
jantung, DM, TBC, hipertensi dan kanker payudara.
h. Pola kehidupan dikaji meliputi pola nutrisi, pola eliminasi, pola istirahat, pola aktivitas,
pola aktivitas seksual, pola personal hygiene, dan kebiasaan sehari-hari.

12
2. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum meliputi pemeriksaan pada tekanan darah, nadi, pernafasan, BB,
TB, suhu badan, kesadaran.
2) Pemeriksaan Khusus.
a. Wajah : dilihat adanya bercak hitam (chloasma) adanya oedem, conjungtiva
tidak pucat, sklera tidak ikterus.
b. Leher : diraba adanya pembesaran kelenjar tyroid dan kelenjar limfe, adanya
bendungan vena jugularis.
c. Dada : dilihat bentuk mammae, diraba adanya massa pada payudara.
d. Genetalia : dilihat dari condiloma aquminata, dilihat dan diraba adanya infeksi
kelenjar bartholini dan kelenjar skene.
e. Ekstremitas : dilihat adanya eodem pada ekstrimitas bawah dan ekstrimitas atas,
adanya varices pada ekstremitas bawah.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
2. ansietas
3. defisit pengetahuan

C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri akut
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien tidak
mengalami nyeri
Kriteria hasil :
- klien melaporkan nyeri berkurang
- klien mengatakan mampu mengontrol nyeri
- klien mampu mengenali nyeri

Intervensi Rasional

Lakukan pengkajian nyeri Memudahkan menentukan


secarakomprehensif termasuk lokasi inetrvensiselanjutnya
nyeri, durasi,frekuensi, kualitas dan

13
faktor presipitasi

Observasi reaksi nonverbal Mengidentifikasi adanya nyeri pada klien


dariketidaknyamanan

Kontrol tekanan darah klien Perubahan tekanan darah


dapatmengindikasikan adanya reaksi
daripemberian obat-obatan

Kontrol lingkungan yang Mengurangi faktor pencetus nyeri


dapatmempengaruhi nyeri seperti suhu
ruangan,pencahayaan, dan kebisingan

Kurangi faktor presipitasi nyeri Apabila faktor pencetus berkurang


makaintensitas nyeri akan berkurang

Bantu klien dan keluarga untuk mencari Dukungan dari keluarga dapatmembantu
danmenemukan dukungan klien mengatasi nyer

Ajarkan tentang teknik non Teknik non farmakologi yang benar


farmakologi:napas dada, relaksasi, akanmembuat klien rileks dan nyaman
distraksi, kompreshangat/dingin sehingga dapat mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat Istirahat akan membuat klien


merasanyaman, sehingga nyeri dapat
berkurang

Kolaborasi:Berikan analgetik untuk Penggunaan agens-agens


mengurangi nyeri,seperti farmakologiuntuk mengurangi atau
menghilangkannyeri

2. Ansietas
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam kecemasan klien
teratasi
Kriteria hasil :

14
- TTV klien dalam batas normal
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkanberkurangnya kecemasan
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
- Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas

Intervensi Rasional

Identifikasi tingkat kecemasan Membantu menentukan


intervensiselanjutnya

Bantu klien mengenali situasi Mengidentifikasi sumber kecemasanklien


yangmenimbulkan kecemasan

Dorong klien untuk Mengungkapkan perasaan, ketakutan,dan


mengungkapkanperasaan, ketakutan, persepsi akan mengurangikecemasan
persepsi klien

Dengarkan dengan penuh perhatian Membuat klien merasa tenang


danmengurangi kekhawatiran klien

Temani klien untuk Memberikan keamanan pada klien


memberikankeamanan dan mengurangi danmengurangi takut
takut

Jelaskan semua prosedur dan apa Mengurangi kecemasan


yangdirasakan selama prosedur klien,meningkatkan pemahaman
klienmengenai prosedur tindakan yang
akandilakukan

15
Libatkan keluarga untuk mendampingi Keluarga dapat member dukungan positif
klien kepada klien

Instruksikan pada klien Untuk mengurangi kecemasan


untukmenggunakan teknik relaksas yangdirasakan klien

Kolaborasi:Berikan obat anti cemas Pemberian obat anti cemas sesuaidengan


kebutuhan klien dapatmengurangi
kecemasan klien

3. Kurang Pengetahuan
Tujuan : Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x24 jam klien
menunjukkan pengetahuan tentang kontrasepsi
Kriteria hasil :
- Klien menyatakan kepahaman tentang kondisi kontrasepsi, jenis kontrasepsi, kelebihan &
kekurangan, serta cara menggunakannya
- Klien mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
- Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

Intervensi Rasional
Kaji tingkat pengetahuan klien Membantu menentukan jenis
pengetahuanyang akan diberikan pada
klien
Jelaskan tentang kontrasepsi, jenis- jenis Meningkatkan pemahaman klien
kontrasepsi, kekurangan &kelebihan
masing2 kontrasepsi dancara
penggunaannya
Jelaskan cara mengatasi masalah Meningkatkan pemahaman klien
yangmungkin muncul setelah danmembantu klien mengatasi masalah
pemakaiankontrasepsi yang muncul
Diskusikan pemilihan kontrasepsi Memilih kontrasepsi yang tepat dan
sesuaidapat mengurangi kecemasan klien
&memenuhi kebutuhan klien
Dukung klien untuk mengeksplorasi atau Memperluas pemahaman klien
16
mendapatkan second opinion
dengan cara yang tepat

17
2.6 Persiapan Pasien Untuk Pemeriksaan Diagnostik Dan Laboratorium
2.6.1 Pemeriksaan Pap Smear
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum tes IVA atau Pap smear yaitu:

1. Tunggu 4 hari setelah menstruasi berakhir.


2. Tidak melakukan hubungan seksual dalam 24 jam terakhir.
3. Sudah mulai menstruasi dan sudah aktif secara seksual.
4. Tidak sedang hamil.
5. Tidak sedang masa nifas minimal sudah lebih dari 6 bulan pasca melahirkan.
6. Tidak dalam pengobatan melalui vagina dan tidak menggunakan permbersih
vagina atau vaginal douche 2 hari sebelumnya.
7. Tidak sedang mengalami keputihan parah karena nanti hasil tidak terlihat

PROGRAM D3 KEPERAWATAN
UNTIRTA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN PAP SMEAR

Papsmear merupakan suatu metode pemeriksaan sel cairan


PENGERTIAN dinding leher rahim dengan menggunakan
mikroskop pengambilan hapusan genetalia sebagai bahan
pemeriksaan

Untuk mendeteksi secara dini resiko terkena kanker mulut


TUJUAN
rahim atau Kanker Serviks

INDIKASI 1. Usia di atas 18-70 tahun


2. Menikah pada usia di bawah 20 tahun
3. Pernah melakukan senggama sebelum usia 20 tahun
4. Berusia lebih dari 30 tahun
5. Pernah melahirkan lebih dari 3 kali
6. Pernah memakai alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun,
terutama IUD
7. Mengalami perndarahan setiap hubunga seksual
8. Mengalami keputihan atau gatal pada vagina
9. Sudah menopause dan mengeluarkan darah pervagina
10. Sering berganti pasangan dalam senggama

18
PERSIAP Siapkan ibu pada meja gynekologi dan atur posisi ibu dalam
AN posisi lithotomi.
PASIEN

PERSIAP 1. Meja gynekologi


AN 2. Hand scoon
ALAT 3. Kapas sublimat
4. Spekulum cocor bebek
5. Spatel kayu/spatula ayre
6. Gelas objek
7. Lidi watten
8. Botol berisi alkohol 95%
9. Tampon tang
10.  Kasa steril
11. Formulir pemeriksaan
12. Lampu sorot
13. Baskom berisi larutan klorin 0,5%
14. Selimut

CARA KERJA 1. Beri penjelasan pada ibu tentang tindakan yang akan
dilakukan
2. Atur lampu sorot
3. Bersihkan vulva dan vagina
4. Buka labia dengan jari telunjuk dan ibu jari tangan kiri,
masukan spekulum. Pindahkan pegangan spekulum dari
tangan kanan ke tangan kiri
5. Ambil bahan dari forniks posterior dengan menggunakan
spatula ayre kemudian hapuskan pada objek glass
6. Hapus bahan yang telah diambil pada objek glass secara
merata dengan tidak terlau tebal atau terlalu tipis
7. Ambil bahan dari permukaan porsio dengan
menggunakan ujung spatel yang satunya
8. Hapus bahan pada objek glass, letakkan disebelah bahan
yang pertama
9. Ambil bahan dari kanalis servikalis agak kedalam dengan
menggunakan lidi watten, kemudian letakkan disamping
bahan yang kedua
10. Masukkan objek glass pada botol khusus larutan etil
alcohol 95% selama 20 menit
11. Setelah 20 menit, keringkan dan simpan pada tempat
yang telah disediakan. Kemudian kirim ke lab bersama
dengan formulir yang telah diisi
12. Bersihkan porsio dengan kassa steril dengan
menggunakan tampon tang

19
13. Keluarkan speculum
14. Rendam spekulum kedalam larutan klorin 0,5%
15. Mempersilahkan ibu untuk berpakaian kembali dan
duduk
16. Masukkan peralatan yang telah dipakai kedalam larutan
klorin 0,5%
17. Buka handscoon dan masukkan kedalam larutan klorin
0,5% secara terbalik
18. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir tujuh
langkah, kemudan keringkan dengn handuk bersih

DOKUMENT 1. Catat dan dokumentasikan


ASI

20
2.6.2 Persiapan Pasien Pada Pemeriksaan USG
USG abdomen sendiri dibagi 2 bagian yaitu USG abdomen Atas dan USG
abdomen bawah. USG Abdomen adalah pemeriksaan dengan menggunakan
gelombang suara pada daerah perut.

Persiapan USG abdomen Atas dan Bawah adalah


1. Pasien melakukan puasa makan ( puasa minimal 6 jam sebelum dilakukan
pemeriksaan USG, dan boleh minum air mineral )
2. 1 ( satu ) jam sebelum pemeriksaan pasien diharuskan minum dan tahan kencing/
tidak boleh kencing sampai dilakukan pemeriksaan. Untuk pasien yang
menggunakan cateter harus di klem.
3. Untuk USG abdomen lengkap ( atas dan bawah ), pasien harus puasa makan
minimal 6 dan dan harus tahan kencing. Untuk USG abdomen atas pasien tidak
dianjurkan tahan kencing. Dan untuk USG abdomen bawah saja pasien dianjurkan
tahan kencing.

PROGRAM D3 KEPERAWATAN
UNTIRTA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN USG

18
UPTD PUSKESMAS
SUKAMULYA
ULTRASONOGRAFI
KABUPATEN KUNINGAN

Nomor Revisi Halaman


STANDAR 0 2
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
OPERASIONAL Kepala UPTD Puskesmas
PROSEDUR 01 Desember
2012 Sukamulya

(SOP)

Dr. SETYAWATI
NIP. 19581118 198803 2 002
1. DEFINISI Sebuah teknik diagnostik pencitraan menggunakan suara ultra
yang digunakan untuk mencitrakan organ internal dan otot,
ukuran mereka, struktur, dan luka patologi, membuat teknik ini
bergunauntuk memeriksaorgan. Sonografiobstetrikbiasa
digunakan ketika masa kehamilan.

2. TUJUAN Pada kehamilan trimester 1 :


 Menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran
bayi.
 Menentukan kondisi bayi jika ada kemungkinan adanya
kelainan atau cacat bawaan .
 Meyakinkan adanya kehamilan .
 Menentukan penyebab perdarahan atau bercak darah dini
pada kehamilan muda, misalnya kehamilan ektopik.
 Mencari lokasi alat KB yang terpasangsaat hamil,
misalnya IUD.
 Menentukan lokasi janin, didalam kandungan atau diluar
rahim.
 Menentukan kondisi janin jika tidak ada denyut jantung
atau pergerakan janin.
 Mendiagnosa adanya janin kembar bila rahimnya terlalu
besar.

Pada kehamilan trimester II & III :


 Untuk menilai jumlah air ketuban. Yaitu bila pertumbuhan
terlalu cepat disebabkan oleh berlebihnya cairan amnion
19
atau bukan.
 Menentukan kondisi plasenta, karena rusaknya plasenta
akan menyebabkan terhambatnya perkembangan janin.
 Menentukanukuran janin bila diduga akan terjadi
kelahiran prematur. Pertumbuhan janin normal atau tidak.
 Memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktifitasnya,
gerak nafas, banyaknya cairan amnion, dsb.
 Menentukan letak janin (sungsang atau tidak) atau terlilit
tali pusar sebelum persalinan.

3. KEBIJAKAN Dokter PONED dapat melaksanakan pemeriksaan USG dengan


baik
4. PROSEDUR 1. Pencegahan Infeksi
Cuci tangansebelumdan setelahkontaklangsungdengan
pasien, setelah kontak dengan darah atau cairan tubuh lainnya,
dan setelahmelepassarung tangan,telah terbuktidapat
mencegah penyebaran infeksi. Risiko penularan dibagi dalam
tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan.

2. Persiapan alat
• Pesawat USG
• Tranduser
• Printer dan film thermal
• Jelly
• Kertas tissue
• Mesin USG diletakkandisebelahkanan tempattidur
pasien.

3. Persiapan pasien
• Untuk pemeriksaanabdomenatas pasien diharuskan
puasa 6-8 jam sebelum pemeriksaanagar saat
pemeriksaan organ tidak tertumpuk dengan feces.
• Untuk pemeriksaan abdomen bawah kasus-kasus obgyn
pasien diharuskan minum banyak dan menahan kencing
agar vesica urinaria penuh dan akan mendesak massa usus
keluar dari rongga pelvis dan mengubahkedudukan
uterus kedalam posisi aksial sehingga akan
mempermudah pemeriksaan organ genitalia interna.

4. Persiapan pemeriksa
Pemeriksa diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan
pemeriksaanUSG, apa indikasinya dan apakah perlu
didahulukan karena bersifat darurat gawat, misalnya pasien
20
dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia
seorangnyonya atau nona, terutamabila akan melakukan
pemeriksaan USG transvaginal.

Selanjutnyacocokkanidentitaspasien,keluhanklinis dan
pemeriksaan fisik yang ada kemudian berikan penjelesan dan
ajukan persetujuan lisan
terhadap tindak medik
yang akan
dilakukan.

5. Pelaksanaan
• Informed consent
• Cuci tangan dan gunakan hanscoen DTT
• Pesawat USG dinyalakan
• Pasien disuruh berbaring telentang
• Dilakukan pendataan pada pasien pada monitor
• Lepas pakaian pasien.
• Organ yang akan di USG diberi jelly dan sken juga diberi
jelly.
• Lakukan tindakan pemeriksaan (melakukan
Scanning/pengambilan gambar) dengan cara transduser
dipegang oleh tangan yang terdekat dengan tubuh pasien.
• Letakkan transduser pada abdomen untuk menemukan
obyek.
• Setelah obyek ditemukankemudian tekan tombol
FREEZE.
• Lakukan pengukuranobyek denganmenekantombol
TRACK BALL/CLIPPER dan beri keterangan label.
• Setelah itu organ abdomen didokumentasikan (dicetak di
film polaroid).
• Pemeriksaan selesai, beritahu pasien bahwa tindakan telah
selesai.
• Rapikan pasien, bersihkan Probe dan rapikan alat.
• Cuci tangan.

UNIT TERKAIT PONED, KIA

F.

21
2.6.3 Pemeriksaan IVA
PROGRAM D3 KEPERAWATAN
UNTIRTA
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
PEMERIKSAAN IVA

IVA merupakan suatu metode pemeriksaan sel cairan dinding


PENGERTIAN leher rahim dengan menggunakan pulasan asam asetat 3–5% pada
serviks sebagai bahan pemeriksaan

Untuk mendeteksi secara dini resiko terkena kanker mulut


TUJUAN
rahim atau Kanker Serviks

INDIKASI 11. Usia di atas 18-70 tahun


12. Menikah pada usia di bawah 20 tahun
13. Pernah melakukan senggama sebelum usia 20 tahun
14. Berusia lebih dari 30 tahun
15. Pernah melahirkan lebih dari 3 kali
16. Pernah memakai alat kontrasepsi lebih dari 5 tahun,
terutama IUD
17. Mengalami perndarahan setiap hubunga seksual
18. Mengalami keputihan atau gatal pada vagina
19. Sudah menopause dan mengeluarkan darah pervagina
20. Sering berganti pasangan dalam senggama

PERSIAPAN Siapkan ibu pada meja gynekologi dan atur posisi ibu dalam
PASIEN posisi lithotomi.

PERSIAPAN a. Sabun dan air untuk cuci tangan


ALAT b. Lampu yang terang untuk melihat serviks
c. Spekulum dengan desinfeksi tingkat tinggi
d. Sarung tangan sekali pakai atau desinfeksi tingkat tinggi
e. Meja ginekologi

22
f. Lidi kapas
g. Asam asetat 3 – 5% atau anggur putih (white vinegar)
Cara pembuatan asam asetat:

1) Cuka dapur/ asam asetat/ asam etanoat (mengandung


asam asetat 20%)
2) Asam asetat untuk IVA (3 – 5%)
3) Untuk membuat asam asetat 5% dengan cara
mengambil 1 bagian cuka dapur + 4 bagian air
4) Untuk membuat asam asetat 3 % dengan cara
mengambil 2 bagian cuka dapur + 11 bagian air
h. Larutan iodium lugol
i. Larutan klorin 0,5% untuk dekomentasi instrument dan
sarung tangan

CARA KERJA 1. Menyambut ibu dan mengucapkan salam


2. Mempersilahkan ibu masuk dan duduk
3. Mananyakan nama ibu dan memperkenalkan diri
4. Menanyakan alasan ibu datang
5. Mendengarkan keluhan ibu
6. Memberi tahu ibu akan dilakukan pemeriksaan IVA untuk
menindaklanjuti keluhan ibu
7. Menanyakan syarat untuk pemeriksaan IVA
a. Tidak melakukan hubungan seksual 1 hari
sebelumnya
b. Tidak menggunakan obat yang dimasukkan dalam
vagina
c. Tidak sedang haid
8. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan IVA
9. Meminta persetujuan dari ibu untuk dilakukan
pemeriksaan.
10. Mempersilahkan ibu untuk masuk dalam ruangan
pemeriksaan
11. Tutup tirai untuk menjaga privasi ibu
12. Meminta ibu untuk mengosongkan kandung kencing
13. Meminta ibu untuk membuka pakaian bawah
14. Membantu ibu untuk tidur dalam posisi litotomi pada meja
ginekology
15. Mencuci tangan 6 langkah di bawah air mengalir
16. Keringkan tangan dengan handuk bersih
17. Persiapkan alat, buka tutup bak instrument
18. Hidupkan lampu sorot dan atur hingga tepat pada vagina
ibu

23
19. Memakai handscoon
20. Lakukan vulva hygiene
21. Memasang speculum dengan benar ( tangan kanan
memegang speculum, tangan kiri membuka labia
minora,masukkan secara miring dalam keadaan tertutup
kemudian putar kembali 45° kea rah bawah hingga
menjadi melintang)
22. Buka speculum pada tangkainya secara perlahan dan atur
sampai portio terlihat dengan jelas. ( kunci speculum
dengan mengencangkan bautnya kemudian tangan kiri
memegang bagian bawah speculum )
23. Bersihkan portio ibu dengan kasa memakai tampon tang
24. Buang kasa pada bengkok, tampon tang di masukkan pada
larutan klorin
25. Ambil lidi wotten dan celupkan ke dalam asam asetat 3-5
26. Masukkan lidi wotten ke dalam vagina ibu sampai
menyentuh porti
27. Oleskan lidi wotten ke seluruh permukaan portio ( oleskan
secara memutar 360° searah jarum jam )
28. Buang lidi wotten pada bengkok
29. Tunggu 30 detik hingga 1 menit lihat perubahan pada
portio
30. Tutup kembali speculum dengan mngendurkan bautnya,
putar 45° ke arah kanan, tarik speculum secara perlahan
dan masukkan pada larutan klorin
31. Memberitahu ibu bahwa pemeriksaan telah selesai
mempersilahkan ibu untuk menggunakan pakaian bawah
lagi.
32. Cuci handscoon dan lepas secara terbalik dalam larutan
klorin
33. Matikan lampu sorot dan kemaskan alat
34. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan
35. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
a. Jika terjadi perubahan warna pada portio,
minta ibu untuk datang lagi untuk pemeriksaan lebih
lanjut
b. Jika tidak ada perubahan, menganjurkan ibu
untuk menjaga kebersihan alat kelaminnya.
36. Mengucapkan terimakasih atas kedatangan ibu.
DOKUMENT 1. Catat dan dokumentasikan
ASI

24
BAB 3
PENUTUP

3.1. Penutup
Jadi, Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang di inginkan agar terbentuk keluarga yang sehat dan sejahtera. Sasaran utama dari
pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS). Pelayanan KB diberikan di berbagai
unit pelayanan baik oleh pemerintah maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota
dengan kompetensi yang sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah
Rumah Sakit, Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan bidan desa.
Jenis alat atau obat kontrasepsi antara lain suntik, kondom, pil, IUD, implant,
vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB. Jenis kondom dapat diperoleh
langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan KB dan kader desa. Kontrasepsi suntik
KB sering dilakukan oleh bidan dan dokter sedangkan kontrasepsi jenis, IUD, implant
dan vasektomi atau tubektomi harus dilakukan oleh tenaga kesehatan terlatih dan
berkompeten.

3.2. Saran
Penulis menyarankan untuk memilih alat kontrasepsi yang di anjurkan oleh Dokter
kandungan atau Bidan.

25
DAFTAR PUSTAKA

Farrer, Helle. 2006. Perawatan Maternitas. Jakarta : EGC


Hartanto, H. 2007. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Prawirohardjo, S. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prihardjo, robeth. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC
Wiknjosastro. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

26

Anda mungkin juga menyukai