Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH KESEHATAN REPRODUKSI DAN KB

“INFERTILITAS”

Dosen Pembimbing: Rubiati Hipni, S,ST, M.Keb

Di Susun Oleh:
Kelompok 1 :

1. Dewi Dahliana P07124217135


2. Eka Fidya Sari P07124217138
3. Misdawati P07124217144
4. Noor Khififah P07124217152
5. Tasya Nurcholisa P07124217166
6. Wahyuning N.M.P P07124217169

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
DIPLOMA IV JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000 pasangan suami istri di
Indonesia sekitar 12% atau sekitar 3 juta pasangan mengalami infertil. Dan
baru sekitar 50% dari pasangan tersebut yang berhasil ditolong untuk
menangani masalah infertil dan selebihnya harus mengadopsi atau hidup tanpa
seorang anak.
Infertilitas masih menjadi masalah sebagian pasangan suami istri, hal ini
dikarenakan kemungkinan untuk mendapatkan seorang anak masih kecil. Di
Indonesia masih langka sekali dokter yang berminat dalam ilmu infertilitas.
Faktor kurangnya pengetahuan tentang kesuburan dan infertil juga menjadi
faktor penyebab masih tingginya angka infertilitas. Selain itu, faktor-faktor
seperti kesehatan lingkungan, gizi, dan status ekonomi juga menjadi faktor
yang mempengaruhi.
Oleh karena itulah kami mengangkat tema kesehatan reproduksi dengan
judul Infertilitas dalam penyusunan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan infertilitas?
2. Apa etiologi infertilitas?
3. Apa saja pemeriksaan infertilitas?
4. Factor apa yang mempengaruhi infertilitas?
5. Masalah apa saja yng timbul pada infertilitas?
6. Bagaimana manajemen kebidanan pada infertilitas?

C. Tujuan
Adapun tujuan penulis menyusun makalah ini adalah:
1. Mengetahui pengertian infertilitas.
2. Mengetahui etiologi infertilitas.

2
3. Mengetahui apa saja pemeriksaan infertilitas.
4. Mengetahui factor apa saja yang mempengaruhi infertilitas.
5. Mengetahui masalah apa saja yng timbul pada infertilitas
6. Mengetahui bagaimana manajemen kebidanan pada infertilitas

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. INFERTILITAS
1. Pengertian
Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan
melahirkan anak hidup dengan suami yang mampu menghamilkannya.
Jadi, infertilitas adalah fungsi satu pasangan yang sanggup menjadikan
kehamilan dan kelahiran anak hidup. Agar seorang istri dapat hamil
dilakukan penyelidikan pada pasangan infertil.
Lamanya waktu penyelidikan yang diperlukan untuk menghasilkan
kehamilan menunjukkan bahwa 32,7 % hamil dalam 1 bulan pertama ,
57,096 dalam 3 bulan , 72,1 % dalam 6 bulan , 85,4 % dalam 12 bulan dan
93,4 % dalam 24 bulan . Waktu median yang diperlukan untuk
menghasilkan kehamilan ialah 2,3 bulan sampai 2,8 bulan. Makin lama
pasangan itu kawin tanpa kehamilan, makin turun kejadian kehamilannya.
Oleh karena itu, kebanyakan dokter baru menganggap ada masalah
infertilitas kalau pasangan yang ingin punya anak itu telah dihadapkan
pada kemungkinan kehamilan lebih dari 12 bulan.
Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami istri untuk
memiliki keturunan dimana wanita belum mengalami kehamilan setelah
bersenggama secara teratur 2-3 x/minggu, tanpa mamakai matoda
pencegahan selama 1 tahun
Ada 2 jenis infertilitas :
a. Infertilitas primer : bila pasangan tersebut belum pernah mengalami
kehamilan sama sekali.
b. Infertilitas sekunder : bila pasangan tersebut sudah pernah melahirkan
namun setelah itu tidak pernah hamil lagi

4
2. Etiologi
Penyebab infertilitas pada perempuan dan laki- laki adalah sebagai berikut:
a. Penyebab Kemandulan pada Perempuan
Gangguan yang paling sering dialami perempuan mandul adalah
gangguan ovulasi tidak terjadi maka tidak akan ada sel telur yang bisa
dibuahi. Salah satu tanda wanita yano mengalami gangguan ovulasi
adalah haid yang tidak teratur dan haid yang tidak ada sama Bila
ovulasi sekali.
Gangguan lain yang bisa menyebabkan kemandulan pada wanita
adalah:
1) Tertutupnya lubang saluran tuba yang disebabkan oleh karena
infeksi, endometriosis dan operasi pengangkatan kehamilan
ektopik.
2) Gangguan fisik rahim.
3) Umur.
4) Stress.
5) Kurang gizi.
6) Terlalu gemuk dan terlalu kurus.
7) Merokok.
8) Alkohol.
9) Penyakit menular seksual.
10) Gangguan kesehatan yang menyebabkan terganggunya
keseimbangan hormon.
b. Penyebab Kemandulan Pada Laki-Laki
1) Gangguan pada pabrik sperma, sehingga sel sperma yang
dihasilkan sedikit atau tidak sama sekali.
2) Gangguan pada sel sperma untuk mencapai sel telur dan
membuahinya. Masalah ini biasanya disebabkan oleh karena
bentuk sperma yang tidak normal sehingga pergerakannyapun tidak
normal.

5
c. Penyebab Risiko Kemandulan Pada Laki -Laki:
1) Suka minum alkohol.
2) Suka menggunakan narkoba.
3) Polusi udara.
4) Merokok.
5) Masalah kesehatan lainnya.
6) Obat-obatan yang tidak jelas.
7) Penggunaan radiasi dan kemoterapi untuk pengobatan kanker.
8) Umur.

3. Pemeriksaan Infertilitas
Pemeriksaan infertilitas dapat dilakukan dengan beberapa pemeriksaan
yaitu :
a. Uji Pascasenggama
Walaupun uji Sims-Huhner atau uji pascasenggama telah lama
dikenal di seluruh dunia, tetapi nilai kliniknya belum diterima secra
seragam. Salah satu penyebabnya adalah adanya standarisasi cara
melakukannya. Kebanyakan peneliti sepakat untuk melakukannya
pada tengah siklus haid, yang berarti 1- 2 hari sebelum meningkatnya
suhu basal badan yang di perkirakan. Akan tetapi, belum ada
kesepakatan berapa hari abstinensi harus dilakukan sebelumnya,
walaupun kebanyakan menganjurkan 2 hari. Demikian pula belum
terdapat kesepakatan kapan pemeriksaan itu dilakukan setelah
senggama. Menurut kepustakaan, ada yang melakukannya setelah 90
detik sampai setelah 8 hari. Sebagaimana telah diuraikan, spermatozoa
sudah dapat sampai pada lendir serviks segera setelah senggama, dan
dapat hidup di dalamnya sampai 8 hari. Menurut Denezis uji
pascasenggama baru dapat dipercaya kalau dilakukan dalam 8 jam
setelah senggama. Perlof melakukan penelitian pada golongan fertil
dan infertil, dan berkesimpulan tidak ada perbedaan hasil yang antara
kedua golongan itu kalau pemeriksaannya dilakukan lebih dari 2 jam

6
setelah senggama. Jika kesimpulan ini benar, maka uji pascasenggama
dilakukan secepatnya setelah senggama. Davajan menganjurkan 2 jam
setelah senggama, walaupun penilaian secepat itu tidak akan sempat
menilai ketahanan hidup spermatozoa dalam lendir serviks.
b. Histeroskopi
Histeroskopi adalah peneropongan kavum uteri yang sebelumnya
telah digelembungkan dengan media dekstran 32 % , glukosa 596 ,
garam fisiologik , atau gas CO2 . Dalam infertilitas, pemeriksaan
histeroskopi dilakukan apabila terdapat:
1) Kelainan pada pemeriksaan histerosalpingografi.
2) Riwayat abortus habitualis.
3) Dugan adanya mioma atau polip submukosa.
4) Perdarahan abnormal dari uterus.
5) Sebelum dilakukan bedah plastik tuba, untuk menempatkan kateter
sebagai splint pada bagian proksirnal tuba.
c. Pemeriksaan Hormonal
Hasil pemeriksaan hormonal dengan RIA harus selalu
dibandingkan dengan nilai normal masing-masing laboratorium.
Pemeriksaan FSH berturut - turut untuk memeriksa kenaikan FSH
tidak selalu mudah, karen perbedaan kenaikannya tidak sangat nyata,
kecuali pada tengah-tengah siklus haid (walaupun masih kurang nyata
dibandingkan dengan puncak LH). Pada fungsi ovarium tidak aktif,
nilai FSH yang rendah sampai normal menunjukkan kelainan pada
tingkat hipotalamus atau hipofisis. Sedangkan nilai yang tinggi
menunjukkan kelainan primernya pada ovarium.
d. Sitologi Vaginal Hormonal
Sitologi vagina hormonal meryelidiki sel - sel yang terlepas dari
selaput lendir vagina, sebagai pengaruh hormon - hormon ovarium
(estrogen dan progesteron). Pemeriksaan ini sangat sederhana, mudah
dan tidak menimbulkan nyeri, sehingga dapat dilakukan pada seluruh
siklus haid. Lakukan secara berkala Tujuan pemeriksaan sitologi
vagina hormonal ialah:

7
1) Memeriksa pengaruh estrogen dengan mengenal perubahan
sitologik yang khas gada fase proliferasi
2) Memeriksa adanya ovulasi dengan mengenal gambaran sistologik
pada fase luteal lanjut
3) Menentukan saat ovulasi dengan mengenal gambaran sitologik
ovulasi yang khas.
4) Memeriksa kelainan fungsi ovarium pada siklus haid yang tidak
berovulasi.

4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Infertil


a. Pada Perempuan
1) Hormonal
Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau ovarium
yang menyebabkan:
a) Kegagalan ovulasi.
b) Kegagalan endometrium uterus untuk berproliferasi dan
sekresi.
c) Sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan bagi
sperma.
d) Kegagalan gerakan (motilitas) tuba falopii yang menghalangi
spermatozoa mencapai uterus.
2) Sumbatan Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab untuk
kira-kira sepertiga dari penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut
dapat disebabkan :
a) Kelainan kongenital.
b) Penyakit radang pelvis umum, misalnya apendisitis dan
peritonitis.
c) Infeksi tractus genitalis yang naik, misalnya gonore
3) Faktor Lokal Keadaan-keadaan seperti
1) Fibroid uterus, yang menghambat implantasi ovum.
2) Erosi cervix yang mempengaruhi pH sekresi sehingga merusak
sperma.

8
3) Kelainan kongenital vagina, cervix atau uterus yang
menhalangi pertemuan sperma ayau ovum.
b. Pada Laki-Laki
1) Gangguan Spermatogenesis
Analisis cairan seminal dapat mengungkapkan:
a) Jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta per mililiter cairan
seminel.
b) Jumlah spermatozoa yang abnormal lebih dari 40 % yang
berupa defek kepala (caput) atau ekor (cauda) yang spesifik.
Keadaan ini mungkin karena adanya aplasia sel germinal,
pengelupasan, atau suatu defek kongenital, atau beberapa
penyebab yang tidak dapat ditetapkan.
c) Cairan seminal yang diejakulasikan kurang dr 2 ml.
d) Kandungan kimia cairan seminal tidak memuaskan, misalnya
kadar glukosa, kolesterol, atau enzim hialuronidase abnormal
dan pH-nya terlalu tinggi atau terlalu rendah.
2) Obstruksi
a) Sumbatan (oklusi) kongenital duktus atau tubulus.
b) Sumbatan duktus atau tubulus yang disebabkan oleh penyakit
peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang mengenai
membran ba tubulus seminiferus, misalnya orkitis, infeksi
prostat, infeksi gognokokus. Penyakit ini merupakan penyebab
yang paling umum pada infertilitas pria salais atau dinding otot
3) Ketidakmampuan Koitus atau Ejakulasi
a) Faktor-faktor fisik, misalnya hipospadia, epispadia, deviasi
penis sperti pada priapismus atau penyakit Peyronie.
b) Faktor-faktor psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan
untuk mencapai atau mempertahankan ereksi
c) Alkoholisme kronik.
4) Faktor Sederhana
Kadang-kadang faktor- falktor sederhana sepert memakai
celana jeans ketat, mandi dengan air terlalu panas, atau berganti

9
lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan keadaan luar
(panas) yang tidak menguntungkan untuk produksi sperma yang
sehat.

5. Masalah Yang Timbul Pada Infertilitas


a. Masalah Air Mani pada Laki-Laki
Air mani ditampung dengan jalan masturbasi langsung ke dalam
tabung gelas bersih yang bermulut lebar (atau gelas minum ), setelah
abstinensi 3 -5 hari. Sebaiknya penampungan air mani itu dilakukan di
rumah pasien sendiri, kemudian dibawa ke laboratorium dalam 2 jam
setelah dikeluarkan. Air mani yang dimasukkan ke dalam kondom
dahulu, yang biasanya mengandung zat spermatisid, akan
mengelirukan penilaian motilitas spermatozoa. Karakteristik air mani:
1) Koagulasi dan likuefaksi.
2) Viskositas.
3) Rupa dan bau.
4) Volume.
5) PH.
6) Fruktosa.
b. Masalah Serviks pada Perempuan
Walaupun serviks merupakan sebagian dari uterus, namun artinya
dalam reproduksi manusia harus diakui pada abad kesembilan belas.
Sims pada tahun 1868 adalah orang pertama yang menghubungkan
serviks dengan infertilitas, melakukan pemeriksaan lendir serviks
pascasenggama, dan melakukan inseminasi buatan. Baru beberapa
lama kemudian Huhrer memperkenalkan uji pasca senggama yang
dilakuıkan pada pertengahan siklus haid.
Serviks biasanya mengarah ke bawah belakang, sehingga
berhadapan langsung dengan dinding belakang vagina. Kedudukannya
yang demikian itu memungkinkann dalam air mani yang disampaikan
pada forniks posterior tergenang.

10
Kanalis servikalis yang dilapisi lekukan-lekulkan seperti kelenjar
yang mengeluarkan lendir, sebagian dari sel-sel epitelnya mempunyai
silia yang mengalirkan lendir serviks ke vagina. Bentuk servikalis
seperti itu memungkinkan ditimbun dan dipeliharanya spermatozoa
motil dari kemungkinan fagositosis, dan juga erjaminnya penyampaian
spermatozoa ke dalam kanalis servikalis secara terus menerus dalam
jangka waktu lama.

6. Manajemen Kebidanan Pada Infertil


a. Air Mani yang Abnormal
Air mani disebut abnormal kalau pada tiga kali pemeriksaan
berturut turut hasilnya tetap abnormal. Nasihat terbaik bagi pasangan
dengan air mani abnormal adalah melakukan senggama berencana
pada saat- saat subur istri.
Adapun air mani abnormal yang masih dapat diperbaiki itu kalau
disebabkan oleh varikokel, sumbatan, infeksi, defisiensi gonadotropin
atau hiperprolaktinemia.
1) Verikokel
Motilitas spermatozoa yang kurang hampir selalu terdapat pada
pria dengan varikokel. Menurut McLeod , motilitas spermatozoa
yang kurang itu dapat ditemukan pada 90 % pria dengan verikokel,
sekalipun hormon gonad dan varikokelektomi tidak berhubungan
dengan besar kecilnya varikokel. Adanya varikokel disertai
motilitas spermatozoa yang kurang hampir selalu dianjurkan untuk
dioperasi. Kira -kira dua pertiga pria dengan varikokel yang
díoperasi akan mengalami perbaikan dlaam motilitas
spermatozoanya.
2) Sumbatan Vasdifferen Pria
Yang tersumbat vasnya akan mempertunjukkan azoospermia,
dengan besar testikel dan kadar FSH yang normal. Dua tanda
terakhir ini sangat konsisten untuk spermatogenesis yang normal .
Operas vasoepididimostomi belum memuaskan hasilnya .

11
Walaupun 90 % dari ejakulasinya mengandung spermatozoa , akan
tetapi angka kehamilannya berkisar 5-30 % .
3) Infeksi
Infeksi akut traktus genitalis dapat menyumbat vas atau
merusak jaringan testis, sehingga pria yang bersangkutan menjadi
steril. Akan tetapi infeksi yang menahun mungkin hanya
menurunkan kualitas spermatozoa V, dan masih dapat diperbaiki
menjadi seperti semula dengan pengobatan. Air mani yang selalu
mengandung banyak lekosit, apalgi kalau disertai gejala disuria,
nyeri pada waktu ejakulasi, nyeri punggung bagian bawah, patut
diduga karena infeksi menahun traktus genitalis.

12
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. A DENGAN INFERTILITAS PRIMER
DI PRAKTEK BIDAN MANDIRI BIDAN “M”

PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin, 01 April 2019
Jam : 17.00 WITA

IDENTITAS
Keterangan Identitas Ibu Identitas Suami
Nama Ny. A Tn. S
Umur 27 Tahun 30 Tahun
Golongan Darah A O
Agama Islam Islam
Pendidikan SMA SMA
Pekerjaan IRT Swasta
Suku/Bangsa Banjar/Indonesia Banjar/Indonesia
Alamat Jl. Mawar

PROLOG
Ny. A datang ke PMB Bidan “M” pada tanggal 1 April 2019 untuk memeriksakan
kesehatannya reproduksinya. Lama pernikahan Ny.A 2 tahun, hubungan seksual
teratur. Menarche pada umur 12 tahun, siklus haid tidak teratur, sebelum menikah
haid teratur, tetapi setelah menikah haid nya menjadi tidak teratur, lamanya haid
±6 hari, haid terakhir pada bulan Februari 2019 dan belum pernah hamil
sebelumnya. Ny. A juga tidak memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes
maupun penyakit jantung.

13
DATA SUBJEKTIF
Ny. A mengatakan ingin memriksakan kesehatannya karena belum memiliki anak
setelah menikah 2 tahun yang lalu dan ingin memiliki anak, padahal hubungan
seksual dilakukan secara teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun.

DATA OBJEKTIF
KU baik, TD: 120/80 mmHg, BB: 60 kg, TB: 158 cm R: 20x/menit, N: 82x/menit,
T: 360C, pemeriksaan dalam: tidak ada kelainan vagina, tidak ada kelainan
serviks, bentuk uterus retro fleksi.

ANALISA
Ny. A 27 tahun dengan infertilitas primer.

PENATALAKSANAAN
1. Memberitahukan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan diberikan.
Keadaan umun dan keadaan vital baik.
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa uterusnya retrofelksi sehingga sperma
yang masuk sulit bertemu dengan sel telur dan tidak terjadi kehamilan.
3. Menjelaksan makanan-makanan apa saja yang dapat meningkatkan kesuburan
yaitu makanan yang banyak mengandung protein seperti daging serta
mengandung vitamin E contohnya kecambah.
4. Menjelaskan teknik berhubungan yang benar yang sesuai dengan masalah
yang dihadapi saat ini yaitu berhubungan bokong istri harus diganjal bantal
agar sperma yang masuk bisa sampai ke mulut rahim. Atau dengan Doggy
Style (dari arah belakang) sehingga sperma tidak akan keluar lagi. Setelah itu
jangan langsung tidur/berdiri, namun tetap berada dalam posisi sujud sekitar
20-30 menit.
5. Memberikan reinforcement kepada pasutri supaya mereka mempunyai
harapan yang realistis pada setiap sesi pengobatan.
6. Menganjurkan untuk kunjungan ulang bila masih ada keluhan.
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis.
8. Melakukan pendokumentasian.

14
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum
mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak
2-3 kali dalam seminggu dalam kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan
kontrasepsi.
Pasangan suami istri dianggap infertil apabila memenuhi syarat :
1. Pasangan suami istri berkeinginan untuk memiliki anak.
2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapat
kehamilan.
3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode
kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk
mencegah kehamilan.

B. SARAN
1. Kepada para pasangan usia subur hendaknya memeriksakan secara rutin
alat reproduksinya agar jika terjadi masalah dapat dideteksi dengan cepat.
2. Kepada tenaga kesehatan hendaknya mampu memberikan konseling
tentang kesehatan reproduksi kepada pasanagan usia subur (PUS).

15
DAFTAR PUSTAKA

Erna Setyaningrum. 2013. Asuhan Kegawat Daruratan Maternitas. Jakarta : Info


Media

16

Anda mungkin juga menyukai