PENDAHULUAN
1
1.2.6 apakah sajakah tahapan dokumentasi proses asuhan keperawatan?
2
1.6 Sistematika Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Pengertian
4
d. Terjaminnya kualitas asuhan keperawatan.
e. Terlindungnya perawat dari suatu keadaan yang memerlukan
penanganan secara hukum.
f. Tersedianya data-data dalam penyelenggaraan penelitian karya
ilmiah, pendidikan, dan penyusunan atau penyempurnaan standar
asuhan keperawatan.
g. Melindungi klien dari tindakan malpraktik.
Potter & Perry (2005) juga menjelaskan tentang tujuan dalam pendokumentasian
yaitu :
a. Komunikasi
5
Sebagai cara bagi tim kesehatan untuk mengkomunikasikan (menjelaskan)
perawatan klien termasuk perawatan individual, edukasi klien dan
penggunaan rujukan untuk rencana pemulangan.
b. Tagihan finansial
Dokumentasi dapat menjelaskan sejauh mana lembaga perawatan
mendapatkan ganti rugi (reimburse) atas pelayanan yang diberikan bagi
klien.
c. Edukasi
Dengan catatan ini peserta didik belajar tentang pola yang harus ditemui
dalam berbagai masalah kesehatan dan menjadi mampu untuk
mengantisipasi tipe perawatan yang dibutuhkan klien.
d. Pengkajian
Catatan memberikan data yang digunakan perawat untuk mengidentifikasi
dan mendukung diagnosa keperawatan dan merencanakan intervensi yang
sesuai.
e. Riset
Perawat dapat menggunakan catatan klien selama studi riset untuk
mengumpulkan informasi tentang faktor-faktor tertentu.
f. Audit dan pemantauan
Tinjauan teratur tentang informasi pada catatan klien memberi dasar untuk
evaluasi tentang kualitas dan ketepatan perawatan yang diberikan dalam
suatu institusi.
g. Dokumentasi legal
Pendokumentasian yang akurat adalah salah satu pertahanan diri terbaik
terhadap tuntutan yang berkaitan dengan asuhan keperawatan.
a. Komunikasi
6
Untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan seorang perawat
perlu memahami teknik komunikasi yang benar. Dokumentasi
merupakan komunikasi secara tertulis sehingga perawat dituntut untuk
dapat mendokumentasikan secara benar. Keterampilan dokumentasi
yang efektif memungkinkanperawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa saja yang
sudah, sedang, dan yang akan dikerjakan oleh perawat.
b. Proses keperawatan
Dokumentasi proses keperawatan mencakup pengkajian, identifikasi
masalah, perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan, kemudian
perawat mengevaluasi respon klien terhadap proses dan hasil tindakan
keperawatan secara subjektif maupun objektif.
c. Standar Dokumentasi Keperawatan
Standar dokumentasi adalah suatu pernyataan tentang kualitas dan
kuantitas dokumentasi yang dipertimbangkan secara adekuat dalam
suatu situasi tertentu. Dengan adanya standar dokumentasimemberikan
informasi bahwa adanya suatu ukuran terhadap kualitas dokumentasi
keperawatan.
7
e. Dokumentasikan dengan baik apabila terjadi perubahan kondisi atau
munculnya masalah baru, serta respon klien terhadap bimbingan perawat.
f. Hindari dokumentasi yang baku, karena sifat individu atau klien adalah
unik dan setiap klien mempunyai masalah yang berbeda.
g. Hindari penggunaaan istilah penulisan yang tidak jelas dari setiap catatan
yang dicatat.
h. Data harus ditulis secara sah dengan menggunakan tinta dan jangan
menggunakan pensil, agar tidak mudah dihapus.
i. Untuk memperbaiki kesalahan dalam pencatatan atau salah tulis, sebaiknya
data yang salah dicoret dan diganti dengan data yang benar, kemudian
tanda tangani.
j. Untuk setiap dokumentasi, cantumkan waktu, tanda tangan, dan nama jelas
penulis.
k. Wajib membaca setiap tulisan dari anggota tim kesehatan yang lain,
sebelum menulis data terakhir yang akan dicatat.
l. Dokumentasi harus dibuat dengan tepat, jelas dan lengkap.
8
Standar IV : Implementasi keperawatan
Standar V : Evaluasi keperawatan
Standar VI : Catatan asuhan keperawatan.
9
Revisi tindakan berdasar evaluasi.
Semua tindakan yang telah dilaksanakan dicatat dengan
ringkas dan jelas.
e. Standar V : Evaluasi keperawatan
Evaluasi mengacu pada tujuan
Hasil evaluasi dicatat.
f. Standar VI : Dokumentasi asuhan keperawatan
Menulis pada format yang baku.
Pencatatan dilakukan sesuai tindakan yang dilaksanakan.
Perencanaan ditulis dengan jelas, ringkas, istilah yang baku
dan benar.
Setiap melaksanakan tindakan, perawat mencantumkan
paraf/nama jelas, tanggal dilaksanakan tindakan.
10
lembar penerimaan berisi biodata, lembar instruksi dokter, lembar riwayat
medik atau penyakit, catatan perawat, serta catatan dan laporan khusus..
Keuntungan model dokumentasi SOR :
a. Menyajikan data yang berurutan dan mudah diidentifikasi.
b. Memudahkan perawat melakukan cara pendokumentasian.
c. Proses pendokumentasian menjadi sederhana.
Kerugian model dokumentasi SOR :
a. Sulit untuk mencari data sebelumnya.
b. Waktu pelaksanaan asuhan keperawatan memerlukan waktu yang
banyak.
c. Memerlukan pengkajian data dari beberapa sumber untuk
menentukan masalah dan intervensi yang akan diberikan kepada
klien.
d. Perkembangan klien sulit dipantau.
b. Model dokumentasi POR (Problem-Oriented-Record)
Model dokumentasi POR (Problem-oriented record) merupakan model
dokumentasi yang berorientasi pada masalah, dimana model ini berpusat pada
data klien yang didokumentasikan dan disusun menurut maslah klien.
Komponen-komponen model dokumentasi POR adalah data dasar, daftar
masalah, daftar rencana awal asuhan keperawatan, dan catatan perkembangan.
Keuntungan Model dokumentasi POR (Problem-oriented record)
a. Fokus catatan asuhan keperawatan lebih menekankan pada masalah
klien dan proses penyelesaian masalah daripada tugas dokumentasi.
b. Pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan secara kontinu.
c. Evaluasi dan penyelesaian masalah didokumentasikan dengan jelas.
d. Daftar masalah merupakan check list untuk masalah klien.
Kerugian Model dokumentasi POR (Problem-oriented record) :
a. Dapat menimbulkan kebingungan jika setiap hal harus dimasukkan
dalam daftar masalah.
11
b. Pencatatan dengan menggunakan bentuk SOAPIER, dapat
menimbulkan pengulangan yang tidak perlu.
c. Perawat yang rutin dalam memberikan asuahan keperawatan makin
diabaikan dalam pendokumentasian proses keperawatan ini.
d. Model keperawatan POR (Progress-Oriented-Record)
e. Model keperawatan POR (Progress-oriented-record) merupakan
model dokumentasi yang berorientasi pada perkembangan dan
kemajuan klien.
c. Model dokumentasi CBE (Charting By Exception)
Model dokumentasi CBE (charting by exception) adalah sistem dokumentasi
yang hanya mencatat hasil atau penemuan yang menyimpang dari keadaan
normal tubuh. Penyimpangan yang dimaksud dalam hal ini menyangkut
keadaan yang tidak sehat yang mengganggu kesehatan klien.
d. Model dokumentasi PIE (Problem-Intervension-Evaluation)
Model dokumentasi PIE (problem-intervension-evaluation) merupakan suatu
pendekatan orientasi proses pada dokumentasi keperawatan dengan penekanan
pada masalah keperawatan, intervensi dan evaluasi keperawatan.
e. Model dokumentasi POS (Process-Oriented-System)
Model dokumentasi POS (process-oriented-system) yang disebut juga dengan
model dokumentasi fokus adalah suatu model dokumentasi yang berorientasi
pada proses keperawatan mulai dari pengumpulan data klien, diagnosis
keperawatan, penyebab masalah, dan definisi karakteristik yang dinyatakan
sesuai dengan keadaan klien.
f. Sistem dokumentasi core
Sistem dokumentasi core merupakan sistem dokumentasi pusat yang
merupakan bagian terpenting dari sistem dokumentasi dalam proses
keperawatan. Komponen sistem dokumentasi core adalah pengkajian, flow
sheet, masalah keperawatan, catatan keperawatan atau catatan perkembangan
serta ringkasan (informasi mengenai diagnosis, konseling, kebutuhan untuk
follow up).
12
2.6 Tahapan Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan merupakan inti asuhan keperawatan. Oleh karena itu, tahapan
pada proses keperawatan merupakan tahapan dalam dokumentasi keperawatan.
Setiap langkah proses keperawatan (pengkajian, diagnosis, intervensi,
implementasi, evaluasi) tersebut mempunyai komponem tersendiri. Setiap
komponem tersebut mempunyai situasi tertentu yang harus diperhatikan. Tahapan
komponem sebagai berikut :
a. Pengkajian
Langkah pertama dari proses keperawatan yaitu pengkajian, dimulai perawat
menerapkan pengetahuan dan pengalaman untuk mengumpulkan data tentang
klien. Pengkajian dan pendokumentasian yang lengkap tentang kebutuhan
pasien dapat meningkatkan efektivitas asuhan keperawatan yang diberikan,
melalui hal-hal berikut:
Menggambarkan kebutuhan pasien untuk membuat diagnosis
keperawatan dan menetapkan prioritas yang akurat sehingga perawat
juga dapat menggunakan waktunya dengan lebih efektif.
Memfasilitasi perencanaan intervensi.
Menggambarkan kebutuhan keluarga dan menunjukkan dengan tepat
faktor-faktor yang akan meningkatkan pemulihan pasien dan
memperbaiki perencanaan pulang
Memenuhi obligasi profesional dengan mendokumentasikan informasi
pengkajian yang bersifat penting.
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah proses menganalisis data subjektif dan objektif
yang telah diperoleh pada tahap pengkajian untuk menegakkan diagnosis
keperawatan. Diagnosis keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks
tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan
pemberi pelayanan kesehatan yang lain. Adapun tahapannya, yaitu :
Menganalisis dan menginterpretasi data.
13
Mengidentifikasi masalah klien
Merumuskan diagnosa keperawatan
Mendokumentasikan diagnosa keperawatan.
c. Perencanaan
Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan yang
berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi
keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Adapun tahapannya,
yaitu :
Mengidentifikasi tujuan klien.
Menetapkan hasil yang diperkirakan.
Memilih tindakan keperawatan.
Mendelegasikan tindakan.
Menuliskan rencana asuhan keperawatan
d. Implementasi
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang
dilakukan dan diselesaikan. Tahapannya yaitu :
Mengkaji kembali klien/pasien.
Menelaah dan memodifikasi rencana perawatan yang sudah ada.
Melakukan tindakan keperawatan.
e. Evaluasi
Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien terhadap
tindakan keperawatan dan kemajuan klien kearah pencapaian tujuan. Adapun
tahapannya, yaitu :
Membandingkan respon klien dengan kriteria.
Menganalisis alasan untuk hasil dan konklusi.
Memodifikasi rencana asuhan.
Syarat Dokumentasi Keperawatan
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
15
3.2 Saran
16