OLEH
NI KADEK DEVANIE PRATANA RIANDIKA
NIM. 189012116
B. PENYEBAB ASMA
Belum diketahui penyebab terjadinya asma, adapun faktor pencetus jadinya asma:
1. Asma Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
Merupakan reaksi alergi terhadap beberapa faktor pencetus. Disamping itu, asma
ekstrinsik biasanya berhubungan dengan faktor genetik yang dipengaruhi oleh faktor
pencetus, seperti:
- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang, obat-obatan)
2. Asma Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
Merupakan tipe asma yang faktor penyebabnya tidak spesifik. Asma intrinsik dapat
berkembang menjadi bronkitis kronik sampai pada emfisema. Asma ini biasanya
ditimbulkan oleh:
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
- Iritan : kimia
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
3. Asma Gabungan
Merupakan tipe asma yang paling umum diderita oleh masyarakat. Asma ini memiliki
faktor pencetus yang merupakan gabungan dari asma tipe intrinsik dan asma tipe
ekstrinsik.
Faktor Presipitasi
a. Alergen
Di mana alergen dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
Inhalan : yang masuk melalui saluran pernafasan contohnya, debu, bulu binatang,
serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
Ingestan : yang masuk melalui mulut contohnya, makanan dan obat-obatan.
Kontaktan : yang masuk melalui kontak dengan kulit contohnya, perhiasan, logam
dan jam tangan
b. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
Atmosfer yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya asma.
c. Stres
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
memperberat serangan asma.
d. Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan di mana ia bekerja misalnya : orang yang bekerja di laboratorium
hewan, industri tekstil, pabrik abses, polusi lalu lintas.
e. Olah raga atau aktivitas jasmani yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan jika melakukan aktivitas
jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma.
Serangan asma karena aktivitas biasnaya terjadi sgera setelah selesai aktivitas
tersebut.
1. Pemeriksaan Sputum
b. Terdapatnya spiral cursehman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang-cabang
bronkus.
2. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi sedangkan leukosit dapat
meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma.
Terdaat aliran darah yang veriabel, akan tetapi bila terdapat PaCO2 maupun penurunan PH
menunjukan prognosis yang buruk.
c. Pada pemriksaan faktor alergi terdapat I9E yang meninggi pada waktu serangan dan menurun
pada waktu penderita bebas dari seragan.
3. Foto Rontgen
Pada umumnya pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan asma gambaran ini
menunjukan hiperinflasi paru berupa radiolusen yang bertambah dan pelebaran rongga interkostal
serta diafragma yang menurun, (Amin 2013:49)
4. Penatalaksanaan
1. Edukasi penderita
2. Menilai dan memonitor besarnya penyakit secara obyektif dengan mengukur fungsi paru.
3. Mengurangi pengobatan jangka panjang untuk pencegahan.
Komplikasi:
1. Phemothora
2. Phemothoran
Dikenal juga sebagai enfisema mediustrum adalah kondisi dimana udara hadir di mediastrium
3. Bronkitis
Lapisan bagian dalam dari saluran pernafasan di paru-paru yang masih mengalami bengkak
Fokus Pengkajian
1. Pengkajian primer
b. Pengkajian ekspirasi, mengi, perpendekan periode inservasi, sesak nafas, hidoksia: Britho
2. Pengkajian sekunder
Alergi, batuk, pilek, menderita penyakit infusi saluran nafas bagian atas.
Jenis pekerjaan dan waktu luang jenis makanan yang berhubungan dengan alergi
K. Diagnosa Keperawatan
2. intoleransi aktivitas beda ketidak seimbangan antara suplai oksigen aktivitas serta kelemahan
umum.