Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN ASMA BRONKIAL

OLEH
NI KADEK DEVANIE PRATANA RIANDIKA
NIM. 189012116

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA BALI
2019
A. PENGERTIAN ASMA
Asma adalah penyakit jalan napas obstruksi intermiten reversible dimana trakea dan
bronki berespon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu, dimanifestasikan
dengan penyempitan jalan napas, yang mengakibatkan dispnea, batuk, dan mengi
(Smeltzer, 2002 : 611).
Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus
mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif (Reeves, 2001 : 48).
Asma adalah penyakit yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan
bronkus terhadap bermacam –macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus
atau bronkhiolus dan sekresi yang berlebihan dari kelenjar – kelenjar di mukosa
bronchus (Harnawatia, 2009)

B. PENYEBAB ASMA
Belum diketahui penyebab terjadinya asma, adapun faktor pencetus jadinya asma:
1. Asma Ekstrinsik (asma imunologik / asma alergi)
Merupakan reaksi alergi terhadap beberapa faktor pencetus. Disamping itu, asma
ekstrinsik biasanya berhubungan dengan faktor genetik yang dipengaruhi oleh faktor
pencetus, seperti:
- Inhalasi alergen (debu, serbuk-serbuk, bulu-bulu binatang, obat-obatan)
2. Asma Intrinsik (asma non imunologi / asma non alergi)
Merupakan tipe asma yang faktor penyebabnya tidak spesifik. Asma intrinsik dapat
berkembang menjadi bronkitis kronik sampai pada emfisema. Asma ini biasanya
ditimbulkan oleh:
- Infeksi : parainfluenza virus, pneumonia, mycoplasmal
- Fisik : cuaca dingin, perubahan temperatur
- Iritan : kimia
- Polusi udara : CO, asap rokok, parfum
- Emosional : takut, cemas dan tegang
- Aktivitas yang berlebihan juga dapat menjadi faktor pencetus.
3. Asma Gabungan
Merupakan tipe asma yang paling umum diderita oleh masyarakat. Asma ini memiliki
faktor pencetus yang merupakan gabungan dari asma tipe intrinsik dan asma tipe
ekstrinsik.
Faktor Presipitasi
a. Alergen
Di mana alergen dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
 Inhalan : yang masuk melalui saluran pernafasan contohnya, debu, bulu binatang,
serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi.
 Ingestan : yang masuk melalui mulut contohnya, makanan dan obat-obatan.
 Kontaktan : yang masuk melalui kontak dengan kulit contohnya, perhiasan, logam
dan jam tangan
b. Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.
Atmosfer yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya asma.
c. Stres
Stres atau gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga
memperberat serangan asma.
d. Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan asma. Hal ini
berkaitan dengan di mana ia bekerja misalnya : orang yang bekerja di laboratorium
hewan, industri tekstil, pabrik abses, polusi lalu lintas.
e. Olah raga atau aktivitas jasmani yang berat.
Sebagian besar penderita asma akan mendapatkan serangan jika melakukan aktivitas
jasmani atau olahraga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan asma.
Serangan asma karena aktivitas biasnaya terjadi sgera setelah selesai aktivitas
tersebut.

C. TANDA DAN GEJALA ASMA


Adapun tanda dan gejala asma:
1. Batuk
 Batuk kering, paroksismal, iritatif dan nonreproduktif kemudian menghasilkan
sputum yang berbusa, jernih dan kental.
2. Tanda-tanda terkait pernafasan
 Sesak napas
 Fase aspirasi memanjang
 Mengi dapat terdengar
 Tulang zigomatik merah dan telinga merah
 Bibir berwarna merah gelap dapat berkembang menjadi sianosis pada dasar kuku
atau sianosis sirkumoral
 Gelisah
 Ketakutan
 Berkeringat semakin banyak sejalan dengan berkembangnya serangan asma
 Anak yang sudah besar dapat duduk tegak dengan bahu dibungkukan, tangan
berada di atas meja atau kursi dan lengan menahan
 Berbicara dengan frase yang singkat, terpatah-patah dan terengah-engah
3. Dada
 Hipersonansi pada perkusi
 Bunyi nafas kasar dan keras
 Mengi di seluruh bidang paru
 Ekspirasi memanjang
 Ronki kasar
 Mengi saat inspirasi dan ekspirasi nada meninggi
4. Pada episode berulang
 Dada barrel
 Bahu meninggi
 Penggunaan otot-otot pernapasan aksesoris
 Tampilan wajah: tulang zigomatik mendatar, lingkaran di sekeliling mata, hidung
mengecil gigi di atas menonjol (Wong(a), 2003; Wong(b), 2008).

D. CARA MENCEGAH KEKAMBUHAN ASMA


Semua serangan penyakit asma harus dicegah. Serangan penyakit asma dapat dicegah jika
faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa
dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.
Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan
penyakit asma, antara lain :
1. Menjaga kesehatan.
2. Menjaga kebersihan lingkungan.
3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma.
4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma.
Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahan. Tetapi bila
gejala-gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk
menghilangkan gejala dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala
penyakit asma.
1. Menjaga Kesehatan
Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit
asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit
tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta
komplikasinya.
Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan - makanan yang bernilai gizi
baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai.
2. Menjaga kebersihan lingkungan
a. Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya
serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan.
Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari.
b. Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu
mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi
barang-barang untuk menghindari debu rumah.
c. Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan rambut dan
lain-lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat
perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan
serangan penyakit asmanya.
3. Menghindari Faktor Pencetus
a. Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga
cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing,
anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang
yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma.
Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya
penderita penyakit asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza.
Juga dianjurkan menghindari tempat-tempat ramai atau penuh sesak.
b. Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang
ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan.
Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan
memakai obat pencegah serangan penyakit asma.
c. Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap bensin,
uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus dihindari. Perhatikan
obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk pengobatan darah tinggi
dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat
pewarna (tartrazine) dan zat pengawet makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan
penyakit asma.
4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma
Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita
boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi
bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik.
Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat,
sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula-mula
dengan aerosol atau tablet/sirup simpatomimetik (menghilangkan gejala) kemudian
dikombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan
kortikosteroid.
Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat
pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah
selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar
penggunaan obat-obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan
kalau mungkin dihentikan

E. PERTOLONGAN PERTAMA ASMA DI RUMAH


Menurut Stanley M. Zildo seperti dikutip dari bukunya yang berjudul “First Aid”, “Cara
Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat”, asma membutuhkan penanganan segera
sebab dapat berbahaya.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain :
1. Tenangkan penderita.
2. Bantu penderita untuk duduk dan istirahat.
3. Bantu penderita mengambilkan atau mencarikan obat.
4. Biarkan penderita menggunakan obat inhalernya sendiri.
5. Sebisa mungkin hindari penderita dari sumber alergi.
6. Jika merupakan serangan pertama atau terlihat berkepanjangan, segera bawa layanan
medis.
7. Jika tidak sadar, segera bawa ke layanan medis.
8. Jangan memaksa penderita untuk tidur terlentang karena penderita lebih nyaman
dalam keadaan duduk.
9. Jangan banyak bertanya pada penderita, karena biasanya ia sulit berbicara.
emeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Sputum

Pada pemeriksaan sputum ditemukan:

a. Kristal-kristal Charcot leyden yang merupakan degranulasi duri kristal eosinofil.

b. Terdapatnya spiral cursehman, yakni spiral yang merupakan silinder sel-sel cabang-cabang
bronkus.

c. Terdapatnya creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.

d. Terdapatnya neutrofil eosinofil.

2. Pemeriksaan darah

Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi sedangkan leukosit dapat
meninggi atau normal, walaupun terdapat komplikasi asma.

a. Gas analisa darah

Terdaat aliran darah yang veriabel, akan tetapi bila terdapat PaCO2 maupun penurunan PH
menunjukan prognosis yang buruk.

b. Kadang-kadang pada darah terdapat SGOT dan LDTI yang meninggi

c. Pada pemriksaan faktor alergi terdapat I9E yang meninggi pada waktu serangan dan menurun
pada waktu penderita bebas dari seragan.

3. Foto Rontgen

Pada umumnya pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada serangan asma gambaran ini
menunjukan hiperinflasi paru berupa radiolusen yang bertambah dan pelebaran rongga interkostal
serta diafragma yang menurun, (Amin 2013:49)

4. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan asma bronkial menurut (Amin 2013:49)

1. Edukasi penderita

2. Menilai dan memonitor besarnya penyakit secara obyektif dengan mengukur fungsi paru.
3. Mengurangi pengobatan jangka panjang untuk pencegahan.

4. Merencanakan pengobatan untuk serangan akut.

5. Menghindari dan mengendalikan pencetus asma bronkial

Komplikasi:

Komplikasi menurut (manjoer 2007:477) yang mungkin timbul adalah:

1. Phemothora

Keadaan adanya udara di dalam rongga pleura yang dicurigai.

2. Phemothoran

Dikenal juga sebagai enfisema mediustrum adalah kondisi dimana udara hadir di mediastrium

3. Bronkitis

Lapisan bagian dalam dari saluran pernafasan di paru-paru yang masih mengalami bengkak

Fokus Pengkajian

Fokus Pengkajian menurut (Amin 2013:49)

1. Pengkajian primer

a. Rochi, batuk keras, kering/ produktif : airways

b. Pengkajian ekspirasi, mengi, perpendekan periode inservasi, sesak nafas, hidoksia: Britho

Hipotensi, digtoleransis, sionosis, pulsus parado Xos > 10mm circulation

2. Pengkajian sekunder

a. Riwayat penyakit sebelumnya

Alergi, batuk, pilek, menderita penyakit infusi saluran nafas bagian atas.

b. Riwayat penyakit keluarga

Adalah riwayat penyakit asma pada keluarga

c. Riwayat sosial ekonomi

Jenis pekerjaan dan waktu luang jenis makanan yang berhubungan dengan alergi
K. Diagnosa Keperawatan

1. bersihkan jalan nafas tidak efektif beda obstruksi jalan nafas.

2. intoleransi aktivitas beda ketidak seimbangan antara suplai oksigen aktivitas serta kelemahan
umum.

3. gangguan pertukaran gas beda perubahan membran alveolar kapiler

Anda mungkin juga menyukai