Anda di halaman 1dari 139

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

DI RUKUN WARGA 1 DUKUH KRAJAN


DESA BEKIRING KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Disusun Oleh :
KELOMPOK 1

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Penyusun : Kelompok 1
Judul : Asuhan Keperawatan Komunitas Di Rukun Warga I Dukuh Krajan
Desa Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo

Telah diperiksa dan disetujui sebagai tugas kelompok Profesi Ners dalam Praktek
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa di Rukun Warga I Dukuh Krajan Desa
Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada tanggal ...................................

Oleh:
Pembimbing I Pembimbing II

Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ns., M.Kes Filia Icha S., S.Kep., Ns., M.Kep
NIK. 19791215 200302 12 NIDN.0731058601

Kepala Puskesmas Pulung

dr. Endah Purwanti


NIP. 19761001 200701 2 013

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek
keperawatan komunitas dengan judul Asuhan Keperawatan Komunitas di Rukun
Warga 1 Dukuh Kraja, Desa Bekiring, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo
Adapun tujuan penulisan laporan ini untuk memenuhi salah satu syarat
dalammenempuh pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
Penulistelah berupaya seoptimal mungkin untukdapat menyelesaikan laporan
kegiatan praktek belajar lapangan inidengan sebaik-baiknya, namun penulis
menyadari banyak kekurangan dan jauh darikata sempurna. Untuk
itu,penulismengharapkan sarana dan kritik yang membangun dari semua pihak.
Penulis menyadari dalam penulisan laporan ini banyak memperoleh bimbingan
serta dorongan dari berbagai pihak. Bersma ini penulis menyampaikan ucapak terima
kasih kepada :
1. Drs. H. Sulton., M.Si, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Ponorogo
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan di Program Studi Profesi Ners
2. Sulistyo Andarmoyo, S.Kep.Ns.,M.Kes, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo dan Pembimbing I yang telah
memberikan kesempatan dan ijin sehingga memperlancar penyusunan laporan
sertatelah membimbing dengan kesabaran dan ketelitian sehinggalaporan ini
dapat terselesaikan dengan baik
3. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogoyang telah memberikan izin dan
kemudahan dalam menggunakan wilayah kerjanaya sebagai lahan praktek
4. Dr. Endah Purwanti selaku Kepala Puskesmas Pulung yang telah memberikan
izin dan kemudahan dalam mengunakan wilayah kerjanya sebagai lahan praktek
5. Filia Icha S., S.Kep.Ns.M.Kep selaku Pembimbing II yang telah membimbing
dengan kesabaran dan ketelitian sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan
baik
6. Semua pihak yang tiudak dapat penulissebutkan satu persatu atas bantuan dalam
penyelesaikan laporan ini . Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi

iii
baik serta ketulusan yang telah merekaberikan selama inipada penulis.
Penulis menyadarai bahwa menyelesaikan laporan inimasih jauh
darikesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Akhirnya penulis berharap semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua

Ponorogo, Maret 2019


Penulis,

Kelompok 1

iv
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Judul ................................................................................... i


Lembar Pengesahan ........................................................................................ ii
Kata Pengantar ................................................................................................ iii
Daftar Isi ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
1.2 Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
1.3 Metode Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Sistematika Penulisan .................................................................. 3
BAB 2 PENGKAJIAN KOMUNITAS ......................................................... 11
2.1 Dimensi Lokasi........................................................................... 5
2.2 Dimensi Populasi ......................................................................... 8
BAB 3 ANALISA DATA .............................................................................. 32
3.1 Analisa Data .................................................................................. 32
3.2 Skoring Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas ....................... 34
3.3 Diagnosis Komunitas ..................................................................... 34
BAB 4 PLAN OF ACTION (POA) ............................................................... 39
BAB 5 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ............................................... 47
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 53
6.1 Kesimpulan ................................................................................. 53
6.2 Saran ........................................................................................... 54
DOKUMENTASI .......................................................................................... 55
LAMPIRAN .................................................................................................. 55

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) yang selanjutnya disebut
“Keperawatan Komunitas dan Keluarga” merupakan suatu proses atau rangkaian
kegiatan pada praktek keperawatan ilmiah (scientic nursing progress) atau praktek
keperawatan profesional, dilaksanakan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan yang
langsung diberikan kepada komunitas sebagai upaya untuk mengatasi masalah
kesehatan yang dihadapi komunitas dengan mengacu pada standar profesional
keperawatan serta kode etik keperawatan sebagai tuntutan utama (Ma’rifin Husen,
2002).

Keperawatan komunitas merupakan suatu disiplin ilmu yang memadukan antara


ilmu kesehatan masyarakat dengan ilmu keperawatan, yang merupakan suatu
spesialisasi yang memiliki unit pelayanan yang berbasiskan pada masyarakat
tertentu atau sekumpulan orang, dimana perawat mengambil tanggung jawab untuk
menolong meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam mencapai tujuannya
meningkatkan status kesehatan masyarakat tidak terlepas dari peran serta aktif
masyarakat, karena keperawatan komunitas berorientasikan kepada masyarakat dan
bersifat relationship. Dalam proses penyelenggaraan upaya kesehatan, masyarakat
dapat berperan dalam penelaahan masalah, penentuan rencana, pelaksanaan
kegiatan dan upaya hidup sehat, penilaian hasil kegiatan kesehatan, serta
pengembangan upaya kesehatan selanjutnya. Kegiatan masyarakat tersebut dapat
bersifat preventif, promotif, caretif maupun rehabilitatif sesuai dengan kompetensi
(kemampuan dan kewenangan) yang dimilikinya.
Peningkatan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan merupakan suatu
proses dimana individu, keluarga dan lembaga masyarakat termasuk swasta
mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri keluarga dan masyarakat,
mengembangkan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga dan masyarakat,
serta menjadi pelaku/perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan azas kemandirian dan

1
kebersamaan. Dari hal tersebut masyarakat dapat berperan serta dengan
menyumbangkan tenaga, pikiran/pengetahuan, sarana, dana yang dimilikinya untuk
upaya kesehatan.
Asuhan keperawatan komunitas dilakukan dengan pendekatan proses
keperawatan. Penerapan dari proses keperawatan bervariasi pada setiap situasi,
tetapi prosesnya memiliki kesamaan. Elemennya menggunakan metode pendekatan
proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu kerangka operasional dalam
pelaksanaan askep yang berupa rangkaian kegiatan secara sistematis sehingga
masyarakat mampu secara mandiri dalam menghadapi masalah kesehatannya.
Adanya kesungguhan, kesesuaian, bersiklus, berfokus pada klien, interaktif dan
berorientasi pada komunitas, adalah elemen-elemen penting dalam asuhan
keperawatan komunitas.
Dalam melaksanakan keperawatan kesehatan masyarakat, seorang perawat
kesehatan komunitas harus mampu memberi perhatian terhadap elemen-elemen
penting tersebut. Elemen-elemen tersebut akan tampak pada rangkaian kegiatan
dalam proses keperawatan yang berjalan berkesinambungan secara dinamis dalam
suatu siklus melalui tahap pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Melihat cara kerja keperawatan komunitas yang menggabungkan prinsip- prinsip
kerja kesehatan masyarakat dengan prinsip-prinsip keperawatan sebagai sesuatu
yang tidak sederhana, maka Program Pendidikan Profesi Ners Fakultas Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Ponorogo dirancang sebagai media bagi mahasiswa
untuk mengaplikasikan kemampuan dan ketrampilannya secara langsung di
lapangan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka kami mencoba menyajikan


laporan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Krajan Desa Bekiring
Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.

2
1.2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum


Memperoleh pengalaman secara nyata dan dapat memberikan gambaran
umum pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas kepada masyarakat di
Dusun Krajan Desa Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.

1.2.2. Tujuan Khusus


a. Mampu melakukan pengkajian dan memberikan gambaran tentang situasi
masyarakat di Dusun Krajan Desa Bekiring Kecamatan Pulung
Kabupaten Ponorogo.
b. Mampu membuat perencanaan untuk memecahkan masalah kesehatan
yang terdapat di Dusun Krajan Desa Bekiring Kecamatan Pulung
Kabupaten Ponorogo.
c. Mampu melaksanakan implementasi asuhan keperawatan komunitas
yang dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat di Dusun
Krajan Desa Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.
d. Mampu mengevaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah kesehatan masyarakat di Dusun Krajan Desa Bekiring
Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo.
1.3. Metode Penulisan
Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode studi kepustakaan
dan studi lapangan di Dusun Krajan Desa Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten
Ponorogo.

1.4. Sistematika Penulisan


Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan sistematika penulisan
laporan sebagai berikut :
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Metode Penulisan
1.3 Sistematika Penulisan
BAB 2 Pengkajian Komunitas

3
BAB 3 Diagnosa Keperawatan Komunitas
BAB 4 Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas
BAB 5 Implementasi Dan Evaluasi
BAB 6 Kesimpulan Dan Rekomendasi
Daftar Pustaka
Lampiran

4
BAB 2
PENGKAJIAN KOMUNITAS
RW 1 DUSUN KRAJAN DESA BEKIRING KEC. PULUNG KAB. PONOROGO

Data - data hasil pengkajian diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dan
survey pada Desa Bekiring yang terdiri dari 2 RW dan 5 RT pada tanggal 4 Februari-14
Maret 2019.

2.1 DIMENSI LOKASI


2.1.1 Batas Komunitas
 Batas wilayah
Batasan wilayah Desa Bekiring :
- Utara : Hutan
- Selatan : Desa Singgahan
- Barat : Desa Munggung
- Timur : Desa Banaran
Batasan wilayah Dusun Krajan :
- Utara : Dusun Nguncup
- Selatan : Desa Singgahan
- Barat : Desa Munggung
- Timur : Dusun Bintoro
 Karakteristik batasan wilayah (zona wilayah)
Wilayah Desa Bekiring dibatasi oleh wilayah yang merupakan area
pemukiman penduduk dan persawahan.
 Peta Wilayah
(Terlampir)

2.1.2 Lokasi Pelayanan Kesehatan


 Tempat Pelayanan Kesehatan :
Sarana pelayanan kesehatan yang sering digunakan oleh masyarakat Desa
Bekiring adalah Polindes, praktek Bidan Desa, Puskesmas Pulung
 Jarak Tempat Pelayanan Kesehatan :

5
Jarak terjauh wilayah Dusun Krajan RW 1 Desa Bekiring dengan Polindes ±1
km, Dokter/ Bidan Praktek ±1 km, Puskesmas Pulung ±5 km.
 Cara Mencapai Lokasi Pelayanan Kesehatan :
Untuk menuju ke tempat praktek bidan desa, Polindes dapat dicapai dengan
jalan kaki atau menggunakan sepeda motor yang menghabiskan waktu ±5-10
menit, sedangkan bila harus pergi ke Puskesmas masyarakat biasanya
menggunakan sepeda motor dan kendaraan pribadi (mobil) yang
menghabiskan waktu ±15 menit. Kondisi jalan raya di wilayah Desa Bekiring
sebagian besar makadam dan medan menanjak serta berliku-liku.
2.1.3 Gambaran Geografis
 Kesuburan
Dusun Krajan RW 1 merupakan salah satu dari tiga dusun di Desa Bekiring,
dimana Desa Bekiring merupakan daerah yang sebagiannya adalah daerah
pertanian, perkebunan, peternakan dan sebagian lagi adalah daerah
pemukiman. Pada daerah perkebunan banyak ditumbuhi tanaman padi, kelapa,
jagung, manggis, durian, coklat dan cengkeh.
Lahan Sawah : 572 Ha
Lahan Ladang : 123 Ha
Lahan Perkebunan : 96 Ha
Hutan : 120 Ha
Waduk/ Danau : 0 Ha
Lahan Lainnya : 119 Ha
 Topografi Dusun Krajan Desa Bekiring
Daerah Dusun Krajan RW 1 Desa Bekiring kebanyakan merupakan daerah
dataran tinggi. Desa ini diapit oleh persawahan dan dilewati oleh aliran sungai.
2.1.4 Gambaran Iklim
 Curah Hujan
Di wilayah Dusun Krajan RW 1 Desa Bekiring curah hujan rata-rata pertahun
mencapai 15-30mm/jam dimana frekuensi hujan dalam 1 bulan 10 kali
 Prakiraan Musim Hujan dan Musim Panas
Selama periode Januari sampai dengan saat ini diketahui frekuensi hujan yang
turun adalah sebanyak 20 kali, hal ini dikarenakan di wilayah ini telah mulai

6
memasuki musim hujan. Selain itu penduduk mengetahui perkiraan musim
hujan dan musim kemarau, yaitu sekitar bulan Desember sampai bulan Juni
untuk musim hujan, serta bulan Juli sampai November untuk musim kemarau.
 Kelembaban
Untuk kelembaban udara di daerah ini tidak terlalu ekstrim, pada saat musim
kemarau tidak terlalu panas dan pada musim hujan dingin, sedangkan suhu
udara berkisar antara 20-32C rata-rata harian.
Flora dan Fauna
 Jenis Tanaman
Tanaman yang tumbuh di Wilayah Dusun Krajan RW 1 Desa Bekiring
diantaranya adalah tanaman yang biasa ditanam di halaman dan ada pula yang
ditanam di perkebunan diantaranya mangga, pohon rambutan, srikaya, pisang,
manggis, durian, jati, pepaya, jagung, dan ada juga keluarga yang telah
memanfaatkan halamannya dengan menanam tanaman obat, dan lain-lain.
 Jenis Hewan (Ternak dan Liar)
Hewan ternak yang dimiliki penduduk sebagian besar adalah kambing dan
ayam, namun ada beberapa penduduk yang memiliki hewan ternak sapi dan
ternak ikan, juga ada yang memelihara kucing. Hewan liar yang ada wilayah
Desa Bekiring adalah kucing, ular, tikus, luwak, anjing, dll.
Lingkungan Buatan
 Sarana Olah Raga
Sarana olahraga yang ada di Dusun Krajan RW 1 Desa Bekiring dan biasa
digunakan masyarakat adalah lapangan voli.
 Sarana Rekreasi
Tidak terdapat sarana rekreasi di Wilayah Dusun Krajan RW 1 Desa Bekiring
dan biasanya masyarakat menghabiskan waktu luangnya dengan menonton
televisi, mengobrol dengan tetangga atau sesekali pergi ke tempat rekreasi
yang berada di desa lain, tepatnya di Desa Wagir Kidul yaitu wisata arum
jeram “Tubing Mendak Lereng Wilis” ada juga wisata “Bukit Pelangi”, dan
masyarakat juga sering pergi ke pasar Pulung untuk sekedar jalan-jalan atau
berbelanja.
 Lingkungan Pemukiman

7
Daerah pemukiman dikelilingi oleh persawahan, sungai dan dilewati oleh jalan
kecil yang membatasi jarak antar rumah, tetapi ada juga yang dibatasi oleh
lahan pekarangan rumah, pekarangan rumah sebagian besar penduduk
ditanami sayur, serta tanaman obat tradisional.

2.2 DIMENSI POPULASI


Dimensi populasi yang tercantum dibawah ini merupakan gambaran di wilayah
Desa Bekiring.
1. Ukuran
a. Jumlah Penduduk
Jumlah Total Penduduk : 4.449 jiwa, yang terdiri dari :
 Laki-laki : 1.102
 Perempuan : 1.115
 Usia 0-17 : 437
 Usia 18-55 : 1.176
 Usia 55 keatas : 619
4.449 Jiwa
b. Jumlah Kepala Keluarga
Jumlah kepala keluarga sebanyak 773 Kepala Keluarga. Fokus ke Dusun
Krajan RW 1 sebanyak 114 KK
c. Jumlah Pasangan Usia Subur
Jumlah pasangan usia subur sebanyak 480 pasangan. Fokus ke Dusun Krajan
RW 1 sebanyak 31 KK

2. Kepadatan
a. Jika dilihat dari perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
keseluruhan dapat dikatakan kepadatan penduduk tidak terlalu padat, dimana
jarak antar rumah saling berdekatan tetapi tidak berdempetan.
b. Jika dilihat dari perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah
pemukiman dapat dikatakan kepadatan penduduk tidak terlalu padat.

8
3. Komposisi Penduduk
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap masyarakat Dusun Krajan Desa Bekiring
Kecamatan Pulung, didapatkan data mengenai distribusi penduduk sebagai
berikut :
1 Berdasarkan Kelompok Jenis Kelamin
Diagram 2.1. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Jenis Kelamin Di
Wilayah Dusun Krajan

Jenis Kelamin

48% laki-laki
52% Perempuan

Gambar 2.1 Diagram distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin


Berdasarkan gambar 2.1 menunjukkan bahwa sebagian besar berjenis kelamin
perempuan dengan jumlah 170 jiwa dari 329 jiwa

2 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kelompok Usia


Diagram 2.2. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Usia Di
Wilayah Dusun Krajan

Usia
10% 7%
8%
Balita
12% Anak

63% Remaja
Dewasa

Gambar 2.2 Diagram distribusi frekuensi berdasarkan usia

9
Berdasarkan gambar 2.2 menunjukkan bahwa lebih dari setengahnya berusia
dewasa 20-60 tahun dengan jumlah 206 jiwa dari 329 jiwa.

3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Hubungan dalam KK


Diagram 2.3. Distribusi Penduduk Menurut Hubungan dalam KK Di
Wilayah Dusun Krajan

Hubungan dengan KK

Anak
33% 33%
Cucu
Ibu
Istri

3% Lansia
28%
2%

Gambar 2.3 Diagram distribusi frekuensi berdasarkan hubungan dengan KK


Berdasarkan gambar 2.3 menunjukkan bahwa hampir setengahnya berstatus
sebagai anak dan lansia dengan jumlah 216 jiwa dari 329 jiwa.
4 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Agama
Diagram 2.4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Agama Di
Wilayah Dusun Krajan

Agama
00 0
Islam
Hindu
Budha
100%
Katolik

Gambar 2.4 Diagram distribusi frekuensi berdasarkan agama

10
Berdasarkan gambar 2.4 menunjukkan bahwa seluruhnya beragama islam
dengan jumlah 329 jiwa dari 329 jiwa.

5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Suku


Diagram 2.5. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Suku Di
Wilayah Dusun Krajan

Suku
0

Jawa
100%

Gambar 2.5 Diagram distribusi frekuensi berdasarkan suku


Berdasarkan gambar 2.5 menunjukkan bahwa seluruhnya bersuku jawa
dengan jumlah 329 jiwa dari 329 jiwa.

6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendidikan


Diagram 2.6. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Pendidikan Di
Wilayah Dusun Krajan

Pendidikan
1%
BS
7% 2%
18% 7% TS
TK
SD
23% SMP
44%
SMA
PT

Gambar 2.6 Diagram distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan

11
Berdasarkan gambar 2.6 menunjukkan bahwa hampir setengahnya
berpendidikan SD dengan jumlah 140 orang dari 329 jiwa.

7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan


Diagram 2.7. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Pekerjaan Di
Wilayah Dusun Krajan

Pekerjaan
4% 2%
Belum bekerja
IRT
16%
Pelajar
2%
perangkat
52%
Swasta
21%
PNS
Tani
2%

Gambar 2.7 Diagram distribusi frekuensi berdasarkan pekerjaan


Berdasarkan gambar 2.7 menunjukkan bahwa sebagian besar bekerja sebagai
petani dengan jumlah 171 jiwa dari 329 jiwa.

8 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pendapatan Per KK


Diagram 2.8. Distribusi Penduduk Menurut Pendapatan Per KK Di
Wilayah Dusun Krajan

Penghasilan
53.21%
42.20%

4.59%

<1 juta 1-3 juta >3 juta

Gambar 2.8 Diagram distribusi frekuensi berdasarkan pendapatan per KK

12
Berdasarkan gambar 2.8 menunjukkan bahwa sebagian besar pendapatan per
KK <1jt dengan jumlah 60 KK dari 114 KK

9 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyakit 6 Bulan Terakhir (Tiap Anggota


Keluarga)
Diagram 2.9. Distribusi Penduduk Menurut Penyakit 6 Bulan Terakhir
(Tiap Anggota Keluarga) Di Wilayah Dusun Krajan

Penyakit
4%
4%
Gastritis
4%
4% Asam Urat
25%
4% TBC

13% Asma
Katarak
38% Stroke
4%
DM

Gambar 2.9 Diagram distribusi frekuensi berdasarkan penyakit 6 bulan terakhir


Berdasarkan gambar 2.9 menunjukkan bahwa hampir setengahnya
menderita penyakit asam urat dengan waktu 6 bulan terakhir dengan jumlah 9
orang atau dengan prosentase 38%.

13
DIAGRAM DISTRIBUSI BERDASARKAN KELOMPOK KHUSUS

PASANGAN USIA SUBUR


1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penggunaan KB

KB
0%
0%0%

6%

IUD
Pil
Suntik
Kondom
Implant
94%

Gambar 2.10. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan Penggunaan KB


Berdasarkan gambar 2.10 menunjukkan bahwa hampir setengahnya
menggunakan KB berjenis suntik dengan jumlah 31 orang atau dengan prosentase
94%.

IBU HAMIL
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan ibu hamil

Ibu Hamil
0%

Ya
Tidak
100%

Gambar 2.11. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan kunjungan ANC


Berdasarkan gambar 2.11 menunjukkan bahwa dari 2 jiwa seluruhnya
melakukan kunjungan ANC secara rutin.

14
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Imunisasi TT

Mendapatkan TT
0%

Ya
Tidak
100%

Gambar 2.12. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan imunisasi TT


Berdasarkan gambar 2.12 menunjukkan bahwa dari 2 jiwa seluruhnya
melakukan imunisasi TT lengkap.

3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Penyakit Ibu Hamil

120%

100%

80%

60%

40%

20%

0%
Lemah, Letih, Mual, Muntah Pusing Bengkak Lainnya
Lesu

Gambar 2.13. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan penyakit ibu hamil


Berdasarkan gambar 2.13 menunjukkan bahwa dari 2 jiwa seluruhnya
mengatakan memiliki keluhan selama hamil mual muntah.

15
IBU NIFAS ATAU IBU MENETEKI
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ibu Menyusui

Ibu Menyusui

14%
Ada
Tidak
86%

Gambar 2.14. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan produksi ASI


Berdasarkan Gambar 2.14 menunjukkan bahwa dari 7 jiwa lebih dari
setengahnya 6 jiwa mengatakan produksi ASI lancar.

2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lama Menyusui

Lama Menyusui
0%

17%
< 1 Bulan
1-4 Bulan
50%
5-12 Bulan
33%
12 Bulan

Gambar 2.15. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan lama menyusui


Berdasarkan Gambar 2.15 menunjukkan bahwa dari 7 jiwa hampir
setengahnya 3 jiwa menyusui selama 12 bulan.

16
BALITA
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Anggota Keluarga Balita

Anggota Keluarga Balita

26%

Ada
Tidak

74%

Gambar 2.16. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan anggota keluarga balita


Berdasarkan Gambar 2.16 menunjukkan bahwa dari 114 KK
terdapat 28 anggota keluarga yang balita

2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kunjungan Balita ke Posyandu

Balita ke posyandu setiap bulan


0%

Ya
Tidak

100%

Gambar 2.17. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan balita ke posyandu


Berdasarkan Gambar 2.17 menunjukkan bahwa seluruhnya balita ke
posyandu setiap bulan dengan jumlah 28 orang

17
3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemberian Imunisasi Dasar

Imunisasi
0%

Ya
Tidak

100%

Gambar 2.18. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan pemberian imunisasi dasar


Berdasarkan gambar 2.18 menunjukkan bahwa seluruhnya balita
mendapatkan pemberian imunisasi dasar lengkap dengan jumlah 28 orang.

4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kepemilikan KMS

Kepemilikan KMS

7%

Ya
Tidak

93%

Gambar 2.19. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan kepemilikan KMS


Berdasarkan gambar 2.19 menunjukkan bahwa lebih setengahnya
memiliki KMS dengan jumlah 26 balita dari 28 balita.

18
5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan BB anak Di KMS

BB Anak di KMS
3% 4%
Di atas garis hijau

Di atas garis hijau


sampai kuning
36%
Dibawah garis titik-
57%
titik
Dibawah garis merah

Gambar 2.20. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan BB anak di KMS


Berdasarkan gambar 2.20 menunjukkan bahwa lebih setengahnya BB
anak diatas garis hijau dengan jumlah 16 balita dari 28 balita

ANAK DAN REMAJA


1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan anak usia sekolah

Usia Anak dan Remaja

30% 6-10 Th
40%
11-15 Th
16-21 Th
30%

Gambar 2.21. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan usia anak dan remaja
Berdasarkan gambar 2.21 menunjukkan bahwa sebagian besar usia
anak dan remaja 16-21 tahun sejumlah 28 anak dan remaja dari 71 anak dan
remaja

19
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan pendidikan anak remaja

Pendidika Anak/Remaja

12%
SD
34%
SMP
24%
SMA
PT
30%

Gambar 2.22. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan anak dan


remaja
Berdasarkan gambar 2.22 menunjukkan bahwa sebagian besar
pendidikan anak dan remaja sejumlah 24 anak dan remaja dari 71 anak dan
remaja

3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebiasaan Anak

Kebiasaan Anak

18% 0% Merokok
0% Alkohol
Narkoba
82% Lainnya

Gambar 2.23. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan anak


Berdasarkan gambar 2.23 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
memiliki kebiasaan mengaji dan menonton tv anak dengan jumlah 58 orang
dari jumlah total 71 orang

20
REMAJA
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kenakalan Remaja

18% 0% Merokok
0%
Alkohol
Narkoba
82% Tidak

Gambar 2.24. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan kenakalan remaja


Berdasarkan gambar 2.24 menunjukkan bahwa sebagian besar kenakalan
remaja dengan merokok sejumlah jumlah 9 orang dari 51 orang

LANSIA
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kunjungan Posyandu

Keikutsertaan Posyandu

15%

Ikut
85% Tidak

Gambar 2.25. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan kunjungan posyandu


Berdasarkan gambar 2.25 menunjukkan bahwa lansia tidak pernah
melakukan kunjngan posyandu dengan jumlah 7 orang dari 53 orang.

21
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Penyakit

Jenis Penyakit

6% Asma
29% 12%
TBC
12%
0% HT
0% 29% DM
6% 0%
Rematik
0%
Katarak
6%
Gambar 2.26. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan jenis penyakit pada
lansia
Berdasarkan gambar 2.26 menunjukkan bahwa jenis penyakit yang
banyak diderita rematik sejumlah 5 lansia dari total 17 lansia

3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Upaya Yang Dilakukan

Upaya yang dilakukan

12%
Berobat ke sarkes
12%
Berobat ke
nonmedis
Diobati sendiri
76%

Gambar 2.27. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan upaya yang dilakukan


Berdasarkan gambar 2.27 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
upaya yang dilakukan berobat kesarana kesehatan sejumlah 13 lansia dari
total 17 lansia.

22
DIAGRAM DISTRIBUSI BERDASARKAN LINGKUNGAN FISIK
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Rumah

Status Kepemilikan Rumah


1.83% 6.42%

91.74%

Sewa Numpang Milik Sendiri

Gambar 2.28. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan status kepemilikan


rumah
Berdasarkan gambar 2.28 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
status rumah milik sendiri dengan jumlah 100 KK

2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Rumah

Tipe Rumah
3.67%
0.00%

96.33%

Permanen Semipermanen Tidak permanen

Gambar 2.29. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan jenis rumah

23
Berdasarkan gambar 2.29 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
jenis rumah adalah permanen dengan jumlah 105 KK dari 114 KK
3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Lantai Rumah

Jenis Lantai
3.67%

21.10%

1.83%

73.39%

Tanah Papan Tegel Semen

Gambar 2.30. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan jenis lantai rumah


Berdasarkan gambar 2.30 menunjukkan bahwa sebagian besar jenis
lantai rumah keramik dengan jumlah 80 KK dari 114 KK

4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Ventilasi

Jendela Rumah
6.42%

93.58%

Ya Tidak

Gambar 2.31. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan ventilasi


Berdasarkan gambar 2.31 menunjukkan bahwa sebagian besar
memiliki ventilasi dengan jumlah 89 KK dari 114 KK.

24
5. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Air Bersih

Sumber Air Minum


0.00%
0.00%2.75%

97.25%

PAM Sumur Air Mineral Sumber

Gambar 2.32. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan sumber air bersih


Berdasarkan gambar 2.32 menunjukkan bahwa seluruhnya berasal
dari sumber air pegunungan dengan jumlah 114 KK dari 114 KK.

6. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Sumber Air Minum

Sumber Air Minum


2.75%
0.00%0.00%

97.25%

PAM Sumur Air Mineral Sumber

Gambar 2.33. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan sumber air minum


Berdasarkan gambar 2.33 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
sumber air minum di masak dengan jumlah 114 KK dari 114 KK.

25
7. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Jamban

Jenis Jamban
8.26%
0.00%

91.74%

Cemplung Plengsengan Leher Angsa

Gambar 2.34. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan jenis jamban


Berdasarkan gambar 2.34 menunjukkan bahwa masih ada sebagian
kecil jenis jamban adalah cemplung dengan jumlah 9 KK dari 114 KK.

8. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat BAB

BAB/BAK
5.50%
0.00%

94.50%

Jamban Sungai Sembaragan

Gambar 2.35. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan tempat BAB


Berdasarkan gambar 2.35 menunjukkan bahwa sebagian kecil tempat
BAB berada di sungai dengan jumlah 6 KK dari 114 KK.

26
9. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jentik

Ada Jentik
6.42%

93.58%

Ya Tidak

Gambar 2.36. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan jentik


Berdasarkan gambar 2.36 menunjukkan bahwa masih ada sebagian
kecil penampungan air terdapat jentik dengan jumlah 7 KK dari 114 KK.

10. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Tempat Sampah

Tempat Pembuangan Sampah

9.17%
15.60%
12.84%

22.02%

40.37%

Sungai Ditimbun Dibakar Sembarangan Lainnya

Gambar 2.37. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan tempat sampah


Berdasarkan gambar 2.37 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya
limbah sampah dibakar dengan jumlah 44 KK dari 114 KK.

27
11. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Saluran Limbah

Pembuangan Air Limbah

26.61%
35.78%

37.61%

Resapan Got Sembarang

Gambar 2.38. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan saluran limbah


Berdasarkan gambar 2.38 menunjukkan bahwa hampir setengahnya
membuang saluran limbah berada di sembarangan dengan jumlah 29 KK
dari 114 KK.

12. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kandang Ternak

Kepemilikan
21.93%

78.07%

Tidak Ya

Gambar 2.39. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan kandang ternak


Berdasarkan gambar 2.39 menunjukkan bahwa sebagian besar
memiliki kandang ternak kotor dengan jumlah 86 KK dari 114 K

28
13. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kandang Ternak

Kondisi

29.21%
70.79%

Terawat Tidak Terawat

Gambar 2.40. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan kandang ternak


Berdasarkan gambar 2.40 menunjukkan bahwa sebagian kecil kondisi
kandang ternak kotor dengan jumlah 26 KK dari 86 K

14. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pemanfaatan Fasilitas Pelayanan


Kesehatan

Sarana Kesehatan Terdekat


0.00% 0.00%

13.76%
Rumah Sakit
36.70% Puskesmas
Dokter/Perawat/Bidan
Balai Pengobatan
49.54% Lainnya

Gambar 2.41. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan pemanfaatan fasilitas


pelayanan kesehatan

29
Berdasarkan gambar 2.41 menunjukkan bahwa sebagian besar
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan di puskesmas dengan jumlah 40
KK dari 114 KK

15. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jaminan Kesehatan

Sumber Pendanaan Kesehatan

11.93% 11.93%

20.18%

55.05%
0.92%

ASTEK/ASKES Tabungan Dana Sehat JPS/Askes Maskin Tidak Ada

Gambar 2.42. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan jaminan kesehatan


Berdasarkan gambar 2.42 menunjukkan bahwa sebagian besar
memiliki jaminan kesehatan Tabungan dengan jumlah 60 KK dari 114 KK

16. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jarak Ke Pelkes

Jarak ke Pelkes
2.75%

11.93%

22.94%

62.39%

< 1 km 1-2 km 2-5 km > 5 km

Gambar 2.43. Diagram distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan jarak ke Pelkes

30
Berdasarkan gambar 2.43 menunjukkan bahwa sebagian besar
menempuh jarak 1-2 Km dengan jumlah 68 KK dar i 114 KK

31
BAB 3
ANALISA DATA

3.1 Analisa Data


Analisa dibawah ini adalah analisa data dari permasalahan yang ada di RW 01,
Dusun Krajan, Desa Bekiring , Kec. Pulung Kab. Ponorogo. Proses analisa data
hasil pengkajian kesehatan tersebut dilakukan bersama-sama dengan masyarakat
melalui Musyawarah Masyarakat Desa (MMD), yang dilaksanakan pada tanggal 22
Februari 2019. Analisa masalah yaitu sebagai berikut :
1. Resiko Penurunan Derajat Kesehatan Lingkungan
MASALAH
NO DATA
KESEHATAN
01 02 03
1. Melalui hasil observasi yang telah dilakukan selama 1 Kesehatan
minggu, didapatkan masalah yang paling utama di RW Lingkungan:
01, Dusun Krajan, Desa Bekiring yaitu masalah jamban,  Jamban Sehat

pengelolaan dan pembungan sampah, dan polusi udara  Pengelolaan

dari kandang ternak. dan


Pembuangan
 Dari 114 KK hasil pengkajian didapatkan data sebanyak
sampah
19 (16,6%) KK tidak mempunyai jamban. Berdasarkan
 Polusi Udara
keterangan dari beberapa narasumber didapatkan bahwa
dari Kandang
masyarakat yang tidak mempunyai jamban tersebut
Ternak
memiliki masalah finansial dalam pembangunan jamban
sehat dan sebagian karena kurangnya kesadaran tentang
kesehatan. Sebagian dari masyarakat menyadari bahwa
mempunyai jamban yang sehat adalah penting, akan
tetapi karena masalah finansial yang menjadi penghambat
untuk mewujudkan jamban yang sehat tersebut.

 Dari 114 KK hasil pengkajian didapatkan data sebanyak


19 (16,6%) KK tidak mempunyai jamban atau
pembuangannya masih di sungai. Ada 9 (7,8%) KK yang

32
jenis jambannya masih “cemplung”. Berdasarkan hasil
wawancara didapatkan bahwa masih banyak masyarakat
yang mempunyai pengetahuan yang kurang terkait
bahaya dan akibat yang ditimbulkan dari BAB tidak pada
tempatnya. Selain itu sebagian kecil masyarakat
menganggap remeh dengan kebiasaan BAB sembarangan
tersebut. Dari hasil pengkajian pada masyarakat yang
BAB diladang atau oleh masyarakat lebih dikenal dengan
sebutan “jumbleng” didapatkan bahwa mereka sudah
sering berpindah tempat apabila satu tempat yang
digunakan untuk BAB tersebut sudah penuh. Dari segi
tempat yang digunakan untuk BAB sebagian besar
berada berdekatan dengan rumah, sehingga juga dapat
mengganggu kenyamanan masyarakat sekitar.

 Dari 114 KK mayoritas memiliki hewan ternak dan


kandang kebanyakan berada diluar rumah dengan kondisi
terawat sebanyak 63 (70,45%) rumah dan 26 (29,01%)
rumah kurang terawat hal ini bisa menyebabkan adanya
polusi lingkungan yang berakibat terhadap munculnya
penyakit.

 Penduduk di Dusuk Krajan RW 01 dalam hal pengelolaan


sampah terdapat 49 (42,98%) KK mengelola sampah
dengan dibakar, 24 (21,05%) KK mengelola sampah
dengan cara ditimbun, namun kadang ada yang
membuang sampah ke sungai yaitu sebanyak 17KK
(14,91%). Dan sebanyak 97 KK tidak mempunyai
penampungan sampah. Masih adanya KK yang
membuang sampah ke sungai dapat menyebabkan
sumbatan pada sungai dan terjadi genangan air yang dapat
mengakibatkan tempat berkembangbiaknya bakteri
sehingga dapat menimbulkan penyakit. Terkait tentang

33
pembuangan limbah menurut pengakuan beberapa warga
di RW 01 tidak terdapat saluran pembuangan air limbah
yang jelas ada sebagian pembuangan limbah ke got atau
resapan ada juga yang ke sungai.

a. Pohon Masalah

Kurang pengetahuan tentang lingkungan yang sehat

Kesadaran Rendah

Jamban yang tidak sehat, pengelolaan sampah tidak baik, lingkungan tidak sehat

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menurun

Meningkatnya resiko terpapar penyakit

b. Masalah Komunitas
Masalah keperawatan komunitas tersebut dibuat dengan mengacu pada hasil analisa
data dari RW 01 Dusun Krajan, adapun diagnosa tersebut yaitu sebagai berikut :
- Jamban Sehat
- Pengelolaan dan Pembuangan sampah
- Polusi Udara dari Kandang Ternak

c. Skor
SKOR USG: U S G Total
- Jamban Sehat 5 4 4 13
- Pengelolaan dan Pembuangan sampah 4 4 4 12
- Polusi Udara dari Kandang Ternak 2 3 2 7

34
2. Penurunan Derajat Kesehatan Lansia
MASALAH
NO DATA
KESEHATAN
01 02 03
1. Melalui hasil observasi yang telah dilakukan selama 1 Kesehatan
minggu, didapatkan masalah yang paling utama di RW Lingkungan:
01, Dusun Krajan, Desa Bekiring yaitu masalah  Penurunan

penurunan derajat kesehatan pada lansia derajat


kesehatan
 Dari 53 lansia hasil pengkajian didapatkan data sebanyak
lansia.
17 (32,07%) lanisa memiliki penyakit. Penyakit yang
dimiliki lansia tersebut adalah hipertensi sebanyak 5
lansia (29%) dan sebnyak 5 lansia (29%) memiliki
penyakit rematik. Berdasarkan keterangan dari beberapa
narasumber didapatkan bahwa masyarakat yang
mempunyai penyakit tersebut kurang memperhatikan
pola makan. Seperti terlalu sering atau banyak
mengkonsumsi makanan bersantan dan berlemak serta
makanan tinggi purin.

 Dari 53 lansia hasil pengkajian didapatkan data sebanyak


28 lansia (53%) mengikuti kegiatan posyandu lansia dan
sisanya sebanyak 25 (47%) lansia tidak mengikuti
posyandu lansia. Berdasarkan hasil wawancara
didapatkan bahwa sebagaian lansia yang tidak mengikuti
posyandu karena beberapa alasan, yaitu tidak mau dan
malas serta tidak ada yang mengantar ke posyandu. Selain
itu lansia malas ke posyandu karena bosan dengan
kegiatan posyandu yang monoton.

35
a. Pohon Masalah

Kurang pengetahuan tentang pentingnya kesehatan, akses rendah

Kesadaran Rendah

Penurunan derajat kesehatan lansia

Kematian meningkat

b. Masalah Komunitas
Masalah keperawatan komunitas tersebut dibuat dengan mengacu pada hasil analisa
data dari RW 01 Dusun Krajan, adapun diagnosa tersebut yaitu sebagai berikut :
- Penurunan derajat kesehatan lansia

c. Skor
SKOR USG: U S G Total
- Penurunan derajat kesehatan lansia 4 3 4 11

3. Perilaku Kenakalan Anak dan Remaja


MASALAH
NO DATA
KESEHATAN
01 02 03
1. Melalui hasil observasi yang telah dilakukan selama 1 Kesehatan
minggu, didapatkan masalah yang paling utama di RW Lingkungan:
01, Dusun Krajan, Desa Bekiring yaitu masalah  Kenakalan

penurunan derajat kesehatan pada lansia remaja


 Peniurunan
 Dari 51 anak dan remaja hasil pengkajian didapatkan
derajat
data sebanyak 18 (35%) anak berpendidikan SD,
kesehatan
sebnayak 15 (29%) SMP, sebanyak 12(24%) SMA, dan
anakdan

36
peruguruan tinggi sebanyak 6 (12%). Kebiasaan anak remaja
didapatkan hasil sebanyak 9 anak merokok.
Berdasarkan keterangan dari beberapa narasumber
didapatkan bahwa ada anak kelas 4 SD yang sudah
merokok. Hal ini disebabkan kurangnya pengawasan
orangtua kepada anak.

 Berdasarkan hasil survei didapatkan anak dan remaja


sebanyak 21 (41%) menghabiskan waktu luangnya
untuk bermain diluar rumah. Hal ini dapat
menyebabkan anak mengalami salah pergaulan dan
terpengaruh oleh lingkungan luar.

 Dari pengkajian di SDN 1 Bekiring didapatkan data :


 Gigi dan mulut
 Caries : 33 (73,3 %)
 Gigi bersih : 12 (26,6%)
 Kuku
 Panjang bersih : 20 (44,5%)
 Panjang kotor : 25 (55,5%)
 Aktivitas sehari
 Mandi
a. Tidak mandi 30 anak (66,6%)
b. Mandi 15 amak (33,3%)

 Dari pengkajian di TK PKK Bekiring didapatkan data :


 Gigi dan mulut
 Caries : 22 (88 %)
 Gigi bersih : 3 (12%)
 Kuku
 Panjang bersih : 25 (100%)
 Aktivitas sehari
 Mandi
a. Mandi 25 anak (100%)

37
a) Pohon Masalah

Kurang pengawasan orang tua

pergaulan bebas anak kurang mendapat perhatian

Koping inefektif pengetahuan anak thd kebersihan diri kurang

Kenakalan remaja penurunan derajat kesehatan anak

b) Masalah Komunitas
Masalah keperawatan komunitas tersebut dibuat dengan mengacu pada hasil analisa
data dari RW 01 Dusun Krajan, adapun diagnosa tersebut yaitu sebagai berikut :
- Kenakalan remaja (merokok)
- Peneurunan kesehatan derajat anak

c) Skor
SKOR USG: U S G Total
- Kenakalan remaja 3 3 3 9
- Penurunan derajat keseshatan anak 3 3 2 8

38
BAB IV
PLAN OF ACTION
RENCANA KEPERAWATAN KOMUNITAS DI RW 01 DUSUN KRAJAN DESA BEKIRING KECAMATAN PULUNG

PENANGGUNG
DIAGNOSA KRITERIA JAWAB WAKTU/
NO TUJUAN STRATEGI KEGIATAN
KEPERAWATAN INDIKATOR TEMPAT
Mahasiswa Masyarakat
1 Kurang Jangka panjang :  Masyarakat Edukatif  Penyuluhan Eko Hendri Pak Kamto Balai Desa
pengetahuan Dalam waktu 2 mengetahui Diskusi kesehatan tentang pada acara
tentang perilaku minggu masyarakat tentang manfaat kelompok sanitasi lingkungan Prolakmin
hidup bersih dan setempat mampu lingkungan bersih dan tatakelola
sehat meningkatkan dan menciptakan membangun
perilaku hidup masyarakat yang lingkungan yg
bersih dan sehat sehat dan sejahtera bersih dan sehat
 Masayarakat Masyarakat
Jangka pendek : bersedia untuk bekerja sama  Kerja bakti bersama- Aditiya Ketua RT,
Setelah melakukan / dengan sama masyarakat Ketua RW
mendapatkan mempraktikan cara perangkat desa desa per RT
intervensi 2 x menjaga maupun
pertemuan mampu lingkungan agar tenaga
mengetahui cara tetap bersih kesehatan
merawat puskesmas
lingkungan sekitar untuk
rumah untuk pengarahan
mencegah setiap warga
wabahnya penyakit
di RW 01 dsn.
Krajan ds. Bekiring

39
 
3 Resiko penurunan Jangka Panjang: Wahyu Puji Ibu Kepala SDN 01
kesejahteraan anak Dalam waktu 6  Siswa Edukatif  Penyuluhan tentang Lestari Sekolah Bekiring
sekolah di SDN 1 bulan pola hidup mengetahui Kerjasama tata cara mandi yang 14 Februari
Bekiring akibat bersih dan sehat jadwal dan waktu dengan Bidan baik dan benar 2019
Pola Hidup Bersih siswa siswi menjadi penyuluhan Desa dan
dan Sehat yang lebih baik.  Siswa antusias Puskesmas  Screening karies gigi
kurang dan berperan Pulung dan penyuluhan SDN 01
Jangka Pendek : serta aktif Pendekatan tentang gosok gigi Bekiring
Dalam waktu 2 mengikuti dengan Kepala serta cuci tangan
minggu setelah penyuluhan. Sekolah dan yang baik dan benar
dilakukan guru SDN 01
intervensi siswa Bekiring
SDN 01 Bekiring:
 Mengetahui
tentang cara
mandi yang baik
dan benar
 Mampu
menjaga
kebersihan diri
siswa dan siswi

4 Belum adekuatnya  Mengerti tentang  Anak-anak Edukatif  Pemeriksaan personal Santi Dwi H Ibu Kepala TK PKK
pemenuhan personal hygiene mengetahui Kerjasama hygiene masing- Sekolah Bekiring
personal hygiene (kebersihan diri) jadwal dan waktu dengan Bidan masing siswa 15 Februari
pada murid TK terutama gosok penyuluhan Desa dan  Penyuluhan tentang, 2019
PKK Bekiring, gigi dan cuci Puskesmas personal hygiene (
akibat kurangnya tangan secara  Anak-anak Pulung kebersihan gigi dan
pengetahuan murid Pendekatan mencuci tangan

40
tentang personal benar. antusias dan dengan Kepala
hygiene terutama berperan serta Sekolah dan T  Kegiatan menggosok
gosok gigi dan cuci aktif mengikuti Bekiring gigi bersama
tangan secara benar  Mampu penyuluhan.  Kegiatan mencuci
melakukan tangan bersama
personal hygiene
dengan tepat dan
benar
5 Resiko kurangnya  Mampu  Anak-anak Edukatif  Penyuluhan tentang Dhaniar Bpk. Mudin Mushola
pengetahuan anak- mempersiapkan antusias dan Kerjasama pencegahan dan cara Yuniarso Bapak Mudin
anak tentang diri jika terjadi berperan serta dengan menghadapi bencana
pencegahan dan bencana aktif mengikuti Puskesmas
cara menghadapi sewaktu-waktu penyuluhan dengan bapak
bencana di TPA mudin Masjid
Bekiring akibat Bekiring
kurangnya
informasi dari
petugas kesehatan
6 Resiko pengetahuan Jangka Panjang: Alifda Lilik Tuan Rumah
kurang tentang Dalam waktu 6  masyrakat/keluar Edukatif  Mengadakan Rumah Warga dalam
pemberian asi bulan diharapkan ga-nya dapat Diskusi penyuluhan tentang kegiatan
eksklusif dan cara ibu menyusui menyebutkan kelompok keuntungan yasinan rutin
melancarkan ASI mampu memberi keuntungan pemberian ASI
akibat kurangnya ASI eksklusif memberi ASI eksklusif selama 6
informasi dari selama 6 bulan. eksklusif selama bulan
petugas kesehatan 6 bulan
Edukatif  Mengadakan
 masyrakat/keluar Diskusi penyuhan tentang
Jangka Pendek: ga dapat kelompok cara breast care
Dalam waktu 1 menyebutkan

41
bulan, ibu cara melancarkan Kerjasama
menyusui dan ASI dengan Bidan
keluarga di Dukuh Desa dan
krajan Ds Bekiring perawat desa
mampu :

 Mengetahui
keuntungan
memberi ASI
eksklusif selama
6 bulan

 Mengetahui
cara
memperlancar
ASI

 Mampu
mengetauhi cara
penyimpanan
ASI saat
ditinggal
bekerja

7 Kurang Jangka Panjang :  Ibu hamil atau Edukatif Penyuluhan kesehatan Septy Tuan Rumah warga
pengetahuan Dalam waktu 3 keluarga Kerjasama tentang senam ibu hamil Faiziyah Rumah dalam acara
tentang kebugaran bulan kebugaran mengetahui dengan Bidan yasinan
jasmani ibu hamil jasmani bagi ibu tentang manfaat Desa dan
akibat sedikitnya hamil mampu dari senam ibu Puskesmas
informasi yang meningkat dan hamil Pulung

42
masuk ke desa terealisasikan  Ibu hamil bersedia Pendekatan
untuk dengan
Jangka Pendek : mempraktekkan masyarakat
Setelah mendapat senam lansia atau keluarga
intervensi selama terutama pada
1x pertemuan, ibu ibu hamil dan
hamil dan calon ibu menyusui
mampu mengetahui
cara senam bagi ibu
hamil di RW 01
dsn. Krajan ds.
Bekiring
8 Kurangnya Jangka Panjang:  Masyarakat atau Edukatif  Penyuluhan Rizky Rina Rumah warga
pengetahuan Dalam waktu 1 keluarga Kerjasama kesehatan tentang Anisatul dalam
tentang keuntungan tahun terwujud mengetahui dengan Bidan keuntungan dan Fadilah kegiatan
dan pemilihan program tentang manfaat Desa dan pemilihan yasinan rutin
penggunaan alat pemerintah yaitu dari penggunaan Puskesmas penggunaan alat
kontrasepsi keluarga berencana alat kontrasepsi Pulung kontrasepsi
 Masyarakat atau Pendekatan
keluarga bersedia dengan
Jangka Pendek : untuk mengikuti masyarakat
Setelah mendapat program KB atau keluarga
interrvensi dalam terutama pada
waktu 2 minggu passangan usia
masyarakat dukuh subur
krajan Desa
bekiring :
Mampu mengenal
keuntungan
pengguna KB, jenis

43
alat kontrasepsi,
lama pemakaian
alat kontrasepsi di
RW 01 RT 01
Dusun Krajan Desa
Bekiring
Kecamatan Pulung

44
DAFTAR KEGIATAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD)
DI RW 01 DUSUN KRAJAN DESA BEKIRING KECAMATAN PULUNG
KABUPATEN PONOROGO

1. KESEHATAN LINGKUNGAN
No Kegiatan Pelaksanaan

1 Pemicuan jamban sehat bekerja sama Sabtu, 09 Maret 2019


dengan Puskesmas Pulung

2 Penyuluhan kesehatan terkait manfaat Sabtu, 09 Maret 2019


jamban sehat

3 Penyuluhan Pengelolaan sampah pada Jumat, 02 Maret 2019


kegiatan yasinan rutin masyarakat

4 Pemberian stimulus leher angsa kepada Rabu, 13 Maret 2019


masyarakat Dusun Krajan Desa Bekiring

5 Pemberian stimulus gorong-gorong kepada Rabu, 13 Maret 2019


masyarakat Dusun Krajan Desa Bekiring

2. KESEHATAN LANSIA
No Kegiatan Pelaksanaan
1 Revitalisasi Posyandu Lansia Senin, 8 Februari 2019
2 Penyuluhan tentang Asam Urat dan Senin, 13 Februari 2019
pemeriksaan kesehatan bagi Lansia

3 Pemberian penyuluhan tentang hipertensi Jumat, 21 Februari 2019


serta tanya jawab pada kegiatan yasinan
ibu-ibu
4 Pelatihan senam lansia pada kader lansia Jumat, 1 Maret 2019
dan pengadaan senam lansia setiap hari
jumat

45
3. KESEHATAN ANAK USIA SEKOLAH
No Kegiatan Pelaksanaan
1 Pemberian penyuluhan tentang Cuci Tangan Kamis, 14 Februari 2019
di SDN 1 Bekiring

2 Praktek cuci tangan bersama di SDN 1 Kamis, 14 Februari 2019


Bekiring

3 Pemberian penyuluhan tentang Gosok Gigi Kamis, 14 Februari 2019


di SDN 1 Bekiring

4 Praktek Gosok Gigi bersama di SDN 1 Kamis, 14 Februari 2019


Bekiring

5 Pemberian penyuluhan tentang Cuci Tangan Sabtu,16 Februari 2019


di TK PKK Bekiring

6 Praktek cuci tangan bersama di TK PKK Sabtu,16 Februari 2019


Bekiring

7 Pemberian penyuluhan tentang Gosok Gigi Sabtu,16 Februari 2019


di TK PKK Bekiring

8 Praktek gosok gigi bersama di TK PKK Sabtu,16 Februari 2019


Bekiring

9 Pemberian penyuluhan tentang Cuci Tangan Kamis, 14 Februari 2019


di TPA Dusun Krajan

46
BAB 5
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI RW 1 DUSUN KRAJAN DESA BEKIRING KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Diagnosa Komunitas I:Resiko Penurunan Derajat Kesehatan Lingkungan


Rencana Kegiatan Tanggal Implementasi Evaluasi Hambatan Saran
Penyuluhan Sabtu, 9  Menyiapkan materi Masyarakat Adanya kegiatan hujan Memotivasi warga
kesehatan terkait Maret 2019 memperhatikan ketika membuat warga datang untuk segera
manfaat jamban  Menyiapkan tempat materi di sampaikan terlambat dan acara membuat jamban
penyuluhan penyuluhan baru yang sehat
sehat
Masyarakat terlihat terlaksana sekitar pukul
 Penyuluhan Kesehatan antusias dilihat dari 08.30 WIB
terkait manfaat adanya feedback
jamban sehat beberapa pertanyaan
dan diskusi bersama
Pemicuan jamban Sabtu, 9  Menyiapkan materi Masyarakat Ekonomi dan kesadaran Memotivasi warga
sehat bekerja sama Maret 2019 memperhatikan ketika masyarakat yang untuk segera
dengan Puskesmas  Menyiapkan tempat materi di sampaikan kurang tentang membuat jamban
penyuluhan Hanya beberapa pentingnya jamban yang sehat
Pulung
masyarakat yang mau sehat dan masih ada
Penyuluhan Kesehatan membuat jamban yg beberapa warga yang
terkait manfaat jamban baik dan benar mengandalkan bantuan
sehat
Penyuluhan PHBS Kamis, 21  Menyiapkan materi Masyarakat Masih banyak warga Menyadarkan
pada kegiatan Februari memperhatikan ketika yang membuang warga pentingnya
yasinan rutin 2019  Menyiapkan tempat materi di sampaikan sampah sembarangan berperilaku hidup
penyuluhan bersih dan sehat
masyarakat

47
 Penyuluhan Kesehatan
terkait PHBS
Kerja bakti Kamis, 24 Membersihkan saluran Warga antusias Banyak sampah yang Memberi kesadaran
pembersihan saluran Februari air membersihkan saluran menyumbat saluran air bagi warga tentang
air bersama 2019 air pembuangan limbah
yang baik dan benar
masyarakat
Pemberian stimulus Kamis, 14 Memberikan 3 leher Warga antusias dan Masih ada warga yang Memberi kesadaran
leher angsa kepada Maret 2019 angsa dan 3 gorong- senang dengan adanya belum mau membuat bagi warga tentang
masyarakat Dusun gorong yang dibagi di stimulus jamban yang sehat pentingnya jamban
Dusun Krajan yang sehat
Krajan Desa
Bekiring

48
Diagnosa Komunitas II:Resiko Penurunan Derajat Kesehatan Lansia

Rencana Kegiatan Tanggal Implementasi Evaluasi Hambatan Saran


Revitalisasi kader Jumat, 1 Mengajak lansia untuk Adanya antusias dari Ada beberapa keluarga Memberikan sedikit
Posyandu Lansia Maret 2019 mengikuti posyandu keluarga mendukung yang mengalami waktu luang agar
lansia lansia untuk mengikuti kesulitan bila harus bisa mengantarkan
posyandu mengantar lansia ke lansia ke posyandu
posyandu karena harus
pergi ke ladang pagi-
pagi sekali
Penyuluhan Jumat, 1  Menyiapkan materi Jumlah lansia yang Medan yang sulit Memberikan sedikit
tentang pentingnya Maret 2019 datang meningkat membuat beberapa waktu luang agar
kunjungan  Menyiapkan tempat lansia tidak bisa hadir bisa mengantarkan
penyuluhan lansia ke posyandu
Posyandu Lansia
dan pemeriksaan
 Penyuluhan Kesehatan
kesehatan bagi terkait pentingnya
Lansia kunjungan Posyandu
lansia dan
pemeriksaan
kesehatan bagi Lansia
 Senam lansia
Pelatihan senam Minggu, 3 Mengajarkan dan Kader memperhatikan
lansia pada kader Maret 2019 memberikan materi materi yang diberikan
lansia senam lansia dalam
bentuk Soft File
Pemberian Jumat, 8  Menyiapkan materi Masyarakat Media penyuluhan Menambahkan
penyuluhan tentang Maret 2019 memperhatikan ketika yang terbatas membuat media penyuluhan
asam urat serta tanya  Menyiapkan tempat materi disampaikan materi yang seperti microfon
penyuluhan Adanya feedback dari disampaikan kurang sehingga akan

49
jawab pada kegiatan masyarakat yang maksimal dan juga membuat warga
yasinan ibu-ibu  Penyuluhan Kesehatan memberikan beberapa waktu penyuluhan yang lebih antusias lagi
terkait asam urat pertanyaan terbatas
Pemberian Kamis, 7  Menyiapkan materi Masyarakat Media penyuluhan Menambahkan
penyuluhan tentang Maret 2019 memperhatikan ketika yang terbatas membuat media penyuluhan
kolesterol serta tanya  Menyiapkan tempat materi disampaikan materi yang seperti microfon
penyuluhan Adanya feedback dari disampaikan kurang sehingga akan
jawab pada kegiatan
masyarakat yang maksimal dan juga membuat warga
yasinan ibu-ibu
 Penyuluhan Kesehatan memberikan beberapa waktu penyuluhan yang lebih antusias lagi
terkait kolesterol pertanyaan terbatas
Pemberian Kamis, 7  Menyiapkan materi Masyarakat Media penyuluhan Menambahkan
penyuluhan tentang Maret 2019 memperhatikan ketika yang terbatas membuat media penyuluhan
hipertensi serta tanya  Menyiapkan tempat materi disampaikan materi yang seperti microfon
penyuluhan Adanya feedback dari disampaikan kurang sehingga akan
jawab pada kegiatan
masyarakat yang maksimal dan juga membuat warga
yasinan ibu-ibu
 Penyuluhan Kesehatan memberikan beberapa waktu penyuluhan yang lebih antusias lagi
terkait hipertensi pertanyaan terbatas

50
Diagnosa Komunitas III:Resiko Penurunan Derajat Kesehatan Anak Sekolah
Rencana Kegiatan Tanggal Implementasi Evaluasi Hambatan Saran
Pemberian Sabtu, 16  Menyiapkan materi Anak sekolah Terbatasnya pemateri Penambahan jumlah
penyuluhan tentang Februari memperhatikan ketika membuat suasana pemateri
Cuci Tangan di TK 2019  Menyiapkan tempat materi di sampaikan kurang kondusif masih Pemahaman kepada
penyuluhan ada beberapa murid siswa pentingnya
PKK Bekiring
yang ramai sendiri mencuci tangan
 Penyuluhan Kesehatan dengan sabun
terkait cuci tangan
dengan sabun
Praktek cuci tangan Sabtu, 16 Menyiapkan tempat Anak sekolah mampu Masih ada siswa yang Memotivasi anak
bersama di TK PKK Februari Meminta siswa untuk mempraktekan cara mencuci tangan tanpa sekolah untuk selalu
Bekiring 2019 baris didepan ruang kelas mencuci tangan menggunakan sabun mencuci tangan
dan mempraktekkan cara dengan sabun dengan
mencuci tangan dengan menggunakan sabun
menggunakan sabun
Pemberian Kamis,14  Menyiapkan materi Siswa memperhatikan Terbatasnya pemateri Penambahan jumlah
penyuluhan tentang Februari ketika materi di membuat suasana pemateri
Gosok Gigi di SDN 2019  Menyiapkan tempat sampaikan kurang kondusif masih Pemahaman kepada
penyuluhan ada beberapa siswa siswa tentang
1 Bekiring
yang ramai sendiri pentingnya
 Penyuluhan Kesehatan menggosok gigi
terkait gosok gigi secara rutin
Praktek Gosok Gigi Kamis,14 Menyiapkan tempat Anak sekolah mampu Masih ada anak yang Memotivasi anak
bersama di SDN 1 Februari Meminta siswa untuk mempraktekan cara malas menggosok gigi sekolah untuk selalu
Bekiring 2019 membawa sikat gigi dan menggosok gigi sehingga masih ada menggosok gigi
cawan dengan benar yang sering sakit gigi secara rutin
Meminta siswa untuk dan ada yang memiliki
baris didepan ruang kelas caries
dan mempraktekkan cara

51
menggosok gigi dengan
benar

52
BAB 6
SIMPULAN DAN SARAN

6.1.SIMPULAN
Praktik Lapangan keperawatan komunitas yang dilaksanakan mahasiswa Program
Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Angkatan III Kelompok 1, merupakan suatu program profesi untuk mengaplikasikan
konsep-konsep perawatan kesehatan masyarakat dengan menggunakan proses
keperawatan masyarakat sebagai suatu pendekatan ilmiah.
Terdapat 3 kegiatan yang dilakukan dalam praktik Lapangan keperawatan
komunitas, yaitu praktik Lapangan keperawatan komunitas itu sendiri, praktik
Lapangan keperawatan keluarga dan praktik Lapangan di Puskesmas.
Pelaksanaan ketiga praktik Lapangan tersebut tidak meninggalkan konsep
proses keperawatan yaitu pengkajian, perencanaan, intervensi dan evaluasi kegiatan
yang terstruktur.
Setelah dilaksanakannya proses asuhan keperawatan komunitas di Desa
Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dapat disimpulkan bahwa :
1. Selama proses pengkajian dapat dilakukan bersama-sama dengan masyarakat
Desa Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dengan cara observasi,
wawancara dan pemeriksaan fisik secara langsung
2. Perencanaan dapat dilakukan bersama dengan masyarakat Desa Bekiring
Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo melalui Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD) untuk menentukan rencana dan mencari alternatif pemecahan masalah.
3. Implementasi dapat berjalan dengan melibatkan peran serta masyarakat Desa
Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo dengan menggunakan potensi
dan sumber daya yang ada di masyarakat
4. Proses evaluasi terhadap hasil dan proses dapat dilakukan untuk tujuan yang
dapat dicapai dalam waktu 2 minggu.

53
6.2.SARAN
1. Untuk menindaklanjuti kegiatan yang sudah dilaksanakan secara rutin, maka
diharapkan adanya kerjasama antara pemerintah desa dan Puskesmas atau Bidan
desa atas terlaksananya kegiatan tersebut secara berkelanjutan.
2. Kepada masyarakat Desa Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo
diharapkan untuk tetap melaksanakan kegiatan yang telah dilaksanakan secara
berkesinambungan.
3. Kepada Kader supaya tetap aktif menggerakkan warganya untuk melaksanakan
hidup sehat.
4. Kepada pihak puskesmas untuk tetap memantau kegiatan warga dan memberikan
arahan serta meningkatkan penyuluhan kepada warga.
5. Pelaksanaan kerja bakti pada setiap hari Minggu tetap dilaksanakan.
6. Di Desa Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo disarankan untuk segera
ditindaklanjuti yaitu :
 Diharapkan dalam kurun waktu dua tahun pemerintah Desa Bekiring mampu
membantu warganya mewujudkan desa Open Defecation Free (ODF) .
7. Di Desa Bekiring Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo disarankan untuk
Posyandu lansia segera ditindaklanjuti yaitu:
 Dilaksanakan pelatihan kembali kader posyandu lansia untuk RW 1,
 Pelaksanaan posyandu lansia di RW 1 setiap bulan tetap dilaksanakan,
 Pelaksanaan senam lansia di RW 1 setiap hari jumat seminggu sekali tetap
dilaksanakan

54
DOKUMENTASI
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
JAMBAN SEHAT
DI DUSUN KRAJAN RW 1 DESA BEKIRING
KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Oleh
MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
JAMBAN SEHAT
DI DUSUN KRAJAN RW 1 DESA BEKIRING
KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO
2019

Disusun Sebagai Program Kegiatan


Pada Praktik Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa Tahun 2019

Telah Dilihat dan Disahkan Pada Tanggal


18 Februari 2019

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ns., M.Kes Filia Icha S., S.Kep., Ns., M.Kep
NIK. 19791215 200302 12 NIDN.0731058601
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Pokok Pembahasan : Jamban Sehat


Sub pokok pembahasan : Kriteria Jamban Sehat
Sasaran : Masyarakat Dukuh Krajan RT 1/ RW 2
Hari/tanggal : Sabtu, 9 Maret 2019
Tempat : Balai Desa Bekiring
Pukul : 09.00-selesai
Penyuluh : Mahasiswa Profesi Ners

I. Tujuan
 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit tentang Jamban Sehat diharapkan
keluarga pasien mengetahui tentang cara pencegahan Jamban Sehat.
 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 45 menit diharapkan keluarga pasien
mampu :
1. Menjelaskan pengertian Jamban Sehat
2. Mengetahui Tujuan dan Manfaat Jamban Sehat
3. Menyebutkan Syarat dan Cara Pemeliharaan Jamban Sehat
4. Mengetahui Kriteria Jamban Sehat
II. Materi
Terlampir
III. Media
 LCD/Proyektor
 Leaflet
IV. Metode Penyuluhan
 Ceramah
 Tanya jawab
V. Setting Tempat

: Moderator

: LCD/Proyektor

: Penyuluh

: Peserta

: Fasilitator

: Observer

VI. Pengorganisasian
 Moderator : Arta Gilang M
 Penyuluh : Friska Widyawati M
 Fasilitator : Seluruh Mahasiswa Profesi Ners Unmuh Ponorogo
 Observer : Rizki Anisatul F
Pembagian Tugas
 Moderator : Mengarahkan seluruh jalannya acara penyuluhan dari awal
sampai akhir
 Penyuluh : Menyajikan materi penyuluhan
 Fasilitator : Memotifasi peserta untuk bertanya
 Observer : Mengamati jalannya acara penyuluhan dari awal sampai akhir
VII. Kegiatan Penyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta

1 Pembukaan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan dan
3. Menggali pengetahuan memperhatikan
keluarga pasien tentang 3. Menjawab pertanyaan
Jamban Sehat 4. Mendengarkan dan
4. Menjelaskan tujuan memperhatikan
Penyuluhan 5. Menyetujui kontrak
5. Membuat kontrak waktu
waktu
2 Kegiatan Inti 1. Menjelaskan tentang 1. Mendengarkan dan
(25 menit)  Pengertian Jamban memperhatikan
 Tujuan dan Manfaat penjelasan Penyuluh
Jamban Sehat 2. Aktif bertanya
 Syarat dan cara 3. Mendengarkan
Pemeliharaan
Jamban Sehat
 Kriteria Jamban
Sehat
2. Memberikan
kesempatan untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
peserta
3 Penutup 1. Menyimpulkan materi 1. Mendengarkan dan
(15 menit) yang disampaikan oleh Memperhatikan
penyuluh
2. Mengevaluasi peserta
atas penjelasan yang 2. Menjawab pertanyaan
disampaikan dan yang diberikan
penyuluh menanyakan
kembali mengenai
materi penyuluhan
3. Salam Penutup 3. Menjawab salam

VIII. KRITERIA EVALUASI


IX. Evaluasi Struktur
a. Masyarakat berkumpul di rumah bapak Rusik
b. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan rumah bapak Rusik
c. Kesiapan SAP
d. Kesiapan Leaflet
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat antusias terhadap materi penyuluhan
b. Tidak ada masyarakat yang meninggalkan tempat saat penyuluhan
c. Ada warga masyarakat yang mengajukan pertanyaan dan menjawab
3. Evaluasi Hasil
Semua warga masyarakat mengetahui dan paham tentang
a. Pengertian Jamban Sehat
b. Tujuan dan Manfaat Jamban Sehat
c. Syarat dan Cara Pemeliharaan Jamban Sehat
d. Kriteria Jamban Sehat
MATERI JAMBAN SEHAT

A. PENGERTIAN
Jamban adalah suatu sarana yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa
atau tanpa leher angsa (cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan
kotoran air untuk membersihkannya.Jamban adalah suatu bangunan yang digunakan
untuk membuang dan mengumpulkan kotoran sehingga kotoran tersebut tersimpan
dalam suatu tempat tertentu dan tidak menjadi penyebab suatu penyakit serta tidak
mengotori permukaan.

B. JENIS JAMBAN
Jenis jamban ada 3, yaitu :
1. Jamban cemplung digunakan untuk daerah yang sulit air.
2. Jamban tangki septik/leher angsa digunakan untuk daerah yang cukup air dan
daerah padat penduduk, karena dapat menggunakan multiple latrine yaitu satu
lubang penampungan tinja/tangki septik digunakan oleh beberapa jamban (satu
lubang dapat menampung kotoran/tinja dari 3-5 jamban).
3. Daerah pasang surut, tempat penampungan kotoran/tinja hendaknya ditinggikan
kurang lebih 60 cm dari permukaan air pasang. Setiap aggota rumah tangga
harus menggunakan jamban untuk buang airbesar/buang air kecil.

C. TUJUAN
Tujuan menggunakan jamban :
1. Menjaga lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau
2. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitamya.
3. Tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat menjadi penular
penyakit Diare, Kolera Disentri, Thypus, kecacingan, penyakit saluran
pencernaan, penyakit kulit dan keracuanan
D. PERSYARATAN DAN CARA PEMELIHARAAN JAMBAN
Persyaratan jamban sehat (Notoadmojo, 2003) :
1. Tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling jamban tersebut
2. Tidak mengotori air permukaan di sekitarnya
3. Tidak mengotori air tanah
4. Tidak menimbulkan bau
5. Mudah dipergunakan
6. Mudah dipelihara
7. Desain sederhana
8. Biaya pembangunan murah
Cara memelihara jamban sehat :
1. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air
2. Bersihkan jamban secara teratur sehingga ruang jamban dalam keadaan bersih
3. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat
4. Tidak ada serangga (kecoa, lalat) dan tikus yang berkeliaran
5. Tersedia alat pembersih (sabun, sikat dan air bersih)
6. Bila ada kerusakan segera diperbaiki
7. Pakailah karbol pada saat membersihkan lantai agar bebas penyakit
8. Hindarkan menyiram air sabun ke dalam bak pembuangan/atau ke dalam kloset
agar bakteri pembusuk tetap berperan aktif
9. Jangan menggunakan alat pembersih yang keras agar kloset tidak cepat rusak.
10. Jangan membuang kotoran yang tidak mudah larut ke dalam air misal : kertas,
kain bekas, dll.

E. KRITERIA
Secara konstruksi kriteria di atas dalam prakteknya mempunyai banyak bentuk
pilihan, tergantung jenis material penyusun maupun bentuk konstruksi jamban.
Pada prinsipnya bangunan jamban dibagi menjadi 3 bagian utama :
1. Rumah jamban (bangunan bagian atas
Bangunan bagian atas bangunan jamban terdiri dari atap, rangka dan dinding.
Dalam prakteknya disesuaikan dengan kondisi masyarakat setempat. Beberapa
pertimbangan pada bagian ini antara lain :
 Sirkulasi udara yang cukup
 Bangunan mampu menghindarkan pengguna terlihat dari luar
 Bangunan dapat meminimalkan gangguan cuaca (baik musim panas
maupun musim hujan)
 Kemudahan akses di malam hari
 Disarankan untuk menggunakan bahan local
 Ketersediaan fasilitas penampungan air dan tempat sabun untuk cuci tangan
2. Slab / dudukan jamban (bangunan bagian tengah)
Slab berfungsi sebagai penutup sumur tinja (pit) dan dilengkapi dengan tempat
berpijak. Pada jamban cemplung slab dilengkapi dengan penutup, sedangkan
pada kondisi jamban berbentuk bowl (leher angsa) fungsi penutup ini
digantikan oleh keberadaan air yang secara otomatis tertinggal di didalamnya.
Slab dibuat dari bahan yang cukup kuat untuk menopang penggunanya. Bahan-
bahan yang digunakan harus tahan lama dan mudah dibersihkan seperti kayu,
beton, bambu dengan tanah liat, pasangan bata, dan sebagainya. Selain slab,
pada bagian ini juga dilengkapi dengan abu atau air. Penaburan sedikit abu ke
dalam sumur tinja (pit) setelah digunakan akan mengurangi bau dan
kelembaban, dan membuatnya tidak menarik bagi lalat untuk berkembang biak.
Sedangkan air dan sabun digunakan untuk cuci tangan. Pertimbangan untuk
bangunan bagian tengah:
 Terdapat penutup pada lubang sebagai pelindung terhadap gangguan
serangga atau binatang lain.
 Dudukan jamban dibuat harus mempertimbangkan faktor keamanan
(menghindari licin, runtuh, atau terperosok).
 Bangunan dapat menghindarkan/melindungi dari kemungkinan timbulnya
bau.
 Mudah dibersihkan dan tersedia ventilasi udara yang cukup.
3. Penampung tinja (bangunan bagian bawah)
Penampung tinja adalah lubang di bawah tanah, dapat berbentuk persegi,
lingkaran, bundar atau yang lainnya. Kedalaman tergantung pada kondisi tanah
dan permukaan air tanah di musim hujan. Pada tanah yang kurang stabil,
penampung tinja harus dilapisi seluruhnya atau sebagian dengan bahan penguat
seperti anyaman bambu, batu bata, ring beton, dan lain – lain. Pertimbangan
untuk bangunan bagian bawah antara lain:
 Daya resap tanah (jenis tanah)
 Kepadatan penduduk (ketersediaan lahan
 Ketinggian muka air tanah
 Jenis bangunan, jarak bangunan dan kemiringan letak bangunan terhadap
sumber air minum (lebih baik diatas 10 m)
 Umur pakai (kemungkinan pengurasan, kedalaman lubang/kapasitas)
 Diutamakan dapat menggunakan bahan local
 Bangunan yang permanen dilengkapi dengan manhole
Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat sangat berpengaruh pada
penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk memutuskan rantai
penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini. Agar usaha tersebut berhasil,
akses masyarakat pada jamban (sehat) harus mencapai 100% pada seluruh
komunitas. Keadaan ini kemudian lebih dikenal dengan istilah Open Defecation
Free (ODF). Suatu masyarakat disebut ODF jika :
1. Semua masyarakat telah BAB (Buang Air Besar) hanya di jamban yang sehat
dan membuang tinja/ kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat (termasuk di
sekolah)
2. Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar
3. Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat untuk
mencegah kejadian BAB di sembarang tempat
4. Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat untuk mencapai
100% KK mempunyai jamban sehat
5. Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat mencapai Total Sanitasi
Suatu komunitas yang sudah mencapai status Bebas dari Buang Air Besar
Sembarangan, pada tahap pasca ODF diharapkan akan mencapai tahap yang disebut
Sanitasi Total. Sanitasi Total akan dicapai jika semua masyarakat di suatu
komunitas, telah:
1. Mempunyai akses dan menggunakan jamban sehat
2. Mencuci tangan pakai sabun dan benar saat sebelum makan, setelah BAB,
sebelum memegang bayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan
makanan
3. Mengelola dan menyimpan air minum dan makanan yang aman
4. Mengelola limbah rumah tangga (cair dan padat).
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan


Masyarakat. Edisi ke-2. Jakarta : Rineka Cipta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN GIGI
DI SDN 1 BEKIRING
KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Oleh
MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN GIGI
DI SDN 1 BEKIRING
KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO
2019

Disusun Sebagai Program Kegiatan


Pada Praktik Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa Tahun 2019

Telah Dilihat dan Disahkan Pada Tanggal


15 Februari 2019

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ns., Filia Icha S., S.Kep., Ns., M.Kep
M.Kes NIDN.0731058601
NIK. 19791215 200302 12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh
secara keseluruhan karena dapat mempengaruhi kualitas kehidupan termasuk
fungsi bicara, pengunyahan dan percaya diri.Gigi merupakan salah satu
bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan
mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga kesehatan
gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut.Angka
kejadian masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia tergolong masih
tinggi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional tahun 2013,
prevalensi nasional masalah gigi mulut adalah 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang
menerima perawatan atau pengobatan.
Di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia, kesadaran dan
pengetahuan masyarakat mengenai kesehatan gigi dan mulut masih kurang.
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit tertinggi ke-6 yang sering
dikeluhkan masyarakat Indonesia dan menempati peringkat ke-4 penyakit
termahal dalam pengobatan (The World Oral Health report, 2003).
Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia
pada umumnya berkaitan dengan kebersihan gigi dan mulut.Penyakit gigi dan
mulut yang banyak diderita masyarakat di Indonesia adalah penyakit jaringan
penyangga gigi dan karies gigi, sumber dari kedua penyakit tersebut akibat
terabaikannya kebersihan gigi dan mulut, sehingga terjadilah akumulasi plak.
Plak adalah lapisan tipis yang melekat erat di permukaan gigi serta
mengandung kumpulan bakteri.
Makanansangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, makanan yang
bersifat membersihkan gigi yang dapat mengurangi kerusakan gigi seperti
apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya, sebaliknya makanan yang
manis, lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi seperti permen dan
coklat, walaupun air ludah dan lidah merupakan pembersih alamiah terhadap
gigi tapi pelekatan permen sukar dibersihkan oleh pembersih alamiah ini
terlebih pada fisur atau celah antara gigi.
Upaya pencegahan kerusakan gigi anak dititik beratkan pada anak
kelompok umur <14 tahun (usia SD) karena anak-anak seusia tersebut mulai
tumbuh gigi tetap sehingga rentan terhadap penyakit karies gigi. Oleh karena
masih rendahnya kesadaran untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut pada
anak-anak, maka penyuluhan tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan
mulut harus diberikan sejak dini. Dengan memberikan penyuluhan tentang
kebersihan gigi dan mulut diharapkan dapat memperluas pengetahuan serta
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.

B. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka tujuan dilakukannya
kegiatan penyuluhan ini dapat di kelompokkan menjadi dua, tujuan
instruksional umum dan khusus sebagai berikut :
1. Tujuan instruksional umum
Setelah mendapatkan penyuluhan diharapkan para peserta kegiatan
memiliki tambahan pengetahuan tentangpentingnya menjaga kebersihan
gigi dan mulut sejak dini.
2. Tujuan instruksional khusus
Setelah mendapatkan materi penyuluhan selama 1 x 30 menit, peserta
kegiatan dapat mengetahui tentang :
a. Manfaat gosok gigi
b. Waktu dan frekuensi gosok gigi yang dianjurkan
c. Cara gosok gigi yang baik dan benar
BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Kesehatan Gigi dan Mulut


Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia,
sehat secara jasmani dan rohani. Kesehatan gigi dan mulut adalah satu
keadaan yang bebas dari nyeri mulut dan wajah yang kronik, kanker oral dan
tenggorok, luka pada mulut, kelainan bawaan seperti cleft lip dan palate,
penyakit periodontal, karies dan kehilangan gigi, serta penyakit yang
melibatkan rongga mulut. Gigi yang sehat adalah gigi yang rapi, bersih,
bercahaya, dan didukung oleh gusi yang kencang dan berwarna merah muda.
Pada kondisi normal, dari gigi dan mulut yang sehat ini tidak tercium bau tak
sedap.
Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk memastikan
gigi dan mulut berada dalam keadaan yang sehat:
1. Memahami kebutuhan gigi dan mulut sendiri.
Perkara ini meliputi jenis makanan yang dimakan, jumlah air liur di
dalam mulut, perilaku dan status kesehatan menyeluruh serta tindakan
penjagaan kebersihan gigi dan mulut seseorang individu. Perubahan
terhadap status kesehatan menyeluruh akan mempengaruhi kesehatan
gigi dan mulut. Misalnya, terdapat lebih dari 300 jenis obat-obatan yang
dapat menyebabkan air liur di dalam mulut menjadi kurang dan
menjadikan mulut kering. anak-anak yang menderita asma misalnya,
akan bernafas melalui mulut selama tidur, dan ini juga bisa menyebabkan
mulut menjadi kering.
2. Lakukan kesehatan gigi mulut harian dengan rutin.
Diharuskan untuk bertemu dengan dokter gigi untuk berkonsultasi
mengenai panduan tindakan menjaga kebersihan gigi dan mulut yang
benar. Panduan tersebut haruslah diikuti dan sudah ditentukan faktor
individu seseorang, misalnya penggunaan obat yang mengeringkan
mulut, sedang hamil atau menderita penyakit kencing manis dan
sebagainya.
3. Menggunakan pasta gigi mengandungi florida.
Setiap individu akan mendapatkan hasil yang baik dari penggunaan
florida, bukan hanya anak-anak. Florida mencegah karies gigi pada anak
dan usia dewasa. Pasta gigi dan obat kumur merupakan sumber florida
yang baik.
4. Menyikat gigi dan menggunakan floss untuk menghilangkan plak.
Setiap orang harus menyikat gigi paling sedikit dua kali dalam
sehari. Lebih baik jika menyikat gigi sebanyak tiga kali sehari atau setiap
kali selesai makan. Dianjurkan penggunaan floss sekali sehari karena
dapat menghilangkan plak, yaitu masa bakteri yang kompleks yang
terbentuk secara terus di dalam mulut. Jika plak tidak dibuang setiap hari,
ia dapat merubah gula yang terdapat dalam makanan dan minuman
menjadi asam dan mempercepat karies gigi. Bakteri pada plak juga dapat
menyebabkan gingivitis dan penyakit periodontal yang lainnya.
Sangatlah penting untuk menyikat gigi dengan benar dan bersungguh-
sungguh. Plak harus dibuang pada setiap sisi gigi dan di mana gigi
bertemu dengan gusi.
5. Membatasi jumlah jajan, terutama yang tinggi kandungan gula dan
menerapkan gizi seimbang.
Setiap kali makan, sisa makanan akan tertumpuk di sekitar gigi dan
menjadi media yang baik bagi pertumbuhan bakteri yang menghasilkan
asam. Setiap kali makan makananan yang tinggi kadar gula, gigi akan
terpapar pada asam ini dan pemaparan yang berulang dapat mengikis
bagian permukaan gigi dan menyebabkan gigi berlubang. Makanan yang
seimbang juga penting, karena jika tidak mendapatkan vitamin dan
mineral yang cukup dapat mempengaruhi bukan saja status kesehatan
menyeluruh namun juga kesehatan gigi dan mulut.
6. Berhenti menggunakan nikotin dalam bentuk apapun.
Merokok dapat meningkatkan resiko untuk terjadinya kanker
mulut, gingivitis, periodontitis dan karies gigi. Penggunaan nikotin juga
dapat menyebabkan bau nafas yang busuk dan meninggalkan kesan
warna pada gigi.
7. Melakukan pemeriksaan gigi rutin.
Walaupun sering memeriksa gigi pada dokter, yang dapat melihat
perubahan gigi adalah individu tersebut sendiri. Dokter gigi hanya
memeriksa beberapa kali dalam setahun, sedangkan seseorang dapat
memeriksa giginya sendiri setiap minggu untuk mendeteksi perubahan
seperti pembengkakan gusi, kerusakan gigi, perubahan warna gigi, ulkus
atau luka pada gusi, pipi atau lidah.
8. Bertemu dengan dokter gigi secara rutin.
Berkonsultasi dengan dokter gigi tentang seberapa sering
seharusnya kunjungan dilakukan. Jika mempunyai riwayat merokok,
penyakit gula, maka harus diperiksa giginya lebih sering berbanding
individu normal. Individu dengan sistem imun yang menurun juga harus
melakukan kunjungan yang lebih sering untuk memelihara kesehatan gigi
dan mulut yang baik.

B. Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut


Perkara yang paling penting untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut
adalah dengan menyikat gigi dan menggunakan floss setiap hari. Kebanyakan
dari keluhan pada mulut disebabkan oleh adanya plak. Plak merupakan
lapisan bakteri, makanan dan bahan organik lain yang terbentuk dalam mulut.
Bakteri pada plak menghasilkan asam yang akan menyebabkan karies gigi,
penyakit periodontal, dan bisa infeksi berat sehingga dapat merusak tulang
dan jaringan sekitar gigi. Usaha paling baik untuk membuang plak adalah
mencegah dari terbentuknya plak dan mengakibatkan masalah. Menyikat gigi
dapat membuang plak dari area yang luas pada gigi dan area bawah gusi.
Flossing juga dapat membuang plak yang terdapat di celah gigi.

C. Menyikat Gigi
Kebanyakan orang belajar menyikat gigi pada usia anak sehingga
tindakan yang sama tersebut terbawa sampai usia dewasa. Masalahnya,
kebanyakan orang belajar menyikat gigi dengan cara yang tidak benar. Dan
walaupun belajar menyikat gigi dengan cara yang benar, seseorang itu
mungkin tidak menerapkan atau meneruskan tindakan tersebut. Menyikat gigi
dengan cara yang benar adalah sedikit sulit dilakukan, karena kita harus
menghilangkan plak tanpa menyikat gigi dengan terlalu kuat yang dapat
merusak gusi.
Terdapat berbagai cara untuk menyikat gigi dengan benar, antaranya
adalah metode Bass yang dilakukan pada orang dewasa. Orang tua harus
memonitor anak-anak menyikat gigi seampai usia 9 hingga 10 tahun. Hal
penting yang harus diperhatikan dalam menyikat gigi adalah sebagai berikut :
1. Menyikat gigi paling sedikit dua kali sehari.
Salah satunya adalah sebelum tidur pada malam hari. Apabila tidur,
mulut menjadi kering dan menyebabkan asam yang dihasilkan bakteri
lebih mudah untuk menyerang gigi. Selain itu, menyikat gigi juga pada
waktu pagi, sebelum ataupun seseudah sarapan, yang lebih baiknya
adalah sesudah sarapan.
2. Menyikat gigi tidak lebih dari tiga kali sehari.
Menyikat gigi selepas makan siang dapat membersihkan gigi yang
baik tetapi penyikatan gigi yang terlalu sering dapat menyebabkan
kerusakan gusi.
3. Menyikat gigi dengan ringan atau lembut.
Menyikat gigi dengan terlalu kuat dapat merusak gusi sehingga
menyebabkan ia lepas dari gigi. Plak menempel pada gigi seolah-olah
lem yang menempel pada sendok, dan ia tidak dapat dibersihkah hanya
dengan berkumur semata, namun harus disertai dengan sikat gigi yang
lembut. Sekiranya plak telah mengeras membentuk kalkulus (tartar),
menyikat gigi tidak dapat membersihkannya. Jika merasa menyikat gigi
dengan terlalu kuat, sikat gigi dapat dipegang mirip cara memegang pen
untuk menghasilkan sikatan yang lebih lembut dan halus.
4. Menyikat gigi paling sedikit selama 2 menit.
Tetapkan waktu jika perlu, asalkan tidak kurang dari waktu yang
dianjurkan. Menyikat gigi selama 2 menit adalah waktu yang minimum
yang diperlukan untuk membersihkan semua gigi. Kebanyakan orang
menyikat gigi sambil mendengar musik atau sebuah lagu, karena cara ini
dapat mengingatkannya untuk menyikat setiap gigi dengan benar.
5. Mempunyai kebiasaan standar untuk menyikat gigi.
Coba untuk menyikat gigi dengan urutan yang sama dalam setiap
hari, perkara ini dapat membantu kita menjadikannya sebagai rutinitas
dan akhirnya menjadi kebiasaan. Misalnya, jika menyikat gigi dari arah
luar dari arah kiri ke kanan, sambung dengan menyikat gigi dari arah
dalam dimulai dari arah kanan ke kiri. Ulangi hal yang sama pada gigi di
rahang bawah.
6. Gunakan sikat gigi dengan rambut yang halus.
Semakin keras atau kasar rambut sikat gigi, semakin bertambah
resiko ataupun potensi untuk merusak gusi.
7. Ganti sikat gigi secara rutin.
Ganti sikat gigi selepas 3 bulan atau apabila rambutnya mulai
mengembang dan tidak tersusun secara rapi. Jika rambut sikat gigi
menjadi kembang dalam waktu kurang dari 3 bulan, kemungkinan cara
menyikat gigi terlalu kasar dan keras.
8. Pilih sikat gigi yang dipersetujui asosiasi kesehatan gigi.
Jenis dari sikat gigi tidaklah terlalu penting dibandingkan cara
menyikat gigi yang benar dan frekuensi dua kali sehari. Penggunaan sikat
gigi yang telah disetujui asosiasi cukup memenuhi kriteria standar,
asalkan dapat menggunakannya dengan benar.

D. Flossing
Kebanyakan individu belajar flossing dari saat usia anak, namun
flossing sangat penting untuk kesehatan gusi dan masih tidak terlalu lambat
untuk melakukanya pada usia dewasa. Beberapa aturan umum tentang
flossing:
1. Dilakukan sekali dalam sehari: kebanyakan dokter gigi merekomendasi
flossing sekali dalam sehari. Jika terdapat sisa makanan di celah gigi,
dapat dilakukan lebih dari sekali, tergantung keperluan.
2. Membutuhkan cukup waktu sehingga tidak perlu tergesa-gesa.
3. Jangan menggunakan ulang benang floss: gunakan sepanjang yang masih
boleh digunakan untuk membersihkan kedua celah gigi untuk
mengeluarkan sisa makanan yang tertinggal. Penggunaan benang yang
sama dapat memindahkan bakteri pada kawasan yang digunakan
selanjutnya.
4. Pilih jenis yang sesuai: terdapat berbagai jenis benang floss, yang
berperisa dan tidak, dan bahan yang digunakan juga bisa berbeda.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN

Topik : Kesehatan Gigi


Hari/Tanggal Pelaksanaan : 16 Februari 2019
Waktu Pelaksanaan : 09.00− selesai
Sasaran : Siswa Siswi Sekolah Dasar
Tempat Pelaksanaan : Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Bekiring, Desa
Bekiring Kecamatan Pulung

A. Materi
Dalam kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal 16
Februari 2019 akan disampaikan beberapa materi yang berkaitan dengan
beberapa hal berikut ini :
1. Manfaat gosok gigi
2. Waktu dan frekuensi gosok gigi
3. Cara menggosok gigi yang baik dan benar

B. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

C. Pengorganisasian
1. Pelaksana Kegiatan :
a. Pembicara : Rika Ariyanti
b. Fasilitator : Wahyu Puji L
1. Indra Nurviadatul M
2. Septi F
c. Observer : Arlina R
2. Peserta Kegiatan
a. Seting Tempat

1 5 2

3 3

4 4 4 4 4 4

6 4 4 4 4 4 4 6

4 4 4 4 4 4

3 3

b. Keterangan
1. Pembicara
2. Fasilitator
3. Peserta penyuluhan
4. Observer

D. Media Penyuluhan
1. Power Point

E. Rencana Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Pembicara Kegiatan Peserta

Pembukaan :

1. Mengucapkan salam, dan 1. Menjawab salam dan


5 Menit mengapresiasi kehadiran memberikan perhatian
1.
(08.00−08.05 WIB) peserta kepada pembicara
2. Memperkenalkan diri 2. Memberikan perhatian
kepada pembicara
3. Menjelaskan tujuan 3. Memfokuskan
kegiatan penyuluhan perhatian terhadap
tujuan penyuluhan
yang disampaikan oleh
pembicara

Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan :

1. Menyampaikan materi 1. Peserta mendegarkan


penyuluhan tentang ”Ayo dengan seksama dan
Gosok Gigimu” memfokuskan
a. Manfaat gosok gigi perhatian terhadap
b. Waktu dan frekuensi materi yang
30 Menit
2. gosok gigi disampaikan oleh
(08.05−08.35 WIB)
c. Cara menggosok gigi pembicara
yang baik dan benar
2. Mengadakan diskusi 2. Mengajukan beberapa
(tanya jawab) dengan pertanyaan yang
peserta kegiatan berkaitan dengan topik
penyuluhan dalam kegiatan
penyuluhan.

Penutup :

1. Menyampaikan 1. Memperhatikan
kesimpulan dari semua dengan seksama
materi penyuluhan yang
terlah disampaikan
2. Mengucapkan terima 2. Memperhatikan
10 Menit kasih atas segala bentuk dengan seksama
3.
(08.35−08.45 WIB) partisipasi peserta dalam
kegiatan penyuluhan
3. Memohon maaf apabila 3. Meperhatikan dengan
terdapat kesalahan dan seksama dan
kekurangan pada saat menjawab salam
kegiatan penyuluhan
berlangsung,
mengucapkan salam
F. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan mahasiswa sebagai pembicara dalam kegiatan penyuluhan.
b. Kesiapan peserta dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
c. Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna.
d. Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan
penyuluhan.
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh
mahasiswa.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan.
c. Suasana dalam kegiatan penyuluhan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
Setelah mendapatkan materi penyuluhan, peserta kegiatan akan mampu
untuk :
a. Peserta akan mengerti tentang manfaat gosok gigi
b. Peserta dapat menjelaskan tentang waktu dan frekuensi gosok gigi
yang dianjurkan
c. Peserta dapat menjelaskan tentang cara menggosok gigi yang baik dan
benar
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Struktur
Kesiapan mahasiswa sebagai pembicara dalam kegiatan penyuluhan
yang dilaksanakan pada tanggal 16 Februari 2019 tersebut, terlihat bahwa
mahasiswa atas yang bertugas sebagai pembicara mampu menyampaikan
penyuluhan sesuai dengan materi yang telah dipersiapkan sebelumnya.Selain
itu pemateri juga tampak membawa sejumlah pasta gigi.
Semua peserta kegiatan penyuluhan merupakan siswa-siswi SD Negeri
1 Bekiring, terlihat bahwa mereka telah siap berada di dalam ruangan
sebelum pelaksana kegiatan memasuki ruangan.
Media penyuluhan yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan
penyuluhan dinilai sesuai dengan kebutuhan, yaitu power pointyang
sebelumnya telah dipersiapkan oleh tim.
Ruangan yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan terlihat cukup
luas dan terdapat sarana dan prasarana yang lengkap meliputi meja, kursi,
lampu penerangan, dan papan tulis. Suasana di ruangan kondusif dan
bersahabat.Petugas pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang telah disepakati
sebelumya.

B. Evaluasi Proses
Pelaksanaan kegiatan yang disepakati adalah 45 menit dan terlaksana
sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Selama proses kegiatan
penyuluhan, semua peserta memperhatikan dengan seksama materi yang
disampaikan dengan sesekali terlihat bersenda gurau dengan pembicara.
Beberapa peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan yang dibuktikan dengan
adanya beberapa pertanyaan yang diajukan kepada pembicara.
Suasana selama proses penyuluhan kondusif dan bersahabat, peserta
menerima dengan baik kehadiran pelaksana kegiatan yang dibuktikan dengan
kesiapan mereka dalam berpartisipasi dalam kegiatan.
C. Evaluasi Hasil
Selama proses evaluasi hasil, beberapa materi mampu dipahami dengan
baik oleh peserta kegiatan penyuluhan, hal ini terbukti dengan kemampuan
mereka menjawab pertanyaan dari pembicara. Meskipun demikian, sebagian
materi seperti manfaat menggosok gigi belum sepenuhnya dipahami.
Sehubungan dengan hal tersebut observer memberikan evaluasi bahwa materi
yang disampaikan seharusnya dikemas dalam media yang lebih menarik dan
disajikan lebih ringkas.
BAB 5
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kesimpulan dari kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal
16 Februari 2019 adalah bahwa pengetahuan mengenai perilaku hidup bersih
dan sehat perlu ditanamkan sejak usia dini sehingga masalah kesehatan yang
berkaitan dengan hal tersebut akan lebih mudah dicegah di masa yang akan
datang. Sehubungan dengan hal tersebut kesadaran akan kesehatan gigi dan
mulut harus dibangun sejak dini untuk menghindari segala risiko buruk yang
berkaitan dengan masalah pertumbuhan dan perkembangan gigi, khususnya
bagi anak-anak.

B. Saran
Dari berbagai tahapan kegiatan, proses pelaksanaan memiliki beberapa
evaluasi yaitu proses jalannya penyuluhan tidak sesuai dengan waktu yang
telah disepakati karena membutuhkan tambahan waktu dan sebagian materi
belum sepenuhnya dipahami. Saran yang diberikan untuk kegiatan
penyuluhan berikutnya adalah penyampaian materi penyuluhan seharusnya
lebih fokus dan tidak menyimpang ke berbagai topik serta dikemas dalam
media yang lebih menarik dan disajikan lebih ringkas.
DAFTAR PUSTAKA

Azmi, Izzati Afifah. 2011. “Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dan
Mulut Dengan Tindakan Menjaga Kebersihan Gigi dan Mulut Pada Murid SD
Shafiyyatul Amaliyyah Pada Tahun 2011”. Karya Tulis Ilmiah Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Diakses pada tanggal 15 Agustus
2016 melalui situs www.repository.ac.id

Sitorus, Evawati. 2012. “Perbedaan Penurunan Skor Plak Antara Mengunyah


Buah Apel Dan Mengunyah Buah Jambu Biji Pada Siswa Kelas VII SMP
Negeri 10 Medan”. Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera
Utara. Diakses pada tanggal 15 Agustus 2016 melalui situs
www.repository.ac.id
Lampiran 1

MATERI PENYULUHAN
AYO GOSOK GIGIMU

A. Manfaat Gosok Gigi


Secara umum manfaat dan keuntungan dari kegiatan menggosok gigi
adalah sebagai berikut :
1. Membersihkan sisa-sisa makanan yang tertinggal di sela-sela gigi
2. Membersihkan plak yang terbentuk pada gigi
3. Membunuh koloni bakteri jahat yang terdapat pada gigi
4. Mencegah terjadinya lubang dan karies gigi

B. Waktu dan Frekuensi Menggosok Gigi


Umumnya, dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat gigi
setelah makan. American Dental Association (ADA) memodifikasi
pernyataan ini dengan menyatakan bahwa pasien harus menyikat gigi secara
teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan
sebelum tidur malam.
Waktu menyikat gigi pada setiap orang tidak sama, tergantung pada
beberapa faktor seperti kecenderungan seseorang terhadap plak dan debris,
keterampilan menyikat gigi, dan kemampuan saliva membersihkan sisa-sisa
makanan dan debris. Setelah pasien berulang kali menyikat gigi dengan
diawasi oleh tenaga profesional, baru dapat ditentukan berapa kali sebaiknya
orang tersebut menggosok gigi.
Biasanya, rata-rata lama menyikat gigi adalah kira-kira 1 menit,
walaupun demikian ada juga yang melaporkan 2-2,5 menit. Penentuan waktu
ini tidak bisa sama pada setiap orang terutama pada orang yang sangat
memerlukan program kontrol plak. Yang penting diingat bahwa sebaiknya
pasien diberitahu urutan-urutan menyikat gigi. Biasanya dimulai dari bagian
distal gigi paling belakang rahang atas dan kemudian permukaan oklusal dan
inisialnya sampai seluruh permukaan gigi di rahang sebelahnya tercakup. Hal
yang sama dilakukan pada rahang bawah.

C. Cara Menggosok Gigi


Berikut ini merupakan cara menyikat gigi dengan metode Bass yang telah
dimodifikasi :
1. Pegang sikat gigi ke arah gigi dengan sedikit bulunya menyentuh gusi.
2. Condongkan sikat gigi supaya rambutnya mengarah ke garis gusi.
3. Gerakkan sikat gigi ke depan dan ke belakang dengan jarak yang agak
pendek. Ujung bulu seharusnya tetap pada satu tempat tetapi kepala sikat
gigi itu yang bergoyang ke depan dan ke belakang. Bisa juga membuat
gerakan bulatan kecil dengan sikat gigi. Ini membenarkan bulu-bulu sikat
gigi untuk bergerak perlahan di bawah gusi. Lakukan sebanyak 20
gerakan. Pada gusiyang sehat, gerakan ini seharusnya tidak menyebabkan
nyeri. Jika timbul nyeri, sikat dengan lebih perlahan.
4. Arahkan bulu-bulu sikat gigi ke arah luar dari arah gusi menuju ke
permukaan atas gigi. Ini dapat membantu membersihkan plak pada garis
gusi.
5. Ulang pada setiap gigi, pada bagian dalam dan juga luar.
6. Pada gigi bagian dalam, mungkin lebih sulit untuk memegang sikat gigi
dengan cara horizontal, jadi dapat dipegang cara vertikal.
7. Untuk membersihkan permukaan mengunyah pada atas gigi, pegang sikat
gigi sehingga bulu-bulu sikat gigi menghadap permukaan gigi.
8. Dengan lembut gerakkan sikat gigi ke depan dan ke belakang sehingga
semua permukaan mengunyah gigi telah disikat.
9. Bilas dengan air
10. Untuk menghilangkan lagi bakteri dari mulut, lidah juga dapat disikat.
Sikat dengan lembut dari arah belakang ke arah depan. Jangan terlalu
masuk ke bagian dalam tenggorok karena dapat menyebabkan muntah.
11. Bilas sekali lagi dengan air.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI) DI POSYANDU
DESA BEKIRING KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Oleh
MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI) DI POSYANDU
DESA BEKIRING KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO
2019

Disusun Sebagai Program Kegiatan


Pada Praktik Pembangungan Kesehatan Masyarakat Desa Tahun 2019

Telah Dilihat dan Disahkan Pada Tanggal


7 Februari 2019

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ns., M.Kes Filia Icha S., S.Kep., Ns., M.Kep
NIK. 19791215 200302 12 NIDN.0731058601
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI)

Topik : Makanan Pendamping ASI


Hari/Tanggal Pelaksanaan : 8 Februari 2019
Waktu Pelaksanaan : 08.00− selesai
Sasaran : Ibu dan Balita Posyandu
Tempat Pelaksanaan : Posyandu Balita di Desa Bekiring Kecamatan
Pulung

G. Materi
Dalam kegiatan penyuluhan yang dilaksanakan pada tanggal 8
Februari 2019 akan disampaikan beberapa materi yang berkaitan dengan
beberapa hal berikut ini :
a. Makanan pendamping ASI.
b. Makanan pendamping ASI yang boleh dikonsumsi.
c. Makanan pendamping ASI yang tidak boleh dikonsumsi.

H. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi

I. Pengorganisasian
1. Pelaksana Kegiatan :
a. Pembicara : Nefri Arshinta D
b. Fasilitator :
Eko Hendri S
Aditya
Mustika N
c. Observer : Sutini
2. Peserta Kegiatan
a. Seting Tempat

1 5 2

3 3

4 4 4 4 4 4

6 4 4 4 4 4 4 6

4 4 4 4 4 4

3 3

b. Keterangan
5. Pembicara
6. Fasilitator
7. Peserta penyuluhan
8. Observer

J. Media Penyuluhan
2. Flipchart

K. Rencana Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Pembicara Kegiatan Peserta

Pembukaan :

3. Mengucapkan salam, dan 2. Menjawab salam dan


5 Menit mengapresiasi kehadiran memberikan perhatian
1.
(08.00−08.05 WIB) peserta kepada pembicara
4. Memperkenalkan diri 4. Memberikan perhatian
kepada pembicara
4. Menjelaskan tujuan 5. Memfokuskan
kegiatan penyuluhan perhatian terhadap
tujuan penyuluhan
yang disampaikan oleh
pembicara

Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan :

2. Menyampaikan materi 3. Peserta mendegarkan


penyuluhan tentang dengan seksama dan
makanan pendamping ASI memfokuskan
d. Makanan pendamping perhatian terhadap
ASI materi yang
e. Makanan pendamping disampaikan oleh
30 Menit ASI yang boleh pembicara
2.
(08.05−08.35 WIB) dikonsumsi
f. Makanan Pendamping
ASI yang tidak boleh
dikonsumsi
4. Mengadakan diskusi 3. Mengajukan beberapa
(tanya jawab) dengan pertanyaan yang
peserta kegiatan berkaitan dengan topik
penyuluhan dalam kegiatan
penyuluhan.

Penutup :

3. Menyampaikan 2. Memperhatikan
kesimpulan dari semua dengan seksama
materi penyuluhan yang
terlah disampaikan
4. Mengucapkan terima 4. Memperhatikan
10 Menit kasih atas segala bentuk dengan seksama
3.
(08.35−08.45 WIB) partisipasi peserta dalam
kegiatan penyuluhan
5. Memohon maaf apabila 4. Meperhatikan dengan
terdapat kesalahan dan seksama dan
kekurangan pada saat menjawab salam
kegiatan penyuluhan
berlangsung,
mengucapkan salam
L. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan mahasiswa sebagai pembicara dalam kegiatan penyuluhan.
b. Kesiapan peserta dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
c. Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna.
d. Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan
penyuluhan.
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh
mahasiswa.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan penyuluhan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses
penyuluhan.
c. Suasana dalam kegiatan penyuluhan kondusif.
3. Evaluasi Hasil
Setelah mendapatkan materi penyuluhan, peserta kegiatan akan mampu
untuk :
a. Peserta akan mengerti tentang pengertian makanan pendamping ASI
b. Peserta dapat menjelaskan tentang makanan pendamping ASI yang
boleh dikonsumsi
c. Peserta dapat menjelaskan tentang makanan pendamping ASI yang
tidak boleh dikonsumsi
Lampiran 1
MATERI PENYULUHAN

A. PENGERTIAN MP-ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang
mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan
gizinya.
MP-ASI merupakan proses transisi dari asupan yang semata
berbASIs susu menuju ke makanan yang semi padat. Untuk proses ini juga
dibutuhkan ketrampilan motorik oral. Ketrampilan motorik oral
berkembang dari refleks menghisap menjadi menelan makanan yang
berbentuk bukan cairan dengan memindahkan makanan dari lidah bagian
depan ke lidah bagian belakang.
Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara
bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan
pencernaan bayi/anak .
Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas
penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang
bertambah pesat pada periode ini.
Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat :
1. Kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak
tanpa disangga,
2. Menghilangnya refleks menjulurkan lidah,
3. Bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara
membuka mulut, lalu memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk
mrnunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke belakang atau
membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan.
B.PERMASALAHAN DALAM PEMBERIAN MP-ASI
Dari hasil beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan kurang gizi
pada bayi dan anak disebabkan karena kebiasaan pemberian MP-ASI yang
tidak tepat. Keadaan ini memerlukan penanganan tidak hanya dengan
penyediaan pangan, tetapi dengan pendekatan yang lebih komunikatif
sesuai dengan tingkat pendidikan dan kemampuan masyarakat. Selain itu
ibu-ibu kurang menyadari bahwa setelah bayi berumur 6 bulan
memerlukan MP-ASI dalam jumlah dan mutu yang semakin bertambah,
sesuai dengan pertambahan umur bayi dan kemampuan alat cernanya.
Beberapa permasalahan dalam pemberian makanan bayi/anak umur 0
- 24 bulan :
1. Pemberian Makanan Pralaktal (Makanan sebelum ASI keluar)
Makanan pralaktal adalah jenis makanan seperti air kelapa, air
tajin, air teh, madu, pisang, yang diberikan pada bayi yang baru
lahir sebelum ASI keluar. Hal ini sangat berbahaya bagi
kesehatan bayi, dan mengganggu keberhASIlan menyusui.
2. Kolostrum dibuang
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama,
kental dan berwarna kekuning-kuningan. Masih banyak ibu-ibu
yang tidak memberikan kolostrum kepada bayinya. Kolostrum
mengandung zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari
penyakit dan mengandung zat gizi tinggi. Oleh karena itu
kolostrum jangan dibuang.
3. Pemberian MP-ASI terlalu dini atau terlambat
Pemberian MP-ASI yang terlalu dini (sebelum bayi berumur 6
bulan) menurunkan konsumsi ASI dan gangguan
pencernaan/diare. Kalau pemberian MP-ASI terlambat bayi
sudah lewat usia 6 bulan dapat menyebabkan hambatan
pertumbuhan anak.
4. MP-ASI yang diberikan tidak cukup
Pemberian MP-ASI pada periode umur 6-24 bulan sering tidak
tepat dan tidak cukup baik kualitas maupun kuantitasnya.
Adanya kepercayaan bahwa anak tidak boleh makan ikan dan
kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada makanan
anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama
energi dan protein serta beberapa vitamin penting yang larut
dalam lemak.
5. Pemberian MP-ASI sebelum ASI
Pada usia 6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-
ASI dapat menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode
ini zat-zat yang diperlukan bayi terutama diperoleh dari ASI.
Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu berarti
kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang
berakibat menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat
anak menderita kurang gizi. Seharusnya ASI diberikan dahulu
baru MP-ASI.
6. Frekuensi pemberian MP-ASI kurang
Frekuensi pemberian MP-ASI dalam sehari kurang akan
berakibat kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi.
7. Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja
Di daerah kota dan semi perkotaan, ada kecenderungan
rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan terlalu dini
pada ibu-ibu yang bekerja karena kurangnya pemahaman tentang
manajemen laktASI pada ibu bekerja. Hal ini menyebabkan
konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada
anak kurang diperhatikan.
8. Kebersihan kurang
Pada umumnya ibu kurang menjaga kebersihan terutama pada
saat menyediakan dan memberikan makanan pada anak. MASIh
banyak ibu yang menyuapi anak dengan tangan, menyimpan
makanan matang tanpa tutup makanan/tudung saji dan kurang
mengamati perilaku kebersihan dari pengasuh anaknya. Hal ini
memungkinkan timbulnya penyakit infeksi seperti diare
(mencret) dan lain-lain.
9. Prioritas gizi yang salah pada keluarga
Banyak keluarga yang memprioritaskan makanan untuk anggota
keluarga yang lebih besar, seperti ayah atau kakak tertua
dibandingkan untuk anak baduta dan bila makan bersama-sama
anak baduta selalu kalah.
B. HAL-HAL YANG HARUS DIINGAT DALAM PEMBERIAN
MAKANAN PENDAMPING ASI
1. Jenis-jenis makanan padat antara lain :
a. Pisang.
Banyak bayi yang memulai makanan padatnya dengan pisang yang
dihaluskan. Pisang yang anda pilih sebaiknya pisang kepok merah
yang memang umumnya diberikan pada bayi. Untuk awal mula
mungkin 1 buah pisang kecil sudah cukup dan bisa anda kerik
dengan sendok kecil agar halus dan mudah ditelan bagi anak anda
yang belum punya gigi saat ini.
b. Bubur beras merah.
Anda dapat membuat sendiri dengan cara membeli beras merah
yang ada di supermarket dan menjadikan bubur. Cara
pemberiannya pun mudah, anda dapat mencampurkan bubur beras
merah yang kaya dengan vitamin ini dengan susu formula bayi
agar lidah bayi anda tidak merasa asing. Untuk pertama kali,
buatlah sedikit dahulu dan ini bisa dijadikan variasi makanan agar
bayi tidak bosan.
c. Sayuran.
Sayuran yang dapat anda berikan bisa berupa wortel, brokoli atau
bayam yang dihaluskan, bisa dengan dicincang atau di blender.
Anda dapat mencampurkan sayuran ini pada bubur bayi. Cucilah
terlebih dahulu sayurannya dengan pencuci sayuran agar pestisida
yang terdapat di sayuran terbuang.
d. Sereal/biscuit bayi.
Cara pemberiannya dapat dicampur dengan susu formula bayi atau
jika itu biscuit agar tidak terlalu manis anda dapat
menghancurkannya cukup dengan air hangat.
2. Jenis dan karakter dari makanan Makanan pendamping ASI itu
disesuaikan dengan umur bayi:
a. Bayi 0 – 6 Bulan
Bayi usia 0-6 bulan sebenarnya tidak memerlukan makanan
pendamping, dengan ASI saja sudah mencukupi. ASI ekslusif
dewasa ini disarankan memang sampai dengan bayi usia 6 bulan.
Namun bila kebutuhan ASI tidak mencukupi, atau ada hal tertentu
yang menyangkut kondisi sang ibu seperti tidak keluarnya ASI,
pemberian makanan penunjang bisa dilakukan.
Pada usia 3-4 bulan, bayi bisa diberikan buah-buahan seperti
pisang dan air jeruk manis. Pemberian bubur susu (makanan lumat
sampai lembik) disesuaikan dengan keperluan masing-masing bayi.
Makanan padat bayi pertama ini (bubur susu) dapat dibuat dari
tepung seperti tepung beras, jagung atau havermouth dengan
ditambahkan susu dan gula. Pemberian bubur susu dan buah-
buahan 1x sehari.
Usia sebelum 4 bulan ini dapat pula mulai diberikan telur
ayam, tetapi harus waspada kemungkinan alergi dengan gejala
urtikaria. Bila terjadi alergi, pemberian telur ditangguhkan.
Biasanya bayi sudah tahan telur pada usia 7 bulan ke atas.
Untuk pemberian makanan lumat bisa memilih waktu yang
sesuai misalkan sekitar jam 09.00 dengan memperhatikan bahwa
kira-kira 2 jam sebelumnya tidak diberi apa-apa. Pada bayi usia 5-6
bulan dapat diberikan 2x bubur susu sehari, buah-buahan dan juga
telur.
b. Bayi 6 – 8 Bulan
Bayi dapat mulai diberi nasi tim yang merupakan makanan
lunak dan makanan campuran yang lengap karena dapat dibuat dari
beras, bahan makanan sumber protein hewani (hati, daging
cincang, telur atau tepung ikan) dan makanan sumber protein
nabati seperti tahu, tempe, sayuran hijau (bayam), buah tomat dan
wortel. Sehingga nasi tim ini merupakan makanan yang
mengandung nutrien lengkap.
Selama bayi, pemberian nasi tim ini harus disaring terlebih
dahulu untuk memudahkan menelannya dan tidak mempersulit
atau memperberat pencernaan.
c. Bayi 8 – 12 Bulan
Bubur susu sudah dapat diganti seluruhnya dengan nasi tim,
yaitu pada pagi hari sebagai makan pagi misalnya sekitar jam
09.00. Siang hari sekitar jam 13.00 sebagai makan siang dan sore
hari sekitar jam 17.00 – 18.00 sebagai makan malam.
Bila bayi disusui lebih dari 1 tahun, harus diperhatikan
kemungkinan timbulnya anoreksia (berkurangnya atau hilangnya
napsu makan) terhadap makanan lain sehingga anak bisa
kekurangan protein dan kalori yang akhirnya menderita penyakit
malnutrisi energi protein.
Pengaturan makan yang berhasil pada masa bayi akan
mempermudah kelancaran pengaturan makan pada usia
selanjutnya. Pada akhir masa bayi telah dibiasakan abyi menerima
makanan 3x sehari.
3. Makanan Buatan dan Susu Formula
Memberikan makanan buatan hanya dibenarkan bila menyusui
tidak dapat dilaksanakan, misalnya produksi ASI tidak ada atau sangat
kurang. Susu formula sebagai pengganti ASI kebanyakan dibuat dari
susu sapi. Hampir semua tersedia dalam bentuk bubuk dan hanya
memerlukan pengenceran dengan air matang sebelum disajikan.
Pengganti ASI (PASI) ini dapat dikelompokan berbagai macam baik
menurut rasa, menurut Ph cairan, kadar nutrien, bahan utama protein,
maksud penggunaan maupun menurur komposisi nutriennya.
Bila bayi tidak menghabiskan hidangan yang disediakan, mungkin
bayi telah cukup mendapatkan pengganti ASI dan sebaliknya bila
menghabiskan hidangan yang disediakan mungkin juga masih kurang
sehingga hidangan selanjutnya perlu diperbanyak terutama jika bayi
masih menangis atau belum puas.
4. Pentingnya Variasi
Untuk memperkenalkan makanan pada bayi, mulailah dengan 1
jenis makanan. Tunggu paling tidak selama 4 hari sebelum
mengenalkan makanan jenis lain. Adanya tenggang waktu membuat
bayi makin mengenal dan bisa menerima makanan barunya. Reaksi
alergi biasanya baru muncul beberapa hari setelah jenis makanan itu
dikonsumsi. Jika timbul reaksi alergi jenis tertentu, Anda jadi tahu
persis penyebabnya.
Sebagian pakar percaya, penting untuk mulai memperkenalkan
sayuran hijau dulu, sehingga pola citarasa bayi tidak ‘termanjakan'
dengan rasa manis dari buah-buahan. Sebagian pakar lagi menganggap
itu hanya mitos belaka. Menurut mereka, bayi terlahir dengan
menyukai yang manis-manis. Anda bisa mengombinasikan kedua
pendapat ini, dan melihat mana yang paling pas buat bayi Anda.Yang
pasti, mengombinasikan berbagai jenis makanan akan membuat bayi
tidak cepat bosan, memicu selera makannya plus tidak menjadikannya
si pemilih makanan. Jangan sampai ia terbiasa makan makanan yang
itu-itu saja. Ia bisa kekurangan gizi yang dibutuhkannya.
5. Jadikan Sebagai Rutinitas
Waktu makan—sarapan, makan siang dan makan malam—harus
Anda terapkan secara konsisten. Ini bukannya tanpa alasan. Sistem
pencernaan bayi perlu dilatih untuk belajar menerima, mencerna, serta
menyerap makanan pada waktu-waktu yang ditentukan. Untuk masing-
masing waktu makan itu, sajikan kelompok makanan yang ada dalam
tabel 'Jadwal pemberian makanan si kecil' . Perlu dicatat, kalau
kenyang si kecil akan memberi sinyal. Misalnya, menjulurkan lidah
atau memalingkan kepala. Jadi, jangan takut si kecil akan makan
secara berlebihan.
6. Mulai Memperkenalkan Biskuit
Anda sudah bisa mulai memberi biskuit bayi sebagai camilan di
antara waktu makan. Koordinasi antara mata dan tangannya sudah
cukup baik, sehingga ia bisa membawa tangannya ke mulut. Pada
umur 7 bulan, rata-rata bayi sudah mampu makan sendiri biskuitnya.
Umumnya, tekstur biskuit yang lembut membuat bayi mudah
mengemutnya, bahkan akan membantu merangsang pertumbuhan
giginya.
7. Gizi Penting untuk Usia 6-12 Bulan
Pada usia 6-12 bulan, pola makan anak harus mengikuti piramida
makanan. Makin ke atas makin sedikit porsi makanan yang harus
dikonsumsi anak. Berikut urutannya dari paling bawah ke paling atas:
a. Sumber karbohidrat , yakni roti, jagung, nasi, cereal , dan
sebagainya, dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari @ 1 mangkuk
kecil.
b. Sumber zat pengatur , yaknis sayuran dikonsumsi sebanyak 1-2
kali/hari sekitar 25-50 g mentah. Buah dikonsumsi sebanyak 1-
2 kali/hari sekitar 25-75 g.
c. Sumber protein yaitu ASI dikonsumsi sebanyak 2-3 kali/hari.
Protein lainnya dikonsumsi sebanyak 1-3 kali/hari. Misalnya,
ayam kampung (paha bawah), telur (1/2–1 butir), daging (1/2
potong sedang/20 g), kacang-kacangan (1-2 sendok makan),
tahu (1 potong/50 g), tempe (1 potong/25 g), serta ikan (1
potong sedang/20 g).Bila perlu, berikan sumber lemak berupa
minyak sebanyak 1/2 sendok teh.
8. Masalah Makanan yang Bisa Timbul Bagi Bayi Usia 6-8 Bulan
Alergi makanan adalah suatu reaksi yang timbul pada tubuh setelah
seseorang mengonsumsi suatu jenis makanan. Reaksi ini dipicu oleh
kondisi kekebalan tubuh pada orang tersebut. Bila salah satu dari Anda
atau pasangan Anda punya riwayat alergi makanan, risikonya pada si
kecil meningkat sampai 20-30%. Jika Anda berdua alergi, risikonya
pada anak naik lagi hingga 40-70%.
Tanda-tanda si kecil mengalami alergi makanan, antara lain:
a. Ruam di kulit
b. Diare
c. Muntah
9. Kebutuhan Energi MP – ASI
a. Usia 6 – 8 bulan : 200 kkal/hari
b. Usia 9 – 11 bulan : 300 kkal/hari
c. Usia 12 – 23 : 550 kkal/hari
10. Jadwal pemberian mp-asi
UMUR JENIS JUMLAH PEMBERIAN
MAKANAN PER HARI
0–4 ASI (eksklusif) Sekehendak
bulan
4–6 ASI Sekehendak
bulan Sari buah 1–2x
Bubur susu 1–2x
6–9 ASI Sekehendak
bulan Sari buah 1–2x
Bubur susu 1–2x
Tim saring 1x
Telur 1x
9 – 12 ASI Sekehendak
bulan Sari buah 1–2x
Bubur susu 1x
Tim saring 2x
Telur 1x

11. Tips dan trik pemberian mp – asi


a. MP – ASI untuk 6 bulan hendaknya di masak semi cair
b. Frekuensi MP – ASI diberikan 1 – 2 x perhari
c. Tingkatkan tekstur makanan bayi menjadi lebih besar pada usia 9
bulan
d. Mulailah dengan makanan yang tidak menyebabkan energy
e. Hindari pemberian gula dan garam karena selain tidak akan
menambah nutrisi, juga akan mempengaruhi pola kebiasaan makan
bayi
f. Pilihlah bahan makanan dengan kualitas terbaik tanpa tambahan
pengental / perasa buatan
g. Sesuaikan jumlah makanan dan berikan makanan dalam jumlah
bertahap
h. Suhu MP – ASI harus dalam suhu ruangan (hangat – hangat kuku)
i. Higienis : makanan harus terjaga kebersihan
DAFTAR PUSTAKA

http://matakuliah semester III MPASi/Variasi-MPASI-Makanan-Pendamping-


ASI-makanan-bayi-padat-untuk-Bayi-
Anda.com//http://kuliahbidan.wordpress.com/kti/
Suliha, U. dkk.2001. Pendidikan Kesehatan dalam Keperawatan.Jakarat:Penerbit
Buku Kedokteran (EGC)

Wudjaja H.A.W.2000. Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta:Pt. Rineka


Cipta
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ASAM URAT
DI DUSUN KRAJAN RW 1 DESA BEKIRING
KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Oleh
MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
ASAM URAT
DI DUSUN KRAJAN RW 1 DESA BEKIRING
KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO
2019

Disusun Sebagai Program Kegiatan


Pada Praktik Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa Tahun 2019

Telah Dilihat dan Disahkan Pada Tanggal


18 Februari 2019

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ns., M.Kes Filia Icha S., S.Kep., Ns., M.Kep
NIK. 19791215 200302 12 NIDN.0731058601
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Gangguan persendian pada lansia


Sub Pokok Bahasan : Pentingnya penangan asam urat
Sasaran : Lansia
Hari/Tanggal : Jum’at, 8 Februari 2019
Tempat : Balai Desa Pulung
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa Profesi NERS FIK UNMUH Ponorogo

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, diharapkan lansia
mampu dan mengerti mengenai asam urat.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, lansia diharapkan
mampu :
a. Memahami pengertian asam urat.
b. Mengetahui penyebab asam urat.
c. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan asam
urat.
d. Menyebutkan pencegahan asam urat
e. Menyebutkan makanan yang dianjurkan untuk penderita asam urat.
f. Menyebutkan makanan yang harus dihindari untuk penderita asam
urat.
g. Menyebutkan obat alami/ herbal untuk penderita asam urat.
B. MATERI
1. Pengertian asam urat.
2. Penyebab asam urat.
3. Tanda dan gejala asam urat.
4. Pencegahan asam urat.
5. Penanganan asam urat.
6. Pengobatah alami/ herbal asam urat
C. MEDIA
1. Flipchart
2. Leaflet
3. Proyektor
4. LCD

D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. PENGORGANISASIAN
1. Pelaksana kegitan
a. Pemberi materi : Rida Khoirun Nisa
b. Moderator : Silvy Herawati
c. Notulen : Arlina Rahma . H
d. Fasilitator : Adhitya
2. Setting tempat duduk

Layar Proyektor

2 1 3

5 4 4 4

4 4 4 4

4 5 5 4

4 4 4 4
Keterangan:
1. Moderator 4 4 4 5
2. Pembicara
3. Observer
4. Peserta
5. Fasilitator

F. KEGIATAN PENYULUHAN

No Waktu Kegiatan Pembicara Kegiatan Peserta

Pembukaan :

5. Mengucapkan salam, 3. Menjawab salam


dan mengapresiasi dan memberikan
kehadiran peserta perhatian kepada
1. 5 Menit pembicara
6. Memperkenalkan diri 6. Memberikan
perhatian kepada
pembicara
5. Menjelaskan tujuan 7. Memfokuskan
kegiatan penyuluhan perhatian terhadap
tujuan penyuluhan
yang disampaikan
oleh pembicara

Pelaksanaan Kegiatan Penyuluhan :

1. Menyampaikan 5. Peserta
materi penyuluhan mendegarkan
tentang ”Pentingnya dengan seksama
Pengetahuan dan memfokuskan
Masyarakat Panti perhatian terhadap
Jompo tentang asam materi yang

2. 20 Menit urat” disampaikan oleh


pembicara
2. Mengadakan diskusi 4. Mengajukan
(tanya jawab) dengan beberapa
peserta kegiatan pertanyaan yang
penyuluhan berkaitan dengan
topik dalam
kegiatan
penyuluhan.

Penutup :

5. Menyampaikan 3. Memperhatikan
kesimpulan dari dengan seksama
semua materi
penyuluhan yang
3. 5 Menit terlah disampaikan
6. Mengucapkan terima 6. Memperhatikan
kasih atas segala dengan seksama
bentuk partisipasi
peserta dalam
kegiatan penyuluhan
7. Memohon maaf 5. Meperhatikan
apabila terdapat dengan seksama
kesalahan dan dan menjawab
kekurangan pada saat salam
kegiatan penyuluhan
berlangsung,
mengucapkan salam

G. EVALUASI LISAN
1. Evaluasi Struktur :
a. Kesiapan mahasiswa sebagai pembicara dalam kegiatan penyuluhan.
b. Kesiapan peserta dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
c. Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna.
d. Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan
penyuluhan.
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh
mahasiswa.
2. Evaluasi proses :
a. Alat dan tempat bisa di gunakan sesuai rencana.
b. Peserta bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan.
3. Evaluasi hasil :
a. Peserta mampu menjelaskan kembali definisi asam urat.
b. Peserta penyuluhan mengetahui penyebab asam urat.
c. Peserta penyuluhan bisa menyebutkan tanda gejala asam urat.
d. Peserta penyuluhan mengetahui pencegahan asam urat.
e. Peserta penyulluhan mengetahui cara penanganan asam urat
f. Peserta penyuluhan mengetahui pengobatan asam urat dengan bahan
alami/herbal.
LAMPIRAN
MATERI ASAM URAT
A. Pengertian
Menurut Mutia Sari (2010 : 5) asam urat adalah akibat tingginya kadar asam
urat di tubuh. Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam urat adalah asam
yang berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin
(bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat pada inti sel-sel tubuh.
Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008 : 4) mengatakan asam urat ialah
terjadinya penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat merupakan bagian
metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak berlangsung normal
asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh. Akibatnya, terjadi
penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian sehingga menimbulkan
rasa sakit yang luar biasa.

B. Penyebab
Kelainan metabolisme dalam tubuh yaitu reaksi peradangan jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat yang berhubungan dengan
hiperurisemia (pengeluaran asam urat melalui urin yang berlebihan).
Beberapa faktor yang menyebabkan kadar asam urat tinggi adalah:
1. Faktor keturunan
2. Penyakit Diabetes Melitus
3. Adanya gangguan ginjal dan hipertensi
4. Tingginya asupan makanan yang mengandung purin.
5. Berat badan yang berlebih (obesitas)
6. Jumlah alkohol yang dikonsumsi
7. Penggunaan obat-obatan kimia yang bersifat diuretik/analgetik dalam waktu
lama.
C. Tanda Dan Gejala
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai sendi ibu jari,
tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau sikut. Kebanyakan
asamurat muncul sebagai serangan kambuhan. Penyakit ini timbul dari kondisi
hiperurikemi, yaitu keadaan di mana kadar asam urat dalam darah di atas
normal.
Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 - 7 mg/dL, sedangkan pada
wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat biasanya timbul secara
mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam hari. Jika asam urat
menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit
diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang sangat hebat, dan persendian sulit
digerakan.Serangan pertama asam urat pada umumnya berupa serangan akut
yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki, danseringkali hanya satu sendi yang
diserang. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain seperti
pada tumit, lutut, siku dan lain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun sering
merasa nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa memastikan apakah
Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara mengetahui gejala-gejala asam
urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
1. Kesemutan dan linu.
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
4. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
5. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
6. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan
bergerak.
7. Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal
serta dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara permanen
hingga diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat yang tinggi
ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus (kencing
manis) dan hipertensi.
8. Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak
sehat seperti demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala asam
urat lain seperti denyut jantung yang sangat cepat bisa juga terjadi. Gejala
asam urat umumnya akan muncul pada usia pertengahan untuk pria,
sedangkan pada wanita gejala asam urat akan mulai muncul setelah
menopause. Serangan asam urat berupa gejala awal yang terasa pada
persendian biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dan kemudian
menghilang sampai dengan serangan berikutnya. Gejala asam urat harus
benar-benar diwaspadai untuk menghindari serangan asam urat yang lebih
parah.
Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam urat
ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke jari-jari
lainnya.Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut berlangsung selama 24
jam.Selanjutnya, berangsur berkurang sampai menghilang dalam waktu 3-7 hari.
Jika kadar asam urat serangan pertama tidak diturunkan menjadi normal, akan
terjadi serangan selanjutnya dan bersifat menahun.
Nyeri yang disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak sehingga
mengganggu aktivitas sehari-hari.Tirnbulnya serangan kedua dan selanjutnya
sulit diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian dikemukakan bahwa semakin
tinggi kadar asam urat, semakin sering juga terjadi serangan nyeri dengan
berbagai komplikasi. Serangan pun tidak hanya di ibu jari tangan, tetapi
menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga, sendi kecil lain pada tangan,
dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat tengah malam. Sendi yang
terserang akan tampak merah, mengilat, bengkak, kulit di atasnya terasa panas,
dan persendian sulit digerakkan. Selain itu, badan menjadi demam, kepala terasa
sakit, nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar. (Silvia 2009).

D. Pencegahan
1. Pembatasan purin : Hindari makanan yang mengandung purin yaitu :
Jeroan (jantung, hati, lidah ginjal, usus), Sarden, Kerang, Ikan herring,
Kacang-kacangan, Bayam, Udang, Daun melinjo.
2. Kalori sesuai kebutuhan : Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan
dengan kebutuhan tubuh berdasarkan pada tinggi dan berat badan.
Penderita gangguan asam urat yang kelebihan berat badan, berat badannya
harus diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori.
Asupan kalori yang terlalu sedikit juga bisa meningkatkan kadar asam urat
karena adanya badan keton yang akan mengurangi pengeluaran asam urat
melalui urine.
3. Tinggi karbohidrat : Karbohidrat kompleks seperti nasi, singkong, roti dan
ubi sangat baik dikonsumsi oleh penderita gangguan asam urat karena
akan meningkatkan pengeluaran asam urat melalui urine.
4. Rendah protein : Protein terutama yang berasal dari hewan dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Sumber makanan yang
mengandung protein hewani dalam jumlah yang tinggi, misalnya hati,
ginjal, otak, paru dan limpa.
5. Rendah lemak : Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui
urin. Makanan yang digoreng, bersantan, serta margarine dan mentega
sebaiknya dihindari. Konsumsi lemak sebaiknya sebanyak 15 persen dari
total kalori.
6. Tinggi cairan : Selain dari minuman, cairan bisa diperoleh melalui buah-
buahan segar yang mengandung banyak air. Buah-buahan yang disarankan
adalah semangka, melon, blewah, nanas, belimbing manis, dan jambu air.
Selain buah-buahan tersebut, buah-buahan yang lain juga boleh
dikonsumsi karena buah-buahan sangat sedikit mengandung purin. Buah-
buahan yang sebaiknya dihindari adalah alpukat dan durian, karena
keduanya mempunyai kandungan lemak yang tinggi.
7. Tanpa alkohol : Berdasarkan penelitian diketahui bahwa kadar asam urat
mereka yang mengonsumsi alkohol lebih tinggi dibandingkan mereka yang
tidak mengonsumsi alkohol. Hal ini adalah karena alkohol akan
meningkatkan asam laktat plasma. Asam laktat ini akan menghambat
pengeluaran asam urat dari tubuh.
8. Olahraga ringan :Olahraga yang teratur memperbaiki kondisi kekuatan
dan kelenturan sendi serta memperkecil risiko terjadinya kerusakan sendi
akibat radang sendi. Selain itu, olahraga memberi efek menghangatkan
tubuh sehingga mengurangi rasa sakit dan mencegah pengendapan asam
urat pada ujung-ujung tubuh yang dingin karena kurang pasokan darah.
Jalan kaki, bersepeda, dan joging bisa dijadikan alternatif olahraga untuk
mengatasi rematik dan asam urat. Selain itu, olahraga yang cukup dan
teratur memperkuat sirkulasi darah dalam tubuh.
E. Penanganan
1. Sendi diistirahatkan (imobilisasi pasien)
2. Kompres dingin
3. Diet rendah purin
4. Terapi farmakologi (Analgesic dan antipiretik)/ Obat-obatan anti nyeri
F. Pengobatan Herbal Asam Urat
Rebus 10-15 daun salam segar atau kering dengan 3 gelas air, biarkan rebusan
sampai tersisa kira-kira 1 gelas. Minum air rebusan daun salam tersebut 2 kali
sehari masing-masing ½ gelas.
DAFTAR PUSTAKA

Khomsun A. S. Halinawati. 2008. Terapi Jus untuk rematik dan Asam Urat,
Cetakan V. Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI
Mansjoer, A..2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu. Jakarta
:Media Aeskulapius
Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi
dan Stroke, Cetakan 1, Jogjakarta : A Plus Books
Sari M. 2010.Sehat dan Bugar tanpa Asam Urat, cetakan 1.Nopember, Araska
Publisher
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PHBS
DI DUSUN KRAJAN RW 1 DESA BEKIRING
KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO

Oleh
MAHASISWA PROFESI NERS

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
2019
HALAMAN PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PHBS
DI DUSUN KRAJAN RW 1 DESA BEKIRING
KECAMATAN PULUNG KABUPATEN PONOROGO
2019

Disusun Sebagai Program Kegiatan


Pada Praktik Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa Tahun 2019

Telah Dilihat dan Disahkan Pada Tanggal


18 Februari 2019

Mengetahui

Pembimbing I Pembimbing II

Sulistyo Andarmoyo, S.Kep., Ns., M.Kes Filia Icha S., S.Kep., Ns., M.Kep
NIK. 19791215 200302 12 NIDN.0731058601
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PHBS

A. PENGANTAR
Cabang ilmu : Keperawatan Komunitas
Topik : Kesehatan lingkungan
Hari/Tanggal : Kamis,14 Februari 2019
Waktu : 09.00 - Selesai
Tempat : SD 1 Bekiring
Sasaran : Masyarakat
Metode : Ceramah, Tanya jawab
Media : Laptop, proyektor dan leflet
Materi : Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

B. Latar Belakang
Masalah Kesehatan lingkungan merupakan masalah kompleks yang
untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sector terkait. Di
Indonesia permasalah dalam kesehatan lingkungan antara lain : Air Bersih,
Pembuangan Kotoran/Tinja, Kesehatan Pemukiman, Pembuangan
Sampah, Serangga dan Binatang Pengganggu, Makanan dan
Minuman,Pencemaran Lingkungan .(SUMBER: Yayan A. Israr, S.Ked.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia).
Masalah di atas sangat banyak faktor penyebabnya,salah satunya
adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya berprilaku hidup
bersih dan sehat.
Dasar Pemikiran dilakukan penyuluhan tentang PHBS ini adalah karena
faktor perilaku secara teoritis memiliki andil 30 – 35 % terhadap derajat
kesehatan, sedangkan dampak dari perilaku terhadap derajat kesehatan
cukup besar, maka diperlukan berbagai upaya untuk mengubah perilaku
yang tidak sehat menjadi sehat, salah satunya melalui program Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
C. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan kelompok Anak Usia Sekolah Dasar
mampu memahami dan mengerti tentang pentingnya kesehatan
lingkungan dalam bentuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 60 menit diharapkan
anak usia sekolah mampu :
a. Mengetahui apa itu perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Mengetahui 10 PHBS
c. Masyarakat dapat menyadari tentang pentingnya menggunakan air
bersih.
d. Masyarakat dapat menyadari tentang pentingnya menggunakan jamban
sehat.
e. Masyarakat dapat menyadari tentang pentingnya rumah bebas jentik
nyamuk.
f. Masyarakat dapat menyadari tentang pentingnya rumah bebas asap
rokok.

D. ISI MATERI
TERLAMPIR

E. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab

F. MEDIA
1. Laptop
2. LCD
3. Leaflet
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Waktu Uraian Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Murid
1 5 menit Pendahuluan Memperkenalkan diri Mendengarkan dan
dan menjelaskan memperhatikan
tujuan
2 20 menit Penjelasan Menjelaskan materi Mendengarkan
Materi
3 20 menit Evaluasi Tanya jawab : · Peserta bertanya
Memberi pertanyaan mengenai masalah
kepada peserta: yang belum dipahami
Pengertianapa itu · Peserta menjawab
perilaku hidup bersih pertanyaan
·
4 5 menit Penutup Menyimpulkan Memperhatikan

H. EVALUASI
Metode evaluasi : Tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Pertanyaan :
1. Apa pengertian PHBS ?
2. Sebutkan10 PHBS ?
Jawab :
1.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat
yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.Dalam hal ini ada
5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya
Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
2. Sebutkan 10 PHBS
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi ASI Eksklusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan Air Bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik di rumah
h. Makan sayur dan buah setiap hari
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah
MATERI PENYULUHAN PHBS

A.Pengertian Kesehatan Lingkungan.


Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.Menurut HAKLI
(Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan
adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan
ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung
tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.
B. Pengertian Perilaku Hidup Sehat Dan Bersih (PHBS)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan masyarakat
yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS.Dalam hal ini ada 5
program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup, Dana
Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga,
kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social
Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat
dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga, memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
C. Indikator PHBS
Indikator PHBS ada 10, yaitu :
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
3. Menimbang balita setiap bulan
4. Menggunakan Air Bersih
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6. Menggunakan jamban sehat
7. Memberantas jentik di rumah
8. Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10. Tidak merokok di dalam rumah
D. Keterangan INDIKATOR PHBS:
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah
tangga dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan)
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
Bayi termuda umur 0 – 6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai
dengan 24 jam terakhir
3. Menimbang balita setiap bulan
Balita (0 – 59 bl) ditimbang berat badannya secara rutin setiap bulan
dan dicatat dalam KMS. Penimbangan ke posyandu, puskesmas,
pustu, RS, bidan dan sarana kesehatan lainnya minimal 8 kali setahun
4. Menggunakan Air Bersih
Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-
hari.Syarat fisik air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan
tidak berasa.Jarak sumber air bersih dengan tempat penampungan
limbah minimal 10 m.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kebiasaan anggota rumah tangga untuk mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air
besar (BAB)
6. Menggunakan jamban sehat
Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa
dengan septik tank/lubang penampung kotoran sebagai tempat
pembuangan akhir.
Jamban/kakus adalah bangunan yang dipergunakan untuk membuang
tinja atau kotoran manusia.tinja bagi keluarga.Manfaat jamban adalah
untuk mencegah penularan penyakit dan pencemaran dari kotoran
manusia.
Syarat jamban sehat adalah :
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum
dengan lubang penampungan minimum 10 m, bila tidak
memungkinkan perlu konstruksi kedap air).
b. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
c. Tidak mencemari tanah di sekitarnya
d. Mudah dibersihkan
e. Aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
i. Luas ruangan cukup
j. Ventilasi cukup baik
k. Tersedia air dan alat pembersih
7. Memberantas jentik di rumah
Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik
di dalam atau di lingkungan rumah, yakni dengan cara 3M ,menguras
menutup menimbun.
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Anggota rumah tangga umur hendaknya mengonsumsi sayur dan buah
setiap hari.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Anggota keluarga umur > 10 th melakukan aktifitas fisik setiap hari
minimal 30 menit dalam 1 minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud
adalah kegiatan olah tubuh yang membuat tubuh menjadi lebih sehat : lari,
jalan, bersepeda kayuh, menimba air, dll.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Anggota keluarga tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama
anggota keluarga lainnya.

Anda mungkin juga menyukai