Anda di halaman 1dari 48

BAB IV

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

A. Model Asuhan Keperawatan


1. Penerapan Model Asuhan Keperawatan
Model Asuhan Keperawatan yang diterapkan oleh Ruang Mina adalah
dengan MAKP Modifikasi Tim. Hal ini diterapkan pada Ruang Mina
dengan pertimbangan sebagai berikut, model Keperawatan Tim tidak
digunakan secara murni karena pada pelaksanaannya, Model MAKP Tim
di Ruang Mina hanya bisa dilaksanakan pada shift pagi, hal ini
dikarenakan kurangnya tenaga perawat jika harus menggunakan metode
Tim murni. Melalui kombinasi model tesebut diharapkan model asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
baik, karena saat ini perawat yang ada di Ruang Mina sebagian besar
adalah lulusan D-3 (90%), bimbingan tentang asuhan keperawatan
diberikan oleh ketua tim dengan penentuan atau kriteria pemilihan perawat
ketua tim berdasarkan beberapa pertimbangan, seperti kompetensi,
profesionalitas kerja dan sebagainya yang diakui bersama baik dari Kepala
ruang maupun anggota perawat ruangan. Model MAKP yang diterapkan
diatas, didukung dengan data yang didapatkan dari pada pengkajian awal
Ruang Mina, yakni jumlah perawat Ruang Mina sebanyak 10 perawat,
dengan rincian 1 perawat berlatar pendidikan Sarjana (10%) dan 9 perawat
lainnya berlatar pendidikan Diploma (90%). Teori Nursalam (2014)
menjelaskan bahwa dalam model MAKP Tim murni setidaknya di dalam
satu ruangan terbagi menjadi 2-3 Tim dengan anggota 6-7 perawat di
dalam satu Tim nya. Dari paparan tersebut disimpulkan bahwa MAKP
Modifikasi Tim dirasakan sebagai metode yang paling tepat digunakan di
Ruang Mina dengan pertimbangan dan pengorganisasian yang telah
matang sebelumnya.
2. Hambatan
Dari sebaran kuesioner, terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan
MAKP, antara lain :
a. Masih ada beberapa kegiatan (20%) MAKP yang belum dilaksanakan
di dalam ruangan secara totalitas meliputiSupervisi dan Ronde
Keperawatan karena keterbatasan waktu dan tenaga dari perawat
ruang, terlebih untuk kegiatan Ronde Keperawatan, menurut
keterangan Kepala Ruang Mina faktor penghambat pelaksanaannya
yakni keterbatasan waktu, karena harus mengkondisikan tenaga medis
atau tenaga kesehatan lain.
b. Belum seimbangnya pendidikan terakhir perawat antara Sarjana dan
Diploma di Ruang Mina, dengan perbandingan 10% Sarjana dan 90%
Diploma, dibutuhkan setidaknya 4 perawat dengan pendidikan Sarjana
Keperawatan, hal ini didukung oleh teori Nursalam (2014) yang
menerangkan bahwa perawat dengan Pendidikan Sarjana (Perawat
Primer) mempunyai beban kasus pasien sejumlah 4–6 orang pasien,
dari data pengkajian, Ruang Mina mempunyai kapasitas tempat tidur
sejumlah 26 Bed, dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
setidaknya dibutuhkan 4 perawat dengan pendidikan Sarjana untuk
memaksimalkan kinerja perawat ruangan sesuai dengan ketentuan
Model Keperawatan Primer.
c. Tenaga keperawatan masih ada yang freelance sehingga
mempengaruhi rendahnya motivasi dalam pelaksanaan MAKP

3. Dukungan
a. Adanya partisipasi dari kepala ruang untuk melaksanakan MAKP
b. Penerapan model MAKP Modifikasi Tim berjalan lancar dan sudah
terstruktur dengan baik
c. Akreditasi RS paripurna Tipe C
d. Perawat dengan kewenangan Klinik Pk III sebanyak 20%
e. Ruang Mina sudah melakukan 80% kegiatan MAKP yaitu, Pre dan
Post Conference, Timbang Terima, Sentralisasi Obat dan Discharge
Planning
f. Dukungan dari pempinan RS dan bidang keperawatan yang sangat
besar untuk melaksanakan MAKP
4. Evaluasi Ruang Mina
Sebelum penerapan MAKP dilakukan, ada beberapa persiapan yang
harus dilakukan berupa pemilihan penanggung jawab untuk masing-
masing masalah yang telah disepakati. Persiapan yang telah dilakukan
yaitu mempersiapkan materi untuk sosialisasi serta melakukan koordinasi
dengan pembimbing, karu, dan kelompok. Penyampaian penerapan MAKP
telah dilakukan oleh kelompok kepada kepala ruang pada tanggal 14 Mei
2020.

B. Pre dan Post Conference


1. Implementasi Pre dan Post Conference
a. Jadwal Kegiatan
Tabel 4.2
Jadwal Kegiatan Pre dan Post Conference
Di Ruang Mina RSUAisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Waktu
Pelaksanaan Role Play
1 Pre-post conference 18Mei 2020 22 Juni 2020

b. Pelaksanaan Pre Post


Tabel 4.1
Pelaksanaan Pre dan Post Conference
Di Ruang Mina RSU AisyiyahPonorogo
No. Uraian Kegiatan Waktu Keterangan
Pelaksanaan
1 Mencari literature 18 Mei- 1 1. Tidak terdapat
dan menyusun Juni 2020 kesulitan dalam
proposal pelaksanaan mencari literatur
pre dan post 2. Literatur
conference didapatkan dari
berbagai sumber :
buku manajemen
keperawatan

2 Melakukan 19 Mei 2020 1. Koordinasi


koordinasi dengan -20 Mei dilakukan dengan
karu, ka shift dan 2020 pembimbing dan
pembimbing karu ruangan mina
lapangan untuk
membicarakan
rencana yang akan
dilakukan dalam
pre-post
conference
2. Karu sangat
terbuka dengan
rencana perubahan
yang direncanakan
3. Pembimbing
sangat mendukung
apa yang telah
direncanakan

3 Diskusi dengan 19 Mei -20 1. Pembimbing


pembimbing dan Mei 2020 banyak
kelompok memberikan saran
dan arahan tentang
rencana yang
diajukan
2. Kelompok saling
mendukung
4 Melakukan sosialisasi 1 Juni 2020 1. Sosialisasi dapat
tentang pre dan post berjalan dengan
conference lancar
2. Hal-hal yang
disosialisasikan :
pengertian,
pelaksanaan pre
dan post
conference

5 Melakukan role play 03 Juni 2020 1. Role play berjalan


pre post conference dengan lancar
sesuai dengan
proposal yang
telah dibuat

6 Mengevaluasi role 03 Juni 2020 1. Evaluasi berjalan


play pre post dengan lancar
conference 2. Pembimbing
memberikan
banyak saran dan
masukan

c. Hasil
Tabel 4.3
Pelaksanaan Pre Conference Setelah Dilakukan Implementasi
Di Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo
Sebelum Setelah
Implementasi Implementasi
(N:4)
Aspek yang Dinilai SL SR KD TP SL SR KD TP
(3) (2) (1) (0) (3) (2) (1) (0)

1 Melekukan doa bersama 4 4


setiap awal dan akhir tugas
yang dilakukan setelah
selesai terima operan jaga
dan Menyiapkan rekam
medik pasien yang menjadi
tanggungjawabnya
2 Menjelaskan Tujuan 4 3 1
Preconference
3 Memandu pelaksanaan pre 2 4
conference dan Memberikan
pengarahan kepada anggota
Tim tentang rencana
kegiatan/ Asuhan
keperawatan
4 Melakukan pembagian 4 4
tugas kepada tim dan
Menjelaskan masalah
keperawatan dan rencana
keperawatan yang menjadi
tanggungjawabnya
5 Perawat Primer menjelaskan 4 4
pasien kelolaan serta
membagi tugas kepada
anggota tim
6 Memberikan kesempatan 4 4
kepada Tim untuk
mempresentasikan kasus
dan Mendiskusikan cara dan
strategi pelaksaan asuhan
keperawatan pasien
7 Memberikan kesempatan 4 2 2
Anggota untuk
bertanya/menanggapi/memb
erikan masukkan dan
Memotivasi untuk member
tanggapan dan penyelesaian
masalah yang sedang
didiskusikan
8 Perawat Primer memberikan 4 4
kesimpulan dari diskusi
yang telah dilakukan dan
Mengklarifikasi perawat
pelaksanaan untuk
melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien
yang menjadi
tanggungjawabnya
9 Perawat Primer memberikan 4 4
Hal-hal yang perlu
diperhatikan SOP untuk
pelaksanaan tindakan dan
Memberikan reinforcement
positif kepada PA
10 Menyimpulkan hasil pre 4 4
conference dan
Menanyakan kesiapan
semua anggota untuk
melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan
Jumlah 6 3 1 0 6 4 1 0
Total (%) 60 15 10 60 20 10
0% %
% % % % % %
Sub total 18 6 1 0 22 15 1 0
Total 85.0% 90%
Sumber : Hasil kuesionerTanggal 13 Mei dan 24 Juni 2020
Tabel 4.4
Pelaksanaan Post Conference Setelah Dilakukan Implementasi
Di Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo
Sebelum Setelah
No Aspek yang dinilai implementasi implementasi
Ya Tidak Ya Tidak
1 Menyiapkan rekam
medik pasien yang 3 3
menjadi
tanggungjawabnya
2 Menjelaskan tujuan
dilakukannya post 2 1 3
conference
3 Menerima penjelasan
dari perawat 2 1 2
1
pelaksana tentang
hasil tindakan asuhan
keperawatan yang
telah dilakukan
4 Mendiskusikan
masalah yang 3 3
ditemukan dalam
memberikan asuhan
keperawatan pasien
dan mencari upaya
penyelesaian
masalahnya
5 Memberikan
reinforcement pada 2 3
1
anggota tim
6 Menyimpulkan hasil
post conference 2 3
1
7 Mengklarifikasi
pasien sebelum 3 3
melakukan operan
tugas jaga pada shift
jaga
Total 7 4 7 1
Prosentase 80,9% 95,2%
Sumber : Hasil Kuesioner Tanggal 13 Juni dan 24 juni 2020
d. Diagram Pre Conference
Gambar 4.5
Pelaksanaan Pre-Conference
Di Ruang Mina RSU ’AisyiyahPonorogo
100%
95%
95%

90%

85% Sebelum
81% Sesudah
80%

75%

70%
Pre

Sumber : Hasil kuesionerTanggal 13Mei dan 24Juni 2020


Dari hasil pengkajian awal manajemen didapatkan hasil bahwa
pre conference 85% dilaksanakan. Setelah dilakukan role play pre-
conference dan telah dilakukan evaluasi didapatkan hasil90% pre-
conference juga terlaksana. Sehingga didapatkan hasil bahwa tetap
terlaksana dan ada peningkat 5% pre-conferencesesudah dilakukannya
role play.
e. Diagram Post Conference
Gambar 4.6
Pelaksanaan Post-Conference
Di Ruang Mina RSU ’Aisyiyah Ponorogo
100%
95%
95%

90%

85% Sebelum
81% Sesudah
80%

75%

70%
Post
Sumber : Hasil Pelaksanaan Tanggal 03 Juni 2020
Sedangkan untuk post conference 81% dilaksanakan, setelah
dilakukan pendampingan dan dilakukan evaluasi didapatkan hasil
95% juga tetap terlaksana. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan pre dan post conference tetap berjalan.
2. Evaluasi Kegiatan Pre Post Conference
a. Evaluasi Struktur
1) Pre post conference dilaksanakan di Via Skype pada hari Rabu
tanggal 03 Juni 2020 pukul 14.00 - selesai
2) Pre dan post conference dihadiri sebanyak 15 orang. 1
pembimbing klinik, 1 pembimbing institusi dan 13 mahasiswa
praktek manajemen
b. Evaluasi Proses
1) Adapun kegiatan yang dilakukan adalah sosialisasi,
roleplay,pendampingan dan evaluasi.
2) Dalam tahap pelaksanaan, hal pertama yang dilakukan yaitu
sosialisasi pada hari Selasa tanggal 02 Juni 2020Via Skype.
Setelah sosialisasi, kegiatan selanjutnya yaitu role play,
pendampingan dan observasi pada tanggal 03 Juni 2020.
3) Pendampingan yang dilakukan cukup berjalan lancar, semua
mahasiswa dan pembimbing lahan maupun institusi dapat
mengikuti pelaksanaan pre dan post conference yang
diimplementasikan pada tanggal 03 Juni 2020.
3) Evaluasi dilakukan pada tanggal 03 Juni 2020 setelah role play,
berjalan lancar dalam pelaksanaaanya terutama dalam hal pre post
conference.
c. Evaluasi Hasil
1) Evaluasi Pembimbing Klinik (Dwi Setiani, S.Kep.,Ns)
a) Alur post conference yang diperankan sudah bagus
b) Penambahan data pada laporan post conference
2) Evaluasi Pembimbing Institusi (Sholihatul Maghfirah, S.Kep., Ns.,
M.Kep)
a) Durasi waktu masih molor sehingga proses semakin molor
b) Bahasa dalam laporan harus konsisten
3) Evaluasi Mahasiswa
Mahasiswa masih kurang dalam memanajemen waktu
pelaksanaan

3. Faktor Pendukung dan Kendala


a. Faktor Pendukung
1) Evaluasi ruang
Tempat Pre dan Post Conferencedilakukan Via Skype
2) Evaluasi Pembimbing
Adanya partisipasi dari pembimbing institusi dan pembimbing
lahan dalam kegiatan ini memberikan masukan.
3) Evaluasi mahasiswa
Adanya partisipasi dari 13 mahasiswa sebagai perawat primer dan
perawat associate
b. Faktor Kendala
1) Evaluasi ruang
a) Pelaksanaan Pre-post Conference membebani kinerja perawat
ruangan
b) Komunikasi via Skype terkendala jaringan sehingga dipilih
opsi lain yakni via Chat Whatsapp untuk kelanjutan
komunikasi
2) Evaluasi mahasiswa
Pre dan post conference tidak dapat dilaksanakan tepat
waktukarena kurangnya kesiapan dari mahasiswa dalam
manajemen waktu pelaksanaan dan persiapan materi, ditambah
dengan beberapa mahasiswa yang terkendala jaringan sehingga
menghambat proses role play.

4. Kesinambungan
a. Mahasiswa dituntut untuk meningkatkan manajemen waktu dalam
pelaksanaankegiatan timbang terima, pre conference dan post
conference, diharapkan dalam jangka waktu 1 jam, ke 3 kegiatan
tersebut sudah terlaksana dengan baik dan tepat waktu.
b. Ketua tim memimpin jalanya pre dan post conference, ketua tim shift
siang juga memimpin jalannya timbang terima antara shift siang
dengan shift malam.
c. Ketua tim dapat mempraktekkan jalanya pre dan post conference
dengan baik dan tepat waktu.
C. Timbang Terima
1. Implementasi Timbang Terima
a. Jadwal Kegiatan Timbang Terima
Tabel 4.7
Jadwal Kegiatan Timbang Terima Keperawatan
Di Ruang Mina RSU’Aisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Waktu
Role play Pelaksanaan
1 Timbang Trima 01 Juni 2020 12 Mei- 22 Juni
2020

b. Persiapan dan Pelaksanaan


Tabel 4.7
Pelaksanaan Kegiatan Timbang Terima
Di Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Menyusun Proposal 18 Mei 2020 Menyusun proposal
Timbang Terima rencana kegiatan
2 Melakukan 19 - 23 Mei Konsultasi dan
Konsultasi dan 2020 koordinasi mengenai
Koordinasi dengan kegiatan yang akan
pembimbing lahan, dilakukan
institusi dan kepala
ruang
3 Melakukan Role 01 Juni 2020 Role play dilakukan
Play Timbang sebagai persiapan
Terima dengan pelaksanaan kegiatan
Pembimbing Timbang Terima dengan
Institusi tujuan agar berjalan
dengan baik
4 Melaksanakan 03 Juni 2020 Melakukan Timbang
kegiatan timbang Terima seperti yang
terima sudah dijadwalkan nurse
station
5 Evaluasi 03 Juni 2019 Berdiskusi tentang
pelaksanaan terima pelaksanaan Timbang
Terima dengan
pembimbing lahan dan
pembimbing institusi

c. Hasil
Tabel 4.8
Evaluasi Timbang Terima Perawat
Di Ruang Mina RSU’ Aisyiyah Ponorogo
Sebelum Setelah
Implementasi Implementasi
(N:5) (N:12)
Aspek yang Dinilai SL SR KD TP SL SR KD TP
(3) (2) (1) (0) (3) (2) (1) (0)

1 Perawat datang tepat waktu 4 1 4 6 2

2 Serah terima tugas jaga 4 1 10 2


diikuti oleh kepala ruang,
KETUA TIM, perawat
pelaksana
3 Didahului dengan do’a 5 12
bersama
4 Operan dilaksanakan setiap 5 11 1
pergantian sift
5 Menyebutkan identitas 4 1 11 1
pasien, dx medis, dx
keperawatan, tindakan
keperawatan yang telah
dilakukan beserta waktu
dilakukan
6 Menginformasi jenis dan 4 1 12
waktu rencana tindakan
keperawatan yang belum
dilakukan
7 Menyebutkan 5 12
perkembangan pasien yang
ada selama sift
8 Perawat akan bertugas 5 12
menyiapkan lembar catatan
9 Kepala ruang membuka 2 1 2 3 5 3 1
acara operan jaga
10 Menginformasikan kepada 2 1 2 5 2 4 1
pasien/keluarga nama
perawat sift berikutnya pada
akgir tuas
11 Adanya catatan khusus 3 1 1 9 1 2
untuk kemudian
diserahterimakan kepada
petugas berikutnya apabila
ada pasien yang
memerlukan tindakan lebih
intensif
12 Memberikan salam kepada 3 1 1 8 3 1
pasien, keluarga serta
mengobservasi dan
menginspeksi keadaan pasien,
menanyakan keluhan pasien
(dalam rangka klarifikasi)
Jumlah 12 7 7 0 12 7 4 3
Total (%) 60 23. 13. 60. 23. 7.6 3.9
0%
% 3% 3% 6% 3% % %
Sub total 36 14 8 0 109 20 12 3
Total 96.6% 94.8%
Sumber: Hasil Pengambilan Data Tanggal 13Mei dan 24 Juni 2020
d. Diagram Timbang Terima
Gambar 4.9
PelaksanaanTimbang Terima
Di Ruang Mina RSU ’Aisyiyah
Ponorogo
97%
96.60%
97%
96%
96%
Sebelum
95% 94.80% Sesudah
95%
94%
94%
Timbang Terima

Sumber : Hasil Pengambilan Data Tanggal 13Mei dan 24 Juni 2020

Berdasarkan data diatas didapatkan dari hasil observasi yang


dilakukan terhadap jalannya timbang terima selama profesi ners stase
manajemen. Didapatkan hasil pada proses timbang terima sebesar 94.8%
yaitu dalam kategori baik. Akan tetapi proses tersebut mengalami
penurunan sebanyak 1.8% dari yang awalnya 96.6%. Hal
tersebutkemungkinan bisa terjadi dikarenakan beban kerja perawat yang
tinggi.

2. Evaluasi Kegiatan Timbang Terima


a. Evaluasi Struktur
1) Terima dilaksanakan di nurse station danruanganperawatanpasien
ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo pada hari Rabu tanggal 03
Juni 2020 pada saat pergantian shift pagi ke shift siang
2) Pasien yang dilaporkan dalam timbang terima adalah pasien
kelolaan yang menjalani rawat inap di ruang Mina.
3) Timbang terima pada sift pagi ke sift siang di pimpin oleh karu saat
itu.
b. Evaluasi Proses
1) Kegiatan timbang terima berjalan dengan lancar sesuai dengan
proposal yang telah buat dan contohkan.
2) Seluruh perawat dapat berperan sesuai tugas yang telah di
tentukan.
3) Analisa ruangan :
- Serah terima tugas jaga diikuti kepala ruang, kepala shift, dan
perawat pelaksana.
- Setiap mengawali dan mengakhiri sift jaga di awali dan dikhiri
dengan doa
- Intensitas waktu timbang terima membutuhkan waktu sesuai
kebutuhan
- Validasi dilakukan ke pasien yang memerlukan total care
c. Hasil
1. Perawatdapat memahami masalah yang teratasi, belum teratasi,
maupun masalah baru yang dialami oleh pasien selama sift pagi
dan akan direncanakan pada intervensi pada sift siang dengan
diadakannya timbang terima
2. Role play timbang terima dari PP pagi ke PP siang telah
dilaksanakan dengan evaluasi sebagai berikut:
a. Pembimbing Institusi (Laily Isro’in, S.Kep, Ns.,
M.Kep.danSholihatul M, S.Kep., Ns., M.Kep.)
1) Perawat primer yang
menyampaikanperkembanganpasienkelolaansaatdilakukant
imbangterima (handover)
2) Perawat Assosiate boleh membantu Perawat Primer saat
dilakukan timbang terima
3) Persiapan sebelum dilakukan timbang terima harus
dimatangkan
4) Penulisan pada soap intervensi dispesifikkan pada
intervensi yang telah terlaksana dan yang belum terlaksana
b. Pembimbing klinik (DwiSetiani, S.Kep.,Ns)
1) Melakukan persamaan presepsi tentang timbang terima
sebelum dilakukannya role play pada setiap peserta
2) Timbang terima menggunakan buku rekam medis pasien
untuk menegakkan tanggungjawab dan tanggung gugat
3) Validasi pasien dilakukan kepada pasien yang spesifik
saja, dan untuk pasien yang lain dilakukan timbang terima
untuk mengidentifikasi pasien, cek gelang, dan
memberikan penjelasan tentang pergantian jaga perawat
3. Faktor Pendukung dan Kendala
a. Faktor Pendukung
1) Adanya partisipasi dan dukungan dari pembimbing lahan,
institusi dan kepala ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo dalam
pelaksanaan timbang terima.
2) Adanya saran dan masukan dari pembimbing klinik dan
institusi dalam melakukan kegiatan guna mengoptimalkan
pelaksanaan timbang terima.
3) Adanya jalinan kerjasama yang baik seluruh anggota kelompok
manajemen.
4) Adanya kesadaran untuk merubah menjadi lebih baik dalam diri
perawat
b. Faktor Kendala
1. Pelaksanaan Timbang Terima membebani kinerja perawat
ruangan
2. Komunikasi via Skype terkendala jaringan sehingga dipilih opsi
lain yakni via Chat Whatsapp untuk kelanjutan komunikasi

4. Kesinambungan
Timbang terima diharapkan tetapselalu dilakukan dalam keadaan
apapun. Ketika sift malam ke sift pagidan sift pagike sift sore
hendaknya dipimpin oleh kepala ruang, sedangkan sift sore ke sift
malam dapat dipimpin oleh perawat primer dan timbang terima harus
mencakup jumlah pasien, identias pasien, diagnosa medis, data
keluhan subjek/objektif, masalah keperawatan yang masih muncul,
intervensi yang sudah dan belum dilakukan, intervensi kolaboratif dan
rencana umum.

D. Supervisi Keperawatan
1. Implementasi Supervisi Keperawatan
a. Jadwal Kegiatan Supervisi Keperawatan
Tabel 4.11
Jadwal Kegiatan Supervisi Keperawatan di Ruang Mina RSU Aisyiyah
Ponorogo
No Kegiatan Waktu
Pelaksanaan Role play
1 Supervisi 5, 12, 13 Juni 13 Juni 2020

b. Pelaksanaan Supervisi Keperawatan


Tabel 4.10
Pelaksanaan Supervisi Keperawatan
di Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Waktu Keterangan
1 Menyususn 19-22 Mei Menyusun proposal
proposal Supervisi 2020 rencana kegiatan
Keperawatan supervisi keperawatan
yang akan dilakukan
2 Melakukan 23 Mei -10 Melakukan konsultasi
konsultasi dengan Juni 2020 tentang proposal
pembimbing klinik pelaksanaan supervisi
dan institusi keperawatan dengan
pembimbing klinik
maupun institusi
3 Melakukan Role 5 Juni 2020 Role play dilakukan
Play dengan sebagai persiapan
pembimbing dan pelaksanaan kegiatan
institusi supervisi dengan tujuan
agar berjalan dengan baik
4 Pelaksanaan 13 Juni 2020 Supervisi keperawatan
Supervisi dilksanakan di ruang
Keperawatan Mina pada hari Sabtu 13
Juni 2019 pukul 10.00
WIB dengan materi
Dokumentasi
keperawatan.. Kegiatan
supervisi dihadiri oleh
perawat ruangan,
pembimbing klinik,
pembimbing institusi,
dan mahasiswa praktik
manajemen.
5 Evaluasi 13 Juni 2020 Melakukan diskusi
pelaksanaan tentang pelaksanaan
Supervisi supervisi dengan
Keperawatan pembimbing klinik dan
pembimbing institusi.

c. Hasil
Tabel 4.12
Hasil Kegiatan Supervisi Keperawatan
di Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo
N Aspek yang Dinilai Sebelum Setelah
o Implementasi Implementasi
(N=3) (N=4)
S S KD TP S S KD T
L R L R D
1 Supervisi disusun 3 2 1 1
secara terjadwal
2 Semua staf mengetahui 2 2 1 1
jadwal supervisi
3 Materi supervisi 1 2 1 1
dipahami oleh
supervisor maupun staf
4 Supervisor 2 2 2
mengorientasikan materi
supervisi kepada staf
yang disupervisikan
5 Supervisi mengkaji 3 2 2
kinerja staf dengan
materi supervisi
6 Supervisor 2 2 2
mengidentifikasi
pencapaian staf dan
memberi reinforcement
7 Supervisor 2 2 2
mengidentifikasi aspek
kinerja yang perlu
ditingkatkan oleh staf
8 Supervisor memberikan 3 3 1
solusi dan role model
bagaimana
meningkatkan kinerja
perawat
9 Supervisor menjelaskan 2 3 1
tindak lanjut supervise
yang telah dilakukan
1 Supervisor memberikan 3 3 1
0 reinforcement
pencapaian keseluruhan
staf
Jumlah 4 5 1 0 10 1 9 3
Persentase 48 % 64%

Sumber: Hasil kuesioner Tanggal 24 Juni 2020

d. Diagram Supervisi
Gambar 4.13
Pelaksanaan Supervisi Keperawatan
Di Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo
70% 64%
60%
50% 48%

40%
Sebelum
30% Sesudah
20%
10%
0%
Supervisi

Sumber : Hasil kuesionerTanggal 13Mei dan 24Juni 2020

Grafik tersebut menunjukkan perbandingan sebelum dan sesudah


dilakukannya Supervisi Keperawatan. Data “Sebelum” didapatkan dari hasil
pengkajian awal didapatkan persentase 48 %. Hasil evaluasi terhadap
pelaksanaan Supervisi Keperawatan didapatkan presentase 64%, yaitu
pelaksanaan Supervisi Keperawatan di ruang Mina sudah terjadwal oleh
kepala ruangan. Setelah dilakukan pelaksanaan Supervisi Keperawatan
terdapat peningkatan persentase sebasar 16 %, hal ini menunjukan bahwa
supervisi sudah dilaksanakan.

2. Evaluasi Kegiatan Supervisi Keperawatan


a. Evaluasi struktur
1) Persiapan supervisi keperawatan sudah dilakukan juah-jauh hari
sebelumnya seperti halnya melakukan konsultasi dengan pembimbing
klinik maupun pembimbing institusi.
2) Supervisi dihadiri oleh pembimbing klinik, pembimbing institusi,
perawatan ruangan, dan seluruh mahasisiwa praktik melalui media
Skype
3) Pelaksanaan supervisi sudah sesuai dengan rencana awal yaitu
dilakukan tanggal 13 Juni 2020 di ruang Mina pukul 10.00 WIB
melalui media Skype
b. Evaluasi Proses
1) Pelaksanaan supervisi sudah berjalan dengan baik, sudah
dilaksanakan sesuai perannya.
2) Pelaksanaan superivisi agar diterapkan secara continue atau
berkelanjutan.
3) Supervisor hendaknya menilai secara objektif.
4) Dalam melakukan penilaian supervisior harus tetap memperhatiakan
SOP
5) Komunikasi antara KARU dan PP kurang komunikatif.
6) Hendaknya supervisor memberikan reward kepada yang disupervisi
dan menanyakan perasaan setelah melakukan supervise.
7) Hendaknya supervisor memberikan kesempatan yang disupervisi
untuk mengevaluasi dirinya sendiri.
8) Analisa ruangan
a) Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh kepala ruangan ke
perawat primer
b) Pelaksanaan supervisi merupakan rencana kegiatan bulanan
ruang mina
c. Evaluasi Hasil
1. Evaluasi Pembimbing institusi (Laily Isro’in, S.Kep, Ns.,
M.Kep.danSholihatul M, S.Kep., Ns., M.Kep.)
a) Kepala ruang mampu merumuskan masalah dengan baik dan
mampu menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan.
b) Perawat primer mampu melaksanakan kegiatan supervisi sesuai
alur dan prosedur
c) Perawat primer mampu melakukan kegiatan supervisi sesuai
dengan prosedur.
d) Acara berjalan sesuai dengan proposal rencana kegiatan.
e) Pemecahan masalah yang harus dilakukan kepala ruangan apakah
kesalahan yang dilakukan perawat primer karena beban kerja,
sehingga dapat meminimalkan kesalahan yang fatal.
f) Setiap mahasiswa bekerja sesuai dengan tugas masing-masing dan
tujuan tercapai dengan baik.

2. Evaluasi Pembimbing Klinik (DwiSetiani, S.Kep.,Ns)


a) Alur pelaksanaan sudah sesuai, tahapan tahapan supervisi sudah
dilaksanakan
b) Komunikasi karu ke pp lebih kominikatif

3. Faktor Pendukung dan Kendala


a. Faktor Dukungan
1) Pengorganisasian supervisi yang terstruktur.
2) Proses bimbingan pelaksanaan supervise oleh pembimbing akademik
dan ruangan.
b. Faktor Kendala
1) Kendala Ruangan
Adanya kesibukan perawat ruang Mina sehingga jarang
dilaksanakanya pelaksanaan supervisi keperawatan
2) Kendala Pelaksanaan
Kendala dalam pelaksanaan padatnya jam kerja yang dibebankan
kepada perawat
4. Kesinambungan
Diharapkan supervisi dilaksanakan secara berkesinambungan sesuai
dengan jadwal yang sudah dibuat bersama dan pelaksanaan supervisi
dilakukan sesuai protap prosedur yang benar.

E. Discharge Planning
1. Implementasi Discharge Planning
a. Jadwal Kegiatan
Tabel 4.15
Jadwal Kegiatan Discharge Planning di Ruang Mina RSU Aisyiyah
No Kegiatan Waktu
Pelaksanaan Role play
1 Discharge planning 19 Mei 2019 – 21 Juni 11 Juni 2020
2019

b. Persiapan dan Pelaksanaan


Tabel 4.14
Pelaksanaan Discharge Planning
di Ruang Mina RSU Aisyiyah
N Kegiatan Waktu Keterangan
o.
1. Menyusun 18-20 Menyusun proposal rencana discharge
proposal Juni planning yang akan di lakukan
discharge 2020
planning
2. Melakukan 21Mei-9 Konsultasi dan koordinasi mengenai
koordinasi Juni pemilihan pasien dan pelaksanaan
dan 2020 discharge planning
konsultasi
dengan
pembimbing
dengan
kepala
ruangan
3. Melakukan 10 Juni Inform consent dilakukan kepada pasien
inform 2020 yang mau pulang dan dilakukan secara
consent lisan. Kemudian di tandatangani oleh
dengan keluarga pasien selaku penanggung
keluarga jawab
pasien
4. Melakukan 11 Juni Discharge planning dilakukan di ruang
discharge 2020 Mina pada hari Kamis, 17 Juni 2019
planning oleh
pembimbinglahandanpembimbinginstitu
si.
5. Evaluasi 11 Juni Berdiskusi tentang pelaksanaan
pelaksanaan 2020 discharge planning dengan pembimbing
discharge klinik dan pembimbing institusi
planning

c. Hasil
Tabel 4.16
Hasil Kegiatan Discharge Planning
di Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo

Sebelum Setelah
implementasi implementasi
NO Aspek yang dinilai
(N=7) (N=4)
Ya Tidak Ya Tidak
1 No. Rekam medik 100% 0% 100% 0%
2 Identitas pasien 100% 0% 100% 0%
Keadaan saat pulang
3 100% 0% 100% 0%
(kesadaran dan TTV)
Keterangan lama
4 85,7% 14,3% 100% 0%
perawatan pasien
Alat bantu yang masih
5 71,4% 28,6% 75% 25%
terpasang
6 Mobilisasi saat pulang 100% 0% 100% 0%
Masalah perawatan yang
7 85,7% 14,3% 100% 0%
masih ada saat pulang
Tindakan keperawatan
8 100% 0% 100% 0%
yang diberikan dirumah
Obat-obatan yang dibawa
9 100% 0% 100% 0%
pulang (lengkap)
Hasil pemeriksaan yang
10 100% 0% 100% 0%
dibawa pulang
11 Saran kontrol di poli 100% 0% 100% 0%
Rata-rata 95% 5% 98% 2%
Total 100% 100%
Sumber : Hasil Observasi Tanggal 25 Juni 2020

d. Diagram Discharge Planning


Gambar 4.17
Pelaksanaan Discharge Planning
di Ruang Mina RSU Aisyiyah Ponorogo
99%
98%
98%
98%
97%
97%
96% Sebelum
96% Sesudah
95.00%
95%
95%
94%
94%
Discharge Planning

Sumber : Hasil Observasi Tanggal 25 Juni 2020

Grafik tersebut menunjukkan perbandingan sebelum dan sesudah


dilakukannya Discharge Planning. Data “sebelum” didapatkan dari hasil
desiminasi awal pelaksanaan discharge planning di ruang Mina, sedangkan
data “sesudah” didapatkan dari hasil telah dilaksanakannya discharge
planning dengan memberikan penyuluhan berupa bagaimanatanda-
tandadarikekuranganguladarah, diet DM, obat-obat yang harus diminum
dan aktifitas serta istirahat yang tepat untuk dilakukan ketika dirumah.
Hasil evaluasi pelaksanaan discharge planning didapatkan hasil “sebelum”
sebanyak 95 % dan sesudah dilaksanakan discharge planning didapatkan
hasil peningkatan sebanyak 98% dengan dilaksanakan dalam kategori
baik.
2. Evaluasi Kegiatan Discharge Planning
a. Struktur
1. Discharge Planning dilaksanakan di RuangMina RSU ‘Aisyiyah
Ponorogo pada hari kamis, 11 Juni 2020 pukul 13.00 WIB.
2. Discharge Planning dihadiri oleh 1 pembimbing institusi, 1
pembimbinglahan, 1 keluarga pasien (diperankan mahasiswa),
pasien (diperankan mahasiswa), dan mahasiswa praktik manajemen.
3. Pengorganisasian sesuai dengan petugas yang sift pada hari yang
telah ditentukan, yaitu AprilliaTrisnawatik sebagai Perawat Primer.
4. Pemilihan pasien Discharge Planning dilakukan pada hari Rabu, 10
Juni 2020.
b. Proses
1. Kegiatan discharge planning berjalan dengan lancar, pasien
mendengarkan penjelasan perawat,
dankeluargapasienjugaikutmendengarkanpenjelasan.
2. Perawat primer dan perawat associate berperan aktif dalam
melaksanakan discharge planning
3. Analisa Ruangan
a. Discharge planning dilakukan oleh Perawat Primerdanperawat
associate.
b. Pemberian leaflet pada pasien pulang belum diterapkan di ruang
Mina
c. Hasil
1. Evaluasi Pembimbing Klinik
Alur discharge planning mulai pembukaan dan penutupan sudah
runtut, hanyasajauntukpemberian discharge planning
seharusnyalebih efisien tenaga, cukup dilaksanakan oleh 1 perawat,
adapun pengorganisasiannya Perawat Primer tetap sebagai
penanggung jawab, untuk pelaksanaan bisa didelegasikan kepada
Perawat Pelaksana.
2. Evaluasi Pembimbing Institusi
Perluditambahkanadanya checklist pasien yang
dibawapulangatauringkasanpasienpulang.

3. Faktor Pendukung dan Kendala


a. Faktor Pendukung
1) Adanya partisipasi dan dukungan dari pembimbing klinik, kepala
ruangan, pembimbing institusi, dalam melaksanakan discharge
planning
2) Adanya saran dan masukan dari pembimbing institusi
danpembimbinglahandalam melakukan kegiatan guna
mengoptimalkan pelaksanaan discharge planning
3) Adanya jalinan kerjasama yang baik dari seluruh anggota
kelompok management
4) Keluarga pasien kooperatif dalam discharge planning mulai dari
persiapan hingga pelaksanaan discharge planning
b. Faktor Kendala
1) Kendala Ruangan
Adanya kesibukan perawat ruang Mina yang tidak memungkinkan
semua perawat hadir dalam pelaksanaan Discharge Planning
3) Kendala Pelaksanaan
Pelaksanaan discharge planning tidak dihadiri oleh semua perawat
ruangan

2. Kesinambungan
Diharapkan dalam discharge planing selalu disertakan leaflet
sebagai sarana edukasi saat pasien di rumah..

F. Penyuluhan
1. Implementasi Penyuluhan
a. Jadwal Pelaksanaan
Tabel 4.19
Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Di Ruang MinaRSU ‘Aisyiyah Ponorogo
No Kegiatan Waktu
Pelaksanaan Role Play
1 Penyuluhan DBD 12 Juni 2020 12 Juni 2020
2 Penyuluhan Cuci 12 Juni 2020 12 Juni 2020
Tangan

b. Pelaksanaan Penyuluhan
Tabel 4.18
Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Kesehatan
Di Ruang MinaRSU ‘Asyiyiah Ponorogo
N Kegiatan Waktu Keterangan
o
1 Menyusun Prososal 2-3 Juni 2020 Menyusun proposal rencana
kegiatan penyuluhan yang akan
Penyuluhan DBD
dilakukan
(Demam Berdarah)
dan CUCI
TANGAN
2 Melakukan 4-11 Juni Koordinasi mengenai
koordinasi dengan 2020 pemilihan pasien dan
pembimbing dan pelaksanaan penyuluhan
kepala ruangan
3 Melakukan 12 Juni 2020 Penyuluhan DBD (Demam
penyuluhan DBD Berdarah) dan CUCI
(Demam Berdarah) TANGAN dilakukan di
dan CUCI Ruang Mina RSU ‘Asyiyah
TANGAN Ponorogo di depan Ruang
Mina pada hari Jumatpukul
09.00-11.00 WIB. Kegiatan
penyuluhan ini dihadiri oleh
kepala ruang, pembimbing
institusi, pembimbing klinik,
pihak keluarga pasien dn
mahasiswa praktik
manajemen Universitas
Muhammadiyah Ponorogo
4 Evaluasi 12 Juni 2019 Berdiskusi tentang
Pelaksanaan pelaksanaan penyuluhan
Penyuluhan dengan pembimbing klinik
dan pembimbing institusi

c. Hasil
Tabel 4.20
Hasil Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Di Ruang Mina RSU ‘Aisyiyah Ponorogo
Pre Post
No Penyataan
Ya Tidak Ya Tidak
1 Jadwal penyuluhan  
2 Terencananya kegiatan penyuluhan  
3 Penyuluhan melibatkan keluarga  
5 Keluarga antusias dalam tanya jawab  
7. Laporan hasil penyuluhan dilaksanakan  
8 Adanya proses evaluasi  
Sumber: Hasil Observasi Dan Wawancara Tanggal 12 Juni 2020

2. Evaluasi Kegiatan Penyuluhan


a. Penyuluhan Demam Berdarah
1. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
a. Laporantelahdikoordinasisesuairencana
b. Mahasiswaberadapadaposisi yang sudahdirencanakan
c. Tempatdan media sertaalatsesuairencana
d. Mahasiswadansasaranmenghadiripenyuluhan
e. Leaflatsiap
f. SAP siap
b. Evaluasi Proses
a. Pelakasanaan penyuluhan pukul 09.00 WIB
b. Jumlahpeserta yang hadir 10 orang
c. Pematerimenyampaikanmateridenganbaik, akantetapi feedback
kepasienkurang
d. Moderator belumbisa mengkodisikanjalannyaacara
e. Video yang di gunakankurangtepatjika di gunakan di RS
f. Audient antusiasdalambertanya
g. Ada sedikitblokingsaatpematerimenjawabpertanyaanpeserta.
h. Terlaluseringmenggunakanbahasailmiah, hinggasulituntuk di
pahami
i. Perandantugasmahasiswasesuaidenganperencanaan
j. Waktu yang direncanakansesuaipelaksanaan
k. Sasaranpenyuluhandanmahasiswamengikutikegiatanpenyuluhan,
pesertamengikutipenyuluhansampaiselesai
l. Moderator belumadakontrakwaktuuntukpenyuluhan
m. Setelahacaraselesaisemuapesertameninggalkantempatpada jam
11.08 WIB
c. Evaluasi Hasil
Pesertamampu :
a. MenyebutkanpengertianDemamBerdarah
b. MenyebutkanpenyebabDemamBerdarah
c. MenjelaskanTandadanGejalaDemamBerdarah
d. MenyebutkancarapencegahanDemamBerdarah
b. Penyuluhan CUCI TANGAN(tema COVID 19)
1. Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
a. Laporantelahdikoordinasisesuairencana
b. Mahasiswaberadapadaposisi yang sudahdirencanakan
c. Tempatdan media sertaalatsesuairencana
d. Mahasiswadansasaranmenghadiripenyuluhan
e. Leaflatsiap
f. SAP siap
b) Evaluasi Proses
a. Pelakasanaan penyuluhan pukul 09.00 WIB
b. Jumlahpeserta yang hadir 10 orang
c. Materikurangbegitulengkap
d. Keterbatan signal
membuatjalannyapenyuluhansedikitterhambat.
e. Pematerimenyampaikanmateridenganbaik, akantetapi
feedback kepasienkurang
f. Moderator belumbiasmengkodisikanjalannyaacara
g. Video yang di gunakankurangtepatjika di gunakan di RS
h. Audient antusiasdalambertanya
i. Ada
sedikitblokingsaatpematerimenjawabpertanyaanpeserta.
j. Terlaluseringmenggunakanbahasailmiah, hinggasulituntuk
di pahami
k. Perandantugasmahasiswasesuaidenganperencanaan
l. Waktu yang direncanakansesuaipelaksanaan
m. Sasaranpenyuluhandanmahasiswamengikutikegiatanpenyul
uhan, pesertamengikutipenyuluhansampaiselesai
n. Moderator belumadakontrakwaktuuntukpenyuluhan
o. Setelahacaraselesaisemuapesertameninggalkantempatpada
jam 11.08 WIB
c) Evaluasi Hasil
Pesertamampu :
a. Menyebutkanpengertiancucitangan
b. Menyebutkanmanfaatcucitangan
c. Menjelaskan Tata caracucitangan
d. Menyebutkanperbedaanhandwashdanhand rub
3. Faktor Pendukung dan Faktor Kendala
a. Penyuluhan DBD
1) Faktor Pendukung
a) Adanyan partisipasi dan dukungan dari pembimbing klinik,
kepala ruang, atau pihak PKRS (Promosi Kesehatan Rumah
Sakit) di Ruang Mina RSU ‘Aisyiyah Ponorogo dalam
pelaksanaan penyuluhan
b) Semuapesertahadirtanpaterkecuali.
c) Adanya saran dan masukan dari pembimbing klinik dan institusi
dalam melakukan kegiatan guna mengoptimalkan pelaksanaan
penyuluhan
d) Adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait antara lain, pihak
pembimbing klinik, pembimbing institusi, dan keluarga pasien
e) Adanya jalinan kerjasama yang baik seluruh anggota kelompok
manajemenga pasien kooperatif dalam proses penyuluhan mulai
dari proses materi disampaikan hingga akhir polaksanaan
penyuluhan
f) Keluarga pasien kooperatif dalam proses penyuluhan mulai dari
proses materi disampaikan hingga akhir pelaksanaan penyuluhan
2) Faktor Kendala
a) Pada pelaksanaan penyuluhan:
Adanya kesibukan perawat ruang Mina sehingga tidak
memungkinkan semua perawat hadir dalam pelaksanaan
penyuluhan.
b) Kendala dalam ruangan
Ruang Mina tidak memiliki ruang khusus untuk pelaksanaan
penyuluhan, dan penyuluhan dilakukan di depan ruaang Mina
dengan kondisi tempat yang terbatas.
b. Penyuluhan Cuci Tangan
1) Faktor Pendukung
a) Adanya partisipasi dan dukungan dari pembimbing klinik,di
Ruang Mina RSU ‘Aisyiyah Ponorogo dalam pelajksanaan
penyuluhan.
b) Semuapesertahadirtanpaterkecuali
c) Adanya saran dan masukan dari pembimbing klinik dan institusi
dalam melakukan kegiatan guna mengoptimalkan pelaksanaan
penyuluhan.
d) Adanya kerjasama dengan pihak-pihak terkait antara lain, pihak
pembimbing klinik, pembimbing institusi, dan keluarga pasien.
e) Adanya jalinan kerjasama yang baik seluruh anggota kelompok
manajemen.
f) Keluarga pasien kooperatif dalam proses penyuluhan mulai dari
proses materi disampaikan hingga akhir pelaksanaan penyuluhan
2) Faktor Kendala
a) Pada pelaksanaan penyuluhan
Adanya kesibukan perawat ruang Mina sehingga tidak
memungkinkan semua perawat hadir dalam pelaksanaan
penyuluhan.
b) Kendala dalam ruangan
Ruang Mina tidak memiliki ruang khusus untuk pelaksanaan
penyuluhan, dan penyuluhan dilakukan di depan ruaang Mina
dengan kondisi tempat yang terbatas.

4. Kesinambungan
a. Demam Berdarah
Penyuluhan dilakukan secara terjadwal sebagi sarana menambah
pengetahuan keluarga maupun pasien, agar keluarga dapat melakukan
tindakan pencegahan penyakit Demam Berdarah
b. CuciTangan(tema COVID 19)
Penyuluhan dilakukan secara terjadwal sebagi sarana menambah
pengetahuan keluarga maupun pasien, agar keluarga dapat melakukan
tindakan pencegahan penyakit Cucitangan (tema COVID 19)

G. Ronde Keperawatan

1. Format Modifikasi Ronde Keperawatan


RONDE KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT AISYIYAH PONOROGO
RUANG : MINA

HARI :
TANGGAL :
KETUA TIM :

DATA KASUS RONDE KEPERAWATAN:

1. Nama Pasien :
2. Nomor Register :
3. Usia :
4. Jenis Kelamin :
5. Alamat :
6. Diagnosa Medis :

KetuaTim :

A. Riwayat Penyakit Dan Keperawatan Pasien Selama MRS :


____________________________________________________________
B. Masalah pasien dan rencana tindakan yang telah dilaksanakan
____________________________________________________________
C. Prioritas masalah keperawatan yang perlu didiskusikan dalam Ronde
Keperawatan
____________________________________________________________

Tim Ronde melakukan Validasi data ke pasien:

D. Hasil validasi data


_______________________________________________________________
E. Hasil Diskusi antar anggota tim dan pasien
____________________________________________________________
F. Justifikasi oleh Ketua Tim/Konselor/Kepala Ruang tentang masalah pasien
serta rencana tindakan yang akan dilakukan
____________________________________________________________
G. Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah ditetapkan
____________________________________________________________
H. Evaluasi dan rekomendasi intervensi keperawatan
____________________________________________________________

Ketua Tim

____________________

Mengetahui

Kepala Ruang Konselor

_____________________ ____________________

2. Hasil
Tabel 4.20
Hasil Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Di Bangsal Mina RSU Aisyiyah Ponorogo
2020
Ya Tidak
No Pertanyaan
N:3
1 Adakah jadwal ronde terencana 3
2 Adakah perencanaan kasus yang dibahas 3
3 Apakah melibatkan keluarga 3
4 Apakah pasien diberikan inform consent 3
Apakah pasien terlibat dalam pembahasan
5 3
masalah pasien
6 Apakah dalam pembahasan melibatkan 3
tenaga medis lain
7 Apakah ada proses klarifikasi dan validasi 3
Apakah ada laporan dari ronde yang
8 3
dilaksanakan
9 Apakah ada proses evaluasi 3
Jumlah 27
Presentasi 100%

Sumber : Kuisioner tanggal 24juni 2020

Berdasarkan table 4.20, didapatkan hasil bahwa pelaksanaan ronde


keperawatan di Ruang Mina belum dilaksanakan. Berdasarkan hasil pengisian
kuisioner dengan 3 orang perawat, ruang mina belum melakukan prosedur
ronde.
3. Faktor Penghambat
1) Kekurangan tenaga perawat,
2) Adanya keterbatasan waktu,
3) Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM),
4) Belum adanya jadwal dalam pelaksanaan ronde keperawatan.
BAB V
PEMBAHASAN

Dalam pembahasan ini akan membahas beberapa hasil penerapan praktek


profesistase manajemen yang dilakukan di Ruang Mina.
1. Metode Asuhan Keperawatan
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan
oleh pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan professional. Dengan
semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan pelayanan keperawatan
dan tuntutan perkembangan IPTEK, maka metode asuhan sistem pemberian
asuhan keperawatan harus efektif dan efisien. Dari beberapa metode yang
ada, institusi pelayanan perlu mempertimbangkan kesesuaian metode dengan
ketenagaan, sarana-prasarana dan kebijakan rumah sakit.
Saat ini metode pemberian asuhan keperawatan professional yang
diterapkan di Ruang Mina menggunakan metode MAKP Modifikasi Tim.
Metode ini digunakan dengan mempertimbangkan jumlah perawat yang ada
serta tingginya beban perawat dalam hal pemberianasuhan keperawatan. Hal
inilah yang harus menjadi catatan penting bagi Kepala Ruang untuk
mengevaluasi metode asuhan keperawatan dan perhitungan jumlah
kebutuhan perawat yang harus diterapkan di Ruang Mina.
Setelah dilakukan proses analisis dan diskusi dengan beberapa pihak
serta mempertimbangan beberapa hal terkait ketenagaan dan banyaknya
jumlah pasien diruangan didapatkan bahwa metode asuhan keperawatan yang
cocok diterapkan di Ruang Mina adalah metode modifikasi Tim dengan
pembagian metode Tim murni dilaksanakan pada shift pagi. Beberapa
kelebihan metode Tim adalah dapat mengurangi beban kerja perawat, dan
memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh sehingga mampu
meningkatkan kepuasan pasien pada layanan keperawatan. Menurut Hidayah
(2014) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul “Manajemen Model Asuhan
Keperawatan Profesional (MAKP) Tim dalam Peningkatan Kepuasan Pasien
di Rumah Sakit” didapatkan hasil bahwa Model Asuhan Keperawatan
Profesional (MAKP) berbanding lurus dengan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan serta kepuasan pasien di Rumah Sakit. Dalam pelaksanaan Model
Asuhan Keperawatan Profesional Tim, kegiatan yang mutlak dan harus
dilakukan serta diterapkan dengan baik di Rumah Sakit yakni, supervisi,
timbang terima, sentralisasi obat, dan dokumentasi keperawatan yang baik.
Semakin baik pelaksanaan keempat kegiatan tersebut, maka semakin baik
pula pelaksanaan MAKP Tim dan tentunya akan meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan serta memberikan kepuasan pada pasien dalam
pelayanan keperawatan di Rumah Sakit.

2. Pre-Post Conference
Pelaksanaan pre-post conference di Ruang Mina sudah terlaksana.
Menurut Seniwati, Werna Nontji, dan Bahar (2014) dalam jurnal penelitian
yang berjudul “Evalua sioperan, Pre Post Conference, Supervisi, dan Kinerja
Perawat Di RSU Haji Makassar” didapatkan hasil bahwa kinerja perawat
pelaksana yang kurang menerapkan pre-conference dalam pemenuhan
asuhan keperawatan pasien berdampak pada kinerja perawat pelaksana yang
kurang. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ketika
pelaksanaan post conference tidak dilaksanakan dengan penuh tanggung
jawab maka akan mempengaruhi kinerja perawat tersebut dalam
menyelesaikan tindakan pemberian asuhan keperawatan. Sehingga pre dan
post conference perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja perawat dalam
melaksanakan tugas.
Sejatinya pre-conference adalah komunikasi perawat primer dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut
yang dipimpin oleh perawat primer atau penanggung jawab perawatan. Jika
yang dinas pada shift tersebut hanya satu orang, maka pre-conference
ditiadakan, isi pre-conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian)
dan tambahan rencana dari perawat primer. Post-conference dilaksanakan
setelah berinteraksi dengan pasien yang selanjutnya hasil dari post-
conference ini akan di timbang terimakan ke shift selanjutnya yang berguna
dalam proses pemberian asuhan keperawatan untuk pasien dalam
perencanaan asuhan keperawatan selanjutnya.

3. Timbang Terima Keperawatan


Pelaksanaan timbang terima di Ruang Mina sudah dilaksanakan dengan
kategori baik. Setelah dilakukan timbang terima oleh mahasiswa profesi ner
sstase manajemen, timbang terima dilakukan dapat dipertahankan dengan
baik. Menurut Manopo (2013) dalam jurnal penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Antara Penerapan Timbang Terima Pasien Dengan Keselamatan
Pasien Oleh Perawat Pelaksana di RSU GMIM Kalooran Amurang”
mendapatkan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara penerapan timbang
terima pasien dengan keselamatan pasien. Timbang terima yang efektif dapat
diciptakan salah satunya dengan menumbuhkan proses komunikasi yang
efektif pula antar tenaga keperawatan maupun tenaga kesehatan lainnya.
Menurut Fadilah dan Yusianto (2016) dalam jurnal penelitiannya yang
berjudul “Perbedaan Pelaksanaan Timbang Terima Pasien Sebelum Dan
Sesudah Menggunakan Komunikasi SBAR Terhadap Penerapan Patient
Safety Oleh Perawat Pelaksana di RS Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo Jawa
Timur” menunjukkan hasil bahwa pelaksanaan timbang terima (handover)
dengan komunikasi SBAR secara signifikan meningkatkan penerapan
keselamatan pasien (patient safety).

4. Supervisi Keperawatan
Pelaksanaan supervisi keperawatan diRuang Mina telah terjadwal namun
dalam pelaksanaannya masih belum optimal. Setelah dilakukan supervisi
keperawatan didapatkan hasil supervisi dalam kategori baik. Supervisi
keperawatan terlaksana dikarenakan adanya mahasiswa profesi ners stase
manajemen. Menurut Goziyan dan Elsa (2012) dalam artikel penelitiannya
yang berjudul “Efektivitas Penerapan Supervisi Kepala Ruang Terhadap
Pelaksanaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul” didapatkan hasil bahwa supervisi
kepala ruang secara statistik terbukti efektif terhadap pelaksanaan
dokumentasi asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Bantul. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian
yang dilakukan oleh Koagouw (2004) dimana didapatkan kelengkapan
pengisian rekam medis di RSU Pancaran Kasih GMIM Manado sebelum
dilakukan supervisi adalah sebesar 64,38%. Namun setelah dilakukan
supervisi terjadinya peningkatan terhadap kelengkapan pengisian rekam
medis menjadi 83,53%. Dengan demikian supervisi sangat berhubungan
dengan kinerja perawat. Sehingga untuk meningkatkan kinerja perawat
supervisi sebaiknya tetap dilakukan. Kegiatan supervisi perlu dilakukan
untuk menilai dan memantau kinerja perawat.

5. Discharge Planning
Pelaksanaan Discharge Planning di Ruang Mina sudah terlaksana
dengan baik, namun ada beberapa point yang belum terlaksana seperti
pemberian pendidikan kesehatan dan pembagian leaflet pendidikan kesehatan
kepada keluarga pasien yang pulang. Dischard planning diruang Mina
hanya dilakukan pada pasien yang masuk dalam kriteria. Mahasiswa
profesi ners stase manajemen melakukan Discharge Planning kepada pasien
pulang. Discharge Planning tersebut dilakukan dengan lengkap dan serta
memberikan pendidikan kesehatan dan pemberian leaflet. Menurut
Hardivianty (2017) Discharge Planning yang belum optimal menimbulkan
dampak bagi pasien. Dampak tersebut adalah meningkatnya angka rawat
ulang dan pada akhirnya pasien akan menanggung pembiayaan untuk biaya
rawat inap dirumah sakit. Kondisi kekambuhan pasien atau rawat ulang
pasien tentunya sangat merugikan pasien beserta keluarga dan juga rumah
sakit. Perencanaan pulang sangat membantu pasien dan keluarga dalam
mempersiapkan pulang. Pasien dan keluarga terbantu dengan adanya media
pembelajaran Discharge Planning.
Perencanaan pulang merupakan proses professional perawatan kesehatan
pasien, dan keluarga serta melibatkan interaksi dari multi disiplin ilmu.
Perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, meliputi tindakan
pencegahan, terapeutik, rehabilitatif, dan perawatan biasa termasuk
kebutuhan non medis. Perencanaan pulang berfokus pada proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan fasilitas kesehatan/ rumah sakit.
Perencanaan pulang yang baik diharapkan meminimalkan dampak dari suatu
keadaan kesehatan misalnya penyakit dengan perawatan yang kontinyu
(terus-menerus) dan untuk meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga
terhadap system pelayanan kesehatan. Sehingga pelaksanaan Discharge
Planning sangat penting dilakukan untuk persiapan pasien pulang.

6. Pendidikan Kesehatan
Dari hasil pengkajian ruangan awal ditemukan 10 penyakit terbesar dan
antara lain DHF dan CVA. Dengan tidak mengesampingkan penyakit yang
pada saat ini menjadi perhatian badan kesehatan dunia (WHO) hingga
ditetapkannya sebagai pandemi, yakni penyakit Corona, dalam hal ini
pendidikan kesehatan tentang cuci tangan pakai sabun diberikan kepada
pasien, keluarga pasien, dan pengunjung (dengan simulasi mahasiswa). Selain
pendidikan kesehatan cuci tangan dan perawatan pasien stroke dirumah serta
pencegahan stroke berulang. Menurut Pohan (2007) kepuasan pasien
dipengaruhi oleh faktor internal yaitu karakteristik individual pasien dan
faktor eksternal yaitu pelayanan kesehatan yangberasal dari rumah sakit
termasuk pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan yang dimaksud
adalah pemberian pendidikan kesehatan. Menurut Waluyo (2010) dalam
tesisnya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepuasan
Pasien Di Ruang Rawat Inap RSUD Kota Madiun” dengan hasil penelitian
yang menunjukkan adanya pengaruh pemberian program pendidikan
kesehatan terhadap kepuasan pasien. Dengan demikian diharapkan program
pendidikan kesehatan ini akan dijadikan contoh untuk melaksanakan
pendidikan kesehatan bagi perawat yang bertugas dirawat inap dan sebagai
gambaran pelaksanaan pendidikan kesehatan di area rawat jalan. Penerapan
model ini akan mampu meningkatkan kepuasan pasien, yang berarti pula
mampu meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan sehingga dapat
dijadikan alat pemasaran untuk dapat meningkatkan BOR rumah sakit
melalui metode “wordofmouth”. Pendidikan kesehatan masyarakat adalah
upaya memberdayakan individu, kelompok dan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatan, melalui peningkatan
pengetahuan, kesadaran dan kemampuan, serta mengembangkan iklim yang
mendukung, yang dilakukan dari, oleh dan untuk masyarakat, sesuai dengan
sosial budaya dan kondisi setempat. Sehingga Pendidikan kesehatan penting
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan keluarga dalam mencegah dan
mengatasi penyakit yang diderita oleh anaknya.

7. Ronde keperawatan
Pelaksanaan ronde keperawatan di Ruang Mina belum dilakukan, karena
diruang mina kekurangan tenaga perawat, adanya keterbatasan waktu,
keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM), dan belum adanya jadwal dalam
pelaksanaan ronde keperawatan. Ronde keperawatan biasanya terlaksana di
karenakan adanya mahasiswa praktik profesi ners stase manajemen.
Berdasarkan pertimbangan tersebut maka kami berinisiatif membuat proposal
ronde keperawatan yang disertai dengan format ronde keperawatan dan surat
persetujuan dilakukan ronde keperawatan yang lebih sederhana yang bisa
digunakan untuk mengadakan kegiatan ronde keperawatan, sehingga ronde
keperawatan dapat terlaksana dengan optimal sesuai prosedur di Ruang
Mina RSU AISYIYAH Ponorogo. Menurut Simamora et al (2017) dalam
jurnal penelitiannya yang berjudul “Penguatan Kinerja Perawat Dalam
Pemberian Asuhan Keperawatan Melalui Pelatihan Ronde Keperawatan di
Rumah Sakit Royal Prima Medan” didapatkan hasil bahwa pelatihan ronde
keperawatan telah memberikan implikasi terhadap peningkatan motivasi,
maupun keterampilan perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
sehingga intervensi atau pelatihan ronde keperawatan menghasilkan kinerja
perawat yang semakin baik dalam pemberian asuhan keperawatan. Perawat
yang mengikuti pelatihan ronde keperawatan dapat meningkatkan kinerjanya
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien. Kemampuan
tersebut mencakup pemahaman tentang tugas yang menjadi tanggung
jawabnya, menguasai bidang tugasnya dengan baik, mampu mengambil
keputusan dalamkeadaan darurat, kemampuan dalam menjalin hubungan
yang harmonis dengan pasien, sesama perawat maupun atasannya dan juga
kemampuan dalam menganalisis masalah serta pemecahan masalah sesuai
dengan program pelatihan yang telah didapatkan.
Ronde keperawatan berfungsi untuk menyelesaikan masalah pasien
melalui pendekatan berpikir kritis yaitu agar perawat ruang mampu
menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis, meningkatkan kemampuan
validasi data klien, meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis
keperawatan, meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana
keperawatan, menumbuhkan pemikirantentang tindakan keperawatan yang
berorientasi pada masalah klien, meningkatkan kemampuan justifikasi,
meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja. Ronde keperawatan
tidak hanya bermanfaat kepada pasien saja tetapi juga kepada perawat dan
juga pihak rumah sakit. Manfaat bagi pasien diantaranya membantu
menyelesaikan masalah pasien sehingga mempercepat masa penyembuhan,
pasien mendapat perawatan secara profesional dan efektif, dan dapat
memenuhi kebutuhan pasien. Bagi Perawat ronde keperawatan dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor perawat,
Meningkatkan kerjasama antar tim kesehatan, Menciptakan komunitas
keperawatan profesional. Bagi rumah sakit yaitu dapat meningkatkan mutu
pelayanan di rumah sakit, dan dapat menurunkan lama hari perawatan pasien.

8. Pengelolaan Obat (Sentralisasi Obat)


Sentralisasi obat, hasil konfirmasi dengan Perawat Ruang Mina, pelaksanaan
pengelolaan obat diruang Mina sudah berjalan dengan baik, dimana pada
ruangan ini obat-obatan sudah dikelola pada rak obat yang berdampingan
dengan ruang Nurse Station. Pada saat pasien masuk, keluarga akan
dijelaskan oleh perawat mengenai pengelolaan obat yaitu dikontrol penuh
oleh perawat kecuali obat-obatan yang diberikan peroral seperti sirup.
Adapun untuk proses pelaksanaan di Ruang Mina maupun role play tidak
dilaksanakan oleh mahasiswa, sesuai kebijakan dari institusi untuk kegiatan
yang diperbolehkan untuk tidak dilakukan yakni sentralisasi obat dan ronde
keperawatan.
BAB VI
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang didapatkan setelah dilakukan praktik manajemen
selama 5 minggu yaitu :
1. Model keperawatan yang digunakan di Ruang Mina yakni MAKP
Modifikasi Tim-Primer
2. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah didistribusikan kepada perawat
Ruang Mina, didapatkan hasil sebagai berikut :
a. Pre dan Post Conference pada pengkajian awal pelaksanaannya
didapatkan data 85% untuk Pre, 81% post, setelah dilakukan evaluasi
pada akhir stase, pelaksanaan Pre dan Post conference didapatkan data
90% pre, dan 95% post, kesimpulannya terjadi peningkatan prosentase
pelaksanaan untuk pre dan post conference diruang Mina.
b. Timbang terima, terjadi penurunan prosentase dari proses pelaksanaan
timbang terima dengan nilai 96,6% pada awal pengkajian dan 94,8%
pada evaluasi akhir, hal ini kemungkinan dapat terjadi karena
peningkatan beban kerja perawat pada 1 bulan terakhir, akan tetapi
hasil prosentase tersebut tetap dalam kategori baik.
c. Supervisi, dari data yang didapatkan, supervisi sudah terjadwal, tetapi
belum dilaksanakan selama stase manajemen keperawatan
dilaksanakan oleh mahasiswa
d. Discharge planning, terjadi peningkatan prosentase proses discharge
planning, dari pengkajian awal 95% pada saat evaluasi meningkat
menjadi 98%, hal ini menunjukkan proses discharge planning di
Ruang Mina sudah terlaksana dengan baik.
e. Pendidikan Kesehatan, proses pendidikan kesehatan di ruang Mina
sudah terlaksana dengan baik, dibuktikan dengan seluruh responden
yakni perawat menyatakan jawaban Ya dengan presentase 100%.
f. Ronde Keperawatan, dari hasil data pengkajian hingga evaluasi
didapatkan data bahwa ronde keperawatan di Ruang Mina belum
terlaksana, hal ini kemungkinan berkaitan dengan kekurangan tenaga
perawat, adanya keterbatasan waktu, keterbatasan SDM, dan belum
terjadwalnya kegiatan Ronde Keperawatan, untuk kegiatan Ronde
Keperawatan, menurut keterangan Kepala Ruang Mina faktor
penghambat pelaksanaannya yakni keterbatasan waktu, karena harus
mengkondisikan tenaga medis atau tenaga kesehatan lain.
g. Sentralisasi obat, hasil konfirmasi dengan Perawat Ruang Mina,
pelaksanaan pengelolaan obat diruang Mina sudah berjalan dengan
baik, dimana pada ruangan ini obat-obatan sudah dikelola pada rak
obat yang berdampingan dengan ruang Nurse Station. Pada saat
pasien masuk, keluarga akan dijelaskan oleh perawat mengenai
pengelolaan obat yaitu dikontrol penuh oleh perawat kecuali obat-
obatan yang diberikan peroral seperti sirup

B. SARAN
1. Dari hasil observasi yang sudah dilakukan, kami memberikan saran pada
M1: Man (Ketenagaan), untuk mempertimbangkan pendistribusian
perawat dengan pendidikan Sarjana (Ners) untuk memaksimalkan kinerja
Ruang Mina dan menyesuaikan model keperawatan sesuai teori yang
telah ada, perekrutan atau perwujudan tenaga dengan pendidikan Sarjana
Keperawatan bisa dengan menambah atau merekrut tenaga keperawatan
ataupun memaksimalkan pemanfaatan fasilitas studi lanjutan yang telah
diberikan oleh pihak RSU Aisyiyah Ponorogo.
2. Untuk kegiatan ronde keperawatan, kami memberikan saran bahwa perlu
adanya penerapan ronde keperawatan diruang Mina, diharapkan kegiatan
tersebut dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan kepada
pasien,untuk pelaksanaannya bisa dengan memodifikasi format ronde
keperawatan menjadi lebih simpel tetapi tanpa mengurangi esensi dari
pokok-pokok ronde keperawatan, diharapkan permasalahan-
permasalahan yang menjadikan belum terlaksananya ronde keperawatan
seperti ketidakefisiensian waktu pelaksanaan, koordinasi dengan multi
disiplin ilmu lain yang membutuhkan waktu lama dapat teratasi dan
ronde keperawatan dapat berjalan rutin.
3. Untuk M5: Mutu, kami menyarankan perlu dilaksanakannya sepervisi
sesuai jadwal yang telah disusunoleh Kepala Ruang Mina yang termuat
dalam rencana bulananan ruangan,sebagai usaha meningkatkan mutu
pelayanan perawat dan imbasnya kepada tingkat kepuasan serta loyalitas
pelanggan (pasien dan keluarga).

Anda mungkin juga menyukai