Anda di halaman 1dari 81

LAPORAN MAGANG

RUMAH SAKIT UMUM MASSENREMPULU

KECAMATAN ENREKANG KABUPATEN ENREKANG

DISUSUN OLEH:

ELLI SATRIANI DEWI

217240048

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan kegiatan magang yang dilaksanakan sejak tanggal 04 Februari
sampai tanggal 04 maret 2021 di Rumah Sakit Umum Massenrempulu Kecamatan
Enrekang Kabupaten Enrekang.Telah disetujui dan disahkan sebagai salah satu
syarat dipenuhi oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Parepare.

Di setujui dan disahkan

Oleh

Pembimbing Akademik Pembimbing Institusi

Ayu Dwi Putri Rusman,SKM,M.PH Warnida, S.ST


NBM: 1144942 Nip: 19740703 200701 2 018

Mengetahui,

Ketua Program Studi


Universitas Muhammadiyah Parepare

Ayu Dwi Putri Rusman,SKM,M.PH


NBM: 1144942

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nyalah sehingga saya dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab
dalam rangka menyelesaikan rangkaian kegiatan pelaksanaan magang Universitas
Muhammadiyah Parepare tahun 2021 di Rumah Sakit Umum Massenrempulu.
Penyusunan laporan ini salah satu syarat dalam menyelesaikan matakuliah
semester VIII serta sesuai dengan tujuan magang ini, dimana kami mampu
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam proses belajar mengajar untuk
mendukung proses kegiatan di intansi tempat magang, serta meningkatkan soft
skill kami dalam hal keterampilan komunikasi lisan dan tulisan serta kerja sama
dalam tim.
Saya menyadari bahwa penyusunan laporan ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya kritik dan saran dari pihak pembaca dan semua
pihak yang berkompeten sangat kami harapkan untuk perbaikan laporan kegiatan
magang selanjutnya.
Dengan terselesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak,
olehnya itu saya mengucapkan sara syukur dan ikhlas kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kehidupan, keselamatan dan kesehatan


baik jasmani dan rohani.
2. Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menjadi panutan kami.
3. Ibu Haniarti, S. Si, Apt. M. kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Parepare.
4. Ibu Ayu Dwi Putri Rusman,SKM,M.PHselaku Dosen Pembimbing
Akademik.
5. Bapak dr. Muh. Yusuf KS,M.Adm.Kesselaku Direktur RSU
Massenrempulu.
6. Ibu Warnida,S.ST selaku pembimbing institusi sekaligus penanggung
jawab Instalasi Gizi.

iii
7. Semua pihak yang telah ikut membantu kesuksesan kegiatan magang yang
tidak mungkin disebutkan satu persatu.
Adapun pihak yang tidak sempat saya sebutkan satu persatu saya
memohon maaf yang sebesar-besarnya karena segala kekurangan pasti adalah
milik manusia, bukan berarti lepas dari pertanggung jawab tetapi merupakan
kelemahan selaku manusia biasa. Kami yakin bahwa tanpa kehadiran segenap
pihak pendukung yang telah membuka ruang konsultasi dan kerjasama, saya
sangat yakin bahwa pelaksanaan program kerja tidak akan berjalan dengan baik
sebagaimana yang kita harapkan.
Semoga segala amal kebaikan dan kerelaannya membantu dalam proses
belajar dimasyarakat serta berbagai macam kegiatan selama pelaksanaan Magang
mendapat Ridho dan balasan dari Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran dari pembaca dan masyarakat yang sifatnya
membangun, diterima dengan senang hati, demi kesempurnaan dan kemajuan
bersama. Penulis berharap semoga laporan ini berguna bagi pembaca pada
umumya dan masyarakat khususnya. Amin.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati saya memohon maaf yang sebesar-
besarnya apabila dalam pelaksanaan Magang ini terdapat kekeliruan dan
kesalahan baik itu sengaja maupun tidak disengaja.
Terima kasih semoga aktivitas kita senantiasa mendapat Rahmat dari Allah
SWT dan bernilai ibadah.

Enrekang, 05 Maret 2021

Elli Satriani Dewi

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii

KATA PENGANTAR............................................................................................iii

DAFTAR ISI............................................................................................................v

DAFTAR TABEL..................................................................................................vii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Maksud dan Tujuan Magang...........................................................................3

C. Manfaat Magang..............................................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6

A. Rumah sakit.....................................................................................................6

B. Pelayanan Gizi Rumah Sakit...........................................................................7

C. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit........................................................8

D. Kegiatan Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit...................................10

E. Ketenagaan Gizi di Rumah Sakit...................................................................21

F. Sarana dan Prasarana dalam Penyelenggaraan Makanan Rumah sakit.........21

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI.............................................................27

A. Gambaran Rumah Sakit Umum Massenrempulu..........................................27

B. Struktur Organisasi Rumah Sakit Massenrempulu........................................28

C. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSU Massenrempulu...............................36

BAB IV HASIL KEGIATAN................................................................................43

A. Jenis Kegiatan Yang Dilakukan....................................................................43

v
B. Pembahasan...................................................................................................45

BAB V PENUTUP.................................................................................................51

A. Kesimpulan....................................................................................................51

B. Saran..............................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................53

LAMPIRAN...........................................................................................................54

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 01. Nama Responde

Tabel 02. Variasi Menu Makan Siang

Tabel 03. Rasa lauk Hewani Makan Siang

Tabel 04. Rasa sayur Pada Siang Hari

Tabel 05. Tekstur Nasi Makan Siang

Tabel 06. Tekstur Bubur Makan Siang

Tabel 07. Tekstur Lauk Hewani Makan Siang

Tabel 08. Tekstur Lauk Nabati Makan Siang

Tabel 09. Tekstur Sayuran Makan Siang

Tabel 10. Suhu Makanan Pada Siang Hari

Tabel 11. Kombinasi Hidangan Makan Siang

Tabel 12. Sikap Petugas Makanan Siang

Tabel 13. Cara Penyajian Makanan Siang

Tabel 14. Waktu Penyajian Makanan Siang

Tabel 15. Kebersihan Peralatan Makanan Siang

Tabel 16. Kelengkapan Alat Makan Siang

Tabel 17. Sisa Makanan Pada Siang Hari

Tabel 18. Bagai mana menurut anda mengenai waktu penyajian makanan

Tabel 19. Berapa banyak makanan yng bisa dihabiskan

vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 01.Struktur Organisasi Rumah Sakit Massenrempulu

Gambar 02. Struktur Organisasi Instalasi Gizi

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Mahasiswa Peserta Magang

Lampiran 2. Penilaian Laporan Magang

Lampiran 3. Penilaian Mahasiswa Magang

Lampiran 4. Daftar Hadir

Lampiran 5. Catatan Harian Magang

Lampiran 6. Penyuluhan Edukasi ASI Eksklusif

Lampiran 7. Dokumentasi

ix
x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang melaksanakan
upaya-upaya kesehatan melalui penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
paripurna, terpadu dan berkualitas. Salah satu pelayanan kesehatan di rumah sakit
adalah pelayanan gizi yang dilakukan oleh instalasi gizi dalam bentuk kegiatan
penyelenggaraan makanan untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang
optimal dalam upaya mempercepat proses penyembuhan penyakit (Soediono,
2009).

Masalah gizi dirumah sakit dinilai sesuai kondisi perorangan yang secara
langsung memengaruhi proses penyembuhan. Kecenderungan peningkatan kasus
penyekit yang terkait gizi (nutrition-related diases) pada semua kelompok umur
rentan mulai dari ibu hamil, bayi, anak, remaja, hingga lanjut usia (lansia)
memerlukan penatalaksanaan gizi khusus. Oleh karena itu dibutuhkan pelayanan
gizi yang bermutu untuk mencapai dan mempertahankan status gizi yang optimal
dan mempercepat penyembuhan (Kemenkes RI, 2013).

Dinegara berkembang seperti Indonesia, juga sering terjadi kondisi pasien


yang semakin buruk karena tidak tercukupinyakebutuhan zat gizi untuk perbaikan
organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk dengan adanya
penyakit dan kekurangan gizi sehingga memerlukan terapi gizi untuk membantu
penyembuhannya. Oleh karena itu, penyelenggaraan makanan rumah sakit diatur
dalam Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS) yang dikeluarkan oleh
Kementrian Kesehatan (Kemenkes RI, 2013).

PGRS menjadi acuan bagi rumah sakit dalam melaksanakan pelayanan


makanan yang bermutu yang dapat mempercepat proses penyembuhan pasien,
memperpendek lama hari rawat dan menghemat biaya perawatan. PGRS disusun
sesuai perkembangan peraturan perundangan, ilmu pengetahuan dan teknilogi

1
(IPTEK) dibidang gizi, kedoteran, dan kesehatan, dan standar akreditasi rumah
sakit versi 2012 untuk menjamin kesehatan pasien yang mengacu pada The Joint
Comission International (JCI) for Hospital Acceditation (Kemenkes, 2013).

Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan rangkaian kegiatan


mulai dari perencanaan menu, peencanaan kebutuhan bahan makanan,
perencanaan anggaan belanja, pengedaan bahan makanan, penerimaan dan
penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan, pelaporan
serta evaluasi. Dalam kegiatan penyelenggaraan makanan tersebut terdapat fungsi
manajemen yang harus dilakukan dengan baik dan tepat agar dapat mencapai
tujuan dari penyelenggaraan makanan itu sendiri yakni tersedianya makanan yang
berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima oleh konsumen
untuk mencapai status gizi yang optimal, terkhusus untuk pasien rawat inap
(Kemenkes RI, 2013).

Penyelenggaraan makanan pada institusi rumah sakit merupakan


pelayanan gizi yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan gizi dalam
keadaan sakit atau sehat selama mendapatkan perawatan.Makanan orang sakit
memiliki keistimewaan tersendiri. Meskipun tujuan makanan institusi bagi orang
sakit adalah sama namun konsumennya adalah orang sakit, sehingga disamping
menyediakan makanan yang sesuai untuk orang sakit, makanan juga harus
mendukung penyembuhan penyakit(Widyastuti dan Pramono, 2014).

Rumah Sakit Massenrempulu merupakan salah satu rumah sakit tipe C


yang berlokasi di Jalan Jenderal Sudirman kota Enrekang. Lokasi ini termasuk
daerah yang strategis karena terletak di tepi jalan besar dan keramaian lalu
lintas.Pengguna jasa pelayanan Rumah Sakit Massenrempulu berasal dari
masyarakat umum dan BPJS yang memiliki karakteristik individu maupun
penyakit yang beragam.Dengan keragaman karakteristik individu maupun
penyakit yang diderita tersebut menjadi pertimbangan dan dahan pemikiran bagi
pengelolah Instalasi Gizi, sehingga makanan dan minuman yang dihasilkan
senantiasa dapat diterimah oleh pasien dengan tetap berpedoman kepada aspek

2
dietetic pengaruh suatu jenis makanan tertentu terhadap penyakit yang
dideritanya.

Hasil observasi diruangan Instalasi Gizi Rumah Sakit Massenrempulu


yang dilakukan pada awal Februari 2021 diketahui bahwasanya sarana dan
prasarana untuk proses penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi masih kurang
memadai seperti keterbatasa troly makanan dan tidak sesuai dengan standar SOP
yang menyebabkan berkurangnya efektifitas dan efisiensi pada saat proses
pendistribusian makanan. Berdasarkan informasi diatas makan saya tertarik untuk
mengetahui Manajemen Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Massenrempulu Tahun 2021.

B. Maksud dan Tujuan Magang


Adapun yang menjadi maksud dan tujuan diadakannya program magang di
Program Studi Kesehatan Masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Mendapatkan pengalaman sejak dini mengenai suasana kerja yang


sebenarnya, sehingga dapat menjelaskan kegiatan yang ada di instansi
tersebut.
2. Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam proses belajar
mengajar untuk mendukung proses kegiatan di instansi tempat magang.
3. Meningkatkan soft skill mahasiswa dalam hal keterampilan komunikasi
lisan dan tilisan serta kerja dalam tim.
4. Mampu mengaplikasikan etika dalam bekerja, dalam hal disiplin,
integritas, dan bertanggung jawab.
5. Mengarahkan mahasiswa untuk menemukan permasalahan maupun data
yang berguna dalam penulisan skripsi.
6. Mengembangkan jaringan (network) dengan dunia kerja, sehingga terjalin
tukar menukar informasi mengenai perkembangan dunia kerja yang
berguna untuk pengembangan kurikulum bagi Program Studi dan
penempatan kerja lulusan Program Studi

3
7. Membina dan meningkatkan kerja sama antara FIKES UMPAR dengan
instansi tempat mahasiswa melakukan kegiatan magang.
8. Pengabdian kepada masyarakat (Perwujudan Tri Dharma Perguruan
Tinggi).

C. Manfaat Magang
1. Bagi Rumah Sakit
a. Memberikan kontribusi dalam bentuk kontribusi sosial, dan aktif
dalam mendukung pelaksanaan konsep link and match antara dunia
kerja nyata dalam perusahaan dan dunia pendidikan.
b. Mempunyai hubungan yang erat dengan perguruan tinggi untuk dapat
mengembangkan program kemitraan lain.
c. Memiliki gambaran tentang mahasiswa yang potensial untuk direktur
menjadi pegawai dan karyawan.
2. Bagi Mahasiswa
a. Melatih keterampilan mahasiswa sesuai bidang ilmu masing-masing
dengan berdasarkan pengetahuan yang diperoleh dari selama proses
perkuliahan.
b. Mengenal praktik dunia kerja mulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi program pada unit-unit
kerja dengan mengembangkan wawasan berfikir keilmuan kreatif dan
inovatif.
c. Membuat laporan magang berdasarkan data yang diperoleh dan dari
pengamatan yang selanjutnya dapat dikembangkan oleh mahasiswa
dalam pembuatan skripsi.
3. Bagi Fakultas
a. Memperoleh umpan balik (feedback) untuk menyempurnakan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan pengguna (stakeholder)
dilingkungan pemerintah dan swasta.
b. Meningkatkan kemampuan dosen dalam memberikan kuliah yang
relevan dengan praktek dalam dunia kerja nyata.

4
c. Mempunyai hubungan yang erat antara instansi-instansi kesehatan dan
organisasi profesi untuk mengembangkan program klemitraan lainnya.
d. Membangun jejaring (networking) dengan pihak pengguna lulusan.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah sakit
1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun
2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat
dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi
masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih
bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujudnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
2. Tujuan dan Fungsi Rumah Sakit
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 tentang rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang meliputi prpmotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif Rumah sakit umum mempunyai fungsi :
a. Penyelanggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorongan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia
dalam rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian
pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan peneliian dan pengembangan serta penapisan
teknologi bidang kesehatan dalam rangka peningkaan pelayanan
kesehatn dengan memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang
kesehatan.

6
B. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Pelayanan gizi merupakan salah satu pelayanan penunjang medik yang
harus dilakukan di rumah sakit dalam upaya penyembuhan dan pemulihan kondisi
kesehatan pasien. Pelayanan gizi merupakan suatu upaya memperbaiki,
meningkatkan gizi, makanan, ditetik masyarakat, kelompok, individu atau klien
yang merupakan suatu rangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan,
pengolahan, analisis, simpulan, anjuran, implementasi dan evaluasi gizi, makanan
dan dietetik dalam rangka mencapai status kesehatan optimal dalam kondisi sehat
atau sakit (Kemenkes RI,2013).

Pelayanan gizi di rumah sakit adalah pelayanan yang diberikan dan


disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi, dan
status metabolism tubuh.Pelayanan gizi rumah sakit memiliki visi
yaitu“pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna”. Visi tersebut dijabarkan dalam
misi pelayanan gizi rumah sakit sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan


kepuasan klien/pasien dalam aspek promotif, preventif, kuratif,
rehabilitatif untuk meningkatkan kualitas hidup.
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya kesehatan.
3. Mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Pelayanan gizi rumah sakit memiliki tujuan umum agar terciptanya system
pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna sebagai bahan dan pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Sedangkan tujuan khusus pelayanan gizi rumah sakit
dijabarkan sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan asuhan gizi tersandar pada pelayanan gizi rawat jalan


dan rawat inap.
2. Menyelenggarakan makanan sesuai standar kebutuhan gizi dan aman
dikonsumsi.

7
3. Menyelenggarakan penyuluhan dan konseling gizi pada klien/pasien dan
keluarganya.
4. Menyelenggarakan penelitian aplikasi dibidang gizi dan dietetik sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Adapun ruang lingkup dari pelayanan gizi rumah sakit yakni meliputi:
1. Pelayanan gizi rawat jalan.
2. Pelayanan gizi rawat inap.
3. Penyelenggaraan makanan.
4. Penelitian dan pengembangan gizi (Kemenkes RI,2013)

C. Penyelenggaraan Makanan Rumah Sakit


1. Pengertian
Penyelenggaraan makan rumah sakit merupakan rangkaian
kegiatan mulai dari perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan
makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan,
penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan
pencatatan, pelaporan serta evaluasi (Kemenkes RI, 2013).
Penyelenggaraan makan pada institusi rumah sakit merupakan
pelayanan gizi yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan gizi
dalam keadaan sakit atau sehat selama mendapatkan perawatan
(Widyastuti dan Pramono,2014)
2. Tujuan
Pelaksanaan penyelenggaraan makanan rumah sakit bertujuan
untuk menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi,
biaya, aman, dan dapat diterimah oleh konsumen guna mencapai status
gizi yang optimal (Kemenkes RI, 2013).
Penyediaan makanan bagi orang sakit merupakan salah satu hal
penting karena tujuan pemberian makanan untuk mempertahankan dan
meningkatkan status gizi, mempertahankan daya tahan tubuh, serta sebagai
bagian dari penyembuhan penyakitnya (Hartono, 2008).

8
3. Sasaran dan Ruang Lingkup
Sasaran penyelenggaraan makan di rumah sakit terutama pasien
yang rawat inap.Sesuai dengan kondisi rumah sakit dapat juga dilakukan
penyelenggaraan makanan bagi karyawan. Sementara itu, ruang
lingkuppenyelenggaraan makanan rumah sakit meliputi produksi dan
distriusi makanan (Kemenkes RI,2013).
4. Bentuk Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit
Menurut Kemenkes RI (2013), Penyelenggaraan makanan di
rumah sakit memiliki beberapa bentuk penyelenggaraan. Adapun bentuk
penyelenggaraan makan dirumah sakit meliputi:
a. Sistem Swakelola
Pada penyelenggaraan makanan rumah sakit dengan
system swakelola, instalasi gizi/unit gizi bertanggung jawab
terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan penyelenggara makanan.
Dalam system ini, seluruh sumber daya yang diperlukan (tenaga,
dana, metoda, sarana dan prasarana) disediakan oleh pihak rumah
sakit.
b. Sistem Diborongkan ke Jasa Boga (Out-sourching)
Sistem diborongkan yaitu penyelenggaraan makanan
dengan memanfaatkan perusahaan jasa boga atau catering untuk
penyediaan makanan rumah sakit.Sitem diborongkan dapat
dikatagorikan menjadi dua yaitu diborongkan secara penuh (full
out-sourching) dan diborongkan hanya sebagian (semi out-
sourching).Sistem diborongkan sebagian, pengusaha jasa boga
selaku penyelenggaraan makanan menggunakan sarana dan
prasarana atau tenaga milik rumah sakit.Sistem diborongkan
penuh, makanan disediakan oleh pengusaha jasa boga yang
ditunjuk tanpa menggunakan sarana dan prasarana atau tenaga dari
rumah sakit.

9
c. Sistem Kombinasi
Sistem kombinasi adalah bentuk system penyelenggaraan
makanan yang merupakan kombinasi dari system swakelola dan
system diborongkan sebagai upaya memaksimalkann sumber daya
yang ada.Pihak rumah sakit dapat menggunakan jasa boga/catering
hanya untuk kelas VIP atau makanan karyawan, selebihnya dapat
dilakukan dengan swakelola.

D. Kegiatan Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit


Kegiatan penyelenggaraan makanan di rumah sakit meliputi penepatan
peraturan pemberian makanan rumah sakit, penyusunan standar bahan makanan
rumah sakit, perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan,
pemesanan dan pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan,
penyimpanan dan penyaluran bahan makan, persiapan bahan makanan,
pemasakan bahan makanan dan distribusi makanan (Kemenkes RI, 2013).

1. Perencanaan Makanan
a. Perencanaan Menu
Menu berasal dari bahasa Prancis yang berarti suatu daftar
yang tertulis secara rinci. Menu dapat diartikan sebagai rangkaian
jenis makanan dan minuman yang tersedia dan yang akan
dihidangkan. Kegiatan perencanaan menu merupakan salah satu
fungsi manajemen dalam pengadaan makanan.Perencanaan menu
juga dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan menyusun
hidangan dalam variasi yang serasi untuk memenuhi kebutuhan
gizi seseorang atau kelompok orang. Contohnya jenis menu untuk
rumah sakit maka rumah sakit haru melayani beragai jeni makanan
khusus sesuai kebutuhan orang sakit dengan citarasa yang dapat
diterimah untuk mempercepat proses penyembuhan (Widyastuti
dan Pramono,2014)
Menurut Kemenkes RI (2013) dalam Pedoman Pelayanan
Gizi Rumah Sakit, ada beberapa langkah-langkah yang dilakukan

10
dalam perencanaan menu. Adapun langkah-langkah dalam
perencanaan menu, meliputi:
1) Bentuk Tim Kerja, bentuk tim kerja untuk menyusun menu
yang terdiri dari dietisien, kepala masak (chef cook),
pengawas makanan.
2) Menetapkan Macam Menu, mengacu pada tujuan pelayanan
makanan rumah sakit, maka perlu ditetapkan macam menu,
yaitu menu standar, menu pilihan, dan kombinasi keduanya.
3) Menetapkan Lama Siklus Menu dan Kurun Waktu
Penggunaan Menu, perlu ditetapkan macam menu yang
cocok dengan system penyelenggaraan makanan yang
sedang berjalan. Siklus dapat dibuat untuk menu 5 hari, 7
hari, 10 hari atau 15 hari. Kurun waktu penggunaan menu
dapat diputar selama 6 bulan-1 tahun.
4) Menetapkan Pola Menu, pola menu yang dimaksud adalah
menetapkan pola dan frekuensi macam hidangan yang
direncanakan untuk setiap waktu makan selama satu
putaran menu. Dengan menetapkan pola menu dapat
dikendalikan penggunaan bahan makanan sumber zat gizi
mengacu gizi seimbang.
5) Menetapkan Besar Porsi, besar porsi adalah banyaknya
golongan bahan makanan yang direncanakan setiap kali
makan dengan menggunakan sutuan penukar berdasarkan
standar makanan yang berlaku di rumah sakit.
6) Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan
malam pada satu putaran menu termasuk jenis makanan
selingan.
7) Merancang Format Menu, format menu nadalah susunan
hidangan yang terpilih dimasukkan dalam format menu
sesuai dengan golongan bahan makanan.

11
8) Melakukan Penilaian Menu dan Merevisi Menu, untuk
melakukan penilaian menu diperlukan instrument penilaian
yang selanjutnya instrument tersebut disebarkan kepada
setiap mabajer, misalnya manajer produksi, distribusi dan
marketing. Bila ada ketidaksetujuan perlu diperbaiki
kembali sehingga menu telah benar-benar disetujui oleh
manajer.
9) Melakukan Tes Awal Menu, bila menu telah disepakati,
maka perlu dilakukan uji coba menu. Hasil uji coba,
langsung diterapkan untuk perbaikan menu.
b. Perencanaan Kebutuhan Bahan Makanan
Menurut Kemenkes RI (2013), perencanaan kenutuhan
bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan menetapkan
macam, jumlah dan mutu bahan makanan yang diperlukan dalam
kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan
penyelenggaraan makanan rumah sakit. Tujuan dari perencanaan
kebutuhan bahan makanan agar tersedianya taksiran macam dan
jumlah bahan makanan dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam
kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien rumah sakit. Ada
eberapa langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan yang
meliputi:
1) Susunan macam bahan makanan yang diperlukan, lalu
golongan bahan makanan apakah termasuk dalam bahan
makanan segar dan bahan makanan kering.
2) Hitungan kebutuhan semua bahan makanan sau per satu
dengan cara:
a) Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani.
b) Hitung macam dan kebutuhan bahan makanan dalam 1
siklus menu (misalnya 5, 7, atau 10 hari)
c) Tetapkan kurun waktu kebutuhan bahan makanan (1
bulan, 3 bulan, 6 bulan atau 1 tahun)

12
d) Hitung beberapa siklus dalam 1 periode yang telah
ditetapkan dengan menggunakan kelender.
e) Hitung kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan
untuk kurun waktu yang ditetapkan (1 bulan, 3 bulan, 6
bulan, atau 1 tahun)
f) Masukkan dalam formulir kebutuhan bahan makanan
yang telah dilengkapi dengan spesifikasinya).
2. Pengadaan Bahan Makanan
Kegiatan pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi
bahan makanan, perhitungan harga makanan, pemesanan dan pembelian
bahan makanan dan melakukan survey pasar.
a. Pemesanan Bahan Makanan
Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan
(order) bahan makanan berdasarkan pedoman menu dan rata-rata
jumlah konsumen/pasien yang dilayani, sesuai periode pemesanan
yang ditetapkan.Melakukan pemesanan sebelum pembelian bahan
makanan bertujuan agar tersedianya daftar pesanan bahan makanan
sesuai menu, waktu, pemesanan, standar porsi bahan makanan dan
spesifikasi yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2013).
Adapun prasyarat dalam pemesanan bahan makanan
meliputi :
1) Adanya kebijakan rumah sakit tentang prosedur
pengadaan bahan makanan
2) Tersedianya dana untuk bahan makanan.
3) Adanya spesifikasi bahan makanan.
4) Adanya menu dan jumlah bahan makanan yang
dibutuhkan selama periode tertentu (1 bulan, 3
bulan, 6 bulan atau 1 tahun)
5) Adanya pesanan bahan makanan untuk 1 periode
menu.

13
Menurut Kemenkes RI (2013), adapun langkah pemesanan
bahan makanan meliputi:

1) Menentukan Frekuensi pemesanan bahan makanan


segar dan kering.
2) Rekapoitulasi kebutuhan bahan makanan dengan
cara mengaliakn standar porsi denagn jumlah
konsumen/pasien kali kurun waktu pemesanan.
b. Pembelian Bahan Makanan
Menurut Kemenkes RI (2013), pembelian bahan makanan
merupakan serangkaian kegiatan penyediaan majam, jumlah,
spesifikasi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen/pasien sesuai dengan ketentuan/kebijakan yang berlaku.
Pembelian bahan makanan merupakan prosedur penting untuk
memperoleh bahan makanan, biasanya terkait dengan produk yang
benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat dan harga yang
benar.Sistem pembelian yang sering dilakukan antara lain:
1) Pembelian langsung kepasar (The Open Market of Buying)
2) Pembelian dengan musyawarah (The Negotiated of Buying)
3) Pembelian yang akan dating (Future Contract)
4) Pembelian tanpa tanda tangan (Unsigned Contract/Auction)
a) Firm At the Opening of Price (FAOP), dimana
pembeli memesan bahan makanan pada saat
dibutuhkan, harga disesuaikan pada saat transaksi
berlangsung.
b) Subject Approval of Price (SAOP), dimana pembeli
memesan bahan makanan pada saat dibutuhkan,
harga sesuai dengan ditetapkan terlebih dahulu
(Kemenkes RI, 2013)

14
3. Penerimaan bahan makanan
Menurut Kemenkes RI (2013), penerimaan bahan makanan
merupakan suatu kegiatan yang meliputi memeriksa, meneliti, mencatat,
memutuskan dan melaporkan tentang macam dan jumla bahan makanan
sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu
penerimaannya. Tujuan dilakukannya proses penerimaan bahan makanan
agar bahan makanan yang diterimah sesuai dengan daftar pesanan, waktu
pesanan dan spesifikasi yang ditetapkan.
Prasyarat yang dibutuhkan dalam proses penerimaan bahan
makanan meliputi:
a. Persedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macan dan
jumlah bahan makanan yang akan diterimah pada waktu tertentu.
b. Tersedianya spesifikasi bahan makanan yang telah diteapkan.

Adapun langkah-langkah dalam penerimaan bahan makanan


meliputi:

a. Bahan makanan diperiksa, sesuai dengan pesanan dan ketentuan


spesifikasi bahan makanan yang dipesan.
b. Bahan makanan dikirim kegudang penyimpanan sesuai dengan
jenis barang atau dapat langsung ke tempat pengolahan makanan.
4. Penyimpanan Bahan Makanan
Menurut Kemenkes RI (2013), Penyimpanan bahan makanan
adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara jumlah, kualitas
dan keamanan bahan makanan kering dan segar di gudang bahan makanan
yang kering dan dingin/beku dengan tujuan agar tersedianya bahan
makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan kualitas yang tepat sesuai
dengan kebutuhan. Prasyarat dalam penyimpanan bahan makanan
meliputi:
a. Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan
makanan segar.

15
b. Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai
peraturan.
c. Tersedianya kartu stok bahan makanan/buku catatan keluar
masuknya bahan makanan.
Adapun langkah dalam penyimpanan bahan makanan meliputi:
a. Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterimah, segera
dibawah ke ruang penyimpanan, gudang atau ruang pendingin.
b. Apabila bahan makanan langsung akan digunakan, setelah
ditimbang dan diperiksa oleh bagian penyimpanan bahan makanan
setempat dibawah ke ruang persiapan bahan makanan.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 Tentang


Keamanan Mutu, dan Gizi Makanan, tempat penyimpanan makanan secara
umum harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

a. Tempat penyimpanan bahan makan harus terhindar dari


kemungkinan kontaminasi baik bakteri, serangga, tikus dan hewan
lainnya maupun bahan berbahaya.
b. Penyimpanan harus memperhatikan prinsip First In First Out
(FIFO) dan First Expired First Out (FEFO) yaitu bahan makanan
yang disimpan terlebih dahulu dan yang mendekati masa
kadaluarsa dimanfaatkan/digunakan lebih dahulu.
c. Tempat atau wadah penyimpanan harus sesuai dengan jenis bahan
makanan contohnya bahan makanan yang cepat rusak disimpan
dalam lemari pendingin dan bahan makanan kering disimpan
ditempat yang kering dan tidak lembab.
d. Ketebalan dan bahan padat tidak lebih dari 10 cm.
e. Kelembaban penyimpanan dalam ruang 80%-90%.
f. Penyimpanan bahan makanan olahan pabrik.
g. Makanan dalam kemasan tertutup disimpan pada suhu +_ 100C.
h. Penyimpanan bahan makanan harus memperhatikan suhu sebagai
berikut:

16
1) Bahan makanan tidak menempel pada lantai, dinding atau
langit-langit dengan ketentuan sebagai berikut:
2) Jarak bahan makanan dengan lantai 15 cm
3) Jarak bahan makan dengan dinding 5 cm.
4) Jarak bahan makan denganlangit langi 60cm.
5. Pengolahan Bahan makanan
a. Persiapan Bahan Makanan
Menurut Kemenkes RI (2013), persiapan bahan makanan
adalah seranagkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan
makanan yang siap diolah (mencuci, memotong, menyiangi,
meracik, dan sebagainya) sesuai dengan menu, standar porsi,
standar resep, standar bumbu dan jumlah pasien yang dilayani.
Prasyarat dalam persiapan bahan makanan meliputi:
1) Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan.
2) Tersedianya tempat dan peralatan persiapan.
3) Tersedianya prosedur tetap persiapan
4) Tersedianya standar porsi, standar resep, standar bumu,
jadwal persiapan dan jadwal pemasakan.
b. Pemasakan Bahan Makanan
Menurut Kemenkes (2013), pemasakan bahan makanan
merupakan suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan
mentah menjadi, bahan makanan siap makan, berkualitas, dan
aman untuk dikonsumsi. Prasyarat dalam pemasakan bahan
makanan yaitu tersedianya menu, pedoman menu, siklus menu,
bahan makanan yang akan dimasak, peralatan pemasakan bahan
makanan, aturan dalam menilai pemasakan, prosedur tetap
pemasakan dan peraturan penggunaan Bahan Tambahan Pangan
(BTP). Adapun tujuan dari pemasakan bahan makan meliputi:
1) Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan.
2) Meningkatkan nilai cerna.

17
3) Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa,
keempukan dan penampilan makanan.
4) Bebas dari organism dan zat yang berbahaya untuk tubuh.

Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tentang Keamanan, Mutu


dan Gizi Makanan (2004), cara pengolahan makanan yang baik dan
benar dapat menjaga mutu dan keamanan hasil olahan makanan.
Sedangkan cara pengolahan yang salah dapat menyebabkan
kandungan gizi dalam makanan hilang secara berlebihan.

Menurut Kemenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 Tentang


Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, kegiatan
penyehatan makan dan minuman di rumah sakit menekankan
terwujudnya kebersihan dan keamanan makanan dalam alur
perjalanan makanan sebelum dikonsumsi oleh manusia.
Kebersihan diri dan kesehatan penjamah makanan merupakan
kunci kebersihan dalam pengolahan makanan yang aman dan sehat,
karena penjamah makanan juga merupakan salah satu vector yang
dapat mencemari bahan pangan baik berupa cemaran fisik, kimia
maupun biologis.

Menurut Direktorat Jenderal PPM & PL dan Direktorat


Jenderal Pelayanan Medik (2008), pengolahan bahan makan harus
dilakukan oleh penjamah dengan sikap dan perilaku yang higiene:

1) Tidak merokok selama mengolah makanan.


2) Tidak makan atau mengunyah.
3) Tidak memakai perhiasan.
4) Tidak menggunakan peralatan atau fasilitas kerja yang
bukan peruntukkannya.
5) Tidak melakukan kebiasaan seperti mengorek, mencungkil,
menggaruk, menjilat atau meludah selama mengolah
makanan.

18
6) Semua kegiatan pengolahan makanan harus dilakukan
dengan cara terlindungi dari kontak langsung dengan tubuh.
7) Perlindungan kontak langsung dengan makanan dapat
dilakukan dengan menggunakan sarung tangan plastic,
penjepit makanan, sendok, garpu dan sejenisnya.
8) Tenaga pengolah makanan harus selalu melakukan
pemeriksaan kesehatan secara rutin/berkala minimal 6
bulan sekali.
9) Menempatkan makanan pada wadah dan tempat yang
layak, terutama makanan yang mudah rusak.
10) Selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum bekerja dan
setelah keluar dari kamar mandi/WC.
11) Selalu memakai pakaian kerja dan pakaian pelindung.
12) Selalu bersifat teliti dan hati-hati dalam menangani
makanan.
c. Pendistribusian Makanan
Menurut Kemenkes RI (2013), pendistribusian makanan
adalah serangkaian proses kegiatan penyampaian makanan sesuai
dengan jenis makanan dan jumlah porsi konsumen/pasien yang
dilayani dengan tujuan agar konsumen/pasien mendapat makanan
sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. Prasyarat pendistribusian
bahan makanan meliputi tersedianya peratuaran pemberian
makanan rumah sakit, standar porsi, peralatan untuk distribusi,
peralatan makan, adanya peraturan pengambilan makanan, daftar
permintaan bahan makanan konsumen/pasien, dan jadwal
pendistribusian makanan yang telah ditetapkan, pendistribusian
dan penyajian makanan kepada konsumen/pasien hal berikut perlu
diperhatikan:
1) Makanan harus didistribusikan dan disajikan kepada
konsumen tepat pada waktunya. Makanan seharusnya tidak
disajian terlalu awal atau terlalu lambat.

19
2) Makanan yang disajikan harus sesuai dengan jumlah dan
porsi yang telah ditentukan sangat penting bagi orang sakit
yang sedang melakukan diet.
3) Kondisi makanan yang disajikan juga harus sesuai. Dalam
hal ini yang perlu diperhatikan adalah temperature
makanan pada waktu disajikan. Makanan yang seharusnya
dimakan dalam suhu yang agak hangat hendaklah disajikan
dalam keadaan hangat. Sebaliknya, makanan yang
seharusnya dimakan dalam keadaan dingin hendaklah
disajikan dalam keadaan dingin.

Menurut Kemenkes RI (2013), dalam pendistribusian


makanan, system distribusi yang digunakan sangat mempengaruhi
makanan yang disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga,
peralatan dan perlengkapan yang ada. Terdapat 3 sistem distribusi
makanan di rumah sakit sebagai berikut:

1) Distribusi makanan yang dipusatkan, umumnya disebut


dengan cara distribusi “sentralisasi”, yaitu makanan dibagi
dan disajikan dalam alat makan di ruang produksi makanan.
2) Distribusi makanan yang tidak dipusatkan, cara ini
umumnya disebut dengan distribusi “desentralisasi”.
Makanan pasien dibawah keruang perawatan pasien dalam
jumlah banyak/besar, kemudian dipersiapkan dan disajikan
dalam alat makanan pasien sesuai dengan dietnya.
3) Distribusi makanan kombinasi, distribusi makanan
kombinasi dilakukan dengan cara sebagian makan
ditempatkan langsung kedalam alat makanan pasien sejak
dari tempat produksi dan sebagian lagi dimasukkan
kedalam wadah besar yang distribusinya dilakukan setelah
sampai di ruang perawatan.

20
E. Ketenagaan Gizi di Rumah Sakit
Dalam upaya menjamin pelaksanaan pelayanan gizi yang optimal di rumah
sakit diperlukan adanya sandar kebutuhan tenaga gizi secara lebih rinci. Menurut
Kemenkes (2013), tenaga gizi dalam pelayanan gizi rumah sakit adalah profesi
gizi yang terdiri dari tenaga Registered Dietisien (RD) dan Technical Registered
Dietisien (TRD). Tenaga Registered Dietisientenaga gizi yang bertanggung jawab
terhadap pelayanan asuhan gizi dan pelayanan makanan dan dietetic, sementara
tenaga TRD bertanggung jawab membantu RD dalam melakukan asuhan gizi dan
pelayanan makanan serta dietetic serta melakukan kewenangan sesuai dengan
kompetensi. Adapun standar tenaga gizi rumah sakit meliputi:

1. Pimpinan Pelayanan Gizi


Dalam memenuhi standar akreditasi dan terlaksananya pelayanan gizi
rumah sakit, dibutuhkan pimpinan pelayanan gizi yang memiliki
kompetensi dan pengalaman dibidang gizi/dietetic, yaitu RD (Registered
Dietisien) dan diutamakan yang telah memperoleh pendidikan manajemen.
2. Kebutuhan Tenaga Gizi
Berdasarkan penelitian badan pendayagunaan sumber daya manusia
kesehatan tahun 2012 mengenai kebutuhan tenaga gizi dengan metode
perhitungan Analisis Beban Kerja atau Work Load Indicator Staf Need
(WISN), diperoleh jumlah optimal tenaga RD dan TRD menurut kelas
rumah sakit agar dapat melaksanakan pelayanan gizi yang baik dan
berkualitas untuk menjamin keamanan pasien.

F. Sarana dan Prasarana dalam Penyelenggaraan Makanan Rumah sakit


Menurut Kemenkes RI (2013), agar penyelenggaraan makanan dapat
berjalan dengan optimal, maka ruangan, peralatan dan perlengkapannya perlu
direncanakan dengan baik dan benar. Dalam merencanakan sarana fisik/bangunan
untuk unit pelayanan gizi rumah sakit, maka diperlukan kesatuan pemikiran antara
perencana dan pihak manajemen yang terkait. Adapun tempat yang diperlukan di
ruang penyelenggaraan makan terdiri dari:

21
1. Tempat penerimaan bahan makanan.
Tempat/ruangan ini digunakan untuk penerimaan bahan makanan
dan mengecek kualitas serta kuantitas bahan makanan. Letak ruangan ini
sebaiknya mudah dicapai kendaraan, dekat dengan ruangan penyimpanan
serta persiapan bahan makanan. Luas ruangan tergantung dari jumlah
bahan makanan yang akan diterimah.
2. Tempat/ruang penyimpanan bahan makanan
Ada dua jenis tempat penyimpanan bahan makanan yaitu
penyimpanan bahan makan segar (ruang pendingin) dan penyimpanan
bahan makanan kering. Luas tempat pendingin ataupun gudang bahan
makanan tergantung pada jumlah bahan makanan yang akan disimpan,
cara pembelian bahan makanan, dan frekuensi pemesanan bahan.
3. Tempat persiapan bahan makanan
Tempat persiapan digunakan untuk mempersiapkan bahan
makanan dan bumbu meliputi kegiatan membersihkan, mencuci,
mengupas, menumbuk, menggiling, memotong, mengiris dan lain-lain
sebelum bahan makanan dimasak. Ruang ini hendaknya dekat
penyimpanan serta pemasakan. Ruang harus cukup luas untuk menampung
bahan,alat, pegawai, dan alat transportasi.
4. Tempat pengolahan dan distribusi makanan
Tempat pengolahan makanan ini biasanya dikelompokkan menurut
kelompok makanan yang dimasak.Misalnya makanan biasa dan makanan
khusus.Kemudian makanan biasa dibagi lagi menjadi kelompok nasi,
sayuran, lauk pauk dan makanan selingan serta buah.
5. Tempat pencucian dan penyimpanan alat
Pencucian alat masak hendaknya pada tempat khusus yang
dilengkapi dengan sarana air panas.Alat-alat dapur besar dan kecil
dibersihkan dan disimpan diruang khusus, sehingga mudah bagi pengawas
untuk inventarisasi alat.
Fasilitas pencucian peralatan:
a) Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan.

22
b) Tersediah fasilitas pengering/rak dan penyimpanan sementara yang
bersih.
c) Dilengkapi alat untuk mengatasi sumbatan dan vector.
d) Tersedia air mengalir dalam jumlah cukup dengan +15 psi
(1,2kg/cm3)
e) Tersediah sabun dan lap pengering yang bersih.

Fasilitas pencucian alat makan:

a) Terletak terpisah dengan ruang pencucian bahan makanan dan


peralatan.
b) Tersediah air mengalir dalam jumlah cukup dengan tekanan +15
psi (1,2kg/cm3)
c) Tersediah air panas mengalir dan alat pemersih seperti sabun,
deterjen, sikat.
6. Tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan sampah yang cukup
untuk menampung sampahh yang dihasilkan dan harus segera
dikosongkan begitu sampah terkumpul.
7. Ruang Fasilitas pegawai, ruang ini adalah ruangan-ruangan yang dibuat
untuk tempat ganti pakaian pegawai, istirahat, ruang makan, kamar mandi
dan kamar kecil.
8. Ruang pengawas, di perlukan ruang untuk pengawas melakukan kegiatan
agar dapat mengawasi semua kegiatan dapur.
9. Standar Makanan Umum Rumah Sakit
a) Makanan biasa (MB)
Makanan biasa sama dengan makanan dan aroma yang
normal. Susunan makanan mengacu pada pola men dan aroma
yang normal.Susunan makanan mengacu pada pola mensehari-hari
yang beraneka ragam, bervariasi dengan bentuk, tekstur dan
aroma yang normal.Susunan makanan mengacu pada Pola Menu
Seimbang dan Aneka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
bagi orang dewasa sehat.Makanan biasa diberikan kepada pasien

23
yang berdasarkan penyakitnya tidak memerlukan makanan khusus
(diet). Walau tidak ada pantangn secara khusus, makanan
sebaiknya diberikan dalam bentuk yang mudah dicerna dan tidak
merangsang pada saluran cerna (Almmatsier,2006)
b) Makanan lunak (ML)
Makanan lunak adalah makanan yang memiliki tekstur
yang mudah dikunyah, ditelan, dicerna diandingkan makanan
biasa.Makanan ini mengandung cukup zat-zat gizi, asalkan pasien
mampu mengkonsumsi makanan dalam jumlah cukup. Menurut
keadaan penyakit makanan lunak diberikan kepada pasien sesudah
operasi tertentu, pasien dengan penyakit infeksi dengan kenaikan
suhu tubuh tidak terlalu tinggi, pasien dengan kesulitan
mengunyah dan menelan, serta sebagai perpindahan dari makanan
saring ke makanan biasa(Almatsier, 2006)
c) Makanan Saring (MS)
Makanan saring adalah makanan seni padat yang
mempunyai tekstur lebih halus daripada makanan lunak,
sehinggah lebih mudah ditelan dan dicerna.Makanan saring
diberikan kepada pasien sesudah mengalami operasi tertentu, pada
infeksi akut termasuk infeksi saluran cerna, serta kepada pasien
dengan kesulitan mengunyah dan menelan, atau sebagai
perpindahan dari makanan cair kental kemakanan lunak. Karena
makanan ini kurang serat dan vitamin C, maka sebaiknya
diberikan untuk jangka waktu pendek, yaitu selama 1 sampai 3
hari saja (Allmatsier,2006).
10. Makanan Cair
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair
hingga kental.Makanan ini diberikan kepada pasien yang mengalami
gangguan mengunyah, menelan, dan mencerna makanan yang disebabkan
oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, raa mual, muntah, pasca
pendarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah.Makanan dapat

24
diberikan secara oral atau parental. Menurut konsistensi makanan,
makanan cair terdiri atas tifa jenis yaitu makanan cair jerni, makanan cair
penuh dan makanan cair kental (Almatsier,2006).
a) Makanan Cair Jernih (MCJ)
Makanan cair jerni adalah makanan yang disajikan dalam
bentuk cairan jerni pada suhu ruangan dengan jkandungan sisa
(residu) minimal. Makanan cair jerni diberikan kepada pasien
sebelum dan sesudah operasi tertentu, keadaan mual dan muntah,
dan sebagai makanan tahap awal pasca pendarahan saluran cerna.
Nilai gizinya sangat rendah karena hanya terdiri dari sumber
karbohidrat (Almatsier,2006).
b) Makanan cair Penuh
Makanan cair penuh adalah makanan yang berbentuk cair
atau semi cair pada suhu ruang dengan kandungan serat
minimal.Mkanan cair penuh diberikan kepada pasien yang
mempunyai masalah untuk mengunyah, menelan, atau
mencernakan makanan padat, misalnya pada operasi mulut atau
tenggorokan, dan/atau pada kesadaran menurun. (Almatsier, 2006)
c) Makanan Cair Kental (MCK).
Makanan cair kental adalah makanan yang mempunyai
konsistensi kental atau semi padat pada suhu kamar, yang tidak
membutuhkan proses mengunyah dan mudah ditelan. Makanan
cair kental diberikan kepada pasien dengan penyakit yang disertai
peradangan, ulkus, peptikum, atau gangguan structural atau
motorik pada organ mulut. (Almatsier, 2006)
11. Standar Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Pelayanan gizi di rumah sakit dapat dikatakan berkualitas, bila
hasil pelayanan mencapai hasil yang diharapkan dan dikatakan sesuai
dengan standard an prosedur yang berlaku. Beberapa indikator mutu
pelayanan gizi rumah sakit antara lain:

25
a) Perencanaan asuhan gizi yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan. Rencana asuhan gizi yang dilaksanakan sesuai dengan
standar pelayanan asuhan gizi. Standar pelayanan asuhan gizi :
1) Rencana asesmen/pengkajian dan asuhan gizi yang
diberikan tepat waktu
2) Rencana asuhan gizi yang tercatat dalam rekam medik.
3) Rencana asuhan direvisi sesuai dengan respon pasien.
4) Monitoring pelaksanaan rencana asuhan dilakukan.
5) Kesesuaian intervensi dengan kondisi pasien skor 100%.
b) Keberhasilan konseling gizi
perubahansign dan symptoms dari problem gizi pada
kunjungan awal terhadap target pada kunjungan-kunjungan
konseling berikutnya.
c) Ketepatan Diet yang disajikan
Presentase ketetapan diet yang disajikan sesuai dengan diet
order dan rencana asuhan harus 100%.
d) Ketepatan Penyajian Makanan
Presentase ketetapan dan keakuratan makanan yang
disajikan yang sesuuai dengan standar haru 100%.
e) Ketepatan Cita Rasa
Presentase citarasa (aroma, suhu, penampilan, rasa dan
tekstur) hidangan yang dapat diterimah atau sesuai dengan dietnya
harus 100%
f) Sisa Makanan Pasien
Presentase makanan yang dapat dihabiskan pasien dari satu
atau lebih waktu makanan harus 80%. Maka sisa makanan pasien
harus <20% (Kemenke RI, 2013)

26
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI

A. Gambaran Rumah Sakit Umum Massenrempulu


Rumah Sakit Umum Daerah Massenrempulu merupakan rumah sakit tipe
C milik Pemkab Enrekang dengan luas bangunan utama 5.425m2. Untuk
menunjang operasioanal pelayanan di Rumah Sakit, terdapat beberapa gedung
penunjang yaitu: gedung instalasi gizi (294m2), gedung londry (220 m2), gedung
IPPRS (220m2), gedung perumahan dokter (480 m2), gedung asrama petugas putra
dan putri (1000 m2), pos keamanan (12 m2) dan mushollah (42 m2). pada tahun
2007 telah dibangun gedung utama II untuk peawatan bedah, perawatan anak,
perawatan nifas dan ruang bersalinn dengan luas bangunan 1.500m2.

Adapun yang menjadi tujuan Rumah Sakit Umum Massenrempulu adalah


“Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat Melalui Pengelolaan pelayanan
kesehatan yang Berkualitas”. Motto Rumah Sakit Umum Massenrempulu
“Kesembuhan Anda adalah Kebahagian Kami”

Sasaran Rumah Sakit Umum Massenrempulu adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya kualitas layanan kesehatan di Rumah sakit.


2. Meningkatnya cakupan layanan kesehatan.
Adapun janji layanan Massenrempulu ialah sebagai berikut:
1. Mutu dan kualitas layanan diutamakan demi meningkatnya derajat
kesahatan masyarakat.
2. Arif, inovatif, kreatif dan bertanggungn jawab dalam mengemban tugas.
3. Sopan dan santunberperilaku tanpa membedakan satatus sosial.
4. Ulet dan disiplin dalam melaksanakan tugas pelayanan.
5. Loyal dalam pengabdian kepada Negara, bangsa dan masyarakat.

Berdasarkan Profil Instalasi Gizi Rumah Sakit Mssenrempulu tahun 2021


diketahui bahwa instalasi Gizi Rumah Sakit Massenrempulu memiliki Visi, Misi

27
Falsafah dan Tujuan dalam menjalankan tugasnya. VISI Instalasi Gizi Rumah
Sakit Massenrempulu yaitu “Pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna” dan
MISI dari Instalasi Gizi Rumah Sakit Massenrempulu yaitu:

1. Menyelenggarakan pelayanan gizi yang berorientasi pada kebutuhan dan


kepuasa pasien dalam aspek promotif, kuratif, rehabilitative untuk
meningkatkan kualitas hidup.
2. Meningkatkan profesionalisme sumber daya kesehatan.
3. Mengembangkan penelitian sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Falsafah Instalasi Gizi Rumah Sakit Massenrempulu ialah mendukung


pelayanan kesehatan pada pasien rawat inap dan rawat jalan dengan pelayanan
gizi yang professional.sedangkan tujuan yaitu terciptanya system pelayanan gizi
rumah sakit dengan memperhatikan berbagai aspek gizi dan penyakit serta
merupakan bagian dari pelayanan kesehatan menyeluruh untuk dan
mengembangkan mutu pelayanan gizi rumah sakit

B. Struktur Organisasi Rumah Sakit Massenrempulu


Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, susunan organisasi dan
tata kerja lembaga teknis Daerah Kabupaten Enrekang maka RSU Massenrempulu
sebagai salah satu lembaga teknis mempunyai susunan struktur organisasi yang
digambarkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

28
STRUKTUR ORGANISASI
RSUD MASSENREMPULU KAB. ENREKANG

DIREKTUR

BAGIAN TATA USAHA

SUB. BAG.UMUM SUB. SUB.


DAN BAG.PERENCANAAN BAG.KEUANGAN
KEPEGAWAIAN EVALUASI DAN DAN ASET
KOMITE KOMITE PELAPORAN
BIDANG PELAYANAN
BIDANG PENUNJANG SPI
KOMITE KOMITE
SEKSI PELAYANAN MEDIK
SEKSI LOGISTIK & DIAGNOSTIK
SEKSI PELAYANAN
KEPERAWATAN SEKSI PENGENDALIAN
INSTALASI
SEKSI PERLENGKAPAN
SEKSI SARANA
MEDIK& NON MEDIK
DANPRASARANA

29
Gambar 01. Struktur Organisasi Rumah Sakit Maspul

30
Adapun uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktur RSUD
Massenrempulu akan diuraikan sebagai berikut:

1. Direktur
Direktur mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijakan,
menyelenggarakan, mengkoordinasikan, membina dan mengawasi serta
mengendalikan pengelolahan Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Dalam penyelenggaraan tugas, Direktur
RSUD Massenrempulu mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja kegiatan direktur sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas.
b. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas.
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkingan Rumah Sakit untuk mengetahui perkembangan
pelaksanaan tugas.
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan /atau
menandatangani naskah dinas.
e. Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
f. Memimpin, membina, mengawasi dan mengendalikan penyusunan
pembangunan daerah.
g. Merumuskan dan menetapkan regulasi dan kebijakan di Bidang
Pelayanan, Bidang Penunjang Pelayanan, Bidang Perencanaan,
Evaluasi dan Rekam Medis serta bagian tata usaha.
h. Mengusulkan pengangkatan, mutasi, kenaikan gaji berkala,
kenaikan pangkat dan pemberhentian pegawai Negara kepada
pejabat Pembina kepegawaian daerah.
i. Mengangkat dan memberhentikan pegawai Badan Layanan
Umum Daerah.
j. Menetapkan penugasan pegawai

31
k. Memberikan atau mencabut kewenangan klinis tenaga kesehatan
yang bekerja di Rumah Sakit, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
l. Melaksanakan pengawasan dan evaluasi pelayanan medis dan non
medis.
m. Memimpin pelaksanaan program mutu dan keselamatan pasien.
n. Mengawasi pelaksanaan kendali mutu dan kendali biaya.
o. Melaksanakan evaluasi, pencatatan dan pelaporan
penyelenggaraan kebijakan, program dan kegiatan rumah sakit
kepada Kepala Dines dan mengkoordinasikan dan melakukan
pemantauan, pengendalian dan evaluasi kebijakan teknis fungsi
penunjang perencanaan di lingkungan Rumah Sakit.
p. Melakukankoordinasi dan kumsultasi dengan lembaga pemerintah
dan lembaga non pemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas dan
fungsi.
q. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Direktur dan
memberikan saran, pertimbangan kepada atasan sebagai bahan
perumusan kebijakan.
2. Bagian Administrasi Umum dan Keungan
Bagian administrasi umum dan keuangan dipimpin oleh kepala
bagian, berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur,
mempunyai tugas melaksanakan pelayangan teknis dan administrasi
kepada semua satuan organisasi di bidang ketatausahaan meliputi
administrasi umum, kepegawaian, keuangan perlengkapan dan asset,
rumah tangga, keprotokoleran, serta pengembangan sumber daya manusia,
yang menjadi kewengangannya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Uraian tugas:
a. Menyusun rencana kerja kegiatan Bagian Administrasi Umum dan
Keungan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Mendistribusikan dan memberikan petunjukpelaksanaan tugas.

32
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkungan Bagian Administrasi Umum dan Keuangan
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau
menandatangani naskah dinas.
e. Mengelolah administrasi, keuangan, kepegawaian, perlengkapan
dan kerumahtanggaan.
f. Melakukan pengumpulan dan pemutakhiran data kepegawaian
secara berkala.
g. Melaksanakan analisis dan menyusun laporan evaluasi kinerja
rumah sakit.
h. Mengatur jam kerja serta mengawasi disiplin kerja pegawai RSU
Massenrempulu.
i. Mengkoordinasikan dan melakukan pemantauan, pengendalian
dan evaluasi kebijakan teknis fungsi peninjang perencanaan
bagian administrasi umum dan keuangan.
j. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bagian administrasi
umum dan keuangan dan memberikan kebijakan.
3. Sub. Bagian Umum dan Kepegawaian
Uraian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja kegiatan sub bagian umum dan
kepegawaian sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas.
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas
dalam lingkingan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
d. Menyususn rancangan, mengoreksi, memaraf dan/
menandatangani naskah dines.
e. Menyusun standar operasional prosedur dalam pelaksanaan
kegiatan.

33
f. Melakukan kegiatan kehumasan dan publikasi serta
mengoordinasikannya dengan unsure dalam lingkup Rumah Sakit
dengan sepengetahuan atasan langsung.
g. Menyediakan dan melaksanakan administrasi, perkantoran,
penggandaan, pencetakan, pengarsipan dokumen.
h. Mengatur operasional kendaraan dinas, parkiran, gedung kantor,
perumahan dinas, asrama dan halaman kantor.
4. Sub. Bagian Keuangan dan Aset
Uraian tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja kegiatan Subbagian Keuangan dan Aset
sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Menyusun standar operasional prosedur dalam pelaksanaan
kegiatan.
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan Subbagian Keuangan dan Aset untuk mengetahui
perkembangan palaksanaan tugas.
d. Melaksanakan penatausahaan keuangan yang meliputi penggunaan,
pembukuan, pertanggungjawaban dan pelaporan anggaran.
e. Menyusun dan menerbitkan dokumen yang diperlukan dalam
pencairan dan pertanggungjawaban anggaran.
f. Melaksanakan pengumpulan, pengolahan, analisa dan penyajian
data keuangan.
g. Melakukan pengendalian sesuai dengan Dokumen Pelaksanaan
Anggaran.
h. Membuat laporan pertanggungjawaban keuangan secara berkala
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
i. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Subbagian Keuangan
dan Aset dan memberikan saran, pertimbangan kepada atasan
sebagai bahan perumusan kebijakan.

34
5. Bidang Pelayanan Medis
Uraian Tugas sebagai berikut:
a. Menyusun rencana kerja kegiatan bidang pelayanan medis,
keperawatan dan kebidanan sebagai pedoman dalam melaksanakan
tugas.
b. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan bidang pelayanan medis dan keperawatan dan
kebidanan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
c. Melaksanakan koordinasi dengan unsur lain dalam lingkup rumah
sakit dan luar rumah sakit dengan sepengetahuan atasan.
d. Mengkoordinasikan penyusunan standar pelayanan medis, clinical
pathway, clinical privilege, clinical appointment dengan komite
medis.
e. Memimpin monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelayanan medis dan keperawatan dan kebidanan.
f. Memimpin monitoring dan evaluasi kendali biaya, capaian mutu,
dan capaian kinerja serta keselamatan pasien pada pelayanan medis
dan keperawatan kebidanan.
6. Seksi Pelayanan Medis
Uraian Tugas:
a. Menyusun rencana kerja kegiatan seksi pelayanan medis sebagai
pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Menyusun standar operasional prosedur dalam pelaksanaan
kegiatan.
c. Menyusun indikator kinerja pelayanan medis.
d. Menyusun regulasi terkait teknis pelayanan medis.
e. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan medis yang diberikan oleh
seluruh staf medis
f. Memeriksa kelengkapan dokumen perizinan tenaga medis sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
g. Melakukan pembinaan terhadap seluruh staf medis

35
h. Menerapkan budaya keselamatan pasien dalam pelayanan medis
i. Melakukan evaluasi kendali biaya, capaian mutu dan capaian
kinerja serta keselamatan pasien pelayanan medis.
7. Seksi Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan
Uraian tugas:
a. Menyusun rencana kerja kegiatan seksi pelayanan keperawatan dan
kebidanan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan seksi pelayanan keperawatan dan kebidanan untuk
mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
c. Menyusun indikator kinerja pelayanan keperawatan dan kebidanan.
d. Menyusun regulasi terkait teknis pelaksanaan pelayanan medis.
e. Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan keperawatan dan kebidanan
yang diberikan oleh seluruh perawat.
f. Memfasilitasi penyusunan standar asuhan keperawatan dengan
komite keperawatan
g. Melakukan pembinaan terhadap seluruh staf keperawatan dan
kebidanan.
h. Mengkoordinasikan dan melakukan pemantauan, pengendalian dan
evaluasi kebijakan teknis fungsi penunjang perencanaan seksi
pelayanan keperawatan dan kebidanan.
8. Bidang Pelayanan Penunjang
Uraian Tugas:
a. Menyusun rencana kerja kegiatan bidang pelayanan penunjang
medis dan pelayanan ninmedis sebagai pedoman dalam
pelaksanaan tugas
b. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam
lingkungan bidang pelayanan penunjang medis dan pe;layanan non
medis untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
c. Memimpin penyusunan indikator kinerja bidang penunjang
pelayanan medis dan nonmedis.

36
d. Melakukan pengawasan pelayanan penunjang medis yang meliputi
pelayanan radiologi, laboratorium, fisioterapi, unit transfusi darah,
central sterile supply departemen rekam medis.
e. Melakukan pengawasan pelayanan penunjang nonmedis yang
meliputi syatem informasi manajemen rumah sakit, pengolahan
limbah, sanitasi, kesehatan dan keselamatan kerja, pemeliharaan
sarana prasarana dan alat kesehatan.
f. Mengkoordinasikan dan melakukan pemantauan, pengendalian dan
evaluasi kebijakan teknis fungsi penunjang perencanaan bidang
pelayanan penunjang

C. Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSU Massenrempulu


Instalasi Gizi RSUD Massenrempulu merupakan unit fungsional yang
menyelenggarakan pelayanan gizi rumah sakit. Adapun struktur organisasinya
adalah :

1. Instalasi Gizi dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Gizi.


2. Dalam menjalanakan tugasnya dibantu oleh :
a) Urusan Administrasi dan Keuangan
b) Sub Instalasi Penunjang (Pengadaan Gizi/Gudang)
c) Sub Instalasi Pengolahan Gizi, meliputi : Urusan Persiapan
Bahan Makanan, Urusan Pengolahan Bahan Makanan, dan
Urusan Pendistribusian Makanan.
d) Sub Instalasi Pelayanan Gizi Ruang Rawat Inap
e) Sub Instalasi Pelayanan Gizi Ruang Rawat Jalan
f) Sub Instalasi Penelitian dan Pengembangan Gizi Terapan

37
Struktur Organisasi Instalasi Gizi RSUD Massenrempulu Enrekang
disajikan dalam bentuk diagram gambar sebagai berikut:

DIREKTUR

Komite - Komite

Kepala Bidang Penunjang


Gambar 02.Struktur Organisasi Instalasi Gizi

Kepala Instalasi Gizi


Adapun uraian tugas pokok dan fungsi jabatan struktur RSUD
Massenrempulu akan diuraikan sebagai berikut:
Sub Administrasi
1. Kepala Instalasi Gizi
Melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengisian
jabatan, penggerakkan, koordinasi dan evaluasi.
Sub.
Uraian Sub. Instalasi
Tugas: Sub. Sub. Sub.
Instalas Rawat Jalan Instalasi Instalasi Pengola
i Rawata. Mengkoordinir dan memantau operasionalisasi
Litbang pelayanan gizi.
Penunjan han
Inap g
b. Menyusun perencanaan pelayanan gizi.
c. Membuat perencanaan anggaran belanja.
Juru
d. Menyusun
Masak/Pramusaji rencana evaluasi pelayanan gizi.
Pekarya

38
e. Menyusun rencana tahunan dan menganalisis data secara analitik.
f. Melaksanakan kegiatan manajemen gizi.
g. Menyusun Perencanaan kegiatan Pengembangan SDM
h. Menyusun Perencanaan Bulanan unit kerja
i. Melakukan hasil evaluasi hasil pelayanan gizi.
j. Menyusun Kebutuhan alat dalam penyelenggaraan makanan banyak.
k. Menganalisa perhitungan kecukupan gizi sebagai dasar menyusun
menu.
l. Laporan daftar menu.
m. Memantau penggunaan dana kegiatan pelayanan gizi, makanan,
dietetik di rumah sakit.
n. Pengelolaan harian pelayanan gizi di faskes lainnya
2. Sub. Instalasi Administrasi Gizi
Uraian Tugas:
a. Membuat daftar dinas pegawai Instalasi Gizi.
b. Membantu kelancaran tugas Kepala Instalasi Gizi dalam hal menata,
mengatur penyelenggaraan pelayanan gizi.
c. Membantu Kepala Instalasi Gizi menyelenggarakan kegiatan
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan gizi.
d. Menyusun laporan hasil kegiatan pelayanan gizi.
e. Menyusun standar dan menganalisa data standar khusus.
f. Melakukan pengawasan hasil pengukuran BB, TB, dan umur pasien.
g. Melakukan pengawasan hasil pengukuran IMT.
h. Melakukan asuhan gizi pada pelayanan gizi rawat inap.
i. Melakukan pemeriksaan pada makanan biasa,makanan khusus, diet
standar khusus dan makanan cair.
j. Menyusun laporan rujukan dalam bidang pelayanan gizi, makanan
dan dietetik
k. Mengevalusi pada akhir tahun satuan biaya diet terhadap standar.
3. Sub Instalasi Rawat Inap
Uraian Tugas:

39
a. Menghitung jumlah pasien setiap ruangan
b. Mengumpulkan data pasien tentang umur, keadaan penyakit dan
antropometri
c. Melakukan Penilaian dan interfretasi data antropometri
d. Melakukan Asuhan gizi mulai dari Asesmen, diagnosis gizi,
intervensi, monitoring dan evaluasi.
e. Melakukan asuhan gizi pada kasus kritis/ Sakit berat/ Mal nutrisi
f. Melakukan Konsultasi gizi pada pasien dan keluarganya.
g. Membuat laporan Perkembangan data antropometri.
h. Laporan perkembangan data biokimia.
i. Laporan perkembangan data asupan gizi individu.
j. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam melaksanakan
pelayanan gizi.
4. Sub Instalasi Rawat Jalan
Uraian tugas:
a. Menyiapkan alat antropometri dan input data pasien.
b. Melakukan pengkajian data dan assessment pada pasien.
c. Menetapkan diagnosa gizi dan melakukan intervensi gizi.
d. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pasien.
e. Melakukan koordinasi dan kerja sama dengan unit terkait.
5. Sub Instalasi Litbang
Uraian Tugas:
a. Meningkatkan kegiatan mutu pelayanan gizi di rumah sakit.
b. Melakukan pengkajian, perencanaan, penelitian dan pengembangan
gizi terapan.
c. Melakukan pengembangan aspek sumber daya manusia, standar
terapi diet, standar saran/prasarana dan penggunaan perangkat lunak
serta berbagai teknik pengolahan makanan, seni kuliner, teknologi
tepat guna dan lainnya.
d. Melakukan kegiatan penerapan dan penelitian gizi.
e. Melakukan kegiatan pengembangan gizi terapan.

40
6. Sub Instalasi Penunjang / Logistik
Uraian tugas:
a. Menghitung jumlah bahan makanan setiap hari.
b. Membuat surat permintaan bahan makanan setiap hari.
c. Menerima/memeriksa bahan makanan yang dipesan.
d. Melaksanakan penyimpanan dan pencatatan bahan makanan yang
masuk dan keluar dari gudang setiap hari.
e. Melaksanakan pencatatan dan inventarisasi peralatan bahan
makanan.
f. Mendistribusikan peralatan dan bahan makanan sesuai kebutuhan
setiap hari.
g. Melaksanakan koordinasi dengan unit terkait dalam melaksanakan
pelayanaan gizi.
h. Mengeluarkan dan menimbang bahan makanan setiap hari
berdasarkan surat permintaan makanan yang keluar.
i. Bertanggung jawab atas kebersihan gudang bahan makanan basah,
gudang kering dan gudang peralatan.
j. Membuat laporan pengeluaran dan penerimaan bahan makanan.
7. Sub Pengolahan /Food Service
Uraian Tugas:
a. Menghitung jumlah pasien setiap hari di ruang rawat inap.
b. Menghitung permintaan makanan pasien rawat inap setiap hari.
c. Membuat permintaan makanan pasien berdiet khusus.
d. Mengawasi dan membantu mendistribusikan makanan pasien.
e. Mengidentifikasi bentuk pelayanan gizi, makanan, dan dietetik
sesuai kelompok sasaran.
f. Menyediakan makanan berdiet pada pasien khusus.
g. Melaksanaan koordinasi dengan unit terkait dalam melaksanakan
pelayanan gizi.
h. Menginput nama-nama pasien yang mendapat pelayanan makan
setiap hari.

41
i. Membuat laporan harian.
8. Pramusaji
Uraian Tugas:
a. Menyiapkan peralatan makan dan minum untuk pasien sesai
dengan ruang, kelas dan diet.
b. Menyiapkan makanan dan minuman bagi pasien.
c. Memorsi makanan yang telah dimasak dan disiapkan oleh koki
sesuai dengan diet.
d. Berasama sama dengan petugas gizi memerikasa dan mengontrol
kembali kelengkapan menu pada alat makan pasien.
e. Memasukkan semua makanan yang telah diporsi dikereta makanan
pasien.
f. Setelah dicek oleh petugas gizi yang bertugas, kereta dibawa ke
ruang rawat inap.
g. Membagi(Mendistribusikan) makanan pasien sesuai dengan
ruangan, kamar, no bed, nama pasien dan diet pasien.
h. Mengambil peralatan yang kotor dari ruang pasien untuk di bawa
ke Instalasi Gizi.
i. Mencuci alat makan dan mengeringkannya.
j. Menyimpan dan merapikan kembali peralatan yang sudah di
gunakan
9. Juru Masak
Uraian tugas:
a. Menyiapkan peralatan yang akan di gunakan.
b. Menerima bahan-bahan makanan yang akan diolah setiap hari
sesuai dengan siklus menu.
c. Membersihkan bahan makanan setiap hari.
d. Mencuci dengan air mengalir.
e. Memotong/menyiangi bahan makanan sesuai dengan standar porsi
yang telah ditetapkan.
f. Menyalakan gas.

42
g. Menyiapkan peralatan yang akan dipakai untuk proses pengolahan.
h. Menyiapkan semua bumbu dan bahan makanan yang akan diolah.
i. Menghitung jumlah porsi makan yang akan diolah sesuai
permintaan.
j. Mengolah semua bahan makanan yang telah disiapkan sesuai
dengan menu
k. Membantu pemorsian makanan yang siap disajikan.
l. Mencuci semua peralatan yang telah dipakai dalam proses
pengolahan lalu dikeringkan dan disimpan pada tempatnya.
m. Membantu petugas cleaning untuk membersihkan ruangan
pengolahan.
n. Serah terima dengan peugas berikutnya.
10. Pekarya
Uraian tugas:
a. Menyiapkan peralatan yang akan di gunakan.
b. Membersihkan seluruh bagian di instalasi gizi setiap hari.
c. Mengelap kaca jendela dan sarang serangga.
d. Membersihkan kompor setiap sudah digunakan.
e. Membersihkan kulkas apabila sdh kotor dan freeser apabila sudah
nampak bunga es.
f. Membuang sampah setiap selesai kegiatan.
g. Siap sedia mengepel lantai apabila basah.
h. Mengeluarkan air panas untuk pasien dan keluarganya.

BAB IV
HASIL KEGIATAN

A. Jenis Kegiatan Yang Dilakukan


Jenis kegiatan yang dilakukan di rumah sakit Massenrempulu, kegiatannya
meliputi:

43
1. Membantu mengerjakan Pedoman menu dan besar porsi (pola menu di
instalasi gizi RS Massenrempulu, yang sesuai dengan standard dan
kebutuhan pasien sedangkan untuk standar besar porsi yang digunakan
sesuai dengan standar makanan yang berlaku di RS pada umumnya).
2. Melakukan survey pasar.
3. Penyusunan pemesanan bahan makanan kering dan bahan makanan basah
berdasarkan menu, dan jumlah pasien
4. Melalukan penerimaan bahan makanan merupakan suatu kegiatan yang
meliputi pemeriksaan, penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang
macam, kualitas dan kuantitas bahan makanan yang diterimah sesuai
dengan pesanan, dan apabila ada barang yang tidak sesuai dengan pesanan
dikembalikan dan meminta barang kembali yang sesuai.
5. Penyusunan penyimpanan bahan makanan yaitu suatu tata cara menata,
menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering dan basah.
6. Melakukan pengawasan dalam penanganan bahan makanan meliputi
:mengupas, membersihkan, memotong dan sebagainya. Untuk persiapan
ini disesuaikan dengan menu dan jumlah pasien.
7. Melakukan pengawasan pengolahan bahan makanan mentah menjadi
makanan yang siap dimakan, berkualitas dan aman dikonsumsi sesuai
dengan menu, standar bumbu, standar resep dan jumlah pasien di Instalasi
Gizi RS Massenrempulu.
8. Melakukan pengawasan kepada pramusaji saat penyajian makanan pasien
sesuai dengan kelas dan diiet. yang telah ditentukan oleh nutritionis.
9. Melakukan survey evaluasi daya terimah pasien di ruangan rawat inap.
10. Menganalisis hasil survey evaluasi daya terimah pasien kedalam spss.
11. Melakukan edukasi/penyuluhan gizi mengenai ASI Eksklusif kepada
pasien di perawatan nifas

44
B. Pembahasan

Tabel 01. Nama Responde


Cumulative
Nama Responden Frequency Percent
Percent
An Muh Rayhan 1 3.8 3.8
Ny Dwi Puspita 1 3.8 7.7
Ny Fitri 1 3.8 11.5
Ny Jamila 1 3.8 15.4
Ny Kamasi 1 3.8 19.2
Ny Mahira 1 3.8 23.1
Ny Naha 1 3.8 26.9
Ny Nami 1 3.8 30.8
Ny Nasra 1 3.8 34.6
Ny Nursi 1 3.8 38.5
Ny Rahmawati 1 3.8 42.3
Ny Salmiati 1 3.8 46.2
Ny Sunar 1 3.8 50.0
Ny Syamsuria 1 3.8 53.8
Ny Tina 1 3.8 57.7
Tn Abd Rafid 1 3.8 61.5
Tn Ansaruddin 1 3.8 65.4
Tn Asri 1 3.8 69.2
Tn Baharuddin 1 3.8 73.1

45
Tn Hasdin 1 3.8 76.9
Tn Hasyim 1 3.8 80.8
Tn Latuing 1 3.8 84.6
Tn Syahril 1 3.8 88.5
Tn Zaim 1 3.8 92.3
Tn Zulfitra 1 3.8 96.2
Tn Zulfitrah 1 3.8 100.0
Total 26 100.0
Responden yang dianalisis pada tanggal 27 Februari 2021 saat makan
siang adalah 26 responden yang terdiri dari perawatan interna selatan, perawatan
icu, perawatan bedah, perawatan anak dan nifas, berhubung karena masa
pandemic maka perawatan interna utara saya tidak analisis.
Tabel 02. Varian Menu Makan Siang
Varian Menu Frequency Percent
Membosankan 3 11.5
Cukup 1 3.8
Menarik 22 84.6
Total 26 100.0
Dari 26 responden terdapat 3 responden (11,5%) yang mengatakan variasi
menu pada siang hari membosankan, yang menyatakan cukup terdapat 1
responden (3,3%) sedangkan yang menyatakan menarik terdapat 22 responden
(84,6%).

Tabel 03. Rasa lauk Hewani Makan Siang

Rasa Lauk hewani Frequency Percent

Hambar 12 46.2

Enak 13 50.0

Asin 1 3.8

Total 26 100.0
Dari 26 responden terdapat 12 responden (46,2%) yang mengatakan rasa
lauk hewani menu pada siang hari hambar, yang mengatakan enak terdapat 13

46
responden (50,0%) sedangkan yang menyatakan asin terdapat 1 responden
(3,8%).

Tabel 04. Rasa sayur Pada Siang Hari


Rasa Sayur Frequency Percent
Hambar 10 38.5
Enak 16 61.5
Total 26 100.0
Dari 26 responden terdapat 10 responden (38,5%) yang mengatakan rasa
sayur menu pada siang hari hambar, sedangkan yang mengatakan enak terdapat
16 responden (61,5%).

Tabel 05. Tekstur Nasi Makan Siang

Tekstur Nasi Frequency Percent


Pulen 1 3.8
Lembek 3 11.5
Total 4 15.4
System 22 84.6
Total 26 100.0
Dari 26 responden terdapat 1 responden (3,8%) yang mengatakan tekstur
nasi pada makanan siang hari pulen, yang mengatakan lembek terdapat 3
responden (11,5%).

Tabel 06. Tekstur Bubur Makan Siang


Tekstur Bubur
Frequency Percent
Padat 19 73.1
Cair 3 11.5
Total 22 84.6
System 4 15.4
Total 26 100.0

47
Dari 26 responden terdapat 19 responden (73,1%) yang mengatakan
tekstur bubur pada makan siang hari padat, sedangkan yang mengatakan cair
terdapat 3 responden (11,5%).

Tabel 07. Tekstur Lauk Hewani Makan Siang


Tekstur Lauk
Frequency Percent
Hewani
Cukup empuk 1 3.8
Empuk 25 96.2
Total 26 100.0
Dari 26 responden terdapat 1 responden (3,8%) yang mengatakan tekstur
lauk hewani menu makanan pada siang hari cukup empuk, sedangkan yang
mengatakan empuk terdapat 25 responden (96,2%).

Tabel 08. Tekstur Lauk Nabati Makan Siang


Frequenc
Tekstur Lauk Nabati Percent
y
Cukup empuk 1 3.8
Empuk 25 96.2
Total 26 100.0
Dari 26 responden terdapat 1 responden (3,8%) yang mengatakan tekstur
lauk nabati menu makanan pada siang hari cukup empuk, sedangkan yang
mengatakan empuk terdapat 25 responden (96,2%).

Tabel 09. Tekstur Sayuran Makan Siang

Tekstur Sayuran Frequency Percent


Cukup empuk 1 3.8
Empuk 25 96.2
Total 26 100.0

48
Dari 26 responden terdapat 1 responden (3,8%) yang mengatakan tekstur sayur
menu makanan pada siang hari cukup empuk, sedangkan yang mengatakan empuk
terdapat 25 responden (96,2%).

Tabel 10. Suhu Makanan Pada Siang Hari

Suhu Makanan Frequency Percent


Hangat 26 100.0
Dari hasil kuesioner terdapat 26 responden (100,0%) mereka mengatakan
jika suhu makanan yang diterima pada siang hari dalam keadaan hangat.

Tabel 11. Kombinasi Hidangan Makan Siang

Kombinasi Hidangan Frequency Percent


Cukup menarik 1 3.8
Menarik 25 96.2
Total 26 100.0
Dari 26 responden terdapat 1 responden (3,8%) yang mengatakan
kombinasi hidangan makanan pada siang hari cukup menarik, sedangkan yang
mengatakan menarik terdapat 25 responden (96,2%).

Tabel 12. Sikap Petugas Makanan Siang

Sikap Petugas Frequency Percent


Ramah dan perhatian 26 100.0
Dari 26 responden (100,%) mereka mengatakan jika sikap petugas pada
siang hari distribusi makanan ramah dan perhatian.

Tabel 13. Cara Penyajian Makanan Siang

Cara Penyajian Frequency Percent


Rapih dan bersih 26 100.0
Dari 26 responden (100,%) mereka mengatakan jika cara penyajian
makanan pada siang hari ramah dan perhatian.

49
Tabel 14. Waktu Penyajian Makanan Siang

Waktu Penyajian Frequency Percent


Terlalu cepat 1 3.8
Tepat waktu 25 96.2
Total 26 100.0
Dari 26 responden terdapat 1 responden (3,8%) yang mengatakan waktu
penyajian makanan pada siang hari terlalu cepat, sedangkan yang mengatakan
tepat waktu terdapat 25 responden (96,2%).

Tabel 15. Kebersihan Peralatan Makanan Siang


Kebersihan
Frequency Percent
Peralatan
bersih 26 100.0
Dari 26 responden (100,%) mereka mengatakan jika kebersihan peralan
makanan pada siang hari bersih.

Tabel 16. Kelengkapan Alat Makan Siang


Kelengkapan
Frequency Percent
alat makan
Lengkap 26 100.0
Dari 26 responden (100,%) mereka mengatakan jika kelengkapan alat
makanan pada siang hari lengkap.

Tabel 17. Sisa Makanan Pada Siang Hari

Sisa Makanan Frequency Percent


> 1/2 porsi 6 23.1
1/4 porsi 6 23.1
< 1/4 porsi 2 7.7
Habis 12 46.2
Total 26 100.0

50
Dari 26 responden terdapat 6 responden (23,1%) yang sisa makanannya >
½ porsi, 6 responden (23,1%) yang sisa makanannya ¼ porsi, 2 responden (7,7%)
yang sisa makanannya < ¼ porsi dan terdapat 12 responden (46,2%) yang tidak
memiliki sisa makanan (habis).

Tabel 18. Bagai mana menurut anda mengenai waktu penyajian


makanan

Waktu penyejian Frequency Percent


Tepat waktu 26 100.0
Dari 26 responden (100,%) mereka mengatakan jika waktu penyajian
makanan mereka tepat waktu.

Tabel 19. Berapa banyak makanan yang bisa dihabiskan


Banyaknya
Frequency Percent
Makanan sisa
1/4 bagian 8 30.8
1/2 bagian 3 11.5
3/4 bagian 2 7.7
Habis semua 13 50.0
Total 26 100.0
Dari 26 responden terdapat 8 responden (30,8%) yang bisa dihabiskan ¼
bagian, 3 responden (11,5%) makanan yang bisa dihabiskan ½ bagian, 2
responden (7,7%) makanan yang bisa dihabiskan ¾ bagian dan terdapat 13
responden (50.0%) yang makanan habis semua.
Kesimpulan:
1. Berdasarkan hasil evaluasi survei makanan yang telah di laksanakan pada
tanggal 28 Februari 2021 di Rumah Sakit Massenrempulu pada pasien
rawat inap. Ketetapan cita rasa makanan (aroma, penampilan, rasa dan
tekstur) berdasarkan hasil angket yang diberikan kepada 26 pasien, 10
pasien (38,5%) yang mengatakan rasa sayur menu pada siang hari
hambar.
2. Berdasarkan hasil wawancara terhadap 26 pasien (100,%) mereka
mengatakan jika sikap petugas pada siang hari distribusi makanan

51
ramahdan perhatian, kebersihan peralan makanan pada siang hari bersih
serta waktu penyajian makanan mereka tepat pada waktunya.

52
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Perilaku tenaga penjamah dalam proses persiapan maupun pemasakan
terkait mempertahankan kualitas gizi, mutu, dan prinsip-prinsip hygiene
sanitasi makanan sudah baik.
2. Ketersediaan Alat Pelindung Diri di instalasi gizi juga belum lengkap.
3. Kegiatan perencanaan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Massenrempulu
meliputi perencanaan menu, perencanaan kebutuhan bahan makanan dan
perencanaan anggaran secara keseluruhan sedah sesuai langkah-langkah
dalam pedoman PGRS (Pelayanan Gizi Rumah Sakit) sepertipenggunaan
siklus menu yang dilakukan setahun sesuai dengan PGRS.
4. Kegiatan penerimaan bahan makanan di Instalasi Gizi RS Massenrempulu
sudah dilakukan sesuai dengan pedoman PGRS dan petugas penerimaan
bahan makanan sudah melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik.
5. Kegiatan penyimpanan bahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit
Massenrempulu dilakukan sesuai dengan pedoman PGRS, dimana
pengaturan suhu untuk penyimpanan bahan makanan basah berdasarkan
jenisnya sudah dilakukan oleh pihak instalasi gizi. Gudang penyimpanan
juga memenuhi syarat keamanan, mutu dan gizi pangan.
6. Kegiatan pengolahan bahan makanan yang meliputi tahap persiapan dan
pemasakan di Instalasi Gizi RSU Massenrempulu dilakukan mengacu pada
master menu, rekap permintaan makan pasien ruangan dan standar porsi.

B. Saran
1. Pihak RSU Massenrenmpulu sebaiknya melakukan penerimaan karyawan
baru untuk menambah jumlah tenaga gizi di Instalasi gizi dan melakukan
pelatihan dan pemeriksaan kesehatan terhadap petugas non gizi.

53
2. Seluruh petugas di Instalasi Gizi RS Massenrempulu diharapkan
melaksanakan seluruh kegiatan penyelenggaraan makanan sesuai langkah-
langkah dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dalam pedoman
GPRS.
3. Pihak RSU Massenrempulu diharapkan menjamin ketersediaan Alat
Pelindung Diri (APD) dan pemakaiannya di Instalasi gizi.
4. Tenaga penjamah Instalasi Gizi RS Massenrempulu diharapkan dapat
menerapkan perilaku yang benar dalam menjamah makanan untuk
menjamin hygiene dan sanitasi makanan hasil olahan.

54
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier,2006.Penuntun Diet.PT Gramedia Pustaka Utama : Jakarta.

Hartono Andry, 2008. Asuhan Nutrisi Rumah Sakit. Penerbit Buku Kedokteran
EGC : Jakarta.

Kemenkes RI (2013). Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta: Direktur


Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 Tentang


Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan. 5 oktober 2004.Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107. Jakarta.

Soediono,2009. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta:


PT. Bharata Niaga Media

Suradi, Rululina dkk, 2008.Manfaat ASI dan menyusui.Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia. Jakarta

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah


Sakit.28 Oktober 2009.Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 153. Jakarta.

Widyastuti dan Pramono. 2014.Manajemen Jasa Boga. Yogyakarta: Graha


Ilmu.

55
LAMPIRAN
BIODATA MAHASISWA PESERTA MAGANG

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UM PAREPARE

1. Nama : Elli Satriani Dewi


2. NIM : 217240048
3. Konsentrasi : Gizi
4. Tempat, Tanggal Lahir : Enrekang, 18 Februari 1986
5. Daerah Asal : Enrekang
Alamat Daerah Asal : Jln Sultan Hasanuddin
6. Alamat Sekarang : Jln Sultan Hasanuddin
7. No. Hp : 082346160323
8. Nama Orang Tua
a. Ayah : Subari
b. Ibu : Hamisa
9. Pekerjaan Orang Tua
a. Ayah : Petani
b. Ibu : Ibu Rumah Tangga
10. Alamat Orang Tua :Jln Sultan Hasanuddin
11. Pilihan Daerah / Lokasi Magang : Enrekang
Parepare, Maret 2021

Mengetahui,

Orang Tua / Wali, Mahasiswa

( SUBARI) (ELLI SATRIANI DEWI)

56
DAFTAR HADIR MAHASISWA MAGANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UMPAR
TAHUN 2021

FEBRUARI
NO NIM NAMA 4 5 7 6 8 9 10 11 12 KET
P S P S P S LIBUR P S P S P S P S LIBUR
1
217240048 ELLI SATRIANI DEWI V V V V V V V

FEBRUARI
13 14 15 16 17 18 19 20 21 KE
NO NIM NAMA
T
P S LIBUR P S P S P S P S P S LIBUR
1
217240048 ELLI SATRIANI DEWI V V V V V V V

57
FEBRUARI - MARET
22 23 24 25 26 27 28 01 02 03 04 KE
NIM NAMA
T
P S P S P S P S P S P S LIBUR P S P S P S P S
217240048 ELLI SATRIANI DEWI V V V V V V V V V V
Ket: P = Pagi
S = Sore
Pembimbing Akademik, Pembimbing Institusi

Ayu Dwi Putri Rusman, SKM.,MPH Warnida, S.ST


NBM: 0920018802 NIP: 19740703 2007 01 2 018

58
CATATAN HARIAN MAGANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UMPAR
Nama Mahasiswa : Elli Satriani Dewi
NIM : 21720048
Konsetrasi : Gizi
Instansi : Instalasi Gizi Rumah Sakit Massenrempulu
Pembimbing Akedemik : Ayu Dwi Putri Rusman, SKM.,MPH
Pembimbing Institusi : Warnida, S.ST

No Tanggal Uraian Tugas Paraf


4 Februari Pengurusan surat izin penerimaan magang di
1
2021 Rumah Sakit massenrempulu
Oreantasi pengenalan ruangan instalasi dan
5 Fenruari
2 kegiatan karyawan di instalasi gizi Rumah
2021
Sakit Massenrempulu
6 Februari Pemekingan susu dan telur untuk petugas
3
2021 dines pagi di RS Massenrempulu
 Membersihkan ruangan administrasi
instalasi gizi
 Pemekingan susu dan telur untuk petugas
8 Fenbuari dines pagi di RS Massenrempulu
4
2021  Membantu bagian gudang untuk
mengeluarkan bahan makanan yang akan
dikelolah sesuai dengan menu dan standar
porsi yang telah di tentukan
9 Februari Mengikuti skrining dan vaksinitasi Covid di
5
2021 RS Massenrempulu
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
 Pemekingan susu dan telur untuk petugas
10 Februari
6 dines pagi di RS Massenrempulu
2021
 Membantu melakukan pemesanan bahan
makanan kering dan basah berdasarkan
menu dan jumlah pasien
7 11 Februari  Membersihkan ruangan administrasi di
2021 instalasi gizi
 Membantu melakukan penerimaan bahan
makanan
 Membantu melakukan penyimpanan bahan

59
makanan kering dan basah pada
tempatnya.
 Membantu mengisi snack dan telur
petugas pagi
13 Februari  Membantu mengeluarkan bahan makanan
8
2021 yang akan dikelolah sesuai dengan standar
menu dan jumlah pasien, dokter dan
petugas
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
 Membantu mencatat barang masuk
15 Februari  Membantu melakukan penyimpanan bahan
9
2021 makanan pada tempatnya
 Membantu mengeluarkan bahan makanan
yang akan dikelolah sesuai dengan standar
menu dan jumlah pasien
 Membenrsihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
16 Februari  Membantu pengisian snack petugas dan
10
2021 doketer dines pagi di RS Massenrempulu
 Membantu menyusun menu untuk pasien
RL (Rendah Lemak)
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
 Membantu pengisian snack petugas dan
17 Februari
11 dokter dines pagi di RS Massenrempulu
2021
 Membantu melakukan pemesanan bahan
makanan sesuai dengan standar menu,
jumlah petugas dan pasien
 Membenrsihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
18 Februari  Mencatat, memeriksa dan menimbang
12
2021 barang masuk
 Menyimpan dan menyusun barang kering
dan basah pada tempatnya
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
19 Februari  Membantu mengeluarkan bahan makanan
13
2021 yang akan dikelolah sesuai dengan standar
menu dan jumlah paseien, petugas dan
dokter
14 20 Februari  Membantu mengeluarkan bahan makanan
2021 yang akan dikelolah sesuai dengan standar
menu dan jumlah pasien untuk makanan
siang

60
 Membantu menyiapkan bahan makanan
untuk makan malam pesien dan petugas
berdasarkan menu dan standar porsi
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
 Mencatat dan menimbang barang masuk
22 Februari  Mengeluarkan bahan makanan yang akan
15
2021 di kelolah
 Menyediakan snack telur petugas malam
dan pagi
 Membantu membuat pedoman menu
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
23 Februari  Menyiapkan snack telur dan susu untuk
16
2021 petugas dines pagi di RS
 Membantu melanjutkan membuat
pedoman menu pasien tahun 2021
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
 Membantu mengeluarkan bahan makan
24 Februari yang akan dikelolah
17
2021  Membantu melakukan pengawasan dalam
penanganan bahan makanan yang meliputi
mengupa, membersihkan dan memotong
baik itu sayur maupun lauk
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
 Menimbang, mencatat barang masuk
25 Februari  Menyimpan bahan makanan kering dan
18
2021 basah pada tempatnya
 Membantu melakukan pengawasan
pengelolahan bahan makanan mentah
menjadi makanan yang siap dimakan
19 26 Februari  Membersihkan ruangan administrasi di
2021 instalasi gizi
 Membantu mengeluarkan bahan makanan
yang akan dikelolah
 Menyiapkan snack petugas
 Membantu membuat jus dari buah naga
untuk semua pasien rawat inap di RS
Massenrempulu
 Membantu melalukan pengawasan kepada
pramusaji saat penyajian makanan pesien
sesuai dengan kelas dan diet yang telah

61
ditentukan oleh nutritionis
 Membantu menyiapkan snack petugas
27 Februari dines pagi di RS Massenrempulu
20
2021  Melakukan survey daya terimah pasien di
ruangan rawat inap di RS Massenrempulu
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
 Membantu menyiapkan snack petugas
 Menimbang dan mencatat barang masuk
01 Maret
21
2021  Menyimpan bahan makanan kering dan
basah pada tempatnya
 Menganalisis hasil survey evaluasi daya
terimah pasien bulan Januari kedalam
SPSS
 Membersihkan ruangan administrasi di
instalasi gizi
 Membantu menyiapkan snack petugas
 Menimbang barang masuk
22 02 Maret 2021  Melakukan penyuluhan mengenai ASI
Eksklusif di perawatan nifas di Rumah
Sakit Massenrempulu
 Membantu membuat standar resep menu
RSU Massenrempulu
 Membersikan ruangan administrasi
 Menimbang barang masuk
23 03 Maret 2021
 Mengsortir telur masuk
 Membantu membuat standar resep menu

Pembimbing Akademik, Pembimbing


Institusi

Ayu Dwi Putri Rusman, SKM,M.PH Warnida, S.ST

62
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

”ASI EKSKLUSIF”

Pokok Bahasan : Edukasi Gizi Mengenai ASI Eksklusif

Tempat : Ruang Perawatan Nifas

Sasaran : Klien dan keluarga

Tanggal : 02 Maret 2021

Waktu : 15 Menit

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan
msyarakat dapat mengerti dan memahami arti dari ASI Eksklusif serta
manfaat bagi ibu dan anak.
B. Tujuan Instruksional khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 15 menit, diharapkan
masyarakat dapat:
1. Memahami dan mengerti arti dari manfaat ASI Eksklusif
2. Menjelaskan manfaat ASI Eksklusif bagi ibu dan bayi
3. Menjelaskan kandungann ASI
4. Menjelaskan keunggulan ASI Eksklusif dibandingkan susu formula
C. Materi (Terlampir)
1. Pengertian ASI Eksklusi
2. Manfaat ASI Eksklusif bagi anak
3. Kandungan ASI
4. Keunggulan ASI Eksklusif dibandingkan susu formula
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

63
MATERI PENYULUHAN
“ASI EKSKLUSI”
A. Pengertian ASI Eksklusif
Asi Eksklusif adalah pemberian ASI saja kepada bayi usia 0-6 bulan tanpa
memberikan makanan tambahan atau minuman lain.
B. Manfaat ASI Eksklusif bagi anak
1. ASI Eksklusif mengandung kombinasi dan jumlah gizi yang
dibutuhkan bayi secara lengkap dan sempurna
2. ASI mengandung antibody dalam jumlah besar yang berasal dari tubuh
ibu, sehingga bayi memeliki kekebalan dan terhindar dari penyakit
diawal kehidupan.
3. Bayi menjadi cerdas karena ASI mengandung nutrisi yang mendukung
pertumbuhan nutrisi yang mendukung pertumbuhan pesat otak bayi
yang sedang terjadi diperiode emas
C. Kandungan ASI
ASI mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisik serta kecerdasan serta ASI mengandung
zat kekebalan yang dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit. ASI
memeliki kandungan yang dibutuhkan oleh bayi seperti: Protein, karbohidrat,
lemak, mineral, air, vitamin, kalori.
D. Keunggulan ASI Eksklusif dibandingkan susu formula
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi karena memiliki keunggulan:
1. Memenuhi syarat yaitu mengandung semua zat gizi untuk membangun
dan menyediakan energy dalam susunan yang dibutuhkan.
2. Tidak memberatkan fungsi saluran cerna dan ginjal
3. Memiliki zat anti infeksi dan antibody
4. Tidak akan perna basi
5. Mempunyai suhu yang tepat diberikan kapan saja dan dimana saja
6. Selalu aman dan bersih. (Suardi, Rululina dkk, 2008)

64
DOKUMENTASI

Gambar 1: Arus kerja instalasi gizi

Gambar 2: Ruang persiapan sayur

65
Gambar 3: Ruang persiapan lauk hewani

Gambar 4: Ruang penyimpanan barang kering dan basah

66
Gambar 5: Ruang pengolahan makanan

Gambar 6: Ruang penyajian makanan

67
Gambar 7: Ruang penyajian jus

Gambar 8: Ruang penerimaan barang masuk

68
Gambar 9: makanan pasien kelas III

Gambar 10: makanan pasien VIP/I

69
Gambar 11: Saat melakukan evaluasi survey makanan terhadap pasien rawat inap

Gambar 12: Saat melakukan edukasi ASI Eksklusif di perawatan nifas

70
LEMBAR KONSULTASI MAGANG

HARI/ PARAF PEMBIMNING


MATERI
TGL AKADEMIK INSTANSI
Konsultasi mengena instruktur
02
organisasi di instalasi gizi
maret
2021

71

Anda mungkin juga menyukai