Anda di halaman 1dari 6

Nama : Sri Susanti

NIM : 218240049
Kelas : VI .GIZI
Mata Kuliah : AIK.VI

TUGAS LATIHAN PERTEMUAN 13-14

Latihan ke-13

1. Apa perbedaan gangguan kejiwaan dan sakit jiwa ?


Jawab :
Gangguan kejiwaan adalah merupakan sejumlah kelainan yang terjadi
bukan karena kelainan jasmani, anggota tubuh atau kerusakan pada sistem otak
(kendatipun gejalanya bersifat badaniah). Diantara bentuk-bentuk gangguan jiwa
adalah: ketegangan jiwa, depressi, cemas, was-was, kompulsi yang tidak sengaja,
merasa tidak bersemangat, ketakutan yang berlebihan, pikiran gelap, dan gangguan
jiwa lainnya. Kesehatan mental bisa didefinisikan sebagai keadaan jiwa yang
menyebabkan merasa rela (ikhlas) dan tentram ketika ia melakukan akhlak yang
mulia. Menurut Islam, kesehatan mental identik dengan ibadah atau pengembangan
potensi diri yang dimiliki manusia dalam rangka pengabdian kepada Allah dan
agama-Nya untuk mendapatkan Al-nafs Al-muthmainnah (jiwa yang tenang dan
bahagia) dengan kesempurnaan iman dalam hidupnya.Pedoman yang menjadi jalan
utama menuju kesehatan mental adalah agama. Karena didalamnya terdapat
kebutuhan jiwa manusia, kekuatan untuk mengendalikan manusia dalam memenuhi
kebutuhaan, serta sampai kepada kekuatan untuk menafikan pemenuhan kebutuhan
manusia tanpa membawa dampak psikologis yang negatif. Orang yang menderita
gangguan kejiwaan mengetahui kesukarannya, tidak tampak perubahan besar
dalam kelakuan dan pribadinyadan hidup dalam kenyataan.

Sakit jiwa adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait
dengan stres atau kelainan jiwa yang tidak dianggap sebagai bagian dari
perkembangan normal manusia. Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi
afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi
tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia.
Penemuan dan pengetahuan tentang kondisi kesehatan jiwa telah berubah sepanjang
perubahan waktu dan perubahan budaya, dan saat ini masih terdapat perbedaan
tentang definisi, penilaan dan klasifikasi, meskipun kriteria pedoman standar telah
digunakan secara luas. Lebih dari sepertiga orang di sebagian besar negara-negara
melaporkan masalah pada satu waktu pada hidup mereka yang memenuhi kriteria
salah satu atau beberapa tipe umum dari kelainan jiwa.

2. Carilah ayat-ayat al-Qur’an atau hadist mengenai kesehatan ruhani


Jawab :
Ayat Al Qur’an tentang kesehatan ruhani
ْ ُ‫ۦويُزَ ِّكي ِهمۡ َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ۡٱل ِك ٰتَبَ َو ۡٱل ِح ۡك َمةَ َوإِن َكان‬
‫وا‬ َ ‫ذ بَ َع‬dِۡ ‫لَقَ ۡد َم َّن ٱهَّلل ُ َعلَى ۡٱل ُم ۡؤ ِمنِينَإ‬
ْ ُ‫ث فِي ِهمۡ َر ُسواٗل ِّم ۡنأَنفُ ِس ِهمۡ يَ ۡتل‬
َ ‫وا َعلَ ۡي ِهمۡ ء َءا ٰيَتِ ِه‬
ٰ َ ‫ِمن قَ ۡب ُل لَفِي‬
ٍ ِ‫ضلَ ٖل م ُّمب‬
‫ين‬
Artinya : “Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman
ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri,
yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan
mengajarkan kepada mereka al-kitab dan al-hikmah. Dan sesungguhnya sebelum
(keadaan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (Q.S.3-
Ali-Imran : 164)

ٖ َ‫ض َواَل فِ ٓيأَنفُ ِس ُكمۡ إِاَّل فِي ِك ٰت‬


‫ب‬ ‫أۡل‬
ِ ‫صيبَ ٖة فِي ٱ َ ۡر‬
ِ ‫اب ِمن ُّم‬
َ ‫ص‬َ َ‫َمٓا أ‬
Artinya : “Tidak sesuatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada
dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab”. (Q.S. 57-Al-Hadid : 22)

Hadist tentang kesehatan ruhani


 Rasulullah SAW bersabda: ‘’Tidak ada salahnya seseorang memiliki kekayaan
asalkan dia tetap bertakwa. Akan tetapi, bagi orang yang bertakwa, kesehatan
lebih baik daripada kekayaan. Selain itu, hati yang bahagia (thibinnafs) adalah
bagian dari (kenikmatan) surga).’’ Hadis riwayat Ibnu Maajah.
 Menurut Saad Riyadh dalam buku Jiwa dalam Bimbingan Rasulullah SAW,
Di dalam hadis-hadisnya, Rasulullah menjelaskan kesehatan dan kestabilan
jiwa (mental) seseorang memiliki beberapa indikasi antara lain adanya rasa
aman.
 Ini disebutkan dalam sabdanya: ‘’Siapa yang menyongsong pagi hari dengan
perasaan aman terhadap lingkungan sekitar, kondisi tubuh yang sehat, serta
adanya persediaan makanan untuk hari itu, maka seakan-akan dia telah
memperoleh seluruh kenikmatan dunia.’’ (HR Tirmidzi).
 Kestabilan jiwa juga ditandai dengan sikap tidak meminta-minta kepada orang
lain. Rasulullah SAW bersabda: ‘’Demi jiwaku yang berada dalam
genggaman-Nya. Tindakan kalian mengambil seutas tali lalu mencari kayu
bakar kemudian memikulnya di atas punggung adalah lebih baik (mulia serta
terhormat) ketimbang mendatangi seseorang lalu meminta-minta kepadanya
baik ia kemudian diberi sedekah atau tidak. (HR Bukhari).

 Latihan ke-14
1. Apa sajakah prinsip dan ajaran Islam dalam penerapan kesehatan
kebidanan?
Jawab :
Adapun prinsip dan ajaran Islam dalam penerapan pelayanan kebidanan
diantaranya adalah:
 Memberikan pelayanan asuhan kebidanan sesuai dengan standar profesi dan
etika kesehatan Islam.
 Tidak menceritakan apapun kepada selain keluarga pasien apa yang
terjadi saat menolong persalinan kecuali dimintai keterangan oleh pihak
yang berwajib. Karena membuka aib orang lain termasuk larangan bagi
setiap muslim.
 Memberikan informasi secara akurat tentang tindakan yang akan
dilakukan serta menjelaskan dengan jujur resiko yang mungkin timbul.
 Bersikap hati-hati dalam memberikan pelayanan dengan meminta
persetujuan tertulis atas tindakan yang dilakukan.
 Memberikan bimbingan dan motivasi kepada calon ibu untuk menjaga
kandungannya dan tidak melakukan aborsi, karena sangat dilarang oleh
agama.
 Memberikan motivasi kepada ibu setelah persalinan untuk segera
memberikan ASI sampai 2 tahun kepada bayinya. Hal ini sesuai dengan
anjuran dalam ajaran agama.
 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah
sesuai dengan keyakinannya.
 Memberi kesempatan kepada pasien untuk didampingi suami atau
keluarga khususnya bidan laki-laki, karena larangan berkhalwat bagi laki-laki
dan perempuan yang bukan muhrim.

2. Apa yang dimaksud dengan sifat tawadhu’? Jelaskan


Jawab :
Tawadhu merupakan sikap batin yang harus senantiasa diwujudkan secara
proporsional dan wajar. Memiliki perilaku tawadhu atau rendah hati merupakan salah
satu cerminan seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT.
Tawadhujuga berarti perilaku manusia yang memiliki watak rendah hati, tidak
sombong, atau merendahkan diri agar tidak terlihat sombong. Tawadhu bukan hanya
sekadar tata kerama belaka, namun perilaku ini memiliki makna yang jauh lebih
dahulu dari sopan santun, yaitu sikap batin yang menjelma dalam praktik lahiriyah
secara wajar dan bijaksana.
3. Apa sajakah prinsip dan ajaran Islam dalam penerapan kesehatan analis?
Jawab :
Adapun prinsip Islam dalam penerapan kesehatan analis diantaranya:
 Mempunyai keyakinan bahwa sakit merupakan qadla dan qadar Allah yang
diturunkan kepada makhlukNya dan Allahlah yang menyembuhkan kembali.
 Dalam memeriksa kesehatan harus diteliti dengan cermat sebelum
mengambil kesimpulan dan memberikan obat.
 Seorang analis harus mengikuti perkembangan IPTEK dan menambah ilmu
pengetahuannya melalui pendidikan formal maupun non formal sesuai dengan
anjuran agama untuk menuntut ilmu.
 Ketika memeriksakan kesehatan, pasien sebaiknya didampingi keluarga. Hal
ini sesuai dengan larangan berkhalwat bagi laki-laki dan perempuan yang
bukan muhrim.
 Memberikan kesempatan kepada pasien untuk menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinannya
 Mempunyai sifat tawadhu’ sebagai cermin dari kesadaran dirinya sebagai makhluk.
Akal fikiran manusia hanyalahdzon (dugaan dan hipotesis). Hanya Allah lah
sumber kebenaran, sedang dari manusia datang kesalahan.

Anda mungkin juga menyukai