Anda di halaman 1dari 10

KEBUTUHAN GIZI PADA PEKERJA

DIUSUSUN OLEH :

KELOMPOK II / VI GIZI

1. AMALIA (218240)
2. IDHA AULIA PEBRIANTI BS (218240072)
3. SRI SUSANTI (217240049)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PARE-PARE
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi
dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah yang berjudul ” KEBUTUHAN GIZI
PADA PEKERJA” ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Produktivitas merupakan hal yang menentukan tingkat daya saing, baik pada
tingkat individu, perusahaan, industri, maupun pada tingkat negara (Sumbodo, 2007).
Produktivitas kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain dari asupan zat
gizinya. Asupan zat gizi yang cukup akan menghasilkan daya tahan, kesehatan dan
status gizi baik pada tenaga kerja (FAO/WHO/UNU, 2001). Status gizi yang baik
pada tenaga kerja akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjanya (Widiastuti,
2011). Faktor lain yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja yaitu kapasitas kerja
meliputi umur, jenis kelamin, kesegaran jasmani, status gizi, antropometri, beban
kerja dan beban tambahan seperti beban kerja karena faktor fisik, kimia, biologis, dan
sosial (Tarwaka, 2004).

Zat gizi utama yang dibutuhkan tenaga kerja adalah karbohidrat yang fungsi
utamanya menyediakan energi bagi tubuh, selain karbohidrat sebagai sumber energi,
tenaga kerja tetap memerlukan protein dan lemak. Kurangnya karbohidrat dapat
menyebabkan tubuh kurang mendapat energi sehingga mempengaruhi produktivitas
kerjanya, bila karbohidrat yang tersedia tidak dapat mencukupi kebutuhan, maka
untuk menyediakan energi digunakan sejumlah karbon yang terkandung dalam
protein sehingga terjadi pembakaran (Kartasapoetra, 2010).

Tenaga kerja membutuhkan makanan sumber karbohidrat, protein, dan lemak


untuk menyuplai kebutuhan otot, karena saat bekerja pengeluaran energi meningkat
(Sastrowinoto, 1985). Tubuh yang kekurangan protein, lemak dan karbohidrat
menyebabkan pembakaran ketiga unsur tersebut kurang menghasilkan energi
sehingga menyebabkan tubuh menjadi lesu, kurang bergairah melakukan kegiatan dan
menyebabkan produktivitas kerja menjadi rendah (Kartasapoetra, 2010).

Kekurangan energi pada tenaga kerja menyebabkan kapasitas kerja berkurang


dan keadaan itu akan menyebabkan turunnya produktivitas kerja (Moehji, 2003).
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan gizi kerja?
2. Apa saja fungsi zat gizi?
3. Bagaimana cara perhitungan gizi kerja?
4. Apa saja faktor yang mempengaruhi gizi kerja?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan gizi kerja
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi zat gizi
3. Untuk mengetahui bagaimana cara perhitungan gizi kerja
4. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi gizi kerja

D. Manfaat
Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan mengenai kebutuhan gizi pada pekerja
BAB II
PEMBAHASAN

1. Definisi Gizi Kerja


Gizi berasal dari bahasa Arab ”gizzah” yang artinya zat makanan sehat atau
sari makanan yang bermanfaat untuk kesehatan (Anonim, 1995; Irianto, 2004).

Gizi kerja adalah gizi yang diterapkan pada tenaga kerja atau nutrisi yang
diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan
tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang
setinggi-tingginya. Istilah gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja
untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Sebagai suatu aspek dari
ilmu gizi pada umumnya, maka gizi kerja ditujukan kepada kesehatan dan daya kerja
tenaga kerja yang setinggi-tingginya. Kesehatan dan kerja mempunyai hubungan yang
erat dengan tingkat gizi seseorang (Suma’mur, 1996; Anies, 2005; Winarni, 2000).

Pemenuhan kebutuhan gizi tenaga kerja mempunyai 2 dimensi, yaitu dimensi


kesehatan dan dimensi produktivitas kerja (Yuliani Setyaningsih. 2008). Secara
Klasik, gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan energi,
membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan dalam
tubuh). Sekarang, selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi
seseorang karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, dan
produktivitas kerja.

Konsep antara gizi dengan produktivitas menurut Semilah Sastro Amijojo


(1979) adalah sebagai berikut:

a. Tingkat kesehatan menurun, konsumsi makanan berkurang sehingga keadaan


gizi tenaga kerja menurun.
b. Keadaan gizi kerja yang menurun tersebut mengakibatkan daya kerja fisik
terbatas, kesehatan jasmani menurun.
c. Kemampuan kerja yang terbatas, keadan jasmani yang buruk mengakibatkan
daya kerja menurun dan jam kerja berkurang.
d. Daya produksi jasmani menurun mengakibatkan pendapatan individu menurun
dan prestasi kerja menurun.

Ruang lingkup gizi kerja meliputi penentuan jenis bahan makanan,


perencanaan menu, penentuan porsi makanan, pemasakan, penyimpanan, kemasan,
pengangkutan, pemeliharan, penyajian & pengawasan makanan untuk tenaga kerja.
Jika kalori yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan (out put) tidak tercukupi
dari bahan-bahan makanan yang masuk (in take), maka kebutuhan kalori akan
dipenuhi dengan mengambil zat-zat makanan yang ada di dalam tubuh. Ini akan
berakibat menurunnya berat badan. Sebaliknya apabila terjadi kenaikan berat badan
menunjukan kelebihan zat makanan terutama zat makanan yang dapat memberikan
kalori sehingga kelebihan ini disimpan dalam lemak cadangan yang mengakibatkan
naiknya berat badan.

2. Fungsi Zat Gizi


Masing-masing zat gizi memiliki fungsi yang spesifik dan saling berhubungan.
Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam membangun tubuh dan
menjalankan proses metabolisme. Namun zat gizi tersebut memiliki berbagai fungsi
yang berbeda.
a) Sebagai sumber energi
Sebagai sumber energi zat gizi bermanfaat untuk menggerakkan tubuh
dan proses metabolisme di dalam tubuh. Zat gizi yang tergolong kepada zat
yang berfungsi memberikan energi adalah karbohidrat , lemak dan protein.
Bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber energi antara lain : nasi, jagung,
ubi merupakan sumber karbohidrat; margarine dan mentega merupakan
sumber lemak; ikan, daging, telur merupakan sumber protein. Ketiga zat gizi
ini memberikan sumbangan energi bagi tubuh. Namun penyumbang energi
terbesar dari ketiga unsur zat gizi tersebut adalah lemak (Liswarti Yusuf.
2008).
b) Zat gizi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh
Zat gizi ini memiliki fungsi sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan
tubuh manusia. Jika kekurangan mengkonsumsi zat gizi ini maka pertumbuhan
dan perkembangan manusia akan terhambat. Selain itu zat gizi ini juga
berfungsi untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan mempertahankan
fungsi organ tubuh. Zat gizi yang termasuk dalam kelompok ini adalah
protein, lemak, mineral dan vitamin. Namun zat gizi yang memiliki sumber
dominan dalam proses pertumbuhan adalah protein (Liswarti Yusuf. 2008).
c) Sebagai pengatur proses di dalam tubuh
Tubuh perlu keseimbangan, untuk itu proses metabolisme yang terjadi
di dalam tubuh perlu di atur dengan baik. Untuk itu diperlukan sejumlah zat
gizi untuk mengatur berlangsungnya metabolisme di dalam tubuh. Zat gizi
yang berfungsi untuk mengatur proses metabolisme di dalam tubuh adalah
mineral, vitamin, air dan protein. Namun yang memiliki fungsi utama sebagia
zat pengatur adalah mineral dan vitamin (Liswarti Yusuf. 2008).

3. Perhitungan Zat Gizi


Pekerja L umur 25, BB 62 ling kerja nyaman-BM = 15.3 x 62 + 679 = 1627.6
Kal-Aktifitas Ringan= 1.56 x 1627.6 Kal = 2539.1 Kal-Intake = 2539

.1 Kal + 10 % SDA + kond. Tertentu

2. per jam kerjadg INDEX KEG. KERJA TUBUH

3. Angka Kecukupan Gizi

4. Kebutuhan Gizi Tenaga Kerja


Kebutuhan kalori kerja seorang tenaga kerja ditentukan oleh kalori
metabolisme basal, kalori untuk kegiatan kehidupan sehari-hari di luar waktu kerja,
dan kalori kerja. Menurut Suma’mur P.K, kebutuhan kalori orang dewasa ditentukan
oleh :

1) Metabolisme Basal Sejumlah tenaga yang dibutuhkan oleh tubuh dalam


keadaan istirahat sambil tiduran dan tenang (fisik dan mental dimulai sejak 12-
15 jam setelah makan). Metabolisme ini digunakan untuk menggerakkan
jantung, paru-paru, gerak peristaltik, dan beberapa kelenjar dalam tubuh. Besar
metabolisme basal untuk laki-laki rata-rata 60 kcal/jam dan untuk perempuan
54 kcal/jam (Suma’mur,. 1996).
2) Pengaruh Makanan Pada menu makanan sehari-hari yang mengandung tiga
campuran zat penghasil energi (karbohidrat, lemak, protein), pengaruh
makanan atas kegiatan tubuh rata-rata 10% dari metabolisme basal
(Suma’mur. 1996).
3) Aktivitas fisik / Kerja Otot Setiap orang yang melakukan kegiatan otot
membutuhkan tenaga yang cukup. Jumlah tenaga yang diperlukan untuk
masing-masing jenis pekerjaan ini tidak sama, oleh karana itu kalori tambahan
yang diperlukan juga tergantung pada berat ringannya pekerjaan yang
dilakukan (Suma’mur,. 1996)
4) Kondisi Tertentu Kondisi hamil dan menyusui bagi wanita, membutuhkan
tambahan kalori sebanyak 10% dari kebutuhan kalori per hari (Suma’mur.
1996)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Seperti yang kita ketahui sumber utama energi berasal dari zat gizi. Energi yang
diperlukan tubuh untuk mengerjakan pekerjaan merupakan tambahan terhadap energi
metabolisme basal. Bila tubuh seseorang kekurangan energi maka kemampuan
fisiknya untuk melakukan aktivitas kerja akan berkurang sehingga produktivitas kerja
akan menurun.

Pekerja perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup dan sesuai dengan jenis atau
beban pekerjaan yang dilakukannya. Kekurangan nilai gizi pada makanan yang
dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk terhadap tubuh,
seperti: pertahanan tubuh terhadap penyakit menjadi menurun, kemampuan fisik
kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat kurang bersemangat,
kurang motivasi, bereaksi lamban dan apatis dan lain sebagainya. Dalam keadaan
yang demikian itu tidak bisa diharapkan tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja
yang optimal.

Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup, baik kualitas maupun
kuantitasnya maka akan memiliki kemampuan yang maksimal dalam menjalani
hidupnya. Kemampuan maksimal ini disebutkan kapasitas kerja orang dewasa.
Namun apabila energi yang diperoleh dari makanan tidak cukup, maka orang akan
bekerja dibawah kapasitas kerja seharusnya. Secara keseluruhan kandungan energi
yang rendah dalam makanan akan membawa dampak berupa penurunan kegiatan otot,
efisiensi kerja otot rendah dan lama waktu bekerja berkurang. Dengan adanya
gangguan ini maka kapasitas kerja secara keseluruhan menjadi berkurang dan keadaan
ini tentunya akan menyebabkan penurunan produktivitas kerja.

B. Saran
Untuk Tenaga Kerja Tenaga kerja yang mempunyai status gizi normal hendaknya
mempertahankan dengan cara makan-makanan yang cukup sehingga memperoleh
semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan sedangkan tenaga kerja yang
mempunyai status gizi gemuk dan kurus hendaknya menerapkan pola hidup sehat
dengan cara makan makanan yang cukup sesuai dengan jenis pekerjaan ukuran
sedang yang membutuhkan gizi senilai 3000 kalori per harinya sehingga memperoleh
semua zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan serta berolahraga secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai