Anda di halaman 1dari 22

GIZI DAUR HIDUP 2

Menyusun Menu Sehat pada Usia Dewasa dengan Masalah Anemia dan Gizi Lebih

DOSEN

Yuliarti, S.KM., M.GIZI

OLEH

1. Nur Fadhilah Ahjah NIM. 10021281924008


2. Hafizah Rahmah NIM. 10021281924031
3. Salsadilla NIM. 10021281924033
4. Lilita Fiataly NIM. 10021081924091
5. Mira Walela NIM. 10021081924090

PROGRAM STUDI GIZI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

TAHUN AJARAN 2020/2021


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalahini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan
syafa’atnya diakhirat nanti.
Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmatsehat-Nya, baik itu
berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Gizi Daur Hidup 2 dengan materi Penyusunan Menu Sehat
untuk Usia Dewasa terkait Permasalahan Gizi yang dihadapi yaitu gizi lebih dan anemia.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran
dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik
lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Indralaya, 20 Maret 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................................................... I


Daftar Isi .................................................................................................................................... II
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 2
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kebutuhan Gizi Untuk Usia Dewasa ...................................................................... 3
2.2 Kebutuhan Gizi Usia Dewasa Dengan Masalah Anemia ........................................ 6
2.3 Kebutuhan Gizi Usia Dewasa Dengan Masalah Gizi Lebih.................................... 6
2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Usia Dewasa ................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Menyusun Menu Untuk Usia Dewasa .................................................................... 9
3.2 Menyusun Menu Untuk Usia Dewasa dengan Kasus Anemia ................................ 9
3.3 Menyusun Menu Untuk Usia Dewasa dengan Kasus Gizi Lebih ........................... 13
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 18
4.2 Saran ........................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

II
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Makanan atau hidangan yang dikonsumsi sehari-hari sangat berpengaruh terhadap status
gizi seseorang. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi yang
digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,
kemampuan kerja dankesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin.
Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan menyebabkan
metabolisme tubuh terganggu.
Apabila manusia sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan
tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagiberfungsi untuk pertumbuhan
tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaaan giziyang sudah didapat atau membuat gizinya
menjadi lebih baik. Dengan demikian,kebutuhan akan unsur-unsur gizi dalam masa dewasa
sudah agak konstan, kecualijika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan
sebagainya. Sehinggaperlu mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 tentang status gizi dewasa
Indonesia menyebutkan, prevalensi obesitas untuk dewasa 15,4%, prevalensi berat badan lebih
13,5% dan prevalensi dewasa kurus 8,7%. Kebutuhan gizi pada usia dewasa berubah sesuai
kelompok usia tersebut. Peranan gizi pada usia dewasa terutama adalah untuk mencegah penyakit
dan meningkatkan kesehatan. Tujuan utama kesehatan gizi pada usia dewasa adalah
meningkatkan kesehatan secara menyeluruh, mencegah penyakit, dan memperlambat proses
menua. Dan pada perempuan usia subur, terutama di usia reproduksi, di mana berisiko
kehilangan darah pada saat menstruasi atau melahirkan, dapat menyebabkan anemia yang bisa
menimbulkan kematian.
Menurut Riskesdas 2013, angka anemia pada wanita usia subur (WUS) sebesar 32,9%.
Prevalensi anemia di Jawa Tengah sebesar 57,7%. Hal ini mengindikasikan anemia masih
menjadi masalah kesehatan di Indonesia terutama di Jawa Tengah. Dalam pemenuhan makanan
dewasa dipengaruhi oleh tingkat kesibukan, tingkat stress, aktivitas, dan pola makan. Apabila
didasarkan pada makanan kesukaan saja maka akan mengakibatkan pemenuhan gizi akan
menurun atau sebaliknya akan berlebih. Pengetahuan akan mempengaruhi seseorang dalam
penyusunan menu makanan yang akan dikonsumsi. Kebiasaan makan merupakan suatu gejala
budaya dan sosial yang dapat memberi gambaran perilaku dari nilai-nilai yang
dianut seseorang dalam memenuhi kebutuhan gizinya. Pemenuhan kebutuhan gizi seseorang juga
dipengaruhi oleh kesehatan, sehingga dilakukan pemilihan jenis makanan yang tetap sesuai

1
dengan kondisi kesehatannya. Selain itu Pemenuhan gizi yang baik akan menghasilkan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang tangguh
serta produktif. Maka dari itu penulis membuat makalah yang berjudul “Menyusun Menu Sehat
pada Usia Dewasa dengan Masalah Anemia dan Gizi Lebih”. Diharapkan makalah ini dapat
memberikan informasi yang berguna dalam pengaplikasiannya dan menghasilkan sumber daya
produktif usia dewasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kebutuhan nutrisi pada usia dewasa yang memiliki anemia dan gizi lebih ?
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan gizi dewasa yang memiliki anemia dan gizi
lebih ?
3. Apa saja kebutuhan nutrisi pada usia dewasa yang memiliki anemia dan gizi lebih?
4. Bagaimana penyusunan menu sehat untuk kebutuhan gizi dewasa yang memiliki anemia dan
gizi lebih ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui kebutuhan nutrisi pada usia dewasa yang memiliki anemia dan gizi lebih.
2. Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan gizi dewasa yanG memiliki
anemia dan gizi lebih.
3. Mengetahui apa saja kebutuhan nutrisi pada usia dewasa yang memiliki masalah anemia dan
gizi lebih.
4. Mengetahui penyusunan menu sehat untuk kebutuhan gizi dewasa yang memiliki masalah
anemia dan gizi lebih.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kebutuhan Gizi Untuk Usia Dewasa

Dalam pemenuhan gizi orang dewasa harus memperhatikan kandungan makanan yang
dikonsumsi dan aktivitasnya sehari – hari agar sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan energi pada
orang dewasa 1700-2250 Kalori. Untuk mencegah terjadinya penyakit gangguan metabolism
perlu menyeimbangkan masukan energy sesuai dengan kebutuhan tubuh, agar tidak terjadi
penimbunan energy dalam bentuk cadangan lemak dalam tubuh.

1. Karbohidrat

Merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Faktor yang perlu diperhatikan untuk
menentukan adalah aktivitas fisik angka kecukupan gizi energi untuk dewasa 2000-2200 kkal (
untuk perempuan ) dan untuk laki-laki antara 2400-2800 kkal setiap hari. Energi ini dianjurkan
sekitar 60% berasal dari sumber karbohidrat. Bahan makanan sumber energi : padi, gandum,
kentang, singkong, ubi jalar, roti dll

2. Protein

Zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan jaringan tubuh, Kebutuhan protein pada
usia dewasa adalah 50-60 g per hari atau berkisar 11% dari total masukan energy. Angka
kecukupan protein ( AKP ) orang dewasa menurut hasil-hasil penelitian keseimbangan nitrogen
adalah 0,75 g/Kg berat badan, berupa protein patokan tinggi yaitu protein telur ( mutu cerna dan
daya manfaat telur adalah 100 ). Sumber protein dari susu, putih telur, jagung, kacang –
kacangan, gandum dll

3. Lemak

Termasuk sumber energi bagi tubuh, kebutuhan lemak pada orang dewasa tidak boleh
melebihi 630 kkal atau sekitar 30 % dari total kalori. Konsumsi lemak yang tinggi dari makanan
kemungkinan akan menaikkan kadar lipid darah yang disertai peningkatan risiko terserang
penyakit jantung koroner. Sumber lemak berasal dari daging, telur, minyak jagung, minyak
kacang, kedelai, ikan, susu dll.

4. Vitamin

Kebutuhan juga meningkat selama dewasa muda karena pertumbuhan dan perkembangan
cepat terjadi, karena energi yang meningkat, maka pertumbuhan kebutuhan beberapa vitamin pun
meningkat antara lain yang berperan dalam metabolisme karbohidrat menjadi energi seperti :

3
vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, dan niacin. Untuk pertumbuhan tulang diperlukan vitamin D
yang cukup, vitamin A, dan C, E.

5. Mineral

Konstituen esensial pada jaringan lunak, jaringan, dan skeleton (kerangka) sumber mineral
: Fe, Cu, Co, Se, Zn, J, F, Cr, Mg

6. Air

Bagian terbesar zat pembentuk tubuh manusia, sumbr air dari air teh, air putih, air susu dll.

Daftar Kecukupan Gizi Sesuai dengan Berat Ringannya Aktivitas pada Orang Dewasa (20-
59 tahun)

Unsur Gizi Aktivitas

Ringan Sedang Berat

Laki - laki Wanita Laki - laki Wanita Laki - laki Wanita

Kalori 2800 2050 3000 2250 3600 2600

Protein 55 g 48 g 55 g 48 g 55 g 48 g

Kalsium 500 mg 500 mg 500 mg 500 mg 500 mg 500 mg

Vitamin A 600 RE 500 RE 600 RE 500 RE 600 RE 500 RE

Vitamin C 60 mg 60 mg 60 mg 60 mg 60 mg 60 mg

Dalam kegiatan sehari – hari orang dewasa melakukan kegiatan untuk membakar kalori
berikut tabel jumlah kalori yang diperlukan orang dewasa Berdasarkan aktivitas orang dewasa
berikut gambaran bagaimana kegiatan laki-laki dan perempuan rata-rata menggunakan waktunya
selama 24 jam dengan empat macam jenis kegiatan.

Penggunaan Energi Selama 24 Jam Menurut jenis kegiatan Laki – laki (65kg)

Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan

Ringan Sedang Berat Sangat Berat

4
(kalori) (kalori) (kalori) (kalori)

Tidur (8 jam) 500 500 500 500

Pekerja (8 jam) 1100 1400 1900 2400

Kegiatan di luar 700 – 1500 700 – 1500 700 – 1500 700 – 1500
pekerjaan (8 jam)

Selang penggunaan
2300 - 3100 2600 - 3400 3100 - 3900 3600 – 4400
energi (24 jam)

Rata – rata (24 jam) 2700 3000 3500 4000

Rata – rata (per kg 42 46 54 62


BB)

Penggunaan Energi Selama 24 Jam Menurut jenis kegiatan Wanita (55kg)

Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan Pekerjaan

Ringan Sedang Berat Sangat Berat

(kalori) (kalori) (kalori) (kalori)

Tidur (8 jam) 420 420 420 420

Pekerja (8 jam) 800 1000 1400 1800

Kegiatan di luar pekerjaan 580-980 580-980 580-980 580-980


(8 jam)

Selang penggunaan energi


1800 – 2200 2000 - 2400 2400 - 2700 2800 – 3200
(24 jam)

Rata – rata (24 jam) 2000 2200 2600 3000

Rata – rata (per kg BB) 36 40 47 55

5
2.2 Kebutuhan Gizi Usi Dewasa Dengan Masalah Anemia

Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan asupan gizi, salah satunya yaitu asupan zat besi. Asupan zat besi pada
makanan kurang menyebabkan cadangan besi dalam tubuh banyak yang dibongkar sehingga
dapat mempercepat terjadinya anemia. Anemia dapat menyebabkan cepat lelah, konsentrasi
menurun dan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi.

Untuk mengatasi anemia, penderita anemia perlu mengonsumsi makanan yang berasal dari
hewan dan tumbuh-tumbuhan. Makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau makanan
nabati mengandung banyak zat besi, namun zat besi yang terdapat pada makanan nabati adalah
zat besi non-heme yang sesungguhnya lebih sulit diserap di usus. Selain itu sebagian makanan
nabati mengandung fitat, polifenol, dan serat yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Di
sisi lain, makanan vegetarian mengandung banyak vitamin C yang dapat membantu penyerapan
zat besi. Makanan yang berasal dari hewan atau makanan hewani juga berperan sangat penting
untuk asupan dalam mengatasi anemia. Dalam makanan hewani terkandung zat besi heme yang
mudah diserap oleh tubuh dibandingkan dengan zat besi non-heme yang sulit diserap oleh tubuh.
Beberapa contoh asupan hewani yang dapat meningkatkan zat besi yaitu daging merah, ikan dan
hati.

2.3 Kebutuhan Gizi Usia Dewasa Dengan Masalah Gizi Lebih

Gizi lebih adalah suatu kondisi dimana terjadi akumulasi lemak yang berlebih atau
abnormal yang dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Peningkatan indeks massa tubuh
menjadi gizi lebih dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit tidak menular. Obesitas dan
overweight berkaitan dengan diabetes, penyakit jantung iskemik dan kanker. Gizi lebih juga
berpengaruh terhadap kepercayaan diri seseorang. Studi sistematik review menunjukkan orang
yang mengalami obesitas memiliki rasa ketidakpuasan terhadap tubuh lebih tinggi dibandingkan
dengan mereka dengan status gizi normal.

Pola makan yang termasuk gaya hidup merupakan penyebab utama terjadinya sindroma
metabolik. Resiko sindroma metabolik meningkat dengan meningkatnya kebiasaan pola makan
terhadap beberapa jenis makanan seperti daging, susu dan produk olahannya, serta sereal olahan.
Semakin banyak asupan makan, terutama kolesterol, total kalori, lemak dan karbohidrat maka
semakin meningkat kejadian sindroma metabolik. Gizi lebih dapat terjadi apabila asupan energi
melebihi pengeluaran energi yang mengakibatkan ketidak seimbangan energi dan berdampak
pada peningkatan berat badan, dimana 60% hingga 80% biasanya berupa massa lemak tubuh.
Selain itu, faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi berat badan melalui keseimbangan
energi. Pada proses metabolisme energi, diperlukan peran asupan makanan khususnya zat gizi

6
makro. Zat gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein berperan penyumbang kalori
dan makanan tinggi kalori terbukti menjadi salah satu penyebab obesitas. Konsumsi makanan
yang berlebihan terutama makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak akan menyebabkan
jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh tidak seimbang dengan kebutuhan energi. Kelebihan
energi di dalam tubuh akan disimpan dalam bentuk jaringan lemak yang lama kelamaan akan
menyebabkan obesitas.

2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Gizi Usia Dewasa

Seseorang memiliki asupan zat gizi yang adekuat atau tidak, tergantung dari perilaku
makan orang tersebut. Dikarenakan faktor gaya hidup sehingga mempengaruhi perilaku makan
individu tersebut. Faktor gaya hidup dapat mempengaruhi tingkah laku seseorang termasuk
perilaku makan. Manusia membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk mempertahankan
hidup guna menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian. Usia, jenis kelamin, status
kesehatan, pengetahuan, pendapatan, agama dan budaya merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi asupan makan seseorang. Asupan makan harus sesuai dengan kebutuhan gizi
seseorang, bila tidak terjadi kesesuaian antara makanan yang dikonsumsi dengan kebutuhan gizi
seseorang, akan menimbulkan masalah kesehatan. Kebiasaan makan yang baik yang
diberlakukan mulai dari awal kehidupan akan meningkatkan kualitas kesehatan pada masa
dewasa.

Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan gizi lebih pada usia dewasa
terdiri dari konsumsi pangan, aktivitas fisik, depresi dan kondisi mental.

1. Konsumsi pangan
Pada saat memasuki usia dewasa ini, membuat seseorang lebih senang mengonsumsi
makanan tidak sehat alias junk food atau fast food dan konsumsi pangan yang dilakukan
secara berlebih tanpa memikirkan porsi dan waktu yang tepat. Junk food yang memiliki
memiliki kandungan gizi tidak seimbang membuat terjadinya masalah gizi lebih pada tubuh.
Makanan fast food yang disajikan, mendorong seseorang yang memiliki usia dewasa
berpenghasilan menengah ke atas lebih banyak mengkonsumsi gula dan lemak. Kondisi ini
akan menyebabkan meningkatnya gizi lebih pada kelompok masyarakat ini.
Pola konsumsi yang keliru akan merugikan kesehatan apabila tidak diarahkan pada
pola konsumsi makanan yang sehat. Kecenderungan usia dewasa atau produktif yang
menyukai makanan fast food karena anggapan mereka bahwa makanan ini lebih modern,
dibandingkan makanan tradisional Indonesia. Mereka menganggap bahwa makanan
tradisional Indonesia adalah makanan yang ketinggalan jaman dan kurang mempunyai nilai
komersil. Makanan fast food pada umumnya mengandung tinggi protein, tinggi kalori
(terutama lemak dan gula sederhana), tinggi garam, bumbu masak, zat pengawet dan

7
pewarna serta rendah serat. Jika hal ini dibiasakan akan mengawali terjadinya penyakit
degenerative. Asupan serat yang rendah dapat menyebabkan gizi lebih, karena mereka
cenderung mengkonsumsi makanan tinggi lemak yang lebih mudah dicerna dan
dibandingkan serat.

2. Aktivitas fisik
Pola hidup serba modern juga membuat seseorang malas bergerak. Di kantor, mereka
lebih menyukai naik lift untuk pindah lantai daripada harus naik-turun tangga. Kurangnya
aktivitas fisik dan memiliki banyak faktor stress akibat pekerjaan dan lain-lain.
Menyebabkan energi di dalam tubuh tidak banyak terbakar dan menumpuk. Oleh karena
tidak terjadi keseimbangan antara energi yang masuk dengan energi yang keluar, maka
energi yang tersimpan itu menjadi lemak di dalam tubuh, sehingga terjadilah kegemukan.
Aktivitas fisik menyumbangkan pengeluaran energi sebesar 20–50%. Kurangnya
aktivitas fisik menyebabkan terjadinya kelebihan energi yang pada akhirnya disimpan dalam
bentuk jaringan lemak.

3. Depresi dan kondisi mental


Pada saat ini usia dewasa memiliki tingkatan stress yang tinggi akan masalah yang
terjadi pada kehidupan sehari-hari, seperti stress akibat beban pekerjaan, ekonomi,
lingkungan, dan lain-lain yang. Kondisi mental yang tidak sehat menjadikan seseorang
mengalami rasa frustasi dan kurang bersemangat. Akibatnya, selera makan terganggu dan
pada akhirnya status gizi tidak terpenuhi dengan baik dengan semakin banyak yang
dikonsumsi.

8
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Menyusun Menu Seimbang Untuk Usia Dewasa

Menu seimbang adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan
porsi yang sesuai. Sehingga memenuhi kebutuhan gizi guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel
tubuh yang rusak, dalam proses kehidupan. Pola pemenuhan gizi seimbang pada orang dewasa :

1. Makanan pokok untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi jalar, singkong, dll.
2. Lauk untuk memberi rasa nikmat sehingga makanan pokok pada umumnya mempunyai rasa
netral, lebih terasa enak seperti : lauk hewani berupa daging ayam, ikan dll, serta lauk nabati
seperti kacang-kacangan, hasil olahan tahu, tempe, oncom, dll.
3. Sayur, yaitu untuk memberi rasa segar dan melancarkan proses menelan makanan, karena
biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur dan umbian, kacang-kacangan.
4. Buah, untuk pencuci mulut : pepaya, nenas, pisang, jeruk dan lainnya.

3.2 Menyusun Menu Usia Dewasa Dengan Kasus Gizi Lebih

DATA

Nama : Muhammad Arpah

Jenis kelamin : Laki-laki

BB Timbang : 66 kg

Tinggi Badan : 162 cm

Umur : 45 tahun

Faktor Aktivitas : 1,76 (sedang)

Faktor Stres : 1 (tanpa stress)

 INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

𝐵𝐵 66
2
= = 25,1 (𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑜𝑣𝑒𝑟𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡)
𝑇𝐵 (1,62)2

9
 BERAT BADAN IDEAL (BBI)
= (tinggi badan - 100) - (10% x (tinggi badan -100))
= (162 – 100) – (10% x (162 -100))
= 55,8
 BASAL ENERGY EXPENDITURE (BEE)
Harris Benedict :
BEE = 66,5 + (13,75 x BB) + (5,003 x TB) – (6,775 x Usia) → untuk laki-laki
BEE = 66,5 + (13,75 x 55,8) + (5,003 x 162) – (6,775 x 45)
BEE = 66,5 + 767,25 + 810,486 – 304,875
BEE = 1.339,361 kkal
 TOTAL ENERGY EXPENDITURE (TEE)
TEE = BEE x FA x FS
TEE = 1.339,361 kkal x 1,76 x 1
TEE = 2.357,27 kkal
 KEBUTUHAN HARIAN
a) Karbohidrat (50-60%) → 1 gram Karbohidrat menghasilkan 4 kkal
= 50 % x TEE
= 50% x 2.357,27
= 1.178,635 kkal
1.178,635
→Kebutuhan karbohidrat harian = 4
= 294,65 gram

b) Lemak (25-30%) → 1 gram lemak menghasilkan 9 kkal


= 25 % x TEE
= 25% x 2.357,27
= 589,317 kkal
589,317
→ kebutuhan lemak harian = 9
= 65,47 gram

c) Protein (20-25%) → 1 gram protein menghasilkan 4 kkal


= 25 % x TEE
= 25% x 2.357,27
= 589,317 kkal
589,317
→kebutuhan protein harian = 4
= 147,32 𝑔𝑟𝑎𝑚

10
Rancangan Menu Harian (2357,27 kkal)

Bahan Porsi Kalori Karbohidrat Protein Lemak


(kkal) (g) (g) (g)
Makanan Pokok 4,5 787.5 180 18
Hewani 5 475 50 30
Nabati 4,5 360 36 27 13,5
Sayuran 6 300 60 18
Susu 3 330 27 21 21
Buah 2 80 20
Minyak 1,5 67,5 7,5
Total 2400 323 134 72
Persentase 101% 109% 90% 109%

Pembagian Porsi Makanan Sehari

Bahan Selingan Selingan


Pagi Siang Malam
Makanan/Penukar Pagi Sore
Makanan Pokok 1 ½ 1 1 1
Hewani 1 2 2
Nabati ½ 1 1 1 1
Sayuran 2 2 2
Susu 1 2
Buah dan Gula 1 1
Minyak ½ ½ ½

Menu Harian

Berat Penukar KH Protein Lemak


Waktu Menu Bahan Makanan Energi
(gr) (p) (g) (g) (g)
Nasi Nasi 100 1
Ayam 40 1
Pagi Tumis Tahu 55 ½
Ayam Jagung muda 100 1
Sayur Sawi 100 1

11
Minyak 2,5 ½

Susu Susu sapi 200 1


562,5 63.5 22,5 23

Ubi &
Ubi 67.5 ½
Selingan Oncom
Oncom 40 1
Pagi rebus

162,5 27 7 3

Nasi putih 100 1


Ayam 40 1
Bakso 170 1
Tahu 110 1
Nasi Kembang kol 50 ½
Cap cai Wortel 50 ½
Siang
Buah Sawi 50 ½
Buncis 50 ½
Minyak 2,5 ½

Pepaya 110 1
600 69 25 21
Singkong&
Singkong 120 1
Selingan Kacang
Kacang tanah 15 1
Sore tanah rebus

250 47 9 3

12
Nasi putih
100 1
Ikan
Nasi 80 2
Minyak
Ikan 2,5 ½
Kacang tanah
panggang 15 1
Labu siam
50 ½
Kacang panjang
Sayur 50 ½
Malam Melinjo
asem 50 ½
Daun melinjo
50 ½
Semangka
Semangka 180 1
Kental manis
smoothie 100 1
Yogurt
200 1
fullcream

750 94 39 21,5

Total Energi 2325 kkal 300,5 102,5 71,5

3.3 Menyusun Menu Usia Dewasa dengan Masalah Anemia

DATA

Nama : Azzaura D.P.Y

Jenis kelamin : Perempuan

BB Timbang : 45 kg

Tinggi Badan : 160 cm

Umur : 20 tahun

Faktor Aktivitas : 1,76 (sedang)

Faktor Stres : 1 (tanpa stress)

13
 INDEKS MASSA TUBUH (IMT)

𝐵𝐵 45
= = 17,5 (𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑢𝑛𝑑𝑒𝑟𝑤𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡)
𝑇𝐵2 (1,60)2

 BERAT BADAN IDEAL (BBI)


= (tinggi badan - 100) - (10% x (tinggi badan -100))
= (160 – 100) – (10% x (160 -100))
= 54
 BASAL ENERGY EXPENDITURE (BEE)
Harris Benedict :
BEE = 655,1 + (9,563 x BB) + (1,850 x TB) – (4,676 x Usia) → untuk perempuan
BEE = 655,1 + (9,563 x 54) + (1,850 x 160) – (4,676 x 20)
BEE = 655,1 + 516,402 + 296 – 93,52
BEE = 1.373,982 kkal
 TOTAL ENERGY EXPENDITURE (TEE)
TEE = BEE x FA x FS
TEE = 1.373,982 kkal x 1,76 x 1
TEE = 2.418,20 kkal
 KEBUTUHAN HARIAN
d) Karbohidrat (50-60%) → 1 gram Karbohidrat menghasilkan 4 kkal
= 50 % x TEE
= 50% x 2.418,20
= 1.209,1 kkal
1.209,1
→Kebutuhan karbohidrat harian = 4
= 302,27 gram
e) Lemak (25-30%) → 1 gram lemak menghasilkan 9 kkal
= 25 % x TEE
= 25% x 2.418,20
= 604,55 kkal
604,55
→ kebutuhan lemak harian = 9
= 67,17 gram

f) Protein (20-25%) → 1 gram protein menghasilkan 4 kkal


= 25 % x TEE
= 25% x 2.418,20
= 604,55 kkal
604,55
→kebutuhan protein harian = 4
= 151,13 𝑔𝑟𝑎𝑚

14
Rancangan Menu Harian (2418,20 kkal)

Kalori Karbohidrat Protein Lemak


Bahan Porsi
(kkal) (g) (g) (g)
Makanan Pokok 4,5 787,5 180 18
Hewani 6 570 60 36
Nabati 4,5 360 36 27 13,5
Sayuran 6 300 60 18
Susu 2 220 18 14 14
Buah 3 120 30
Minyak 2 90 10
Total 2447,5 324 137 73,5
Persentase 101% 107% 91% 109%

Pembagian Porsi Makanan Sehari

Bahan Selingan Selingan


Pagi Siang Malam
Makanan/Penukar Pagi Sore
Makanan Pokok 1 ½ 1 1 1
Hewani 2 2 2
Nabati ½ 1 1 1 1
Sayuran 2 2 2
Susu 1 1
Buah dan Gula 1 1 1
Minyak ½ 1 ½

Menu Harian

Bahan Berat Penukar KH Protein Lemak


Waktu Menu Energi
Makanan (gr) (p) (g) (g) (g)
Nasi Nasi 100 1

Pagi Daging Daging sapi 70 2


panggang Minyak jagung 2,5 ½

15
Bening Bayam merah 200 2
bayam
Apel 42,5 ½
Yogurt Anggur 82,5 ½
buah Yogurt 200 1
625 82 27 18,5

Ubi &
kacang Ubi 67.5 ½
Selingan
Oncom Kacang tanah 22,5 1,5
Pagi
rebus

125 30,5 9,5 4,5

Nasi Nasi putih 100 1


Daging sapi 35 1
Tumis Corned beef 45 1
oncom Oncom 40 1
daging Buncis 50 ½
Siang Wortel 50 ½
Bening Minyak 2,5 ½
bayam Bayam merah 100 1

Buah Melon 190 1


550 64 25 15,5
Biskuit 40 1
Biskuit Anggur 82,5 ½
Selingan yogurt Mangga 45 ½
Sore Yogurt 200 1

350 62 11 6

16
Nasi putih 100 1

Nasi
Ayam 55 1
Bakso 170 1
Brokoli 100 1
Sop
Wortel 100 1
Malam Minyak 2,5 ½

Tumis
Tempe 100 2
tempe
Minyak 2,5 ½
Kecap manis 25 -

650 64 30 29

Total Energi 2300 kkal 302,5 102,5 73,5

17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Anemia merupakan salah satu masalah gizi yang disebabkan karena adanya
ketidakseimbangan asupan gizi, salah satunya yaitu asupan zat besi. Anemia dapat menyebabkan
cepat lelah, konsentrasi menurun dan menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena
infeksi. Sedangkan, gizi lebih adalah suatu kondisi dimana terjadi akumulasi lemak yang berlebih
atau abnormal yang dapat menimbulkan efek buruk bagi kesehatan. Peningkatan indeks massa
tubuh menjadi gizi lebih dapat menjadi faktor resiko terhadap penyakit tidak menular. Gizi lebih
dapat terjadi apabila asupan energi melebihi pengeluaran energi yang mengakibatkan ketidak
seimbangan energi dan berdampak pada peningkatan berat badan, dimana 60% hingga 80%
biasanya berupa massa lemak tubuh. Selain itu, faktor genetik dan lingkungan mempengaruhi
berat badan melalui keseimbangan energi.

Pada masa dewasa zat gizi lebih dibutuhkan untuk mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan. Manusia membutuhkan asupan makanan yang bergizi untuk mempertahankan hidup
guna menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas harian Individu sering kali mulai merasa
sadar tentang arti kesehatan tubuhnya ketika ia sedang mengalami sakit, tak terkecuali untuk
orang yang memasuki masa dewasa muda (19-24 tahun). Perubahan yang terjadi pada masa ini
salah satunya adalah perubahan komposisi tubuh dan kebutuhan energi. Adanya perubahan
komposisi tubuh menyebabkan kebutuhan akan zat gizi meningkat. Asupan zat gizi tertentu yang
tidak adekuat dan berlebih atau tidak seimbang dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang
buruk.

4.2 Saran
Untuk mengatasi anemia, penderita anemia perlu mengonsumsi makanan yang berasal
dari hewan dan tumbuh-tumbuhan. Makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan atau makanan
nabati mengandung banyak zat besi. Makanan vegetarian mengandung banyak vitamin C yang
dapat membantu penyerapan zat besi. Makanan yang berasal dari hewan atau makanan hewani
juga berperan sangat penting untuk asupan dalam mengatasi anemia.
Gizi lebih sebagian besar terjadi karena konsumsi makanan yang berlebihan terutama
makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak. Kelebihan energi di dalam tubuh akan
disimpan dalam bentuk jaringan lemak yang lama kelamaan akan menyebabkan obesitas.
Sebaiknya konsumsi makanan dengan jumlah seimbang dengan menu seimbang. Menu seimbang
adalah menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan porsi yang sesuai.
Sehingga memenuhi kebutuhan gizi guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh yang rusak,
dalam proses kehidupan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Agoes Dariyo. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia : 2003.

Andaria, D., & Sumarni, S. (2006). Hubungan Konsumsi Protein Hewani dan Zat Besi Dengan Kadar
Hemoglobin PAda Balita Usia 13-36 Bulan. The Indonesian Journal of Public Helath, 3(1),
19-23.

Anggraini, L., Susetyowati., & Lestariana, W. (2015). Asupan Gizi dan Status Gizi Vegetarian Pada
Komunitas Vegetarian di Yogya. Jurnal Gizi Klinik, 11(4), 143-349.

Fajar, Ibnu. dkk. 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC

Kartasapoetra, G. 1991. Ilmu Gizi, Korelasi Gizi, Kesehatan dan Produktivitas Kerja. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.

Nasution, Andi Hakim dan Karyadi Darwin. 1987. Energi dan Zat Gizi . Jakarta : PT. Gramedia IKPI.

Novela, Vina. (2019). Hubungan Konsumsi Zat Gizi Mikro dan Pola Makan Dengan Kejadian
Obesitas. Jurnal Human Care, 4(3), 190-198.

Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi . Jakarta : PT. Dian Rakyat.

Suhardjo dan Clara M.Kusharto. 1992. Prinsip-prinsip Ilmu Gizi. Yogyakarta : Kanisius.

Triyonate, E.M., & Kartini, A. ( 2015). Faktor Determinan Anemia Pada Wanita Dewasa Usia 23-35
Tahun. Jornal at Nutrition College, 4(2), 259-263.

Waspadji, Sarwono. 2003. Pengkajian Status Gizi . Jakarta : Balai Penerbit FKUI

19

Anda mungkin juga menyukai