Deskripsi
NRS-2002 dikembangkan pada tahun 2002 oleh Kondrup dkk dan ESPEN (European
Society of Parenteral and Enteral Nutrition). Pada saat itu, kedua tim tersebut bertujuan
untuk mengembangkan system skrining yang menggunakan analisis retrospektif, dengan
menggunakan subjek-subjek percobaan yang dikondisikan / diatur, serta melihat dari
karakteristik gizi dan manifestasi klinis pada subjek-subjek tersebut. Alat skrining ini
dikembangkan dengan asumsi bahwa kebutuhan terhadap pengobatan gizi ditandai oleh
tingkat keparahan malnutrisi dan tingkat peningkatan akan asupan gizi yang terjadi
karena penyakit yang diderita tersebut (Kondrup, 2003).
Kedua skor tersebut dijumlah menjadi skor akhir, dan apabila hasil skor yang didapat
adalah ≥3, maka angka tersebut menunjukkan bahwa pasien membutuhkan terapi gizi
segera. Petunjuk pada alat ini menyatakan bahwa rencana asuhan gizi dibutuhkan pada
semua pasien yang malnutrisi berat (skor 3 untuk status gizi) dan/atau sakit parah (skor 3
untuk tingkat keparahan penyakit) atau malnutrisi sedang dan sakit ringan (total skor 3
[2+1]) atau malnutrisi ringan dan sakit sedang (total skor 3 [1+2]) (Anthony, 2014).
NRS 2002 memiliki kelebihan bahwa penilaiannya tidak tergantung pada IMT, cukup
menggunakan perubahan berat badan juga bisa. Namun kelemahannya, NRS-2002 hanya
bisa mengetahui siapa yang mendapatkan manfaat dari intervensi gizi, tetapi tidak bisa
mengelompokkan risiko malnutrisinya menjadi berat, sedang, ringan.
2. Kelebihan
NRS 2002 memiliki kelebihan bahwa penilaiannya tidak tergantung pada IMT, cukup
menggunakan perubahan berat badan juga bisa.
3. Kekurangan
NRS-2002 hanya bisa mengetahui siapa yang mendapatkan manfaat dari intervensi gizi, tetapi
tidak bisa mengelompokkan risiko malnutrisinya menjadi berat, sedang, ringan.
4. Formulir NRS
Berikut adalah gambar form Nutritional Risk Screening 2002 (berdasarkan ESPEN guideline)
Umur : 10 tahun
Alamat : Malang
Antropometri :
a. TB : 145 cm
b. BB : 38 kg (saat ini); 41 (3 bulan yang lalu)
c. LILA : 22 cm
Asupan :
a. Energi : 50%
b. Protein : 20%
c. KH : 20%
d. Lemak : 10%
Fisik Klinis :
Kondisi lemah; nadi 75/menit; suhu tubuh 38℃; sakit perut dan kepala; radang
tenggorokan; lemas; rasa sakit atau pegal pada tubuh; kehilangan nafsu makan
beberapa minggu terakhir
Data klinis :
Kondisi An. H lemah dan lemas. Denyut nadi An. normal (80/menit). Suhu tubuh An.
H lumayan tinggi, ia juga mengalami sakit kepala , perut dan nafsu makan yang
menurun. An.H juga merasakan nyeri pegal pada tubuhnya pada beberapa hari
terakhir.
Umur : 10 thn jika ≥70 tahun : ditambah 1 total skor Koreksi umur : -
Anthony, P.S., 2014. Nutrition screening tools for hospitalized patients. Nutrition in clinical
practice : official publication of the American Society for Parenteral and Enteral
Nutrition, 23(4), pp.373–82. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18682588 [Accessed October, 2020].
Kondrup, J., 2003. ESPEN Guidelines for Nutrition Screening 2002. Clinical Nutrition,
22(4), pp.415–421. Available at: https://www.academia.edu/6824414/SKRINING_GIZI
[Accessed October 04, 2020].