Anda di halaman 1dari 17

Hipertensi

Makalah

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Biokimia Gizi
Yang dibina oleh Ibu Endang Widajati, SST., M.Kes., RD

Oleh :
Kelompok 3
1. Rahman Hardiansyah (P17111191001)
2. Amalia Maulani (P17111191004)
3. Gebby Putri Nurhaida (P17111191011)
4. Alya Nazma Anyudilla (P17111191026)
5. Azzah Abidah Azro (P17111193038)
6. Olivia Ispudias Putri S (P17111193050)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG


JURUSAN GIZI
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA KELAS 2A
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Biokimia Gizi. Dalam laporan ini,
berisi tentang “HIPERTENSI“. Dengan itu penulis dan para pembaca dapat lebih
mengerti dan memahami betul tentang gangguan metabolisme, pemeriksaan
penunjang, dukungan pemeriksaan laboratorium, gangguan metabolisme dari
beberapa faktor, dan cara penanganannya
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga
laporan ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Endang Widajati, SST., M.Kes., RD selaku dosen pengampu mata kuliah
Biokimia Gizi yang telah memberikan pengajaran tentang materi ini.
2. Pada anggota kelompok 3 yang turut aktif berkontribusi untuk
menyelesaikan makalah ini
3. Orangtua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini banyak terjadi
kesalahan. Apabila ada sesuatu yang kurang berkenan penulis mohon maaf yang
sebesar -besarnya. Saran dan kritik yang membangun sangatlah penulis harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua.

Malang, November 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I ....................................................................................Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ......................................................Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
BAB II...................................................................................Error! Bookmark not defined.
2.1 Deskripsi penyakit .............................................................................................. 3
2.2 Geajala penyakit.................................................................................................. 5
2.3 Pemeriksaan laboratorium................................................................................... 5
2.4 Penyebab dan penanganan .................................................................................. 6
BAB III .................................................................................Error! Bookmark not defined.
3.1 Kesimpulan ...........................................................Error! Bookmark not defined.
3.2 Saran .....................................................................Error! Bookmark not defined.
CONTOH KASUS ................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi adalah penyakit yang didefinisikan sebagai peningkatan tekanan
darah secara menetap. Umumnya, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika
tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Hipertensi dibedakan menjadi dua
macam, yakni hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi
dipicu oleh beberapa faktor risiko, seperti faktor genetik, obesitas, kelebihan asupan
natrium, dislipidemia, kurangnya aktivitas fisik, dan defisiensi vitamin D.
Prevalensi hipertensi yang terdiagnosis dokter di Indonesia mencapai 25,8% dan
Yogyakarta menduduki peringkat ketiga prevalensi hipertensi terbesar di Indonesia.
Tingkat prevalensi hipertensi diketahui meningkat seiring dengan peningkatan usia
dan prevalensi tersebut cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat
pendidikan rendah atau masyarakat yang tidak bekerja (Erica, et al., 2017).
Hipertensi juga dikenal sebagai heterogeneousgroup of disease karena dapat
menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur, sosial, dan ekonomi.
Kecenderungan berubahnya gaya hidup akibat urbanisasi, modernisasi, dan
globalisasi memunculkan sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan
angkakesakitan hipertensi (Rika, 2016).
Penderita hipertensi berisikobesar mengalami stroke, serangan jantung, gagal
ginjal dan kematian. Di Amerika diperkirakan sekitar 64 juta lebih penduduknya
yang berusia antara 18 sampai 75 tahun menderita hipertensi.Separuh dari jumlah
tersebut pada awalnya tidak menyadari bahwa dirinya sedangdiincar oleh pembawa
maut yang bernama hipertensi. Bila seseorang dinyatakan positif mengidap
hipertensi tetapi tidak berusaha mengatasinya dengan segera, maka akan
mengundang munculnya risiko tersebut (Rika, 2016).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat ditemukan rumusan masalah
sebagai berkut:
1. Bagaimana deskripsi penyakit hipertensi?
2. Bagaimana gejala penyakit hipertensi?
3. Bagaimana pemeriksaan laboratorium penyakit hipertensi?
4. Bagaimana penyebab dan cara penanganan penyakit hipertensi?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami deskripsi penyakit hipertensi.
2. Mahasiswa dapat memahami gejala penyakit hipertensi.
3. Mahasiswa dapat memahami pemeriksaan laboratorium penyakit
hipertensi.
4. Mahasiswa dapat memahami penyebab dan cara penanganan penyakit
hipertensi.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Penyakit


Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan adanya
tekanan tinggi di dalam pembuluh darah arteri. Tekanan darah dikatakan tinggi
apabila diukur dengan tensimeter berada pada angka lebih dari 140/90 mmHg
(Sutomo, 2009). Hal tersebut dapat terjadi karena jantung bekerja lebih keras
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Jika
dibiarkan, penyakit ini dapat mengganggu fungsi organ-organ lain, terutama organ-
organ vital seperti jantung dan ginjal (Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan, 2013). Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee
on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC
VII), klasifikasi hipertensi pada orang dewasa dapat dibagi menjadi kelompok
normal, prehipertensi, hipertensi derajat I dan derajat II.

Tabel 1. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII

Klasifikasi Tekanan Tekanan Darah Tekanan Darah


Darah Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120-139 80-89

Hipertensi derajat I 140-159 90-99

Hipertensi derajat II ≥ 160 ≥100

Dikutip dari Kartikasari, A. N., Chasani, S., & Ismail, A. (2012). Faktor Risiko
Hipertensi pada Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten
Rembang (Doctoral dissertation, Fakultas Kedokteran).

Para pakar hipertensi di Indonesia sepakat untuk menggunakan klasifikasi


WHO dan JNC 7 (Joint National Committee 7) sebagai klasifikasi hipertensi yang
digunakan di Indonesia (Syavardie, 2015).
Tabel 2. Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO
Kategori Sistol (mmHg) Diastol (mmHg)

Optimal < 120 < 80

Normal < 130 < 85

Tingkat 1 (hipertensi 140 – 159 90 – 99


ringan)

Sub grup : perbatasan 140 – 149 90 – 94

Tingkat 2 (hipertensi 160 – 179 100 – 109


sedang)

Tingkat 3 (hipertensi ≥ 180 ≥ 110


berat)

Hipertensi sistol ≥ 140 < 90


terisolasi

Sub grup : perbatasan 140 - 149 < 90

Dikutip dari Syavardie, Y. (2015). Pengaruh Stres Terhadap Kejadian Hipertensi


Di Puskesmas Matur, Kabupaten Agam. 'AFIYAH, 2(1).

Menurut Junaedi (2013), hipertensi disebabkan oleh adanya perubahan pada


jantung dan pembuluh darah sehingga dapat menyebabkan peningkatan tekanan
darah. Selain itu, ras, usia, riwayat penyakit keluarga, jenis kelamin, pola hidup,
sindrom resistensi insulin, dan stress juga mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Gambar 1. Kondisi pembuluh darah pada penderita hipertensi

2.2 Gejala
Hipertensi merupakan penyakit yang tidak menunjukkan gejala yang jelas
sebelum adanya perubahan pada pembuluh darah di jantung, otak, atau ginjal.
Hipertensi disebut juga penyakit “silent killer” karena penderita tidak menyadari
jika tekanan darahnya naik, dan mencapai stadium yang mengkhawatirkan. Gejala
hipertensi yang dirasakan penderita antara lain sakit kepala, pusing, tengkuk terasa
pegal, kaku, dan sakit, jantung berdebar, mata terasa berat, rasa ingin jatuh, serta
telinga berdenging (Agromedia, 2009). Sedangkan menurut Dalimarthai et al
(2008), gejala yang umum ditemui pada pendreita hipertensi adalah pusing, mudah
marah, telinga berdenging, mimisan, sukar tidur, sesak napas, rasa berat di tengkuk,
mudah Lelah, dan mata berkunang-kunang.

2.3 Pemeriksaan laboratorium

Hipertensi dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan darah. Karena


hipertensi seringkali tidak menimbulkan gejala dan lebih sering dialami oleh
seseorang yang lanjut usia. Orang dewasa, terutama yang berusia di atas 40 dan
berisiko tinggi, disarankan setidaknya melakukan pemeriksaan darah setiap tahun.
Berikut tahapan pemeriksaan darah yang benar dengan menggunakan alat
pengukur tekanan darah (sphygmomanometer), agar didapatkan hasil yang akurat:

 Pasien tidak boleh berolahraga, merokok, dan mengonsumsi minuman


dengan kandungan kafein 30 menit sebelum pemeriksaan tekanan darah
dilakukan.
 Pasien diminta untuk duduk dengan tenang di kursi, dengan kaki berpijak
pada lantai.
 Pastikan buang air kecil sebelum melakukan pemeriksaan darah.
 Baik dokter maupun pasien tidak boleh berbicara selama pemeriksaan
dilakukan.
 Lepas pakaian yang menutupi area pemasangan manset.
 Tekanan darah diukur pada kedua lengan. Untuk pengukuran tekanan
darah selanjutnya, gunakan lengan dengan tekanan darah yang lebih tinggi
untuk mengukurnya.
 Pengukuran tekanan darah diulang minimal 2 kali dengan jeda 1-2 menit.

2.4 Penyebab dan Penanganan

Penyebab Hipertensi
Berikut ini adalah beberapa kondisi yang dapat memicu tekanan darah tinggi, di
antaranya:
 penyakit ginjal
 Kehamilan
 penyakit kelenjar teroid
 tumor kelenjar adrenal
 Kelainan bawaan pada pembuluh darah
 Kecanduan Alkohol
 penyalahgunaan NAPZA
 Sleep Apnea(Gangguan pernapasan saat tidur)
 mengonsumsi obat-obat tertentu
 Kelelahan
Selain itu dapat terjadi akibat beberapa faktor yaitu:
 Meningkatnya berat badan (Obesitas)
 Umur
 Keturunan
 Terlalu banyak mengonsumsi garam dan terlalu sedikit mengonsumsi
makanan yang mengandung kalium
 Merokok
 Kurang Olahraga
Penanganan Hipertensi
Berikut ini terdapat beberapa penanganan hipertensi, terdiri atas:
1. Membatasi Asupan Garam, Perbanyak Sayur
Sifat garam yang mampu mengikat air menjadikan potensi konsumsi makanan
yang terlalu asin atau yang diasinkan secara berlebihan tidak pas untuk pengidap
hipertensi. Terlebih untuk menghindari terjadinya stroke, konsumsi garam
berlebihan malahan depat memicu yang demikian. Oleh karena itu, sangat tepat
bagi penderita hipertensi untuk membatasi asupan garam agar tekanan darah tetap
normal.
2. Perbanyak Olah Raga Kardio seperti Berjalan Secara Rutin, atau Olahraga
Jalan Cepat
Berjalan kaki adalah kebiasan sehat, malahan berjalan dengan langkah yang cepat
terbukti menurunkan tekanan darah hingga 8/6mmHg. Selain itu, olahraga ringan
dan mudah ini mengefisiensi suplai oksigen ke jantung, dampaknya kinerja
jantung jadi lebih stabil. Butuh 30 menit total dalam seminggu, dengan jarak dan
kecepatan yang bervariasi agar tekanan darah tetap normal.

3. Banyak Konsumsi Kentang karena Kaya Potassium untuk Kontrol Tekanan


Darah
Beberapa bahan pangan, seperti kentang dipercaya untuk menurunkan tekanan
darah. Hal yang senada juga diamini peneliti Linda Van Horn, PhD, RD seorang
profesor kedokteran preventif di Northwestern University Feinberg School of
Medical yang menyatakan,”buah dan sayuran yang kaya potassium dengan jumlah
2000-4000 mg per hari, menjadi bagian penting dari program penurunan tekanan
darah apapun”. Sebagai bahan pangan, kentang tak hanya kaya dengan
karbohidrat, tetapi juga punya kandungan potassium yang tinggi.

4. Menambah Asupan Suplemen


Laporan dari 12 studi, menunjukan bahwa koenzim Q10m punya dampak yang
maksimal dalam penurunan tekanan darah sampai 17 mm/Hg. Didalam suplemen
ini terkandung, antioksidan, yang diperlukan dalam produksi energi yang secara
umum bermanfaat untuk melebarkan pembuluh darah. Karena sifatnya yang
bersifat medical, maka perlu untuk konsultasi dengan dokter tentang ukuran
berapa milligram sebaiknya suplemen ini harus dikonsumsi untuk setiap harinya.

5. Dark Chocolate, Cara Menyenangkan Tangani Hipertensi

Konsumsi setengah ons dark chocolate dengan kandungan kakao minimal 70%
secara teratur setiap hari dipercaya dapat meminimalisir tekanan darah. Ini karena
didalam dark chocolate terdapat kandungan flavanol yang merangsang pembuluh
darah untuk jadi lebih elastis. Hal yang senada dibuktikan dengan sebuah
penelitian dimana tak kurang dari 18% pasien hipertensi yang rutin
mengkonsumsi dark chocolate setiap harinya mengalami penurunan tekanan darah
yang signifikan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu keadaan adanya tekanan
tinggi di dalam pembuluh darah arteri. Didalam penyakit hipertensi ini juga kita
mengenal berbagai macam gangguan yang dikenal dengan meningkatnya tekanan
darah tinggi,stroke,aneurisme,gagal jantung dan serangan jantung,yang kita kenal
dengan tekanan darah tinggi sistolik dan tekanan darah diastolik.

Gejala yang umum ditemui pada pendreita hipertensi adalah pusing, mudah
marah, telinga berdenging, mimisan, sukar tidur, sesak napas, rasa berat di
tengkuk, mudah Lelah, dan mata berkunang-kunang. Hipertensi dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan darah. Karena hipertensi seringkali tidak
menimbulkan gejala dan lebih sering dialami oleh seseorang yang lanjut usia.

3.2 Saran
Bagi masyarakat ; Lebih memperhatikan pola hidup, agar terhindar dari penyakit.
Bagi Penyusun : Agar lebih tepat dalam penyusunan makalah yang akan
disampaikan kepada pembaca.
CONTOH KASUS
1 Nama Pasien : Tn. D
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Terminal Pengurus
Alamat : Sukamaju RT 04 / RW 04
Waktu Pemeriksaan : 2 April 2014
2 Anamsis
 Keluhan Utama : Nyeri kepala
 Riwayat penyakit sekarang :
Nyeri kepala dikeluhakan ± 1 minggu yang lalu, kapan nyeri kepala
muncul berkeringatdan Os merasa sesak. Keluhan ini salah berlangsung
terus terus menerus dan semakinmemberat kapan os sedang
menekankan. Selain itu os juga mengeluhkan nyeri pada bagian
belakang leher dan rasa pegal-pegal pada punggung serta kaki. Os juga
merasa pusing berputar dan merasa mengatasi, kesemutan ditangan dan
kesemek, namun os mengaku tidakmerasa mual atau sampai muntah.
Jantung berdebar-debar (-), gangguan penglihatan (-),BAB dan BAK
normal.
 Riwayat Pengobatan :
Os mengaku bahwa ia terkadang memakan obat sakit kepala yang dijual
diwarung untuk mengatasi nyeri kapala yang dialaminya. Seminggu
yang lalu, Os sudah berobat ke puskesmas diberi kaptopril tapi tidak
ada perubahan. Os tetap merasakan pusing dan nyeri kepala.
 Riwayat penyakit dahulu :
Sering merasakan keluhan yang sama karena mempunyai riwayat
hipertensi.Kemudian Os berobat dan kambuh lagi. Riwayat penyakit
jantung (-), DM (-), riwayatoperasi (-), asma (-), bronkitis (-).
 Riwayat penyakit keluarga :
Os mengaku kecepatan dulu pernah menderita tekanan darah tinggi.
Saat ini tidakada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
seperti os.
 Riwayat alergi :
Os tidak memiliki alergi
 Riwayat Psikososial :
Os mengaku jangkauan memakan makanan yang seperti dalam
seperti ikan seperti dalamhampir setiap hari. Os juga sering
memakan makanan yang digoreng, jarangmemakan buah dan sayur
serta jarang berolahraga. Makan teratur sehari 3 kali, osmengaku
memakan rokok sehari 1 bungkus, memakan kopi 2 gelas
perhari,alkohol (-), ventilasi rumah yang kurang dan udara dalam
ruangan yang panas.
3 Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah : 170/110 mmHg
Frekuensi nadi : 92 x / menit
Frekuensi nafas : 20 x / menit
Suhu : 36,7°C
Berat badan : 91,4 Kg
Tinggi badan : 167 cm
Status gizi : Obes II dengan IMT 32,8 kg / m²

Status Generalis
Kepala - Leher
Kulit : Berwarna sawo matang, ikterus (-), sianosis (-)
Kepala : Bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut berwarna
hitamterdistribusi merata, tidak mudah dicabut
Mata :
 OD Bentuk normal, Konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, palpebral
unggul et inferior tidak busung, murid bulat dengandiameter kurang lebih
3 mm, reflek cahaya (+), mata cekung (-)
 OS Bentuk normal, Konjungtiva anemis, skelra tidak ikterik, palpebral
unggul et inferior tidak busung, murid bulat dengandiameter kurang lebih
3 mm, reflek cahaya (+), mata cekung (-)
Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang, tidak ada sekret, tidak
adaserumen
Hidung : Bentuk normal, tidak ada deviasi septum nasi, tidak ada sekret
Mulut : Bentuk normal, perioral tidak sianosis, bibir lembab, lidah
tidakkotor, arkus faring simetris, letak anak lidah di tengah, faring
tidakhiperemis, tonsil T1-T1, mukosa mulut tidak ada kelainan
Leher : Pembesaran KGB - / -
Thorax
Inspeksi :
 Bentuk dan ukuran : Bentuk dada kiri dan kanan simetris, barel dada (-
), Pergerakan dinding dada simetris
 Permukaan dada : Papula (-), purpura (-), ekimosis (-), spider naevi (-
), venakolateral (-), massa (-).
 Iga dan sela iga : Pelebaran ICS (-)
 Fossa supraclavicularis, fossa infraclavicularis.dll : cekung, simetris kiri
dan kananFossa jugularis: Tidak tampak deviasi
 Tipe pernafasan : Torako-abdominal
Palpasi
 Trakea : Tidak ada deviasi trakea, iktus kordis teraba di ICS
Vlinea parasternal sinistra
 Nyeri tekan (-), massa (-), busung (-), krepitasi (- ).
 Gerakan dinding dada : Simetris kiri dan kanan
 Vokal fremitus : Simetris kiri dan kanan
Perkusi
 Sonor seluruh lapang paru
 Batas paru-hepar : ICS II Linea parasternalis dekstra
 Kulit permukaan : ICS IV Linea mid clavicula sinistra
Auskultasi
 Kor : S1 S2 tunggal regular, Berbisik (-), menncongklang (-)
 Pulmo : Vesikular (+) pada seluruh lapang paru, Rhonki (-/-), dan
Desah (-/-)
Abdomen
Inspeksi :
 Bentuk : Simetris
 Umbicilus : Masuk merata
 Kulit permukaan : Tanda-tanda inflamasi (-), sianosis (-),
venektasi (-), massa (-),vena kolateral (-), papula (-), petekie (-),
purpura (-), ekimosis (-), laba-laba angkatan laut (-).
 Distensi (-)
 Asites (-)
Auskultasi
 Bising usus (+) normal
 Metalik suara (-)
 Bising aorta (-)
Perkusi
 Timpani pada seluruh lapang perut (+)
 Nyeri ketok (-)
Palpasi
 Nyeri takan ulu hati (-)
 Massa (-)
 Hepar/hak gadai : tidak teraba
PEMBAHASAN
1 ASPEK KLINIS
PADA kasus ini, pasien adalah seorang laki-laki berumur 45 tahun dengan
keluhanutama nyeri kepala.Ketika nyeri kepala muncul berkeringat dan Os
merasa sesak, keluhanini dirasakan sejak sekitar 1 minggu yang lalu yang
berlangsung terus-menerus dansemakin memberat kapan os sedang
menekankan. Selain itu pasien juga mengeluhkan nyeri pada bagian
belakang leher, sering pusing dan selalu merasa lelah, rasa pegal-pegal
pada punggung serta kesemek, kesemutan ditangan dan kaki akan tetapi
tidak di dengankeluhan mual dan muntah. Pasien mengaku jangkauan
memakan ikan seperti dalam hampirsetiap hari, merokok 1 hari 1 bungkus,
memakan kopi 2 gelas perhari, Pasien jugasering memakan makanan yang
digoreng, jarang memakan buah dan sayurserta jarang berolahraga.Dari
hasil pemeriksaan fisik dapatkan tekanan darah 170/100 mmHg.
Frekuensinadi: 92 x / menit, laju pernapasan : 20 x / menit, suhu aksila :
36,7°C, berat badan : 91,4Kg, tinggi badan : 167 cm, stat kamigizi : Obes
II denganIMT 32,8 kg / m². Hipertensi adalah keadaan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dantekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Tekanan darah terukur dengan spygmomanometeryang telah dikalibrasi
dengan tepat (80% dari ukuran manset menutupi lengan) setelah pasien
beristirahat nyaman, posisi duduk punggung tegak atau terlentang pagar
sedikitselama 5 menit sampai 30 menit setelah merokok atau minum kopi.
Seseorangdinyatakan mengidap hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari
140/90 mmHg. MenurutItu Bersama Nasional Komite di Deteksi, Evaluasi
dan Pengobatan dari Tinggi DarahTekanan (JNC- VII) dikatakan
hipertensi derajat 2 bila dapatkan tekanan darah sistolik> 160 mmHg, dan
tekanan diastolik > 100, oleh karena itu pasien pada laporan kasus inidapat
didiagnosis menderita Hiperetnsi derajat 2.Untuk pelaksanaan pada pasien
ini diberikan kaptopril 25 mg, 3x1 tablet sertadiberikan pula amloidipin,
dan parasetamol untuk membantu mengurangi keluhan nyeriyang
dirasakan
2 Lanjut..
Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik dapatkan bahwa pasien
menderitaHipertensi derajat 2. Pasien kurang memiliki pengetahuan
tentang penyakitnya sehinggamelakukan pola hidup yang shalat, sering
makan ikan seperti dalam, kurang berolahraga, merokok.Pasien bersedia
bahwa Rumah tahanan memiliki ventilasi yang kurang dan udara
dalamruangan yang panas. Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi oleh
karena itu pasienpermintaan untuk melakukan pencegahan sekunder untuk
mencegah komplikasi yangdapat timbul dengan meminum obat secara
teratur, kontrol tekanan darahnya secara rutinminimal 1 bulan sekali dan
olahraga teratur, mengurangi menekankan dengan berekreasi,memperbaiki
pola makan dan melakukan hal-hal yang terdapat dalam perilaku
hidupsehat. Sedangkan keluarga pasien sebagai kelompok risiko tinggi,
lebih disukai untuk berperilaku hidup dengan pola makan yang sehat, oleh
karena itu pasien disaranakanuntuk memperbaiki ventilasi ruangan.
DAFTAR PUSTAKA
Junaedi, E., Msi, S. P., Yulianti, I. S., Rinata, M. G., & SSi, M. (2013). Hipertensi
kandas berkat herbal. FMedia.

Kemenkes, R. I. (2013). Riset kesehatan dasar 2013. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan.

Sutomo, B. (2009). Menu sehat penakluk hipertensi. DeMedia.

Syavardie, Y. (2015). Pengaruh Stres Terhadap Kejadian Hipertensi Di Puskesmas


Matur, Kabupaten Agam. 'AFIYAH, 2(1).

Kartikasari, A. N., Chasani, S., & Ismail, A. (2012). Faktor Risiko Hipertensi pada
Masyarakat di Desa Kabongan Kidul, Kabupaten Rembang (Doctoral
dissertation, Fakultas Kedokteran).

Agromedia, R. (2009). Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi. AgroMedia.

Dalimartha, S., Purnama, B. T., SpGK, M. S., Nora Sutarina, S., Mahendra, B.,
Akp, I., & Darmawan, R. (2008). Care yourself, Hipertensi. Penebar
PLUS+.

Lumintang, M. Diaskses pada tanggal 18 November 2020

[https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://www.academi
a.edu/36697063/LAPORAN_KASUS_HIPERTENSI&ved=2ahUKEwiPw4jiYvt
AhULYysKHXBpAPgQFjADegQIAxAB&usg=AOvVaw2mp5261LYubkmB-
RbSGBhQ&cshid=1605671079375]

Anda mungkin juga menyukai