Anda di halaman 1dari 9

RSU BUNDA JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. A DENGAN DIABETES MELITUS DI UNIT RAWAT JALAN BPJS
RSU BUNDA JAKARTA

ADE MAWAR

2107359

RUMAH SAKIT UMUM BUNDA JAKARTA, 2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah, rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan serta laporan kasus dengan judul “ Asuhan
Keperawatan Pada Tn. A Dengan Diabetes Melitus Di Unit Rawat Jalan RSU Bunda Jakarta”.

Laporan ini telah dibuat dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga
dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini.

Harapan saya semoga laporan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca. Saya
menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………………………………………………………………………………
i

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………………………………………………………ii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………………………………………………………………………………iii

BAB I : LAPORAN PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………………………1

A. Pengertian…………………………………………………………………………………………………………………………….1
B. Klasifika
C. Patofisiologi
D. Pemeriksaan Penunjang

BAB II : LAPORAN KASUS

A. Pengkajian
B. Diagnose Keperawatan
C. Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal yang dapat mengakibatkan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian
(mortalitas). Hipertensi berarti tekanan darah di dalam pembuluh-pembuluh darah sangat tinggi
yang merupakan pengangkut darah dari jantung yang memompa darah keseluruh jaringan dan
organ-organ tubuh (Aryantiningsih & Silaen, 2018).
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang (Kemenkes RI, 2014).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah
diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka
kematian / mortalitas (Trianto, 2014).

B. Etiologi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi terjadi
sebagai respon peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer. Akan tetapi,
ada beberapa factor yang memengaruhi terjadinya hipertensi :
1. Genetik : respon neurologi terhadap stress atau kelainan ekskresi atau transport Na.
2. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat.
3. Stress karena lingkungan
Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah (Aspiani, 2016)
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan :
1. Hipertensi primer (esensial)
Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui penyebabnya. Diderita oleh
seitar 95% orang. Oleh karena itu, penelitian dan pengobatan lebih ditunukan bagi
penderita esensial.
Hipertensi primer disebabkan oleh faktor berikut ini.
a. Faktor keturunan
Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih
besar untuk mendapatkan hipertensi jika Orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur (jika
umur bertambah maka tekanan darah Meningkat), jenis kelamin (pria lebih tinggi
dari perempuan), dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
c. Hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah konsumsi
garam yang tinggi (lebih dari 30g), Kegemukan atau makan berlebih, stres,
merokok, minum alkohol, obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh hipertensi
sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang terjadi akibat stenosis arteri renalis.
Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat aterosklerosis stenosis arteri renalis
menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal,
perangsangan pelepasan renin, dan pembentukan angiotensin II. Angiotensin II secara
langsung meningkatkan tekanan darah tekanan darah, dan secara tidak
langsung meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorpsi natrium. Apabila dapat
dilakukan perbaikan pada stenosis, atau apabila ginjal yang terkena di angkat, tekanan
darah akan kembali ke normal.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain ferokromositoma, yaitu tumor
penghasil epinefrin di kelenjar adrenal, yang menyebabkan peningkatan kecepatan
denyut jantung dan volume sekuncup, dan penyakit cushing, yang menyebabkan
peningkatan volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR karena
hipersensitivitas system saraf simpatis aldosteronisme primer (peningkatan aldosteron
tanpa diketahui penyebab-nya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral
juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder (Aspiani, 2016).

C. Manifestasi Klinis
Menurut (Ahmad, 2013) Sebagian besar penderita tekanan darah tinggi umumnya tidak
menyadari kehadirannya. Bila ada gejala, penderita darah tinggi mungkin merasakan
keluhan-keluhan berupa: kelelahan, bingung, perut mual, masalah pengelihatan, keringat
berlebihan, kulit pucat atau merah, mimisan, cemas atau gelisah, detak jantung keras atau
tidak beraturan (palpasi), suara berdenging di telinga, disfungsi ereksi, sakit kepala,
pusing. Sedangkan menurut (Pudi astuti, 2011) gejala klinis yang dialami oleh para
penderita hipertensi biasanya berupa: pengelihatan kabur karena kerusakan retina, nyeri
pada kepala, mual dan muntah akibatnya tekanan kranial, edema dependen dan adanya
pembengkakan karena meningkatnya tekanan kapiler.
D. Klasifikasi
Secara klinis hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu:

No Kategori Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)


1 Optimal <120 <80
2 Normal 120-129 80-84
3 High 130-139 85-89
Normal
4 Hipertensi 140-159 90-99
Grade 1
(ringan)
5 Hipertensi 160-179 100-109
Grade 2
(sedang)
6 Hipertensi 180-209 100-119
Grade 3
(berat)
7 Hipertensi >210 >120
Grade 4
(sangat
berat)

E. Patofisiologi
Umur Jenis Kelamin Gaya Hidup Obesitas

Elastisitas
F. Komplikasi
Menurut Sutanto (2013) komplikasi dari penyakit hipertensi antara lain:
1. Aterosklerosis
Orang yang menderita hipertensi kemungkinan besar akan menderita aterosklerosis.
Aterosklerosis merupakan suatu penyakit pada dinding pembuluh darah yakni lapisan
dalamnya menjadi tebal karena timbunan lemak yang dinamakan plaque atau suatu
endapan yang keras yang tidak normal pada dinding arteri. Pembuluh darah
mendapat pukulan paling berat jika tekanan darah terus menerus tinggi dan berubah,
sehingga saluran darah tersebut menjadi sempit dan aliran darah menjadi tidak
lancar.
2. Penyakit Jantung
Penyumbatan pembuluh darah dapat menyebabkan gagal jantung. Hal ini terjadi
karena pada penderita hipertensi kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
menyesuaikan sehingga terjadi pembengkakan jantung dan semakin lama otot
jantung akan mengendor serta berkurang elastisitasnya. Akhirnya jantung tidak
mampu lagi memompa dan menampung darah dari paru-paru sehingga banyak cairan
tertahan di paru-paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak
nafas. Kondisi ini disebut gagal jantung.
3. Penyakit Ginjal
Penyakit tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal
mengerut sehingga aliran zat-zat makanan menuju ginjal terganggu dan
mengakibatkan kerusakan sel-sel ginjal. Jika hal ini terjadi terus menerus maka sel-
sel ginjal tidak bisa berfungsi lagi. Apabila tidak segera diatasi maka akan
menyebabkan kerusakan parah pada ginjal yang disebut sebagai gagal ginjal
terminal.
G. Penatalaksanaan
Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan risiko penyakit
kardiovaskular dan mortalitas serta morbiditas yang berkaitan. Tujuan terapi adalah
mencapai dan mempertahankan tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan
diastolic dibawah 90 mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui
modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (Aspiani, 2016).
Penatalaksanaan factor risiko dilakukan dengan cara pengobatan setara non-
farmokologis, antara lain :
1. Pengaturan diet
Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat atau dengan obat-obatan
yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi
ventrikel kiri.
Beberapa diet yang dianjurkan :
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat mengurangi stimulasi
system renin-angiotensin sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.
Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
gram per hari.
b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum
jelas. Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi, yhang
dipercaya di mediasi oleh oksidanitrat pada dinding vascular.
c) Diet kaya buah dan sayur
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung coroner.
2. Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas pada sebagian orang, dengan cara menurunkan berat badan
mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan mengurangi beban kerja jantung
dan volume sekuncup. Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan
dengan kejadian hipertensi dan hipertropi ventrikel kiri. Jadi, penurunan berat badan
adalah hal yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.
3. Olahraga
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.
4. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat
Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi efek
jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung (Aspiani, 2016).
BAB II
LAPORAN KASUS

A. Pengkajian
Pasien dating ke unit rawat jalan bpjs tanggal 31 Mei 2022  kemudian dilakukan pengkajian pada
tanggal 31 Mei 2022 di unit poliklinik bpjs  RSU Bunda Jakarta.
1. Identitas
Pasien bernarna Tn.A 42 tahun, berstatus menikah serta beragama  islam dengan suku
bangsa Jawa. Seorang karyawan swasta yang bertempat  tinggal di Jalan Dukuh,
menggunakan jaminan JKN-3 serta menggunakan  bahasa Indonesia dalam berkomunikasi
sehari-hari dengan keluarga  maupun tenaga kesehatan.
2. Keluhan Saat ini
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
b. R

Anda mungkin juga menyukai