TINJAUAN PUSTAKA
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Dimana Hiper yang artinya berebihan, dan Tensi yang artinya tekanan/tegangan, jadi
hipertensi merupakan gangguan pada sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan
Hipertensi disebut juga sebagai penyakit tekanan darah tinggi dimana pada kondisi ini
pembuluh darah mengalami gangguan yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi juga
terganggu. Hipertensi diketahui sebagai penyakit penyebab kematian nomor 1 di dunia dan
diperkirakan penderita hipertensi akan terus mengalami peningkatan seiring jumlah penduduk
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau
tekanan darah diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah pada pembuluh darah arteri secara terus 10 menerus lebih dari satu
menganggap bahwa gejala yang terjadi merupakan sakit biasa, karena gejala klinis yanng
timbul pada hipertensi antara lain tengkuk terasa pegal, pusing, mual muntah, tekanan darah
a) Keturunan
Jika seseorang memiliki orang tua atau saudara yang mengidap hipertensi
b) Usia
c) Garam
orang.
d) Kolesterol
meningkat.
e) Obesitas/kegemukan
Orang yang memiliki 30% dari berat badan ideal memiliki risiko lebih
g) Rokok
h) Kafein
Kafein yang terdapat pada kopi, teh, ataupun minuman bersoda dapat
i) Alkohol
j) Kurang olahraga
2019)
Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang dapat
berakibat pada timbulnya penyakit sertaan lainnya. Hipertensi ditandai dengan tekanan darah
yang melebihi 140/90mmHg. Hipertensi terjadi karena adanya proses penebalan dinding
pembuluh darah dan hilangnya elastisitas dinding arteri. Keadaan ini dapat mempercepat
jantung dalam memompa darah guna mengatasi resitensi perifer yang lebih tinggi dan
semakin tinggi. Dari seluruh penderita hipertensi, 95% penderitanya memiliki kemungkinan
Jantung berdebar-debar
Pengelihatan kabur
Mimisan
a. Payah jantung Kondisi jantung yang tidak lagi mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan pada otot
b. Stroke Tekanan darah yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan pembuluh darah
yang sudah lemah pecah. Jika hal ini terjadi pada pembuluh darah otak makan
akan terjadi pendarahan pada otak dan 12 mengakibatkan kematian. Stroke bisa
juga terjadi karena sumbatan dari gumpalan darah di pembuluh darah yang
menyempit.
c. Kerusakan ginjal Menyempit dan menebalnya aliran darah menuju ginjal akibat
hipertensi dapat mengganggu fungsi ginjal untuk menyaring cairan menjadi lebih
langsung dari kenaikan tekanan darah pada organ atau karena efek tidak langsung.
Penatalaksanaan hipertensi pada dasarnya dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu secara
menggunakan obat-obatan yang diperoleh melalui resep dokter dengan salah satunya dengan
pemberian Angiotensin Converting Enzim Inhibitor golongan ini mampu menghambat zat
modifikasi gaya hidup sehat. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan membatasi
konsumsi garam menjadi 6gr / hari, menurunkan berat badan, menghindari minuman
berkafein, rokok, dan minuman beralkohol. Olahraga secara rutin dan tidur yang berkualitas
dengan 6-8 jam tidur per hari dapat membantu mengurangi stress.
pada 2-3 sdt per hari dimana jumlah ini masih rentan terhadap peningkatan
hipertensi. Oleh karena itu pengurangan konsumsi garam pada pasien hipertensi
menjadi ¼ - ½ sdt per hari merupakan salah satu langkah yang dianjurkan. Baik
garam dapur atau garam lainnya, mengandung kadar natrium yang cukup tinggi.
Sehingga bagi penderita hipertensi, pembatasan natrium menjadi 2-3 sdt per hari
berhasil menurunkan tekanan darah sistolik 3,7 mmHg dan tekanan darah diastolic
2 mmHg.
2. Menurunkan berat badan Kondisi berat badan berlebih dapat memicu hipertensi
semakin meningkat. Diet atau menurunkan berat badan menjadi berat badan yang
jangka waktu yang lama diketahui dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi.
Bagi para penggemar kopi relative memiliki tekanan darah yang lebih tinggi dari
penderita hipertensi yang tidak suka mengonsumsi kopi. Maka untuk mengurangi
penderita hipertensi memiliki risiko diabetes, serangan jantung, dan stroke. Jika
kebiasaan ini dilanjutkan dalam jangka waktu yang lama, hal ini akan menjadi
6. Tidur berkualitas Istirahat dengan waktu yang cukup sangat penting bagi penderita
hipertensi sebagaimana yang dianjurkan 6-8 jam sehari. Kualitas tidur yang baik
akan merilekskan anggota tubuh maupun organ tubuh sehingga mampu bekerja
1. Pemerikaan Laboratorium
anemia.
jantung
Progressive Muscle Relaxation (PMR) adalah salah satu teknik relaksasi sederhana
yang melalui dua proses yaitu menegangkan dan merelaksasikan otot tubuh pada satu bagian
tubuh pada satu waktu sehingga dapat memberikan perasaan rileks secara fisik. Dimana
teknik Progressive Muscle Relaxation (PMR) terdiri dari gerakan mengencangkan dan
melemaskan otot secara progresif yang dilakukan secara berturut-turut. Latihan Progressive
Muscle Relaxation (PMR) meliputi kombinasi latihan pernapasan yang terkontrol dan
rangkaian kontraksi serta relaksasi kelompok otot. Latihan Progressive Muscle Relaxation
(PMR) pada seluruh tubuh memerlukan waktu 20 menit. Latihan Progressive Muscle
Relaxation (PMR) ini bisa dilakukan secara mandiri, sehingga seseorang akan lebih mudah
untuk melakukan latihan tanpa perlu bantuan dari orang lain. Disamping itu teknik latihan
dari Progressive Muscle 26 Relaxation (PMR) juga dapat dilakukan dalam posisi tidur
maupun dalam posisi duduk sehingga dapat diaplikasikan dimana saja. Progressive Muscle
Relaxation (PMR) merupakan teknik relaksasi yang sederhana dan efektif untuk mengurangi
ketegangan otot, menurunkan stes, menurunkan tekanan darah, dan dapat pula meningkatkan
Relaksasi otot atau relaksasi otot progresif adalah suatu metode atau cara yang terdiri
atas peregangan serta relaksasi sekelompok otot adalah memfokuskan pada perasaan yang
rileks (Sholehati 2015). Relaksasi otot progresif merupakan jenis latihan yang berfokus untuk
pengencangan serta relaksasi kelompok otot berurutan. Terapi PMR pertama kali
diperkenalkan oleh Jacobson pada tahun 1938 dan masih banyak digunakan pada saat ini.
Jacobson mengatakan bahwa terapi relaksasi otot progresif dapat memfasilitasi konsumsi
ketegangan otot, menyeimbangkan tekanan darah sistolik dan diastolik, serta meningkatkan
Manfaat dari relaksasi otot progresif adalah mengurangi ketegangan pada otot
Achmad, 2017).
Menurut Dewi (2016) manfaat Progresive Muscle Relaxation atau relaksasi otot
psikologi.
misalnya naiknya jumlah rokok yang dihisap, konsumsi alkohol, pemakaian obat-
Tehnik relaksasi otot dilaporkan efektif dalam mengurangi ketegangan otot di tubuh.
Perubahan aktivitas system syaraf simpatik, termasuk penurunan denyut nadi, tekanan darah,
dan fungsi neuroendokrin yang berubah. Telah diamati pada subjek yang rileks. Relaksasi
otot dapat secara langsung menghambat kecemassan dan mengurangi stress akibat otot yang
tegng. Beberapa penelita telah menyarankan bahwa terapi PMR dapat berfungsi sebagai
Kontraindikasi terapi ini adalah pada pasien marahyangdisebabkan terapi ini yaitu
membutuhkan peregangan dan relaksasi sekelompokotot serta perasaan yang rileks (Sholehati
2015).
Kelebihan terapi relaksasi otot progresif dapat mengatasi tekanan darah tinggi dan
ketidakteraturan denyut jantung, mengurangi nyeri kepala, nyeri punggung, dan nyeri lainnya
serta mengatasi gangguan tidur. Terapi relaksasi tidak memerlukan perawatan yang mahal,
mudah dilakukan, tidak menimbulkan efek samping dan dapat dilakukan secara mandiri oleh
semua kalangan mulai dari remaja, dewasa, maupun lansia (Mahardhini, 2018).
Kontraindikasi terapi ini adalah pada pasien marahyangdisebabkan terapi ini yaitu
membutuhkan peregangan dan relaksasi sekelompokotot serta perasaan yang rileks (Sholehati
2015).
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal, serta lingkungan yang tenang
4. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain yang sifatnya
mengikat ketat.
2.2.7.2 Prosedur
15. Melatih Otot-Oot Betis Peserta duduk rileks dengan kedua kaki
diluruskan kemudian tekuk pergelangan kaki
(plantar fleksi ankle) hingga dirasakan
ketegangan, tahan selama 5 detik kemudian
lepaskan perlahan-lahan disertai menarik napas
dalam dan merasakan rileks selama 10 detik.
Lakukan gerakan yang sama 2 kali.
mengatur tekanan darah. Angiotensin terdapat dalam darah dan diproduksi di hati,
selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi di ginjal) akan diubah menjadi angiotensi
keduanya dapat meningkatkan tekanan darah. Teknik relaksasi otot progresif adalah
kimia mirip dengan beta-blocker pada saraf perifer yang dapat menutup node saraf
simpatis yang berguna untuk mengurangi ketegangan dan menurunkan tekanan darah.
Dengan memberikan terapi relaksasi otot progresif selama 15-30 menit dapat
simpatis.
Menurut Siti Nurmaya (2018) pemberian terapi relaksasi otot progresif selama
3 kali dalam seminggu selama 1 minggu sesuai dengan Standar Prosedur Operasional
(SPO dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 16-30 mmHg. Setelah dilakukan
2.3.1 Pengkajian
Menurut Nurarif & Kusuma (2015) pengkajian merupakan tahap yang penting
data-data tentang pasien sebelum menentukan rencana asuhan keperawatan yang akan
pengkajian yang dilakukan dengan memberikan beberapa pertanyaan pada pasien atau
keluarga pasien. Pengukuran: meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu dan
pernapasan. Pemeriksaan fisik: pemeriksaan yang dilakukan dari kepala sampai kaki
dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, auskultasi untuk melihat adanya kelainan atau
tidak.
riwayat peningkatan tekanan darah. Dengan riwayat keluarga dengan hipertensi yang
a. Pengumpulan Data
tempat tinggal
b) Riwayat penyakit sekarang : Pada pasien Hipertensi keluhan keluhan yang ada
anggota keluarga yang lain dan lingkungan sekitar sebelum maupun saat sakit,
a) Pola Nutrisi
Bagaimana kebiasaan makan , minum sehari- hari, jenis makanan apa saja
makanannya.
b) Pola Eliminasi
Pola eliminasi kaji tentang pola berkemih, termasuk frekuensinya, ragu ragu,
menetes, jumlah pasien harus bangun pada malam hari untuk berkemih.
Kebiasaan dalam pola hidup bersih, mandi, menggunakan sabun atau tidak,
menyikat gigi.
g) Hubungan peran
dianut, mengerjakan perintah agama yang di anut dan patuh terhadap perintah
dan larangan-Nya.
1. Pemeriksaan fisik
C, nadi 70
trauma?
irama, gerakkan cuping hidung, terdengar suara napas tambahan bentu dada?
b) Palpasi : Pergerakkan simetris kanan kiri, taktil premitus sama antara kanan
c) Perkusi : Adanya suara-suara sonor pada kedua paru, suara redup pada batas
3. Kardiovaskuler
datar , tapi perut menonjol atau tidak, lembilikus menonjol atau tidak, apakah
b) Palpasi: Adakah nyeri tekan abdomen, adakah massa ( tumor, teses) turgor
kulit perut untuk mengetahui derajat bildrasi pasien, apakah tupar teraba,
c) Perkusi: Abdomen normal tympanik, adanya massa padat atau cair akan
h) Reflek patella
6. Pemeriksaan pelvis/genitalia
tidak.
2.3.2 Pathway
2.3.3 Diagnosa Keperawatan
respon individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko
bagian vital dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu
direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus
teknik komunikasi kemampuan dalam prosedur tindakan, pemahaman tentang hak hak
dari pasien serta dala memahami tingkat perkembangan pasien. (Kartika Sari
Wijayaningsih, 2016)
Dalam pelaksanaan rencana tindakan terdapat dua jenis tindakan yaitu, tindakan
kewenangan dan tanggung jawab dalam menentukan asuhan kepewatan. (Kartika Sari
Wijayaningsih, 2016)
2.3.5 Evaluasi
melakukan identifikasi sejauh mana tujuab dari rencana keperawatan tercapai atau
1. Evaluasi Formatif
respon segera.
2. Evaluasi Sumatif
Merupakan rekapitulasi dari hasil observasi dan analis status pasien pada waktu
kriteria tertentu mebuktikan apakah tujuan tercapai, tidak tercapai atau tercapai
a. Tujuan tercapai
Tujuan ini dikatakan tercapai apabila klien telah menunjukan perubahan dan