A. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi) adalah penyakit yang menyerang sirkulasi (pembuluh darah) yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah diatas nilai normal atau tekanan darah >140/80 mmhg.
B. Tanda Dan gejala Hipertensi
1. Sakit Kepala
Gejala hipertensi yang pertama adalah sakit kepala. Ini adalah gejala umum dari masalah kesehatan
tersebut. Akan tetapi, seseorang mungkin baru akan merasakan sakit kepala apabila tekanan
darahnya berada di level 180/110 mmHg atau bahkan lebih. Sakit kepala juga terasa pada
perubahan tekanan darah secara tiba-tiba. Sementara pada kasus tekanan darah tinggi berlangsung
kronis (naik secara perlahan lahan dalam jangka waktu yang panjang), gejala ini biasanya tidak
akan terasa. Sakit kepala akibat hipertensi juga umumnya terjadi secara konstan dan tidak
dipengaruhi siklus tidur.
2. Pusing
3. Mual bahkan muntah
4. Rasa pegal di bahu
5. Penglihatan kabur
6. Sakit dada
7. Sesak nafas
8. Mudah Lelah
C. PENYEBAB HIPERTENSI \
Tidak Dapat Diubah :
· Umur (Resiko lebih besar pada lansia)
Hipertensi erat kaitannya dengan umur seseorang. Semakin tua seseorang, semakin besar resiko
terkena hipertensi. Dengan bertambahnya umur, risiko terjadinya hipertensi meningkat. Usia kejadian
hipertensi biasanya dimulai pada usia 35-65 tahun, hal ini terutama diakibatkan oleh elastisitas pada
pembuluh darah berkurang (Setyanda, 2015). Pada kelompok usia yang lebih tua akan mengalami
· Jenis Kelamin
Jenis kelamin laki-laki memiliki gaya hidup yang cenderung dapat menaikkan tekanan darah dari pada
perempuan. Sedangkan perempuan akan semakin tinggi resikonya mengalami hipertensi saat masuk
usia menopause (Wahyuni & Susilowati, 2018)
· Genetik (Keturunan)
Seseorang dengan sejarah keluarga yang mempunyai hipertensi lebih sering menderita hipertensi.
Riwayat keluarga dekat yang menderita hipertensi (faktor keturunan) juga mempertinggi risiko terkena
hipertensi terutama pada hipertensi primer. Keluarga dengan hipertensi dan penyakit jantung
meningkatkan risiko hipertensi 2-5 kali lipat (Saputra, Muhith, & Fardiansyah, 2017).
Dapat Diubah :
· Pola Hidup
Rokok mengandung berbagai macam zat kimia yang membahayakan kesehatan tubuh, kandungan
pada zat kimia tersebut diantaranya meliputi tar, nikotin, dan monoksida. Jika zat zat kimia
tersebut masuk ke dalam aliran darah, maka dapat terjadi kerusakan lapisan endotel pembuluh
darah serta mengakibatkan aterosklerosis dan hipertensi. Seseorang yang merokok dua batang,
maka tekanan sistolik maupun 17 diastoliknya akan meningkat 10 mmHg, tekanan darah tersebut
akan tetap pada ketinggian ini sampai 30 menit setelah berhenti menghisap rokok. Sedangkan
pada perokok berat tekanan darah akan berada pada level ketinggian sepanjang hari (Firmansyah
& Rustam, 2017)
Aktivitas fisik secara teratur bermanfaat dalam mengatur berat badan, menguatkan sistem jantung
serta pembuluh darah. Kurangnya aktifitas fisik seseorang mengakibatkan terjadinya hipertensi.
Aktivitas fisik sangat memengaruhi keseimbangan tekanan darah. Seseorang yang tidak aktif
melakukan kegiatan cenderung memiliki frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi, akibatnya
otot jantung bekerja lebih keras setiap berkontraksi. Makin keras otot jantung dalam memompa
darah, makin besar pula tekanan darah yang membebankan pada dinding arteri sehingga tahanan
perifer menyebabkan kenanikan tekanan darah. Kurangnya aktivitas fisik juga dapat
meningkatkan risiko kelebihan berat badan juga akan menyebabkan risiko hipertensi meningkat
(Harahap, Rochadi, & Sarumpaet, 2017)
· Obesitas (Kegemukan)
Penyebab hipertensi tidak diketahui, namun terdapat beberapa faktor yang dapat memicu kejadian
hipertensi. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah obesitas. Lemak yang berlebihan didalam
tubuh akan menganggu sirkulasi serta tekanan di pembuluh darah (Ponto, Kandou, & Mayulu,
2016).
Menurut Badan kesehatan dunia WHO dalam (Mamahit, Mulyadi, dan Onibala, 2017)
menginformasikan bahwa pada penderita hipertensi dianjurkan untuk membatasi konsumsi garam
hingga 6 gram sehari atau setara dengan 2400 mg natrium. Ketika tubuh mendapatkan asupan
garam yang terus meningkat, maka volume darah akan meningkat, sehingga terjadi juga
peningkatan beban kerja jantung.
· Stress
Stress dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan menstimulasi aktivitas sistem
saraf simpatis yang menjadi hipertensi. Apabila stress terjadi, hormon epinefrin atau adrenalin
akan terlepas. Aktivitas hormon ini dapat meningkatkan tekanan darah secara berkala. Jika stress
yang terjadi berkepanjangan, maka peningkatan tekanan darah menjadi permanen atau tetap
(Sapitri, Suyanto, & But
2. Stroke
Beberapa penelitian di luar negeri hipertensi merupakan penyebab utama pada kerusakan pembuluh
darah otak. Terdapat 2 jenis kerusakan yang ditimbulkan akibat pecahnya pembuluh darah dan
rusaknya dinding pembuluh darah. Hal ini dapat menyebabkan stroke. Stroke dapat terjadi pada
hipertensi kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalami hipertrofi dan menebal,
sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang. Arteri-arteri otak yang mengalami
arterosklerosis dapat melemah sehingga mengakibatkan terbentuknya anurisma
3. Kelumpuhan
Dari stroke tersebut menyebabkan seseorang menjadi lumpuh Sebagian dari tubuhnya bahkan seluruh
tubuh.
Gangguan ginjal seperti gagal ginja. Gagal ginjal ginjal merupakan peristiwa dimana ginjal tidak
berfungsi sebagaimana mestinya. Terdapat 2 jenis kelainan ginjal akibat hipertensi yaitu nefroskerosis
benigna dan nefrosklerosis maligna. Nefrosklerosis benigna terjadi pada hipertensi yang berlangsung
lama sehingga terjadi pengendapan fraksi-fraksi plasma pada pembuluh darah akibat proses menua.
Sedangkan nefrosklerosis maligna terjadi dengan adanya kenaikan tekanan diastole diatas 130 mmHg
yang disebabkan terganggunya fungsi ginjal.
E. Pencegahan Hipertensi
2. Olahraga Teratur
3. Periksa Kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter atau ikuti kegiatan kesehatan lainnya seperti
Posbindu, Posyandu lansia, dll.
Jika anda sudah terkena hipertensi pengobatan dapat dilakukan di fasilitas Kesehatan tingkat
pertama / Puskesmas sebagai penanganan awal dan kontrol
Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka panjang bahkan seumur hidup . Anda harus minum
obat secara teratur seperti yang dianjurkan dokter meskipun tak ada gejala. And harus mengetahui cara
minum obat dosis yang digunakan untuk tiap obat dan berapa kali minum sehari.
DIABETES MELITUS
A. Pengertian
Diabetes Melitus (DM) atau biasa disebut penyakit gula/kencing manis bagi sebagian besar orang adalah
suatu penyakit yang ditanndai dengan tingginya kadar gula dalam darah
(Hiperglikemia).
DM ditandai dengan hasil pemeriksaan gula darah menunjukkan :
Pada orang dengan kondisi tubuh normal, konsumsi gula sebenarnya boleh-boleh saja asalkan pada
batasan yang tepat. Menurut beberapa ahli, pada kondisi normal, idealnya batasan konsumsi gula adalah
sebagai berikut :
Dewasa dan remaja, tidak lebih dari 30 gram per hari (sekitar 7 sendok teh)
Anak-anak berusia 7-10 tahun, tidak lebih dari 24 gram per hari (sekitar 6 sendok teh)
Anak-anak berusia 2-6 tahun, tidak lebih dari 19 gram per hari (sekitar 4 sendok teh)
kebiasaan mengkonsumsi makanan manis ditambah kebiasaan malas gerak menjadi gerbang utama
dalam menyebabkan diabetes. Saat tubuh kurang aktivitas, resiko menderita diabetes semakin
meningkat. Terlebih jika gaya hidup yang dijalani kurang sehat, misalnya pola makan yang buruk,
kebiasaan minum alkohol dan merokok.
Diketahui terdapat beberapa jenis obat yang meningkatkan risiko diabetes, di antaranya jenis obat statin,
steroid, diuretik, pentamidine, beta-blocker, protease inhibitor, serta beberapa jenis obat lainnya yang
dikonsumsi tanpa resep dokter dalam bentuk sirup dan tinggi gula. Maka dari itu, sangat disarankan
untuk mengkonsumsi obat dengan panduan dokter. Karena bagaimanapun juga, setiap obat memiliki
efek samping yang perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ataupun ahli kesehatan. Apalagi
jika konsumsi obat dalam jangka waktu yang cukup lama.
Diabetes Melitus :
Salah satu komplikasi paling buruk yang mungkin didapatkan oleh penderita diabetes adalah tekanan
darah tingi atau hipertnsi. Salah satu gangguan resiko menjadi penderita diabetes adalah hilangnya
kemampuan pembuluh darah arteri di dalam tubuh untuk melebar dan meregang. Pembuluh darah arteri
adala pembuluh darah yang memiliki fungsi untuk membawa dan menyebarkan darah dari jantung ke
seluruh tubuh. Terganggunya kelenturan pembuluh darah arteri akan menyebabkan pembuluh darah
menjadi kaku dan menimbulkan tekanan darah tinggi.
( Pola makan teratur, aktifitas fisik tetap safety, tes gula darah rutin, operasi)