Oleh :
FERO HADE AL GHAZY
1941312077
KELOMPOK T
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
A. Tinjauan teoritis hipertensi
1. Pengertian hipertensi
Andra & Yessie, (2013), mengatakan hipertensi adalah keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali
pemeriksaan tekanan darah yang diakibatkan satu atau lebih beberapa faktor resiko yang
sudah tidak berjaln dengan semestinya dalam mempertahan kan tekanan darah secara
normal. Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan/atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
(World Health Organization, 2013).
Anies, (2018) mengatakan penyebab hipertensi adalah usia, semakin bertambah usia
sesorang semakin berkurang elastisitas pembuluh darahnya, sehingga tekanan darah didalam
tubuh akan mengalami kenaikan dan dapat melebihi batas normalnya, penyebab lainnya
memiliki riwayat hipertensi pada keluarga, pola makan yang buruk dan tidak sehat, seperti
sering mengkonumsi makanan berlemak tinggi, makanan berlemak tinggi akan membuat
penyumbatan dipembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik, stress juga merupakan
penyebab hipertensi, jika sedang stress hormon adrenalin akan meningkat sehingga
menyebabkan tekanan darah di dalam tubuh menjadi naik.
2. Etiologi hipertensi
Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan
10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Faktor terjadinya hipertensi yang
bisa dikendalikan :
a. Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya
melalui air seni. Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang minum air
putih, berat badan berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan hipertensi
maupun diabetes mellitus. Berat badan yang berlebih akan membuat aktifitas
fisik menjadi berkurang. Akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk
memompa darah.
b. Pola makan tidak sehat.
Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan
mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah akan
meningkat akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volume darah. Kelebihan
natrium diakibatkan dari kebiasaan menyantap makanan instan yang telah
menggantikan bahan makanan yang segar. Gaya hidup serba cepat menuntut segala
sesuatunya serba instan, termasuk konsumsi makanan. Padahal makanan instan
cenderung menggunakan zat pengawet seperti natrium berzoate dan penyedap rasa
seperti monosodium glutamate (MSG). Jenis makanan yang mengandung zat tersebut
apabila dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah karena adanya natrium yang berlebihan di dalam tubuh.
d. Usia
Hipertensi bisa timemukan pada semua usia, tetapi semakin
bertambah usia seseorang maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
– perubahan pada , elastisitas dinding aorta menurun, katub jantung menebal
dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan
elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer.
6. Komplikasi hipertensi
Tekanan darah tinggi apabila tidak di obati dan di tanggulangi, maka dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi dapat terjadi pada organ- organ sebagai berikut :
Jantung, tekaan darah tinggi dapat menyeabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit
jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi.
Akibatnya, jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak cairan tertahan diparu
maupun jaringan tubuh yang lain yang dapat menyebabkan sesak napas atau eodema,
kondisi ini disebut gagal jantung.
Hipertensi menetap memengaruhi system kardiovaskular, saraf, dan ginjal, laju
aterosklerosis meningkat, meningjatkan risiko penyakit jantung coroner dan stroke. Beban
kerja ventrikel kiri meningkat, menyebabkan hipertrofi ventrikel, yang kemudian
meningkatkan risiko penyakit jantung coroner, disritmia, dan gagal jantung. Tekanan darah
diastolik adalah faktor risiko kardiovaskular signifikan sampai usia 50 tahun, tekanan
sistolik kemudian menjadi faktor yang lebih penting yang menyebabkan risiko
kardiovaskular. Sebagian besar kematian akibat hipertensi disebabkan oleh penyakit jantung
coroner dan infark miokardium akut atau gagal jantung ( Priscilla LeMone, 2016)
7. Patofisiologi hipertensi
Sejumlah kecil klien antara 2-5% ,memiliki penyakit dasar ginjal atau adrenal
yang menyebabkan peninkata tekanan darah (Abdul Majid, 2018). Mekanisme yang
mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada
medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut
kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor disalurkan dalam bentuk impul yang
bergerak kebawah melalui saraf simaptis ke ganglia simaptis. neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merngsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi ke pembuluh
darah, berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruh respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi (Andra & Yessie, 2013)
Tekanan darah merupakan hasil dari interaksi curah jantung (cardiac out put) dan
derajat dilatasi atau konstriksi arteriola (resistensi vascular iskemik). Tekanan darah arteri
dikontrol dalam waktu singkat oleh baroreseptor arteri yang mendeteksi perubahan tekanan
pada arteri utama, dan kemudian melalui mekanisme umpan balik hormonal menimbulkan
berbagai variasi respons tubuh seperti frekuensi denyut jantung, kontraksi otot jantung,
kontraksi otot polos pada pembuluh darah dengan tujuan mempertahankan tekanan darah
dalam batas normal. Baroreseptor dalam komponen kardiovaskular tekanan rendah, seperti
vena, atrium dan sirkulasi pulmonar, memainkan peranan penting dalam pengaturan
hormonal volume vaskular. Penderita hipertensi dipastikan mengalami peningkatan salah
satu atau kedua komponen ini, yakni curah jantung dan atau resistensi vascular sistemik.
8. WOC
3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Noc Nic
1 Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen Nyeri
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Tindakan keperawatan:
agen cidera fisik nyeri terkontrol dengan a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
kriteria hasil: meliputi PQRST
Batasan krakteristik. Dari skala 3 sedang turun b. Ajarkan teknik non-farmakologis
a. dilatasi pupil menjadi skala 5 tidak ada c. Pastikan pemberian analgesic dan atau strategi
b. ekspresi wajah nyeri nonfarmakologis sebelum dilakukan prosedur
misalnya meringis a. Melaporkan perubahan yang menimbulkan nyeri
c.fokus menyempit terhadap gejala nyeri d. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
d. fokus pada diri b. Menggambarkan e. Gunakan pengontrolan nyeri sebelum nyeri
sendiri penyebab nyeri bertambah berat
e.keluhan tentang c. Menggunakan tindakan f. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
intensitas skala nyeri pengurangan nyeri membantu penurunan nyeri
f. mengepresikan tanpa analgesic secara g. Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkn
prilaku konsisten pengetahuan dan respon keluarga terhadap
g. prilaku d. Melaporkan gejala yang pengalaman nyeri
distraksi tidak terkontrol h. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan
h. perubahan pada e. Mengenali kapan nyeri menangani nyerinya dengan tepat
tekanan darah, terjadi secara konsisten i. Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen
frekuensi jantung, f. Melaporkan nyeri yang nyeri dalam interval yang spesifik
frekuensi pernafasan, terkontrol.
2
saturasi o 2. Monitor Tanda-Tanda Vital
i. perubahan posisi Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
untuk mengurangi keperawatan diharapkan a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
nyeri Tingkat Nyeri berkurang pernafasan dengan tepat
j. perubahan selesra dari nyeri tidak terkontrol 3 b. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan
makan sedang turun menjadi skala tanda-tanda vital
k. putus asaan 5 dapat mengontrol nyeri
l. sikap melindungi dengan kriteria hasil : 3. Terapi Relaksasi tindakan keperawatan:
rasa nyeri a. Tekanan darah normal. a. Minta klien untuk rileks Gambarkan rasionalisasi
m. sikap tubuh b. Tidak ada mengerinyit, dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang
melindungi mengerang dan tersedia
menangis. b. Dorong klien untuk mengulang praktik teknik
c. Tidak ada nyeri yang relaksasi.
dilaporkan c. Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada
a. Tidak ada keringat klien.
berlebih.
b. Denyut nadi radial
normal
c. Tidak ada ekspresi
nyeri wajah
d. Frekuensi nafas normal.
2 Ketidak efektifan Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan hipertensi :
menaemen kesehatan kunjungan rumah 2x a. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
diharapkan keluarga mampu terkait dengan proses penyakit yang spesifik
Batasan kerakteristik mengenal masalah b. Berikan edukasi pasien dan keluarga mengenai
a. Akegagalan mengenai hipertensiDengan tanda dan gejala serta pencegahan
melakukan tindkan a. promosi kesehatan c. Beriakan edukasi kepada keluarga cara
untuk mengurangi Dengan kriteria hasil: menanggualangi dampak hipertensi
faktor resiko Pendidikan Kesehatan
b. Kegagalan tentang hipertensi
memasukan KLien dan keluarga
regimen kesehatan menyetujui pemahaman
dalam kehidupan tentang penyakit
sehari-hari Klien dan keluarga
c. Kesulitan dengan mampu menjelaskan
regimen kesehatan kembali apa yang
yang di progamkan dijelaskan perawa
d. Pilihan yang tidak
efektif dalam
kehidupan sehari-
hari untuk
memenuhi tujuan
kesehatan
4. Implementasi keperawatan
Intervensi merupakan tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan
dasar keilmuan yang terdiri dari susunan Nic yang telah tersusun. Intervensi merupakan
kerangka dalam melakaukan tindkan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien
Evaluasi adalah tahap akhir dari asuhan keperawatan yang yang merupakan hasil
perbandingan hasil tindakan sebelum dan setelah dilakukan dengan kriteria hasil yang
sudah ditetapkan serta penilaian apakah masalah sudah diatasi apa belum teratasi
(Saputra, 2013)
DAFTAR PUSTAKA
Martinus. 2018. Petunjuk Praktis Karya Tulis Ilmiah Berbasis Riset Keperawatan.
Jakarta Timur: CV. Trans Info Media
Priscilla, dkk. 2016.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 5. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2016. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
edisi 12. Jakarta: EGC
Supardi, Sudihyo & Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media
Turana Yuda, Bambang Widyantoro. Buku Ajar Hipertensi. Jakarta: Perhimpunan Dokter
Hipertensi; 2017.
Nama Tn. R .(L)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
No. MR :.-
MEDIKAL BEDAH
Tanggal Lahir/usia:.1980 / 40 th
Ruang : klinik mediska Tgl. Pengkajian: 09. 07.2020 Pukul :16.00 wib
A. PENGKAJIAN
DATA DASAR
Kesadaran: √ CM
TTV: TD 160/90 mmHg, N 80 X/mnt, S 36,7◦C, P 23 X/mnt, Nyeri: √ Ya
TB:165 BB:65 IMT : 25,4 (berlebih)
Saat pengkajian : pasien mengatakan nyeri skla 7, terasa ditusuktusuk, nyeri menyebar
ke bahu dan pundak, nyeri kurang lebih 5 menit namun sering, selain nyeri pasien
mengalami pusing mata berkunang-kunang, tidak mengalami sesk nafas, saat nyeri
terasa pasien tidak melakukan apapun
Genogram
Ket:
O : perempuan,
□ : laki-laki,
† : meninggal,
: pasien
X : meninggal
: tinggal serumah
keluarga
mengalami
penyakit
Pagi: makanan berminyak dan bersantan Pagi: makanan berminyak dan bersantan
Siang: goreng-gorengan Siang: goreng-gorengan
Malam: makanan berminyak dan bersantan Malam: makanan berminyak dan bersantan
e. Pola Istirahat Tidur: pasien mengatakan kadang susah tidur karna nyeri terasa sesekali
tidur biasanya 4-5 jam
Lain-lain/kesimpulan : mengalami gangguan tidur selama sakit sesekali
f. Pola Kognitif –Persepsi: wajah pasien nampak tegang dan lelah
Status mental: √ Sadar
Bicara: √ Normal
Bahasa sehari-hari √ Daerah minangkabau
Kemampuan membaca, bahasa Indonesia √Ya
Berkomunikasi: √ Ya Memahami: √ ya
Tingkat Ansietas: √ (Ringan )
Keterampilan Interaksi: √ Tepat
Pendengaran : tidak ada memakai alat bantu
Penglihatan : tidak ada memakai alat bantu pengihatan
Ketidak nyamanan/Nyeri: Kronik √
Deskripsi: pasien mengatakan sudah menderita hipertensi sejak 10 thun yang lalu dan
seak itu pasien sering mengalami pusinhg jika nyeri terasa hebat
Penatalaksanaan Nyeri: pasien tidak ada melakukan apapun
g. Pola Peran Hubungan: pasien tidak mengalami gangguan peran dalam keluarga
Pekerjaan:wirasuasta
Status Pekerjaan: √ Bekerja
Sistem Pendukung: Keluarga serumah √
i. Pola Koping-Toleransi Stres: pasien mengatakan kadang cemas klau nyerinya sudah
terlalu berat dirasakan, pasien mengatkan terkadang pasien sering memenung memikirkan
kesehatannya, pasien mengatakan cemas terhadap dampak komplikasi penyakitnya
Kesimpulan:Pasien tidak megetahui cara mengendalikan strs
PEMERIKSAAN FISIK
Gambaran
Tanda Vital TD :160 mmHg S : 36,7 C
N : 80 x/menit P : 22 x/menit
Kulit Tugor kulit kembali cepat
Kepala Tidak ada pembengkakan, rambut mudah rontok
Mata Konjutiva sub anemis, sklera tidak ikterik
Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung
Leher Tidak ada pembesaran vena jugularis
Toraks
- Paru I:simitris kiri dan kanan
Pa: vremitus kiri dan kaanan
Pe: sonor
A: fesikuler
- Jantung
I: iktuskordis tidak nampak
Pa: iktuskordis teraba RIC 5
Pe: tidak ada pembesran jantung
A: tidak ada suara jantung tambahan
Abdomen I: simetris kiri dan kanan
Pa:tidak ada pembesaran hepar
Pe: timpany
A: bising usu 10 x/menit
Genitalia Tidak ada keluhan
Rectal Tidak ada keluhan
Ekstremitas Lengkap, tidak ada gangguan CRT < 3 detik
Muskuloskeletal/Sendi
Lain-lain
Lokasi nyeri
Keterangan : : bagian tubuh yang
mengalami nyeri
Penatalaksanaan Medis :
Jenis Tanggal Jenis/nama
Oral 09/07/2020 Amlodipin 10 mg
ANALISA DATA
Inisial Nama Pasien: Tn R
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
/TGL
1 DS : Gangguan Resiko
09/07/2020 pasien mengatakan nyeri skla 7, terasa sirkulasi ketidakefektifan
ditusuktusuk, nyeri menyebar ke bahu dan perfusi jaringan
pundak, nyeri kurang lebih 5 menit namun Restensi serebral
sering, selain nyeri pasien mengalami pusing pembuluh darah
mata berkunang-kunang, saat nyeri terasa diotak menungkat
pasien tidak melakukan apapun
Nyeri akut
DO:
Wajah pasien nampak tegang dan lelah
TD : 160/90 mmHg, N 90x/menit, S 36,7, P 22
x/menit
DO:
wajah pasien nampak lelah,
pasien nampak letih
INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Noc Nic
Monitoring peningkatan
intracranial
a. Berikan antibiotic
b. Monitor tekanan perfusi
serebral
c. Monitor jumlah, nilai dan
karakteristik pengeluaran
cairan serebrispina (CSF)
d. Monitor intake dan output
e. Monitor suhu dan jumlah
leukosit
f. Sesuaikan kepala tempat
tidur untuk
mengoptimalkan perfusi
serebral
g. Berikan agen farmakologis
untuk mempertahankan TIK
dalam jangkauan tertentu
h. Letakkan kepala dan leher
pasien dalam posisi netral,
hindari fleksi pinggang yang
berlebihan
i. Periksa pasien terkait dengan
ada tidaknya gejala kaku
kuduk
2 Ansietas b.d Status Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction (penurunan
kesehatan keperawatn selam 3x24 am kecemasan
diharapkan pasien mengalami a) Gunakan pendekatan yang
Batasan kerakteristik : penurunan kecemasan dari skala menenangkan.
3 (sedang) ke 1 (ringan) b) Nyatakan dengan jelas harapan
a. Gelisah terhadap pelaku pasien.
b. Gugup c) Jelaskan semua prosedur dan
c. Kesedihan yang a) Anxiety self-control apa yang dirasakan selama
mendalam b) Anxiety level prosedur.
d. Menyesal c) Coping d) Pahami perspektif pasien
e. Peka ragu terhadap situasi stress.
f. Putus asa Kriteria hasil: e) Temani pasien untuk
g. Sangat khuwatir a) Klien mampu menidentifikasi memberikan keamanan dan
h. Wajah tegang dan mengungkapkan gejala mengurangi rasa takut.
i. Ddilatas pupil cemas. f) Identifikasi tingkat kecemasan.
j. Peningkatan tekanan b) Mengidentifikasi, g) Bantu pasien mengenal situasi
darah mengungkapkan dan yang menimbulkan kecemasan.
k. Letih menunjukkan teknik untuk h) Dorong pasien untuk
l. Melamun mengontrol cemas. mengungkapkan perasaan
m. Gangguan kosentrasi c) Vital sign dalam batas normal. ketakutan .
n. d) Postur tubuh, ekspresi wajah, i) Instruksikan kepada pasien
bahasa tubuh dan tingkat untuk menggunakan teknik
aktivitasmenunjukkan relaksasi.
berkurangnya kecemasan. j) Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan.
3 Ketidak efektifan Setelah dilakukan kunjungan Pendidikan kesehatan
menajemen kesehatan d.b rumah 2x diharapkan keluarga hipertensi :
kurangnya pengetahuan mampu mengenal masalah d. Kaji tingkat pengetahuan
tentang progam mengenai hipertensiDengan pasien dan keluarga terkait
terapiotik a. promosi kesehatan dengan proses penyakit yang
Dengan kriteria hasil: spesifik
Batasan kerakteristik Pendidikan Kesehatan tentang e. Berikan edukasi pasien dan
e. Akegagalan melakukan hipertensi keluarga mengenai tanda dan
tindkan untuk KLien dan keluarga gejala serta pencegahan
mengurangi faktor menyetujui pemahaman f. Beriakan edukasi kepada
resiko tentang penyakit keluarga cara menanggualangi
f. Kegagalan memasukan Klien dan keluarga mampu dampak hipertensi
regimen kesehatan menjelaskan kembali apa yang
dalam kehidupan dijelaskan perawa
sehari-hari
g. Kesulitan dengan
regimen kesehatan yang
di progamkan
h. Pilihan yang tidak
efektif dalam
kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi tujuan
kesehatan
Implentasi keperawatan
No Diagnosa Implementasi Evaluasi
A: Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral
P: intervensi dilanjutkan