Anda di halaman 1dari 34

TUGAS PORTOFOLIO

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. R


DENGAN MASALAH HIPERTENSI

Oleh :
FERO HADE AL GHAZY
1941312077

KELOMPOK T

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2020
A. Tinjauan teoritis hipertensi
1. Pengertian hipertensi

Andra & Yessie, (2013), mengatakan hipertensi adalah keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara abnormal dan terus menerus pada beberapa kali
pemeriksaan tekanan darah yang diakibatkan satu atau lebih beberapa faktor resiko yang
sudah tidak berjaln dengan semestinya dalam mempertahan kan tekanan darah secara
normal. Hipertensi adalah suatu keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan/atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg
(World Health Organization, 2013).
Anies, (2018) mengatakan penyebab hipertensi adalah usia, semakin bertambah usia
sesorang semakin berkurang elastisitas pembuluh darahnya, sehingga tekanan darah didalam
tubuh akan mengalami kenaikan dan dapat melebihi batas normalnya, penyebab lainnya
memiliki riwayat hipertensi pada keluarga, pola makan yang buruk dan tidak sehat, seperti
sering mengkonumsi makanan berlemak tinggi, makanan berlemak tinggi akan membuat
penyumbatan dipembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik, stress juga merupakan
penyebab hipertensi, jika sedang stress hormon adrenalin akan meningkat sehingga
menyebabkan tekanan darah di dalam tubuh menjadi naik.
2. Etiologi hipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :


a. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang disebabkan penyakit lain.
b. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya.

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90% penderita hipertensi, sedangkan
10% sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Faktor terjadinya hipertensi yang
bisa dikendalikan :
a. Obesitas
Saat asupan natrium berlebih, tubuh sebenarnya dapat membuangnya
melalui air seni. Tetapi proses ini bisa terhambat, karena kurang minum air
putih, berat badan berlebihan, kurang gerak atau ada keturunan hipertensi
maupun diabetes mellitus. Berat badan yang berlebih akan membuat aktifitas
fisik menjadi berkurang. Akibatnya jantung bekerja lebih keras untuk
memompa darah.
b. Pola makan tidak sehat.
Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga keseimbangan cairan dan
mengatur tekanan darah. Tetapi bila asupannya berlebihan, tekanan darah akan
meningkat akibat adanya retensi cairan dan bertambahnya volume darah. Kelebihan
natrium diakibatkan dari kebiasaan menyantap makanan instan yang telah
menggantikan bahan makanan yang segar. Gaya hidup serba cepat menuntut segala
sesuatunya serba instan, termasuk konsumsi makanan. Padahal makanan instan
cenderung menggunakan zat pengawet seperti natrium berzoate dan penyedap rasa
seperti monosodium glutamate (MSG). Jenis makanan yang mengandung zat tersebut
apabila dikonsumsi secara terus menerus akan menyebabkan peningkatan tekanan
darah karena adanya natrium yang berlebihan di dalam tubuh.

c. Gaya hidup modern.


Kerja keras penuh tekanan yang mendominasi gaya hidup masa kini
menyebabkan stres berkepanjangan. Kondisi ini memicu berbagai penyakit
seperti sakit kepala, sulit tidur, gastritis, jantung dan hipertensi. Gaya hidup
modern cenderung membuat berkurangnya aktivitas fisik (olah raga). Konsumsi
alkohol tinggi, minum kopi, merokok. Semua perilaku tersebut merupakan
memicu naiknya tekanan darah.

d. Usia
Hipertensi bisa timemukan pada semua usia, tetapi semakin
bertambah usia seseorang maka resiko terkena hipertensi semakin meningkat.
Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan
– perubahan pada , elastisitas dinding aorta menurun, katub jantung menebal
dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap
tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya, kehilangan
elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya efektifitas
pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, meningkatnya resistensi pembuluh
darah perifer.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi yang tidak


bisa dikendalikan :
a. Genetik : hipertensi merupakan penyakit keturunan, apabila salah satu orang
tuanya hipertensi maka keturunannya memiliki resiko 25% terkena hipertesi,
tetapi bila kedua orang tuanya menderita hipertensi maka 60 % keturunannya
menderita hipertensi.
b. Ras : Suku yang berkulit hitam lebih cenderung terkena hipertensi.
c. Jenis kelamin : Laki-laki cenderung lebih sering terkena penyakit hipertensi.

Penyebab hipertensi sekunder adalah :


a. Ginjal (Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor)
b. Vaskular (Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol
,Vaskulitis).
c. Kelainan endokrin (Diabetik Melitus, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme)
d. Saraf (Stroke, Ensepalitis,SGB)
e. Obat – obatan (Kontrasepsi oral, Kortikosteroid).

3. Manifestasi Klinis hipertensi


Sebagian manifestasi klinis timbul setelah penderita mengalami hipertensi selama
bertahun-tahun, gejala nya berupa
a.Nyeri kepala, terkadang disertai mual dan muntah akibat peningkatan tekanan darah
interaknium
b. Sering berkemih dimalam hari (Nokturia) karena adanya peningkata aliran
darah ginjal dan filtrasi glomerulus
c.perubahan dalam pengelihatan atau ucapan, puisng, kelemahan, pingsan tiba-
tiba, atau hemiplegia, sementara atau permanen
d.Ayunan langkah yang tidak mantap karena terjadi kerusakan susunan saraf
pusat
e.Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler
f. Penglihatan kabur karena terjadi kerusakan pada retina sebagai dampak dari
hipertensi
4. Pemeriksaan penunjang hipertensi
Pemeriksaan penunjang yang diperlukan di antaranya:
a. Pemeriksaan darah di laboratorium seperti: darah lengkap, gula darah, elektrolit
b. CT scan kepala bila menunjukkan gejala defisit neurologis seperti stroke
c. Foto thoraks untuk mengetahui apakah ada edema paru, kardiomegali
d. Pemeriksaan enzim biomarker jantung
e. Pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG) untuk mendeteksi aritmia, penyakit jantung
koroner, hipertrofi ventrikel kiri
f. Pemeriksaan fungsi ginjal: ureum, kreatinin
g. Pemeriksaan urinalisis untuk mendeteksi adanya albumin, darah dan kristal di urin

5. Penatalaksanaan medis dan keperawatan


a. Pengobatan medis
1) Diuretik (hidroklorotiazid)
Mengeluarkan cairan tubuh sehingga volume cairan ditubuh berkurang yang
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik ( Metildopa, klonidin dan reserpin)
Menghambat aktivitas saraf simpatis
3) Penghambat reseptor angiotensin II (Valsartan)
Menghalangi penempelan zat Angiotensin II pada reseptor sehingga memperingan
daya pompa jantung.
4) Vasolidator (Prasosin, Hidralasin)
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos pembuluh darah.
5) Betabloker (Metroprolol, propranolol dan antenolol)
• Menurunka daya pompa jantung
• Tidak di anjurkan pada penderita yang telah diketahui mengidap
gangguan pernafasan seperti asma bronkial.
• Pada diabetes mellitus : dapat menutupi gejala hipoglikemia
6) ACE inhibitor (captopril)
• Menghambat pembentukan zat angiotensin II
• Efek samping : batuk kering, pusing, sakit kepala, lemas
• Penghambat reseptor angiotensin II (Valsartan)
7) Antagonis kalsium (Diltiasem dan Verapamil) Menghambat kontraksi jantung
(kontraktilitas) (Andra & Yessie ,2013
b. Penatalaksanaan keperawatn
Penatlaksanaan non farmakologis dengan memodifikasi gaya hidup sangat penting dalam
mengobati tekanan darah tinggi (Andra & Yessi,2013).
Penatalaksanaan hiertensi non farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi
gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah yaitu :
1) Menghindari merokok, rokok dapat meningkatkan resiko kompliaksi pada
pasien hipertensi seperti penyakit jantug, dan stroke, nikotin dalam tembakau
membuat jantung bekerja lebih keras karena menyempitkan pembuluh darah .
2) Menghindari stres dengan mencipatakan suasana yang menyenangkan bagi
penderita hipertensi dan memperkenalkan metode relaksasi seperti yoga atau
meditasi yang dapat mengontrol system saraf yang akhirnya dapat
menurunkan tekanan darah.
3) Mempertahankan berat badan ideal, sesuai Body Mass Index (BMI) dengan
rentang 18,5 – 24,9 kg/m2. Mengatasi obesitas juga dapat dilakukan dengan
melakukan diet redah kolesterolnamun kaya dengan serat dan protein.
4) Kurangi asupan natrium (sodium), dapat dilakukan dengan cara diet rendah
garam. Pengurangan konsumsi garam menjadi ½ sendok the per hari, dapat
menurunkan tekanan sistolik sebanyak 5 mmHg dan tekanan diastolic sekitar
2,5 mmHg .
5) Batasi alkohol, karna mengkonsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan
tekanan darah.

6. Komplikasi hipertensi
Tekanan darah tinggi apabila tidak di obati dan di tanggulangi, maka dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan arteri di dalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi dapat terjadi pada organ- organ sebagai berikut :
Jantung, tekaan darah tinggi dapat menyeabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit
jantung koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut dekompensasi.
Akibatnya, jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak cairan tertahan diparu
maupun jaringan tubuh yang lain yang dapat menyebabkan sesak napas atau eodema,
kondisi ini disebut gagal jantung.
Hipertensi menetap memengaruhi system kardiovaskular, saraf, dan ginjal, laju
aterosklerosis meningkat, meningjatkan risiko penyakit jantung coroner dan stroke. Beban
kerja ventrikel kiri meningkat, menyebabkan hipertrofi ventrikel, yang kemudian
meningkatkan risiko penyakit jantung coroner, disritmia, dan gagal jantung. Tekanan darah
diastolik adalah faktor risiko kardiovaskular signifikan sampai usia 50 tahun, tekanan
sistolik kemudian menjadi faktor yang lebih penting yang menyebabkan risiko
kardiovaskular. Sebagian besar kematian akibat hipertensi disebabkan oleh penyakit jantung
coroner dan infark miokardium akut atau gagal jantung ( Priscilla LeMone, 2016)

7. Patofisiologi hipertensi
Sejumlah kecil klien antara 2-5% ,memiliki penyakit dasar ginjal atau adrenal
yang menyebabkan peninkata tekanan darah (Abdul Majid, 2018). Mekanisme yang
mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada
medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut
kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor disalurkan dalam bentuk impul yang
bergerak kebawah melalui saraf simaptis ke ganglia simaptis. neuron preganglion
melepaskan asetilkolin, yang akan merngsang serabut saraf paska ganglion ke pembuluh
darah, dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi ke pembuluh
darah, berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruh respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriktor. Individu dengan hipertensi sangat
sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi (Andra & Yessie, 2013)
Tekanan darah merupakan hasil dari interaksi curah jantung (cardiac out put) dan
derajat dilatasi atau konstriksi arteriola (resistensi vascular iskemik). Tekanan darah arteri
dikontrol dalam waktu singkat oleh baroreseptor arteri yang mendeteksi perubahan tekanan
pada arteri utama, dan kemudian melalui mekanisme umpan balik hormonal menimbulkan
berbagai variasi respons tubuh seperti frekuensi denyut jantung, kontraksi otot jantung,
kontraksi otot polos pada pembuluh darah dengan tujuan mempertahankan tekanan darah
dalam batas normal. Baroreseptor dalam komponen kardiovaskular tekanan rendah, seperti
vena, atrium dan sirkulasi pulmonar, memainkan peranan penting dalam pengaturan
hormonal volume vaskular. Penderita hipertensi dipastikan mengalami peningkatan salah
satu atau kedua komponen ini, yakni curah jantung dan atau resistensi vascular sistemik.
8. WOC

B. Landasan teoritis asuhan keperawatan.


1. Pengkajian
Data yang perlu dikaji pada pasien hipertensi meliputi :
i. Data pasien
1) Identitas klien
Meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, jenis kelamin, pendidikan, agama,
suku bangsa, dan tanggal masuk .
2) Identitas penanggung jawab
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, agama, alamat, hubungan dengan klien

ii. Riwayat kesehatan


1) Keluhan utama
Biasanya pasien dating ke RS dengan keluhan kepala terasa pusing, mata
berkunang-kunang, kuduk terasa berat, dan sulit tidur
2) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pada saat dilakukan pengkajian pasien masih mengeluh kepala
terasa sakit berat, pengelihatan berkunang-kunang, dan tidak bisa tidur.
3) Riwayat kesehatan dahulu
Biasanya penyakit hipertensi merupakan penyakit menahun, yang sudah lama
dialami pasien, dan biasanya pasien mengkonsumsi obat rutin
4) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya hipertensi ini adalah penyakit keturunan

iii. Pengkajian pola fungsi gordon


a) Pola persepsi kesehatan manajemen kesehatan
Biasanya pasien menyadari kalau dirinya menderita hipertensi tetapi pengetahuannya
pasien tentang penyakit tersebut kurang, dan biasanya pemeriksaan secara rutin tidak
dilakuan ke puskesmas.
b) Pola metabolik dan nutrisi
Biasanya pada pasien dengan hipertensi ditemukan data pasien suka makan-makanan
yang berleak, asin, merokok, minum alkohol dan jarang untuk minum-minuman air
putih
c) Pola eliminasi
Pada pasien yang mengalami hipertensi tidak ditemukan adanya perubahan elimiasi
BAB atau BAK
d) Pola aktivitas dan olah raga
Biasanya pasien dengan hipertensi ditemukan data bahwa pasien jarang untuk
berolahraga dan aktifitas fisik juga tidak ada
e) Pola tidur dan istirahat
Pasien dengan hipertensi biasanya didapatkan data mengalami gangguan tidur yang
dialaminya yang disebabkan oleh nyeri yag dialaminya
f) Pola persepsi dan kognitif
Biasanya pasien mengalami gangguan sensori penglihatan yaitu pandangannya kabur,
sedangkan sensori pendengaran, pengidu, peraba, pengelap tidak mengalami gangguan
pasien mengatakan kepala pusing
g) Pola konsep diri
Biasanya pada pasien dengan hipertensi tidak ditemukan data yang meggap dirinya
rendah
h) Pola hubungan peran
Biasanya pada pasien dengan hipertensi tidak ditemukan data bahwa pasien
megalami gangguan peran di dalam keluarga maupun pada lingkungan sosial
pasien
i) Pola koping dan toleransi stres
Biasanya pada pasien dengan hipertensi ditemukan data bahwa pasien
mengalami stres karna penyakitnya yang tidak kunjung sembuh dan pada saat
sembuh pasien biasanya tidak kontrol teratur lagi ke puskesmas
j) Pola nilai dan kepercayaan
Biasanya tidak ditemukan adanya data bahwa pasien mengalami gangguan
terhadap kepercayaannya

iv. Pemeriksaan fisik :


a) Kesadaran pasien
Biasanya pasien dengan hipertensi kesadaran kompas mentis
b) TTV
ttv pasie biasanya didapatkan TD tinggi >140 mmHg dengan diastol >90 mmHg, nafas
cepat, suhu normal, dan nadi biasanya naik >80 x/menit
c) Mata
Biasanya ditemukan kojutiva anemis, hal ini dikarakan pasien suka merokok sehigga
zat yang terkandung didalam rokok masuk kedalam darah dan menuju jantung, hal ini
dapat menghambat kerja jantung
d) Leher
Kaji apakah adanya pembesaran vena jugoaris, biasnya pasien hipertensi berat yang
tidak terkontrol akan nampak pembesaran vena jugolaris
e) Telinga
Bisanya tidak ada ditemukan pendarahan ditelinga, dan biasanya pedengaran pasien
tidak mengalai gangguan
f) Mulut
Biasanya ditemukan data membran mukosa kering , hal ini dikarnaka pasien yang
jarang mengkonsumsi air putih
g) Hidung
Ditemukan penafasan cuping hidung pasien pada saat pasien mengeluh nyeri berat yag
dialamiya, hal ini merupakan respon tubuh terhadap nyeri
h) Jantung
Inspeksi : Biasanya pergerakan kordis tidak terlihat
Palpasi : Biasanya apeks tidak teraba
Perkusi : Biasanya terjadi pembesaran jantung
Auskultasi : Biasanya ada bunyi bising, derap, dan bunyi ke tiga atau ke empat
i) Paru-paru
Inspeksi :Biasanya pasien menggunakan otot bantu pernapasan
Palpasi : Biasanya vermitus kiri dan kanan sama
Perkusi :Biasanya resonansi
Auskultasi :Biasanya tidak ada bunyi tambahan
k) Abdomen
Inspeksi : biasanya sietris kiri dan kanan
Palpasi : biasanya teraba masa, pembesaran ginjal
Perkusi : timpani
Auskultasi : biasanya bising usus cepat
l) Ekstrmitas
Biasanya ekstremitas pasien tidak megalami gangguan dan CRT pasien biasanya < 3
detik, tidak ada udem
2. Kemungkinan Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa keperawatan yang di jumpai pada pasien dengan hipertensi (Nanda,
2015- 2017) sebagai berikut :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agens cidera biologis


b. Risiko penurunan perfusi jaringan jantung
c. Resiko ketidak efektifan jaringan otak
d. Mual berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial
e. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipertensi

3. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Noc Nic
1 Nyeri akut Setelah dilakukan intervensi 1. Manajemen Nyeri
berhubungan dengan keperawatan diharapkan Tindakan keperawatan:
agen cidera fisik nyeri terkontrol dengan a. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang
kriteria hasil: meliputi PQRST
Batasan krakteristik. Dari skala 3 sedang turun b. Ajarkan teknik non-farmakologis
a. dilatasi pupil menjadi skala 5 tidak ada c. Pastikan pemberian analgesic dan atau strategi
b. ekspresi wajah nyeri nonfarmakologis sebelum dilakukan prosedur
misalnya meringis a. Melaporkan perubahan yang menimbulkan nyeri
c.fokus menyempit terhadap gejala nyeri d. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
d. fokus pada diri b. Menggambarkan e. Gunakan pengontrolan nyeri sebelum nyeri
sendiri penyebab nyeri bertambah berat
e.keluhan tentang c. Menggunakan tindakan f. Dukung istirahat/tidur yang adekuat untuk
intensitas skala nyeri pengurangan nyeri membantu penurunan nyeri
f. mengepresikan tanpa analgesic secara g. Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkn
prilaku konsisten pengetahuan dan respon keluarga terhadap
g. prilaku d. Melaporkan gejala yang pengalaman nyeri
distraksi tidak terkontrol h. Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan
h. perubahan pada e. Mengenali kapan nyeri menangani nyerinya dengan tepat
tekanan darah, terjadi secara konsisten i. Monitor kepuasan pasien terhadap manajemen
frekuensi jantung, f. Melaporkan nyeri yang nyeri dalam interval yang spesifik
frekuensi pernafasan, terkontrol.
2
saturasi o 2. Monitor Tanda-Tanda Vital
i. perubahan posisi Setelah dilakukan tindakan Tindakan keperawatan:
untuk mengurangi keperawatan diharapkan a. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
nyeri Tingkat Nyeri berkurang pernafasan dengan tepat
j. perubahan selesra dari nyeri tidak terkontrol 3 b. Identifikasi kemungkinan penyebab perubahan
makan sedang turun menjadi skala tanda-tanda vital
k. putus asaan 5 dapat mengontrol nyeri
l. sikap melindungi dengan kriteria hasil : 3. Terapi Relaksasi tindakan keperawatan:
rasa nyeri a. Tekanan darah normal. a. Minta klien untuk rileks Gambarkan rasionalisasi
m. sikap tubuh b. Tidak ada mengerinyit, dan manfaat relaksasi serta jenis relaksasi yang
melindungi mengerang dan tersedia
menangis. b. Dorong klien untuk mengulang praktik teknik
c. Tidak ada nyeri yang relaksasi.
dilaporkan c. Tunjukkan dan praktikkan teknik relaksasi pada
a. Tidak ada keringat klien.
berlebih.
b. Denyut nadi radial
normal
c. Tidak ada ekspresi
nyeri wajah
d. Frekuensi nafas normal.
2 Ketidak efektifan Setelah dilakukan Pendidikan kesehatan hipertensi :
menaemen kesehatan kunjungan rumah 2x a. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga
diharapkan keluarga mampu terkait dengan proses penyakit yang spesifik
Batasan kerakteristik mengenal masalah b. Berikan edukasi pasien dan keluarga mengenai
a. Akegagalan mengenai hipertensiDengan tanda dan gejala serta pencegahan
melakukan tindkan a. promosi kesehatan c. Beriakan edukasi kepada keluarga cara
untuk mengurangi Dengan kriteria hasil: menanggualangi dampak hipertensi
faktor resiko  Pendidikan Kesehatan
b. Kegagalan tentang hipertensi
memasukan  KLien dan keluarga
regimen kesehatan menyetujui pemahaman
dalam kehidupan tentang penyakit
sehari-hari  Klien dan keluarga
c. Kesulitan dengan mampu menjelaskan
regimen kesehatan kembali apa yang
yang di progamkan dijelaskan perawa
d. Pilihan yang tidak
efektif dalam
kehidupan sehari-
hari untuk
memenuhi tujuan
kesehatan

3 Resiko Jatuh Setelah dilakukan Aktifitas :


tindakan keperawatan a. Identifikasi perilaku dan faktor yang
Batasan selam 3x24 jam mempengaruhi risiko jatuh
kerakteristik : diharapkan resiko jatuh b. Tanyakan pasien mengenai presepsi
a. Penurunan pasien teratasi dengan keseimbangan dengan tepat
status mental kriteria hasil c. Ajarkan pasien bagaimana jika jatuh, untuk
b. Gangguan meminimalkan cedera
keseimbangan a. Tidak ada tekanan d. Saran perubahan gaya berjalan (terutama
c. Penurunan intra kranial e. kecepatan pada pasien)
kekuatan b. Tekanan darah f. Sediakan area penyimpanan dengan
ektremitas sistolik normal jangkauan yang mudah
bawah c. Tekanan darah g. Orientasikan pasien pada lingkungan
d. Pusing diastolic normal fisik
e. Kesulitan d. Nilai rata- rata h. Sediakan pencahayaan yang cukup dalam
berjalan tekanan darah rangka meningkatkan pandangan
f. Ngantuk normal i. Kaji ulang riwayat jatuh kepada pasien dan
g. Diare e. Tidak ada sakit keluarga
h. Anemia kepala
f. Tidak ada muntah Manajemen lingkungan
: Kenyamanan Aktivitas :
j. Ciptakan lingkungan yang tenang dan
mendukung
k. Sediakan lingkungan yang aman dan
  bersih
l. Sesuaikan suhu ruangan yang paling
menyamanka individu, jika
memungkinkan
m. Sesuaikan pencahayaan untuk memenuhi
kebutuhan kegiatan individu
n. Hindari paparan dan aliran udara yang
tidak perlu, terlalu panas atau terlalu
dingin
o. Posisikan pasien untuk memfasilitasi
kenyamanan
p. Failitasi tindakan- tindakan kebersihan
untuk menjaga kenyamanan individu
q. Berikan sumber edukasi yang relevan
dan berguna mengenai manajemen
penyakit dan pada keluarga jika sesuai

4. Implementasi keperawatan
Intervensi merupakan tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien dengan

dasar keilmuan yang terdiri dari susunan Nic yang telah tersusun. Intervensi merupakan

kerangka dalam melakaukan tindkan keperawatan yang akan diberikan kepada pasien

(Hasnita & Sulistyowati, 2017)


5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari asuhan keperawatan yang yang merupakan hasil

perbandingan hasil tindakan sebelum dan setelah dilakukan dengan kriteria hasil yang

sudah ditetapkan serta penilaian apakah masalah sudah diatasi apa belum teratasi

(Saputra, 2013)
DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2018. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Yogyakarta: Pustaka Baru press

Andra & Yessie. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Nuhamedika.

Andra & Yessie. 2013. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah.


Yogyakarta : Nuhamedika

Anies. 2018. Buku Ajar Kedokteran Dan Kesehatan Penyakit Degeneratif.


Yogyakarta: Arus Media.

Ardiansyah. 2012. Medikal Bedah. Yogyakarta: DIVA press

Black & Hawks. 2014. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: CV Pentasada


Media Edukasi

Kurniawan. Gizi Seimbang untuk Mencegah Hipertensi. Senat Mahasiswa.


Jakarta: Fakultas Kedokteran YARSI; 2012.

Notoadmojo, Soekidjo. Pendidikandan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


RinekaCipta ; 2013.

Martinus. 2018. Petunjuk Praktis Karya Tulis Ilmiah Berbasis Riset Keperawatan.
Jakarta Timur: CV. Trans Info Media

NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2015-1017,


alih bahasa: Budi Anna Keliat, dkk. Jakarta: EGC.

Junaedi E, Yulianti S, Rinata MG. Hipertensi Kandas Berkat Herbal. Jakarta:


FMedia; 2013.

Priscilla, dkk. 2016.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 5. Jakarta: EGC
Smeltzer & Bare. 2016. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth
edisi 12. Jakarta: EGC

Supardi, Sudihyo & Rustika. 2013. Buku Ajar Metodologi Riset Metodologi Riset
Keperawatan. Jakarta: Trans Info Media

Turana Yuda, Bambang Widyantoro. Buku Ajar Hipertensi. Jakarta: Perhimpunan Dokter
Hipertensi; 2017.
Nama Tn. R .(L)
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
No. MR :.-
MEDIKAL BEDAH
Tanggal Lahir/usia:.1980 / 40 th

Ruang : klinik mediska Tgl. Pengkajian: 09. 07.2020 Pukul :16.00 wib
A. PENGKAJIAN
DATA DASAR
Kesadaran: √ CM
TTV: TD 160/90 mmHg, N 80 X/mnt, S 36,7◦C, P 23 X/mnt, Nyeri: √ Ya
TB:165 BB:65 IMT : 25,4 (berlebih)

Diagnosis Medis: Hipertensi


1. Riwayat Kesehatan
1) RKS
Alasan masuk : pasien sering mengeluh mengaalami nyeri di kuduk

Saat pengkajian : pasien mengatakan nyeri skla 7, terasa ditusuktusuk, nyeri menyebar
ke bahu dan pundak, nyeri kurang lebih 5 menit namun sering, selain nyeri pasien
mengalami pusing mata berkunang-kunang, tidak mengalami sesk nafas, saat nyeri
terasa pasien tidak melakukan apapun

2) RKD : pasien mengataka sudah mengalami penyakit hipertensi


selama 10 tahun yang lalu namun tidak rutin kontrol ke puskesmas dan hanya
kontrol saat sakit sudah berat sekali
3) RKK
Pasien mengatakan ada anggota keluarga yang mengalami penyakit hipertensi yaitu
ibu kandung pasien

Genogram

Ket:
O : perempuan,
□ : laki-laki,
† : meninggal,
: pasien
X : meninggal
: tinggal serumah
keluarga
mengalami
penyakit

2. Pengkajian Fungsional Gordon


a. Pola Persepsi Dan Penanganan Kesehatan
Persepsi terhadap penyakit : pasien tidak kontrol dengan teratur ke pelayanan kesehatan,
pasien hanya berobat jika nyeri sudah berat sekali dan sangat pusing, , pasien juga tidak
minum obat secara teratur
Kebiasaan: √Merokok : √ Ya, bungkus 16 batang / hr, lamanya sejak SMP
□ Minum Alkohol : √Ya, berapa botol 1 tidak menentu, lamaseak SMA
□ Obat- Obatan: √ Tidak

b. Pola Nutrisi/Metabolisme:pasien mengatakan suka makanan yang berlemak, bersantan


dan jarang untuk berolah raga, pasien tidak mengalami
Pantangan/Alergi:pasien tidakada alergi makananatau obat-obatan
Gambaran diet pasien dalam sehari (komposisi& ukuran):
Makan & Minum Sebelum sakit Makan & Minum Selama dirawat
(jenis, porsi yg dihabiskan) (jenis, porsi yg dihabiskan)

Pagi: makanan berminyak dan bersantan Pagi: makanan berminyak dan bersantan
Siang: goreng-gorengan Siang: goreng-gorengan
Malam: makanan berminyak dan bersantan Malam: makanan berminyak dan bersantan

Kesimpulan:makanan pasien tidak berubah walaupun pada saat sakit

c. Pola Eliminasi: Keluhan : tidak ada keluhan


Pola Defekasi Pola Urinasi
Tidak mengalami gangguan Tidak mengalami gangguan

Kesimpulan : tidak mengalami gangguan

d. Pola Aktivitas /Olah Raga:pada saat sehat pasien jarang berolahraga


Kemampuan Perawatan Diri (0 = Mandiri, 1 = Dengan Alat Bantu, 2 = Bantuan dari orang
lain , 3 = Bantuan peralatan dan orang lain, 4 = tergantung/tdk mampu)
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/Minum √
Mandi √
Berpakaian/berdandan √
Toileting √
Mobilisasi di Tempat Tidur √
Berpindah √
Berjalan √
Menaiki Tangga √
Berbelanja √
Memasak √
Pemeliharaan rumah √
ALAT BANTU: √Tdak ada
Kesimpulan.: tidak ada mengalami gangguan pola aktivitas

e. Pola Istirahat Tidur: pasien mengatakan kadang susah tidur karna nyeri terasa sesekali
tidur biasanya 4-5 jam
Lain-lain/kesimpulan : mengalami gangguan tidur selama sakit sesekali
f. Pola Kognitif –Persepsi: wajah pasien nampak tegang dan lelah
Status mental: √ Sadar
Bicara: √ Normal
Bahasa sehari-hari √ Daerah minangkabau
Kemampuan membaca, bahasa Indonesia √Ya
Berkomunikasi: √ Ya Memahami: √ ya
Tingkat Ansietas: √ (Ringan )
Keterampilan Interaksi: √ Tepat
Pendengaran : tidak ada memakai alat bantu
Penglihatan : tidak ada memakai alat bantu pengihatan
Ketidak nyamanan/Nyeri: Kronik √
Deskripsi: pasien mengatakan sudah menderita hipertensi sejak 10 thun yang lalu dan
seak itu pasien sering mengalami pusinhg jika nyeri terasa hebat
Penatalaksanaan Nyeri: pasien tidak ada melakukan apapun

Kesimpulan: pasien tidak mengetahui penetalaksanaan nyeri/ menajemen nyeri

g. Pola Peran Hubungan: pasien tidak mengalami gangguan peran dalam keluarga
Pekerjaan:wirasuasta
Status Pekerjaan: √ Bekerja
Sistem Pendukung: Keluarga serumah √

h. Pola Seksualitas/Reproduksi: pasien tidak mengalami penurunan libido


Kesimpulan: tidak mengalami gangguan

i. Pola Koping-Toleransi Stres: pasien mengatakan kadang cemas klau nyerinya sudah
terlalu berat dirasakan, pasien mengatkan terkadang pasien sering memenung memikirkan
kesehatannya, pasien mengatakan cemas terhadap dampak komplikasi penyakitnya
Kesimpulan:Pasien tidak megetahui cara mengendalikan strs

j. Pola Keyakinan-Nilai : pasien mempercayai allah


Agama:Islam
Ibadah selama sakit :tetap dijalankan
Permintaan kunjungan rohaniawan pada saat ini: √ Tidak
Kesimpulan: tidak mengalami gangguan pada keyakinan pasien
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak ada dilakukan pemeriksaan labor dan diagnostik

PEMERIKSAAN FISIK
Gambaran
Tanda Vital TD :160 mmHg S : 36,7 C
N : 80 x/menit P : 22 x/menit
Kulit Tugor kulit kembali cepat
Kepala Tidak ada pembengkakan, rambut mudah rontok
Mata Konjutiva sub anemis, sklera tidak ikterik
Hidung Tidak ada pernafasan cuping hidung
Leher Tidak ada pembesaran vena jugularis
Toraks
- Paru I:simitris kiri dan kanan
Pa: vremitus kiri dan kaanan
Pe: sonor
A: fesikuler
- Jantung
I: iktuskordis tidak nampak
Pa: iktuskordis teraba RIC 5
Pe: tidak ada pembesran jantung
A: tidak ada suara jantung tambahan
Abdomen I: simetris kiri dan kanan
Pa:tidak ada pembesaran hepar
Pe: timpany
A: bising usu 10 x/menit
Genitalia Tidak ada keluhan
Rectal Tidak ada keluhan
Ekstremitas Lengkap, tidak ada gangguan CRT < 3 detik
Muskuloskeletal/Sendi

Lain-lain
Lokasi nyeri
Keterangan : : bagian tubuh yang
mengalami nyeri

Penatalaksanaan Medis :
Jenis Tanggal Jenis/nama
Oral 09/07/2020 Amlodipin 10 mg

ANALISA DATA
Inisial Nama Pasien: Tn R
NO DATA ETIOLOGI PROBLEM
/TGL

1 DS : Gangguan Resiko
09/07/2020 pasien mengatakan nyeri skla 7, terasa sirkulasi ketidakefektifan
ditusuktusuk, nyeri menyebar ke bahu dan perfusi jaringan
pundak, nyeri kurang lebih 5 menit namun Restensi serebral
sering, selain nyeri pasien mengalami pusing pembuluh darah
mata berkunang-kunang, saat nyeri terasa diotak menungkat
pasien tidak melakukan apapun
Nyeri akut
DO:
Wajah pasien nampak tegang dan lelah
TD : 160/90 mmHg, N 90x/menit, S 36,7, P 22
x/menit

2 DS. Perubahan status Ansietas b.d Status


09/07/2020 Pasien mengatakan sudah lama menderita kesehatan kesehatan
hipertensi
Pasien mengatkan terkadang pasien sering Kurang terpapar
memenung memikirkan kesehatannya informsi kesehatan
Pasien mengatakan cemas terhadap dampak
komplikasi penyakitnya
DO. Ansietas
Wajah pasien nampak tegang
Pasien nampak banyak bermenung ketika
wawancara
TD : 160/90 mmHg, N 90x/menit, S 36,7, P 22
x/menit

3 DS : kurangnya Ketidak efektifan


09/07/2020 pasien mengatakan jarang perge ke pelayanan pengetahuan menajemen
kesehatan tentang progam kesehatan
pasien mengatakanberobat tidak terkontrol terapiotik
pasien mengatkan sudah 10 tahun mengalami
hipertensi
pasien mengatkan saat sakit pasien masih
merokok, makan makanan yang berminyak

DO:
wajah pasien nampak lelah,
pasien nampak letih

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa keperawatan Noc Nic

1 Resiko Setelah dilakukan asuhan Oxygen Therapy


ketidakefektifan keperawatan 3x24 jam a. Atur peralatan oksigen
perfusi jaringan diharapkan resiko b. Monitor aliran oksigen
serebral ketidakefektifan perfusi c. Bersihakan mulut, hidung
jaringan serebral pada pasien dan secret trakea
Faktor resiko teratasi dengan kriteria hasil: d. Pertahankan jalan nafas
a. Penyakit Neurologis a. Status sirkulasi yang paten
b. Gangguan 1) PaO2 ( tekanan parsial e. Observasi adanya tanda-
serebrovask uler oksigen dalam darah arteri) tanda hipoventilasi
2) Capillary refill f. Monitor adanya kecemasan
3) Tekanan darah sistol pasien terhadap oksigenasi
4) Saturasi oksigen g. Pertahankan posisi pasien
5) Urine output
6) Tekanan darah diastole Vital sign Monitoring
7) Tekanan nadi a. Catat adanya fluktuasi
8) PaCO2 (tekanan parial b. Monitor pola pernafasan
karbondioksida dalam darah abnormal
arteri) a. tekanan darah
c. Auskultasi TD pada kedua
b. Status neurologi lengan dan bandingkan
1) Kesadaran d. Monitor TD, nadi, suhu,
2) Sakit kepala dan RR
3) Fungsi sensorik dan e. Monitor TD, nadi, RR,
motoric kranial sebelum, selama, dan
4) Orientasi kognitif setelah aktivitas
5) Pola istirahat- tidur f. Identifikasi penyebab dari
6) Tekanan intrakanial perubahan vital sign
7) Ukuran pupil g. Monitor kualitas dari nadi
8) Aktivitas kejang h. Monitor frekuensi dan
irama pernafasan
i. Monitor suara paru
j. Monitor suhu, warna dan
kelembaban kulit

Manajemen edema serebral


a. Monitor karakteristik cairan
serebrospinal: warna,
kejernihan, konsistensi
b. Monitor adanya
kebingungan, perubahan
pikiran, keluhan pusing,
pingsan
c. Monitor TTV
d. Dorong keluarga/ orang
yang penting untuk bicara
dengan pasien
e. Monitor status pernapasan:
frekuensi, irama, kedalaman
pernafasan, PaO2,PaCO2,
pH, Bicarbonat
f. Berikan anti kejang sesuai
kebutuhan
g. Batasi cairan
h. Posisikan tinggi kepala
30 atau lebih
i. Catat perubahan pasien
dalam merespon dalam
stimulus

Monitoring peningkatan
intracranial
a. Berikan antibiotic
b. Monitor tekanan perfusi
serebral
c. Monitor jumlah, nilai dan
karakteristik pengeluaran
cairan serebrispina (CSF)
d. Monitor intake dan output
e. Monitor suhu dan jumlah
leukosit
f. Sesuaikan kepala tempat
tidur untuk
mengoptimalkan perfusi
serebral
g. Berikan agen farmakologis
untuk mempertahankan TIK
dalam jangkauan tertentu
h. Letakkan kepala dan leher
pasien dalam posisi netral,
hindari fleksi pinggang yang
berlebihan
i. Periksa pasien terkait dengan
ada tidaknya gejala kaku
kuduk
2 Ansietas b.d Status Setelah dilakukan tindakan Anxiety Reduction (penurunan
kesehatan keperawatn selam 3x24 am kecemasan
diharapkan pasien mengalami a) Gunakan pendekatan yang
Batasan kerakteristik : penurunan kecemasan dari skala menenangkan.
3 (sedang) ke 1 (ringan) b) Nyatakan dengan jelas harapan
a. Gelisah terhadap pelaku pasien.
b. Gugup c) Jelaskan semua prosedur dan
c. Kesedihan yang a) Anxiety self-control apa yang dirasakan selama
mendalam b) Anxiety level prosedur.
d. Menyesal c) Coping d) Pahami perspektif pasien
e. Peka ragu terhadap situasi stress.
f. Putus asa Kriteria hasil: e) Temani pasien untuk
g. Sangat khuwatir a) Klien mampu menidentifikasi memberikan keamanan dan
h. Wajah tegang dan mengungkapkan gejala mengurangi rasa takut.
i. Ddilatas pupil cemas. f) Identifikasi tingkat kecemasan.
j. Peningkatan tekanan b) Mengidentifikasi, g) Bantu pasien mengenal situasi
darah mengungkapkan dan yang menimbulkan kecemasan.
k. Letih menunjukkan teknik untuk h) Dorong pasien untuk
l. Melamun mengontrol cemas. mengungkapkan perasaan
m. Gangguan kosentrasi c) Vital sign dalam batas normal. ketakutan .
n. d) Postur tubuh, ekspresi wajah, i) Instruksikan kepada pasien
bahasa tubuh dan tingkat untuk menggunakan teknik
aktivitasmenunjukkan relaksasi.
berkurangnya kecemasan. j) Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan.
3 Ketidak efektifan Setelah dilakukan kunjungan Pendidikan kesehatan
menajemen kesehatan d.b rumah 2x diharapkan keluarga hipertensi :
kurangnya pengetahuan mampu mengenal masalah d. Kaji tingkat pengetahuan
tentang progam mengenai hipertensiDengan pasien dan keluarga terkait
terapiotik a. promosi kesehatan dengan proses penyakit yang
Dengan kriteria hasil: spesifik
Batasan kerakteristik  Pendidikan Kesehatan tentang e. Berikan edukasi pasien dan
e. Akegagalan melakukan hipertensi keluarga mengenai tanda dan
tindkan untuk  KLien dan keluarga gejala serta pencegahan
mengurangi faktor menyetujui pemahaman f. Beriakan edukasi kepada
resiko tentang penyakit keluarga cara menanggualangi
f. Kegagalan memasukan  Klien dan keluarga mampu dampak hipertensi
regimen kesehatan menjelaskan kembali apa yang
dalam kehidupan dijelaskan perawa
sehari-hari
g. Kesulitan dengan
regimen kesehatan yang
di progamkan
h. Pilihan yang tidak
efektif dalam
kehidupan sehari-hari
untuk memenuhi tujuan
kesehatan

Implentasi keperawatan
No Diagnosa Implementasi Evaluasi

1 Resiko a. Melakukan pengkajian nyeri S : pasien mengatakan seseudah


ketidakefektifa
secara konfrehensif melakukan tarik nafas dalam nyeri
n perfusi
jaringan b. Melakukan pengukuran TTV berkurang
serebral
pasien O: asien nampak bisa melakukan tarik
c. Melakukaan pendidikan nafas dalam secara mandiri
kesehatan tentan menajemen Skala nyeri pasien 5
nyeri non farmakologi (tarik Td : 160/90 N. 80 x/menit, S. 36,7. P.
nafas dalam dan terapi musik) 22x/menit

A: Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan serebral
P: intervensi dilanjutkan

a. Tarik nafas dalam


b. Kontrol TD secara teratur
2 Ansietas b.d status a. melakukan pendidikan S : pasien mengatakan cemasnya
kesehatan kesehatan untuk mengurangi berkurang
kecemasan dengan cara O: pasien masih nampak termenung
menarik nafas dalam dan Pasien nampak tidak melihat lawan
imajinasi terbimbing bicara saat berkomonikasi
Pasien nampak sesekali melamun
A: maslah ansietas sebagian teratasi
P: intervensi dilanjutkan
a. lakukan relaksasi nafas dalam
dan imajinasi terbimbing
b. terapirelaksasi dengan
menggunakan musik

3 Ketidak efektifan a. melakukan pendidikan S:pasien sudah mengetahui apa yang


menajemen kesehatan hipertensi kepada dilakukan saat teradi gangguan
kesehatan pasien kesehatan
b. melakukan pendidikan pasien mengatakan sudah mengetahui
kesehatan apa yang bisa apa penyebab, cara penegahan, tanda
menyebabkan hipertensi, gejala dan cara mengurangi nyeri
penatalaksanaan hipertensi, O: pasien nampak memahami tentang
akibat hipertensi,tanda gejala hipertensi
hipertensi, Pasien bisa menjawab pertanyaan
terkait hipertensi dengan benar
A: masalah ketidak efektifan
menajemen kesehatan teratasi
P: intervensi dihentikan
LIFLET
LEMBAR BALIK

Anda mungkin juga menyukai