Disusun oleh :
Rismayani Lubis
NIM. P17320319084
Tingkat : 2B
BANDUNG
2019/2020
KONSEP PENYAKIT DISPEPSIA
A. DEFINISI
Dyspepsia atau dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari
rasa tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan (Arif,
2000). Dyspepsia merupakan kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari nyeri ulu hati,
mual,kembung, muntah, rasa penuh, atau cepat kenyang, sendawa (Dharmika, 2001).
Sedangkan menurut Aziz (1997), sindrom dyspepsia merupakan kumpulan gejala yang
sudah dikenal sejak lama, terdiri dari rasa nyeri epigastrium, kembung, rasa penuh, serta
mual-mual.
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak
enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan keluhan refluks
gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan regurgitasi asam lambung
kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III, 2007).
Dispepsia adalah keluhan yang diasosiasikan sebagai akibat dari kelainan saluran
makanan bagian atas yang berupa nyeri perut bagian atas, perih, mual, yang kadang-kadang
disertai rasa panas di dada dan perut, lekas kenyang, anoreksia, kembung, regurgitasi, banyak
mengeluarkan gas asam dari mulut (Hadi, 2009).
B. ETIOLOGI
Dikutip dari buku Ida Mardalena, (2018). Berdasarkan penyebabnya,
dispepsia dibedakan menjadi dua jenis, yaitu dispepsia organik dan
dispepsia fungsional. (Hadi, 1995)
a. Dispepsia Organik
Adalah dispepsia yang penyebabnya sudah pasti. Dispepsia jenis ini jarang
ditemukan pada pasien usia >40 tahun. Penyebabnya antara lain sebagai
berikut:
1) Dispepsia tukak. Gejala yang ditemukan biasanya nyeri ulu hati pada saat
perut kosong atau tidak makan
4) Penyakit saluran empedu. Keluhan berupa nyeri mulai dari perut kanan
atau ulu hati yang menjalar sampai bahu kanan dan punggung.
Adalah dispepsia yang disebabkan oleh kelainan fungsi dari saluran cerna.
Penyebabnya antara lain:
C. MANIFESTASI KLINIS
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan/gejala yang dominan, membagi
dispepsia menjadi tiga tipe :
D. PATOFISIOLOGI
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas, zat-zat seperti
nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan makanan menjadi kurang
sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada
lambung akibat gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya kondisi asam pada
lambung, sehingga rangsangan di medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake
tidak adekuat baik makanan maupun cairan.
E. PATHWAY
DISPEPSIA Eksfeliasi
Vasodilatasi mukosa
gaster (Pengelupa
san)
Dispepsia Organik Dispepsia Fungsional
↑ Produksi HCL
di Lambung
Nyeri
Muntah Defisit Pengetahuan
Nyeri Akut
Hipovolemia
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium : lebih banyak ditekankan untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya
seperti antara lain pankreasitis kronis, DM. Pada dispepsia biasanya hasil laboratorium
dalam batas normal.
2. Pemeriksaan radiologi yaitu, OMD dengan kontras ganda, serologi helicobacter pylori.
3. Endoskopi
a. CLO (Rapid urea test)
b. Patologi anatomi
c. Kultur mikroorganisme jaringan
d. PCR (Polymerase Chain Reaction)
G. PENATALAKSANAAN
Berdasarkan Konsensus Nasional Penanggulangan Helicobacter pylori 1996, ditetapkan
skema penatalaksanaan dispepsia, yang dibedakan bagi sentra kesehatan dengan tenaga ahli
(gastroenterolog atau internis) yang disertai fasilitas endoskopi dengan penatalaksanaan
dispepsia di masyarakat. Pengobatan dispepsia mengenal beberapa golongan obat, yaitu:
Golongan obat ini mudah didapat dan murah. Antasida akan generalisir sekresi
asam lambung. Antasida biasanya mengandung Na bikarbonat, Al(OH) 3, Mg(OH)2, dan Mg
triksilat. Pemberian antasid jangan terus menerus, sifatnya hanya simtomatis, untuk
mengurangi rasa nyeri. Mg triksilat dapat dipakai dalam waktu lebih lama, juga berkhasiat
sebagai absorben sehingga bersifat nontoksik, namun dalam dosis besar akan
menyebabkan diare karena terbentuk senyawa MgCl2.
2. Antikolinergik
Perlu diperhatikan, karena kerja obat ini tidak spesifik. Obat yang agak selektif yaitu
pirenzepin bekerja sebagai anti reseptor muskarinik yang dapat menekan seksresi asama
lambung sekitar 28-43%. Pirenzepin juga memiliki efek sitoprotektif.
3. Antagonis reseptor H2
Golongan obat ini banyak digunakan untuk mengobati dispepsia organik atau
esensial seperti tukak peptik. Obat yang termasuk golongan antagonis respetor H2 antara
lain simetidin, roksatidin, ranitidin, dan famotidin.
4. Penghambat pompa asam (proton pump inhibitor = PPI)
Golongan obat ini mengatur sekresi asam lambung pada stadium akhir dari proses
sekresi asam lambung. Obat-obat yang termasuk golongan PPI adalah omeperazol,
lansoprazol, dan pantoprazol.
5. Sitoprotektif
6. Golongan prokinetik
Obat yang termasuk golongan ini, yaitu sisaprid, domperidon, dan metoklopramid.
Golongan ini cukup efektif untuk mengobati dispepsia fungsional dan refluks esofagitis
dengan mencegah refluks dan memperbaiki bersihan asam lambung (acid clearance)
(Mansjoer et al, 2007).
Pada pasien dengan dispepsia fungsional, karena tidak jarang keluhan yang muncul
berhubungan dengan faktor kejiwaan seperti cemas dan depresi (Sawaludin, 2005).
Sedangkan penatalaksanaan Non Farmakologinya adalah sebagai berikut:
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nausea b.d. iritasi lambung
2. Nyeri Akut b.d. agen pencedera fisiologis
3. Hipovolemia b.d. kehilangan cairan aktif
4. Defisit Nutrisi b.d. ketidakmampuan mencerna makanan dan mengabsorbsi nutrien
5. Defisit Pengetahuan b.d. ketidaktahuan menemukan sumber informasi dan kurang
terpapar informasi
6. Ansietas b.d. krisis situasional
16
i. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Tgl Diagnosa Tujuan Rencana tindakan Rasional
Keperawatan
1 15 juni D.0077 Nyeri akut Tingkat nyeri ( L.08066) Manajemen iNyeri (iI. i08238 )
2021
Setelah idilakukan itindakan Observasi i: Observasi i:
ikeperawatan iselama i2x24
- Identifikasi ilokasi, - Mengetahui isecara
ijam idiharapkan nyeri
ikarakteristik, idurasi ifrekuensi, ispesifik inyeri iyang
berkurang dengan kriteria
ikualitas idan iintensitas inyeri idialami ipasien
hasil :
- Identifikasi iskala inyeri - Memantau iskala
- keluhan klien menurun inyeri ipada ipasien
- klien tampak tenang - Mengetahui iefek
- Monitor iefek isamping
tidak gelisah dan isamping idari
ipemberian ianalgetik
meringis ipemberian iobat
ianalgetik
Terapeutik i: Terapeutik i:
Edukasi i: Edukasi i:
Brunner & Suddart.2002. Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Vol. 2. Jakarta: EGC
Herdman, T.H dan Kamitsuru. 2015. Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015 –
Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R., Wardhani, W.L, dan Setiowulan, W.1999. Kapita Selekta
I. PENGKAJIAN
A. Identitas :
1. Klien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 39 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Status Perkawinan : kawin
e. Pendidikan : SMA
f. Agama : Islam
g. Pekerjaan : IRT
h. Alamat : KD Badak Putih Teplan Bogor
i. No. RM : 112748
j. Diagnosa Medik : Dispepsia
k. Tanggal masuk : 15 juni 2021
l. Tanggal Pengkajian : 15 juni 2021
2. Penanggung Jawab
a. Nama : Tn. B
b. Umur : 40 Tahun
c. Jenis Kelamin : laki-laki
d. Pendidikan : Sma
e. Agama : Islam
f. Pekerjaan : Tni AD
m. Alamat : KD Badak Putih Teplan Bogor
g. Hubungan keluarga : Suami
B. Keluhan Utama :
Klien mengatakan mual dan muntah sejak 4 hari terakhir
C. Riwayat Kesehatan Sekarang :
klien idatang ike irumah isakit ipada itanggal 15 juni i2021 ibersama isuaminya. iPada
saat idilakukan ipengkajian, ipasien imengatakan mual dan muntah sudah 4 hari
berlangsung disertai dengan inyeri ipada perut bagian kanan atas dan ulu hati
dengan skala nyeri 5. klien tidak ada demam dan diare.
Dari hasil pengkajian klien mengatakan tidak ada alergi, dan belum pernah menjalani
tindakan operasi sebelumnya. Klien mengatakan pernah dirawat dengan diagnose
yang sama sekitar 2 tahun lalu.
Keterangan :
2. Pola Eliminasi
a. BAK: a. BAK
a. BAK :
1) Frekuensi : ……x/hari 1. 6-7x/hari
1) 6-7x/hari
2) Warna :…………….. 2. Kuning
2) Kuning
3) Keluhan :…………….. 3. tidak ada
3) Tidak ada
4) Penggunaan alat bantu 4. Tidak
4) Tidak i
(kateter,dll) i
b. BAB: b. BAB
1) Frekuensi :…..x/hari b. BAB 1) belum bab
2) Waktu :……………. 1. 1x/hari selama di rs
3) Warna :……………. 2. Pagi ihari
4) Keluhan :……………. 3. Kuning
5) Konsistensi :……………. 4. Tidak iada
6) Penggunaan Laksatif 5. Lembek, berbentuk
(ya/tidak, jika ya tuliskan idengan ibau ikhas
nama obatnya) 6. Tidak
c. Cuci rambut
Belum cuci rambut
3x/minggu selama di RS
b. Kuantitas:
Respon motorik :6
Respon verbal :5
_____________
Jumlah : 15
8. Skala iNyeri
P i= inyeri ikarena igangguan pencernaan
S i= i5
b. Hidung:
Inspeksi i : itidak iada ikelainan istruktur, ibentuk isimetris, itidak iterjadi
i perdarahan idan iperadangan, itidak iada ipembesaran iatau i
pembengkakan ipada ipolip
c. Telinga :
Inspeksi : itidak iada ikelainan istruktur, ibentuk isimetris, ifungsi i
pendengaran ibaik, itidak iemmakai ialat ibantu
d. Mulut :
Inspeksi : irongga imulut ibersih, itidak iada iterdapat
iperdarahan idan peradangan, ifungsi ipengecapan
ibaik, imukosa ibibir ilembab, iwaran igigi iputih idan
iwarna ilidah imerah imuda
e. Leher :
Inspeksi : itidak iada ipembesaran ikelenjar ityroid, itidak iada
ipeningkatan itekanan ivena ijugularis
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2. Thorak dan fungsi pernapasan:
Inspeksi : ibentuk inormal, isimetris, ipernafasan iteratur
3. Pemeriksaan jantung:
Palpasi : inyeri itekan itak idijumpai
Perkusi : suara normal lub dub
4. Pemeriksaan Abdomen :
Inspeksi : iturgor ikulit ibaik
Ekstremitas iatas
Ekstremitas ibawah
6. Genitalia :
Inspeksi : itidak iterpasang ikateter
J. Data Psikologi :
Pada isaat idilakukan ipengkajian ikeadaan iemosi ipasien istabil, ipasien isangat
ikooperatif
K. Data Sosial:
L. Data Spiritual :
Pasien imengatakan iselalu imelakukan iibadah isolat idengan irajin, isedangkan
ipada isaat idi irumah isakit ipasien itidak imau iberibadah.
M. Data Penunjang : ( hasil pemeriksaan laboratorium dll)
Basofil 0 0-1%
0 1-3%
Eosinfil
65 50-70%
Segmen 28 20-40%
Limfosit 5 2-8%
Nlr
N. Program therapi dan penatalaksanaan :
Terapi IVFD :
Ringer laktat 20 tetes/menit, makro
Terapi injeksi
Ondancentron 2x4ml
Omeprazol 1x40 ml
B complex 3x1ml
Asam folat
II. ANALISA DATA
- klien mengatakan
nyeri perut pada
Vasodilatasi mukosa gaster
bagian ulu hati
- klien mengatakan
nyeri seperti ditusuk Produksi HCL dilambung
tusuk meningkat
- klien mengatakan
skala nyeri 5
HCL kontak dengan
Data Objektif :
mukosa gaster
- klien tampak meringis
- klien tampak gelisah
Nyeri
Nyeri akut
Data subjektif : Stress Deficit nutrisi
- klien mengatakan
tidak nafsu makan
Merangsang saraf simpat
- klien mengatakan
nervus vagus
hanya makan 1-4
sendok saja
- klien mengatakan Produksi HCL dilambung
mual dan muntah meningkat
Data Objekttif:
1. D.0077 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d klien mengatakan mengeluh
nyeri dibagian perut dan ulu hati, klien mengatakan nyeri seperti ditususk tusuk,
dengan skala nyeri 5
2. D.0019 Defisit nutrisi b.d kurangnya asupan makanan d.d klien mengatakan nyeri
abdomen,Klien mengatakan tidak nafsu makan dan berat badan menurun
RENCANA PERAWATAN
Analisa :
- masalah teratasi
17 2 Subyektif:
juni
- klien mengatakan rasa mual sudah
202
hilang dan nafsu makan membaik
Lubis
1
- makan klien habis 1 piring
Objektif:
Analisa :
- masalah teratasi