Disusun oleh :
Ulfatusadiyah P17320319095
Tingkat 3B
Nama RPSTW/RPUL :
Alamat Panti :
A. Identitas klien
1. Nama lengkap : Tn. Y
2. Umur : 56 tahun
3. Jenis kelamin : Laki-laki
4. Status perkawinan : Cerai hidup
5. Agama : Islam
6. Suku bangsa : Indonesia
7. Pendidikan terakhir : SMP
8. Diagnosa medis : Diabetes Melitus tipe 2
9. Alamat rumah : Taman anggrek Rt 01 Rw 06 Tanah Sareal Kota Bogor
D. Aktivitas rekreasi
1. Hobi : Tn. Y mengatakan suka mengaji dan memperbanyak ibadah
2. Bepergian/wisata : Tn. Ymengatakan sudah tidak pernah berpergian atau pergi liburan
3. Kegiatan lain : Tn. Y mengatakan ketika waktu luang sering menonton tv
E. Riwayat keluarga
(Suami, anak atau saudara kandung)
NO NAMA HUBUNGAN KONDISI SAAT INI KETERANGAN
KELUARGA
1. An. A Anak kandung Sehat Tidak ada
2. An. S Anak kandung Sehat Tidak ada
G. Hubungan sosial:
Dukungan keluarga : Tn. Y tinggal bersama anaknya, dukungan Tn. Y terletak
pada kedua anaknya yang tinggal serumah sekarang.
Penghasilan juga didukung oleh anaknya.
Hubungan dengan keluarga : Tn. Y mengatakan hubungan dengan istrinya terjain
kurang baik, karena ada konflik sehingga mereka harus
pisah. Sedangkan hubungan dengan anak yang tinggal
serumah terjalin dengan baik, komunikasi terjalin dengan
baik dan saling terbuka satu sama lain.
Hubungan dengan orang lain : Tn. Y mengatakan hubungan dengan orang lain juga
terjalin dengan baik, dengan tetangga juga tidak ada
pertentangan.
H. Spiritual:
Pelaksanaan ibadah : Tn. Y mengatakan selalu melaksanakan ibadah sholat 5 waktu
di mushola dekat rumahnya dengan rutin.
Keyakinan ttg kesehatan : Tn. Y mengatakan percaya bahwa penyakit yang dideritanya
datang dari Allah SWT dan selalu berdoa untuk
kesembuhannya.
2. Eliminasi
Buang Air Kecil (BAK).
a. Frekuensi dan waktu eliminasi : 6-7x sehari, waktunya pagi, siang, sore dan
malam
b. Warna kencing/ada darah/ tidak : kuning/tidak ada darah
c. Kebiasaan buang air kecil pada malam hari: Tn. Y biasa 2x BAK pada malam
hari
d. Berapa kali dalam sehari buang air kecil : 6-7x sehari
e. Keluhan yang berhubungnan dengan bak : Tidak ada keluhan
f. Sejak kapan keluhan ini muncul : Tidak ada
3. Personal hygiene
a. Mandi
Frekuensi dan waktu mandi : 2x sehari dan untuk waktu nya pagi dan
sore hari
Pemakaian sabun ya/tidak : Ya
Dengan bantuan atau mandiri : Mandiri
b. Oral hygiene:
Frekuensi dan waktu gosok gigi : 2x sehari/ mandi dan sebelum tidur
Menggunakan pasta gigi ya/tidak : Ya
Dengan bantuan atau mandiri : Mandiri
c. Cuci rambut
Frekunsi dan waktu : 2 kali seminggu/ hari rabu dan minggu pada
pagi hari
Menggunakan Shampo ya/ tidak : Ya
Dengan bantuan atau Mandiri : Mandiri
K. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat kesadaran:
Kualitas: Composmentis
Kuantitas:
Respon motorik : 6 (dapat melakukan gerakan sesuai perintah)
Respon verbal : 5 (dapat menjawab pertanyaan dg sesuai)
Respon membuka mata : 4 (mata terbuka secara spontan)
Jumlah : 15
2. TTV :
Tensi : 130/80 mmhg
Suhu : 36,9˚C
Nadi : 90x/menit
Pernafasan: 21x/menit
3. BB : 47 kg TB : 165 cm dan IMT : 17,2
4. Kepala
Inspeksi: Bentuk simetris dan tidak ada luka, rambut warna hitam, bergelombang, tebal
dan bersih.
Palpasi: Tidak ada benjolan, kulit kepala sedikit lembab
5. Mata
Inspeksi : Simetris, konjungtiva anemis, seklera ikterik, isokor, penglihatan baik,
tidak ada benjolan disekitar mata
6. Hidung
Inspeksi :Simetris, tidak memakai oksigen, tidak ada sekret.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Auskultasi : Tidak ada perrnafasan cuping hidung
7. Telinga
Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada cairan.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
8. Dada
Bentuk dada simetris, pergerakan simetris, tidak ada luka dan tidak menggunakan
otot bantu pernapasan.
9. Payudara
Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
10. Abdomen
Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada luka
Perkusi : Timpani
Palpasi : Tidak adanyeri tekan
Auskultasi : Bising usus normal 12x/menit
11. Kulit
Kulit :
1) Kulit pasien warna sawo matang, lembab, turgor sedang, tidak ada edema.
2) Tidak ada luka
3) Tidak ada jamur.
12. Muskuloskeletal:
Ekstremitas atas : Skala kekuatan otot pada ekstremitas atas sinistra dan dextra yaitu
masing-masing 5, ditandai dengan mampu menggenggam kuat.
Ekstremitas bawah : Skala kekuatan pada ekstremitas bawah sinistra dan dextra yaitu
masing-masing 5, karena bisa bergerak secara mandiri.
Catatan:
Hasil pengkajian dalam bentuk narasi.
Selanjutnya menggunakan pola asuhan keperawatan secara umum
Hasil : 15 = MANDIRI
Point: 13-17 : Mandiri
Point : 0-12 : Ketergantungan.
Pengukuran fungsional adalah suatu bentuk pengukuran kemampuan untuk melakukan
kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Keterangan:
Indeks Kats (Katz et al, 1963). merupakan alat yang digunakan untuk menentukan hasil tindakan
dan prognosis pada lanjut usia dan penyakit kronis. Katz indeks meliputi keadequatan enam
fungsi seperti: Mandi, berpakaian, toileting, berpindah, kontinen dan makan. Selain itu juga
berguna untuk menggambarkan tingkat fungsional klien (mandiri atau tergantung) dan secara
objektif mengukur efek tindakan untuk memperbaiki fungsi.
b. BARTHEL INDEX
N KEGIATAN DENGAN MANDIRI
O BANTUAN
1. Makan & minum 10
2. Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur / sebaliknya 15
3. Kebersihan diri ( cuci muka,gosok gigi, menyisir rambut ) 5
4. Keluar masuk kamar mandi (menyeka tubuh, menyiram, 10
mencuci baju)
5. Mandi, 15
6. Jalan – jalan di permukaan datar 5
7. Naik turun tangga 10
8. Memakai baju 10
9. Kontrol BAK/ 10
10. Kontrol BAB 10
Keterangan:
Pemeriksaan ini tidak untuk mendiagnostik, karena pemeriksaan ini untuk mengukur beratnya
kerusakan kognitif dan mendemonstrasikan perubahan kognitif pada waktu dan tindakan
sehingga berguna untuk mengkaji klien berhubungan dengnan intervensi.Penentuan kriteria
gangguan memori sehubungan dengan gangguan usia tua diperlihatkan dengan adanya fungsi
memori dan penurunan akibat demensia. Rata-rata lanjut usia normal mendapatkan angka: 27,6.
Depresi dan Lansia demensia dan gangguan kognitif membentuk angka: 9,7,19, dan 25 (Gallo,
1998).
Normal Nilai 0
Penilaian:
Nilai 6-15 : Depresi Ringan.
Nilai 16-30 ; Depresi Berat
Nilai : 0-5 : Normal
Analisa Hasil : Hasilnya 14 dan dapat disimpulkan bahwa Ny. M tidak ada masalah
kesehatan kronis/masalah kronis ringan.
Skor : <25 : Tidak ada masalah kesehatan kronis/ masalah kronis ringan.
Skor : 26-50 : Masalah kesehatan kronis sedang
Skor >51 : Masalah kesehatan kronis berat
Data Objektif:
- Tn. Y tampak lemas
- Wajah Tn. Y tampak layu
- Terdapat lingkar hitam
dimata.
3. Data Subjektif: Diabetes melitus tipe Defisit nutrisi (D.0019)
II
- Tn. Y mengatakan berat
badan sebelum sakit 80 kg
Resistensi urine
dan setelah sakit turun drastis
sampai 47 kg.
Sel tubuh kekurangan
- Tn. Y mengatakan makan
glukosa
hanya sewaktu merasa lapar
saja
Meningkatnya
Data Objektif: penggunaan protein
dan glukogen oleh
- Pola makan Tn. Y tidak
jaringan
teratur
- BB: 47 kg
Penurunan BB
- TB: 165cm
- IMT: 17,2
Defisit nutrisi
Diagnosa
No Tujuan Recana tindakan Rasional
keperawatan
1. Ketidakstabilan Tujuan umum: I.03115 (Manajemen
kadar glukosa darah Masalah ketidakstabilan hiperglikemia)
berhubungan kadar glukosa darah Observasi:
dengan resistensi dapat teratasi - Monitor kadar - Agar kadar gluk
insulin d.d GDS glukosa darah, jika perlu darah dapat terkontr
tinggi (D.0027) Tujuan khusus: - Monitor tanda dan - Agar dapat
Setelah dilaksanakan gejala hiperglikemia mengetahui
tindakan keperawatan (poliuria, dan lain-lain) tanda dan gejala
3x24 jam diharapkan Terapeutik: hiperglikemia
masalah ke dapat - Konsultasi dengan
ketidakstabilan gula medis jika tanda dan - Agar dapat
darah dapat meningkat. gejala hiperglikemia terkontrol keadaan
L.03022 (Kestabilan tetap ada atau pasiennya.
kadar glukosa darah. memburuk.
Dengan kriteria hasil: - Cek gula darah
Edukasi: - Untuk mengetah
- Lemah/lesu
- Anjurkan monitor gula darah pasien
menurun
kadar glukosa darah - Agar terkontrol
- Kadar glukosa
secara mandiri darahnya bisa dicek
dalam urine membaik
- Anjurkan kepatuhan melalui faskes 1
- Kadar glukosa
pada diet dan olahraga
dalam darah membaik
- Ajarkan pengelolaan - Untuk mencega
diabetes (mis. menstabilkan gula d
Penggunaan insulin, obat - Untuk mencega
oral, monitor asupan peningkatan gula da
cairan, penggantian dan memberikan ras
karbohidrt, dan bantuan nyaman.
profesional kesehatan).
DAFTAR PUSTAKA
American Diabetes Association (ADA), (2013). Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
Diabetes bacic. Http://www.diabetes.org/ diabetes-bacics
Biologi Gonzaga.(2010). Diakses tanggal 12 Oktober 2021.
http://biologigonz.blogspost.com
(IDF). (2015). Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 12 Oktober
2021 dari http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
PERKERNI.(2015). Konsensus pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus
Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PERKERNI
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas ).2017. Badan penelitian dan pengembangan
Kesehatan
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Edisi 1 : Jakarta: DPP PPNI
Shadine,M,2010. Mengenal Penyakit Diabetes Melitus. Jakarta : Penebit
Keenbooks
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
Tarwoto, dkk, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin.
Jakarta: Trans Info Mediaq