Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAB MEDIKAL BEDAH II

DI RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT dr. F. X. SUHARADJO

AMBON

DISUSUN OLEH :

NAMA : WA ODE WULAN

NIM : 1240212018094

TK : 3C

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA

AKPER RUMKIT TK.III Dr. J. A. LATUMETEN

AMBON 2020
LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELITUS

I. LANDASAN TEORI MEDIS

A. PENGERTIAN (MEDIS)

Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang mengakibatkan gangguan
metabolisme karbohidrat, protein, lemak dan berkembang menjadi komplikasi
makrovaskuler, mikrovaskuler dan neurologis. (Barbara C. Long)

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronis yang menimbulkan gangguan multi sistem
dan mempunyai karakteristik hyperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau kerja
insulin yang tidak adekuat. (Brunner dan Sudart)

Diabetes mellitus adalah keadaan hyperglikemia kronis yang disebabkan oleh faktor
lingkungan dan keturunan secara bersama-sama, mempunyai karakteristik hyperglikemia
kronis tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol (WHO).

Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat peningkatan
kadar glukosa darah yang disebabkan oleh kekurangan insulin baik absolut maupun relatif
(Suyono, 2002).

B. ETIOLOGI

Diabetes tipe I :

a. Faktor genetik
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu
predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I.
Kecenderungan genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen
HLA.
b. Faktor-faktor imunologi
Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang
dianggapnya seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel
pulau Langerhans dan insulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi
selbeta.

Diabetes Tipe II

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin
pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses
terjadinya resistensi insulin.
Faktor-faktor resiko :

a. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)


b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

Etiologi dari diabetes mellitus tipe II sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti dari
studi-studi eksperimental dan klinis kita mengetahui bahwa diabetes mellitus adalah
merupakan suatu sindrom yang menyebabkan kelainan yang berbeda-beda dengan lebih satu
penyebab yang mendasarinya.

Menurut banyak ahli beberapa faktor yang sering dianggap penyebab yaitu :

1. Faktor genetic

Riwayat keluarga dengan diabetes :


Pincus dan White berpendapat perbandingan keluarga yang menderita diabetes mellitus
dengan kesehatan keluarga sehat, ternyata angka kesakitan keluarga yang menderita diabetes
mellitus mencapai 8, 33 % dan 5, 33 % bila dibandingkan dengan keluarga sehat yang
memperlihatkan angka hanya 1, 96 %.

2. Faktor non genetic

a. Infeksi
Virus dianggap sebagai “trigger” pada mereka yang sudah mempunyai predisposisi
genetic terhadap diabetes mellitus.

b. Nutrisi
1. Obesitas dianggap menyebabkan resistensi terhadap insulin.
2. Malnutrisi protein
3. Alkohol, dianggap menambah resiko terjadinya pankreatitis.

c. Stres
Stres berupa pembedahan, infark miokard, luka bakar dan emosi biasanya menyebabkan
hyperglikemia sementara.

d. Hormonal Sindrom cushing karena konsentrasi hidrokortison dalam darah


tinggi, akromegali karena jumlah somatotropin meninggi, feokromositoma karena
konsentrasi glukagon dalam darah tinggi, feokromositoma karena kadar katekolamin
meningkat

C. KLASIFIKASI

Berdasarkan klasifikasi dari WHO (1985) dibagi beberapa type yaitu :

1. Diabetes mellitus type insulin, Tipe I

Insulin Dependen diabetes mellitus (IDDM) yang dahulu dikenal dengan nama
Juvenil Onset diabetes (JOD), klien tergantung pada pemberian insulin untuk
mencegah terjadinya ketoasidosis dan mempertahankan hidup. Biasanya pada anak-
anak atau usia muda dapat disebabkan karena keturunan.

2. Diabetes mellitus type II,

Non Insulin Dependen diabetes mellitus (NIDDM), yang dahulu dikenal dengan
nama Maturity Onset diabetes (MOD) terbagi dua yaitu :
a. Non obesitas
b. Obesitas

Disebabkan karena kurangnya produksi insulin dari sel beta pankreas, tetapi biasanya
resistensi aksi insulin pada jaringan perifer.
Biasanya terjadi pada orang tua (umur lebih 40 tahun) atau anak dengan obesitas.

3. Diabetes mellitus type lain

a. Diabetes oleh beberapa sebab seperti kelainan pankreas, kelainan hormonal, diabetes
karena obat/zat kimia, kelainan reseptor insulin, kelainan genetik dan lain-lain.
b. Obat-obat yang dapat menyebabkan hiperglikemia antara lain :
Furasemid, thyasida diuretic glukortikoid, dilanting dan asam hidotinik
c. diabetes Gestasional (diabetes kehamilan) intoleransi glukosa selama kehamilan,
tidak dikelompokkan kedalam NIDDM pada pertengahan kehamilan meningkat
sekresi hormon pertumbuhan dan hormon chorionik somatomamotropin (HCS).
Hormon ini meningkat untuk mensuplai asam amino dan glukosa ke fetus.

D. PATOFISIOLOGI

Sebagian besar patologi diabetes mellitus dapat dikaitkan dengan satu dari tiga efek
utama kekurangan insulin sebagai berikut :
1. Pengurangan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh, dengan akibat peningkatan
konsentrasi glukosa darah setinggi 300 sampai 1200 mg/hari/100 ml.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah-daerah penyimpanan lemak, menyebabkan
kelainan metabolisme lemak maupun pengendapan lipid pada dinding vaskuler yang
mengakibatkan aterosklerosis.
3) Pengurangan protein dalam jaringan tubuh.
Akan tetapi selain itu terjadi beberapa masalah patofisiologi pada diabetes mellitus yang
tidak mudah tampak yaitu kehilangan ke dalam urine klien diabetes mellitus. Bila jumlah
glukosa yang masuk tubulus ginjal dan filtrasi glomerulus meningkat kira-kira diatas 225
mg.menit glukosa dalam jumlah bermakna mulai dibuang ke dalam urine. Jika jumlah filtrasi
glomerulus yang terbentuk tiap menit tetap, maka luapan glukosa terjadi bila kadar glukosa
meningkat melebihi 180 mg%.

Asidosis pada diabetes, pergeseran dari metabolisme karbohidrat ke metabolisme telah


dibicarakan. Bila tubuh menggantungkan hampir semua energinya pada lemak, kadar asam
aseto – asetat dan asam Bihidroksibutirat dalam cairan tubuh dapat meningkat dari 1
Meq/Liter sampai setinggi 10 Meq/Liter.

E. MANIFESTASI KLINIS

Gejala yang lazim terjadi, pada diabetes mellitus sebagai berikut :


Pada tahap awal sering ditemukan :
a) Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah meningkat sampai melampaui daya
serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic diuresis yang mana gula banyak
menarik cairan dan elektrolit sehingga klien mengeluh banyak kencing.
b) Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan banyak karena
poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak minum.
c) Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami starvasi (lapar).
Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan. Tetapi walaupun klien banyak
makan, tetap saja makanan tersebut hanya akan berada sampai pada pembuluh darah.
d) Berat badan menurun, lemas, lekas lelah, tenaga kurang.
Hal ini disebabkan kehabisan glikogen yang telah dilebur jadi glukosa, maka tubuh
berusama mendapat peleburan zat dari bahagian tubuh yang lain yaitu lemak dan protein,
karena tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan memecah cadangan
makanan yang ada di tubuh termasuk yang berada di jaringan otot dan lemak sehingga
klien dengan DM walaupun banyak makan akan tetap kurus
e) Mata kabur
Hal ini disebabkan oleh gangguan lintas polibi (glukosa – sarbitol fruktasi) yang
disebabkan karena insufisiensi insulin. Akibat terdapat penimbunan sarbitol dari lensa,
sehingga menyebabkan pembentukan katarak.

F. KOMPLIKASI

1. Akut

1.) Hypoglikemia
2.) Ketoasidosis
3.) Diabetik

2. Kronik
1.) Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah jantung pembuluh
darah tepi, pembuluh darah otak.
2.) Mikroangiopati mengenai pembuluh darah kecil retinopati diabetik, nefropati diabetic.
3.) Neuropati diabetic.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah sewaktu
2. Kadar glukosa darah puasa
3. Tes toleransi glukosa
Kadar darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring diagnosis DM (mg/dl).
Kadar glukosa darah sewaktu

 Plasma vena :

<100>
100 - 200 = belum pasti DM
>200 = DM
 Darah kapiler :

<80>
80 - 100 = belum pasti DM
> 200 = DM
 Kadar glukosa darah puasa

Plasma vena :
<110>
110 - 120 = belum pasti DM
> 120 = DM
 Darah kapiler :

<90>
90 - 110 = belum pasti DM
> 110 = DM

Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali pemeriksaan :
1. Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah mengkonsumsi 75 gr
karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200 mg/dl).

H. PENATALAKSANAAN

Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus adalah untuk mengatur
glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi acut dan kronik. Jika klien berhasil
mengatasi diabetes yang dideritanya, ia akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia.
Penatalaksanaan diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,
diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan insulin.
Pada penderita dengan diabetes mellitus harus rantang gula dan makanan yang manis
untuk selamanya. Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes mellitus
adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan.
J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan manis).

Diet pada penderita diabetes mellitus dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain:
1. Diet A : terdiri dari makanan yang mengandung karbohidrat 50 %, lemak 30 %,
protein 20 %.
2. Diet B : terdiri dari karbohidrat 68 %, lemak 20 %, protein 12 %.
3. Diet B1 : terdiri dari karbohidrat 60 %, lemak 20 %, protein 20 %.
4. Diet B1 dan B2 diberikan untuk nefropati diabetik dengan gangguan faal ginjal.
Indikasi diet A :
Diberikan pada semua penderita diabetes mellitus pada umumnya.
Indikasi diet B :
Diberikan pada penderita diabetes terutama yang :
1. Kurang tahan lapan dengan dietnya.
2. Mempunyai hyperkolestonemia.
3. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya pernah mengalami cerobrovaskuler
acident (cva) penyakit jantung koroner.
4. Mempunyai penyulit mikroangiopati misalnya terdapat retinopati diabetik tetapi
belum ada nefropati yang nyata.
5. Telah menderita diabetes dari 15 tahun
II. LANDASAN TEORI KEPERAWATAN/ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas dan Istirahat

Gejala :
 Lemah,letih sulit bergerak atau berjalan
 Kram otot, tonus otot menurun, gangguan tidur dan istirahat
Tanda :
 Takikardia dan takipneu pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas
 Latergi atau disorientasi, koma
Penurunan kekuatan otot

2. Sirkulasi

Gejala :
 Adanya riwayat hipertensi; IM akut
 Klaudikasi, kebas dan ksemutan pada ekstremitas
 Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama
Tanda :
 Takhikardi
 Prubahan tekanan Darah Postural; hipertensi
 Nadi yang menurun atau tak ada
 Disritmia
 Krekels
 Kulit panas, kering dan kemerahan; bola mata cekung

3. Integritas Ego

Gejala:
 Stres;tergantung pada orang lain
 Masalah financial yang berhubungan dengan kondisi
Tanda :
 Ansietas; peka rangsangan

4. Eliminasi

Gejala :
 Perubahan pola berkemih (poli uria), nokturia
 Rasa nyeri atau terbakar, kesulitan berkemih (infeksi), ISK baru/berulang
 Nyeri tekan abdomen
 Diare
Tanda :
 Urine encer, pucat, kuning;poliuri
 Urine berkabut, bau busuk
 Abdomen keras, adanya acites
 Bising usus lemah dan menurun;hiperaktif(diare)

5. Makanan /Cairan

Gejala :
 Hilang nafsu makan
 Mual atau muntah
 Haus
 Penggunaan diuretic

Tanda :
 Kulit kering/ bersisik, turgor jelek
 Kekakuan/distensi abdomen, muntah
 Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolic dengan peningkatan gula darah)
Bau halitosis/manis, bau buah(nafas aseton)

6. Neurosensori

Gejala :
 Pusing/pening
 Sakit kepala
 Kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia
 Gangauan penglihatan
Tanda :
 Disorientasi; mengantuk, latergi, stupor/koma(tahap lanjut). Gangguan memori; kacau
mental
 Reflex tendon dalam(RTD) menurun (koma)
Aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA)

7. Nyeri/Kenyamanan

Gejala :
 Abdomen yang tegang/nyeri(sedang/berat)

Tanda :
Wajah meringis dengan palpitasi; tampak sangat berhati-hati

8. Pernapasan

Gejala:
 Merasa kekurangan oksigen,batuk dengan/ tanpa sputum purulen (tergantung adanya
infeksi atau tidak

Tanda :
 Lapar udara
 Batuk, dengan atau tanpa sputum purylen
 Frekuensi perna

9. Keamanan

Gejala :

 Kulit kering, gatal;ulkus kulit

Tanda :
 Demam,diaphoresis
 Kulit rusak, lesi/ulserasi
 Menurunnya kekuatan umum/ rentang gerak
 Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernafasan jika kadar kalium menurun dengan
cukup tajam)
B. Diagnosa dan rencana asuhan keperawatan

1. Nyeri (akut/kronik) b/d terputusnya kontinuitas jaringan

Intervensi Rasional
1. Kaji skala nyeri dengan menggunakan 1. Skala nyeri menentukan tingkat kenyamanan
skala (0-10) serta rencana tindakan selanjutnya
2. Jaga kestenlisasian selama perawatan 2. Teknik septic-aseptik mencegah terjadinya
luka infeksi yang berlanjutan
3. Ajarkan teknik relaksasi 3. Teknik relaksasi diindikasikan untuk
4. Rawat luka tiap hari mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasi dengan dokter dalam 4. Mempercepat proses penyembuhan
pemberian insulin 5. Membantu dalam menstabilkan gula darah
pasien.

2. Perubahan volume cairan b/d dierasis osmotic, kehilangan gastric berlebihan (diare, muntah)
masukan dibatasi (mual).

No. Interveransi Rasional


1 Dapatkan riwayat penyakit b/d lamanya / Membantu dalam memperkirakan kekurangan
intensitas, pengeluaran urine yang sangat volume total.
berlebihan.
2. Pantauan TTV Hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh
hipotensi dan takikardi

3. Pola napas seperti adanya pernapasan Paru-paru mengeluarkan asam karbonat yang
kumaul / pernapasan yang berbau katon. menghasilkan kompensasi alkalosis respiratonk.

4. Ukur BB setiap hari Memberikan hasil pengkapan yang terbuat dari


status cairan yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam cairan pengganti.

5. Catat hal-hal seperti mual, nyeri, abdomen, Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah
muntah dan distensi lambung. motalitas lambung yang sering kali akan
menimbulkan muntah dan secara potensial akan
menimbulkan kekurangan cairan.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d ketidak cukupan insulin, penurunan masukan oral,
status hipermetabolisme.

No. Interverensi Rasional


1. Timbang BB setiap hari Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat.

2. Tentukan program diet dan pola makan pasien Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan
dari kebutuhan taraupetik.

3. Berikan makanan cair yang mengandung zat Pemberian cairan melalui oral lebih baik jika
makanan dan elektrolit dengan segera jika pasien sadar dan fungsi gastroantastinal baik
pasien sudah dapat mentoleransi melalui
pemberian cairan

4. Libatkan keluarga pasien pada perencanaan Meningkatkan rasa ketelibatan memberikan


makana ini sesuai dengan indikasi. informasi kepeda keluarga untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien.

4. Kelebihan b/d penurunan produksi energy metabolic, perubahan kimia darah, peningkatan
kebutuhan energy.

No. Interverensi Rasional


1. Diskusikan dengan pasien kebutuhan akan Pendidikan dapat memberikan motivasi untuk
aktivitas meningkatkan tingkat aktivitas meskipun pasien
mungkin sangat lemah.

2. Berikan aktivitas alternative dengan periode Mencegah kelelahan yang berlebihan.


istirahat yang cukup

3. Tingkat partisipasi pasien dalam melakukan Meningkatkan kepercayaan diri / harga diri yang
aktivitas sehari-hari sesuai dengan yang dapat positif sesuai tingkat aktivitas yang dapat di
di toleransi toleransi pasien.
5. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurangnya informasi

No. Interverensi Rasional


1. Bekerja dengan pasien dalam menata tujuan Partisipasi dalam perencanaan meningkatkan
belajar yang diharapkan antusias dan kerja sama pasien dengan prinsip-
prinsip yang di pelajari.

2. Diskusikan tentang rencana diet, penggunaan Kesadaran tentang pentingnya control diet akan
makanan tinggi serat dan cara untuk membantu pasien dalam merencanakan waktu.
mengkomsumsi makanan diluar rumah.

3. Tekankan pentingnya mempertahankan Membantu dalam menciptakan gambaran nyata


pemeriksaan gula darah setiap hari. dari keadaan pasien untuk melakukan control
penyakit dengan lebih kuat.

4. Diskusikan factor-faktor yang memegang Informasi ini akan meningkatkan pengendalian


peranan penting dalam control DM tersebut terhadap DM dan dapat menurunkan berulangnya
seperti latihan, stress, pembedahan dan penyakit kejadian kotoasidosis.
tertentu.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. I. N

DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN “DIABETES MELITUS”

A. Identitas pasien
Nama : Tn. I. N
Umur : 49 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : PNS
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Halong
Tgl masuk RS/ jam : 01-10-2020 jam 11:00 WIT
Tgl pengkajian : 12-10-2020 jam 08:30 WIT
Rumah Sakit : Rumkit dr. F.X Suhardjo
Ruangan : kelas 1
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Halong

B. Riwayat kesehatan sekarang

DX Medis : Diabetes Mellitus


Nama penanggung jawab : ny. K. N
Hubungan dengan klien : IstriKeluhan utama masuk RS : Luka pada
kedua tungkai
1. Keluhan yang menyertai : nyeri pada daerah luka, lemas
2. Keluhan utama pada saat pengkajian : Nyeri pada daerah luka
P : Kena air panas
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : Daerah luka menyebar ke lutut
S : Sedang (4)
T : Hilang timbul
3. Keluhan yang menyertai : lemas, perut kembung, belum BAB selama 3
Hari.

Catatan Kronologis

Pada akhir bulan oktober waktu pasien jalan pagi, setelah tiba di rumah pasien merasa kram pada
kedua kaki seperti terbakar api. Pasien belum pernah meraskan hal yang sama sebelum selama ia jalan
pagi , dengan kondisi kaki yang demikian pasien dan keluarga menganggap bahwa itu adalah kekuatan
gaib, sehingga keluarga pasien memanggil dukun kampong untuk berobat. Namun dengan air biasa yang
digunakan oleh dukun kampung ketika pasien mencoba menaruh kedua tangan air masih dalam keadaan
dingin, setelah bergantiaan dengan air hangat yang dicelupkan kedua kaki, malah membuat kedua kaki
pasien luka. Pasien sudah mendapat pengobatan dari tim kas (mantri) selama satu minggu, namun KU
pasien makin lemas sehingga keluarga mengambil keputusan untuk dibawa ke RS, tiba di UGD pada
pukul 11:00 WIT dan mendapat therapy :

 Nacl 0,9% 20 tt/m


 Cefo 2 X 1 gr/IV
 Metrodinasol 3 X 0,5 gr/drips
 Neurosanbe 1 am

C. Riwayat kesehatan masa lalu


1. Riwayat tumbuh kembang : Normal
2. BB yang sesuai dengan usia : 57 kg/ 160 cm
3. Gangguan psikologis : Tidak
4. Hospitalisasi : Pasien pernah dirawat di RS 1X dengan penyakit yang
sama, pada bulan februari 2019

2.Keluarga yang mempunyai penyakit yang sama : Nenek pasien

3. Penyakit yang diderita keluarga :

 Gangguan pertumbuhan : Tidak ada


 Obesitas : Tidak
 Kelainan hiroid : Tidak
 Pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya : Ya

4. Latihan / olahraga
- Jenis latihan / olahraga : Jalan pagi
- Frekuensi : 3X / minggu
- Keluhan : tidak ada

D. GENOGRAM

x x x
x

77 60
x x x x

35
40 30

Keterangan :

= laki- laki

= perempuan
x
= laki- laki meninggal

x = perempuan meninggal

= Pasien

E. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan umum
- Kesadaran : Compos mentis
- KU : Lemah
- BB / TB : 57 / 160
- TD : 150 / 90 mmHg, N : 86 x / m, S : 37 c, R : 22 x /m
2. Wajah
- Abnormalitas struktur : Tidak
- Ekspresi wajah : Tampak Meringis
3. Mata
- Bola mata : Normal
- Kelopak mata : Normal
- Pupil : Normal
- Sclera : Normal
- Konjungtiva : Normal
- Ketajaman penglihatan : Normal
4. Hidung
- Struktur : Normal
- Pernapasan cuping hidung : Tidak
- Penciuman : Baik
5. Telinga
- Struktur : Normal
- Fungsi Pendengaran : Baik
6. Mulut

- Kebersihan mulut : Bersih


- Bau : Tidak
- Fungsi bicara : Baik
- Menelan : Baik
7. Leher
- Vena jugularis : Tidak ada peningkatan
- Pembesaran Kel tiroid : Tidak
8. Dada
- Bentuk : Simetris
- Gerakan Dada : Mengikuti irama pernapasan
- Bulu dada/ketiak : Ada
9. Abdomen
- Bentuk : Simetris
- Hipertimpani : Ya
- Kembung : ya
10. Ektermitas
- Ekstermitas atas : Terpasang Nacl 12 tt/m
- Ektermitas bawah : Luka pada ke dua telapak kaki
- Komentar : Pasien mengatakan lemas

F. Pola aktivitas sehari-hari

Pola Aktivitas Sebelum sakit Sesudah sakit


1. Makan
a. Frekuensi makan 3x / hr 3 x / hr
b. Jenis makanan Nasi, ikan, sayur Bubur, sayur
c. Jumlah porsi makan 1 porsi 1 porsi
d. Keluhan saat makan Tidak Tidak ada
2. Minum
a. Frekuensi minum 3-4x / hr / gelas 1-2 x / hr / gelas
b. Jenis minuman Air putih Air putih
c. Jumlah minum 6-7 gls/ hr 1-2 gls / hr /
d. Keluhan saat minum Tidak ada Tidak ada
3. Eliminasi
a. BAB
- Fekuensi BAB 1 – 2 x / hr Belum BAB selama 3 hari
- Konsistensi Lembek
Kuning
- Warna Tidak ada
- Keluhan saat BAB
b. BAK 1 -2 x / hr 1 -3 x / hr
- Frekuensi BAK Pesing pesing
- Bau Kuning Kuning
- Warna Tidak ada Tidak ada
- Keluhan saat BAK
4. Personal HYegine 3 x / hr 1 x / hr
- Frekuensi mandi 3 x / hr 3 x / hr
- Sikat gigi

G. Pemeriksaan penunjang
- Darah
1. Lenco : 13.200
2. BB : 165 – 168
3. Tromb : 175.000
4. Bul T/D/I : 0,4/0,2/0,2
5. SOGT / PT : 16 / 19
6. Ureum : 47
7. Creat : 4,0
8. Cholest : 155
9. GDP : 361
10. HB : 12,7 gr/dl

KLASIFIKASI DATA

DS : Pasien mengatakan

 Nyeri pada daerah luka


 Nyeri seperti tertusuk-tusuk
 Nyeri menyebar sampai ke lutut
 Skala nyeri sedang (4)
 Nyeri hilang timbul
 Perut kembung
 Pasien pernah mengalami penyakit yang sama
 Ada keluarga yang mengalami penyakit DM
 Belum BAB selama 3 hari
 Lemas
DO :

 KU Lemah
 Ekspresi wajah tampak meringis
 TD : 150 / 90 mmHg
 Pasien bertanya-tanya tentang penyakitnya
 Hipertimpani
 USG hasilnya acites
 Luka pada kedua telapak kaki
 Terpasang IVFD Nacl 12 tts/m
 Aktivitas dibantu oleh keluarga dan perawat
 Leuco :13.200
 SGOT/PT : 16/19 ul
 Ureum : 47 mg/dl
 Creat : 4,0
 GDP : 361

ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


DS : Pasien mengatakan Luka pada kedua kaki Nyeri Akut
- Nyeri pada daerah Luka
- Nyeri seperti tertusuk-tusuk
- Nyeri menyebar samapai ke lutut
- Skala nyeri sedang (4)
- Nyeri hilang timbul

DO :
- KU Lemah
- Ekspresi wajah tampak meringis
- Luka pada kedua telapak kaki
- TD : 150/90 UL
- Leuco : 13.200
- SGOT/PT : 16/19 UL
- Ureum : 47 mg/dl
- Creat : 4,0
- GDP : 361

Data Etiologi Masalah


DS : Pasien mengatakan Hipoperistalik usus Gangguan eliminasi
- Perut kembung bowel
- Belum BAB selama 3 hari
DO :
- KU Lemah
- Hipertimpani

DS : Pasien mengatakan Kelemahan Fisik Intoleransi aktivitas


- Lemas
DO :
- KU Lemah
- Terpasang IVFD Nacl 12 H/m
- Aktivitas dibantu oleh perawat
dan keluarga

Kurang informasi tentang Kurang pengetahuan


DS : Pasien mengatakan
penyakit
- Pernah mengalami penyakit yang
sama
- Ada keluarga yang mengalami
penyakit DM
DO :
- Pasien bertanya-tanya tentang
penyakitnya

PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri akut b/d Terputusnya kontinustas jaringan
2. Gangguan eliminasi bowel b/d hipoperistaltik usus
3. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik
4. Kurang pengetahuan tentang penyakit b/d kurang informasi tentang penyakit
NCP
N Diagnosa Keperawatan Tujuan Interverensi Rasional
O
1. Nyeri b/d terputusnya kontinuitas Selama dilakukan 1. Kaji skala nyeri dengan 1. Skala nyeri menentukan tingkat
jaringan yang ditandai dengan
tindakan keperawatan
DS: Pasien mengatakan menggunakan skala (0- kenyamanan serta rencana
- Nyeri pada luka dalam 1 x 6 jam
- Nyeri seperti tertusuk-tusuk 10) tindakan selanjutnya
diharapkan nyeri dapat
- Nyeri menyebar sampai
kelutut teratasi dengan 2. Jaga kestenlisasian 2. Teknik septic-aseptik mencegah
- Skala nyeri sedang (4) criteria:
- Nyeri hilang timbul selama perawatan luka terjadinya infeksi yang
DO : 1. KU baik
- KU Lemah 3. Ajarkan teknnik berlanjutan
2. Nyeri berkurang
- Ekspresi wajah tampak
3. Skala nyeri 3 relaksasi 3. Dapat diindikasikan untuk
meringis
- Luka pada kedua telapak
4. Rawat luka tiap hari mengurangi nyeri
kaki
- TD 140/90 mmHg
5. Kolaborasi dengan 4. Mempercepat proses
- N 82 x/m
- S 37 C dokter dalam pemberian penyembuhan
- R 22 x/m
- Leuco 13.200 insulin 5. Membantu dalam menstabilkan
- SGOT/PT 16/19 UL
- Ureum 47 mg/dl gula darah pasien.
- Creat 4,0
- GDP 361
NO Diagnosa keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
2. Gangguan eliminasi bowel b/d Selama dilakukan 1. Anjurkan pada pasien 1. Makan/ minum yang dalam

hipoperistaltik usus ditandai tindakan keperawatan agar makan dan keadaan hangat dapat

dengan : dalam 1 x 6 jam minuman dalam menstimulasi kerja usus yang

DS : Pasien mengatakan diharapkan gangguan keadaan hangat lebih aktif sehingga proses

- Perut kembung eliminasi bowel dapat 2. Anjurkan pada pasien eliminasi dapat berjalan

- Belum BAB selama 3 teratasi dengan criteria agar tetap mengikuti normal

hari : program diet 2. Diet sesuai indikasi dapat

DO : - Perut tidak 3. Kolaborasi dengan membantu dalam proses

- KU Lemah kembung dokter dalam pemberian penstabilan glukosa dalam

- Hipertumpani - Dapat BAB dengan obat sesuai indikasi darah

normal 3. Pemberian obat sesuai indikasi

dapat membantu dalam proses

untuk melancarkan BAB.


3. Intoleransi aktivitas b/d Selama dilakukan 1. Kaji KU pasien 1. KU pasien menentukan
tindakan keperawatan
kelemahan fisik di tandai 2. Bantu pasien dalam kemampuan dalam beraktivitas
selam a 1 x 6 jam
dengan : beraktivitas mis: BAB, serta rencana tindakan
diharapkan pasien
DS : Pasien mengatakan dapat beraktivitas BAK. selanjutnya.
secara mandiri dengan
- Lemas 3. Anjurkan kepada pasien 2. Memimaksasi penggunaan
criteria :
DO : untuk badrest energy dalam beraktivitas
- KU Baik
- KU Lemas - Aktivitas dilakukan 4. Beri kesempatan pada 3. Badrest / istirahat dapat
secara mandiri pasien untuk melakukan meningkatkan energy serta
- Terpasang IVFD Nacl 12

tt/m aktivitas secara mandiri mengembalikan keadaan umum

- Aktivitas dibantu oleh pasien

perawat dan keluarga 4. Kesempatan bagi pasien dalam

melatih kemampuan dalam

beraktivitas

4. Kurang pengetahuan b/d kurang Selama dilakukan 1. Bekerja dengan pasien 1. Partisipasi dalam perencanaan
informasi tentang penyakit, tindakan keperawatan dalam menata tujuan belajar meningkatkan antusias dan kerja
ditandai dengan. selama 1x 6 jam yang diharapkan sama pasien dengan prinsip-
DS : Pasien mengatakan diharapkan pasien prinsip yang di pelajari.
- Pernah mengalami dapat mengetahui
penyakit yang sama penyebab serta dapat 2. Diskusikan tentang rencana 2. Kesadaran tentang pentingnya
- Ada keluarga yang mencegah timbulnya diet, penggunaan makanan control diet akan membantu
mengalami penyakit DM penyakit berulang tinggi serat dan cara untuk pasien dalam merencanakan
DO : mengkomsumsi makanan waktu.
- Pasien bertanya-tanya diluar rumah.
tentang penyakitnya
3. Tekankan pentingnya 3. Membantu dalam menciptakan
mempertahankan gambaran nyata dari keadaan
pemeriksaan gula darah pasien untuk melakukan control
setiap hari. penyakit dengan lebih kuat.

4. Diskusikan factor-faktor 4. Informasi ini akan


yang memegang peranan meningkatkan pengendalian
penting dalam control DM terhadap DM dan dapat
tersebut seperti latihan, menurunkan berulangnya
stress, pembedahan dan kejadian kotoasidosis.
penyakit tertentu.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn.I.N DX medis: DM

Umur : 49 Tahun Ruang: Kelas 3

Jenis Kelamin:Laki-laki

NO IMPLEMENTASI EVALUASI

1 Hari/Tanggal : Senin, 12-10-2020 Hari/Tanggal : 12-10-2020


Pukul : 12.00 Wit Pukul : 14.00 Wit
4. Menganjurkan pada pasien agar makan /minum
makanan dan minuman dalam keadaan hangat S : Pasien Mengatakan
Hasil : pasien mengatakan akan mengikuti anjuran
Sudah Bab 1 X Ada Ampas
dari perawat
Pukul 12.13 wit
5. Menganjurkan pada pasien agar tetap mengikuti O:
program diet
Hipertimpani
Hasil : Pasien mengatakan tetap mengikuti program
diet yang sudah di indikasikan oleh perawat
Pukul 13.00 wit A : Masalah belum teratasi
6. Melanjutkan instruksi pemberian obat dulcolax
1 tube melalui rectal.
P : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan
Hasil : obat sudah diberikan dan dalam
pengawasan 1. Anjurkan pada pasien agar
makan dan minuman dalam
keadaan hangat
2. Anjurkan pada pasien agar
tetap mengikuti program diet
3. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian obat sesuai
indikasi
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn . I. N DX medis: DM

Umur : 49 Tahun Ruang: Kelas 3

Jenis Kelamin: Laki-laki

NO IMPLEMENTASI EVALUASI

2 Hari/Tanggal : 13-10-2020 Hari/Tanggal : 13-10-2020


Pukul : 10.00 Wit Pukul : 14.00 Wit
5. Mengkaji ulang KU pasien
Hasil : KU lemah S : Pasien mengatakan:

 Masih lemas
Pukul 10.10 wit
6. Membantu pasien ke WC BAK dengan
O: KU Lemah
menggunakan kursi roda
Hasil : Pasien dapat BAK A: Masalah sebagian teratasi

P : Intervensi 1,2 dilanjutkan


Pukul 11.25 wit
7. Menganjurkan kepada pasien untuk istirahat
1. Kaji KU pasien
2. Bantu pasien memenuhi
Hasil : Pasien mengatakan akan beristirahat sesuai
kebutuhan aktivitas
anjuran perawat
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn . I. N DX medis: DM

Umur : 49 Tahun Ruang: Kelas 3

Jenis Kelamin: Laki-laki

NO IMPLEMENTASI EVALUASI

3 Hari/Tanggal : 14-10-2020 Hari/Tanggal : 10-10-2020


Pukul : 09..00 Wit Pukul : 14.00 Wit
1. Mengakaji ulang tingkat nyeri dan intensitas
nyeri dengan menggunakan skala 0-10 serta S : Pasien mengatakan:
dengan menginspeksi raut wajah pasien
Hasil : kualitas nyeri sedang, skala nyeri 4  Nyeri berkurang setelah luka
dirawat, skala nyeri 3 (ringan)
Pukul : 09.30Wit
2. Mempertahankan teknik aseptik pada waktu
perawatan luka dengan cara mencuci
tangan , menggunakan handscoen
Hasil : Luka tetap steril O:

Pukul : 12.30 Wit  Luka tampak membaik


3. Melakukan perawatan luka setiap pagi
Hasil : luka sudah tampak membaik .

Pukul 13.00 wit A: Masalah belum teratasi

4. Melanjutkan therapy dokter inj Insulin 0,2


cc/ SC P : Intervensi 1,2,3 dilanjutkan
Hasil : Obat sudah diberikan dan dalam 1. Kaji tingkat nyeri
pengawasan 2. Pertahankan teknik septic
aseptic pada saat
perawatan luka
3. Rawat luka tiap hari
4. Kolaborasi dengan dokter
dalam pemberian therapy.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama : Tn . I. N DX medis: DM

Umur : 49 Tahun Ruang: Kelas 3

Jenis Kelamin: Laki-laki

NO IMPLEMENTASI EVALUASI

4 Hari/Tanggal : 15-10-2020 Tanggal 15-10-2020


Pukul : 09..25 Wit
5. Mendiskusikan dengan pasien dan keluarga tentang Pukul 13. 20 Wit
rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat dan
cara untuk mengkomsumsi makanan diluar rumah, S : Pasien Mengatakan Mengerti
dengan menghindari makanan yang terlalu Dengan Penjelasan Perawat
mengandung gula
Hasil : Pasien dan keluarga mengatakan akan
mengontrol pola makan mereka

Pukul 11.35 wit O :Pasien dapat menjelaskan


kembali penjelasan dari perawat
6. Menjelaskan pada pasien pentingnya pemeriksaan
gula darah setiap hari, dalam upaya mengontrol gula
darah pasien
A : Masalah teratasi
Hasil : Pasien bersedia untuk selalu diobservasi gula
darah

Pukul 12.50 wit


P : Intervensi dihentikan
7. Menjelaskan pada pasien factor-faktor yang
memegang peranan penting dalam control DM
tersebut seperti latihan, stress, pola makan,
pembedahan dan penyakit tertentu adalah factor yang
menyebabkan timbulnya penyakit tersebut.

Hasil : pasien mengerti dengan penjelasan dari


perawat

Anda mungkin juga menyukai