Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KELOMPOK

DENGAN DIABETES MELITUS PADA Tn. M

DI DESA SEMPU KECAMATAN LIMPUNG KABUPATEN BATANG

DI SUSUN OLEH

1. INGGRID LOLEO (2008031)

2. NELA SAGITHA DEWI (2008056)

3. SEPTINA ASIH SUJIANTI (2008079)

4. VEGA ADZIMA KHOIRUNNISA (2008093)

FAKULTAS KEPERAWATAN, BISNIS DAN TEKNOLOGI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah


mencurahkan rahmat dan karunianya sehingga kami bisa menyelesaikan “Asuhan
Keperawatan dengan Diabetes Melitus (DM) pada Tn. M” yang sederhana ini dapat
terselesaikan.

Maksud dan tujuan penulisan “Asuhan Keperawatan dengan Diabetes Melitus


(DM)” untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan, dan dengan adanya askep ini
diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat menambah
pengetahuan para pembaca. Kami menyusun tugas ini yang berjudul “Asuhan
Keperawatan Diabetes Melitus (DM) ” banyak mengalami gangguan dan hambatan,
untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Ns. Niken Sukesi., M.Kep selaku Ketua Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Widya Husada Semarang

2. Ns. Endang Supriyanti, M.Kep Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

memberikan bimbingan kepada kami.

Saya menyadari bahwa tugas yang saya susun ini masih ada kekurangan dan
kelemahan, Kami menyusun tugas ini atas dasar teori yang sudah ada dalam berbagai
buku dan sumber, Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaanya ,
kami berharap semoga tugas kelompok ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia

dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan

kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan sekresi insulin.Gejala yang

dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu polidipsia, poliuria, polifagia,

penurunan, diabetes mellitus sendiri juga juga merupakan gangguan gangguan

metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen berupa hilangnya

toleransi karbohidra jika telah berkembang penuh secara klinis.(Meidikayanti et al.,

2017)

Diabetes Mellitus tipe 2 juga disebut penyakit hiperglikemi akibat insensivitas

sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikitmenurun atau berada dalam

rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka

diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus.6,9

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh

kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau

ganguan fungsi insulin (resistensi insulin) (Fatimah, 2015).

B. TUJUAN

1. Tujuan umum

Mengetahui tentang pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan penyakit

Diabetes Melitus

2. Tujuan khusus

a. Menjelaskan definisi Diabetes Melitus

b. Menjelaskan etilogi Diabetes Melitus


c. Menjelaskan patofisiologi Diabetes Melitus

d. Menjelaskan manifestasi Diabetes Melitus

e. Menjelasakan pemeriksaan penunjang Diabetes Melitus

f. Menjelaskan pentalaksaan Diabetes Melitus

g. Menjelaskan konsep kperawatan Diabetes Melitus


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara

genetic dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya

toleransi karbohidrat. (Price and Wilson, 2012). Diabetes mellitus adalah

sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa

dalam darah atau hiperglikemi (Smeltzer and Bare, 2012). Diabetes melitus

merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi atau resistansi

insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme

karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)

Diabetes Mellitus tipe 2 juga disebut penyakit hiperglikemi akibat insensivitas

sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam

rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka

diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus.6,9

Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh

kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau

ganguan fungsi insulin (resistensi insulin) (Fatimah, 2015).

B. ETIOLOGI

Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :

1. Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM ) Diabetes

yang tergantung insulinyang ditandai oleh penghancuran sel-sel

beta pancreas disebabkan oleh :

a. Faktor genetik
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu

predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1. Ini

ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human

Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang

bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainnya.

b. Faktor Imunologi

Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh

dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-

olah sebagai jaringan asing.

c. Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang

menimbulkan destruksi sel beta.

2. Diabetes Tipe II ( Non Insulin Dependent Diabetes Melitus /

NIDDM )

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui.

Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya

resistensi insulin. Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang

berhubungan yaitu :

a. Usia

Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun

b. Obesitas

c. Riwayat Keluarga

d. Kelompok Etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli amerika

tertentu memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya

diabetes tipe II disbanding dengan golongan Afro- Amerika.

( Smeltzer and Bare, 2012 )

C. PATOFISOLOGI

Diabetes melitus yang merupakan penyakit dengan gangguan pada

metabolisme karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat bekerja secara

optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau keduanya. Gangguan

metabolisme tersebut dapat terjadi karena 3 hal yaitu pertama karena kerusakan pada

sel-sel beta pankreas karena pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri.

Penyebab yang kedua adalah penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan

yang ketiga karena kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer (Fatimah, 2015). Sel

beta pankreas yang tidak berfungsi secara optimal sehingga berakibat pada kurangnya

sekresi insulin menjadi penyebab kadar glukosa darah tinggi. Penyebab dari kerusakan

sel beta pankreas sangat banyak seperti contoh penyakit autoimun dan idiopatik

(NIDDK, 2014). Gangguan respons metabolik terhadap kerja insulin disebut dengan

resistensi insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan reseptor, pre reseptor

dan post reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih banyak dari biasanya untuk

mempertahankan kadar glukosa darah agar tetap normal. Sensitivitas insulin untuk

menurunkan glukosa darah dengan cara menstimulasi pemakaian glukosa di jaringan

otot dan lemak serta menekan produksi glukosa oleh hati menurun. Penurunan

sensitivitas tersebut juga menyebabkan resistensi insulin sehingga kadar glukosa dalam

darah tinggi. Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya berakibat pada proses filtrasi

yang melebihi transpor maksimum.


D. PATHWAYS

E. MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi klinis Seseorang yang menderita DM, terutama pada DM tipe 2

biasanya mengalami beberapa manifestasi klinis, diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Poliuria

Keadaan defisiensi maupun resistensi insulin yang berfungsi dalam mengangkut

glukosa melalui membran ke dalam sel menyebabkan terjadinya keadaan


hiperglikemia. Hal ini menyebabkan serum plasma meningkat (hiperosmolaritas)

dan berakibat pada cairan intrasel yang berdifusi ke dalam sirkulasi atau aliran

darah. Akibatnya, aliran darah ke ginjal akan meningkat dan terjadi diuresis osmotik

(poliuria).

b) Polidipsia

Peningkatan difusi cairan dari intrasel ke dalam vaskuler menyebabkan penurunan

volume intrasel. Hal ini menyebabkan terjadinya dehidrasi sel. Akibatnya, otak

terstimulasi untuk menimbulkan perasaan haus dan selalu ingin minum (polidipsia).

c) Polifagi

Penurunan kadar insulin ataupun keadaan resistensi insulin menyebabkan glukosa

tidak dapat masuk ke dalam sel. Oleh karena itu, produksi energi akan menurun dan

menstimulasi otak mengeluarkan hormon pemicu rasa lapar. Akibatnya, reaksi yang

timbul adalah seseorang akan lebih banyak makan karena merasa lapar terus

menerus (polifagi).

d) Penurunan Berat Badan

Penurunan kadar glukosa yang dapat ditransfer ke dalam sel menyebabkan sel

kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme. Akibatnya, sel akan

mengalami atrofi atau mengecil dan mengalami pengurangan jumlah secara

berangsur angsur

e) Malaise atau Kelemahan

Keadaaan malaise disebabkan oleh karena penurunan kadar glukosa yang dapat

masuk ke dalam sel. Sedangkan glukosa sendiri merupakan bahan dasar

metabolisme sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi (Mellitus, Lathifah and Timur,

2013)

F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diabetes melitus, yang meliputi : edukasi, terapi gizi medis,

latihan jasmani dan pengelolaan farmakologis. Pengelolaan DM dimulai dengan

pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila

kadar glukosa darah belum mencapai sasaran, dilakukan intervensi farmakologis

dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu,

OHO dapat segera diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi.

Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat

badan yang menurun dengan cepat, adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan.

Pengetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia dan cara

mengatasinya harus diberikan kepada pasien, sedangkan pemantauan kadar glukosa

darah dapat dilakukan secara mandiri, setelah mendapat pelatihan khusus

a. Edukasi

Diabetes Melitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah

terbentuk dengan kokoh. Keberhasilan pengelolaan diabetes mandiri membutuhkan

partisipasi aktif penderita, keluarga dan masyarakat. Tim kesehatan harus

mendampingi penderita dalam menuju perubahan perilaku. Untuk mencapai

keberhasilan perubahan perilaku, dibutuhkan edukasi yang komprehensif

pengembangan ketrampilan dan motivasi. Edukasi secara individual dan pendekatan

berdasarkan penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang

berhasil. Perubahan perilaku hampir sama dengan proses edukasi yang memerlukan

penilaian, perencanaan, implementasi, dokumentasi dan evaluasi

b. Terapi Gizi Medis

dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal

karbohidrat, protein, lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut•

Karbohidrat : 45 – 65% total asupan energi • Protein : 10 – 20% total asupan energi
Universitas Sumatera Utara • Lemak : 20 – 25 % kebutuhan kalori Jumlah kalori

disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani

untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Jumlah kalori yang

diperlukan dihitung dari berat badan ideal dikali kebutuhan kalori basal (30 Kkal/kg

BB untuk laki-laki dan 25 Kkal/kg BB untuk wanita). Kemudian ditambah dengan

kebutuhan kalori untuk aktifitas, koreksi status gizi, dan kalori yang diperlukan

untuk menghadapi stres akut sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya kebutuhan

kalori pada diabetes tidak berbeda dengan non diabetes yaitu harus dapat memenuhi

kebutuhan untuk aktifitas baik fisik maupun psikis dan untuk mempertahankan

berat badan supaya mendekati ideal

c. Latihan Jasmani

Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu

selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM

tipe 2. Kegiatan sehari-hari seperti berjalan kaki ke pasar, menggunakan tangga,

berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran

juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga

akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa

latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti : jalan kaki, bersepeda santai, jogging,

dan berenang (Damayanti, 2015).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl, 2

jam setelah pemberian glukosa.

2. Aseton plasma (keton) positif secara mencolok.

3. Asam lemak bebas: kadar lipid dan kolesterol meningkat

4. Osmolalitas serum: meningkat tapi biasanya < 330 mOsm/I


5. Elektrolit: Na mungkin normal, meningkat atau menurun, K normal atau

peningkatan semu selanjutnya akan menurun, fosfor sering menurun.

6. Gas darah arteri: menunjukkan Ph rendah dan penurunan HCO3

7. Trombosit darah: Ht meningkat (dehidrasi), leukositosis dan hemokonsentrasi

merupakan respon terhadap stress atau infeksi.

8. Ureum/kreatinin: mungkin meningkat atau normal


9. Insulin darah: mungkin menurun/ tidak ada (Tipe I) atau normal sampai tinggi (Tipe
II) (Lubis, 2017)

H. KONSEP KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1. AKTIVITAS / ISTIRAHAT

Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan. Kram otot, tonus otot menurun.

Gangguan tidur/ istirahat.

Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas. Letargi/

disorientasi, koma. Penurunan kekuatan otot

2. SIRKULASI

Gejala :  Adanya riwayat hipertensi ; IM akut. Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada

ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama. Tanda : Takikardia. Perubahan

tekanan darah postural ; hipertensi. Nadi yang menurun / tak ada. Distritmia. Krekels ;

DVJ (GJK). Kulit panas, kering, dan kemerahan ; bola mata cekung.

3. INTEGRITAS EGO

Gejala : Stres; tergantung pada orang lain. Masalah finansial yang berhubungan

dengan kondisi.

Tanda : Ansietas, peka rangsang.

4. ELIMINASI
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa nyeri / terbakar, kesulitan

berkemih (infeksi), ISK baru / berulang. Nyeri tekan abdomen. Diare.

Tanda : Urine encer, pucat, kuning ; poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria /

anuria jika terjadi hipovolemia berat). Urine berkabut, bau busuk (infeksi). Abdomen

keras, adanya asites. Bising usus lemah dan menurun ; hiperaktif (diare).

5. MAKANAN / CAIRAN

Gejala : Hilang nafsu makan. Mual / muntah. Tidak mengikuti diet ; peningkatan

masukan glukosa / karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa

hari / minggu. Haus. Penggunaan diuretik (tiazid).

Tanda : Kulit kering / bersisik, tugor jelek. Kekakuan / distensi abdomen, muntah.

Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan gula darah).

Bau halotosis / manis, bau buah (napas aseton).

6. NEUROSENSORI

Gejala : Pusing / pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas kelemhan pada otot.

Parestesia. Gangguan penglihatan.

Tanda :Disoreantasi; mengantuk, letargi, stupor / koma (tahap lanjut). Gangguan

memori (baru, masa lalu); kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD) menurun

(koma). Aktivitas kejang (tahap lanjut dari DKA).

7. NYERI / KENYAMANAN

Gejala : Abdomen yang tegang / nyeri (sedang / berat).

Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi ; tampak sangat berhati-hati

8. PERNAPASAN
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung

adanya infeksi / tidak).

Tanda : Lapar udara. Batuk, dengan / tanpa sputum purulen (infeksi). Frekuensi

pernapasan.

9. KEAMANAN

Gejala :  Kulit kering, gatal ; ulkus kulit.

Tanda : Demam, diaforesis. Kulit rusak, lesi / ulserasi. Menurunnya kekuatan umum /

rentang gerak. Parestesia /paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar

kalium menurun dengan cukup tajam).

10. SEKSUALITAS

Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi). Masalah impoten pada pria ; kesulitan

orgasme pada wanita.

11. PENYULUHAN / PEMBELAJARAN

Gejala :  Faktor resiko keluarga ; DM, penyakit jantung, stroke, hipertensi.

Penyembuhan yang lambat. Penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid); Dilantin

dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak

memerlukan obat diabetik sesuai pesanan.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan dan rencana tindakan

1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan resitensi insulin Tujuan :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan kadar glukosa

darah berada pada rentang normal dengan

Kriteria Hasil (L.03022)

a) Koordinasi meningkat
b) Kesadaran meningkat

c) Mengantuk menurun

d) Pusing menurun

e) Lelah/lesu menurun

f) Keluhan lapar menurun

g) Gemetar menurun

h) Berkeringat menurun

i) Mulut kering mneurun

j) Rasa haus menurun

k) Perilaku aneh menurun

l) Kesulitan bicara menurun

m) Kadar glukosa dalam darah membaik

n) Kadar glukosa dalam urine membaik

o) Palpitasi membaik

p) Perilaku membaik

q) Jumlah urine membaik

Intervensi Keperawatan

Manajemen Hiperglikemia ( l.03114)

Observasi :

a) Monitor status hemodinamik

b) Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

c) Monitor tanda dan gejala hiperglikemia

Terapeutik :

a) Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama

b) Batasi asupan cairan dan garam


c) Tinggikan kepala tempat tidur 30-400

Edukasi Diet (l.12369)

Observasi :

a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

b) Identifikasi kebiasaan pola makan saat ini dan masa lalu

Terapeutik

a) Sediakan materi dan media untuk pendidikan kesehatan

b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

Edukasi

a) Jelaskan tujuan kepatuhan diet terhadap kesehatan

b) Informasikan makanan yang diperbolehkan dan dilarang

c) Anjurkan melakukan olahraga sesuai toleransi

d) Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai program

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan ansietas

Tujuan : Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan klien

tidak terganggu saat tidur dengan;

Kriteria Hasil (L.05045) :

a) Tidak ada keluhan sulit tidur

b) Tidak ada keluhan sering terjaga

c) Keluhan tidak puas tidur menurun

d) Tidak ada keluhan pola tidur berubah

e) Keluhan istirahat tidak cukup menurun

f) Kemampuan beraktivitas meningkat

Intervensi Keperawatan

Dukungan Tidur (l.05174)


a) Identifikasi pola aktivitas dan tidur

b) Identifikasi faktor pengganggu tidur

c) Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya

Edukasi Aktivitas/Istirahat (l.12362)

a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

b) Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat

c) Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan

kecukupan informasi kognitif tentang penyakit dengan

Kriteria Hasil (L.12111) :

a) Perilaku sesuai anjuran meningkat

b) Verbalisasi minat dalam belajar meningkat

c) Kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat

d) Kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik

meningkat

e) Perilaku sesuai dengan pengetahuan

f) Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun

g) Persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

Intervensi Keperawatan

Edukasi Kesehatan (l.12383)

Observasi

a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Terapeutik

a) Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan


b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

Edukasi

a) Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan

b) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

c) Demonstrasikan senam kaki DM


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru/PNS
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Desa Sempu RT 02/03, Kecamatan Limpung, Batang
Diagnosa medis :
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Sempu RT 02/03, Kecamatan Limpung, Batang
Hubungan dengan klien: Istri
2. Status Kesehatan saat ini
Klien mengeluh pusing, badan terasa lemas. Faktor pencetus Klien memiliki
riwayat gula darah tinggi dan pernah mengalami luka. Timbulnya keluhan pada
klien bertahap, upaya yang dilakukan untuk mengatasi, klien mengkonsumsi obat-
obatan yang dibeli di apotek untuk menurunkan gula darah.
3. Riwayat Kesehatan Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien mengatakan sudah sejak 3 bulan yang lalu gula darah meningkat dan
terdapat luka dibelakang leher tetapi tidak pernah dirawat dirumah sakit.
Klien melakukan pengobatan dengan rawat jalan. Luka Klien sekarang sudah
sembuh, tetapi gula darahnya belum stabil. Klien juga mengatakan susah
tidur, sering terbangun karena merasa cemas gula darahnya belum stabil
masih diatas normal.
b. Kecelakaan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
c. Pernah dirawat
Klien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit
d. Alergi : (obat, makanan, plester, dll)
Klien mengatakan tidak memiliki alergi pada obat dan makanan tertentu.
e. Imunisasi
Klien mengatakan telah memperoleh imunisasi saat duduk di bangku sekolah
dasar.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang
sama dengan yang diderita klien.

Genogram:

Keterangan :

= Klien = Laki-laki yang sudah meninggal

= Perempuan = Perempuan yang sudah meninggal

= Laki-laki

= Tinggal satu rumah dengan Klien


5. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan rumahnya bersih dan nyaman, terdapat cukup ventilasi, dan
tidak ada benda tajam yang berbahaya.

II POLA KESEHATAN FUNGSIONAL

1. POLA PERSEPSI DAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


Pasien mengatakan cemas akan penyakitnya jika penyakitnya tidak bisa sembuh,
pasien kurang mengetahui tentang penyakit Diabetes Melitus seperti tanda dan
gejalanya, cara pencegahan penderita diabetes mellitus. Pasien melakukan pengobatan
dengan membeli obat penurun gula di apotek. Jika pasien merasa sakit pasien segera
pergi ke RS atau ke puskesmas terdekat.
2. POLA NUTRISI DAN METABOLIK
a. Sebelum sakit : klien mengatakan makan 3x sehari dengan menu nasi, sayuran,
juga lauk pauk, dan minum air putih sebanyak 6-8 gelas perhari
b. Selama sakit : klien mengatakan makan 3x sehari dengan menu nasi merah, sayur
terutama brokoli, labu dan bayam, lauk pauk rendah karbohidrat dan tanpa gula,
minum air putih 6-8 gelas perhari
Pengkajian IMT
BB sebelum sakit 58 kg
BB selama sakit 56 kg
TB 160 cm
Nilai IMT = BB/(TB)2 = 56/(160)2 = 56/(1,60)2 = 56/2,56 = 21,8
Kriteria IMT adalah normal
Kebutuhan kalori berdasarkan usia : 2000 kkal
3. POLA ELIMINASI
a. Sebelum sakit : klien mengatakan BAB teratur kadang sehari sekali dengan
frekuensi normal, konsentrasi padat, warna kekuningan, bau khas feces. BAK 5-6
kali sehari dengan warna urine kuning, bau khas urin (anion).
b. Selama sakit : klien mengatakan belum BAB sejak 2 hari yang lalu sampai
dengan sekarang. BAK 5-6 kali sehari,warna urine kuning muda dengan
kejernihan : Jenih.
4. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
Aktifitas 0 1 2 3 4
Makan √
Mandi √
Berpakaian √
Eliminasi √
Mobilisasi ditempat tidur √
Berpindah √
Ambulasi √
Naik tangga √

Tingkat Kategori
Aktivitas/Mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan
peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan

a. Klien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri secara penuh baik
makan, berpakaian, mandi, mobilisasi ditempat tidur, ambulasi
b. Olah raga yang dilakukan yaitu klien mengatakan tidak melakukan olah raga secara
rutin.

c. Pengkajian kekuatan otot

444 444
444 444

5. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR


a. Sebelum sakit : klien mengatakan sebelum sakit dapat tidur nyenyak 6-7 jam,
tidak sering terbangun.
b. Selama sakit : klien mengatakan tidur selama 3-4 jam pada malam hari dan kurang
nyenyak, siang hari tidak dapat tidur karena merasa cemas akan penyakit gula
darahnya yang nilainya masih tinggi dan belum stabil, takut kalau lukanya kambuh
lagi.
6. POLA KOGNITIF PERSEPTUAL SENSORI
a. Sebelum sakit : pasien mengatakan dapat berkomunikasi dengan baik kepada orang
lain dan mengerti apa yang dibicarakan, berespon dan berorientasi dengan baik
dengan orang orang disekitar.
b. Selama sakit : pasien mengatakan selama sakit masih dapat berkomunikasi dan
berespon dengan baik, akan tetapi selama sakit jarang berbicara, berbicara hanya
seperlunya saja.
7. POLA MEKANISME KOPING
Pasien mengatakan akan mencoba menerima kondisinya karena pasien berfikir semua
penyakit ada obatnya dan pasti akan sembuh jika diobati dengan benar dan tepat.
pasien mengambil keputusan untuk berobat dibantu oleh istrinya.
8. POLA PERAN BERHUBUNGAN DENGAN ORANG LAIN
Pasien mengatakan hubungan dengan masyarakat baik, pasien sering mengikuti
kegiatan masyarakat di rumahnya seperti pengajian keliling, dan kerja bakti setiap hari
minggu
9. POLA SEKSUAL REPRODUKSI
Pasien mengatakan aktifitas seksual tidak terganggu..
10. POLA PERSEPSI DIRI DAN KONSEP DIRI
a. Gambaran diri : klien menganggap anggota tubuhnya yang lemas masih bisa
sembuh seperti semula, klien suka semua dengan anggota tubuhnya
b. Identitas : klien seorang laki-laki dan sudah menikah, klien menerima statusnya
sebagai laki-laki dan ayah bagi anak-anaknya
c. Peran : klien memahami perannya sebagai laki-laki pada umumnya
d. Ideal diri : klien berharap dapat sembuh seperti semula, kadar gulanya segera stabil
e. Harga diri : klien menganggap dirinya akan merepotkan orang lain karena
mengurusnya
11. POLA NILAI DAN KEPERCAYAAN
a. Sebelum sakit
Klien mengatakan menjalankan sholat wajib 5 waktu
b. Saat sakit
Klien mengatakan tetap menjalankan sholat 5 waktu
II. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
1. Kesadaran
Tingkat kesadaran Composmentis GCS E4, M6, V5
2. Penampilan
Keadaan umum lemah, sedikit pucat
3. Tanda-tanda vital:
Tekanan darah : 130/80 mmHg RR : 22x/mnt
Nadi : 90 x/mnt Suhu : 37,0 °C
4. Kepala
Rambut hitam sedikit beruban, bentuk kepala simetris, tidak terdapat benjolan,
tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat luka bekas jahitan.
5. Mata
Bentuk simetris, sklera putih, pupil ishokor, tidak ada kemerahan, konjungtiva
anemis.
6. Telinga
Bentuk simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak ada nyeri tekan.
7. Hidung
Lubang hidung bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan, tidak memakai alat
bantu oksigen
8. Mulut dan Tenggorokan
Mukosa bibir kering, gigi lengkap, tidak ada perdarahan gusi, tidak tampak
sianosis, tidak kesulitan dalam mengunyah/ menelan, tidak terdapat benjolan di
leher dan pembesaran tonsil.
9. Dada
Jantung
I : tidak ada perluasan penampakan ictus cordis
P : teraba denyutan ictus cordis
P : intercosta II, III, IV dan V redup
A : S1s2 reguler tunggal
Paru
I : bentuk simetris kanan kiri, gerakan dada simetris saat bernapas
P : tidak ada benjolan teraba dan tidak ada nyeri tekan, vocal fremitus +/+
P : suara sonor kanan kiri
A : suara nafas tambahan ronchi paru kanan dan kiri tidak ada, vesikuler di kedua
lapang paru
10. Abdomen:
I : tidak ada lesi, tidak ada acites dan benjolan, pusar bersih
A : bising usus 14 x/menit.
P : pembesaran hati tidak teraba, tidak terdapat nyeri tekan
P : suara timpani di 4 kuadran
11. Genetalia
Klien mengatakan tidak ada masalah dengan berkemih, tidak ada luka, tidak ada
tanda infeksi, klien masih mampu buang air kecil secara spontan, tidak terpasang
kateter.
12. Ekstremitas:
Ekstremitas atas
Klien dapat menggerakan ekstremitas atas (kanan dan kiri), tidak ada nyeri,
bentuk normal dan simetris, kekuatan otot normal (4), akral hangat, kuku pendek
dan bersih, CRT < 2 detik.
Ekstremitas bawah
Klien dapat menggerakan ekstremitas bawah (kanan dan kiri), tidak ada nyeri,
bentuk normal dan simetris, kekuatan otot normal (4) dan akral hangat, kuku
pendek dan bersih, CRT < 2 detik.
13. Kulit
Tidak ada benjolan, terlihat kering, turgor kulit baik, terdapat bekas luka
dibelakang leher diakibatkan gula darah naik.
14. Hasil Pemeriksaan Penunjang
a. Diit Yang Diperoleh
b. Therapy
Pada saat periksa pasien mendapatkan terapi dibemed

B. Analisa Data

Tgl / jam Data Fokus Problem Etiologi TTD

6 April DS : Ketidakstabilan Resistensi


2021 - Klien mengatakan tubuhnya kadar glukosa insulin
lemas darah
- Klien mengatakan jari-jarinya
sering kesemutan

DO :
- Klien tampak lemas
TD : 130/80 mmHg
RR : 22x/mnt
Nadi : 90 x/mnt
Suhu : 37,0 °C
GDS : 280 mmol/L

6 April DS : Gangguan pola Cemas


2021 tidur
- Klien mengatakan lemas
- Klien mengatakan susah tidur
disiang dan malam hari.

DO:

- Klien terlihat kurus


- Klien tampak mata sayu akibat
kurang tidur
- Klien tampak cemas

6 April DS : Defisit Kurang


2021 pengetahuan terpaparnya
- Klien mengatakan kurang informasi
pengetahuan mengenai
penyakit diabetes mellitus
- Klien mengatakan tidak tahu
tentang tanda & gejala, cara
pencegahan penyakit

DO :

- Klien tampak bingung

C. Diagnosa Keperawatan & Prioritas Diagnosa


1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan Resistensi insulin
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

D. Planning / Intervensi Keperawatan

Tgl / Diagnosa
Tujuan & Kriteria Hasil Planning Rasional TTD
jam keperawatan

6 Ketidakstabil Tujuan : Setelah Manajemen a. Untuk


April an kadar dilakukan asuhan Hiperglikemia ( l.03114) memonitor dan
2021 glukosa darah keperawatan selama 3 x Observasi : menyesuaikan
berhubungan 24 jam diharapkan d) Monitor status dengan kondisi
dengan kadar glukosa darah hemodinamik didalam tubuh
Resistensi klien berada pada e) Identifikasi kemungkinan b. Untuk
insulin rentang normal dengan penyebab hiperglikemia mengetahui
Kriteria Hasil : f) Monitor tanda dan gejala penyebab
(L.03022) hiperglikemia tergaanggunya
1. Koordinasi Terapeutik : kestabilan gula
meningkat d) Timbang berat badan darah
2. Kesadaran setiap hari pada waktu c. Untuk
meningkat yang sama mengetahui berat
3. Mengantuk menurun e) Batasi asupan cairan dan badan normal
4. Pusing menurun garam d. Untuk
5. Lelah/lesu menurun f) Tinggikan kepala tempat mengurangi
6. Keluhan lapar tidur 30-400 kelebihan cairan
menurun Edukasi Diet (l.12369) e. Memberikan
7. Gemetar menurun Observasi : rasa nyaman
8. Berkeringat c) Identifikasi kesiapan dan f. Untuk
menurun kemampuan menerima mengetahui
9. Mulut kering informasi pasien bersedia
menurun d) Identifikasi kebiasaan atau tidak
10. Rasa haus menurun pola makan saat ini dan g. Mengetahui
11. Perilaku aneh masa lalu pola makan yang
menurun Edukasi baik
12. Kesulitan bicara e) Jelaskan tujuan h. Untuk
menurun kepatuhan diet terhadap memberikan
13. Kadar glukosa kesehatan pengetahuan
dalam darah f) Informasikan makanan terhadap diet
membaik yang diperbolehkan dan yang baik bagi
14. Kadar glukosa dilarang penderita
dalam urine g) Anjurkan melakukan
membaik olahraga sesuai toleransi
15. Palpitasi membaik
16. Perilaku membaik
17. Jumlah urine
membaik

6 Gangguan Tujuan : Setelah Dukungan Tidur (l.05174) a. Untuk


April pola tidur dilakukan asuhan Observasi mengetahui
2021 berhubungan keperawatan selama 3x a) Identifikasi pola aktivitas pola tidur
dengan 24 jam diharapkan klien dan tidur pasien
cemas tidak terganggu saat b) Identifikasi faktor b. Mencegah
tidur dengan; pengganggu tidur faktor
Kriteria Hasil Terapeutik pengganggu
(L.05045) : a) Ajarkan relaksasi otot tidur
1. Tidak ada keluhan autogenik atau cara c. Untuk
sulit tidur nonfarmakologi lainnya membuat
2. Tidak ada keluhan Edukasi pasien rileks
sering terjaga Aktivitas/Istirahat dan
3. Keluhan tidak puas (l.12362) mengurangi
tidur menurun a) Identifikasi kesiapan dan kecemasan
4. Tidak ada keluhan kemampuan menerima d. Untuk
pola tidur berubah informasi mengetahui
5. Keluhan istirahat b) Sediakan materi dan pasien
tidak cukup media pengaturan bersedia atau
menurun aktivitas dan istirahat
6. Kemampuan c) Jadwalkan pemberian tidak
beraktivitas pendidikan kesehatan e. Memberikan
meningkat sesuai kesepakatan kenyamanan
pada pasien
dalam
menerima
informasi

6 Defisit Tujuan : Setelah Edukasi Kesehatan a. Untuk


April pengetahuan dilakukan tindakan (l.12383) mengetahui
2021 berhubungan keperawatan selama Observasi pasien
dengan 3x24 jam di harapkan a) Identifikasi kesiapan bersedia atau
kurang kecukupan informasi dan kemampuan tidak
terpaparnya kognitif tentang menerima informasi b. Memberikan
informasi penyakit dengan Terapeutik kenyamanan
Kriteria Hasil c) Sediakan materi dan pasien dalam
(L.12111) : media pendidikan menerima
h) Perilaku sesuai kesehatan informasi
anjuran meningkat d) Jadwalkan pendidikan c. Untuk
i) Verbalisasi minat kesehatan sesuai memudahkan
dalam belajar kesepakatan pasien dalam
meningkat Edukasi menentukan
j) Kemampuan d) Jelaskan faktor-faktor waktu
menjelaskan yang mempengaruhi pendidikan
pengetahuan tentang kesehatan kesehatan
suatu topik e) Ajarkan perilaku hidup d. Menambah
meningkat bersih dan sehat pengetahuan
k) Kemampuan f) Demonstrasikan senam tentang
menggambarkan kaki DM kesehatan
pengalaman e. Membuat
sebelumnya yang pasien hidup
sesuai dengan topik bersih dan
meningkat sehat
l) Perilaku sesuai f. Membantu
dengan pengetahuan klien
m)Pertanyaan tentang memperbaiki
masalah yang sirkulasi darah
dihadapi menurun dan
n) Persepsi yang keliru meningkatkan
terhadap masalah kekuatan otot
menurun
E. Implementasi Keperawatan

Tgl / jam Dx Implementasi Respon TT


D

6 April 1 Memonitor status DS : Klien mengatakan


2021 hemodinamik jari-jarinya sering
kesemutan
Jam DO :
09.00 TD : 130/80 mmHg
RR : 22x/mnt
Nadi : 90 x/mnt
Suhu : 37,0 °C
GDS : 280 mmol/L

09.10 1 Mengidentifikasi DS : Klien mengatakan


kemungkinan penyebab masih mengkonsumsi
hiperglikemia masakan yang
mengandung gula
DO : Klien tampak lemas

09.20 1
Memonitor tanda dan gejala DS : Klien mengatakan
hiperglikemia mudah merasa haus
DO : Klien tampak lemas
1
09.30 Menimbang berat badan DS :-
setiap hari pada waktu yang DO :
sama - Klien bersedia
- BB : 56 kg
Nilai IMT = BB/(TB)2 =
56/(160)2 = 56/(1,60)2 =
56/2,56 = 21,8
Kriteria IMT adalah
2 normal
09.40 Mengidentifikasi pola
aktivitas dan tidur DS : Klien mengatakan
lemas saat beraktivitas
karna kurang pola
2 tidurnya
09.50 DO : Klien terlihat sayu,
Mengidentifikasi faktor
sedikit pucat
pengganggu tidur
DS : Klien mengatakan
tidur tidak cukup
diakibatkan oleh
kecemasan akan penyakit
2 yang dideritanya
DO : Klien terlihat cemas
10.00 Memonitor pola dan jam dan memikirkan sesuatu
tidur
DS : Klien mengatakan
tidur kurang dari 5 jam
2 dalam sehari
10.10 DO : Klien tampak kurang
tidur
Mengajarkan relaksasi otot
autogenik DS : Klien mengatakan
bersedia
DO : Klien tampak
kooperatif
3
10.20
Mengidentifikasi kesiapan DS : Klien mengatakan
dan kemampuan menerima bersedia
informasi DO : -
3
10.30

Menyediakan materi dan DS : -


3 media pendidikan kesehatan DO : -
10.40
Menjadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai DS : -
10.50 1 kesepakatan DO : Klien tampak setuju
7 April
2021
Jam Memonitor status DS : Klien mengatakan
09.00 jari-jarinya terkadang
hemodinamik
kesemutan
DO :
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/mnt
Nadi : 87 x/mnt
1 Suhu : 36,7 °C
09.10 GDS : 260 mmol/L

Memonitor tanda dan gejala DS : Klien mengatakan


hiperglikemia masih mudah merasa haus
09.20 1 DO : Klien tampak lemas

Menimbang berat badan DS :-


setiap hari pada waktu yang DO :
sama - Klien bersedia
- BB : 56 kg
Nilai IMT = BB/(TB)2 =
56/(160)2 = 56/(1,60)2 =
56/2,56 = 21,8
09.30
1
Kriteria IMT adalah
normal
Mengidentifikasi kebiasaan
pola makan saat ini dan masa
DS : Klien mengatakan
lalu
sudah tidak
mengkonsumsi makanan
2 yang mengandung gula
09.40 DO : Pasien tampak
kooperatif
Memonitor pola dan jam
tidur DS : Klien mengatakan
2 tadi malam tidur 6 jam
09.50 DO : Klien tampak sedikit
cukup tidur

Menyediakan lingkungan DS : Klien mengatakan


nyaman dan rendah stimulus terkadang mendengar
suara bising kendaraan
yang mengganggu, karena
rumahnya yang dipinggir
jalan
10.00
2 DO :Klien tampak
bersedia menciptakan
lingkungan yang lebih
Mengidentifikasi kesiapan nyaman
dan kemampuan menerima
2 informasi DS : Klien mengatakan
10.20 siap menerima informasi
yang diberikan perawat
DO : Klien tampak lebih
Menganjurkan melakukan aktif dalam menerima
aktivitas secara bertahap informasi

10.30 DS : Klien mengatakan


bersedia melakukan
3 aktivitas seperti
berolahraga
Menjelaskan faktor-faktor DO : Klien tampak lebih
10.40 yang mempengaruhi bersemangat
kesehatan
3 DS : -
DO : Klien tampak
Mengajarkan perilaku hidup mendengarkan dan
8 April bersih dan sehat bertanya
2021
09.00 1 DS : -
DO : Klien tampak
Memonitor status mendengarkan
hemodinamik

DS : Klien mengatakan
jari-jarinya terkadang
masih kesemutan
DO :
09.10 TD : 120/80 mmHg
1 RR : 20x/mnt
Nadi : 89 x/mnt
Suhu : 36,4 °C
GDS : 240 mmmol/L
Menimbang berat badan
setiap hari pada waktu yang
sama DS :-
DO :
- Klien bersedia
- BB : 56 kg
Nilai IMT = BB/(TB)2 =
09.20 56/(160)2 = 56/(1,60)2 =
1
56/2,56 = 21,8
Kriteria IMT adalah
Menjelaskan tujuan normal
09.30 kepatuhan diet terhadap
1
kesehatan
DS : -
Menginformasikan makanan DO : Klien tampak
yang diperbolehkan dan mendengarkan dan
09.40 dilarang bertanya

2 DS : -
DO : Klien tampak
Memonitor pola dan jam mengikuti anjuran perawat
tidur
09.50
DS : Klien mengatakan
sehari sudah dapat tidur
2
normal selama 7-8 jam
DO : Klien tampak cukup
Menjelaskan pentingnya tidur
melakukan aktivitas fisik/
DS : -
10.00 olahraga secara rutin DO :
- Klien tampak lebih
bersemangat
2 - Klien tampak
memahami apa yang
10.10 Menganjurkan menyusun dijelaskan
jadwal aktivitas dan istirahat
3
DS : Klien mengatakan
bersedia
Mengidentifikasi kesiapan DO : Klien tampak
10.20 dan kemampuan menerima menyusun jadwal
informasi

3 DS : Klien mengatakan
bersedia
Mendemonstrasikan senam DO : Klien tampak
kaki DM bersemangat

DS : Klien mengatakan
bersedia
DO : Klien tampak
kooperatif
F. Evaluasi Keperawatan

Tgl / jam Diagnosa Kep Catatan Perkembangan TTD

6 April 2021 1 S:
- Klien mengatakan masih mengkonsumsi
Jam 11.00 masakan yang mengandung gula
- Klien mengatakan mudah merasa haus
- Klien mengatakan sering merasa
kesemutan
O:
TD : 130/80 mmHg
RR : 22x/mnt
Nadi : 90 x/mnt
Suhu : 37,0 °C
GDS : 280 mmol/L
IMT : 28,1 (Kriteria IMT klien normal)
A : Masalah belum teratasi
- Pusing
- Rasa haus
- Kadar glukosa dalam darah belum stabil

P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor status hemodinamik
- Timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama

Jam 11.20 2 S: Klien mengatakan lemas saat beraktivitas


karna kurang tidur, klien tidur selama 4-5 jam
dalam sehari
O: Klien tampak lemas dan kurang
bersemangat
A: Masalah belum teratasi
- Keluhan sulit tidur
- Keluhan sering terjaga
- Keluhan pola tidur berubah
- Keluhan istirahat tidak cukup

P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola dan jam tidur
- Ajarkan relaksasi otot autogenic

Jam 11.30 3 S : Klien mengatakan kurang mengetahui


tentang diabetes mellitus dan cara
pencegahanya
O : Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
- Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
- Persepsi yang keliru terhadap masalah
P : Lanjutkan Intervensi
- Jelaskan faktor-faktor yang
mempengaruhi kesehatan
- Jelaskan perilaku hidup bersih dan sehat

S:
- Klien mengatakan masih mudah merasa
7 April 2021 1
haus
Jam 11.00 - Klien mengatakan terkadang masih terasa
kesemutan
- Klien mengatakan sudah tidak
mengkonsumsi makanan yang
mengandung gula
O : Klien tampak lemas
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/mnt
Nadi : 87 x/mnt
Suhu : 36,7 °C
GDS : 260 mmol/L
IMT : 28,1 (Kriteria IMT klien normal)
A : Masalah belum teratasi
- Rasa haus
- Kadar glukosa dalam darah belum stabil
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor status hemodinamik
- Timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama

S : Klien mengatakan tadi malam tidur 6


2
Jam 11.10 jam
O : Klien tampak sedikit cukup tidur
A : Masalah belum teratasi
- Keluhan pola tidur berubah
- Keluhan istirahat tidak cukup
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola dan jam tidur
- Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas
fisik/ olahraga secara rutin
- Anjurkan menyusun jadwal aktivitas dan
istirahat

S : Klien mengatakan masih bingung dengan


Jam 11.20 3 cara pencegahan melalui aktivitas fisik
O : Klien tampak kooperatif
A : Masalah belum teratasi
- Kemampuan menggambarkan pengalaman
sebelumnya yang sesuai dengan topik
- Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
P : Lanjutkan Intervensi
- Menjelaskan tujuan dan manfaat senam
kaki DM
- Mendemonstrasikan senam kaki DM

S : Klien mengatakan sudah tidak sering


merasa haus
Klien mengatakan terkadang masih merasa
8 April 2021
kesemutan
Jam 11.00
1 O:
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/mnt
Nadi : 89 x/mnt
Suhu : 36,4 °C
GDS : 240 mmmol/L
IMT : 21,8 (Kriteria IMT adalah normal)
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

S : Klien mengatakan sehari sudah dapat


tidur normal selama 7-8 jam
O : Klien tampak cukup tidur dan lebih
bersemangat
Jam 11.10
- Masalah teratasi
2 - Tidak ada keluhan sulit tidur
- Tidak ada keluhan sering terjaga
- Keluhan tidak puas tidur menurun
- Tidak ada keluhan pola tidur berubah
P : Hentikan Intervensi

S : Klien mengatakan sudah paham


mengenai pengetahuan tentang DM dan cara
pencegahanya
O : Klien tampak kooperatif
Jam 11.20 3 A : Masalah teratasi
- Kemampuan menggambarkan pengalaman
sebelumnya yang sesuai dengan topik
meningkat
- Perilaku sesuai dengan pengetahuan
- Pertanyaan tentang masalah yang dihadapi
menurun
- Persepsi yang keliru terhadap masalah
menurun

P : Hentikan Intervensi

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari Asuhan keperawatan pada Tn. M diatas terdapat 3 diagnosa yang muncul pada

pasien dengan Diabetes mellitus (DM), yaitu diagnose Ketidakstabilan kadar glukosa darah

berhubungan dengan resistensi insulin, Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas, dan

Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi. Berdasarkan hasil

pengkajian yang dilakukan penulis pada Tn. M pada tanggal 6 April 2021 didapatkan data:

data subjektif hasil dari pengkajian yang saya lakukan adalah pasien mengatakan badan terasa

lemas, jari-jari kaki sering kesemutan, gulanya tinggi, merasa cepat haus dan lapar, dan pola

tidrnya tidak teratur. Sedangkan data objektif yang di dapat dari Tn. M adalah klien tampak
lemas dan mengantuk Gds : 280 mg/dL TTV : TD : 160/90 mmhg, RR : 22x/mnt, S : 36, N :

86x/mnt.. Perencanaan dilakukan berdasarkan prioritas masalah sesuai kondisi pesien yang

ditemukan pada saat pengkajian. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada Tn. M

penulis telah berusaha melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana perawatan

ditunjukkan untuk memecahkan masalah yang dialami pasien. Ada tindakan keperawatan

yang tidak dilakukan, hal itu karena keterbatasan penulis. Evaluasi yang dilakukan

menggunakan SOAP. Dari tiga diagnosa keperawatan yang muncul, diagnosa pertama

masalah belum teratasi dengan lanjutkan intervensi, diagnosa kedua masalah teratasi,

diagnosa ketiga masalah teratasi

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Diabetes Melitus merupakan penyakit

yang ditandai dengan terjadinya hiperglikemia dan gangguan metabolisme karbohidrat,

lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari

kerja dan sekresi insulin.Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu

polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan, diabetes mellitus sendiri juga juga merupakan

gangguan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen
berupa hilangnya toleransi karbohidrat jika telah berkembang penuh secara klinissalah

satu penyakit kronis yang tidak menular dan sering terjadi serangan berulang.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan saran sebagai berikut

1. Untuk Perawat diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatanyang lebih lengkap

sesuai dengan keadaan klien serta memantau keadaan pasien tersebut, karena akan di

takutkan akan adanya komplikasi pada penyakit DM yang diderita klien

2. Untuk mahasiswa kesehatan

Makalah asuhan keperawatan ini bisa dijadikan tambahan referensi dalam pelaksaan

intervensi pada klien dengan penyakit Diabetes Melitus

DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, S. (2015) ‘diabetes mellitus & pentalaksanaan keperawatan’, in. Yogyakarta:

nuha medika.

Fatimah, R. N. (2015) ‘DIABETES MELITUS TIPE 2’, 4, pp. 93–101.

Lubis, I. K. (2017) ‘Analisis Length Of Stay ( Los ) Berdasarkan Faktor Prediktor Pada

Pasien DM Tipe II di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta’, 2(2), pp. 161–166.

Meidikayanti, W. et al. (2017) ‘HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

KUALITAS HIDUP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS

PADEMAWU The Correlation between Family Support with Quality of Life

Diabetes Mellitus Type 2 in Pademawu’, (July), pp. 240–252. doi:


10.20473/jbe.v5i2.2017.240-252.

Mellitus, D., Lathifah, N. L. and Timur, J. (2013) ‘Hubungan durasi penyakit dan kadar gula

darah dengan keluhan subyektif penderita diabetes melitus’, (July 2017), pp. 231–

239. doi: 10.20473/jbe.v5i2.2017.231-239.

PPNI, T. P. S. D. (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 1st edn. Jakarta: Dewan

pengurus Persatuan Perawat Indonesia.

PPNI, T. pokja S. D. (2017) Standar diagnosis keperawatan indonesia. 1st edn. Jakarta:

DPPNI.

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G.  Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical
nursing . 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2012 (Buku
asli diterbitkan tahun 1996)

Anda mungkin juga menyukai