DI SUSUN OLEH
1. Ibu Ns. Niken Sukesi., M.Kep selaku Ketua Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
2. Ns. Endang Supriyanti, M.Kep Selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
Saya menyadari bahwa tugas yang saya susun ini masih ada kekurangan dan
kelemahan, Kami menyusun tugas ini atas dasar teori yang sudah ada dalam berbagai
buku dan sumber, Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaanya ,
kami berharap semoga tugas kelompok ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang dihubungkan dengan
kekurangan secara absolut atau relatif dari kerja dan sekresi insulin.Gejala yang
metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen berupa hilangnya
2017)
sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikitmenurun atau berada dalam
rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka
diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus.6,9
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Diabetes Melitus
2. Tujuan khusus
TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP DASAR
A. PENGERTIAN
dalam darah atau hiperglikemi (Smeltzer and Bare, 2012). Diabetes melitus
sel terhadap insulin. Kadar insulin mungkin sedikit menurun atau berada dalam
rentang normal. Karena insulin tetap dihasilkan oleh sel-sel beta pankreas, maka
diabetes mellitus tipe II dianggap sebagai non insulin dependent diabetes mellitus.6,9
Diabetes Mellitus Tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang di tandai oleh
kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta pankreas dan atau
B. ETIOLOGI
a. Faktor genetik
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
b. Faktor Imunologi
c. Faktor lingkungan
NIDDM )
berhubungan yaitu :
a. Usia
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
d. Kelompok Etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli amerika
C. PATOFISOLOGI
metabolisme karbohidrat, protein dan lemak karena insulin tidak dapat bekerja secara
optimal, jumlah insulin yang tidak memenuhi kebutuhan atau keduanya. Gangguan
metabolisme tersebut dapat terjadi karena 3 hal yaitu pertama karena kerusakan pada
sel-sel beta pankreas karena pengaruh dari luar seperti zat kimia, virus dan bakteri.
Penyebab yang kedua adalah penurunan reseptor glukosa pada kelenjar pankreas dan
yang ketiga karena kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer (Fatimah, 2015). Sel
beta pankreas yang tidak berfungsi secara optimal sehingga berakibat pada kurangnya
sekresi insulin menjadi penyebab kadar glukosa darah tinggi. Penyebab dari kerusakan
sel beta pankreas sangat banyak seperti contoh penyakit autoimun dan idiopatik
(NIDDK, 2014). Gangguan respons metabolik terhadap kerja insulin disebut dengan
resistensi insulin. Keadaan ini dapat disebabkan oleh gangguan reseptor, pre reseptor
dan post reseptor sehingga dibutuhkan insulin yang lebih banyak dari biasanya untuk
mempertahankan kadar glukosa darah agar tetap normal. Sensitivitas insulin untuk
otot dan lemak serta menekan produksi glukosa oleh hati menurun. Penurunan
sensitivitas tersebut juga menyebabkan resistensi insulin sehingga kadar glukosa dalam
darah tinggi. Kadar glukosa darah yang tinggi selanjutnya berakibat pada proses filtrasi
E. MANIFESTASI KLINIK
a) Poliuria
dan berakibat pada cairan intrasel yang berdifusi ke dalam sirkulasi atau aliran
darah. Akibatnya, aliran darah ke ginjal akan meningkat dan terjadi diuresis osmotik
(poliuria).
b) Polidipsia
volume intrasel. Hal ini menyebabkan terjadinya dehidrasi sel. Akibatnya, otak
terstimulasi untuk menimbulkan perasaan haus dan selalu ingin minum (polidipsia).
c) Polifagi
tidak dapat masuk ke dalam sel. Oleh karena itu, produksi energi akan menurun dan
menstimulasi otak mengeluarkan hormon pemicu rasa lapar. Akibatnya, reaksi yang
timbul adalah seseorang akan lebih banyak makan karena merasa lapar terus
menerus (polifagi).
Penurunan kadar glukosa yang dapat ditransfer ke dalam sel menyebabkan sel
kekurangan cairan dan tidak mampu mengadakan metabolisme. Akibatnya, sel akan
berangsur angsur
Keadaaan malaise disebabkan oleh karena penurunan kadar glukosa yang dapat
metabolisme sel-sel tubuh untuk menghasilkan energi (Mellitus, Lathifah and Timur,
2013)
F. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diabetes melitus, yang meliputi : edukasi, terapi gizi medis,
pengaturan makan dan latihan jasmani selama beberapa waktu (2-4 minggu). Apabila
dengan obat hipoglikemik oral (OHO) dan atau suntikan insulin. Pada keadaan tertentu,
OHO dapat segera diberikan secara tunggal atau langsung kombinasi, sesuai indikasi.
Dalam keadaan dekompensasi metabolik berat, misalnya ketoasidosis, stres berat, berat
badan yang menurun dengan cepat, adanya ketonuria, insulin dapat segera diberikan.
Pengetahuan tentang pemantauan mandiri, tanda dan gejala hipoglikemia dan cara
a. Edukasi
Diabetes Melitus umumnya terjadi pada saat pola gaya hidup dan perilaku telah
berhasil. Perubahan perilaku hampir sama dengan proses edukasi yang memerlukan
karbohidrat, protein, lemak, sesuai dengan kecukupan gizi baik sebagai berikut•
Karbohidrat : 45 – 65% total asupan energi • Protein : 10 – 20% total asupan energi
Universitas Sumatera Utara • Lemak : 20 – 25 % kebutuhan kalori Jumlah kalori
disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan kegiatan jasmani
untuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal. Jumlah kalori yang
diperlukan dihitung dari berat badan ideal dikali kebutuhan kalori basal (30 Kkal/kg
kebutuhan kalori untuk aktifitas, koreksi status gizi, dan kalori yang diperlukan
untuk menghadapi stres akut sesuai dengan kebutuhan. Pada dasarnya kebutuhan
kalori pada diabetes tidak berbeda dengan non diabetes yaitu harus dapat memenuhi
kebutuhan untuk aktifitas baik fisik maupun psikis dan untuk mempertahankan
c. Latihan Jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu
selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan DM
berkebun harus tetap dilakukan. Latihan jasmani selain untuk menjaga kebugaran
juga dapat menurunkan berat badan dan memperbaiki sensitivitas insulin, sehingga
akan memperbaiki kendali glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa
latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti : jalan kaki, bersepeda santai, jogging,
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah: gula darah puasa > 130 ml/dl, tes toleransi glukosa > 200 mg/dl, 2
H. KONSEP KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
1. AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak / berjalan. Kram otot, tonus otot menurun.
Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau dengan aktivitas. Letargi/
2. SIRKULASI
Gejala : Adanya riwayat hipertensi ; IM akut. Klaudikasi, kebas, dan kesemutan pada
ekstremitas. Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama. Tanda : Takikardia. Perubahan
tekanan darah postural ; hipertensi. Nadi yang menurun / tak ada. Distritmia. Krekels ;
DVJ (GJK). Kulit panas, kering, dan kemerahan ; bola mata cekung.
3. INTEGRITAS EGO
Gejala : Stres; tergantung pada orang lain. Masalah finansial yang berhubungan
dengan kondisi.
4. ELIMINASI
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia. Rasa nyeri / terbakar, kesulitan
Tanda : Urine encer, pucat, kuning ; poliuri (dapat berkembang menjadi oliguria /
anuria jika terjadi hipovolemia berat). Urine berkabut, bau busuk (infeksi). Abdomen
keras, adanya asites. Bising usus lemah dan menurun ; hiperaktif (diare).
5. MAKANAN / CAIRAN
Gejala : Hilang nafsu makan. Mual / muntah. Tidak mengikuti diet ; peningkatan
masukan glukosa / karbohidrat. Penurunan berat badan lebih dari periode beberapa
Tanda : Kulit kering / bersisik, tugor jelek. Kekakuan / distensi abdomen, muntah.
6. NEUROSENSORI
Gejala : Pusing / pening. Sakit kepala. Kesemutan, kebas kelemhan pada otot.
memori (baru, masa lalu); kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD) menurun
7. NYERI / KENYAMANAN
8. PERNAPASAN
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
Tanda : Lapar udara. Batuk, dengan / tanpa sputum purulen (infeksi). Frekuensi
pernapasan.
9. KEAMANAN
Tanda : Demam, diaforesis. Kulit rusak, lesi / ulserasi. Menurunnya kekuatan umum /
rentang gerak. Parestesia /paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar
10. SEKSUALITAS
Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi). Masalah impoten pada pria ; kesulitan
Penyembuhan yang lambat. Penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid); Dilantin
dan fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah). Mungkin atau tidak
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam di harapkan kadar glukosa
a) Koordinasi meningkat
b) Kesadaran meningkat
c) Mengantuk menurun
d) Pusing menurun
e) Lelah/lesu menurun
g) Gemetar menurun
h) Berkeringat menurun
o) Palpitasi membaik
p) Perilaku membaik
Intervensi Keperawatan
Observasi :
Terapeutik :
Observasi :
Terapeutik
Edukasi
d) Ajarkan cara membaca label dan memilih makanan yang sesuai program
Intervensi Keperawatan
meningkat
Intervensi Keperawatan
Observasi
Terapeutik
Edukasi
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
I. DATA UMUM
1. IDENTITAS
a. Identitas Klien
Nama : Tn. M
Umur : 57 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Guru/PNS
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Alamat : Desa Sempu RT 02/03, Kecamatan Limpung, Batang
Diagnosa medis :
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Ny. S
Umur : 53 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/ Indonesia
Pendidikan terakhir : SLTA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Sempu RT 02/03, Kecamatan Limpung, Batang
Hubungan dengan klien: Istri
2. Status Kesehatan saat ini
Klien mengeluh pusing, badan terasa lemas. Faktor pencetus Klien memiliki
riwayat gula darah tinggi dan pernah mengalami luka. Timbulnya keluhan pada
klien bertahap, upaya yang dilakukan untuk mengatasi, klien mengkonsumsi obat-
obatan yang dibeli di apotek untuk menurunkan gula darah.
3. Riwayat Kesehatan Lalu
a. Penyakit yang pernah dialami:
Klien mengatakan sudah sejak 3 bulan yang lalu gula darah meningkat dan
terdapat luka dibelakang leher tetapi tidak pernah dirawat dirumah sakit.
Klien melakukan pengobatan dengan rawat jalan. Luka Klien sekarang sudah
sembuh, tetapi gula darahnya belum stabil. Klien juga mengatakan susah
tidur, sering terbangun karena merasa cemas gula darahnya belum stabil
masih diatas normal.
b. Kecelakaan
Klien mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
c. Pernah dirawat
Klien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit
d. Alergi : (obat, makanan, plester, dll)
Klien mengatakan tidak memiliki alergi pada obat dan makanan tertentu.
e. Imunisasi
Klien mengatakan telah memperoleh imunisasi saat duduk di bangku sekolah
dasar.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang
sama dengan yang diderita klien.
Genogram:
Keterangan :
= Laki-laki
Tingkat Kategori
Aktivitas/Mobilitas
Tingkat 0 Mampu merawat diri secara penuh
Tingkat 1 Memerlukan penggunan alat
Tingkat 2 Memerlukan bantuan atau pengawasan orang lain
Tingkat 3 Memerlukan bantuan, pengawasan orang lain, dan
peralatan
Tingkat 4 Sangat tergantung dan tidak dapat melakukan atau
berpartisipasi dalam perawatan
a. Klien mengatakan dapat melakukan aktivitasnya secara mandiri secara penuh baik
makan, berpakaian, mandi, mobilisasi ditempat tidur, ambulasi
b. Olah raga yang dilakukan yaitu klien mengatakan tidak melakukan olah raga secara
rutin.
444 444
444 444
B. Analisa Data
DO :
- Klien tampak lemas
TD : 130/80 mmHg
RR : 22x/mnt
Nadi : 90 x/mnt
Suhu : 37,0 °C
GDS : 280 mmol/L
DO:
DO :
Tgl / Diagnosa
Tujuan & Kriteria Hasil Planning Rasional TTD
jam keperawatan
09.20 1
Memonitor tanda dan gejala DS : Klien mengatakan
hiperglikemia mudah merasa haus
DO : Klien tampak lemas
1
09.30 Menimbang berat badan DS :-
setiap hari pada waktu yang DO :
sama - Klien bersedia
- BB : 56 kg
Nilai IMT = BB/(TB)2 =
56/(160)2 = 56/(1,60)2 =
56/2,56 = 21,8
Kriteria IMT adalah
2 normal
09.40 Mengidentifikasi pola
aktivitas dan tidur DS : Klien mengatakan
lemas saat beraktivitas
karna kurang pola
2 tidurnya
09.50 DO : Klien terlihat sayu,
Mengidentifikasi faktor
sedikit pucat
pengganggu tidur
DS : Klien mengatakan
tidur tidak cukup
diakibatkan oleh
kecemasan akan penyakit
2 yang dideritanya
DO : Klien terlihat cemas
10.00 Memonitor pola dan jam dan memikirkan sesuatu
tidur
DS : Klien mengatakan
tidur kurang dari 5 jam
2 dalam sehari
10.10 DO : Klien tampak kurang
tidur
Mengajarkan relaksasi otot
autogenik DS : Klien mengatakan
bersedia
DO : Klien tampak
kooperatif
3
10.20
Mengidentifikasi kesiapan DS : Klien mengatakan
dan kemampuan menerima bersedia
informasi DO : -
3
10.30
DS : Klien mengatakan
jari-jarinya terkadang
masih kesemutan
DO :
09.10 TD : 120/80 mmHg
1 RR : 20x/mnt
Nadi : 89 x/mnt
Suhu : 36,4 °C
GDS : 240 mmmol/L
Menimbang berat badan
setiap hari pada waktu yang
sama DS :-
DO :
- Klien bersedia
- BB : 56 kg
Nilai IMT = BB/(TB)2 =
09.20 56/(160)2 = 56/(1,60)2 =
1
56/2,56 = 21,8
Kriteria IMT adalah
Menjelaskan tujuan normal
09.30 kepatuhan diet terhadap
1
kesehatan
DS : -
Menginformasikan makanan DO : Klien tampak
yang diperbolehkan dan mendengarkan dan
09.40 dilarang bertanya
2 DS : -
DO : Klien tampak
Memonitor pola dan jam mengikuti anjuran perawat
tidur
09.50
DS : Klien mengatakan
sehari sudah dapat tidur
2
normal selama 7-8 jam
DO : Klien tampak cukup
Menjelaskan pentingnya tidur
melakukan aktivitas fisik/
DS : -
10.00 olahraga secara rutin DO :
- Klien tampak lebih
bersemangat
2 - Klien tampak
memahami apa yang
10.10 Menganjurkan menyusun dijelaskan
jadwal aktivitas dan istirahat
3
DS : Klien mengatakan
bersedia
Mengidentifikasi kesiapan DO : Klien tampak
10.20 dan kemampuan menerima menyusun jadwal
informasi
3 DS : Klien mengatakan
bersedia
Mendemonstrasikan senam DO : Klien tampak
kaki DM bersemangat
DS : Klien mengatakan
bersedia
DO : Klien tampak
kooperatif
F. Evaluasi Keperawatan
6 April 2021 1 S:
- Klien mengatakan masih mengkonsumsi
Jam 11.00 masakan yang mengandung gula
- Klien mengatakan mudah merasa haus
- Klien mengatakan sering merasa
kesemutan
O:
TD : 130/80 mmHg
RR : 22x/mnt
Nadi : 90 x/mnt
Suhu : 37,0 °C
GDS : 280 mmol/L
IMT : 28,1 (Kriteria IMT klien normal)
A : Masalah belum teratasi
- Pusing
- Rasa haus
- Kadar glukosa dalam darah belum stabil
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor status hemodinamik
- Timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola dan jam tidur
- Ajarkan relaksasi otot autogenic
S:
- Klien mengatakan masih mudah merasa
7 April 2021 1
haus
Jam 11.00 - Klien mengatakan terkadang masih terasa
kesemutan
- Klien mengatakan sudah tidak
mengkonsumsi makanan yang
mengandung gula
O : Klien tampak lemas
TD : 120/80 mmHg
RR : 20x/mnt
Nadi : 87 x/mnt
Suhu : 36,7 °C
GDS : 260 mmol/L
IMT : 28,1 (Kriteria IMT klien normal)
A : Masalah belum teratasi
- Rasa haus
- Kadar glukosa dalam darah belum stabil
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor status hemodinamik
- Timbang berat badan setiap hari pada
waktu yang sama
P : Hentikan Intervensi
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari Asuhan keperawatan pada Tn. M diatas terdapat 3 diagnosa yang muncul pada
pasien dengan Diabetes mellitus (DM), yaitu diagnose Ketidakstabilan kadar glukosa darah
berhubungan dengan resistensi insulin, Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas, dan
pengkajian yang dilakukan penulis pada Tn. M pada tanggal 6 April 2021 didapatkan data:
data subjektif hasil dari pengkajian yang saya lakukan adalah pasien mengatakan badan terasa
lemas, jari-jari kaki sering kesemutan, gulanya tinggi, merasa cepat haus dan lapar, dan pola
tidrnya tidak teratur. Sedangkan data objektif yang di dapat dari Tn. M adalah klien tampak
lemas dan mengantuk Gds : 280 mg/dL TTV : TD : 160/90 mmhg, RR : 22x/mnt, S : 36, N :
86x/mnt.. Perencanaan dilakukan berdasarkan prioritas masalah sesuai kondisi pesien yang
ditemukan pada saat pengkajian. Dalam melakukan tindakan keperawatan pada Tn. M
ditunjukkan untuk memecahkan masalah yang dialami pasien. Ada tindakan keperawatan
yang tidak dilakukan, hal itu karena keterbatasan penulis. Evaluasi yang dilakukan
menggunakan SOAP. Dari tiga diagnosa keperawatan yang muncul, diagnosa pertama
masalah belum teratasi dengan lanjutkan intervensi, diagnosa kedua masalah teratasi,
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa Diabetes Melitus merupakan penyakit
lemak, dan protein yang dihubungkan dengan kekurangan secara absolut atau relatif dari
kerja dan sekresi insulin.Gejala yang dikeluhkan pada penderita Diabetes Melitus yaitu
polidipsia, poliuria, polifagia, penurunan, diabetes mellitus sendiri juga juga merupakan
gangguan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen
berupa hilangnya toleransi karbohidrat jika telah berkembang penuh secara klinissalah
satu penyakit kronis yang tidak menular dan sering terjadi serangan berulang.
B. SARAN
sesuai dengan keadaan klien serta memantau keadaan pasien tersebut, karena akan di
Makalah asuhan keperawatan ini bisa dijadikan tambahan referensi dalam pelaksaan
DAFTAR PUSTAKA
nuha medika.
Lubis, I. K. (2017) ‘Analisis Length Of Stay ( Los ) Berdasarkan Faktor Prediktor Pada
Mellitus, D., Lathifah, N. L. and Timur, J. (2013) ‘Hubungan durasi penyakit dan kadar gula
darah dengan keluhan subyektif penderita diabetes melitus’, (July 2017), pp. 231–
PPNI, T. P. S. D. (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. 1st edn. Jakarta: Dewan
PPNI, T. pokja S. D. (2017) Standar diagnosis keperawatan indonesia. 1st edn. Jakarta:
DPPNI.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of medical – surgical
nursing . 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A. Jakarta: EGC; 2012 (Buku
asli diterbitkan tahun 1996)