Z DENGAN DIABETES
OLEH :
MUTHIA VARENA
1614401016
TAHUN 2019
1
LAPORAN STUDI KASUS
OLEH :
MUTHIA VARENA
1614401016
TAHUN 2019
2
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Z DENGAN DIABETES MELITUS DI
3
RUANG RAWAT INAP AMBUN SURI LANTAI 3 RSUD DR. ACHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI 2019
MUTHIA VARENA
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang
Program Studi D III Keperawatan
Email : Varenamuthia1104@gmail.com
ABSTRAK
MUTHIA VARENA
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang
Program Studi D III Keperawatan
Email : Varenamuthia1104@gmail.com
ABSTRACT
5
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun laporan Studi Kasus
ini dapat terselesaikan. Laporan Studi Kasus ini disusun untuk memenuhi salah satu
Tinggi Ilmu Kesehatan Perintis Padang tahun 2019 dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Klien Tn. Z Dengan Diabetes Melitus Di Ruang Rawat Inap
Interne Ambun Suri lantai 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Sumatra
Saw, semoga atas izin Allah SWT penulis dan teman-teman seperjuangan semua
Penyusun Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan berkat dukungan, dorongan,
motivasi, bimbingan, nasehat, dan semangat dari orang terdekat dan orang yang berada
disekitar penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan banyak terima kasih terutama kepada Yth. Ibu Ns. Ida Suryati, M.Kep
Selaku pembimbing 1 dan Ibu Ns.Adriyani, S.kep selaku pembimbing klinik Ruang
6
Interne Ambun Suri Lantai 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Sumatera Barat yang
telah banyak meluagkan waktunya dengan penuh perhatian. Petunjuk dan bimbingan
sehingga Karya Tulis Ilmiah dapat terselesaikan.
1. Bapak Yendrizal Jafri, S.Kp, M. Biomed selaku Ketua STIKes Perintis Padang.
2. Ibu Ns. Endra Amalia, M.Kep selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan
3. Bapak Dr. Khairul Said, Sp.M selaku direktur RSUD Dr. Achmad Mochtar
Bukittinggi yang telah memberikan izin untuk melakukan studi kasus ini, beserta staf
yang telah memberi izin dalam pengambilan data yang penulis butuhkan.
4. Ibu Ns. Maidaliza, M.Kep, selaku Pembimbing Akademik yang telah memberikan
pendidikan.
5. Ibu Ns. Ida Suryati , M.Kep selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan
6. Ibu Ns. Andriyani, S.Kep selaku Pembimbing Klinik yang telah memberikan
7. Khususnya kepada kedua orangtua ku tercinta serta seluruh keluarga atas jerih
payah, curahan kasih sayang, bantuan moral maupun material serta Do’a yang
Keperawatan yang telah memberi masukan dan dukungan kepada penulis. Penulis
menyadari bahwa Laporan Studi Kasus ini jauh dari kesempurnaan, hal ini bukanlah
7
Untuk itu penulis berharap tanggapan dan kritikan serta saran yang bersifat
membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Laporan Studi Kasus ini.
Akhir kata, penulis mengharapkan agar Laporan Studi Kasus ini bermanfaat bagi
kita semua, semoga Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah kepada kita
MUTHIA VARENA
8
DAFTAR ISI
PERNYATAAN PERSETUJUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
2.1.1 Pengertian..................................................................................... 20
2.1.2 Anatomi Fisiologi........................................................................ 21
9
2.1.3 Etiologi................................................................................... .... 25
2.1.5 Patofisiologi................................................................................. 28
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Keperawatan........................................................................... 33
b. Medis...................................................................................... 38
2.2.8 Komplikasi.................................................................................... 41
2.2.1 Pengkajian................................................................................... 55
2.2.3 Intervensi..................................................................................... 60
2.2.4 Implementasi............................................................................... 66
2.2.5 Evaluasi...................................................................................... 66
3.1 Pengkajian
D. Pemeriksaan Fisik.......................................................................... 69
10
H. Data Sosial Ekonomi ..................................................................... 74
3.3 Intervensi........................................................................................... 80
3.4 Implementasi..................................................................................... 86
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Halaman
11
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
12
Lampiran 1 Lembar Pengesahan
13
BAB I
PENDAHULUAN
pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015).
populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia dalam hal
jumlah penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
berumur di atas 20 tahun pada 2010 mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan ada
21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga desa menderita diabetes.
gestasional. Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu jenis
yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 90-95%. Dimana faktor
tersebut akan terus bertambah menjadi 642 juta (10,4%) penderita DM tahun
dunia bersama China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko
(IDF, 2015).
sebanyak 3,4 juta jiwa menderita penyakit diabetrs tipe II. Selain itu
Data yang didapatkan di RSUD Dr. Acmad Mocthar Bukitinggi pada tahun
posisi 1 dari 10 penyakit terbanyak jumlahnya 125 kasus, dan ditahun 2016
kasus.
keperawatan yang efektif dan mampu ikut serta dalam upaya kuratif yaitu
15
diatas,penulis tertarik membahas Asuhan Keperarawatan pada Tn.Z dengan
Diabetes Melitus Diruangan Inap Ambun Suri Lantai III RSUD Dr.Acmad
Moctar Bukittingi.
1.2 Tujuan
keperawatan adalah :
diabetes melitus
diabetes melitus
diabetes melitus
16
7. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang
1.3 Mamfaat
17
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan
(ADA,2017)
pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak
darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu
panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh,
koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal)
(WHO, 2011)
18
Diabetes Mellitus (kencing manis) adalah suatu penyakit dengan
(Shadine, 2010)
ekor prankreas mencapai hiluslinpa diarah kronio dorsal dan bagian kiri
19
yaitu bagian prankreas yang lebar biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri
dan vena mesentrika superior berada dibagian kiri prankreas ini disebut
langerhans manusia mengandung tiga jenis sel utama yaitu sel alfa,
beta dan delta yang satu sama lain dibedakan dengan struktur dan
Fisiologi Prankreas
20
a) Kepala (kaput) merupakan bahagian paling besar terletak di
A. Pulau Langerhans
beta dan sel delta. Sel beta mencakup kira kira 60% dari semua sel
membran. Kranula ini bergerak ke dinding sel oleh suatu proses yang
Sel alfa yang mencakup kira kira 25% dari seluruh sel mensekresikan
glukagon. Sel delta yang merupakan 10% dari seluruh sel yang
mensekresikan somatostatin.
B. Hormon Insulin
Insulin terdiri dari dua rantai asam amino satu sama lain dihubungkan
oleh ikatan disulfide. Sekresi insulin diatur oleh glukosa darah dan
(Gongzaga 2010)
C. Glukagon
Glukagon adalah suatu hormon yang disekresikan oleh sel sel alfa
22
• Pemecahan glikagon (glikogenolisis)
sebagian kecil dari sel sel beta dari pulau pulau langerhans pada
kekurangan insulin.
2.1.3 Etiologi
a. Genetik
b. Imunologi
23
c. Lingkungan
Faktor-faktor resiko :
th)
• Obesitas
• Riwayat keluarga
seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan
24
Menurut PERKENI gejala dan tanda tanda DM dapat digolongkan
menjadi 2 yaitu:
sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang itun
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan
25
mengandung gula,tak terlalu pekat, tubuh akan menarik air
2015) .
2015) adalah:
a) Kesemutan
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur
janin dalam kandungan atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg
26
Menurut Smeltzer,Diabetes tipe I. Pada diabetes tipe I terdapat
terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun
kosentrasi glukosa daram darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
insulin,proses ini akan terjadi tampa hambatan dan lebih lanjut akan turut
27
Ketoasidosis yang disebabkan dapat menyebabkan tanda tanda gejala
Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering
Bare,2015)
yang sangat penting dalam munculnya DM tipe II. Faktor genetik ini akan
28
Bare,2015).Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini
terjadi akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan
ciri khas DM tipe II, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang
tahun) dan progesif, maka DM tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika
29
30
WOC
DM tipe I DM tipe II
Defisiensi Insulin
Jaringan
ganggren jaringan
31
(Smeltzel dan Bare,2015).
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan Normal
3. Urine
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
4. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
2.1.7 Penatalaksanaan
32
A. Penatalaksanaan Keperawatan
pedoman 3 J yaitu:
ditambah
TB(cm) -100
33
Keterangan :
b. Olahraga
5) Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka olahraga akan
c. Edukasi/penyuluhan
34
Harus rajin mencari banyak informasi mengenai diabetes dan
d. Pemberian obat-obatan
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
a) Pengertian
b) Tujuan
• Mencegah infeksi
• Membantu penyembuhan
luka
c) Peralatan
Chirurgis o Gunting
35
Debridemand o Kasa Steril o
Kom: 3 buah
0,9%
o Bengkok: 2 buah,1
sesuai kebutuhan
d) Prosedur Pelaksanaan
benar
pada
kegiatan dilakukan.
36
• Tahap kerja o Menjaga Privacy o Mengatur posisi pasien sehingga
pasien
hiperhidrasi
B. Penatalaksanaan Medis
37
untuk terapi kombinasi yang digunakan dalam mempertahankan kontrol
pengobatan insulin pada pasien lanjut usia tidak berbeda dengan pasien
pasien lanjut usia. Alat yang digunakan untuk menentukan dosis insulin
yang tepat yaitu dengan menggunakan jarum suntik insulin premixed atau
pada tiap pasien. Oleh karena itu, jenis insulin dan frekuensi
sendiri, maka tersedia campuran tetap dari kedua jenis insulin regular (R)
basal dan tiga kali dengan insulin prandial untuk kebutuhan setelah makan.
fisiologis.
1. Sulfonilurea
38
Pada pasien lanjut usia lebih dianjurkan menggunakan OAD generasi
kedua yaitu glipizid dan gliburid sebab resorbsi lebih cepat, karena
metabolit yang lebih pendek atau metabolit tidak aktif yang lebih
enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan
39
dapat dipertimbangkan pada pasien lanjut usia yang mengalami
Fungsi hati akan terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut tidak
2.1.8 Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderita DM tipe II akan
dua berdasarkan lama terjadinya yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik
Diabetik (KAD)
kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai dengan adanya
tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma
(PERKENI,2015).
40
o Hipoglikemi
(PERKENI,
2015).
dari:
di mana serat-serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau
infeksi kaki.
41
o Ulkus
1. Pengertian
kulit yang meluas ke jaringan bawah kulit, tendon, otot, tulang atau
kadar gula darah yang tinggi. Apabila ulkus kaki berlangsung lama,
42
• Derajat 0 : Tidak ada lesi yang terbuka, luka masih dalam
osteomielitis.
43
autonom menyebabkan berbagai perubahaan pada otot dan 12
yang luas. Faktor aliran darah yang kurang akan lebih lanjut
44
sirkulasi. Gangguan sirkulasi ini adalah yang berhubungan
(DM 2)
45
Adapun manifestasi klinis dari perfusi perifer tidak efektif menurut
(SDKI, 2016) :
e) ABI<0,90
f) Prastesia
organ tubuh, tempat yang paling sering pada kaki dan tangan
(peripheral edema), abdomen (asites) dan pada dada (edema pulmonal). Jadi edema
merupakan suatu kondisi dimana terdapat kelebihan cairan di dalam rongga interstisial akibat
adanya penyumbatan saluran limfe dan kegagalan mekanisme aliran balik vena.
gangguan neovaskularisasi.
46
Nyeri dan kram pada betis yang timbul saat berjalan dan hilang saat
berhenti berjalan, tanpa harus duduk. Gejala ini muncul jika Ankle-
Efektif
o Manajemen komorbiditi.
47
optimal pada ulkus kaki diabetik. Beberapa komorbiditi yang
penyakit vaskuler.
48
aktivitas. Selain itu depresi dan penyakit mental juga dapat
bahwa tidak ada balutan yang paling tepat terhadap semua kaki diabetik
49
penyembuhan.menyatakan ulkus kaki diabetic merupakan luka
o Nyeri
1. Pengertian
Nyeri suatu kondisi yang lebih dari pada sensasi tunggal yang disebabkan
oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan individual. Selain itu
bersifat fisik dan/atau mental, dan kerusakan dapat terjadi pada jaringan
2. Proses
terjadi
nyeri o
Transduksi
(panas)ataukimia(substansinyeri).
o Transmisi
50
Merupakan proses penyampaian impuls nyeri dari nosiseptor saraf
transmiter.
o Modulas
dikeluarkan oleh sel otak dan neuron di spinalis. Impuls ini bermula
3. Manifestasi nyeri
a. Berdasarkan sumbernya
51
• Deep somatic/ nyeri dalam, yaitu nyeri yang muncul dari ligament,
pemb. Darah, tendon dan syaraf, nyeri menyebar & lbh lama drpd
Tubuh yg hilang
lebih
digunakan sebagai pengganti alat pendeskripsi kata. Dalam hal ini, klien
scale, VAS) tidak melebel subdivisi. VAS adalah suatu garis lurus, yang
52
mewakili intensitas nyeri yang terus menerus dan pendeskripsi verbal pada
setiap titik pada rangkaian dari pada dipaksa memilih satu kata atau satu
angka
Keterangan :
berkomunikasi, memukul.
53
Dari waktu ke waktu informasi jenis ini juga sulit untuk dipastikan
5. Respon nyeri
Penurunan motilitas GI
vomitus
gigi, Menggigit
bibir)
54
Nyeri dapat menyebabkan keletihan dan membuat individu
2.1.1 Pengkajian
perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data
1. Riwayat Kesehatan
a. Pola persepsi
55
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan persepsi dan
tidak menyadari akan terjadinya resiko kaki diabetik bahkan mereka takut
Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
c. Pola eliminasi
sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahanotot otot pada
56
e. Pola tidur dan istirahat
f. Kongnitif persepsi
h. Peran hubungan
i. Seksualitas
pada vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. Risiko
j. Koping toleransi
57
Lamanya waktu perawatan,perjalannya penyakit kronik, persaan tidak
kontruktif/adaptif.
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka
3. Pemeriksaan fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal,
Nadi dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika
terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi
58
d. Pemeriksaan Dada (Thorak)
f. Pemeriksaan Abdomen
Sering BAK
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa
baal
j. Pemeriksaan Neurologi
59
2.2.3 RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakstabilan gula darah b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia Observasi :
resistensi insulin selama 1x 24 jam maka ketidakstabilan gula
darah membaik KH : - Identifikasi
kemungkinan penyebab
• Kestabilan kadar glukosa hiperglikemia
darah membaik - Monitor tanda dan gejala
• Status nutrisi membaik
hiperglikemia Terapeutik :
• Tingkat pengetahuan meningkat
- Ajurkan kepatuhan
terhadap diet dan olah raga
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
insulin 6 Iu
60
benar Edukasi:
2 Nyeri Akut b.d Agen cedera Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1 Manajemen nyeri Observasi :
fisik x24 jam diharapkan nyeri menurun KH :
• Tingkat nyeri menurun
- Identifikasi identifikasi
• Penyembuhan luka membaik
lokasi, karakteristik, durasi,
• Tingkat cidera menurun frekuensi,
kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
Terapeutik :
- Kolaborasi pemberian
analgetik
61
Edukasi teknik nafas dalam Observasi
:
62
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Ajarkan cara memeriksa
kondisi luka Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Perawatan luka Observasi :
- Jelaskan tanda,gejala
63
infeksi Kolaborasi:
- Kolaborasi prosedur
debridement
64
4 Intoleransi Aktivitas b.d Setelah dilakukan tintdakan keperawatan Terapi aktivitas Observasi
imobilitas selama 1x 24 jam intoleransi aktivitas
membaik KH : :
• Toleransi aktivitas membaik
• Tingkat keletihan menurun - Identifikasi defisit tingkat aktivitas
- Identifikasi kemapuan berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu Terapeutik :
65
melanjutkan aktivitas fisik Edukasi:
66
2.2.3 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
oleh perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam
2011).
2.2.4 EVALUASI
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
67
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian A.
Identitas
Pekerjaan :Sopir
Pendidikan :Smp
Penanggung Jawab
: 43 Th
Pekerjaan : IRT
B. Alasan Masuk
tanggal 13 Juni 2019 dengan keluhan badan lemas, pusing, gula darah tinggi
68
C. Riwayat Kesehatan
Pada saat pengkajian klien mengatakan badan klien terasa letih Dan
lemah, dan sering merasa haus dan lapar,klien mengatakan klien sering
mual dan muntah, dan belum BAB sejak masuk rumah sakit, klien
gula darah tinggi saat masuk rumah sakit, karena klien jarang kontrol ke
rumah sakit kadar gula darah klien yaitu: 284,klien mengatakan ada luka
dikaki sebelah kanan dan nyeri pada bagian luka,klien mengatakan tidak
nyaman dengan luka nya dikaki terdapat pus pada kaki yang luka, klien
Genogram
69
Keterangan
: laki laki
: Perempuan
: Klien
Meninggal
: serumah
D. Pemeriksaan fisik
P = 21 x/i
Suhu= 36,8 C
1. Kepala
a. Rambut
70
b. Mata
tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan ( Kaca mata), reflek pupil
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pendarahan, tidak ada serumen,
baik
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, ada benjolan di hidung, pasien tidak terpasang
Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, gigi klien kelihatan bersih ,
2. Leher
Simetris kiri dan kanan, Vena jugularis tidak teraba, dan tidak ada
3. Thorax
1) Paru- paru
2) Jantung
71
I : dada simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas luka, tidak ada
A: bunyi jantung I (lup) dan bunyi jantung II (dup), tidak ada bunyi
tambahan, Teratur dan tidak ada bunyi tambahan seperti mur-mur dan
gallop.
4. Abdomen
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas operasi, warna kulit sama,
5. Punggung
Tidak teraba bengkak, simetris kiri dan kanan, dan tidak ada lesi pada
6. Ektermitas
Bagian Atas : Tangan sebelah kiri terpasang infus Nacl 20 tts, tidak
Bagian Bawah : simetris kiri dan kanan, Kaki kiri terdapat luka
72
4444 5555
7. Genetalia
8. Integumen
Kulit tampak tidak bersih,ada bekas luka dikulit, kering, luka di bagian
9. Persyarafan
Tabel 3.1 persyarafan
No Nervus Hasil pemeriksaan
1. Olfaktorius Baik, tidak ada gangguan penciuman
2. Optikus Baik, tidak ada gangguan penglihatan
3. Oculomotorius Pergerakan bola mata tidak terganggu
4. Trochlearis Pergerakan bola mata tidak terganggu
5. Abdusen Pergerakan mata tidak terganggu
6 Trigeminus Reaksi sentuhan baik, pergerakan rahang
tidak terganggu
7. Facialis Tidak ada gangguan pengecapan, mampu
mengekspresikan rasa manis,asam, pahit,
asin dengan baik
8. Vestibulotrochlearis Mampu menjaga keseimbangan dengan
baik, tidak ada gangguan pendengaran
9. Glassofaringeus Tidak ada gangguan pengecapan
10. Vagus Tidak ada gangguan
11. Assesorius Tidak ada gangguan pada pergerakan
12 Hipoglasus kepala
Tidak ada gangguan pada pergerakan
lidah
E. Data Biologis
73
1 Makan dan minumanNutrisi
a. Makanan
1. Menu Nasi dan sayur Diet :ML
2. Porsi Habis 1 piring Habis ¼
3. Pantangan Tidak ada porsi
Tidak ada
b. Minuman
1. Jumlah 7-8 gelas
2. Pantangan Tidak ada 5-6 gelas
Tidak ada
2 Eliminasi
a. BAB
1. Frekuensi 1x dalam sehari 1x seminggu
2. Warna Kuning Kuning
3. Bau Khas Khas
4. Konsistensi Lembab Lembab ada
5. Kesulitan Tidak ada
b. BAK 3x sehari
1. Frekuensi 5-6 x sehari kuning Pesing
2. Warna Kuning Cair
3. Bau Pesing Tidak ada
4. Konsistensi Cair
5. Kesulitan Tidak ada
3. Istirahat dan tidur
a. waktu tidur malam siang malam
b. lama tidur 8 jam 9 jam,
c. hal yang Tidak ada Tidak ada
mempermudah Tidak ada Ada, karna
tidur nyeri
d. kesulitan tidur
4 Personal hygine
a. mandi 2x sehari 1 x 2 sehari
b. cuci rambut 1 x sehari Tidak ada
c. gosok gigi 2 kali sehari 1 x 2 sehari
d. potong kuku 1 x seminggu 1x seminggu
F. Riwayat Alergi
74
G. Data Psikologis
Prilaku Verbal
a. Cara menjawab
orang lain
c. Emosi
Klien tidak mudah emosi saat ada masalah baik kekeluarga maupun
orang lain
d. Persepsi penyakit
e. Adaptasi
75
I. Data Spritual
Klien yakin terhadap tuhan dan percaya penyakit ini adalah ujian dari yang
maha kuasa, klien yakin dengan agamanya, klien sebelum sakit sholat 5
waktu sehari semalam, selama klien dirawat klien tidak pernah melakukan
sholat 5x sehari dan tidak pernah berdzikir, tetapi selama dirawat di Rs klien
J. Data Penunjang
a. Pemeriksaan labor
13-06-2019
76
Guldarah/Gds 284 [mg/dl] 74-106 Naik
puasa
Albumin 1.41 [g/dl] 3.8-5.4 Turun
K. Data Pengobatan
terhadap
obat
4 NACL 0,9 % 500m Untuk hipersensiti Detak jantung
g mengatur f cepat,iritasi,nyer
jumlah i sendi
air
dalam tubuh
5 metronidazol 3x1 Untuk Alergi dan Perasaan mual
e hari membasmi ibu hamil muntah,penurun
bakteri an nafsu makan
dalam
tubuh
6 plasbumin 25% Untuk pasien Anemia Peningkatan air
hipoalbuminem berat liur,mual muntah
ia jantung
77
L. Data fokus
• Data Subjektif
• Data Objektif
• Skala nyeri 7
78
• Klien tampak meringis kesakitan pada kaki
TABEL 3.5
ANALISA DATA
79
2 DS Nyeri Akut Agen Cedera fisik
•Klien mengatakan nyeri
pada kakinya yang luka
•Keluarga mengatakan
pasien tidak nyaman dengan
lukanya
DO
•Klien meringis kesakitan
•Skala nyeri 7
•Klien tampak gelisah
Terdapat nyeri tekan di
•
daerah kaki yang luka
Klien tampak mengerakan
•
bagian yang nyeri saat
disentuh kakinya
3 DS Infeksi Peningkatan
Klien mengatakan luka
•masih basah dan berbau Leukosit
klien mengatakan ada luka
•dikaki sebelah kiri
klien mengatakan luka sejak
DO 3 bulan sebelum masuk
•
Terdapat pus didaerah kaki
•yang luka
•Leukosit 27.33[10^3/ul}]
Tampak edema, terdapat
(luka terbuka),ukuran 2x2x3
cm
4 DS klien mengtakan aktivitas Intoleransi Aktivitas Imobilitas
•dibantu keluarga klien
mengatakan aktivitas
•tebatas
80
•
81
3.3 RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 DS Ketidakstabilan gula Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia Observasi :
darah b.d resistensi selama 1x 24 jam maka ketidakstabilan gula
•insulin darah membaik KH : - Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia
• • Kestabilan kadar glukosa - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
Pasien mengatakan darah membaik
Terapeutik :
•badan lemah dan letih • Status nutrisi membaik
Pasien mengatkan • Tingkat pengetahuan meningkat - Berikan asupan cairan oral Edukasi :
DO sering minum Pasien
Sering buang aiar kecil - Ajurkan kepatuhan terhadap diet
•±10 X
Kolaborasi :
• - Kolaborasi pemberian insulin 6 Iu
•Gula darah puasa
,284) Edukasi program pengobatan
•Klien tampak lelah
Klien tampa sering Observasi :
buang air kecil - Identifikasi pengobatan yang
Klien tampak sering direkomendasi Terapeutik :
minum
82
- Berikan dukungan untuk menjalani
program pengobatan dengan baik dan
benar Edukasi:
2 Nyeri Akut b.d Agen cedera Setelah dilakukan tindakan Keperawatan 1 Manajemen nyeri Observasi
fisik x24 jam diharapkan nyeri menurun
KH : :
DS
• Tingkat nyeri menurun
•Klien mengatakan • Penyembuhan luka membaik - Identifikasi identifikasi lokasi,
nyeri pada kakinya • Tingkat cidera menurun karakteristik, durasi, frekuensi,
yang luka kualitas,intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
•Keluarga mengatakan
pasien tidak nyaman
dengan lukanya Terapeutik :
DO
- Berikan teknik non farmakologis untuk
•Klien meringis mengurangi rasa nyeri
kesakitan
Edukasi:
•Klien meringis
kesakitan
- Jelaskan penyebab dan periode dan
Skala nyeri 7
•
83
Klien pemicu nyeri
tampak
gelisah Kolaborasi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi:
84
•berbau klien membaik Terapetik
mengatakan ada luka Kontrol resiko meningkat
dikaki sebelah - Berikan perawatan kulit pada area
edema
•kiri
- Cuci tangan sebelum dan sesudah
klien mengatakan luka
kontak dengan pasien dan lingkungan
sejak 3 bulan sebelum
pasien
masuk
DO
Edukasi
•
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Terdapat pus didaerah
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
•kaki yang luka
Leukosit Kolaborasi
•27.33[10^3/ul]
- Kolaborasi pemberian analgetik
Tampakedema,
terdapat (luka terbuka) Perawatan luka Observasi
,ukuran :
2x2x3 cm
Terapeutik :
85
- Bersihkan jaringan
nikrotik
- Berikan salaf yang sesuai
kekulit
- Pertahan teknik
steril saat melakkanperawtan
luka Edukasi:
- Jelaskan tanda,gejala
infeksi
Kolaborasi:
- Kolaborasi prosedur
debridement
86
• aktivitas klien tampak
dibantu keluaraga
•aktivitas tampak Edukasi:
terbatas
- Ajarkan cara melakukan aktivitas yang
•saat makan klien
dipilih
nampak dibantu
keluarga
Manajenen program latihan Observasi :
- Identifikasi pengetahuan dan
pengalaman aktivitas fisik
sebelumnya
- Identifikasi kemampuan
pasien
beraktivitas
Terapeutik :
Edukasi:
87
3.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
88
6 unit Melakukan program
08.30 Melakukan edukasi program edukasi
pengobatan Observasi : pengobatan
- Mengidentifikasi pengobatan
yang direkomendasi(dengan
menanyakan apakah
klien teratur minum
obat) Terapeutik :
- Memberikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar Edukasi:
- Menjelaskan mamfaat dan
efek samping pengobatan
- Menganjurkan mengosomsi
obat sesuai indikasi
89
- Mencuci tangan sebelum dan • Terdapat pus didaerah kaki yang luka
sesudah kontak dengan • 27.33[10^3/ul]
pasien dan lingkungan pasien • Tampak edema, terdapat (luka
Edukasi terbuka),ukuran 2x2x3 cm A :
- Menjelaskan tanda dan gejala Masalah belum teratasi gangguan
infeksi integritas kulit
- Mengajarkan cara memeriksa P : intervensi dilanjutkan
kondisi luka • Melakukan perawatan luka
Kolaborasi • Melakukan edukasi perawatan kulit
- Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik
90
- Mempertahan teknik
steril saat
melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Menjelaskan tanda,gejala
infeksi
Kolaborasi:
- Melakukan kolaborasi
prosedur debridement
-
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen nyeri S:
Agen cedera Observasi : •
fisik - Mengidentifikasi identifikasi
lokasi, karakteristik, durasi, •klien mengatakan nyeri pada kaki
kualitas nyeri
yang luka klien mengatakan nyeri
- Mengidentifikasi skala nyeri •hilang timbul klien mengatakan
(skala nyeri pada klien) nyeri selama 30 detik
Terapeutik : •Keluarga mengatakan pasien tidak
- Memberikan teknik non
nyaman dengan lukanya
farmakologis untuk
•Klien belum memahami tentang
mengurangi rasa nyeri
teknik nafas dalam
Edukasi: O:
- Menjelaskan penyebab dan
11.30 •klien tampak meringis skala nyeri
periode dan pemicu nyeri
7-8 klien tampak
Kolaborasi
•gelisah nyeri pada
- Melakukan olaborasi
pemberian analgetik •kaki kanan
•klien tampak tidak bisa melakukan
91
Melakukan edukasi teknik nafas •teknik nafas dalam
dalam •A : Masalah belum teratasi nyeri
Observasi : akut
- Mengidentifikasi kesiapan P : intervensi dilanjutkan
dan kemampuan menerima Melakukan manajemen nyeri
informasi Melakukan edukasi teknik nafas
Terapeutik : dalam
- Menyediakan materi
dan media pendidikan
kesehatan Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamfaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi b.d 12.00 Melakukan terapi aktivitas S:
Aktivitas Observasi : •
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan
berpartisipasi dalam aktivitas •
tertentu(dengan cara Klien mengatakan tidak bisa
menanyakan apa saja beraktivitas sendiri klien mengtakan
aktivitas yang bisa dilakukan O : aktivitas dibantu keluarga
tampa •
dibantu keluarga)
Terapeutik : aktivitas klien tampak dibantu
•
- Memfasilitasi pasien dan keluaraga saat makan klien nampak
keluarga dalam dibantu keluarga
•
menyesuiakan lingkungan saat mau duduk klien dibanru
92
untuk keluarga
mengakomodasi
aktivitas yang di pilih A : Masalah belum teratasi intoransi
12.30 - Melibatkan keluarga aktivitas
dalam aktivitas Edukasi: P : intervensi dilanjutkan
- Mengajarkan cara • Melakukan terapi aktivitas
melakukan aktivitas yang • Melakukan manajemen program
ringan latihan
Melakukan manajenen
program latihan Observasi :
- Mengidentifika
si
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas fisik
sebelumnya
- Mengidentifika
si
kemampuan pasien
beraktivitas Terapeutik
:
- Memotivasi
untuk memulai/
melanjutkan
aktivitas fisik Edukasi:
- Menjelaskan
manfaat
aktivitas fisik
93
2 Jumat 20-06- Ketidakstabilan 08.00 Melakukan manajemen S: Pasien mengatakan sudah mulai
. 2019 gula darah hiperglikemia Observasi : •bisa mengontrol pola makan Pasien
berhubungan - Mengidentifikasi mengatkan sering merasa haus
dengan kemungkinan penyebab •Pasien mengatakan buang air kecil
resistensi hiperglikemia(dengan cara ± 7 x / perhari
insulin menanyakan bagaimana pola •Klien mengatkan sudah mulai bisa
makan klien) teratur minum obat
- Memonitor tanda dan gejala •
hiperglikemia(dengan cara (Gula darah puasa ,250)
menanyakan apakah sering Klien tampak sudah mulai bisa
O:
haus dan lapar dan sering mengontrol pola makan
BAK Klien tampak lelah
Terapeutik : :Masalah teratsi sebagian
- Memberikan asupan cairan Ketidakstabilan gula darah
oral(menberikan minum pada P :intervensi dilanjutkan
pasien) Edukasi : Melakukan manajemen
- mengajurkan kepatuhan hiperglikemia
terhadap diet Kolaborasi : Medukasi program pengobatan
- melakukan kolaborasi
pemberian insulin sebanyak
6 unit
Melakukan edukasi program
pengobatan
08.30
94
Observasi :
- Mengidentifikasi pengobatan
yang direkomendasi(dengan
menanyakan apakah
klien teratur minum
obat) Terapeutik :
- Memberikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar Edukasi:
- Menjelaskan mamfaat dan
efek samping pengobatan
- Menganjurkan mengosomsi
obat sesuai indikasi
95
sesudah kontak dengan luka
pasien dan lingkungan pasien • 27.33[10^3/ul]
Edukasi • Tampak edema, terdapat (luka
- Menjelaskan tanda dan gejala terbuka),ukuran 2x2x3 cm A : Masalah
infeksi belum teratasi gangguan integritas kulit
- Mengajarkan cara memeriksa P : intervensi dilanjutkan
kondisi luka • Melakukan perawatan luka
Kolaborasi • Melakukan edukasi perawatan kulit
- Melakukan kolaborasi
pemberian analgetik
96
saat melakkanperawtan luka
Edukasi:
- Menjelaskan tanda,gejala
infeksi
Kolaborasi:
- Melakukan kolaborasi
prosedur debridement
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen nyeri S:
Agen cedera Observasi : •
fisik - Mengidentifikasi identifikasi
lokasi, karakteristik, durasi, klien mengatakan nyeri pada kaki
kualitas nyeri • yang luka sudah mulai
- Mengidentifikasi skala nyeri berkurang klien mengatakan nyeri
(skala nyeri pada klien) •hilang timbul klien mengatakan
Terapeutik : nyeri selama 30 detik
- Memberikan teknik non •Keluarga mengatakan pasien tidak
farmakologis untuk nyaman dengan lukanya
mengurangi rasa nyeri •Klien sudah mulai memahami
Edukasi: tentang teknik nafas dalam
- Menjelaskan penyebab dan O :
11.30
periode dan pemicu nyeri
•klien tampak meringis skala nyeri
Kolaborasi 5-6 klien tampak
- Melakukan olaborasi gelisah
•
pemberian analgetik nyeri pada kaki kanan
•
Melakukan edukasi teknik nafas klien tampak sudah bisa
•
dalam melakukan teknik nafas dalam
97
Observasi : •A : Masalah teratasi sebagian nyeri
- Mengidentifikasi kesiapan dan •akut
kemampuan menerima P : intervensi dilanjutkan
informasi Terapeutik Melakukan manajemen nyeri
: Meedukasi teknik nafas dalam
- Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamafaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi b.d 12.00 Melakukan terapi aktivitas S:
Aktivitas Observasi : •
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan
berpartisipasi dalam aktivitas •Klien mengatakan sudah mulai
tertentu(dengan cara bisa beraktivitas sendiri
menanyakan apa saja klien mengatakan aktivitas masih
aktivitas yang bisa dilakukan O : ada dibantu
tampa keluarga(seperti makan,dan
•
dibantu keluarga) Terapeutik kekamar mandi)
:
•
- Memfasilitasi pasien dan aktivitas klien tampak dibantu
keluarga dalam keluaraga saat makan klien nampak
menyesuiakan lingkungan dibantu keluarga
untuk A : Masalah teratasi sebagian
mengakomodasi intoransi aktivitas
aktivitas yang di pilih P : intervensi dilanjutkan
98
- Melibatkan keluarga •Melakukan terapi aktivitas
12.30 dalam aktivitas Edukasi: •Melakukan manajemen program
- Mengajarkan cara latihan
melakukan aktivitas yang
dipilih
Melakukan manajenen
program latihan Observasi :
- Mengidentifika
si
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
- Mengidentifika
si
kemampuan pasien
beraktivitas
Terapeutik :
- Memotivasi
untuk memulai/
melanjutkan
aktivitas fisik
Edukasi:
- Menjelaskan
manfaat
aktivitas fisik
3 Sabtu 22-06- Ketidakstabilan 08.00 Melakukan manajemen S:
. 2019 gula darah hiperglikemia Observasi : Pasien mengatakan sudah bisa
berhubungan mengontrol pola makan
99
dengan - Mengidentifikasi kemungkinan • Pasien mengatakan buang air kecil ±
resistensi insulin penyebab 5x/ hari
hiperglikemia(dengan cara • Keluarga mengatakan
menanyakan bagaimana pola sudah teratur minum obat O :
makan klien) • (Gula darah puasa ,184)
- Memonitor tanda dan gejala • Klien tampak sudah bisa mengontrol
hiperglikemia(dengan cara pola makan
menanyakan apakah sering
• Klien tampak lelah
haus dan lapar dan sering
BAK
A :Masalah tertasi sebagian
Terapeutik :
Ketidakstabilan gula darah
- Memberikan asupan cairan
P :intervensi dilanjutkan
oral(menberikan minum pada
• Melakukan manajemen
pasien) Edukasi :
hiperglikemia
- mengajurkan kepatuhan
• Melakukan edukasi program
terhadap diet Kolaborasi :
pengobatan
- melakukan kolaborasi
pemberian insulin sebanyak 6
unit
Melakukan edukasi program
pengobatan Observasi :
08.30
- Mengidentifikasi pengobatan
yang direkomendasi(dengan
100
menanyakan apakah
klien teratur minum obat)
Terapeutik :
- Memberikan dukungan untuk
menjalani program
pengobatan dengan baik dan
benar Edukasi:
- Menjelaskan mamfaat dan
efek samping pengobatan
- Menganjurkan mengosomsi
obat sesuai indikasi
101
10.00 - Mengajarkan cara memeriksa integritas kulit
kondisi luka P : intervensi dilanjutkan
Kolaborasi • Melakukan perawatan luka
- Melakukan kolaborasi • Melakukan edukasi perawatan kulit
pemberian analgetik
102
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen nyeri S:
Agen cedera Observasi : • klien mengatakan nyeri tidak
fisik - Mengidentifikasi identifikasi terasa lagi
lokasi, karakteristik, durasi, • Keluarga mengatakan pasien tidak
kualitas nyeri nyaman dengan lukanya
- Mengidentifikasi skala nyeri • Klien sudah memahami tentang
(skala nyeri pada klien) teknik nafas dalam O :
Terapeutik : • Skala nyeri 3-4
- Memberikan teknik non • klien tampak sudah mulai bisa
farmakologis untuk melakukan teknik nafas dalam
mengurangi rasa nyeri A : Masalah teratasi nyeri akut
Edukasi: P : intervensi dihentikan
- Menjelaskan penyebab dan
11.30
periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
- Melakukan olaborasi
pemberian analgetik
Melakukan edukasi teknik nafas
dalam
Observasi :
- Mengidentifikasi kesiapan dan
kemampuan menerima
informasi
Terapeutik :
103
- Menyediakan materi
dan media pendidikan
kesehatan Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamafaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi b.d 12.00 Melakukan terapi aktivitas S: Klien mengatakan sudah mulai bisa
Aktivitas Observasi : beraktivitas sendiri(seperti duduk)
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan klien mengtakan aktivitas masih ada
berpartisipasi dalam aktivitas dibantu
tertentu(dengan cara keluarga(seperti kekamar
menanyakan apa saja mandi dan makan klien mengatkan
aktivitas yang bisa dilakukan aktivitas tebatas
tampa
dibantu keluarga) aktivitas klien tampak dibantu
Terapeutik : keluaraga
- Memfasilitasi pasien dan aktivitas tampak terbatas saat
keluarga dalam makan klien nampak dibantu
menyesuiakan lingkungan keluarga
untuk mengakomodasi Masalah teratasi sebagian
aktivitas yang di pilih A:
intoransi aktivitas
12.30 - Melibatkan keluarga dalam P : intervensi dilanjutkan
aktivitas Edukasi: Melakukan terapi aktivitas
- Mengajarkan cara melakukan •
Melakukan manajemen program
aktivitas yang •
latihan
104
dipilih
Melakukan manajenen
program latihan Observasi :
- Mengidentifika
si
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas fisik
sebelumnya Terapeutik :
- Memotivasi
untuk memulai/
melanjutkan
aktivitas fisik Edukasi:
- Menjelaskan
manfaat
aktivitas fisik
105
BAB IV
PEMBAHASAN
Selama penulis melakukan Asuhan Keperawatan pada klien Tn. Z dengan Diangnosa
Diabetes Melitus Diruangan Rawat inap Ambun Suri Lantai 3 RSUD Dr. Achmad
Mochtar Bukitinnggi pada tanggal 20-09-2019. Beberarapa hal yang perlu dibahas dan
Diabetes Melitus sesuai dengan teori –teori yang ada. Untuk melihat lebih jelas Asuhan
Keperawtan yang diberikan dan sejauh mana keberhasilan yang dicapai akan diuraikan
4.1 Pengkajian
melakukan pengkajian pada klien data didapatkan dari Tn. Z, beserta keluarga,
a. Identitas klien
Pada tinjauan kasus dan teori tidak ada teredapatkan kesenjangan anatara teori
dan kasus, dalam melakukan pengkajian kasus pada klien, penulis tidak ada
kesulitan untuk mendapatkan data dari klien sendiri, dan keluarga klien juga
106
1. Keluhan utama
Pada keluahan utama pada tinjauan teoritis dengan tinjauan kasus tidak ada
Pada riwayat kesehatan sekarang pada tinjauan teori dan tinjauan kasus tidak ada
kesenjangan
Pada tinjauan kasus saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak ada
menderita penyakit lain, pada konsep teoritis riwayat kesehatan dahulu ada
penyebab Diabetes Melitus yang paling tinggi yaitu faktor genetik (Keturunan).
5. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran
b. Head to toe
107
Secara teoritis tang dikaji bentuk, kebersihan, ada bekas trauma atau
kotor, kusam dan tidak ada lesi disekitar kepala, tidak ada masalah
dibagian kepala klien, tidak ada kesenjangan secara teoritis dan tinjauan
kasus.
b) Mata
Secara teoritis umunya penglihatan kabur dan kelopak mata terkulai dan
saat dilakukan pengkajian klien mersa ingin tidur saja, tidak ada
adanya gangguan atau tidak. Dan pada saat dilakukan pengkajian tidak
6. Pemeriksaan penunjang
glukosa darah puasa. Kemudian dilakukan dengan tes toleransi glukosa standar,
pada pemeriksaan dapat hasil positif glukosa darah untuk kelompok DM tinggi
seperti usia dewasa atau tekanan darah tinggi, obositas dan adanya riwayat
beberapa pasien yang berusia tua tanpa faktor resiko, pemeriksaan penyaringan
108
4.2 Diangnosa Keperawatan
individu, keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko maslaah
dalam menentukan asuhan keperawatan yang sesuai untuk membantu klien mencapi
20 juni 2019 pukul 08.00 WIB keluarga mengatakan glukosa darah klien
tinggi saat sebelum dibawa ke rumah sakit yaitu 284mg/dl, karena klien
109
lemah dan letih Pasien mengatkan sering merasa haus TD = 120/80mmhg
mengatakan nyeri pada kaki yang luka. Klien tampak meringis kesakitan
110
Dalam menyusun rencana tindakan keperawatan kepada klien berdasarkan
priotas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada teori
Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik rencana tindakan yang
4.4 Implementasi
111
a. Untuk Diagnosa pertama
pengobatan
latihan.
4.5 Evaluasi
Dari 4 diagnosa yang ditegakkan sesuai dengan apa yang penulis temukan
dalam studi kasus dan melakukan asuhan keperawatan kurang lebih sudah
mencapai perkembangan yang lebih baik dan optimal, maka dar itu dalam
Penulis mengevaluasi selama 3 hari berturut turut dari tanggal 20 juni 2019
112
a. Pada Diagnosa Pertama yakni Ketidakstabilan gula darah berhubunga
cedera fisik sudah teratasi sebagian karena nyeri yang klien rasakan
mulai membaik
113
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Diabetes Melitus di Ruang Rawat Inap Interne Ambun Suri Lantai 3 RSUD
Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2019 pada tanggal 20 sampai 22 juni
1. Pengkajian
mengumpulkan data
2. Diagnosa
114
Pada diagnosa asuhan keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus
ruang Interne Ambun Suri Lantai 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
tahun 2019 semua perencanaan dapat diterapkan pada tinjauan kasus. Tujuan
agar gula darah membaik, nyeri berkurang , dan gangguan integritas kulit
4. Implementasi
Bukittinggi tahun 2019 hampir semua dapat dilakukan, namun ada beberapa
rencana tindakan yang penulis tidak lakukan tetapi dilakukan oleh perawat
ruangan tersebut.
5. Evaluasi pada pasien dengan Diabetes Melitus diruang rawat inap Inter
Ambun Suri Lantai 3 RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi tahun 2019
5.2 Saran
1. Bagi Mahasiswa
115
Supaya bisa menjadi reverensi dalam membuat Karya Tulis Ilmiah
Diabetes Melitus
mempertahankan hubungan kerja yang baik antara tim kesehatan dan pasien
Dan adapun untuk pasien yang telah mengalami kasus Diabetes Melitus
maka harus segera dilukukan perawatan, agar tidak terjadi komplikasi dari
116
DAFTAR PUSTAKA
(IDF). (2015) . Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 15 april 2016 dari
http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
117
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
Tarwoto, dkk, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:
Trans Info Mediaq
118
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Identitas Penulis
4. Program Studi D III Keperawatan Stikes Perintis Padang Tahun 2016 sampai sekarang
116
120
121
122