Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

PRAKTIK KLINIK III

Disusun Oleh :
KELOMPOK G

Nurul Umairah Khairudin M1 Oki Karaji Daw Ngana M1


Ovita Bagau M2 Randa M2
Ricardo Amaral M3 Petronisius Tanggul M3
Relithen Umbu Waluwanja M3
Patrius Ole Ngara M4 Rosalia Rato Deghu M4
Rosina Beatrix Dappa M5 Roslince Umbu Pati M5

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TRIBHUWANA TUNGGADEWI
MALANG
2021

Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Manajemen
Keperawaan  ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas pada Praktik Klinik Keperawatan III. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang [topik makalah] bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Malang, 21 Mei 2021

penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Manajemen merupakan suatu ilmu tentang bagaimana menggunakan sumber


daya secara aktif, inovatif dan kreatif serta rasional untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Manajemen mencakup kegiatan
koordinasi dan supervisi terhadap staf, sarana dan prasarana dalam mencapai
tujuan. Manajemen keperawatan merupakan proses bekerja melalui anggota staf
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
Keperawatan profesional dalam pelayanannya diperlukan adanya pengembangan
keperawatan secara profesional. Dalam mengoptimalkan peran dan manajemen
keperawatan perlu adanya strategi yang salah satunya adalah dengan harapan
adanya faktor pengelolaan yang optimal serta mampu meningkatkan efektifitas dan
efisiensi pelayanan keperawatan.

Suatu organisasi dalam mencapai tujuan perlu didukung oleh pengelolaan


faktor-faktor, antara lain Man, Money, Machine, Methode, dan Material.
Pengelolaan yang seimbang dan baik dari kelima faktor tersebut akan memberikan
kepuasan kepada klien dan pelanggan Klinik. Kelima standar Klinik tersebut
harusnya telah dimiliki oleh Klinik yang telah terakreditasi.

Di dalam suatu Klinik, unit pelayanan terkecil adalah suatu ruangan yang
merupakan pelayanan kesehatan tempat perawat untuk menerapkan ilmu dan
asuhan keperawatan secara optimal. Akan tetapi tanpa adanya tata kelola yang
memadai, kemauan, dan kemampuan yang kuat, serta peran aktif dari semua pihak,
maka pelayanan keperawatan profesional hanyalah akan menjadi suatu teori. Untuk
itu perawat perlu mengupayakan kegiatan penyelenggaraan Model Praktek
Keperawatan Profesional yang merupakan penataan sistem pemberian pelayanan
keperawatan melalui pengembangan model praktik keperawatan.

Model praktek keperawatan profesional salah satunya adalah dengan adanya


posisi perawat sebagai seorang kepala ruangan, ketua tim atau perawat pelaksana,
dalam suatu bagian perlu adanya suatu pemahaman tentang bagaimana mengelola
dan memimpin orang lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan yang
berkualitas. Mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain : memenuhi standar
profesi yang ditetapkan, sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien, efektif, aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan, memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati. Kemampuan manajerial dapat dimiliki melalui berbagai cara, salah
satunya untuk dapat ditempuh dengan meningkatkan keterampilan melalui bangku
kuliah yang harus melalui pembelajaran dilahan praktek.

Ruang di Klinik Ra Tancha UNITRI merupakan salah satu ruang


perawatan yang membutuhkan manajemen keperawatan yang baik demi
tercapainya mutu pelayanan yang optimal. Khususnya ruang merupakan ruang
rawat inap khusus anak-anak yang terdiri dari 1 ruang khusus perawat, 1 ruang
khusus pasien yang terdiri dari 8 tempat tidur pasien. Maka perlu dilakukan sebuah
studi tentang proses keperawatan di ruang , dimana salah satu terbentuknya adalah
praktek stase manajemen keperawatan.

1.2. Tujuan Penulisan


1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diruang Klinik Ra Tancha
UNITRI selama 4 minggu, diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep
dan prinsip manajemen keperawatan pada unit pelayanan kesehatan secara nyata
dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan di ruang Klinik Ra Tancha
UNITRI, mahasiswa mampu :
a. Mengumpulkan data dan memahami data masalah dalam
pengorganisasian asuhan keperawatan M1-M5 (man,
material,methode,money, dan mutu)
b. Mengumpulkan data dan memahami data masalah dalam pengorganisasian
asuhan keperawatan.
c. Mengorganisasikan pelaksanaan kegiatan keperawatan.
d. Melakukan usaha-usaha koordinasi kegiatan keperawatan.
e. Memilih dan menerapkan gaya kepemimpinan yang sesuai di ruangan.
f. Memperkenalkan perubahan kecil yang bermanfaat untuk ruangan.
g. Mengidentifikasi masalah yang terjadi.
h. Merencanakan beberapa alternatif penyelesaian masalah.
i. Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer
keperawatan.
j. Mengevaluasi hasil penerapan alternatif pemecahan masalah.

1.3. Manfaat Penulisan


Dalam penulisan makalah manajemen keperawatan ini dikemukakan beberapa
manfaat, yaitu :
1. Bagi Keluarga dan Pasien
Diharapkan keluarga dan pasien merasakan pelayanan yang optimal, serta
mendapat kenyamanan dalam pemberian asuhan keperawatan sehingga tercapai
kepuasan klien yang optimal. Klien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang
memuaskan. Tingkat kepuasan klien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi
2. Bagi Perawat Ruangan
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
b. Terbinanya hubungan baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan
tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
c. Tumbuh dam terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
d. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan keilmuan manajemen
keperawatan yang terkait dengan supervise,kepuasan kerja dan kinerja
perawat.
3. Bagi Klinik atau Institusi
a. Mengetahui masalah-masalah yang ada di ruang perawatan yang berkaitan
dengan pelaksanaan asuhan keperawatan professional.
b. Dapat menganalisis masalah yang ada dengan metode SWOT serta
menyusun rencana strategi.
c. Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan
pelaksanaan model MAKP.
4. Bagi Mahasiswa
a. Dapat mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh
pendidikan di Universitas Tribhuwana Tunggadewi.
b. Dapat mengembangkan keilmuan dibidang pembelajaran manajemen
keperawatan.
c. Menjadikan mahasiswa lebih mandiri dalam membuat suatu karya tulis dan
menambah wawasan mahasiswa untuk pengetahuan dibidang manajemen
keperawatan.
d. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawatsehingga
dapat memodifikasi metode penugasan yang akan dilaksanakan.
e. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang
diaplikasikan di klinik universitas tribhuwana tunggadewi malang
f. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan mo
del MAKP di klinik Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
g. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi .
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Para Proses Keperawatan


2.1.1. Pengertian Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks namun teratur,
sehingga bila manajemen dilaksanakan dengan baik akan mencapai hasil kegiatan
yang maksimal. (Suyanto, 2008 : 2). Menurut Harsey dan Blanchard dalam
Suyanto (2008 : 2), pengertian manajemen adalah suatu proses melakukan
kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui kerja sama dengan orang lain.
Menurut Taylor dalam Suyanto (2008 : 2), manajemen adalah diibaratkan sebagai
sebuah mesin produksi yang bekerja secara efisien dan cepat menghasilkan
produk maksimal yang memerlukan motivasi dan kerja sama.
Sedangkan manajemen keperawatan mengacu pada pengertian manajemen
secara umum. Manajemen keperawatan adalah penggunaan waktu yang efektif,
karena manajemen adalah penggunaan waktu yang efektif, keberhasilan rencana
perawat manajer klinis, yang mempunyai teori atau sistematik dari prinsip dan
metode yang berkaitan pada institusi yang besar dan organisasi keperawatan
didalamnya, termasuk setiap unit. Teori ini meliputi pengetahuan tentang misi
dan tujuan dari institusi tetapi dapat memerlukan pengembangan atau perbaikan
termasuk misi atau tujuan devisi keperawatan. Dari pernyataan pengertian yang
jelas perawat manajer mengembangkan tujuan yang jelas dan realistis untuk
pelayanan keperawatan (Swanburg, 2000).
Manajemen keperawatan adalah pelayanan keperawatan sebagai sub sistem
manajemen Klinik yang harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan
manajemen lainnya, sehingga Klinik dapat berfungsi sebagaimana diharapkan.
Lingkup manajemen operasional dan manajemen asuhan keperawatan yaitu
merencanakan, mengorganisir, mengarahkan, dan mengawasi sumber daya
keperawatan. Fungsi-fungsi manajemen keperawatan adalah perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengawasan, yang harus dilakukan oleh manajer
dalam bentuk supervisi. Supervisi yang dilakukan oleh manajer keperawatan
secara baik dan terus menerus dapat memastikan pemberian asuhan keperawatan
sesuai dengan standar praktek keperawatan. Dengan supervisi kepala ruangan
sebagai manajer dapat mempengaruhi kinerja perawat pelaksana.
Sebagaimana kita ketahui bahwa manajemen keperawatan adalah suatu tugas
khusus yang harus dilaksanakan oleh pengelola keperawatan untuk
merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan serta mengawasi sumber-
sumber yang ada, baik sumber daya maupun dana sehingga dapat memberikan
pelayanan keperawatan yang efektif baik kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat.

2.1.2. Prinsip Manajemen Keperawatan


1. Berdasarkan perencanaan
Manajemen keperawatan perlu didasari perencanaan karena melaui
fungsi perencanaan, pimpinan dapat menurunkan resiko pengambilan keputusan,
pemecahan masalah dan efek perubahan yang terencana. Perencanaan
merupakan tugas yang utama dari serangkaian fungsi dan aktifitas manajemen.
Penggunaan yang efektif sangat diperlukan untuk implementasi dari rencana
dalam organisasi untuk mencapai produktifitas yang tinggi. Contoh penggunaan
waktu yang efektif.
a. Seorang kepala ruang merencanakan pertemuan dengan stafnya pada
permulaan dan akhir minggu
b. Jadwal individu perawat akan di nilai kembali pada setiap pertemuan dan
dipertimbangkan dengan tujuan produksi yang sesuai dengan budget.
2. Pengambilan keputusan
Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan, berbagai situasi
maupun masalah yang terjadi, dalam pengelolaan kegiatan keperawatan
memerlukan pengambilan keputusan di berbagai tingkat managerial.
3. Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan.
Memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien merupakan fokus
perhatian pimpinan perawat, dengan mempertimbangkan apa yang pasien
lihat, pikir, yakini dan inginkan. Kepuasan pasien merupakan hal utama dari
seluruh tujuan keperawatan, dalam mencapai tujuan itu maka pimpinan
keperawatan mempunyai tiga tugas utama dalam mengatur SDM dan
manajerial yaitu membentuk kebutuhan khusus unit tertentu, membuat
pekerjaan yang menghasilkan, serta mengatur efek dan tanggung jawab
sosial.

4. Terorganisir
Manajemen keperawatan harus terorganisir dan dilakukan sesuai
dengan kebutuhan organisasi untuk mencapai tujuan. Prinsip
pengorganisasian antara lain : pembagian tugas, koordinasi, kesatuan
komando, tanggung jawab dan wewenang yang sesuai, hubungan staf dan
lini serta rentang pengawasan dan kendali. dalam keperawatan
pengorganisasian pelayanan keperawtan dilaaksanakan dengan cara :
a. Fungsional/ penugasan, yaitu pembagian tugas untuk perawat yang
dilakukan oleh kepala ruang masing – masing perawat mempunyai
tugas khusus.
b. Alokasi pasien (kasus), yaitu pengorganisasian pelayanan
keperawatan untuk beberapa pasien ataupun satu pasien dilakukan
oleh perawat yang sama.
c. Perawatan tim/grup tim perawat, yaitu sekelompok perawat merawat
sekelompok pasien, dipimpin oleh perawat yang mempunyai
kualifikasi pendidikan dan berpengalaman (Registred Nurse), adalah
ketua tim dan anggota tim.
d. Pelayanan keperawatan utama, yaitu pengorganisasian pelayanan
keperawatan untuk satu perawat primer (Primary Nurse) yang
bertanggung jawab dari pasien masuk sampai pulang.

2.1.3. Tujuan manajemen keperawatan


Tujuan Manajemen Keperawatan. Berdasarkan pada fungsi manajemen keperawatan
tersebut di atas, maka tujuan dari manajemen keperawatan adalah :
3. Mengarahkan seluruh kegiatan keperawatan yang telah direncanakan.
4. Mencegah atau mengatasi permasalahan manejerial.
5. Mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien dengan
melibatkan seluruh komponen yang ada
6. Meningkatkan metode kerja keperawatan agar staf perawat dapat bekerja dengan
efektif dan efisien

2.1.4. Fungsi Manajemen


Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan.
Fungsi manajemen ada 3 bagian, yaitu :
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternative sebelum mengambil tindakan dan
kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan
untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan proses
terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-
fungsi lainnya tak dapat berjalan.
Perencanaan merupakan proses pemikiran dan penentuan secara matang hal-
hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan (Siagian, 1990).
1) Tujuan perencanaan :
a) Memberi arah organisasi
b) Menentukan tujuan yang realistic
c) Menjamin tercapainya tujuan
d) Meningkatkan efisiensi
e) Membuang program yang tidak bermanfaat
f) Menghindari duplikasi upaya atau program
g) Mengkosentrasikan pelayanan yang bersifat urgent
h) Meningkatkan aktifitas koordinasi dan komunikasi
i) Memungkinkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja
2) Prinsip perencanaan
a) Jelas tujuan
b) Jelas hasil yang akan dicapai
c) Sederhana
d) Berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berlaku
e) Prioritas
f) Perlibatan aktif
g) Efektif dan efisien
h) Fleksibel
i) Berkesinambungan
j) Kejelasan metode evaluasi
3) Perencanaan meliputi kegiatan :
a) Pengumpulan data : data tentang pasien, pegawai/staf, kepemimpinan,
peralatan, dan pelayanan keperawatan.
b) Analisa lingkungan : dengan menggunakan analisa SWOT (Strength,
Weaknes, Opportunities, Treath).
c) Pengorganisasian data : memilih data yang mendukung dan
menghambat.
d) Pembuatan rencana : menentukan objektif/sarana yang ingin dicapai,
uraian kegiatan, prosedur, target waktu, penanggung jawab, sasaran,
biaya, peralatan, metoda.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.
Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang
telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara
menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan
harus diambil.
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang, alat-alat,
tugas-tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
1) Prinsip pengorganisasian :
a) Rantai komando (Chain of Command)
b) Rantai kesatuan komando (Unity of Command)
c) Rentang control (Spain of Control)
d) spesialisasi
2) Tiga aspek penting dalam pengorganisasian meliputi :
a) Pola struktur berarti proses hubungan interaksi yang dikembangkan
secara efektif.
b) Penerapan tiap kegiatan yang merupakan kerangka kerja dalam
organisasi.
c) Struktur kerja organisasi termasuk kelompok kegiatan yang sama pola
hubungan antara kegiatan yang tepat dan pembinaan cara komunikasi
yang efektif antara perawat.
3) Aktifitas pengorganisasian
a) Mengembangkan uraian tugas
b) Mengembangkan prosedur
c) Mengembangkan ketenagaan dan jadwal kerja dinas
4) Struktur organisasi
a) Birokrasi (Hierarchial Structure/Line Structure)
b) Adhocracy
c) Matrik (Free Form Structure)
5) Kegunaan pengorganisasian :
a. Penjabaran secara rinci semua pekerjaan yang harus dilakukan untuk
mencapai tujuan.
b. Pembagian beban kerja sesuai dengan kemampuan perorangan atau
kelompok.
c. Mengatur mekanisme kerja antar masing-masing anggota kelompok
untuk hubungan dan organisasi.
c. Ketenagaan (Staffing)
Dalam keperawatan ketenagaan adalah pemilihan,pelatihan,memotivasi dan
mempertahankan personil dalam organisasi.staf perawat merupakan tantangan
konstan untuk falilitas perawatan kesehatan. Sebelum pemilihan karyawan
seseorang harus membuat analisa pekerjaan tertentu, yang di butuhkan dalam
organisasi sehinga kemudian dapat muncul pemelihan personil.

d. Penggerak (Actuating)
Menurut Douglas, actuating adalah pengeluaran penugasan, instruksi yang
memungkinkan pekerja memahami apa yang diharapkan dari klien dan
pedoman serta pandangan pekerja sehingga ia dapat berperan secara efektif
dan efisien untuk mencapai objektif organisasi. Untuk memaksimalkan
pelaksanaan pekerjaan oleh staf, seorang manajer harus melakukan upaya-
upaya sebagai berikut:
a) Menciptakan iklim motivasi
b) Mengelola waktu secara efisien
c) Mendemonstrasikan keterampilan komunikasi yang terbaik
d) Mengelola konflik dan memfasilitasi kolaborasi
e) Melaksanakan system pendelegasian dan supervise
f) Negosiasi

e. Pengarahan (Directing)
Pengarahan adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha. Pengarahan merupakan suatu upaya menggerakkan
kegiatan staf untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Douglas (1984)
mendefinisikan pengarah sebagai suatu penyampaian pesan dan instruksi
yang menyebabkan staf mengerti apa yang diharapkan sehingga dapat
membantu tujuan organisasi secara efisien dan efektif.
Pengarahan mengandung unsur penting, yaitu :
1) Manajemen waktu yang terdiri dari kegiatan organisasi personal,
pengorganisasian pekerjaan dan pendelegasian.
2) Komunikasi yang baik yang digunakan adalah komunikasi yang jelas.
3) Manajemen konflik yaitu kemampuan dalam mengatasi konflik baik
dengan atasan maupun teman sejawat.
f. Pengendalian (Controlling)
Pengendalian adalah proses pengecekan dan penelusuran penyimpangan-
penyimpangan dari arah yang direncanakan yang merupakan aktifitas
berkesinambungan dan dibuat berdasarkan evaluasi pada waktu kegiatan
sedang berjalan.
 Prinsip Controlling :
1) Principle of Unifomity : dibentuk dari awal sampai akhir.
2) Principle of Comparison : membandingkan yang direncanakan dengan
yang dicapai.
3) Principle of Exception : tidak sesempurna dari perencanaan, tetapi ada
umpan balik untuk perbaikan.
 Controlling dilakukan melalui kegiatan :
1) Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan
2) Pre conference, overan, post conference
3) Ronde keperawatan
4) Mengevaluasi produktifitas berdasarkan gant chat yang telah dibuat
5) Program evaluasi dan peer review
 Tipe controlling :
1) Input control
2) Proses control
3) Output control
 Controlling dilakukan pada :
1) Pasien
a) Kebutuhan fisik pertama mental dan social
b) Perawatan, pemeriksaan, dan pengobatan
c) Lingkungan
2) ketenagaan
a) Penampilan dan sikap
b) Pelayanan asuhan keperawatan dan system kerja
c) Prestasi kerja
3) Alat-alat dan obat-obatan
a) Penggunaan
b) Pencatatan dan pelaporannya
c) Inventaris
2.1.5. Komponen Manajemen Keperawatan Input
a. Input
1. Informasi
2. Personel
3. Peralatan dan fasilitas
b.Proses
1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengawasan
c. Output
1. Hasil/kualitas pemberian asuhan dan pengembangan staf
2. Penelitian untuk menindaklanjuti hasil
d.Control
1. Penyususnan anggaran yang professional
2. Evaluasi penampilan kerja perawat
3. Pembuatan prosedur sesuai standar
e. Mekanisme atau umpan balik
1. Laporan keuangan
2. Audit keperawatan
3. Survei kendali mutu
4. Penempilan kerja perawat

2.1.6. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan


Pelayanan keperawatan di Klinik dikelola oleh bidang keperawatan yang
mengacu kepada visi, misi dan tujuan Klinik, sedangkan pelayanan keperawatan
di ruangan dipimpin oleh seorang kepala ruangan, dimana pelaksanaannya
mengacu kepada visi, misi dan tujuan pelayanan keperawatan.
Telaah Manajemen Pelayanan/Unit meliputi :
a. Man
Dalam pengkajian man termasuk di dalamnya struktur organisasi, komposisi
ketenagaan (perawat, dokter, dan tenaga non perawat) dan menentukan
jumlah tenaga perawat yang di butuhkan setiap harinya sesuai dengan
identifikasi jenis kebutuhan perawatan pasien.
Untuk alat ukur dibuat berdasarkan rata-rata klien membutuhkan perawatan
sehari :
Minimal Care : 2 jam
Partial Care : 3 - 4 jam
Total Care : 7 jam
1) Formula pembagian shift (Waster dalam Swanbery, 1996) :
Pagi : 47%
Sore : 36%
Malam : 17%
2) Pembagian proporsi tenaga untuk asuhan langsung professional :
55% : 45%
3) Jumlah libur dalam setahun :
Rata-rata hari minggu pertahun : 52 hari
Libur nasional : 15 hari
Cuti sakit : 7 hari
Jumlah hari pertahun : 365 hari
Jam kerja produktif : 7 jam
Jumlah perawat (tenaga asuhan langsung)
 Hitung jumlah perawat yang tersedia
 Tambahkan dengan faktor koreksi hari libur/cuti/hari besar dan tugas-
tugas non keperawatan loss day/hari libur/cuti/hari besar
 Tugas non keperawatan
Jumlah perawat yang dibutuhkan = A + B + C
b. Money
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus jelas, dalam arti
harus transparan. Untuk pengeluaran ada perncanaan pengeluaran seperti
untuk pengembangan program, insentif perawat, rincian harga pelayanan jasa
pengobatan dan lain-lain.
c. Metode/Model
Macam-macam metode asuhan keperawatan :
 Metode Tim
Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok perawat.
Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan berpengalaman
serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya.
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pemimpin kelompok,
selain itu pemimpin kelompok bertanggung jawab dalam mengarahkan
anggota tim sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan pelayanan
keperawatan klien, serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan
tugas apabila mengalami kesulitan. Selanjutnya pemimpin tim yang
melaporkan kepada kepala ruangan tentang kemajuan atau asuhan
keperawatan klien.
a. Kelebihan metode tim :
1) Saling memberi pengalaman antar sesama tim.
2) Pasien dilayani secara komprehensif.
3) Terciptanya kaderisasi kepemimpinan.
4) Tercipta kerja sama yang baik.
5) Memberi kepuasan anggota tim dalam hubungan interpersonal.
6) Memungkinkan menyatukan anggota tim yang berbeda-beda
dengan aman dan efektif.

b. Kekurangan metode tim :


1) Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan
menjadi tanggung jawabnya.
2) Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat
tim ditiadakan atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan
komunikasi dan koordinasi antar anggota tim terganggu sehingga
kelancaran tugas terhambat.
3) Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu
tergantung atau berlindung kepada anggota tim yang mampu atau
ketua tim.
4) Akuntabilitas dalam tim kabur.
 Metode Primary Tim
Yaitu pemberian askep yang ditandai dengan keterikatan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan mengkoordinasikan askep selama pasien
dirawat
a. Kelebihan metode primary tim :
1) Mendorong kemandirian perawat
2) Ada keterikatan antara pasien dan perawat selama dirawat
3) Berkomunikasi langsung dengan dokter
4) Perawatan adalah perawatan komprehensif
5) Model praktek keperawatan profesional dapat dilakukan atau
diterapkan
6) Memberikan kepuasan kerja bagi perawat
7) Memberikan kepuasan bagi klien dan keluarga menerima asuhan
keperawatan
b. Kekurangan metode primary tim :
1) Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
2) Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
3) Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain
 Metode Fungsional
Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada
saat itu karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka
setiap perawat hanya melakukan 1 – 2 jenis intervensi keperawatan
kepada semua pasien di bangsal. Model ini berdasarkan orientasi tugas
dari filosofi keperawatan, perawat melaksanakan tugas/tindakan tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada (Nursalam, 2002)
a. Kelebihan metode fungsional :
1) Sederhana.
2) Efisien.
3) Perawat terampil untuk tugas atau pekerjaan tertentu.
4) Mudah memperoleh kepuasan kerja bagi perawat setelah selesai
tugas.
5) Kekurangan tenaga ahli dapat diganti dengan tenaga yang kurang
berpengalaman untuk satu tugas yang sederhana.
6) Memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi staf atau peserta
didik yang praktek untuk keterampilan tertentu.
b. Kekurangan metode fungsional :
1) Pasien mendapat banyak perawat.
2) Kebutuhan pasien secara individu sering terabaikan.
3) Pelayanan pasien secara individu sering terabaikan.
4) Pelayanan terputus-putus.
5) Kepuasan kerja keseluruhan sulit tercapai.
 Metode Kasus
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat
ia dinas. Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift
dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama
pada hari berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu
pasien satu perawat, dan hal ini umunya dilaksanakan untuk perawat
privat atau untuk keperawatan khusus seperti isolasi, intensive care.
Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi keperawatan.
Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien
tertentu (Nursalam, 2002).
a. Kelebihan metode kasus :
1) Kebutuhan pasien terpenuhi
2) Pasien merasa puas
3) Masalah pasien dapat dipahami oleh perawat
4) Kepuasan tugas secara keseluruhan dapat dicapai
b. Kekurangan metode kasus :
1) Kemampuan tenaga perawat pelaksana dan siswa perawat yang
terbatas sehingga tidak mampu memberikan asuhan secara
menyeluruh.
2) Membutuhkan banyak tenaga.
3) Beban kerja tinggi terutama jika jumlah klien banyak sehingga
tugas rutin yang sederhana terlewatkan.
4) Pendelegasian perawatan klien hanya sebagian selama perawat
penanggung jawab klien bertugas.
 Metode Modul
Yaitu metode gabungan antara metode penugasan tim dengan metode
perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat
pasien dari datang sampai pulang.
Kelebihan dan kekurangan metode modul sama dengan gabungan antara
metode tim dan metode perawat primer.
 Metode Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)
Suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian
asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996 dalam Sitorus, 2005).
d. Material
1) Lingkungan Fisik
a) Fasilitas fisik lokasi
 Lokasi unit ini harus dekat dengan fasilitas radiology dan ruang
laboratorium untuk kemudahan dan efisiensi
 Lokasi juga harus berdekatan dengan ruang emergensi dan dekat
dengan unit perawatan khusus, untuk mengembangkan suatu unit
pelayanan terpadu.
b) Ukuran
Ukuran ruangan ditentukan berdasarkan beban kasus dan kompleksitas
Klinik. menurut standar Gudelines for Contraction and Equipment for
Hospital and Medical Vasilities (1992-1993).
c) Ruangan
 Kapasitas ruangan untuk kelas satu maksimum dua pasien, catatan:
dalam konstruksi baru kapasitas ruangan maksimum seharusnya
dapat menampung dua pasien. peraturan sekarang, kapasitas
maksimum ruangan menampung sekitar empat pasien.
 Dalam konstruksi baru ruang pasien harus mempunyai luas minimal
9,2 m2, ukuran lantai perbed dan luas area tergantung dari kebijakan
RS setempat dan lahan yang ada, ukuran lantai perbed sama dengan
ruas area single bed. Ruang toilet, kloset, loker, gudang, ruang
depan, susunan ruangan seharusnya berukuran minimal 0,91 m2
termasuk dari sisi dan kaki tempat tidur dan dinding. diruang
multiple bed ukuran lantai minimal 1,22 m2, dalam area multiple
bed ruangan pasien berukuran minimal 80 kaki sama dengan ukuran
single bed yaitu 9,29 m2.
 Ruang operator perawat harus mengarah kesemua ruangan .
 Dalam konstruksi baru, wastapel harus disediakan di setiap ruangan
pasien. letak wastapel harus berdekatan dengan tempat tidur dan
tempat menyuci peralatan. Toilet harus dirancang untuk satu tempat
tidur atau dua tempat tidur.
 Ruang pasien mempunyai jendela pada bagian yang sesuai.
 Setiap pasien harus dekat dengan toilet tanpa harus keluar ruangan.
satu toilet diperuntukkan untuk empat tempat tidur atau lebih dari
ruang pasien. Toilet memiliki water closet dan wastapel yang
menggunakan pintu double acting.
 Setiap pasien harus terpisah dari lemari pakaian, loker.
 Jika dalam ruangan terdapat banyak tempat tidur diperlukan
penghalang untuk menjaga privasi.
 Untuk ventilasi, ruang oksigen, ruang oksigen, vakum udara dan
listrik harus sesuai dengan standar
d) Desain Ruangan
Tata letak ruang rawat inap harus disesuaikan dengan struktur yang
telah ada, tetapi unit berbentuk melingkar atau persegi empat mungkin
yang paling efisien dengan menempatkan stasiun perawatan di tengah.
Desain seperti ini akan memberikan pengamatan yang maksimal
kepada klien. selain itu harus mempunyai washtafel dan dapat
dikombinasikan menjadi ruang rapat dan ruang komunikasi, serta
mempunyai pintu darurat.
2.1.7. Peran Manajer
Peran manajer dapat mempengaruhi faktor motivasi dan lingkungan. Tetapi
faktor lain yang mungkin mempengaruhi tergantungnya tugas, khususnya
bagaimana manajer bekerja dalam suatu organisasi. Secara umum peran manajer
dapat dinilai dari kemampuannya dalam memotivasi dan meningkatkan
kepuasan staf. Kepuasan kerja staf dapat dilihat dari terpenuhinya kebutuhan
fisik, psikis, dimana kebutuhan psikis tersebut dapat terpenuhi melalui peran
manajer dalam memperlakukan stafnya. Hal ini dapat ditanamkan kepada
manajer agar diciptakan suasana keterbukaan dan memberikan kesempatan
kepada staf untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Manajer
mempunyai lima dampak terhadap faktor lingkungan dalam tugas professional
sebagaimana dibahas sebelumnya : (1) Komunikasi, (2) Potensial
perkembangan, (3) Kebijaksanaan, (4) Gaji dan Upah, (5) Kondisi Kerja
(Nursalam, 2002).
Menurut Rewland & Rewland (1997), ada dua belas kunci utama dalam
kepuasan kerja, yaitu : input, hubungan manajer dengan staf, disiplin kerja,
lingkungan tempat kerja, istirahat dan makanan yang cukup, diskriminasi,
kepuasan kerja, penghargaan penampilan, klarifikasi kebijaksanaan, prosedur,
dan keuntungan, mendapatkan kesempatan, pengambilan keputusan, dan gaya
manajer.
2.1.8. Peran Kepala Ruangan
Adapun tanggung jawab kepala ruangan menurut Gillies (1994) adalah peran
kepala ruangan harus lebih peka terhadap anggaran Klinik dan kualitas
pelayanan keperawatan, bertanggung jawab terhadap hasil dari pelayanan
keperawatan yang berkwalitas, dan menghindari terjadinya kebosanan perawat
serta menghindari kemungkinan terjadinya saling melempar kesalahan.
Kepala ruangan disebuah ruangan keperawatan, perlu melakukan kegiatan
koordinasi kegiatan unit yang menjadi tanggung jawabnya dan melakukan
kegiatan evaluasi kegiatan penampilan kerja staf dalam upaya mempertahankan
kualitas pelayanan pemberian asuhan keperawatan. Berbagai metode pemberian
asuhan keperawatan dapat dipilih disesuaikan dengan kondisi dan jumlah pasien,
dan kategori pendidikan serta pengalaman staf di unit yang bersangkutan
(Arwani, 2005).
2.1.9. Fungsi Kepala Ruangan
Adapun fungsi kepala ruangan menurut Marquis dan Houston (2000) sebagai
berikut :
1) Perencanaan : dimulai dengan penerapan filosofi, tujuan, sasaran,
kebijaksanaan, dan peraturan-peraturan, membuat perencanaan jangka
pendek dan jangka panjang untuk mencapai visi, misi dan tujuan organisasi,
menetapkan biaya-biaya untuk setiap kegiatan, serta merencanakan dan
mengelola rencana perubahan.
2) Pengorganisasian : meliputi pembentukkan struktur untuk melaksanakan
perencanaan, menetapkan metode pemberian asuhan keperawatan kepada
pasien yang paling tepat, mengelompokkan kegiatan untuk mencapai tujuan
unit serta melakukan peran dan fungsi dalam organisasi dan menggunakan
power serta wewenang dengan tepat.
3) Ketenagaan : pengaturan ketenagaan dimulai dari rekruitmen, interview,
mencari, dan orientasi dari staf baru, penjadwalan, pengembangan staf, dan
sosialisasi staf.
4) Pengarahan : mencakup tanggung jawab dalam mengelola sumber daya
manusia, seperti motivasi untuk semangat, manajemen konflik,
pendelegasian, komunikasi, dan memfasilitasi kolaborasi.
5) Pengawasan : meliputi penampilan kerja, pengawasan umum, pengawasan
etika aspek legal, dan pengawasan profesional. Seorang manajer dalam
mengerjakan kelima fungsinya tersebut sehari-hari akan bergerak dalam
berbagai bidang penjualan, pembelian, produksi, keuangan, personalia, dll.
2.1.10. Kepala Ruangan Sebagai Manajer Keperawatan
Sebagai manajer keperawatan, uraian tugas kepala ruangan menurut Depkes
(1994), adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan, serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan.
3) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang
akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan, meliputi :
1) Mengatur dan mengkoordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang
rawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan/peraturan yang berlaku (bulanan,
mingguan, harian).
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga keperawatan satu atau
tenaga lain yang bekerja di ruang rawat.
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuahan keperawatan sesuai standar.
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan sebagai pihak yang terlibat dalam pelayanan ruang rawat.
6) Mengenal jenis dan kegunaan barang peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai dengan kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan
optimal.
7) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan bahan lain
yang diperlukan dalam ruang rawat.
8) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
9) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventaris peralatan.
10) Melaksanakan program orientasi pada pasien dan keluarga meliputi
tentang peraturan Klinik, tata tertib ruangan, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya.
11) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling untuk memeriksa pasien
dan mencatat program.
12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya diruang rawat
untuk tingkat kegawatan, injeksi dan non injeksi, untuk pemberian
asuhan keperawatan.
13) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaan dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang berlangsung.
14) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
15) Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien/keluarga dalam batas
wewenangnya.
16) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan berlangsung.
17) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan data pelayanan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan
benar.
18) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang rawat inap lain,
seluruh kepala seksi, kepala bidang, kepala instansi, dan kepala UPF di
Klinik.
19) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
20) Memberi motivasi tenaga non keperawatan dalam memelihara kebersihan
ruangan dan lingkungan.
21) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
22) Memeriksa dan meneliti pengisi daftar permintaan makanan berdasarkan
macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa/meneliti ulang
saat pengkajiannya.
23) Memelihara buku register dan bekas catatan medis.
24) Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan kegiatan asuhan
keperawatan, serta kegiatan lain di ruangan rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penelitian, meliputi :
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan, melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan keterampilan dibidang perawatan.
2) Melaksanakan penilaian dan mencantumkan kedalam Daftar Penilaian
dan Pelaksasnaan Pekerjaan Pegawai (DP3) bagi pelaksana keperawatan
dan tenaga lain di ruang yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk
berbagai kepentingan (naik pangkat/golongan, melanjutkan sekolah),
mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta
obat-obatan secara efektif dan efisien.
3) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
2.1.11. Uraian Tugas Perawat Pelaksana
a. Perawat penanggung jawab obat
1) Bertanggung jawab dalam hal tersedianya obat pasien sesuai advice
dokter.
2) Memberikan obat kepada pasien dengan memperhatikan prinsip (tepat
pasien, tepat obat, tepat cara pemberian, tepat dosis, tepat waktu, tepat
dalam pendokumentasian).
3) Mengetahui obat yang akan diberikan kepada pasien, meliputi jenis dan
efek samping (mis : analgetik, efek samping jantung berdebar).
4) Membantu perawat pelaksana dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien.
5) Melakukan overan kepada penanggung jawab obat di shift berikutnya.
b. Perawat penanggung jawab cairan
1) Bertanggung jawab dalam hal tersedianya cairan/infus pasien sesuai
advice dokter.
2) Memastikan tidak ada kesalahan maupun kontaminasi cairan infus
maupun kemasannya.
3) Memberikan cairan/infus kepada pasien dengan memperhatikan prinsip
(tepat pasien, tepat cairan, tepat cara pemberian, tepat dosis/jumlah
tetesan, tepat waktu, tepat dalam pendokumentasian).
4) Memeriksa apakah jalur vena tetap paten.
5) Observasi tempat penusukan (insersi) dan melaporkan bila ada
abnormalitas.
6) Mengatur kecepatan tetesan sesuai dengan instruksi dokter.
7) Monitor kondisi dan melaporkan setiap perubahan.
c. Perawat pelaksana
1) Memlihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
2) Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang
berlaku.
3) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan
siap pakai.
4) Melakukan pengkajian perawatan dan menentukan diagnosa keperawatan
sesuai batas kewenangannya.
5) Menyusun rencana keperawatan sesuai kemampuannya.
6) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai dengan
kebutuhan dan batas kemampuannya, antara lain :
a) Melaksanakan tindakan pengobatan sesuai program pengobatan.
b) Memberi penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarganya
mengenai penyakitnya.
7) Melatih/membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
8) Melakukan tindakan darurat kepada pasien sesuai protap yang berlaku,
selanjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter.
9) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan sesuai batas
kemampuannya.
10) Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi tersebut sesuai batas kemampuannya.
11) Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
12) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir
sesuai jadwal dinas.
13) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruangan.
14) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin atau
persetujuan atasan.
15) Melakukan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sesuai dengan standar asuhan keperawatan.
16) Melaksanakan serah terima tugas kepada tugas pengganti secara lisan
maupun tulisan pada saat pergantian dinas.
17) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarganya
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai :
a) Program diet
b) Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya
c) Pentingnya pemerikasaan ulang di Klinik, puskesmas, atau institusi
kesehatan lain
d) Cara hidup sehat, seperti pengaturan jadwal istirahat, makanan yang
bergizi atau bahan pengganti sesuai dengan keadaan sosial ekonomi
18) Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan seperti kursi
roda, tongkat penyangga, protesa, dll.
19) Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan keperawatan di rumah,
misalnya merawat luka, melatih anggota gerak, dll.
20) Menyiapkan pasien akan pulang, meliputi : surat izin pulang, surat
keterangan istirahat/opname, petunjuk diet, resep obat untuk di rumah
jika diperlukan, surat rujukan, dll.
2.1.12. Unsur Unsur Manajemen
Pasien
Kajian teori
Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatanya
untuk memperoleh pelayanan Kesehatan yang diperluhkan,baik secara langsung
maupun tidak langsung di klinik rantanca universitas tribhuwana tunggadewi

Wawancara
Dari hasil wawancara kepada kepala ruangan adapun bidang struktur organisasi
klinik
Dan kepala ruangan mengatakan jumlah pasien rata-rata yang
berkunjung keklinik 17 klien/hari ,diagnosa terbanyak adalah TB,Diare,Anemia
fefer, flu, batuk. Kapasitas tempat tidur 25 TT. Jumlah tenaga meliputu 1 dokter,
9 perawat ( 2 orang S1 keperawatan , 7 orang D3 keperawatan ).dan non
keperawatan terdiri dari 10 orang ,1 orang CS.

2.2 Model Asuhan Keperawatan Professional (MAKP)


MAKP (Model Asuhan Keperawatan Profesional) dengan metode tim adalah
suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana seorang perawat profesion
al memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif . Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu
metode asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkankeduanya
dapat saling menopang. Sebagaimana proses keperawatan, dalammanajemen
keperawatanterdiri dari pengumpulan data, identifikasi masalah, perencanaan, pe
laksanaan, dan evaluasi hasil. Manajemen keperawatan mempunyai kekhususan
terhadap mayoritas tenaga dari seorang pegawai,maka setiap tahapan di dalam
proses manajemen lebih rumit dibandingkan proses keperawatan.
BAB III

PENGKAJIAN

3.1. Visi, Misi, dan Motto Klinik Ra Tancha UNITRI


a. Visi Klinik Ra Tancha UNITRI
“Klinik Terbaik Di UNITRI”
b. Misi Klinik Ra Tancha UNITRI
1) Pelayanan prima
2) SDM kompeten dan profesional
3) Peralatan sesuai IPTEK Kedokteran
4) Sistem kerja terstandar, merata dan terjangkau masyarakt
c. Motto Klinik Ra Tancha UNITRI
S : Senyum
E : Empati
R : Ramah
A : Amanah
S : Sigap
I : Ikhlas
3.2. Struktur Organisasi Klinik Ra Tancha UNITRI
Penyelenggaraan Klinik Ra Tancha UNITRI tentunya membutuhkan tim
penyelenggaraan yang tersusun dalam suatu struktur organisasi Klinik. Tim
penyelenggaraan ini diharapkan mampu mengoperasionalkan Klinik sesuai
dengan program kerja dan kegiatan yang sudah disusun di Klinik Ra Tancha
UNITRI.

Bagan struktur organisasi Klinik Ra Tancha UNITRI


Berikut daftar nama pemegang jabatan struktural Klinik Ra Tancha UNITRI Kota
Malang Bedagai Tahun 2017 :

N NAMA JABATAN NAMA PEMEGANG JABATAN


O
1 Dokter PJ Klinik dr. Randa
2 Koordinator Klinik Roslince Umbu Pati,S.Kep.,Ns
3 Pelayanan Keperawatan Rosalia Rato Deghu,S.Kep.,Ns
4 Pelayanan Administrasi Nurul Umaira Khairuddin,S.Kep.,Ns
5 Kepala Ruangan Oki Karaji Dawi Ngana,S.Kep.,Ns
6 Petugas Administrasi Ovita Bagau,S.Kep.,Ns
7 Ka TIM 1 Petrosius Ole Ngara,S.Kep.,Ns
8 Anggota Tim 1 Relithen Umbu Waluwanja,S.Kep.,Ns
9 Anggota Tim 1 Petronisius Tanggul, S.Kep.,Ns
10 Ka TIM 2 Rosina Beatrix Dappa,S.Kep.,Ns
11 Anggota Tim 2 Ricardo Amara,S.Kep.,Ns

3.2.1. KETENAGAAN
a. TENAGA MEDIS
Jumlah tenaga meliputi 1 dokter, 9 perawat (2 orang S1 keperawatan, 7 orang D3
keperawatan). Tenaga non keperawatan terdiri atas 1 orang administrasi, 1 orang
CS.

Nama Tenaga Medis Pendidikan Tahun Tamat Pelatihan


Randa Dokter 2014
Roslince Umbu Pati S1 Keperawatan 1997 BCLC
Rosalia Rato Deghu S1 Keperawatan 2001 PPDG
Oki Karaji Ngana D3 Keperawatan 2012 BCLS
Relithen Umbu Waluwanja D3 Keperawatan 2012 BCLS
Petronisius Tanggul D3 Keperawatan 2010
Ricardo Amaral D3 Keperawatan 2010
Patrisius Ole Ngara D3 Keperawatan 2011 BCLS
Ovita Bagau D3 Keperawatan 2013 PPDG
Nurul Umaira Khairuddin D3 Keperawatan 2014 BCLS

b. TENAGA NON MEDIS


a. Administrasi 1 Orang
b. Cleaning Service 1 Orang

c. TINGKAT KETERGATUNGAN
3 orang dengan ketergantungan minimal
8 orang dengan ketergantungan partial
6 orang dengan ketergantungan total
3.2.2. BOR
BOR rata-rata 68%. Hasil survey kepuasan 70% pasien puas dengan pelayanan
yang diberikan.

a. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkann klien per hari,
yaitu
o Keperawatan langsung :
 Keperawatan mandiri 3 orang klien; 3 x 2 jam = 6 jam
 Keperawatan sebagian 8 orang klien; 8 x 3 jam = 24 jam
 Keperawatan total 6 orang klien; 6 x 6 jam = 36 jam
66 jam

o Keperawatan tidak langsung : 17 orang klien x 1 jam = 17 jam


o Penyuluhan kesehatan : 17 orang klien x 0,25 jam = 4,25 jam
b. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan per klien per hari
(total point a di atas) adalah = 5,13 jam
c. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan tersebut
adalah langsung dengan menggunakan rumus (Gillies, 1989) di atas, sehingga
didapatkan hasil sebagai berikut :

5,13 jam/klien/hr X 17 org/hr X 365 hr 31.831,65 jam/thn

365 hr – 73 hr/thn X 7 jam = 2.044 jam/thn

= 15,57 org (16 org)

= 16 + 20% = 19,2 orang (19 orang)

3.2.3. DIAGNOSA PASIEN TERBANYAK


Diganosa medis terbanyak adalah
a) TB Paru
b) Diare
c) Anemia
d) Fever
e) Flu
f) Batuk
3.2.4. TINGKAT KETERGATUNGAN
3 orang dengan ketergantungan minimal
8 orang dengan ketergantungan partial
6 orang dengan ketergantungan total

3.2.5. PERHITUNGAN TENAGA KERJA PERAWAT

Menentukkan jumlah kebutuhan tenaga kepeawatan yang dibutuhkan per hari, yaitu :
Rata-rata klien/hari X Rata-rata jam perawatan/hari

Jumlah jam kerja/hari


17 orang X 5,13 jam

12,45 orang (12 orang)/hari

= 7 jam

Menentukkan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan per shift, yaitu dengan
ketentuan menurut Warstler (dalam Swansburg, 1990 hal 71) Proporsi dinas Pagi: 47%,
Sore:36% dan Malam: 17%. Maka pada kondisi di atas jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan per shift adalah:
Shift Pagi = 4,23 (4 orang)
Shift Sore = 3,24 (3 orang)
Shift malam = 1,53 (2 orang)

3.3. SARANA DAN PRASARANA


3.3.1. LOKASI DAN DENAH RUANGAN
Lokasi Klinik Ra Tana berada di lingkup kampus Universitras Tribhuwana
Tunggadewi Malang

TOILET

MEJA DOKTER TEMPAT ALAT MEDIS

MEJA ADMIN TEMPAT TIDUR PASIEN


TEMPAT ALAT MEDIS

PINTU MASUK

PINTU KELUAR
RUANG TUNGGU
MEJA PERAWAT

PINTU
PINTU KELUAR
MASUK
3.3.2. SARANA PRASARANA RUANGAN
Data PeralatanMedis
NamaBarangatauAlat Jumlah Keterangan

TimbanganInjak 1 Ada

TimbanganBayi 1 Ada

PengukurTinggiBadan 1 Ada

TensimeterJarum 2 Ada

TensimeterLipat /duduk 2 Ada

Stetoskopanak 2 Ada

Stetoskopdewasa 2 Ada

Termometer manual - Tidakada

Termometer digital 2 Ada

Manometer tabung 10 Ada

Manometer sentral 5 Ada

Suction 1 Ada

Nebulizer 1 Ada

Infus pump B. brown 1 Ada

Ambubagbayi 1 Ada

Ambubaganak 1 Ada

Senter 3 Ada

Tromolbesar 1 Ada

BakInstrumen (putih) 1 Ada

BakInstrumen (stainlise) 2 Ada

Komtutup 2 Ada

Komtanpatutup 2 Ada

Bengkok 1 Ada

Guntingperban 2 Ada

Klem 1 Ada
Pinsetanatomidancirugis 4 Ada

Tongue spatel 3 Ada

Kunciinggris - Tidakada

Kursiroda 3 Ada

Kabellistrikpanjang 2 Ada

Tabung O2 transport 1 Ada

Troli O2 transport - Tidakada

Pengukurpanjangbayi 1 Ada

Mesin EKG ada


1 ( belumbisadipakai
dikarnakantidakada
kertas)
Guntingbiasa 1 Ada

Monitor 3 Ada

Syring pump 2 Ada

Infuse pump 2 Ada

Tabung O2 diruangantindakan 1 Ada

Data Ruang dan Fasilitas Klinik

Kamar Tempattidur Fasilitas Jumlah


Tempattidur 2
Kamarmandi 1
Wastafel 1
AC 1
ASOKA 1 2 Bantal 2
Sofa 2
Guling 2
Kursi 2
Lemaripasien 2
ASOKA 2 5 Tempattidur 5
Kamarmandi 1
Wastafel 1
Lemaripasien 5
AC 2
Kursi 5
Bantal 5
TV 1
Tempattidur 3
AC 2
Wastafel 2
Pemanas air 1
Troli emergency 1
Lemariobat 1
Lemariloker 1
HCU ANAK 3
Termos 1
Sampahinfeksius 1
Sampah non infeksius 1
Timbangkecil 1
Temperaturruangan 1
Tempattisue 1
1
Tempattidur 8
Lemaripasien 8
Kipasangin 2
ASOKA 3 8
Kamarmandi 1
Wastafeel 1
Oksigenruangan 5
Tempattidur 3
Kamarmandi 1
Wastafel 1
ASOKA 4 3
Lemaripasien 3
Kipasangin 1
Bantal 3
ASOKA 5 4 Tempattidur 4
Wastafal 1
Kamarmandi 1
Bantal 3
Kursi 5
Kipas angina 1
Tempartidur 6
Kamarmandi 1
Wastafel 1
ASOKA 6 Kipasangin 1
Kursi 6
Bantal 6
Lemaripasien 6
RUANG TINDAKAN 1 Bad tindakan 1
Standarinfus 1
AC 1
Kamarmandi 1
Septibox 3
Tempatobatpasien 31
Lemaries 1
Bengkok 1
Troliinjeksi 2
Handscrabe 3
EKG 1
1
2
2
1
Nebulezer 1
Stetoscopeanak
Stetoscopebayi 1
Tensi meter anak
Tempatinstrumenkotor 2
Tempatisntrumensteril 1
Box darah 1
Timbangbayi
Tabungoksigenruangan 1
Tabungoksigentransfort
Jam dinging 1
Kulkasobat 1
Papanpemberitahuan 1

3.3.3. PENGELOLAAN SARANA PRASARANA


1. Jumlah alat sesuai dengan kebutuhan pasien
2. Perawat mampu menggunakan semua peralatan dengan baik
3. Fasilitas di ruangan pasien sudah lengkap untuk merawat pasien

3.3 Metode Asuhan Keperawatan ( M3-Method)


3.3.1 Penerapan MAKP

Berdasarkan hasil wawancara, yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2020


didapatkan bahwa di klnik Ra Tan Cha sudah menerapkan MAKP dan sesuai
dengan visi misi Klinik Ra Tan Cha. Serta seluruh perawat sudah memahami
MAKP sehingga MAKP di terapkan dengan baik. Namun karena keterbatasan
perawat, sehingga dalam penerapan MAKP kurang maksimal dan optimal
,sehingga kami sedang mengusulkan penambahan tenaga keperawatan. Model
yang di gunakan saat ini sangat bagus diterapkan namun di ruangan belum
optimal karena kekurangan jumlah perawat.Sedangkan untuk pembiayaan
sendiri dengan di terapkan model ini,maka harus di tambah kebutuhan perawat
sehingga akan berakibat pada penambahan biaya operasional di gaji perawat

3.3.2 Timbang terima

Berdasarkan hasil wawancara di Klinik Ra Tan Cha pada tanggal 21 Mei 2021,
bahwa Timbang terima dilakukan 3x/ hari (pagi, siang, malam) yaitu saat
pergantian shift. Timbang terima yang shift pagi dilakukan di bed pasien dan
seluruh perawat menghadir, sehingga perawat yang dinas pagi mengetahui
kondisi pasien dan melakukan pengkajian dan lama mengunjungi pasien 15
menit. Timbang terima kadang dilakukan tepat waktu kadang tidak dilakukan
tepat waktu ( karena perawat dinas malam kadang tidak on time). Sebelum
memulai timbang terima, perawat yang dinas sebelumnya menyiapkan data
pasien yang dioperkan pada perawat dinas selanjutnya dalam buku khusus.

Teknik pelaporan timbang terima adalah perawat dinas sebelumnya


menyampaikan kondsi pasien dan terapi yang sudah didapatkan, serta tindak
lanjut terapi selanjutnya, dan perawat dinas pagi memvalidasi ke pasien kondisi
pasien. Dalam mendokumentasikan laporan timbang terima masih kesulitan
sehingga belum terintegrasi dengan tenaga kesehatan yang lain, masih terpisah,
sehinga kami masih harus mencari advis dari dokter di status pasien untuk kita
laporkan kembali di laporan timbang terima. Saat timbang terima mulai yang di
sampaikan adalah terkait dengan status kesehatan pasien yang terbaru, rencana
tindakan keperawatan yang sudah dilakukan dan rencana tindakan keperawatan
yang belum dilakukan atau membutuhkan tindak lanjut pada dinas selanjutnya
termasuk terapi medis yang sudah dilakukan dan yang membutuhkan tindak
lanjut. Dan kepala ruangan mengevaluasi kesiapan timbang terima
3.3.3 Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa saat ini Ronde Keperawatan
belum berjalan
3.3.4 Pengelolahan logistic dan obat
Berdasarkan hasil wawancara perawat mengatakan sudah ada obat di ruangan
sentralisasi dan mengetahui cara sentralisasi untuk pengelolaan obat bagi pasien.
Sentralisasi obat sudah dilaksanakan sesuai obat yang diresepkan dokter dicatat
oleh perawat didalam buku serah terima abat, kemudian resep diberikan kepada
keluarga setelah dilengkapi identitas pasien. Obat yang telah diambil keluarga
diserahkan kepada perawat. Obat yang diterima tersebut dicatat oleh perawat
didalam buku serah terima obat, selanjutnya perawat menjelaskan kepada pasien
dan keluarga kapan obat tersebut diberiken kepada pasien. di ruangan ada format
daftar pengadaan tiap-tiap macam obat (Oral-Injeksi-Supositosia-Infus-Insulin-
Obat gawat darurat). Dan setiap perawat yang dinas mendapatkan wewenang untuk
sentralisasi obat.

3.3.5 Penerimaaan pasien baru


Pasien Baru Rawat Jalan adalah pasien yang baru pertama kali datang untuk
keperluan berobat baik ke poliklinik, gawat darurat maupun rawat inap. alur dan
prosedur pasien yang akan melakukan rawat jalan, dimulai dari pendaftaran hingga
hasil pemeriksaan dokter.

Berdasarkan hasil wawancara di Klinik Ra Tan Cha alur penerimaan


pasien rawat inap adalah sebagai berikut :

1. Pasien membawa surat pengantar rawat dari klinik rawat jalan/


gawat darurat
2. Pasien memesan kamar perawatan sesuai dengan jenis
pembayaran (jika pasien asuransi kesehatan akan dicek dengan
pelayanan dan kamar perawatan sesuai dengan plafon pasien)
dan melakukan registrasi pendaftaran rawat inap.
3. Petugas menghubungi kamar perawatan untuk memesan
kamar dan menyampaikan hal-hal yang diperlukan dalam
perawatan pasien berdasarkan catatan dalam surat pengantar
rawat.
4. Pasien diberi penjelasan general consent/persetujuan umum
dan membubuhkan nama, tanda tangan pada formulir tersebut.
5. Pasien kembali ke klinik/ ruang gawat darurat untuk dipasang
infus dan diberi gelang pasien
6. Kemudian perawat menghubungi ruang perawatan sebelum
membawa pasien ke ruang perawatan.
7. Perawat akan serah terima pasien dan rekam medis serta
dokumen penunjang lainnya untuk tindaklanjut perawatan
pasien. 6
8. Pasien baru rawat inap masuk ruang perawatan diterima
perawat ruangan
9. Setelah pasien diterima perawat akan mengorientasikan
kepada pasien dan keluarga terkait fasilitas yang ada di klinik
rawat inap yagn dapat digunakan oleh pasien dan keluarga
serta menjelaskan hak dan kewajiban pasien dan keluarga.

3.3.6 Discharge Planning


Berdasarkan hasil wawancara bahwa kepela ruangan menjelaskan tentang
discharge planning yaitu persiapan pasien pulang mulai dari awal pasien masuk
sampai pasien keluar dengan memberikan Pendidikan Kesehatan yang
dibutuhkan klien selama perawatan dan ketika pasien mau pulang.
Perawat juga bersedia untuk melakukan Discharge Planning namun karena
keterbatasan jumlah perawat setiap shift sehingga perawat hanya lakukan pada
saat pasien mau pulang saja. Saat ini belum pembagian tugas Discharge
Planning, yang melakukan adalah hanya perawat yang berjaga pada saat pasien
akan pulang.Pembagian brosur atau leaflet saat melakukan discharge planning
sudah ada dan susah sesuai dengan penyakit pasien
Teknik yang digunakan saat pemberian Discharge Planning pada pasien
yaitu dengan penyuluhan secara lisan dan pemberian leafleat saat pasien akan
pulang. Dan bahasa yang digunakan saat melakukan Discharge Planning yaitu
Bahasa Indonesia. Saat melakukan Discharge Planning sudah memberikan
brosur/ leaflet sesuai dengan penyakit pasien. Perawat melakukan discharge
planning hanya pada saat pasien akan pulang, dan mengdokumentasi setiap
selesai melaksanakan perencanaan pasien pulang.
3.3.7 Supervisi
Berdasarkan hasil wawancara bahwa saat ini supervisi yang dilakukan
masih sebatas supervisi kepala ruang ke perawat.
3.3.8 Dokumentasi keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara bahwa Model dokumentasi keperawatan
yang digunakan di ruangan adalah asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
diagnosa, intervensi, implemetasi dan evaluasi. Perawat sudah mengerti cara
pengisian format dokumentasi dengan benar dan tepat seperti
mendokumentasikan keadaan pasien mulai dari pasien masuk perawat mengkaji
dan mendokumentasikannya ke lembar pengkajian pasien. Pelaksanaan
pendokumentasian belum tepat waktu karena keterbatasan jumlah perawat
pendokumentasian dilaksanakan oleh perawat setelah semua tindakan ke pasien
selesai dan sebelum pergantian dinas. Model dokumentasi menambah beban
kerja perawat karena masih manual dan jumlah perawat terbatas jadi menambah
beban kerja perawat

3.4. Keuangan (M4-Money )


3.4.1 biaya perawatan pasien dan pengolahan keuangan (manajemen keuangan)
ruangan

kepala ruang di libatkan dalam penyusunan anggaran, sebelum awal


tahun kepala ruang menyusun RAB sesuai dengan kebutuhan ruangan, dan
diusulkan kepada pemimpin kemudian di bahas dalam rapat program kerja dan
anggaran tahunan .

Tabel 3.14 Tarif pendaftaran klinik rawat jalan

Tarif Tindakan Keperawatan


Tindakan Tarif
Injeksi Obat (IV,IM,SC) 25,000
Observasi bedside monitor 18,000
Observasi Intensif (tanpa alat) 10,500
Resusitasi Cairan(pada dehidrasi berat/syok 37,000
hipovolemik)
Pemeriksaan TTV pasien perhari 9,000
Perbed 10,000
Pemberian Oksigenasi 16,000
Nebulizer 20.000
Oksigenasi Nasal/jam 40,000
Seka/Mandikan Pasien 9,000
Pasang Infus 30,000
Lepas Infus 7,000

Tarif Pendaftaran Klinik Rawat Jalan

Biaya Administrasi Pasien Baru dan Lama : Rp. 25.000


Tarif Konsultasi dokter umum : Rp.100.000
Tarif Konsultasi Dokter Spesialis : Rp. 150.000

Tarif Rawat Inap Pasien : 175.000 per hari

3.5. Mutu Pelayanan (M5-Mutu Pelayanan)

3.5.1 Keselamatan Pasien


a. Angka kejadian jatuh
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan Tidak ada kejadian pasien
jatuh
b. Angka kejadian Flebiitis
Hasil wawancara dengan kepala ruangan Ada 2% angka kejadiannya yang
flebiitis
c. Kesalahan pengobatan
Tidak ada Kejadian kesalahan memberikan obat di klinik ratancha Unitri
Malang
d. Cara mengatasi jika ada kejadian Decubitus
Kepala ruangan mengatakan pasien yang mendrita dicubitus dilakukan
perawatan decubitus.
3.5.2 Kepuasan Pasien

Berdasaran hasil wawancara cara mengatasi jika ada pasien yang tidak
puas dengan pelayanan diruangan adalah dengan cara mengkaji tingkat
ketidakpuasan pasien terkait bidang apa, dan meningkatkan pelayanan untuk
meningkatkan kepuasan pasien. Lama rawat inap bagi pasien yaitu ALOS rata-
rata 8 hari,sehuingga terjadi kepercayaan pasien terhadap ruangan di lihat dari
angka kepuasan pasien 70%,dimana model yang digunakan tidak ada kritikan
dari pasien.
3.5.3 kenyamanan pasien
Untuk pasien yang mengalami nyeri selain pengobatn farmakologi juga dilakukan
teknik elaksasi dan distraksi ke pasien
3.5.4 Cara mengatasi Kecemasan
Kepala ruangan mengatakan di kaji tingkat kecemasanya apakah masuk dalam
kategori kecemasan ringan atau kecemasan berat. Dan di kaji penyebab tingkat
kecemasannya . jika cemas pasien terkait dengan perawatan pasien maka perawat
akan memberikan pendididkan kesehatan tentang penyakit pasien dan prosedur
perawatan yang harus di ikuti oleh pasien
3.5.5 .Perawatan diri pasien
Perawatan diri pasien yang parsial dan total care di bantu perawat dan keuaraga

3.5.6 Pengetahuan pasien


Rata- rata tingkat pengetahuan pasien 88% . pengetahuan pasien terhadap
penyakitnya sangat baik

Anda mungkin juga menyukai