Initial pasien : Tn S
NPM : 201812086
Tempat ; Ruang IMC
5. Pastikan infus sed sudah terisi obat dan tidak ada gelembung udara untuk
mencegah terbentuknya emboli udara.
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara
pencegahannya :
1.Observasi tanda2 terjadi alergi saat diberikan obat mll infus pump,segera hentikan
2.Bila ada gelembung udara saat pemberian segera kita keluarkan terlebih dahulu
3.Bila saat pemberian obat berjalan ditemukan infus bengkak segera kita hentikan infus
pump,,kita aff infusnya,, segera cari iv line yg baru.
-Memberikan obat yang masuk dalam pembuluh darah secara kontinyu dan teratur sesuai
dengan kebutuhan obat yg ditetapkan
-Pemberian obat via infus pump dapat cepat dirasakan/direspon oleh pasien
-Meminimalkan terjadinya komplikasi infiltrasi
8. Evaluasi diri :
Saat pemberian obat iv via infus pump harus diperhatikan psikologis pasien ekspresi
wajah,kesakitan dsbnya.
Sebelum diberikan obat via infus pump dipastikan iv line keluar darah dan tidak ada
bengkak,merah.prinsip steril harus diperhatikan
Alat infus pump sudah siap pakai dan tidak ada kerusakan.
1. Tindakan keperawatan yang dilakukan : Memberikan obat analgetik tamoliv 500mg Drip
Nama Pasien/kmr : Ny. S / 327.2 (Ns. C)
Diagnosa Medis : DM, Gangren, Post operasi Amputasi Digity 2 kaki kanan
2. Diagnosa Keperawatan : Nyeri b.d prosedur invasive
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
a. Mencuci tangan sebelum memberikan obat kepada pasien, rasionalnya untuk
mencegah masuknya mikroorganisme
b. Memberikan obat analgetik sesuai dengan program medis, dengan prinsip 7 benar.
Rasionalnya agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan mengurangi rasa
nyeri yang dirasakan pasien
c. Mengecek kembali kepatenan iv line, rasionalnya untuk menghindari terjadinya
phlebitis saat obat diberikan melalui infusan
d. Pastikan tidak ada gelembung udara saat memberikan obat, rasionalnya untuk
mencegah emboli
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya
a. Saat pemberian obat analgetik, observasi tanda-tanda alergi. Jika terjadi alergi dalam
pemberian obat hentikan obat tersebut segera, lalu laporkan kepada dokter sehingga
mendapatkan obat anti alergi
b. Bila ada gelembung udara pada selang infus, hentikan pemberian obat tersebut. Lalu
keluarkan udara pada selang infus, setelah itu lanjutkan kembali pemberian obat.
c. Jika saat pemberian obat terjadi flebitis, maka hentikan pemberian obat. Lepas infus,
lalu pasang kembali infus pada vena yang baru, setelah infus dipasang masukkan
kembali obat analgetik yang tertunda.
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
a. Untuk mendapatkan efek obat yang minimal dan mempertahankan kadar terapeutik
obat dalam darah
6. Hasil yang didapat dan maknanya
Pasien mendapatkan obat analgetik via drip untuk mengurangi rasa nyeri
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah/diagnosa tersebut
a. Mengobservasi TTV
b. Ajarkan teknik nonfarmakologis (teknik relaksasi nafas dalam)
c. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (suhu ruang, pencahayaan,
kebisingan)
d. Fasilitas istirahat dan tidur
8. Evaluasi diri :
Dalam memberikan obat analgetik via drip, saya melakukannya sesuai dengan SPO.
Tetapi, saat pemberian obat tersebut saya tidak mengobservasi ekspresi wajah pasien,
ternyata pasien merasa kesakitan saat obat masuk, sehingga saya mengatur kembali
tetesan infus dalam pemberian obat tersebut.
2. Diagnosa Keperawatan : Resiko tinggi gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
ketidakmampuan menelan.
3. Prinsip-prinsip tindakan dan rasional :
a. Ketepatan pipa nasogastric masuk dalam saluran pencernaan.
Rasional: mencegah terjadinya aspirasi
b. Pastikan kondisi selang NGT dibilas setelah memberikan makanan cair melalui NGT.
Rasional: sisa-sisa makanan tidak mengendap di selang karena bisa mengundang bakteri
c. Jangan mendorong makanan dengan spuit
Rasional : karena menambah tekanan lambung, biarkan makanan mengalir mengikuti
gaya gravitas
4. Bahaya-bahaya yang mungkin terjadi akibat tindakan tersebut dan cara pencegahannya
a. Klien muntah akibat regurgitasi
b. Distensi abdomen
c. Stomatitis pada mukosa mulut
Cara pencegahan :
d. Pemberian diet cair sesuai jadwal dan jarak waktu pemberian diet
e. Kondisi makanan cair tidak menggumpal dan dalam kondisi bersih dan hangat
f. Lakukan pengukuran residu (sisa endapan makanan yang tidak terabsorbsi) sebelum
memberikan diet cair, dengan mengalirkan terlebih dahulu sisa cairan dalam NGT.
g. Pastikan kebersihan dan kepatenan posisi insersi selang NGT
h. Lakukan oral hygiene dan jaga kelembaban mulosa mulut klien
i. Lakukan klem selang NGT untuk memastikan tidak ada udara yang masuk melalui selang NGT
saat pemberian diet cair.
5. Tujuan tindakan tersebut dilakukan :
a. Memberikan nutrisi pada pasien yang tidak sadar dan pasien yang mengalami kesulitan menelan
b. Mencegah terjadinya Atropi Esophagus/Lambung pada pasien tidak sadar
c. Mencegah Regurgitasi dan Aspirasi isi Lambung
6. Hasil yang didapat dan maknanya
Pasien mendapat dukungan nutrisi melalui saluran gastrointestinal
7. Identifikasi tindakan keperawatan lainnya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah/diagnosa
tersebut.
a. Mengganti selang NGT maksimal dipasang 3 x 24 jam, jika sudah mencapai waktu harus
dilepas dan di pasang NGT yang baru.
b. Berkolaborasi dengan dietizen untuk jenis , jumlah dan jarak diet cair yang diberikan pada klien
c. Menjaga kebersihan area mulut klien
d. Memastikan diet cair diabsorbsi dengan baik.
8. Evaluasi diri :
Selama memberikan diet cair pada pasien Tn. S dengan diagnosa CVDH, hal-hal yang harus
diperhatikan:
a. Tidak terburu-buru untuk memasukkan cairan diet dalam selang NGT, ikuti aliran gravitasi
dengan ketinggian sejajar dengan dada kita
b. Pemberian jumlah diet cair dengan melihat kemampuan absorbs lambung dengan melihat
jumlah residu.
c. Melakukan dokumentasi untuk menentukan keseluruhan jumlah intake dan penghitungan
balance cairan.