Anda di halaman 1dari 15

Asuhan Keperawatan Pada Pasien

Dengan Respiratory Distress


Syndrome (RDS)

Disusun Oleh :
Adang Budi S. (201812080)
Agustina Aling (201812083 )
Maria Karolina W. (201812102)
Mira Fanny Sandy (201812105)
Nico Harliansyah (201812107)
Novita Delita (201812110)
Ratna Nur Azizah (201812113)
Silvy Irfian R (201812118)
Respiratory Distress Syndrome (RDS)

Sindrom gawat nafas yang disebabkan


defisiensi surfaktan terutama pada bayi
yang lahir dengan masa gestasi kurang atau
perematur (Soegijanto, 2016).
Penatalaksanaan
1. Perbaiki oksigenasi dan pertahankan volume paru optimal
Penggantian surfaktan melalui selang endotrakeal
Medis
Tekanan jalan napas positif secara kontinu melalui kanul
nasal untuk mencegah kehilangan volume selama ekspirasi
Pemantauan transkutan dan oksimetri nadi
Fisioterapi dadaTindakan kardiorespirasi tambahan
2. Pertahankan kestabilan suhu
3. Berikan asupan cairan, elektrolit, dan nutrisi yang tepat
4. Pantau nilai gas darah arteri, Hb dan Ht serta bilirubin
5. Lakukankan transfusi darah seperlunya
6. Hematokrit guna mengoptimalkan oksigenasi
7. Pertahankan jalur arteri untuk memantau PaO₂ dan
pengambilan
sampel darah
RESUME
By. Ny. M, usia 16 hari, jenis kelamin laki-laki, lahir pada tangal Usia
gestasi adalah 34 minggu dengan G 1P0A0. Bayi lahir dengan BBL: 1080 gram,
bayi lahir menangis lambat dengan AS: 6/10 dengan usia 3 jam pasien masih
retraksi sehingga pernafasan dibantu dengan CPAP (single nasal prong). Bayi
kemudian mengalami gagal CPAP dan dibawa ke ruang NICU. Bayi diletakkan
di inkubator dengan tetap menjaga suhu 36.5 oC-37.5oC, instabilitas suhu ada,
pergerakan aktif, terdapat retraksi dada intercostal, sesak tidak ada,
sianosis sentral dan perifer tidak ada, dan terdapat pernafasan cuping
hidung (NCH).
Saat pengkajian dilakukan, diagnosis bayi adalah NKB (Neonatus Kurang
Bulan - SMK (Sesuai Masa Kehamilan), Respiratory distress ec Hyalin
Membran, PDA besar dalam farmadol hari ke 2. Keadaan umum bayi tampak
sakit sedang, kesadaran kompos mentis, pergerakan cukup aktif, menangis
kuat, terpasang OGT dan terpasang infuse ditangan kiri. Tanda-tanda vital:
S= 36.8oC/axilla dengan suhu inkubator 32.5oC; HR: 140x/menit, RR=
58x/menit, jenis pernafasan perut, CRT < 3detik. Kulit: warna tidak tampak
ikterik. Kepala: bentuk kepala normal, UUB datar, mata tidak cekung,
konjungtiva anemis, hidung tidak ada kelainan, mulut tidak ada kelainan. Paru:
vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing tidak ada, napas cuping hidung ada,
retraksi interkostal ada. Jantung: Bunyi jantung I dan II normal, murmur
tidak ada, gallop tidak ada, parasistolik 4/6. Abdomen: datar, lemas, bising
Data Fokus
Data Subjektif Data Objektif
  K/U : Pasien tampak sakit sedang, Kesadaran : Compos mentis
TTV : S = 36,8 0C dengan suhu inkubator 32,5 0C
HR= 140 x/menit
RR = 58 x/menit dengan jenis pernapasan perut
BBL = 1080 gram
BB saat ini =1100 gram
Fisiologis : Respirasi Fisiologis : Respirasi
Tidak ada - RR = 58 x/menit dangkal teratur
- Pernapasan cuping hidung ada
- Suara napas vesikuler
- Retraksi dada intercostal ada
- Sianosis tidak ada

- Sat O2 = 98% dengan O2 0,5 lpm

- Hasil AGD tgl 07 Desember 2016 : Kesan Hipoksemia


pH : 7.389
pCO2 : 40.8
pO2 : 32.4
SaO2 : 66.1
Fisiologis : Sirkulasi Fisiologis : Sirkulasi
Tidak ada - Hasil Lab tgl 7 Desember 2016 : Hb = 9 gram/dL

- CRT<3 detik

- HR= 140 x/menit

- Akral terba hangat, Turgor kulit elastis

- Konjungtiva tampak anemis, Sianosis tidak ada

Fisiologis : Nutrisi Fisiologis : Nutrisi


Tidak ada - Reflek hisap lemah

- Hasil Lab tgl 7 Desember 2016 : Hb = 9 gram/dL

- BBL = 1080 gram

- BB saat ini =1100 gram

- Kenaikan BB = 1,8 %

- Abdomen datar, lemas

- Terpasang OGT

- BU = 8 x/menit
Lingkungan : Keamanan Lingkungan : Keamanan
Tidak ada - S = 36,8 C dengan suhu inkubator 32,5 0C
0

- Leukosit = 7.600 /ul

- Bayi tampak tidak menggunakan baju, hanya menggunakan popok saja

- Tidak ada tanda infeksi (rubor, dolor kalor, tumor, fungsio laesa)

- Akral teraba hangat

- Sianosis tidak ada


Masalah
No. Data (Sign/Symptom) Etiologi (Penyebab)
(Problem)
1.   Data Subjetif : Tidak ada Defisiensi surfaktan Pola napas tidak
dalam tubuh efektif
Analisa Data Objektif :

- RR = 58 x/menit dangkal teratur


Data - Pernapasan cuping hidung ada

- Suara napas vesikuler

- Retraksi dada intercostal ada

- Sianosis tidak ada

- Bayi tampak lemah

- Sat O2 = 98% dengan O2 0,5 lpm

1.   Data Subjetif : Tidak ada Penurunan Perfusi perifer


konsentrasi tidak efektif
Data Objektif : hemoglobin
- Hasil Lab tgl 7 Desember 2016 :
Hb = 9 gram/dL

- CRT <3 detik

- HR = 140 x/menit

- Akral terba hangat

- Turgor kulit elastis

- Konjungtiva anemis

- Sianosis tidak ada


3.   Data Subjetif : Tidak ada Ketidakmampuan Defisit nutrisi
mencerna makanan
Data Objektif : (imatur saluran
- Reflek hisap lemah cerna)
Analisa - Hasil Lab tgl 7 Desember
Data 2016 : Hb = 9 gram/dL

- BBL = 1080 gram

- BB saat ini =1100 gram

- Kenaikan BB = 1,8 %

- Abdomen datar, lemas

- Terpasang OGT

- Konjungtiva tampak anemis

4.   Data Subjetif : Tidak ada Kurangnya lapisan Risiko hipotermi


lemak subkutan
Data Objektif :

- S = 36,8 0C dengan suhu


inkubator 32,5 0C

- Bayi tampak tidak


menggunakan baju, hanya
menggunakan popok saja

- Akral teraba hangat

- Sianosis tidak ada


1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan defisiensi surfaktan
dalam tubuh dibuktikan dengan :
2. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin dibuktikan dengan :
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna
makanan (imatur saluran cerna) dibuktikan dengan :
4. Risiko hipotermi berhubungan dengan kurangnya lapisan lemak
subkutan dibuktikan dengan :

Diagnosa Keperawatan
Perencanaan Kep.
No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana tindakan
1. Pola napas tidak efektif berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor pola napas
dengan defisiensi surfaktan dalam keperawatan selama 3x24 (frekuensi, kedalaman, usaha
tubuh dibuktikan dengan : jam diharapkan pola napas napas) per 2 jam
membaik dengan kriteria
Data Subjetif : Tidak ada 2. Monitor bunyi napas
hasil :
tambahan per 2 jam
Data Objektif :
- RR normal/membaik =
3. Monitor retraksi dada,
- RR = 58 x/menit dangkal teratur 40-60 x/menit
pernapasan cuping hidung
- Pernapasan cuping hidung ada - Pernapasan cuping
4. Monitor Sat O2 per 2 jam
hidung menurun
- Suara napas vesikuler
- Suara nafas vesikuler 5. Berikan O2 NCPAP, Peep 5
- Retraksi dada intercostal ada FI O2/lpm= 25% sesuai
- Retraksi dada program medis
- Sianosis tidak ada intercostal menurun
 
- Bayi tampak lemah - Sianosis tidak ada
- Sat O2 = 98% dengan O2 0,5 lpm - Sat O2 = 95-100%
2. Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan 1. Periksa sirkulasi perifer
berhubungan dengan penurunan tindakan keperawatan (nadi perifer, CRT, warna)
konsentrasi hemoglobin dibuktikan selama 3x24 jam per 2 jam
dengan : diharapkan perfusi perifer
2. Periksa akral pasien per 2
meningkat dengan kriteria
Data Subjetif : Tidak ada jam
hasil :
Data Objektif : 3. Peroksa turgor kulit pasien
- Denyut nadi perifer
per 2 jam
- Hasil Lab tgl 7 Desember 2016 : normal 120-160
Hb = 9 gram/dL x/menit 4. Monitor konjungtiva per
shift.
- CRT <3 detik - CRT <3 detik
5. Monitor hasil lab Hb
- HR = 140 x/menit - Hb normal 11-13
gram/dL 6. Berikan infus D10 0.8
- Akral terba hangat
ml/jam sesuai program
- Akral teraba hangat /
- Turgor kulit elastis medis
cukup membaik
- Konjungtiva anemis 7. Berikan O2 NCPAP, Peep 5
- Turgor kulit elastid /
cukup membaik FI O2/lpm= 25% sesuai
- Sianosis tidak ada
program medis
- Konjungtiva tampak
ananemis  

- Sianosis tidak ada

Perencanaan Kep....
3. Defisit nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan 1. Identifikasi status nutrisi
ketidakmampuan mencerna tindakan keperawatan perhari
makanan (imatur saluran cerna) selama 3x24 jam
2. Identifikasi alergi
dibuktikan dengan: diharapkan status nutrisi
membaik dengan kriteria 3. Identifikasi kebutuhan
Data Subjetif : Tidak ada
hasil : kalori
Data Objektif :
- BB meningkat 4. Monitor asupan makanan
- Reflek hisap lemah
- Reflek hisap kuat 5. Monitor BB perhari
- Hasil Lab tgl 7 Desember 2016 :
- Abdomen datar, lemas 6. Monitor hasul lab HB
Hb = 9 gram/dL
- Hb normal 11-13 7. Berikan ASI/Pregestimil
- BBL = 1080 gram
gram/dL 12x4cc per OGT
- BB saat ini =1100 gram
  8. Berikan infus D10 0.8
- Kenaikan BB = 1,8 % ml/jam sesuai program
 
medis
- Abdomen datar, lemas
9. Berikan Ranitidin 3x1,1
- Terpasang OGT
mg perOGT
- Konjungtiva tampak anemis

Perencanaan Kep....
Perencanaan Kep....

4. Risiko hipotermi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu tubuh per
kurangnya lapisan lemak subkutan keperawatan selama 3x24 4jam
dibuktikan dengan : jam diharapkan
2. Identifikasi penyebab
termoregulasi neonatus
Data Subjetif : Tidak ada hipotermi
membaik dengan kriteria
Data Objektif : hasil : 3. Monitor tanda dan gejala
akibat hipotermi per 4 jam
- S = 36,8 0C dengan suhu - Suhu normal 36,5-37,5
inkubator 32,5 0C 0C 4. Pertahankan lingkungan
hangat inkubator
- Bayi tampak tidak menggunakan - Akral teraba hangat
baju, hanya menggunakan popok 5. Ganti pakaian/linen yang
- Sianosis tidak ada
saja basah
 
- Akral teraba hangat 6. Jangan biarkan inkubator
terbuka terlalu lama
- Sianosis tidak ada
7. Tempatkan bayi di inkubator
sesuai BB dan atur suhu
inkubator
i n g
n n
P l a 1. Membatasi keluar ruangan, khususnya pada musim
e pancaroba dimana virus banyak berkembang. Tidak
r g mengunjungi tempat umum dengan bayi prematur
ha
i sc 2. Membatasi kunjungan untuk tamu dan kerabat yang ingin
D melihat si kecil
3. Letakkan bayi prematur untuk tidur terlentang.
4. Melakukan kangaroo care atau perawatan kanguru.
5. Berikan gizi seimbang sesuai usia anak.
6. Menjaga anak tetap terhidrasi dengan baik untuk
mencegah terjadinya dehidrasi.
7. Ventilasi dan kelembaban udara harus terjaga dengan baik
agar anak dapat bernapas dengan baik
8. Tutup mulut saat batuk karena penyebaran bakteri banyak
berasal dari pericikan batuk atau bersin.
9. Jika anak memperlihatkan gejala kesulitan bernapas
(kenaikan dada dengan cepat, perut bergerak masuk dan
keluar dengan cepat, menghisap atau dibawah tulang
rusuk dengan pernapasan cuping hidung) segera bawa ke
ruang gawat darurat untuk dievaluasi kembali.

Anda mungkin juga menyukai