HEMATOLOGI-ONKOLOGI
Tim Pediatrik
Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa diharapkan mampu:
• Menjelaskan kelainan darah yang umum
terjadi pada anak
• Menyebutkan jenis, patofisiologi,
manifestasi klinik dari kelainan darah yang
terjadi
• Mampu menerapkan asuhan keperawatan
pada anak dengan kelainan darah
ASUHAN KEPERAWATAN
LEUKEMIA
• Pengertian
Leukemia :
adalah proliferasi sel leukosit yang abnormal, ganas sering
disertai dengan bentuk leukosit yang tidak normal,
jumlah berlebihan sehingga menyebabkan terganggunya
pembentukan sel darah merah dan trombosit
B. Sum-sum tulang
Didapatkan gambaran yang monoton berupa sel limfopoetik
patologis
C. Biopsi limpa
Terdapat proliferasi sel leukemia
D. Cairan cerebrospinalis
Peningkatan jml sel patologis & protein → leukemia meningeal
E. Sitogenik :
50 –70 % penderita ALL mempuyai
kelainan sbb :
1. Kelainan jml kromosom
2. Bertambah / menghilangnya bagian
kromosom
3. Terdapat marker kromosom yg secara
morfologis bukan kromosom normal.
Prinsip Pengobatan
• Kemoterapi Kombinasi
♦Tujuan utama mencapai remisi komplet
♦ Mencegah relaps
• Terapi supportif
♦ Transfusi, antibiotik, nutrisi
• Terapi psikososial
♦ Pasien dan keluarga
Manajemen terapi
1. Transfusi:
- PC diberikan bila Hb < 8 gr%
- TC diberikan bila trombosit < 5000 / mm3
2. Kortikosteroid
3. Sitostatika
Pola Dasar Pemberian Terapi
1. Induksi
Tujuan : Untuk mencapai remisi shg sel blast dalam
sum-sum tulang kurang dari 5 %
Diberikan dengan cara :
a. Sistemik
- Vinkristin ( VCR ) 2mg / m2 / minggu intra
vena sebanyak 6 X
- Adriamisin ( ADR ) 40 mg / m2 / 2minggu
Intra vena sebanyak 3 X, dimulai pada hari ke –3
pengobatan.
- Prednison : 50 mg / m2 /hari, peroral selama 5
minggu lalu tapering off selama 1 minggu
SSP:
Profilaksis : Metotrexat ( MTX ) 10 mg / m2 /
minggu intratekal, diberikan 5 kali
diberikan bersamaan dg VCR
pertama.
Radiasi cranial dimulai stlh konsolidasi terakhir
(siklofosfamida )
2. Konsolidasi
tujuan : sel yang tersisa tidak cepat berproliferasi
a. MTX : 15 mg / m2 / hari intra vena,
diberikan 3 kali dimulai 1minggu stlh
VCR ke-6 , dilanjutkan dengan :
b. 6-MP ( 6 merkaptopurin ): 500 mg / m2 /
hari, peroral diberikan 3 kali
c. CPA ( siklofosfamid ) : 800 mg / m2 / kali
diberikan sekaligus pada akhir minggu kedua
dari konsolidasi.
3. Rumat ( maintenance )
Tujuan : mempertahankan masa remisi yang
lama.
Dilakukan dengan pemberian sitostatiska separoh
dosis, dimulai satu minggu setelah konsolidasi
terakhir dengan pemberian :
a. 6 – MP : 65 mg / m2 / hari, oral
b. MTX : 20 mg / m2 / minggu, oral dibagi dalam
2 dosis ( dua kali / minggu )
4. Reinduksi :
Tujuan : mencegah relaps
Dilakukan setiap 3 – 6 bulan dengan pemberian
obat-obat seperti pada induksi selama 10 – 14 hari
Diberikan tiap 3 bulan sejak VCR terakhir, selama reinduksi
obat-obat rumat dihentikan
SISTEMIK :
a. Kemudian VCR dosis sama dengan dosis
induksi, diberikan 2 kali.
b. Prednison dosis sama dengan induksi diberikan
I minggu penuh dan 1 minggu tapering off
• Hipertropi ginggiva
• Kloroma spinal ( lesi massa)
• Lesi nekrotik atau ulserosa perirektal
• Hepatomegali dan splenomegali
• Manifestasi klinik sama dg ALL
Insiden