Anda di halaman 1dari 6

RESUME KEPERAWATAN

PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT


HERNIA NUKLEUS PORPOSUS (HNP)

Disusun Oleh:
Kamila Jasmine

(1401100050)

Tingkat II B

POLITEKNIK KESEHETAN KEMENKES MALANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN MALANG
NOVEMBER 2015

I.

Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada hari Selasa 10 November 2015, pukul 14.00
WIB di RST dr. Soepraoen Ruang Bougenvile.
1. Identitas Pasien
Ny. N umur 64 tahuh, jenis kelamin perempuan, agama Islam,
pekerjaan ibu rumah tangga, beralamat di Malang, Nomor Register 103160
tanggal masuk 10 November 2015.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Ruang Bedah Wanita RST dr. Soepraoen pada
tanggal 10 November 2015 dengan diagnosa medis HNP (Hernia Nukleus
Porposus). Pasien mengeluh nyeri di bagian punggung dan pinggang.
Nyeri menjalar hingga ke bagian kaki. Nyeri terasa hebat saat berjalan,
nyerinya seperti ditususk-tusuk, skala nyeri 7.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien sebelumnya pernah jatuh dengan posisi miring, pasien belum
pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya.
4. Pengkajian Fokus
Pengkajian dilakukan pada hari Selasa 10 November 2015 pukul
14.00 WIB pada hari pertama perawatan pasien mengatakan nyeri di
punggung dan pinggang dengan skala nyeri 7, nyeri datang dan semakin
bertambah saat berjalan dan berkurang ketika sedang istirahat atau dengan
tiduran, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Pada tangan pasien tidak
terpasang infus.
Pada saat pengkajian kesadaran umum Compos mentis, Tanda-tanda
Vital : Tekanan darah 180/90 mmHg, nadi 76 kali/menit, respirasi rate 22
kali/menit, suhu 36,3C.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 06 November
2015 ditemukan data Hemoglobin 12,4 (normal 1215,3 gr/dl), Leukosit
4.700 (normal 4.000-10.000/cmm), GDS/Reduksi 102/neg (normal
<125/neg mg/dl), Natrium 133,5 (normal 135155 mmol/L), Kalium 3,79
(normal 3,65,5 mmol/L), Chlorida 113,8 (normal 98107 mmol/L),
Kreatinin 0,89 (normal 0,71,4 mg/dl), Ureum 33 (normal 1545
mg/dl), SGOT 21 (normal <33 U/L), SGPT 16 (normal <42 U/L).
Terapi yang duberikan yaitu terapi oral Adalat 1 tabet 1x1 hari
(pagi), Tanapres 2 tablet 1x1 hari (pagi), Mecobalamin 1 tablet 2x1 hari

(siang dan malam), Ketorolac 1 tablet 2x1 hari (siang dan malam).
II. Analisa Data dan Diagnosa

Dari data yang didapat pada tanggal 10

November

2015

maka

diagnosa yang muncul pada Ny. N adalah sebagai berikut:


1. Dari data subyektif pasien megatakan nyeri dan sakit di bagian pinggang
dan punggung dan dari data obyektif didapatkan data nyeri terjadi karena
trauma yang menyebabkan penjepitan saraf pada diskus intervertebralis,
nyeri seperti ditusuk, skala nyeri 7, nyeri berkurang saat duduk dan
tiduran, Tekanan Darah: 180/90 mmHg, Nadi: 76 kali/mnt, Respirate rate:
22 kali/menit Suhu: 36,3Celcius. Dari kedua data maka diagnosa
keperawatan yang muncul adalah nyeri akut berhubungan dengan
penjepitan saraf pada diskus intervertebralis.
2. Dari data subyektif pasien mengatakan dapat berjalan tapi mudah jatuh,
pasien mengatakan tersasa nyeri ketika berjalan dan dari data obyektif
didapatkan data pasien terlihat tidak bisa beraktivitas terutama berjalan,
pasien terlihat sering duduk dan berbaring. Dari kedua data maka diagnosa
keperawatan yang muncul adalah hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan nyeri.
3. Dari data subyektif pasien mengatakan sering khawatir tentang keadaanya
sekarang, pasien mengatakan kadang tidak bisa tidur nyenyak dan dari
data obyektif didapatkan data pasien terlihat resah dan gelisah. Dari kedua
data maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah

ansietas

berhubungan dengan rencan tindakan pembedahan.


III. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
Penulis merangkaikan perencanaan, pelaksanaan, dan eveluasi menjadi
satu bagian agar pembaca lebih mudah memahami masalah yang dihadapi
oleh pasien, rencana tindakan yang akan dilakukan untuk menyelesaikan
masalah tersebut, bagaimana pelaksanaan tindakanya, serta bagaimana hasil
akhir dari asuhan keperawatan yang diberikan.
1. Nyeri berhubungan dengan penjepitan

saraf

pada

diskus

intervertebralis
Tujuan yang hendak dicapai adalah nyeri dapat berkurang setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama, dengan kriteria pasien mampu
mengontrol nyeri dan nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri.
Sedangkan rencana tindakan untuk mengatasi masalah nyeri yaitu
melakukan pengkajan nyeri secara komprehensif, memilih dan melakukan

penanganan nyeri, mengajarkan teknik non farmakologi, meningkatkan


istirahat,

observasi

TTV, memonitor

penerimaan

pasien

tentang

manajemen nyeri.
Adapun pelaksanaan dari rencana tindakan tersebut pada tanggal 10
November 2015 adalah melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
dengan respon pasien mengatakan nyeri di pinggang dan punggung dengan
skala 7, nyeri seperti ditusuk dan berkurang saat berbaring. Meningkatkat
istirahat dengan respon pasien mengatakan nyeri berkurang jika istirahat
(berbaring). Observasi TTV dengan hasil tekanan darah 180/90 mmHg.
Pelaksanaan pada tanggal 11 November 2015 adalah memonitor
penerimaan pasien tentang manajemen nyeri dengan respon pasien
mengatakan mengerti dan paham tentang nyeri yang dirasakan. Observasi
TTV dengan hasil tekanan darah 140/90 mmHg
Pelaksanaan pada tanggal 12 November 2015 adalah mengajarkan
teknik non farmakologi dengan respon pasien mengatakan nyeri sedikit
hilang dengan berbaring. Observasi TTV dengan hasil tekanan darah
140/90 mmHg.
Evaluasi keperawatannya

yaitu

dari

data

subyektif

pasien

mengatakan nyeri masih terasa. Data obyektifnya skala nyeri 6, tekanan


darah 140/90 mmHg. Masalah keperawatan nyeri belum teratasi. Hentikan
intervensi.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri
Tujuannya setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
kelemahan fisik pasien berkurang dengan kriteria pasien meningkat dalam
aktifitas fisik, pasien mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas.
Untuk mncapai tujuan tersebut, rencana tindakan yang akan
dilaksanakan yaitu

mengkaji kemampuanpasien dalam mobilisasi,

membantu memenuhi kebutuhan ADL pasien, memberikan alat bantu jika


diperlukan, mengajarkan latihan gerak.
Adapun pelaksanaan dan pengamatan respon pasien terhadap
tindakan yang telah dilakukan pada tanggal 10 November 2015 yaitu,
mengatasi nyeri dengan respon pasien mengatakan nyeri belum teratasi.
Pelaksanaan dan pengamatan respon pasien terhadap tindakan yang
telah dilakukan pada tanggal 11 November 2015 yaitu, mengkaji

kemampuan pasien dalam mobilisasi dengan respon pasien mengatakan


kesulitan dalam berjalan.
Pelaksanaan dan pengamatan respon pasien terhadap tindakan yang
telah dilakukan pada tanggal 12 November 2015 yaitu, membantu
memenuhi kebutuhan ADL pasien dengan respon pasien sudah dibantu
keluarga. Memberikan alat bantu jika memerlukan dengan respon pasien
belum memerlukan alat bantu.
Evaluasi keperawatannya

yaitu,

dari

data

subyektif

pasien

mengatakan belum mampu berjalan normal dan dari data objektif pasien
tampak hanya duduk dan berbaring. Masalah kedua belum teratasi.
Hentikan intervensi.
3. Ansietas berhubungan dengan rencana tindakan pembedahan
Tujuan yang hendak dicapai yaitu setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ansietas berkurang dengan kriteria pasien mampu
mengidentifikasi dan mengungkapkangejala cemas, TTV dalam batas
normal, postur tubuh, ekspresi wajah dan tingkat aktivitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, rencana tindakan yang akan
dilakukan

adalah

menggunakan

pendekatan

yang

menenangkan,

mendorong keluarga untuk menemani pasien, mendengarkan dengan


penuh perhatian, mengidentifikasi tingkat kecemasan, menginstruksikan
pasien menggunakan teknik relaksasi, observasi TTV.
Adapun pelaksanaan dan pengamatan respon pasien terhadap
tindakan yang dilakukan pada tanggal 10 November 2015 yaitu,
menggunakan pendekatan yang menenangkan dengan respon pasien
mampu menceritakan penyebab kecemasan. Mendengarkan dengan penuh
perhatian dengan respon pasien mengatakan merasa nyaman. Observasi
TTV dengan hasil tekanan darah 180/90 mmHg.
Pelaksanaan dan pengamatan respon pasien terhadap tindakan yang
dilakukan pada tanggal 11 November 2015 yaitu, mengidentifikasi tingkat
kecemasan dengan respon pasien mengatakan cemas dengan keadaanya
saat ini mulai berkurang. Observasi TTV dengan hasil tekanan darah
140/90 mmHg.
Pelaksanaan dan pengamatan respon pasien terhadap tindakan yang
dilakukan pada tanggal 12 November 2015 yaitu, mengidentifikasi tingkat

kecemasan pasien dengan respon pasien mengatakan kecemasan sudah


mulai hilang. Observasi TTV dengan hasil 140/90 mmHg.
Evaluasi keperawatannya yaitu dari data subyektif

pasien

mengatakan cemas mulai hilang dan data obyektifnya yaitu: tekanan darah
140/90 mmHg, pasien mulai tenang. Masalah ketiga teratasi sebagian.
Pertahankan intervensi.

Anda mungkin juga menyukai