Anda di halaman 1dari 31

A.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut Doengoes, dkk (1999 : 876), Angram (1999 : 629 – 630) dan carpenito (2000
: 132), diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan kejang demam

1. Resiko tinggi terhadap cidera b.d aktivitas kejang

2. Hipertermi bd efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus

3. Perfusi jaringan cerebral tidak efektif bd reduksi aliran darah ke otak

4. Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis, penatalaksanaan dan


kebutuhan pengobatan bd kurangnya informasi

B. INTERVENSI KEPERAWATAN

DX 1 : Resiko tinggi terhadap cidera b.d aktivitas kejang

Tujuan: NOC NIC

Setelah dilakukan Pengendalian Resiko Mencegah jatuh


tindakan keperawatan
a. Pengetahuan tentang a. identifikasi faktor
selama poroses
resiko kognitif atau psikis dari
keperawatan
pasien yang dapat
diharapkan resiko b.Monitor lingkungan
menjadiakn potensial
cidera dapat di hindari yang dapat menjadi
jatuh dalam setiap
resiko
keadaan
c. Monitor kemasan
b.identifikasi
personal
mkarakteristik dari
d.Kembangkan strategi lingkungan yang dapat
efektif pengendalian menjadikan potensial
resiko jatuh

e. Penggunaan sumber c. monitor cara berjalan,


daya masyarakat untuk keseimbangan dan tingkat
pengendalian resiko kelelahan dengan
ambulasi
Indkator skala :
d.instruskan pada pasien
1 = tidak adekuat
untuk memanggil asisten
2 = sedikit adekuat kalau mau bergerak

3 = kadang-kadan adekuat

4 = adekuat

5 = sangat adekuat

DX 2 : Hipertermi b.d efek langsung dari sirkulasi endotoksin pada hipotalamus

Tujuan: NOC NIC

Setelah dilakukan Themoregulation Temperatur regulation


tindakan keperawatan
a. Suhu tubuh dalam a. Monitor suhu minimal
suhu dalam rentang
rentang normal tiap 2 jam
norma
b. Nadi dan RR dalam b.Rencanakan monitor suhu
rentang normal secara kontinyu

c. Tidak ada perubahan c. Monitor tanda –tanda


warna kulit dan tidak hipertensi
warna kulit dan tidak
d.Tingkatkan intake cairan
pusing
dan nutrisi
Indicator skala
e. Monitor nadi dan RR
1. : ekstrem
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada gangguan

DX 3 : Perfusi jaringan cerebral tidakefektif berhubungan dengan reduksi aliran darah


ke otak

Tujuan: NOC NIC

Setelah dilakukan Status sirkulasi NIC I: Monitor TTV:


tindakan keperawatan
a. TD sistolik dbn a. monitor TD, nadi, suhu,
selama proses
respirasi rate
keperawatan b. TD diastole dbn
diharapkan suplai b.catat adanya fluktuasi TD
c. Kekuatan nadi dbn
darah ke otak dapat
c. monitor jumlah dan irama
kembali normal d. Tekanan vena sentraldbn
jantung
e. Rata- rata TD dbn
d.monitor bunyi jantung
Indicator skala :
e. monitor TD pada saat
1 = Ekstrem klien berbarning, duduk,
2 = Berat berdiri
3 = Sedang
NIC II: Status neurologia
4 = Ringan
5 = tidak terganggu a. monitor tingkat kesadran

b.monitor tingkat orientasi

c. monitor status TTV

d.monitor GCS

DX 4 : Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis, penatalaksanaan

dan kebutuhan pengobatan b.d kurang informasi


Tujuan: NOC NIC

Setelah dilakukan Knowledge : diease proses Teaching : diease process


tindakan keperawatan
a. Keluarga menyatakan a. Berikan penilaian tentang
keluarga mengerti
pemahaman tentang penyakit pengetahuan
tentang kondisi pasien
penyakit kondisi pasien tentang proses
prognosis dan program penyakit yang spesifik
pengobatan
b.Jelaskan patofisiologi dari
b. Keluarga mampu penyakit dan bagaimana
melaksanakan prosedur hal ini berhubungan
yang dijelaskan secara dengan anatomi fisiologi
benar dengan cara yang tepat

c. Keluarga mampu c. Gambarkan tanda dan


menjelaskan kembali apa gejala yang biasa muncul
yang dijelaskan perawat/ pada penyakit, dengan
tim kesehatan lainya cara yang tepat

Indicator skala : d.Identifikasikan


kemungkinan dengan cara
1.Tidak pernah dilakukan
yang tepat
2.Jarang dilakukan
3.Kadang dilakukan
4.Sering dilakukan
5.Selalu dilakukan

D. EVALUASI

Dx Kriteria hasil Keterangan skala

1 a. Pengetahuan tentang resiko 1 = tidak adekuat


b. Monitor lingkungan yang dapat menjadi 2 = sedikit adekuat
resiko
3 = kadang-kadan adekuat
c. Monitor kemasan personal
4 = adekuat
d. Kembangkan strategi efektif pengendalian
5 = sangat adekuat
resiko

e. Penggunaan sumber daya masyarakat untuk


pengendalian resiko

2 a. Suhu tubuh dalam rentang normal 1. : ekstrem

b. Nadi dan RR dalam rentang normal 2 : berat


3 : sedang
c. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak 4 : ringan
warna kulit dan tidak pusing
5 : tidak ada gangguan

3 a. TD sistolik dbn 1 = Ekstrem


2 = Berat
b. TD diastole dbn
3 = Sedang
c. Kekuatan nadi dbn 4 = Ringan
5 = tidak terganggu
d. Tekanan vena sentral dbn

e. Rata- rata TD dbn

4 a. Keluarga menyatakan pemahaman tentang 1. Tidak pernah


penyakit kondisi prognosis dan program dilakukan
pengobatan 2. Jarang dilakukan
3. Kadang dilakukan
b. Keluarga mampu melaksanakan prosedur
4. Sering dilakukan
yang dijelaskan secara benar
5. Selalu dilakukan
c. Keluarga mampu menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan perawat/ tim kesehatan
lainya
DAFTAR PUSTAKA

1. Betz, Cecily L & Sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta:
EGC.

2. Sacharin Rosa M. (1996). Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanny R.F.
Jakarta : EGC.

3. Ngastiyah.( 1997 ). Perawatan Anak Sakit Jakarta : EGC

4. Arjatmo T.(2001). Keadaan Gawat Yang Mengancam Jiwa. Jakarta : Gaya Baru

5. ………, ( 2003 ). Kejang Pada Anak. www. Pediatrik.com/knal.php


An. K usia 19 Bulan dating ke rumah sakit dengan keluhan demam dan kejang. Klien
demam sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Klien kejang dirumah 2 kali selama + 5
menit setiap kejang. Saat pengkajian, klien mengalami kejang 1 kali. Suhu tubuh: 40 0C.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK

Tanggal pengkajian : 7 Januari 2015


Nama Pengkaji : Kelompok 1
Ruang : Anggrek
Waktu pengkajian : 08.30 WIB
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. K
Tanggal lahir : 7 Juni 2014
Umur : 1 Th 7 Bl
Jenis Kelamin : Laki-laki
BB : 8 Kg
PB/TB : 76 cm
Alamat : Karangprajan, Kutolama
Agama : Islam
Pendidikan :-
Suku bangsa : Indonesia
Tanggal masuk : 7 Januari 2015
No. RM : S12356
Diagnosa Medik : Kejang demam
2. Identitas penanggung jawab
Nama : Ny. W
Umur : 42 Th
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Karangprajan, Kutolama
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Hubungan dengan klien : Ibu
B. Riwayat keperawatan
1. Keluhan utama : Demam dan kejang
2. Riwayat penyakit sekarang : Klien datang ke RS tanggal 7 Januari 2014
pukul 08.15 WIB dengan keluhan demam dan kejang. Klien demam sejak 2 hari
sebelum masuk rumah sakit. Klien kejang dirumah 2 kali selama + 5 menit setiap
kejang. Ibu klien mengatakan pada saat klien kejang akan mengalami penurunan
kesadaran. Ibu kien mengatakan apabila klien kejang diberi sendok yang dilapisi
kain, untuk mencegah gigi patah. Saat pengkajian, klien mengalami kejang 1 kali.
Suhu: 40 0C. Klien dipasang infus RL 30 tpm, diberikan paracetamol 250mg
3. Riwayat penyakit dahulu : Klien tidak pernah menderita kejang
sebelumnya dan klien pernah menderita penyakit otitis media pada umur 10 bulan
dibawa ke Puskesmas dan tidak menjalani rawat inap.
4. Riwayat penyakit keluarga : Ibu klien mengatakan, dalam keluarganya tidak
ada yang pernah menderita demam atau kejang. Dan tidak pernah menderita
penyakit seperti Hipertensi, TBC, Stroke dan yang lainnya.
˟ Hipertensi ˟ TB ˟ Kanker ˟ Jantung ˟ Kejang ˟ Lainnya
Lainnya
˟ Stroke ˟ Diabetes ˟ Gangg ˟ Asma ˟ Hepatitis  Tidak Ada
Jiwa
˟ PPOK ˟ Ulkus ˟ AMI ˟ Penyakit paru lainnya ˟ Penyakit Ginjal

5. Riwayat kehamilan :
Pada trimester I, Ibu klien mengalami morningsicknes dan pusing biasa.
Pada trimester II, Ibu klien mengatakan merasa pegal dipunggung dan BB naik
Pada trimester III, Ibu klien mengatakan bahwa mengalami pegal, nyeri, dan
kesulitan menjalankan aktivitas. Selain itu saat bernapas merasa pegah.
Ibu klien mengatakan mengikuti pelatihan ANC dan senam hamil. Dan selalu
memeriksakan kehamilannya secara rutin
6. Riwayat persalinan :
Ibu klien mengatakan An. K adalah anak pertama. Klien lahir pada tanggal 7 Juni
2014, dengan usia kehamilan 9 bulan 8 hari. Klien lahir dengan dibantu oleh
Bidan Desa. Klien lahir dengan spontan normal dengan berat 2,9 Kg, panjang
badan 60 cm dan menangis keras waktu lahir.
7. Riwayat imunisasi :
No Reaksi setelah
Jenis Imunisasi Waktu pemberaian
pemberian
1. BCG 1X Panas
2. DPT 3X Panas
3. Polio 4X -
4 Campak 1X Demam
5. Hepatitis 1X -
8. Riwayat tumbuh kembang :
Pertumbuhan Fisik
a. Berat Badan : BB lahir : 2,9 Kg masuk RS : 8 kg.
b. Tinggi Badan : PB : 60 cm, PB masuk RS : 76 Cm
Waktu tumbuh : 19 bulan
Pengukuran BB berdasar TB klien normal/ gizi baik = -2SD s/d +2SD
Perkembangan Tiap tahap
Usia anak saat : ( 19 bulan )
Terlampir : KPSP usia 18 bulan dan 21 bulan
9. Riwayat Sosial
Klien tinggal bersama kedua orang tuanya dan juga kakek neneknya. Sehari-hari
klien diasuh oleh Ibu kandungnya. Klien adalah anak laki-laki pertama. Klien
memiliki peran sebagai anak laki-laki. Klien bermain bersama dengan temannya
dengan baik dan didampingi oleh Ibunya.
10. Genogram
11. Kebutuhan cairan :
Pemberian ASI
a. Pertama kali disusui : sekitar 3 jam setelah melahirkan
b. Waktu dan cara pemberian : tidak teratur ( setiap kali menangis )
c. Lama pemberian : sampai anak berhenti sendiri
d. Asi diberikan sampai usia : 10 bulan
Pemberian Susu tambahan
Diberikan selang seling dengan ASI sampai umur 10 bulan.
Kebutuhan Cairan = 8 x 100 ml = 800 ml/ hari (24jam)
Kenaikan 2,5 derajat = 12 x 2,5 % = 30 %
= 30% x 800 + 800 = 1040
12. Kebutuhan Kalori
Kebutuhan Kalori pada anak 19 bulan termasuk dalam 1-3 tahun = 75-90Kkal/
KgBB/ hari
Kebutuhan Kalori = 75 x 8 Kg = 600 Kkal/ hari
Pemberian makanan tambahan
Sejak umur 4 bulan ( makanan cereal )
Sejak umur 11 bulan ( makan bubur kasar )
Pola perubahan Nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini

Usia Jenis nutrisi Lama pemberian


0 – 3 bulan ASI + susu botol 3 bulan
4 – 10 bulan ASI + susu botol + cereal 6 bulan
11 ˗ 19 bulan Susu botol + cereal + bubur kasar 8 bulan

C. Pola pengkajian fungsional menurut Gordon


1. Pola Persepsi Kesehatan/Penanganan Kesehatan
Orangtua klien mengatakan, apabila klien sakit maka langsung dibawa ke bidan desa
terdekat dan berdoa semoga diberi kesembuhan oleh Allah.
2. Pola Nutrisi/Metabolik
Saat dirumah : klien makan 3x sehari bubur cereal. Anak suka makan bubur
yang lebih encer. Anak tidak suka apabila dibuatkan bubur cereal rasa mengandung
sayuran. Anak minum ASI 5x/ hari diselingi dengan susu tambahan 2-3 gelas dot.
Saat dirumah sakit : Klien mendapat bubur 2x sehari. Klien makan tidak habis.
Klien lebih sering minum susu tambahan.
3. Pola Eliminasi
Saat dirumah : Klien BAK 4x/ hari dengan warna kuning kecoklatan, bau
khas, tidak terdapat darah dan tidak disertai nyeri saat BAK. Klien BAB 1x/ hari
berwarna kunign kecoklatan, bau khas, tidak terdapat darah, tidak berlendir,
konsistensi padat lunak, saat BAB dan tidak ada nyeri.
Saat Di RS : Klien BAK 3x/ hari dengan warna kuning kecoklatan, bau
khas, tidak terdapat darah dan tidak disertai nyeri saat BAK. Klien BAB 1x/ hari
berwarna kunign kecoklatan, bau khas, tidak terdapat darah, tidak berlendir,
konsistensi padat lunak, saat BAB dan tidak ada nyeri.
4. Pola Aktivitas/Latihan
Saat dirumah : Klien senang bermain dengan teman sebaya. Anak berkumpul
dengan keluarga sehari 2-3 jam penuh. Klien suka bermain bola.
Saat di RS : Klien hanya bermain dengan ibunya, klien tidak dapat
berkumpul dengan keluarganya. Klien sering menangis karena takut tubuhnya
terancam. Klien membawa bola mainannya.
5. Pola Tidur/Istirahat
Saat dirumah : Klien tidur malam 9 jam dan tidur siang 2 jam sehari. Klien
bangun pagi jam 04.00 WIB dan disore hari pada jam 16.00 WIB. Klien mempunyai
kebiasaan sebelum tidur yaitu harus diusap punggungnya oleh Ibu.
Saat di RS : Klien tidur malam 7 jam sering terbangun dan tidur siang 1
jam sehari. Klien bangun pagi jam 04.00 WIB dan disore hari pada jam 15.00 WIB.
Klien mempunyai kebiasaan sebelum tidur yaitu harus diusap punggungnya oleh Ibu.
6. Pola Persepsi Kognitif
Saat dirumah : ibu anak kurang mengetahui tentang penyebab penyakit yang
dideritanya
Saat dirumah sakit : ibu menanyakan penyebab penyakit anaknya kepada perawat
7. Pola Konsep Diri
Saat dirumah : citra tubuh, ibu klien mengatakan anggota tubuh anaknya
adalah yang terbaik untuk anaknya dan dirinya sendiri. Identitas diri, ibu klien
mengatakan bahwa klien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara.
Saat dirumah sakit : citra tubuh, ibu klien mengatakan anggota tubuh anaknya
adalah yang terbaik untuk anaknya dan dirinya sendiri. Identitas diri, ibu klien
mengatakan bahwa klien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara.
8. Pola Peran/Hubungan
Klien tinggal bersama kedua orang tuanya dan juga kakek neneknya. Sehari-hari klien
diasuh oleh Ibu kandungnya.Klien adalah anak laki-laki pertama. Klien memiliki
peran sebagai anak laki-laki.Klien bermain bersama dengan temannya dengan baik
dan didampingi oleh Ibunya.
9. Pola Seksualitas/Reproduksi
Saat dirumah : klien merupakan anak laki-laki pertama.
Saat dirumah sakit : klien merupakan anak laki-laki pertama
10. Pola Koping/Toleransi Stress
Saat dirumah : Keluarga dalam menghadapi sakit anaknya selalu
memeriksakan ke bidan desa dan berdo’a kepada Allah supaya masalah ini cepat
selesai.
Saat dirumah sakit : Apabila klien demam ibu klien memanggil perawat yang
berjaga dan berdo’a kepada Allah supaya masalah ini cepat selesai.
11. Pola Nilai/Kepercayaan
Keluarga mempunyai keyakinan bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya dan Allah
akan memberikan kesembuhan.
D. Pemeriksaan fisik
1. TTV :
TD : 100/65 mmHg S : 40°C
N : 108x/ menit RR : 30x/ menit
2. Antropometrik :
BB : 8 Kg LK : 45 cm LD : 46 cm
PB : 76 cm LA : 15,7 cm
3. Kepala :
Inspeksi : kepala simetris, tidak ada lesi, warna rambut hitam, kepala mesochepal,
sutura belum menutup sempurna.
Palpasi : tidak adanya pembengkakan/ penonjolan, dan tekstur rambut lebat.
4. Mata :
Inspeksi : warna konjungtiva pink dan sclera berwarna putih, konjungtiva anemis (-),
isokhor, pupil 3 mm, sklera anikterik.
5. Hidung :
Inspeksi : Hidung simetris, hidung eksternal warna sama dengan warna kulit lain.
Tidak ada polip, tidak ada perdarahan, dan tidak ada sekret.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
6. Mulut :
Inspeksi dan palpasi struktur luar : warna mukosa mulut dan bibir kebiruan, tidak
ada lesi dan stomatitis, adanya sianosis.
Inspeksi dan palpasi strukur dalam : gigi belum lengkap, tidak ada perdarahan/
radang gusi, lidah simetris, warna pink, tidak ada infeksi.
7. Telinga :
Inspeksi : Tidak menggunakan alat bantu dengar, posisi simetris, jumlah dua (kanan
dan kiri), bersih , tidak ada serumen.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
8. Leher
Inspeksi leher : warna sama dengan kulit lain, bentuk simetris, tidak ada pembesaran
kelenjar gondok.
Inspeksi dan palpasi kelenjer tiroid : Tidak ada nyeri, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
Auskultasi : Bising pembuluh darah
9. Thorak
Paru- Paru
a) Inspeksi : Simetris, tidak terlihat tarikan dinding dada kedalam.
b) Palpasi :Vokal fremitus kanan-kiri sama
c) Perkusi : Sonor
d) Auskultasi : Bunyi paru normal ( vesikuler ).
Jantung
a) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
b) Palpasi : teraba ictus cordis di SIC V – VI
c) Perkusi : pekak
d) Auskultasi : terdengar bunyi S1 dan S2
10. Abdomen
Inspeksi : Simetris, warna kulit sama dengan yang lainnya, tidak ada
lesi, tidak ada distensi
Auskultasi : Suara peristaltik (bising usus) di semua kuadran (bagian
diafragma dari stetoskop) terdengar setiap 13x/ menit.
Perkusi semua kuadran : Tidak ada nyeri saat ditekan.
Palpasi semua kuadran : Cubitan perut kembali cepat 2 detik.
11. Genitalia
Tidak terpasang kateter, bersih, tidak sianosis
12. Ekstremitas
Tidak ada odema, terpasang infus RL 10 tpm di ekstremits atas sinistra
E. Pemeriksaan Penunjang
ANALISA DATA

Nama Klien : An. K

Ruang : Anggrek

TGL/JAM DATA PROBLEM ETIOLOGI

7 Januari DS : Hipertermi
2015. 1. Ibu klien mengatakan
anaknya demam 2 hari
08.30 WIB
sebelum dibawa ke rumah
sakit.
2. Ibu klien mengatakan
anaknya kejang dirumah 2
kali selama + 5 menit setiap
kejang.
3. Ibu klien mengatakan
kejang terjadi saat suhu
tubuh meningkat.

DO:
1. Klien kejang 1 kali.
2. Suhu tubuh 40 0C.
3. Klien dipasang infus RL 30
tpm.
4. Diberikan paracetamol 250
mg.

7 Januari DS: Risiko cidera Kejang


2015.
1. Ibu kien mengatakan
08.30 WIB apabila klien kejang diberi
sendok yang dilapisi kain,
untuk mencegah gigi patah.
DO:
1. Klien gatik
2. Tubuh klien kaku

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hari, tanggal : Rabu, 7 Januari 2015

1. Hipertermia berhubungan dengan


2. Resiko cidera berhubungan dengan kejang.
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Klien : An. K

Ruang : Anggrek

Tgl/ No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi TT


Jam DP (NOC NIC D
08.3 1 Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu tubuh
0 keperawatan 2x24 jam masalah 2. Monitor warna dan suhu
hipertermia dapat teratasi. kulit
Kriteria Hasil : 3. Monitor tekanan darah, nadi
1. Suhu tubuh dalam batas dan RR
normal 370C. 4. Monitor WBC, Hb, dan Hct
2. Kebutuhan cairan terpenuhi. 5. Monitor intake dan output
3. Tanda-tanda vital dalam 6. Berikan anti piretik:
batas normal. 7. Kolaborasi pemberian
4. Kesadaran anak Antibiotik
Composmentis. 8. Pakai baju yang tipis
9. Berikan cairan intravena,
RL 30 tpm
10. Kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
11. Tingkatkan sirkulasi udara
12. Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
13. Monitor TD, nadi, suhu, dan
RR
14. Catat adanya fluktuasi
tekanan darah
15. Monitor hidrasi seperti
turgor kulit, kelembaban
membran mukosa).
2 Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau TTV.
keperawatan 2x24 jam resiko cidera 2. Pantau tingkat kesadaran.
dapat teratasi. 3. Berikan tongue spatel yang
Kriteria Hasil : dilapisi kassa diantara gigi
1. Tidak terjadi trauma fisik bawah dan gigi atas.
selama perawatan. 4. Letakkan klien ditempat yang
2. Mempertahankan tindakan lembut.
yang mengontrol aktivitas 5. Catat tipe kejang
kejang. (lokasi,lama) dan frekuensi
3. Tidak terjadi serangan kejang kejang.
berulang. 6. Jelaskan faktor predisposisi
kejang .
7. Jaga klien dari trauma
dengan memberikan
pengaman pada sisi tempat
tidur.
8. Tetap bersama klien saat fase
kejang.
9. Kolaborasi pemberian obat
anti kejang.
An. K usia 19 bulan datang ke RS Hidayah dengan keluhan demam dan kejang. Klien demam
sejak 2 hari sebelum masuk RS. Klien kejang di rumah 2 kali selama 5 menit setiap kejang.
Saat pengkajian, klien mengalami kejang 1 kali. Suhu tubuh : 40 ˚C. Saat kejang otot-otot
seluruh tubuhnya tampak kaku, lidah tergigit dan gigi tampak terkatup tutup, lidah klien
demam sejak 2 hari sebelum masuk RS. Klien kejang di rumah 2 kali selama 5 menit setiap
kejang, klien tampak mengantuk, lemah, kulit teraba panas dan tampak kebiruan.

Tanggal pengkajian : 11 November 2015


Nama Pengkaji : Alfi
Ruang : Bangsal Dahlia
Waktu pengkajian : 11.00 WIB
A. Identitas
1. Identitas Klien
Nama : An. B
Umur : 19 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Jl. Pemuda No.1 Kebumen
No.RM : 20605
Tanggal masuk RS : 11 November 2015 pukul 09.30 WIB
Dx. Medis : Asma
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.N
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Jl. Pemuda No.1 Kebumen
Hubungan dengan klien : Ibu
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan Utama : Demam tinggi
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan An. Z (19 bulan) demam sejak 2 hari. Klien kejang di rumah 2 kali
selama 5 menit setiap kejang, kemudian oleh ibunya diperiksakan di bidan, menurut hasil dari
pemeriksaan, klien harus menjalani penanganan segera dan bidan menganjurkan agar klien
dibawa ke RS Hidayah. Pada tanggal 11 November 2015 pukul 09.30 WIB oleh keluarga
klien dibawa ke IGD RS Hidayah. Ibu klien mengatakan klien demam dan kejang. Klien
demam sejak 2 hari sebelum masuk RS. Klien kejang di rumah 2 kali selama 5 menit setiap
kejang.Di IGD TTV ; TD : 90/70 mmHg, Nadi : 100 x/menit, Suhu : 40˚C, dan RR : 26
x/menit. Terapi : oksigen 5 liter/menit sungkup muka, inf RL 20 tpm. Saat dikaji pada tanggal
11 November 2015 pukul 11.00 WIB Klien mengalami kejang 1 kali, Saat kejang otot-otot
seluruh tubuhnya tampak kaku, lidah tergigit dan gigi tampak terkatup tutup, klien tampak
mengantuk, lemah, kulit teraba panas dan tampak kebiruan.

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Klien belum pernah dirawat di RS dan tidak ada riwayat penyakit kronis.

4. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu klien mengatakan keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti klien. Dan keluarga
tidak ada yang mengalami penyakit seperti TBC, DM, hipertensi maupun penyakit serius
lainnya.
5. Riwayat kehamilan
Anak laki laki dari ibu G1 P1 A0. Selama kehamilan klien, ibu klien mengatakan tidak
mempunyai masalah khusus, paling hanya mual-mual. Ibu klien selalu memeriksakan
kehamilannya ke bidan secara teratur.
6. Riwayat Persalinan
Ibu klien mengatakan klien lahir secara normal dan spontan, tidak ada kelainan bawaan dan
tidak mempunyai gangguan selama proses persalinan. Klien lahir pada usia kehamilan 39
minggu, presentasi bawah kepala, ketuban berwarna jernih, setelah lahir klien langsung
menangis, BBL : 3500 gram.
7. Riwayat imunisasi
Klien sudah mendapat imunisasi lengkap : BCG, Polio I, II, III, ; DPT I, II, III
8. Riwayat tumbuh kembang
Ibu klien mengatakan klien tidak mengalami keterlambatan dalm proses tumbuh kembang.
Perkembangan motorik : klien mampu duduk tanpa pegangan, berdiri dengan pegangan,
bangkit terus berdiri, berdiri 2 detik dan berdiri sendiri. melangkah dan berjalan dengan tegak
Perkembangan sosial : klien mulai mampu bertepuk tangan, menyatakan keinginan, mulai
minum dengan cangkir, meniruan kegiatan orla, main-main bola
9. Kebutuhan cairan
Kebutuhan cairan klien = 100 cc/ kgBB/ hari
= 100 x 11
= 1100 ml
Kenaikan suhu IWL = 200 x ( suhu badan sekarang – 36,8 )
= 200 x ( 40 -36,8)
= 200 x 3,2
= 640
Jadi keb cairan = 1100 + 640
= 1750 / 12
= 145 ml / 2 jam

10. Kebutuhan kalori


Kebutuha kalori klien = 1000 kalori + (100 x usia dalam tahun)
= 1000 + (100 x 1,4)
= 1000 + 140
= 1140 kalori/hari

C. Pola Pengkajian Menurut Gordon


1. Pola Persepsi kesehatan atau penanganan kesehatan
Sebelum sakit : Ibu klien megatakan kesehatan memang penting dan klien bila sakit mudah
kerjasama untuk proses penyembuhan dirinya misalnya teratur minum obat, dan hindari
pantangan.
Saat sakit : Ibu klien mengatakan bahwa dirinyasaat ini cemas dan ibu klien bagaimana
penanganan dirumah jika klien tiba tiba kejang lagi.
2. Pola Nutrisi / Metabolik
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan pasien susah makan, makan 3x sehari porsi sedikit
lengkap nasi, sayur, dan lauk. Minum 2 gelas susu formula per hari dan 4 gelas air putih per
hari. BB : 11,5 kg.
Saat dikaji : Klien makan 2x /sehari sesuai diit dari RS tetapi tidak habis. Minum 1 gelas susu
formula per hari dan 4 gelas air putih per hari. BB: 11 kg.

3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : BAB 1x sehari warna kuning konsistensi lembek berbau khas, BAK 4-5x
perhari warna kuning jernih berbau khas.
Saat dikaji : Klien BAB 1 kali sejak dirawat di RS, BAK 3x/ hari, warna kuning berbau
khas.
4. Pola aktivitas / latihan
Sebelum sakit : Klien melakukan aktivitas sesuai kemampuannya.
Saat dikaji : Klien dibantu oleh ibunya dalam melakukan aktivitasnya, seperti mandi, makan,
ganti baju, dan pasien hanya terlihat berbaring ditempat tidur.
5. Pola Istirahat / tidur
Sebelum sakit : Klien tidur 9 jam sehari, tidur siang kurang lebih 2 jam.
Saat dikaji : Klien susah tidur dan sering terbangun pada malam hari. Lama tidur 8 jam
sehari.
6. Pola perseptif kognitif
Sebelum sakit : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan jelas,
dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan dengan baik.
Saat dikaji : Klien dapat melihat dengan normal dan bisa mendengarkan dengan jelas,
dalam pengecapan klien tidak ada masalah, klien bisa mengecap makanan dengan baik.
7. Pola koping/toleransi stres
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien adalah klien anak periang.
Saat dikaji : Klien hanya tiduran dan apabila klien kesakitan klien menangis dan rewel.
8. Pola Konsep diri
Tidak terkaji
9. Pola Seksual dan Reproduksi
Klien berjenis kelamin laki-laki, dan tidak ada masalah dalam sistem reproduksi klien.
10. Pola peran / hubungan
Sebelum sakit : Klien mampu berkomunikasi dengan kata-kata sederhana. Hubungan klien
dengan orangtua dan keluarga baik.
Saat dikaji : Klien lebih nyaman ditemani oleh ibunya.
11. Pola nilai / kepercayaan
Sebelum sakit : Ibu klien mengatakan klien belum beribadah.
Saat dikaji : Ibu klien mengatakan klien belum melakukan ibadah.
D. Pemeriksaan Fisik
1. TTV :
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 124 x/menit
Suhu : 40 ˚C
RR : 30 x/menit
2. Antropometri :
Lingkar Kepala : 48 cm
Lingkar Lengan atas : 16 cm
BB : 11 Kg
TB : 80 cm
3. Kepala : mesosepal
4. Mata : konjungtiva anemis, sklera Anikterik, tampak mengantuk
5. Hidung : tidak ada polip, tidak terlihat pernafasan cuping hidung
6. Mulut : bibir terlihat pucat
7. Telinga : normal, tidak ada sekret dan darah
8. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
9. Dada :
- Paru
Inspeksi : pergerakan dada cepat, terdapat tarikan dinding dada ke dalam
Palpasi : retraksi dinding dada sama kanan dan kiri, terdapat vocal fomitus kanan kiri
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdapat bunyi vesikuler
- Jantung :
Inspeksi : tidak tampak ictus cordis
Palpasi : tidak terdapat pembesaran jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : S1 dan S2 bunyi reguler
- Abdomen :
Inspeksi : bentuk datar
Auskultasi : bising usus 20 x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
10. Genetalia : laki laki, tidak terpasang DC
11. Anus : tidak ada lesi
12. Ekstremitas : atas : akral hangat, CRT < 3 detik, terpasang infus RL 20 tpm, dan tidak ada
gangguan gerak
bawah : tidak ada gangguan gerak.
13. Kulit : kulit kebiruan, tidak ada oedema.

Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hemoglobin 10.8 gr/dl Pria : 13-18 g/dl, wanita 11.5-
16.5 g/dl. Wanita hamil: 11- 16.5
g/dl. Anak : 12-34 g/dl
Hematokrit L 31 %
Leukosit 14.5 10^3/Ul
Eritrosit 4.1 10^6 /Ul
Diffferent count 0.10/1.40/49.60/40.50/0.40 Basofil : 0-2 %, eosinofil : 1-3%,
netrofil batang : 1-6%, netrofil
segmen: 4-6 %, limfosit 20- 40
%, monosit: 1-8%
MCV 75# 24-102#
E. MCH 26 Pg
Pemeriksa MCHC 35 g/dl 20-32 g/dl
an
Penunjang
Tanggal 11 November 2015 pukul 11.00 WIB

F. Terapi
- IVFD RL = 20 tetes/menit
- Oksigen 5 L/menit sungkup muka
- Diazepam 3 mg
- Paracetamol

ANALISA DATA
No Hr/tgl/Jam Data focus Problem Etiologi
1. Senin,11 DS : Hipertermi Efek dari
november - Ibu klien mengatakan klien sirkulasi
2015 badannya panas endotoksin pd
Jam 11.00 - Klien demam sejak 2 hari hipotalamus
sebelum masuk RS
- Klien kejang di rumah 2 kali
selama 5 menit setiap kejang
DO :
- S: 40˚C
- Kulitnya teraba panas
2. Senin,11 DS : Perfusi Reduksi aliran
november DO : jaringan darah ke otak
2015 - Klien tampak mengantuk cerebral tidak
Jam 11.00 - TD : 90/70 mmHg efektif
- Nadi : 124 x/menit
- Suhu : 40 ˚C
- RR : 30 x/menit
- Kulit tampak kebiruan
3. Senin,11 DS : Risiko cidera Aktivitas kejang
november - Saat dikaji klien mengalami
2015 kejang 1 kali
Jam 11.00 - Klien demam sejak 2 hari
sebelum masuk RS
- Klien kejang di rumah 2 kali
selama 5 menit setiap kejang
DO :
- Saat kejang otot-otot seluruh
tubuhnya tampak kaku, lidah
tergigit dan gigi tampak
terkatup tutup.

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Hipertermi b.d efek dari sirkulasi endotoksin pd hipotalamus
2. Perfusi jaringan tidak efektif b.d reduksi aliran darah ke otak
3. Risiko cidera b.d aktivitas kejang

INTERVENSI KEPERAWATAN
No Hari/Tgl Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Dx
1. 11 November Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor suhu minimal
2015 keperawatan 2x24 jam diharapkan tiap 2 jam
klien mampu : 2. Kompres klien dengan air
Indikator 1 2 3 4 5 hangat
- suhu tubuh 3. Monitor tanda tanda
dalam hipertensi
rentang 4. Tingkatkan intake cairan
normal dan nutrisi
5. Monitor nadi dan RR
- nadi dan
RR normal
- tidak ada
perubahan
warna kulit

2. 11 November Setelah dilakukan tindakan


2015
keperawatan selama 2x24 jam 1 Monitor TD, Nadi, suhu,
diharapkan klien mampu: RR
Indikator 1 2 3 4 5 2 Catat adanya peningkatan
- TD sistolik TD
dan 3 Monitor jumlah dan
diastolik irama jantung
dalam batas 4 Monitor tingkat
normal kesadaran
- 5 Monitor GCS
Nadi dalam
batas
normal

3. 11 November Setelah dilakukan tindakan


1. Identifikasi faktor
2015 keperawatan selama 2x24 jam kognitif atau psikis dari
diharapkan klien dan keluarga klien yang dapat
mampu: menjadikan potensial
Indikator 1 2 3 4 5 jatuh dalam setiap
- Pengetahuan keadaan
tentang resiko 2. Identifikasi karakteristik
- Monitor dari lingkungan ynag
lingkungan dapat menjadikan
yang menjadi potensial jatuh
resiko 3. Monitor cara berjalan,
keseimbangan dan tingkat
kelelahan dengan
ambulasi
4. Anjurkan klien untuk
memanggil perawat atau
keluarga kalau mau
bergerak

. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal/jam NO IMPLEMENTASI PARAF
DX
02/06/2014 1 1.mengkaji tanda dan gejala adanya peningkatan
Jam 20.00 Suhu Tubuh dan penyebabnya.
R/suhu tubuh 38,2C
Jam 20.00 1 2.meonitor TTV, suhu tiap 6 jam sekali
R/temp: 38,2C rr:37x/m n:116x/mnt
Jam 02.00 1 3.menganjurkan klien banyak minum 2 –
2,5 liter/24 jam
R/klien meminum sedikit demi sedikit
Jam 06.00 4.Memoonitor intake dan output
1
R/BAB 4 X, BAK 6 X
5.menganjurkan untuk memakai pakaian tipis
Jam 20.10 1
dan menyerap keringat
R/anak tampak nyaman
6. menyaran kan tindakan keperawatan kompres air hangat dan
Jam 20.15 1 pada ibu klien untuk memberi kompres
sebagai penanganan pertama bila suhu tubuh
anaknya tidak normal.
R/ibunya mengerti dengan penjelasan
7.mengatur kepala dan beri bantal yang empuk, beri
Jam 20.15 2 posisi yang nyaman
R/anak tampak nyaman
8.melonggarkan pakaian pada daerah leher atau
Jam 20.20 2 dada dan abdomen.
R/anak mau melonggarkan pakaiannya
9.melakukan tanda-tanda vital dan Tingkat
Jam 20.00 kesadaran
2
R/s:38,2C, rr:37x/mnt, n:116 x/m , kesadaran:
komposmetis
10.mengkolaborasi pemberian tambahan O2
R/O2 sudah terpasang 2 liter
Jam 21.00 2 11.mengkolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
R/
Jam 04.00 2 12.Mengkaji frekuensi defekasi, karakteristik
Jumlah dan factor pencetus.
Jam 21.10 3 R/
13.Mengkaji TTV.
R/temp:38,2C, rr:37x/mnt, n:116x/mnt
Jam 02.00 3 14.Mengkaji status hidrasi, mata, turgor kulit dan
membran mukosa.
Jam 20.30 3 R/ mata agak cekung, membran mukosa kering
15.Anak diistirahatkan.
R/ menyuruh keluarga yang besuk untuk keluar ruangan
16.mengkolaborasi dengan pemerian cairan
Jam 21.30 3 parenteral.
R/
17.Pemberian obat anti diare.
R/lacto B
Jam 20.35 3

Jam 21.00 3
05/06/2014 1 1.mengkaji tanda dan gejala adanya peningkatan
Jam 14.00 Suhu Tubuh.
R/suhu tubuh 36,0C
Jam 18.00 2.meonitor TTV, suhu tiap 6 jam sekali
R/temp: 36,0C rr:39x/m n:110x/mnt
Jam 14.30 3.menganjurkan klien banyak minum 2 –
2,5 liter/24 jam
R/klien meminum sedikit demi sedikit
Jam 18.00 4.Memonitor intake dan output
R/BAB 2 X, BAK 6 X
5.menganjurkan untuk memakai pakaian tipis
Jam 14.40
dan menyerap keringat
R/anak tampak nyaman

F. EVALUASI
Tanggal/jam No evaluasi paraf
dx
03/06/2014 1 S: Ibu klien mengatakan anak masih panas.
0
O: Suhu 37 C, klien sudah tampak tenang.
A: masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.

2 S: Ibu klien mengatakan anaknya tidak


Mengalami kejang lagi.
O: Tidak ada tanda-tanda kejang suplai
Oksigen mencukupi, peredaran darah
lancar.
A: Masalah teratasi sebagian.
P: intervensi dilanjutkan no. 9,10,11
3 S: Ibu klien mengatakan anaknya sudah tidak
BAB terus dan sudah tidak muntah.
O: BAB 2x sehari dengan konsistensi lembek
Tidak berampas, turgor kulit elastis,
Membran mukosa lembab, minum banyak.
A: Masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan

04/06/2014 1 S: Ibu klien mengatakan anak masih panas.


0
O: Suhu 36,8 C, klien sudah tampak tenang.
A: masalah belum teratasi.
P: Lanjutkan intervensi.

2 S: Ibu klien mengatakan anaknya tidak


Mengalami kejang lagi.
O: Tidak ada tanda-tanda kejang suplai
Oksigen mencukupi, peredaran darah
lancar.
A: Masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan.
05/06/2014 1 S: Ibu klien mengatakan anak tidak panas lagi
0
O: Suhu 36 C, klien sudah tampak tenang.
A: masalah teratasi.
P: intervensi dihentikan

Konsep hospitalisasi pada anak ok

1. 1. KONSEP HOSPITALISASI PADA ANAK Di susun oleh : KELOMPOK 2


2. 2. HOSPITALISASI • Hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu alasan yang
berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi
dan perawatan sampai pemulangannya kembali kerumah (Wong, 2009). • Hospitalisasi
menurut Parini (1999) yaitu kebutuhan klien untuk dirawat karena adanya perubahan atau
ganggaun fifik, psikis, sosial dan adaptasi terhadap lingkungan.
3. 3. Reaksi Anak Yang Mengalami Hospitalisasi INFANT • Cemas akibat perpisahan dengan ortu
akan menyebabkan gangguan pembentukan rasa percaya dan kasih sayang • Pada usia lebih
6 bulan akan menyebabkan Stranger Anxiety dimana anak akan menangis, marah, gerakan
yang berlebihan • Pada usia 6 bulan akan memperlihatkan Separation Anxieta dimana bayi
menenagis keras jika ditinggal ibunya. Pada bayi yang mengalami perlukaan dan rasa sakit :
ekspresi wajah tidak menyenangkan, pergerakan tubuh yg berlebihan dan menangis kuat.
4. 4. TODDLER • Respon perilaku anak sesuai dgn tahapannya yaitu :  Tahap protes Nangis
kuat, menjerit memanggil orangtua, menolak perhatian orang lain.  Tahap putus asa Nangis
berkurang, tidak aktif, kurang minat bermain dan makan, menarik diri, sedih dan apatis 
Tahap denial Ragu menerima, membina hubungan dangkal, dan anak akan mulai menyukai
lingkungan • Kehilangan kontrol : setiap pembatasan yang dilakukan anak akan merasa tidak
aman dan mengancam, terganggu aktivitas rutin. • Reaksi perlukaan dan sakit: meringis
menggingit , memggigit danmemukul, dapat mengkomunikasikan rasa nyeri dan
menunjjukkan lokasi. Lanjutan Reaksi Anak Yang Mengalami Hospitalisasi….
5. 5. PRASEKOLAH • Reaksi terhadap perpisahan : menolak makan , sering bertanya, menangis
pelan-pelan dan tidak kooperatif. • Kehilangan kontrol : pembatasan aktivitas sehari-hari
dan kehlangan kekuatan diri. • Reaksi terhadap perlukaaan dan sakit : mengganggap
tindakan dan prosedur mengancam integritas tubuh. Reaksi yang timbul seperti : anak
agresif, ekspresi verbal, regresi. Lanjutan Reaksi Anak Yang Mengalami Hospitalisasi….
6. 6. USIA SEKOLAH • Perpisahan : berpisah dengan teman – teman sebaya. • Kehilangan
kontrol : kelemahan fisik dan takut mati. • Reaksi terhadap perlukaan dan sakit :
mengkomunikasikan rasa sakit, dan mampu mengotrol rasa sakit (gigit bibir dan
menggenggam) Lanjutan Reaksi Anak Yang Mengalami Hospitalisasi….
7. 7. USIA REMAJA • Perpisahan : pisah dgn teman-teman sebaya. • Kehilangan kontrol :
menolak, tidak kooperatif dan menarik diri. • Reaksi perlukaan dan sakit : perasaan tidak
aman sehingga menimbulkan respon banyak bertanya, menarik diri, dan menolak orla.
Lanjutan Reaksi Anak Yang Mengalami Hospitalisasi….
8. 8. Faktor-faktor yang mempengaruhi hospitalisasi pada anak • Fantasi-fantasi dan unrealistic
anxietas tentang kegelapan, monster, pembunuhan diawali oleh situasi asing, binatang buas.
• Gangguan kontak sosial jika pengunjung tidak diijinkan • Nyeri dan komplikasi akibat
pembedahan atau penyakit • Prosedur yang menyakitkan • Takut cacat atau mati •
Berpisahan dengan orangtua
9. 9. Stresor pada anak yang di rawat di Rumah Sakit Stressor dan reaksi hospitalisasi sesuai
dengan tumbuh kembang pada anak (Novianto dkk, 2009): 1) Masa bayi (0-1 tahun) •
Dampak perpisahan, usia anak > 6 bulan terjadi stanger anxiety (cemas) • Menangis keras •
Pergerakan tubuh yang banyak • Ekspresi wajah yang tidak menyenangkan
10. 10. 2) Masa toddler (2-3 tahun) Sumber utama adalah cemas akibat perpisahan. Disini
respon perilaku anak dengan tahapnya. • Tahap protes menangis, menjerit, menolak
perhatian orang lain • Putus asa menangis berkurang, anak tidak aktif, kurang menunjukkan
minat bermain, sedih, apatis • Pengingkaran / denial • Mulai menerima perpisahan •
Membina hubungan secara dangkal • Anak mulai menyukai lingkungannya Lanjutan stresor
pada anak yang di rawat di Rumah Sakit….
11. 11. 3) Masa prasekolah (3-6 tahun) Sering kali dipersepsikan anak sekolah sebagai hukuman,
sehingga menimbulkanreaksi agresif. • Menolak makan • Sering bertanya • Menangis
perlahan • Tidak kooperatif terhadap petugas kesehatan 4) Masa sekolah (6-12 tahun)
Perawatan di rumah sakit memaksakan ; • Meninggalkan lingkungan yang dicintai •
Meninggalkan keluarga • Kehilangan kelompok sosial, sehingga menimbulkan kecemasan
Lanjutan stresor pada anak yang di rawat di Rumah Sakit….
12. 12. 5) Masa remaja (12-18 tahun) Anak remaja begitu percaya dan terpengaruh kelompok
sebayanya. Reaksi yang muncul ; • Menolak perawatan / tindakan yang dilakukan • Tidak
kooperatif dengan petugas • Bertanya-tanya • Menarik diri • Menolak kehadiran orang lain
Lanjutan stresor pada anak yang di rawat di Rumah Sakit….
13. 13. Reaksi Orang Tua Terhadap Anaknya yang Sakit dan di Rawat Di Rumah sakit 1. Perasaan
cemas dan takut  Perasaan cemas dan takut : mendapat prosedur menyakitkan  Cemas
paling tinggi : menunggu informasi tentang diagnosa penyakit anaknya  Takut muncul :
takut kehilangan anak pada kondisi sakit terminal  Perilaku : sering bertanya / bertanya
tentang hal yang sama secara berulang-ulang pada orang yang berbeda, gelisah, ekspresi
wajah tegang dan marah 2. Perasaan sedih  Muncul pada saat anak dalam kondisi terminal
 Perilaku : isolasi, tidak mau didekati orang lain, tidak kooperatif terhadap petugas
kesehatan 3. Perasaan frustasi  Putus asa dan frustasi : anak yang telah dirawat cukup
lama dan tidak mengalami perubahan, tidak adekuatnya dukungan psikologis  Perilaku :
tidak kooperatif, putus asa, menolak tindakan, menginginkan pulang paksa

Anda mungkin juga menyukai