Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN DERMATITIS

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gerontik

Oleh:
Dian Sa’diah
C 0105. 19. 070

STIKES BUDI LUHUR


PROGRAM PENDIDIKAN NERS
CIMAHI –BANDUNG
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN DERMATITIS

A. Pengertian
Dermatitis adalah suatu peradangan menahun pada lapisan atas kulit
(dermis, epidermis ) yang menyebabkan rasa gatal sebagai respon terhadap
factor eksogen dan atu factor endogen menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul, vesikel squama, likenifikasi ) dan
keluhan gatal. Dermatitis cenderung residif dan kronis (Djuanda Adhi, 2010 .
B. Etiologi
1. Faktor endogen : dermatitis atopic
2. Faktor eksogen : bahan kimia, fidik, mikroorganisme
C. Klasifikasi
1. Dermatitis kontak yaitu peradangan dikulit akibat kontak dengan sesuatu
yang dianggap asing ( alergi. Iritan)
2. Dermatitis atopic yaitu peradangan kulit kronik residif yang disertai gatal pada
umumnya terjadi pada masa bayi dan anak
3. Neurodermatitis sirkumskripta
4. Dermatitis numularis
5. Dermatitis statis
D. Manifestasi klinik
1. Dermatitis kontak
a. Lesi kemerahan pada kulit yang kontak
b. Untuk dermatitis kontak alergi, gejala tidak muncul sebelum 24-48 jam
bahkan sampai 72 jam
c. Pada kasus berat dapat muncul vesikel / bula
d. Kulit terasa gatal bahkan terasa terbakar
e. Dernatitis kontak iritan lebih terasa terbakar dibanding tipe alergi
2. Dermatitis Atopik (DA)
Ada 3 fase DA
a. DA infantile (2 bulan – 2 tahun )
Lesi mula-mula tampak di dahi , pipi berupa eritema. Papul, vesikel,
pecah karena garukan sehingga menjadi eksudatif dan terbentuk krusta.
Lesi bias neluas ke kepala , leher. Pergelangan tangan dan tungkai.
b. DA pada anak (2 tahun-10 tahun)
Merupakan lanjutan DA infantile.
c. DA pada remaja dan dewasa
Lokasi pada remaja adalah dilipatan lipatan siku, lutut, leher, dahi
sekitar mata. . Pada dewasa distribusi lesi kurang karakteristik., sering
mengenai tangan dan pergelangan tangan, dapat pula berlokasi
setempat misalnya pada bibir( kering pecag bersisik), vulva. Piting susu
atau scalp. Kadang kadang lesi meluas dan paing parah di daerah
lipatan, mengalami likenifikasi. Lesi kering, agak menimbul, papul datar
cenderung berkonfluens menjadi flak likenifikasi, dan sedikit squama.
3. Neurodermatitis sirkumskipta
a. Kulit sangat gatal
b. Muncul tunggal di darah leher, pergelangan, lengan bawah, paha, atau
mata kaki, alat kelamin
c. Rasa gatal hilang timbul. Sering timbul pada saat tidur atau santai dan
berkurang jika beraktifitas
d. Terjadi perubahan warna kulit yang gatal, kuliy yang bersisik akibat
garukan dan terjadi sudah bertahun tahun.
4. Dermatitis Numularis
a. Gatal yang sangat hebat sehingga dapat mengganggu
b. Lesi akut berupa vesikel dan papulovesikel (0,3-1,0 cm), kemudian
membesar dengan cara berkonfluensi atau meluas kesamping,
membentuk lesi karakteristik seperti uang logam, eritomatosa, sedikit
edematosa dan berbtas tegad
c. Lambat laun vesikel pecah menjadi eksudasi dan menjadi krusta
kekuninan
d. Tempat predileksi biasanya di tungkai bawah, badan, lengan, pungging
tangan.
5. Dermatitis Statis
a. Bercak berwarna merah bersisik
b. Bintik bintik merah berwarna merah dan bersisik
c. Borok atau bisul pada kulit
d. Kulit yang tipis pada tangan dan kaki
e. Lesi Kulit
f. Pembengkakan pada tungkai kaki
g. Rasa gatal dan kesemutan di daerah yang terkena
E. PATOFISIOLOGI

FaKtor fisik, Faktor yg berhubungan :


mikrroorganisme dermatitis
genetic, lingkunan,
farmakologis, imunologis

Factor eksogen Factor endogen

Dermatitis kontak Dermatitis atopik IgE meningkat

Iritan primer Asma bronchiale,


alergen
rhinitis alergi

Mengiritasi kulit
Ketidakefektipan
Sel langerhans,
pola nafas
makrofag
Lesi/iritasi
Kerusakan
Sel T integritas kulit

Nyeri akut/ resiko Gangguan citra


Reaksi infeksi
hipersensitivitas tubuh

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Percobaan asetikolin (solusio asetikolin 1/5000 intra cutan )
2. Percobaan histaminhostat disuntika pada lesi
3. Pric test
4. Laboratorium : Hb, Leukosit, Hitung Jenis, trombosit, elektrolit, proteintotalm
albumin, globulin
Urin : hispatologi
G. Penatalaksanaan
1. Dermatitis komtak
- Hindari kontak lebih lanjut dengan zat atau benda penyebab dermatitis
- Pada tipe iritan basuhlah dengan air mengalir pada bagian yang terkena
- Jika terjadi lecet tangani seperti luka bakar
- Obat anti histamine
- Kortikosteroid
2. Dermatitis atopic
Menghindari agen pencetus
Hidrasi kulit dengan berbagai jenis pelembab
Kortikosteroid
Antihistamin topical tidak dianjurkan pada DA karena menimbulkan
sensitisasi pada kulit.
3. Neurodermatitis Sirkumskripta
- Pemberian kortikosteroid dan antihistamin oral
- Anti depresi atau anti anxiety
- anti biotic topical jika ada infeksi

4. Dermatitis Numularis

- Jika kering gunakan pelembab

- pemberian obat topical (anti inflamasi)

- Jika lesi eksudatif beri kompres PK 1:10.000

- Kortikosteroid hanya pada kasus berat dan refrakter dalam jangka pendek

- Pruritus dapat diobati dngan antihistamin golongan 1 (hidroxicillin HCL).


H. Analisa Data

No Data Senjang Etiologi Masalah


1 DS :- Factor yang berhubungan Ketidakefektifan
DO : (genetic, lingkungan , pola nafas/jalan
respirasi farmakologis, imunologik nafas
>20x/mnt.
Wheezing (+) IgE dalam serum meningkat

AB, rhinitis alergi

Ketidak efektifan pola nafas

2 DS: Dermatitis Kerusakan


DO: Kulit merah integritas kulit
bersisik Faktor eksogen dan endogen

Dermatitis kontak

Iritan primer

Mengiritasi kulit

Lesi

Kerusakan integritas kulit

3 DS: Dermatitis Gangguan Citra


DO:kulit tampak Tubuh
bersisik dan kotor Lesi/peradangan

Ganguan citra tubuh


4 DS: Lesi /peradangan Nyeri akut
DO: Lesi (+)
Merangsang pengeluaran enzim
serotonin bradikinin, histamine

Merangsang saraf nyeri

Nyeri

DS: Resiko Infeksi


DO:

I. Masalah Keperawatan Yang muncul


1. Ketidakefektipan pola nafas jalan nafas terganggu akibat spasme otot
pernafasan, kerusakan neurologi
2. Kerusakan integritas kulit b.d lesi dan reaksi inflamasi
3. Gangguan citra tubuh b.d perasaan malu terhadap penampakan diri dan
persepsi tentang ketidakbersihan
4. Nyerii akut b.d proses inflamasi
5. Resiko infeksi

J. Rencana Tindakan Keperawatan


No Dx Tujuan Tindakan/ Rasionalisasi
intervensi
1 DX 1 Tupan: -Auskultasi bunyi -Dapat
Dalam 1x24jam spasme nafas mengevaluasi
otot dapat diatasi sejauh mana
Tupen: gannguan
Dalam 30 menit pola nafas system
kembali efektif dengan pernapasan
criteria: -hitung respirasi - Respirasi dapt
- Dispnea (-) terpantau
- Frekwensi Beri O2 nasale -Pemberian O2
nafas dbn dapat membatu
(16-24x/mnt) supply O2 ke
- Tidak ada paru2
bunyi nafas -Anjurkan klien untuk -Dapat
tambahan nafas dan istirahat membantu klien
melakukan
relaksasi
-Berikan -Dapat
bronkodilator membantu
melegakan jalan
nafas

2 DX2 Tupan:Dalam 5x24 jam lesi -Hindari factor -Dengan


dapat diatasi pencetus menghindari
Tupen: Dalam 1x24 jam faktor pencetus
proses inflamsi dapt diatasi resiko
dengan criteria; kekambuhan
- Integritas dapat dihimdari
kulit baik -pertahankan hygene - Hygene yang
- Tidak ada pasien baik dapat
lesi membantu
- Kulit dalam proses
keadaan penyembuhan
moist - monitor jika ada - Tana
kemerahan kemerahan
merupakan
salah satu tanda
infeksi
-Beri lotion atau - Pemberian
pelembab lotion di area
kulit yang kering
-beri terapi sesuai - pengobatan
dengan advis lebih terprogram
3 DX3 Tupan: Dalam 3x24 jam
persepsi terhadap diri baik - kaji respon verbal -Dengan
Tupen: Dalam 1x24 jam dan non verbal mengkaji respon
gangguan citra tubuh dapat pasien terhadap pasien dapat
diatasi dengan criteria; tubuhnya mengidentifikasi
body image positif mmasalah klien
- mampu - monitor frekwenai -Dapat
mengidentifikasi mengkritik dirinya mengevaluasi
kekuatan personal sejauh mana
- mempertahankan klien dapat
interaksi social menerima
dirinya
- fasilitasi kontak -Dengan
dengan individu kecil memfasilitasi
kontak dapat
mempertahanka
n ineraksi social
klien
- membantu klien -Dengan
untuk penerimaan diri penerimaan diri
dapat mencegah
masalah
kejiwaan pada
klien
-beri reward pasien -Dengan
jika mencapai tujuan pemberian
reward klien
akan merasa
Tupan: Dalam 3x24 jam dihargai
4 DX4 peoses inflamasi dapat -Lakukan pengkajian
diatasi nyeri secara -Dapat
Tupen: Dalam 1x24 jam komprehensif mengetahui
nyeri dapat diatasi dengan sejauh mana
criteria : nyeri itu
- Klien dirasakan
mampu -observasi reaksi non -reaksi non
mengontrol verbak terhdapnyeri verbal dapat
nyeri membant
- Nyeri menentukan
berkurang skala nyeri
skala nyeri 1 -ajarkan tehnik -tehnik relaksasi
relaksasi dan distraksi dapat
- distraksi mengurangi
nyeri
-berikan terapi sesuai -pengobatan
advis dokter menjadi
terprogram

DAFTAR PUSTAKA
Djuanda Adhi,Ilmu penyakit kulit dan kelamin edii keenam,Ekui, 2010
Djuanda Adhi, AzwarAzrul,dkk,Mims Indonesia petunjuk konsultasi Indonesia
2012 edisi 11,bip ,Jakarta.
Nurarif, kusuma Hardi, Asuhan Keperawatan Praktis (berdasarkan Penerapan
Diagnose Nanda, Nic,Noc dalam berbagai kasus) 2016 edisi Revisi Jilid
1,
MediAction,Jogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai