PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
al., 2009).
(Sartika & Madya. 2012). Prevelensi kecemasan pada anak saat hospitalisasi
rumah. Anak yang sakit dan harus dirawat di rumah sakit akan mengalami
dijalani oleh anak merupakan sumber utama stressor, kecewa dan cemas,
terutama untuk anak yang pertama kali dirawat di rumah sakit (Elfira, 2011).
Reaksi hospitalisasi yang paling banyak dialami oleh anak adalah pada
tinggi, sekitar 35 per 1000 anak menderita sakit yang ditunjukan dengan
selalu penuhnya ruangan anak baik rumah sakit pemerintah maupun swasta
tua. Anak merasa kehilangan kasih sayang dari orang yang berada di
Selain itu, perawatan di rumah sakit dapat menimbulkan cemas karena anak
adalah dengan menunjukan reaksi prilaku seperti protes, putus asa dan
regresi. Hal ini biasa dibuktikan dengan anak tampak tidak aktif, sedih, tidak
(misalnya: menghisap ibu jari, mengompol dan lain-lain) dan juga perilaku
Pada anak usia prasekolah dan usia sekolah rentan terkena penyakit,
sehingga banyak anak pada usia tersebut yang harus dirawat di rumah sakit
(2012) bahwa 3-10% anak dirawat di Asia Tenggara baik anak toddler,
prasekolah ataupun anak usia sekolah, dan sekitar 3 sampai dengan 7% dari
Ada cara agar anak bisa mengatasi kecemasan di rumah sakit yaitu
dengan cara bermain. Salah satu fungsi bermain di rumah sakit adalah untuk
yang positif terhadap orang lain, memberi cara untuk mengekspresikan ide
kreatif dan minat, memberi cara untuk tujuan terapeutik (Adriana & Dian,
2013).
terapi bermain terhadap penurunan tingkat kecemasan pada anak usia 3-6
tahun. Kecemasan menurut David A. Tomb dalam Riyadi (2013) adalah suatu
rumah sakit yang terdapat di Kabupaten Cianjur yang memiliki fasilitas ruang
rawat inap untuk anak. Ruang rawat inap anak salah satunya yaitu ruang
Samolo 3. Dimana jumlah pasien rawat inap ruang Aromanis selama tiga
bulan terakhir dari bulan November 2018 – Januari 2019 adalah sebagai
berikut:
Sayang Cianjur
Sumber: Medical Record Ruang Aromanis Lt. 1 RSUD Sayang Cianjur 2018.
selama 3 bulan terakhir dari bulan November 2018 sampai Januari 2019
didapatkan hasil jumlah anak yang dirawat tertinggi adalah kategori usia
infant dengan total 272 anak. Jumlah anak dirawat terbanyak kedua adalah
anak usia prasekolah dengan jumlah 175 anak. Jumlah anak sekolah yang
verbal (“Ow”, “Akh”, “Sakit”), memukul dengan tangan atau kaki, meminta
kelelahan dan mudah terganggu jika rasa nyeri terus berlanjut. Didukung dari
hasil wawancara keluarga yang mengatakan hal serupa tentang perilaku
dilakukan tindakan medis anak tidak dapat kooperatif baik dengan dokter
psikologis, sosial dan kebutuhan perkembangan anak (Hart & Willton, 2010).
pasien.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Sayang Cianjur.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
perkembangan anak.