Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Gerontik
Di susun oleh:
RIMA PHYTRIANI
1. DEFINISI
menjadi porus, rapuh dan mudah patah; tulang menjadi mudah fraktur
dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh pada tulang normal
(Brunner&Suddarth, 2000).
2. ETIOLOGI
lanjut:
1) Faktor genetic
tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang
2) Faktor mekanis
beban mekanik yang berat akan mengakibatkan massa otot besar dan
juga massa tulang yang besar. Sebagai contoh adalah pemain tenis
atau pengayuh becak, akan dijumpai adanya hipertrofi baik pada otot
atrofi baik pada otot maupun tulangnya akan dijumpai pada pasien
1) Faktor genetik
Pada seseorang dengan tulang yang kecil akan lebih mudah mendapat
risiko fraktur dari pada seseorang dengan tulang yang besar. Sampai
saat ini tidak ada ukuran universal yang dapat dipakai sebagai ukuran
banyak dari pada individu yang mempunyai tulang kecil pada usia yang
sama.
2) Faktor mekanis
3) Kalsium
bahwa pada wanita masa menopause ada hubungan yang erat antara
4) Protein
yang negatif.
5) Estrogen
7) Alkohol
berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih
menopause dan terus berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini
(osteoblast). Senilis berati bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia
tahun dan 2 kali lebih sering wanita. Wanita sering kali menderita
Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan
keadaan ini.
penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin
yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya
tulang.
3. KLASIFIKASI
laki. Tipe ini diakibatkan oleh ketidakseimbangan yang samar dan lama
3) Osteoporosis idiopatik
premenopouse dan pada laki-laki yang berusi di bawah 75 tahun. Tipe ini
4) Osteoporosis juvenil
5) Osteoporosis sekunder.
lain.
4. MANIFESTASI KLINIS
vertebra
f) Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan
Hal ini terjadi oleh karena adanya kompresi fraktur yang asimtomatis
pada vertebra.
h) Tulang lainnya bisa patah, yang sering kali disebabkan oleh tekanan
yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling
serius adalah patah tulang panggul. Selain itu, yang juga sering terjadi
faktor genetic dan faktor lingkungan. Faktor genetic meliputi, usia, jenis
mekanis meliputi, merokok, alkohol, kopi, defisiensi vitamin dan gizi, gaya
urin, tidak tercapainya masa tulang yang maksimal dengan resobsi tulang
terjadi suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan terjadi secara
proses resorbsi lebih besar dari pada proses pembentukan tulang, maka
akan terjadi pengurangan massa tulang dan keadaan inilah yang kita jumpai
pada osteoporosis.
antara 30-45 tahun untuk tulang bagian korteks dan mungkin keadaan
mengalami proses serupa pada usia lebih muda. Pada wanita, proses
berkurangnya massa tulang tersebut pada awalnya sama dengan pria, akan
tetapi pada wanita sesudah menopause, proses ini akan berlangsung lebiuh
cepat. Pada pria seusia wanita menopause massa tulang akan menurun
sedang pada bagian tubuh yang lain, misalnya : tulang paha bagian tengah,
mengikuti pola yang sama dan berakhir dengan terjadinya penipisan bagian
tampak normal. Titik kritis proses ini akan tercapai apabila massa tulang
prosimal dan radius bagian distal. Osteoporosis dapat terjadi oleh karena
berbagai sebab, akan tetapi yang paling sering dan paling banyak dijumpai
Genetik,gaya hidup,alcohol,
penurunan prod.hormon
Kiposis/Gibbus
Kurang pengetahuan
Konstipasi b/d ilues Fraktur spasme otot
b/d proses osteoporosis
Reseptor nyeri
Risiko cedera
b/d imobilitas
Nyeri akut b/d fraktur
6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a) Radiologi
Gejala radiologis yang khas adalah densitas atau masa tulang yang
menurun yang dapat dilihat pada vertebra spinalis. Dinding dekat korpus
b) CT-Scan
mempunyao nilai penting dalam diagnostik dan terapi follow up. Mineral
c) Pemeriksaan Laboratorium
kadarnya.
7. PENATALAKSANAAN
sakit akibat patah tualng. Selain itu, juga dilakukan terapi hormone
1) Terapi medis.
sembelit dan linglung. Bagi yang mengalami rasa sakit yang sangat
dan tidak dapat diredakan dengan obat pereda sakit, dapat diberikan
Bila rasa sakit mulai mereda, tablet pereda rasa sakit seperti
Lamanya pemberian terapi hormone sulit ditentukan. Yang jelas jika ingin
tersebut.
pada awal terapi dilihat dulu reaksinya terhadap tubuh. Bila dosis
bentuk suntikan yang diberikan setiap hari atau dua hari sekali
selama dua atau tiga minggu. Hormone ini juga dapat menimbulkan
efek samping berupa rasa mual dan muka merah, mungkin pula
terjadi muntah dan diare serta rasa sakit pada bekas suntikan.
c) Testosterone
3) Terapi non-hormonal
Terapi hormone selama ini memang dianggap sebagai jalan yang
efek samping yang dapat ditimbulkan dan tidak dapat diterapkan pada
non-hormonal.
a) Bisfosfonat
alendronat.
b) Etidronat.
dalam bentuk tablet dengan dosis satu kali sehari selama dua
adalah timbulnya diare, rasa sakit dan kembung pada perut, serta
4) Terapi alamiah
1. PENGKAJIAN
a) Anamnese
1) Identitas
a. Identitas klien
b) Riwayat Kesehatan
adanya :
pinggang
yang baik dan individu akan merasa lebih baik. Selain itu,
d) Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing)
tulang belakang
ronki
2) B2 ( Blood)
efek obat.
3) B3 ( Brain)
Kesadaran biasanya kompos mentis. Pada kasus yang lebih
bau feses.
inequality dan nyeri spinal. Lokasi fraktur yang sering terjadi adalah
1. Mandi
2. Berpakaian
3. Ke Kamar Kecil
4. Berpindah Tempat
5. BAK/BAB
6. Makan/Minum
JUMLAH Benar :
Salah :
Interpretasi :
Salah 0 – 3 : Fungsi intelektual utuh
Salah 4 – 5 : Fungsi intelektual kerusakan ringan
Salah 6 – 8 : Fungsi intelektual kerusakan sedang
Salah 9 – 10 : Fungsi intelektual kerusakan berat
1. 93
2. 86
3. 79
4. 72
5. 65
5 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada poin ke- 2
(tiap poin nilai 1)
6 Bahasa 9 6 Menanyakan pada klien tentang
benda (sambil menunjukan
benda tersebut).
Minta klien untuk mengulangi
kata berkut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :tidak ada, jika
dan tetapi.
Minta klien untuk mengikuti
perintah berikut yang terdiri 3
langkah.
1. Ambil kertas ditangan anda
2. lipat dua
3. dan taruh dilantai
Perintahkan pada klien untuk hal
berikut (bila aktifitas sesuai
perintah nilai satu poin.
“tutup mata anda”
Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan menyalin
gambar.
Total nilai 30 18
Interpretasi hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
18 – 23 : gangguan kognitif sedang
0 - 17 : gangguan kognitif berat
a. Nutrisi
b. Pola istirahat tidur
c. Eliminasi
d. Pola aktivitas
e. Personal hygiene
Pengkajian lingkungan
a. Pemukiman
b. Sanitasi
c. Fasilitas
d. Keamanan Dan Transportasi
2. ANALISA DATA
N DATA ETIOLOGI MASALAH
O SENJANG
1 DS : Penurunan masa tulang Nyeri akut
Mengeluh nyeri ↓
Pengaruh pada fisik
DO :
↓
- Tampak Pengaruh pada psikososial
meringis ↓
Kiposis/Gibbus
- Bersikap
↓
protektif Osteoporosis (gangguan
- Gelisah muskuloskeletal)
↓
- Frek nadi
Imobilitas fisik
meningkat ↓
- Sulit tidur Spasme otot
↓
Reseptor nyeri
↓
Nyeri akut
2 DS : Penurunan masa tulang Gangguan mobilitas
Mengeluh sulit ↓ fisik
Pengaruh pada fisik
menggerakan
↓
ekstremitas Pengaruh pada psikososial
DO : ↓
Kiposis/Gibbus
- Rentang
↓
gerak Osteoporosis (gangguan
menurun muskuloskeletal)
↓
- Sendi kaku
Imobilitas fisik
- Gerakan Gangguan mobilitas fisik
terbatas
3 DS : Penurunan masa tulang Resiko cedera
- ↓
Pengaruh pada fisik
DO :
↓
Faktor resiko Pengaruh pada psikososial
- Kegagalan ↓
mekanisme Kiposis/Gibbus
pertahanan ↓
Osteoporosis (gangguan
tubuh
muskuloskeletal)
↓
Imobilitas fisik
↓
Fraktur
↓
Resiko cedera
4 DS : Penurunan masa tulang Kurang pengetahuan
Menanyakan ↓
masalah yang Osteoporosis
dihadapi ↓
DO : Kiposis/Gibbus
- Menunjukan ↓
persepsi Pengaruh konsep diri
yang keliru ↓
terhadap Kurang pengetahuan
masalah
- Menjalani
pemeriksaan
yang tidak
tepat
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Domain 12 : Rasa nyaman : Kelas 1 : Kenyamanan Fisik : Nyeri akut :
struktur tulang.
c) Domain 11 : Keamanan/ proteksi : kelas 2 : cedera fisik : 00035 : Risiko
NO RENCANA KEPERAWATAN
DX TUJUAN DAN RASIONAL
INTERVENSI
KEP KRITERIA HASIL
1 Tupan : Setelah 1. Manajeman Nyeri a) Pemantauan
dilakukan Asuhan a) Observasi nyeri
Keperawatan 1) Identifikasi lokasi, 1) Identifikasi
selama 3x24 Jam di karakteristik, karakteristik nyeri
harapkan Nyeri durasi, frekuensi, merupakan hal
Hilang. intensitas nyeri yang penting
Tupen : Setelah 2) Identifikasi skala untuk
dilakukan Asuhan nyeri mengevaluasi
Keperawatan 3) Identifikasi keefektifan dari
selama 1x24 Jam respons nyeri terapi yang
diharapkan Nyeri non verbal diberikan
berkurang, dengan 4) Identifikasi faktor 2) Mengetahui
kriteria hasil : yang seberapa berat
- Klien tidak memperberat dan nyeri yang
meringis memperingan dirasakan klien
- Skala nyeri ↓ nyeri 3) Dapat
- HR dalam b) Terapeutik mengurangi rasa
batas 1) kontrol nyeri
normal lingkungan yang 4) Membuat klien
(60-100) memperberat lebih nyaman
rasa nyeri b) Terapeutik
c) Edukasi 1) Lingkungan yang
1) Jelaskan nyaman dapat
penyebab, meminimalisir
periode, dan nyeri
pemicu nyeri c) Edukasi
2) Anjurkan 1) Menambah
memonitor nyeri pengetahuan
secara mandiri klien
3) Ajarkan teknik 2) Mempermudah
nonfarmakologis mengatasi nyeri
untuk ketika di rumah
mengurangi rasa 3) Dapat dilakukan
nyeri untuk
d) Kolaborasi mengurangi rasa
1) Kolaborasi nyeri
Pemberian d) Kolaborasi
Analgetik 1) Untuk memblok
reseptor nyeri
2 Tupan : Setelah a.Kaji tingkat kemampuan a. Dasar untuk
dilakukan Asuhan klien yang masih ada. memberikan
Keperawatan b.Rencanakan tentang alternative dan
selama 3x24 Jam di pemberian program latihan latihan gerak
harapkan mobilitas : yang sesuai
fisik tidak terganggu ü Bantu klien jika dengan
Tupen : Setelah diperlukan latihan kemapuannya.
dilakukan Asuhan ü Ajarkan klien tentang b. Latihan akan
Keperawatan aktivitas hidup sehari meningkatkan
selama 1x24 Jam hari yang dapat pergerakan otot
diharapkan tidak dikerjakan dan stimulasi
terjadi kerusakan ü Ajarkan pentingnya sirkulasi darah
struktur tulang, latihan c. Membantu
dengan kriteria hasil C. Bantu kebutuhan untuk meringankan
: beradaptasi dan aktivitas gerak
- Rentang gerak melakukan aktivitas hidup
normal sehari hari.
mei 2020
https://www.academia.edu/9249133/Asuhan_keperawatan_Osteoporosis. Di peroleh
Sudoyo, Aru dkk. 2009. Buku Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 3 Edisi 5. Jakarta : Internal
Publishing
Tandra, H, 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis
Pustaka Utama