Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL KEGIATAN PROMKES

“Pencegahan Osteoporosis pada lansia”

Di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pembimbing :

Ns. Mona M. SKep, MAN

Di Susun Oleh :

Nenden Dewi Marini

NIM :

PROGRAM STRATA I KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR CIMAHI

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Alloh SWT atas segala rahmat dan kasih sayang-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan Proposal tentang PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA
LANSIA untuk memenuhi tugas makalah Mata Kuliah Promosi Kesehatan.
Terima kasih saya ucapkan kepada keluarga, teman-teman yang telah memberikan
dukungan sehingga proposal ini dapat diselesaikan. Terima kasih pula saya ucapkan kepada
dosen pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan proposal
ini. Ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu
proses pembuatan proposal kegiatan promkes ini baik secara moril maupun materil.
Besar harapan saya, makalah ini dapat memberi kontribusi pengembangan ilmu
pengetahuan dalam kesehatan yang bisa bermanfaat bagi masyarakat luas. Sebagai penyusun
saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan proposal ini. Oleh
karena itu, kritik dan saran saya harapkan agar dapat memperbaiki kekurangannya.

Cianjur, Desember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang....................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................6
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................6
D. Manfaat Penyuluhan...........................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................7
TINJAUAN TEORI...................................................................................................................7
A. Definisi Osteoporosis......................................................................................................7
B. klasifikasi osteoporosis.................................................................................................10
C. Etiologi Osteoporosis.......................................................................................................

D. Faktor-faktor resiko penyebab osteoporosis.......................................................................

E. Manifestasi klinis................................................................................................................

F. Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................................................

G. Penatalaksanaan.................................................................................................................

H. Pencegahan........................................................................................................................

BAB III.....................................................................................................................................13
RENCANA KEGIATAN.........................................................................................................13
A. NAMA KEGIATAN.....................................................................................................13
B. TEMA KEGIATAN......................................................................................................13
C. BENTUK KEGIATAN.................................................................................................13
D. METODE......................................................................................................................13
E. MEDIA..........................................................................................................................13
F. EVALUASI...................................................................................................................13
G. WAKTU DAN TEMPAT.............................................................................................14
H. SASARAN KEGIATAN..............................................................................................14
I. LAMPIRAN..................................................................................................................14
BAB IV....................................................................................................................................16
PENUTUP................................................................................................................................16
A. Kesimpulan...................................................................................................................16
B. Saran..............................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................17
Lampiran –lampiran.................................................................................................................18
BAB  I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

     Osteoporosis adalah suatu keadaan penyakit yang ditandai dengan rendahnya


massa tulang dan memburuknya mikrostruktural jaringan tulang, menyebabkan
kerapuhan tulang sehingga meningkatkan risiko terjadinya fraktur. Osteoporosis
dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat ini masih merupakan
masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara berkembang. Di
Amerika Serikat osteoporosis menyerang 20-25 juta penduduk, 1 diantara 2-3
wanita post-menopause dan lebih dari 50% penduduk di atas umur 75-80 tahun.
Masyarakat atau populasi osteoporosis yang rentan terhadap fraktur adalah
populasi lanjut usia yang terdapat pada kelompok di atas usia 85 tahun, terutama
terdapat pada kelompok lansia tanpa suatu tindakan pencegahan terhadap
osteoporosis. Proses terjadinya osteoporosis sudah di mulai sejak usia 40 tahun
dan pada wanita proses ini akan semakin cepat pada masa menopause.

Sekitar 80% penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita


muda yang mengalami penghentian siklus menstruasi. Hilangnya hormon
estrogen setelah menopause meningkatkan risiko terkena osteoporosis. Penyakit
osteoporosis yang kerap disebut penyakit keropos tulang ini ternyata menyerang
wanita sejak masih muda. Tidak dapat dipungkiri penyakit osteoporosis pada
wanita ini dipengaruhi oleh hormon estrogen. Namun, karena gejala baru muncul
setelah usia 50 tahun, penyakit osteoporosis tidak mudah dideteksi secara dini.

Meskipun penyakit osteoporosis lebih banyak menyerang wanita, pria tetap


memiliki risiko terkena penyakit osteoporosis. Sama seperti pada wanita, penyakit
osteoporosis pada pria juga dipengaruhi estrogen. Bedanya, laki-laki tidak
mengalami menopause, sehingga osteoporosis datang lebih lambat. Jumlah usia
lanjut di Indonesia diperkirakan akan naik 414 persen dalam kurun waktu 1990-
2025, sedangkan perempuan menopause di tahun 2000 diperhitungkan 15,5 juta
naik menjadi 24 juta di tahun 2015. Dapat dibayangkan betapa besar jumlah
penduduk yang dapat terancam penyakit osteoporosis.

      Beberapa fakta seputar penyakit osteoporosis yang dapat meningkatkan


kesadaran akan ancaman osteoporosis berdasar Studi di Indonesia:

 Prevalensi osteoporosis untuk umur kurang dari 70 tahun untuk wanita


sebanyak 18-36%,
 sedangkan pria 20-27%, untuk umur di atas 70 tahun untuk wanita 53,6%,
pria 38%.
 Lebih dari 50% keretakan osteoporosis pinggang di seluruh dunia
kemungkinan terjadi di Asia pada 2050
 Mereka yang terserang rata-rata berusia di atas 50 tahun, Satu dari tiga
perempuan dan satu dari lima pria di Indonesia terserang osteoporosis
atau keretakan tulang.
 Dua dari lima orang Indonesia memiliki risiko terkena penyakit
osteoporosis. (depkes, 2006)

            Berdasar data Depkes, jumlah penderita osteoporosis di Indonesia jauh
lebih besar dan   merupakan Negara dengan penderita osteoporosis terbesar ke 2
setelah Negara Cina. Di RSUD sayang cianjur, penyakit osteoporosis tidak
terdaftar dalam kasus 10 besar penyakit. Dan penyakit-penyakit berhubungan
dengan tulang atau persendian di klasifikasikan dalam penyakit Osteoarthritis
yang berjumlah 15 % dari 9 rungan rawat inap dengan kasus terbanyak berada di
ruangan Flamboyan Lt. 2 dengan jumlah 4 orang di tahun 2016.

B. TUJUAN
a) Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah promosi kesehatan di
semester I tahun ajaran 2017/2018 yang di bimbing oleh dosen
pembimbing Ibu Mona Megasari, S.kep, Ners. M.kep
b) Tujuan Khusus
 Masyarakat dapat mengetahui pengertian Osteoporosis
 Masyarakat dapat mengetahui penyebab dari penyakit osteoporosis
 Masyarakat dapat mengetahui pencegahan sebelum terjadinya penyakit
osteoporosis.
 Untuk mengetahui cara penatalaksanaan dan penanganan pada pasien
Osteoporosis.
 Untuk mengetahui tanda dan gejala osteoporosis
BAB  II

TINJAUAN TEORITIS

A. DEFENISI
Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang
total. Terdapat perubahan pergantian tulang homeostasis normal, kecepatan
resorpsi tulang lebih besar dari kecepatan pembentukan tulang, mengakibatkan
penurunan masa tulang total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan
mudah patah, tulang menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan
menimbulkan pengaruh pada tulang normal.
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh
penurunan densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang
sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas
berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan
penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan
kerapuhan tulang.

B. KLASIFIKASI

1. Osteoporosis Primer :
 Tipe 1 adalah tipe yang timbul pada wanita pascamenopause
 Tipe 2 terjadi pada orang lanjut usia baik pria maupun wanita
2. Osteoporosis Skunder
Disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
 Kelainan hepar
 Kegagalan ginjal kronis
 Kurang gerak
 Kebiasaan minum alkohol
 Pemakai obat-obatan atau corticosteroid
 Kelebihan kafein
 Merokok
3. Osteoporosis Idiopatik

Yaitu : Osteoporosis yang tidak di ketahui penyebabnya dan di temukan


pada Usia kanak-kanak (juvenil), Usia remaja (adolesen), Pria usia
pertengah.    

C. ETIOLOGI

a). Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon


utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke
dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia
diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih
lambat. Tidak semua wanita memiliki risiko yang sama untuk
menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur
lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.

b). Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari


kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan
diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang
baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut.
Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih
sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis
senilis dan postmenopausal.

c). Osteoporosis sekunder; Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga


mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh
keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan
oleh gagal ginjal kronis dan
kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan
(misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang
berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa
memperburuk keadaan ini.

d). Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang


penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa
muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal,
kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari
rapuhnya tulang.

D. FAKTOR – FAKTOR RESIKO PENYEBAB OSTEOPOROSIS

1. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Di Ubah

a. Faktor Mekanis Atau Usia Lanjut

Faktor mekanis merupakan faktor yang terpenting dalarn proses


penurunan massa tulang sehubungan dengan lanjutnya usia. Walaupun
demikian telah terbukti bahwa ada interaksi panting antara faktor mekanis
dengan faktor nutrisi  hormonal. Pada umumnya aktivitas fisis akan
menurun dengan bertambahnya usia, dan karena massa tulang merupakan
fungsi beban mekanis, massa tulang tersebut pasti akan menurun dengan
bertambahnya   usia.

b. Jenis Kelamin

Osteoporosis tiga kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan


pria, perbedaan ini  disebabkan oleh faktor hormonal dan rangka tulang
yang lebih kecil.

c. Faktor Genetik

Perbedaan genetik mempunyai pengaruh terhadap derajat kepadatan


tulang. Beberapa orang mempunyai tulang yang cukup besar dan yang lain
kecil. Sebagai contoh, orang kulit hitam pada umumnya mempunyai
struktur tulang lebih kuat dan berat dari pada bangsa kulit putih. Jadi
seseorang yang mempunyai tulang kuat biasanya jarang terserang
osteoporosis.

d. Riwayat Keluarga Atau Keturunan

Riwayat keluarga juga mempengaruhi penyakit osteoporosis, pada


keluarga yang mempunyai riwayat osteoporosis, anak-anak yang
dilahirkannya cenderung mempunyai penyakit yang sama.

e. Bentuk Tubuh

Kerangka tubuh dan skoliosis vertebra yang lemah juga dapat


menyebabkan penyakit osteoporesis. Keadaan ini terutama terjadi pada
wanita antara usia 50-60 tahun dengan identitas tulang yang rendah dan di
atas usia 70 tahun dengan keadaan tubuh yng tidak ideal.

2. Faktor Resiko Yang Dapat Di Ubah

a. Kalsium

Faktor makanan ternyata memegang peranan penting dalam proses


penurunan massa tulang sehubungan dengan bertambahnya usia, terutama
pada wanita post menopause. Kalsium, merupakan nutrisi yang sangat
penting, wanita-wanita pada masa pascamenopause, dengan masukan
kalsiumnya rendah dan absorbsinya tidak baik, akan mengakibatkan
keseimbangan kalsiumnya menjadi berkurang maka kemungkinan
terjadinya osteoporosis ada, pada wanita dalam masa menopause
keseimbangan kalsiumnya akan terganggu akibat masukan serta
absorbsinya kurang dan ekskresi melalui urin yang bertambah dapat
menyebabkan kekurangan atau kehilangan estrogen serta pergeseran
keseimbangan kalsium sejumlah 25 mg per sehari pada masa menopause.

b. Protein

Protein juga merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi


penurunan massa tulang. Makanan yang kaya protein akan mengakibatkan
ekskresi asam amino yang mengandung sulfat melalui urin, hal ini akan
meningkatkan ekskresi kalsium. Pada umumnya protein tidak dimakan
secara tersendiri, tetapi bersama makanan lain. Apabila makanan tersebut
mengandung fosfor, maka fosfor tersebut akan mengurangi ekskresi
kalsium melalui urin. Sayangnya fosfor tersebut akan mengubah
pengeluaran kalsium melalui tinja. Hasil akhir dari makanan yang
mengandung protein berlebihan akan mengakibatkan kecenderungan untuk
terjadi keseimbangan kalsium yang negatif.

c. Estrogen

Berkurangnya estrogen dari dalam tubuh akan mengakibatkan


terjadinya gangguan keseimbangan kalsium. Hal ini disebabkan oleh
karena menurunnya eflsiensi absorbsi kalsium dari makanan dan juga
menurunnya konservasi kalsium di ginjal.

d. Rokok Dan Kopi

Merokok dan minum kopi dalam jumlah banyak cenderung akan


mengakibatkan penurunan massa tulang, lebih-lebih bila disertai masukan
kalsium yang rendah. Mekanisme pengaruh merokok terhadap penurunan
massa tulang tidak diketahui, akan tetapi kafein dapat memperbanyak
ekskresi kalsium melalui urin maupun tinja.

e. Alkohol

Alkoholi merupakan masalah yang sering ditemukan. Individu 


dengan pengguna alkohol mempunyai kecenderungan masukan kalsium
rendah, disertai dengan ekskresi lewat urin yang meningkat. Mekanisme
yang jelas belum diketahui dengan pasti tentang pengguna alkohol.

f. Gaya hidup.

Aktifitas fisik yang kurang dan imobilisasi dengan penurunan


penyangga berat badan merupakan stimulus penting bagi resorpsi tulang.
Beban fisik yang terintegrasi merupakan penentu dari puncak massa
tulang.

 E.  PATOFISIOLOGI

 Dalam keadaan normal terjadi proses yang terus menerus dan terjadi
secara seimbang yaitu proses resorbsi dan proses pembentukan tulang
(remodelling). Setiap ada perubahan dalam keseimbangan ini, misalnya
proses resorbsi lebih besar dari proses pembentukan, maka akan terjadi
penurunan massa tulang
 Proses konsolidasi secara maksimal akan dicapai pada usia 30-35 tahun
untuk tulang bagian korteks dan lebih dini pd bagian trabekula
 Pada usia 40-45 th, baik wanita maupun pria akan mengalami penipisan
tulang bagian korteks sebesar 0,3-0,5 %/tahun dan bagian trabekula pada
usia lebih muda
 Pada pria seusia wanita menopause mengalami penipisan tulang berkisar
20-30 % dan pd wanita 40-50 %
 Penurunan massa tulang lebih cepat pd bagian-bagian tubuh seperti
metakarpal, kolum femoris,  dan korpus vertebra
 Bagian-bagian tubuh yg sering fraktur adalah vertebra, paha bagian
proksimal dan radius bagian distal.

F. MANIFESTASI KLINIS

Nyeri dengan atau tanpa fraktur yang nyata. Ciri-ciri khas nyeri akibat
fraktur kompressi pada vertebra (paling sering Th 11 dan 12 ) adalah:
1. Nyeri timbul mendadak
2. Sakit hebat dan terlokalisasi pada vertebra yg terserang
3. Nyeri berkurang pada saat istirahat di tempat tidur
4. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan  dan akan bertambah oleh karena
melakukan aktivitas
5. Deformitas vertebra thorakalis
6. Penurunan tinggi badan

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Pemeriksaan non-invasif yaitu ;


 Pemeriksaan analisis aktivasi neutron yang bertujuan untuk memeriksa
kalsium total dan massa tulang.
 Pemeriksaan absorpsiometri
 Pemeriksaan komputer tomografi (CT)
 Pemeriksaan biopsi yaitu bersifat invasif dan berguna untuk
memberikan informasi mengenai keadaan osteoklas, osteoblas,
ketebalan trabekula dan kualitas meneralisasi tulang. Biopsi dilakukan
pada tulang sternum atau krista iliaka.
 Pemeriksaan laboratorium yaitu pemeriksaan kimia darah dan kimia
urine biasanya dalam batas normal.sehingga pemeriksaan ini tidak
banyak membantu kecuali pada pemeriksaan biomakers osteocalein
(GIA protein)

H. PENATALAKSANAAN

   Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua


wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan
vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang
menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama
dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau
menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati
osteoporosis.

Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan


tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar
testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya
diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips
atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri
punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back
brace dan dilakukan terapi fisik.
Penanganan yang dapat di lakukan pada klien osteoporosis meliputi :

1) Diet
2) Pemberian kalsium dosis tinggi
3) Pemberian vitamin D dosis tinggi
4) Pemasangan penyangga tulang belakang (spina brace) untuk mengurangi
nyeri punggung.
5) Pencegahan dengan menghindari faktor resiko osteoporosis (mis. Rokok,
mengurangi konsumsi alkohol, berhati-hati dalam aktifitas fisik).
6) Penanganan terhadap deformitas serta fraktur yang terjadi.

I. PENCEGAHAN

 Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan


mengkonsumsi kalsium yang cukup. Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah
yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang
maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan
vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita
setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium.
Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian
yang dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium.
 Melakukan olah raga dengan beban

Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan
kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.

 Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu)

Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan


sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling
efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai
lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan
tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat
menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada
estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek
terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat
(contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan
terapi sulih hormon.

 Hindari :

 Makanan tinggi protein

 Minum alcohol

 Merokok

 Minum kopi

 Minum antasida yang mengandung aluminium


BAB III

Rencana Kegiatan

A. Tema
Pencegahan osteoporosis pada lansia
B. Kegiatan Pembelajaran
1. Pendidikan Kesehatan
2. Metode
 Ceramah
 Diskusi, tanya jawab
3. Media
 Leaflet : berisi materi-materi dan gambar-gambar
 Poster
 Lembar balik
 Kursi
4. Evaluasi
 Evaluasi struktur
- Audien sebanyak 10-12 orang
- Tempat dan alat tersedia sesuai dengan acara
- Peran dan tugas mahasiswa aktif selama pertemuan
 Evaluasi proses
- Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang direncanakan.
- Peserta berperan aktif selama pertemuan.
 Evaluasi hasil
- Peserta mampu memahami pengertian Ostoporosis
- Peserta mampu memahami penyebab/faktor resiko osteoporosis
- Peserta mampu memahami manifestasi klinis dari osteoporosis
- Peserta mampu memahami pencegahan osteoporosis
- Peserta mampu memahami penaanganan osteoporosis

5. Wantu dan Tempat


Hari : Rabu
Tanggal : 06 Desember 2017
Tempat : Ruang Matahari RSUD sayang Cianjur
6. Sasaran kegiatan
Peserta/ audien yang akan mengikuti kegiatan ini lansia antara lain keluarga
pasien dan pengunjung pasien ruang matahari RSUD Sayang Cianjur
dengan kisaran usia 40 tahun ke atas atau wanita post menopouse.
Lembar Persetujuan Proposal

Nama Kegiatan : Penyuluhan kesehatan tentang pencegahan osteoporosis


Tema Kegiatan : Pencegahan osteoporosis pada lansia
Waktu : 10.00 s.d 10.30
Tempat : Ruang Matahari RSUD Sayang Cianjur

Cianjur, Desember 2017

Dosen Pembimbing Mahasiswa

Ns. Mona Megasari, M.Kep Nenden Dewi Marini

NIK NIM

Menyetujui

Ketua Stikes Budi Luhur Pembina Kemahasiswaan

NIK NIK
Cianjur, Desember 2017

Panitia Pelaksana

Pendidikan Kesehatan Pencegahan osteoporosis pada lansia

Ketua Pelaksana Sekretaris

Nenden Dewi Marini Rima Fhytriani

NIM NIM

Menyetujui,

Kepala Unit Kemahasiswaan Kordinator Mata Ajaran Promkes

NIK NIK

Menyetujui,

Kepala Jurusan Program Studi S1 Keperawatan


NIP

Susunan Kepanitiaan

Pencegahan Osteoporosis pada Lansia

Pelindung : Ketua Jurusan program pendidikan S1 Keperawatan

Penasehat : Stikes Budi Luhur

Penanggung jawab : Kordinator Mata Ajaran Promosi Kesehatan

Ketua Umum : Slamet Syahibul Maksud

Ketua Pelaksana : Nenden Dewi Marini

Sekretaris : Rima Fhytriani

Bendahara : Rinrin Sulistiawati

A. Seksi Acara
 Destiani Salsiah
 Gilang
B. Seksi Perlengkapan
 Sri Rahayu
 Ibnu Sina
C. Seksi Dokumentasi
 Sri Indah
 Anita Rahmayanti
D. Seksi Konsumsi
 Rina Marlina
 Wulan Ryan
Cianjur, Desember 2017

Ketua Pelaksana Sekretaris

Nenden Dewi Marini Rima Fhytriani

NIM NIM

Rincian Anggaran (Dana)

Pencegahan Osteoporosis pada Lansia

A. Kesekretarisan
 Pengadaan Proposal 2 buah (@15.000) Rp. 30.000
B. Perlengkapan
 Poster (ukuran A3 1 buah) Rp. 40.000
 Kertas HVS 12 lembar (@ 150) Rp. 1.800
 Leaflet 12 lembar(@2000) Rp. 24.000
 Lembar Balik (flip Chart) Rp. 55.000
 Hadiah untuk audien (yang menjawab pertanyaan) Rp. 25.000
Gantungan kunci 5 buah (@5000)
C. Dokumentasi
 CD (untuk Video) 1 buah Rp. 5.000
Note: dokumentasi menggunakan HP milik Pribadi
D. Konsumsi
 Snack (kue) 12 Dus untuk peserta (@5000) Rp. 60.000

Jumlah Rp.260.800
Cianjur, Desember 2017

Ketua Pelaksana Bendahara

Nenden Dewi Marini Rinrin Sulistiawati

NIM NIM

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteoporosis adalah kelainan di mana terjadi penurunan massa tulang
total. Tulang secara progresif menjadi porus, rapuh dan mudah patah, tulang
menjadi mudah fraktur dengan stres yang tidak akan menimbulkan pengaruh
pada tulang normal.
Osteoporosis dapat di klasifikasikan menjadi osteoporosis Primer (tipe
yang timbul pada wanita pascamenopause dan yang terjadi pada orang lanjut
usia baik pria maupun wanita) dan Osteoporosis Skunder (Disebabkan oleh
penyakit penyerta). Adapun cara pencegahan dari osteoporosis yaitu
mengkonsumsi kalsium yang cukup, Melakukan olah raga dengan beban,
Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu), dan menghindari :
Makanan tinggi protein, Minum alkohol, Merokok, Minum kopi, Minum
antasida yang mengandung aluminium.

B. Saran
a. Bagi keluarga
Diharapkan dapat mengaplikasikan cara pencegahan osteoporosis agar terhindar
dari terjadinya tulang yang lemah dan mudah patah.
b. Bagi Rumah Sakit
Diharapkan menjadi bahan masukan bagi tenaga kesehatan untuk mengingatkan
masyarakat sesuai klasifikasi osteoporosis dalam meminimalkan angka kejadian
osteoporosis di rumah sakit
c. Bagi Penyuluh
Di harapkan dapat melakukan kegiatan promosi kesehatan lanjutan guna
meningkatkan pendidikan yang dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat secara optimal

DAFTAR PUSTAKA

www. Proposal kegiatan.com diakses November 2017.

http/ wikipedia.com

Jackson, Marilynn (2009). Panduan Praktis Edukasi Pasien, Erlangga. Jakarta

Tanto Chris (2014). Kapita Selekta Kedokteran Ed. 4, Media Aesculapius. Jakarta

Potter, Patricia A ( 2005 ). Buku Dasar Fudamental Keperawatan, Keperawatan ;


Konsep, proses, dan praktik, EGC. Jakarta.

K.St Pamoentjak, Dr. Med. Ahmad (2003).  Kamus Kedokteran arti dan 
keterangan istilah. Jakarta.

Frost HM, Thomas CC. Bone Remodeling Dynamics. Springfield, IL: 1963.
SAP

(SATUAN ACARA PENYULUHAN)

PENCEGAHAN OSTEOPOROSIS PADA LANSIA

Topik Penyuluhan : Pencegahan Osteoporosis


Pokok Bahasan : Pencegahan Osteoporosis Pada Lansia
Waktu : 1x 30 menit
Hari/ Tanggal : Rabu, 06 Desember 2017
Penyuluh : Nenden Dewi Marini
A. Latar Belakang

Osteoporosis dapat dijumpai tersebar di seluruh dunia dan sampai saat


ini masih merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat terutama di negara
berkembang. Proses terjadinya osteoporosis sudah di mulai sejak usia 40 tahun
dan pada wanita proses ini akan semakin cepat pada masa menopause. Sekitar
80% penderita penyakit osteoporosis adalah wanita, termasuk wanita muda
yang mengalami penghentian siklus menstruasi. Namun, karena gejala baru
muncul setelah usia 50 tahun, penyakit osteoporosis tidak mudah dideteksi
secara dini.

B. Tujuan Intruksional Umum


Setelah dilakukan penyuluhan di harapkan Lansia mampu mengetahui dan
memahami tentang pencegahan osteoporosis
C. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan mampu :
1. Menjelaskan definisi osteoporosis
2. Menjelasakan penyebab osteoporosis
3. Menjelaskan manifestasi klinis osteoporosis
4. Menjelasakan pencegahan osteoporosis
5. Menjelaskan penatalaksanaan osteoporosis
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metoda
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
2. Media
a. Leaflet
b. Lembar Balik
3. Materi
a. Menjelaskan pengertian tentang definisi Osteoporosis
b. Menjelasakan cara pencegahan osteoporosis
c. Menjelskan manifestasi klinis osteoporosis
d. Menjelaskan tentang penyebab osteoporosis
e. Menjelaskan penatalaksanaan osteoporosis
4. Kegiatan Penyuluhan

Wakt Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


u
3 Pembukaan
menit  Membuka kegiatan dengan mengucapkan  Menjawab salam
salam  Mendengarkan
 Memperkenalkan diri  Memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari penyuluhan  memperhatikan
 Menyebutkan materi yang
diberikan
11 PPelaksanaan
menit  MMenjelaskan tentang definisi osteoporosis  Memperhatikan
 mMenjelaskan tentang penyebab osteoporosis
 MMenjelaskan tentang tanda dan gejala
osteoporosis
 MMenjelaskan tentang cara pencegahan
osteoporosis
 MMenjelaskan tentang pentalksanaan dan
penanganan osteoporosis

13 Evaluasi  Menjawab pertanyaan


menit  MMenanyakan kepada peserta tentang
materi yang telah diberikan dan
reinforcement kepada peserta yang dapat
menjawab pertanyaan
 KKesimpulan
3 Penutup
menit  mengucapkan terimakasih kepada  Mendengarkan
peserta atas peran sertanya  Menjawab salam
 mengucapkan salam penutup

5. Evaluasi

Prosedur : Post Test

Butir Pertanyaan : 5 Pertanyaan lisan

Anda mungkin juga menyukai