Disusun oleh:
Kelompok
Jeprianto S.Kep
2022
TERAPI BERMAIN PADA ANAK TODDLER
A. Latar Belakang
susah makan, tidak tenang, takut, gelisah, cemas, tidak mau bekerja sama
2018).
menjadi krisis yang harus dihadapi anak, stresssor utama dari hospitalisasi
Roberts, 2016, dalam Yuni Utami, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan
oleh Aida Rusmana 2017 anak mengalami perubahan suasana hati (mood)
(Aida 2017).
Terapi bermain adalah bentuk-bentuk pengalaman bermain yang
sehat.
sakit dengan usia kurang dari 17 tahun (McAndrews, 2015, dalam Roberts,
2016, dalam Yuni Utami, 2016). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aida
Rusmana 2017 anak mengalami perubahan suasana hati (mood) dari sedih
sehat maupun sakit. Walaupun anak sedang dalam keadaan sakit tetapi
Bermain dan anak sangat erat kaitannya dan menjadi kesatuan yang
Bentuk permainan yang sesuai dengan anak usia 2-3 tahun yaitu
memberikan satu atau beberapa goresan warna pada suatu bentuk atau pola
Muhammad,2016).
Seorang anak mungkin dapat sembuh total dari penyakit yang dideritanya,
perkembangan anak.
untuk banyak bergerak dan harus banyak beristirahat. Hal ini tentunya
bagi anak usia pra sekolah selama hospitalisasi. Peralatan medis yang
bau obat yang menyengat dan penampilan para staf rumahsakit dengan
baju yang berwarna putih yang seolah terlihat menakutkan bagi anak
terapi.
ketegangan atau stress hospitalisasi. Stres ini disebabkan oleh berbagai faktor,
tubuh akibat tindakan invasif yang menimbulkan rasa nyeri. Akibatnya pada
penyebab stress bagi anak, orang tua atau pengasuh anak yang
nyaman, dapat beradaptasi dengan lingkungan rumah sakit, begitu juga orang
anak yang dirawat di rumah sakit maka akan memudahkan anak menyatakan
sakit sehingga tidak merasa terisolir, anak mudah diajak bekerja sama dengan
anak sakit dan perawat harus mampu melaksanakan hal ini maka rencana
penerapan terapi bermain terhadap anak usia sekolah berupa seni melipat
kognitif, afektif, motorik dan sosial anak yang dirawat di ruang Keperawatan
B. Tujuan
a. Tujuan Umum :
b. Tujuan Khusus :
Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat
Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
suatu permainan
tepat
Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
telah di sediakan
c. Antisipasi hambatan
istirahat)
Waktu permainan
e. Tempat bermain.
C. Strategi Pelaksanaan
NO WAKTU KEGIATAN PENANGGUNG
JAWAB
1. 5 menit Pembukaan :
Leader
1. Membuka kegiatan
dengan mengucapkan
salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
anak dan
orang tua
2. 25 menit Pelaksanaan :
1. Mengatur posisi
anak
Leader dan Fasilitator
2. Membagikan bola
warna
3. Mengajak dan
memotivasi klien
(anak) untuk
mengambil bola
warna yang
Leader
tersedia
Fasilitator
4. Memulai
melempar bola
didampingi oleh
fasilitator.
5. Memberi
semangat pada
anak selama
3. 10 menit Evaluasi :
1. Menanyakan
kepada anak
tentang pemilihan
bentuk sesuai
gambar warna
yang telah
dilakukan
2. Menanyakan
tentang perasaan
melempar bola
warna
4. 5 menit Terminasi :
Leader
1. Menutup acara
permainan dengan
memberikan
reward kepada
seluruh peserta
2. Salam penutup
F. Peserta
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang anak RSUD
- Pasien kooperatif
a. Sarana danMedia
Sarana :
Meja
Tikar
Bola warna
Keranjang bola
b. Pengorganisasian
Leader, tugasnya :
Mengarahkan permainan.
keluarganya.
G. Setting
Keterangan :
Peserta :
Fasilitator :
Meja :
Leader :
H. Evaluasi
a) Evaluasi Struktur
Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai
kegiatan dilaksanakan
a) Evaluasi Proses
fasilitator
dengan baik
masing- masing
b) Evaluasi Hasil
disukainya
A. Pengertian Bermain
Melempar bola merupakan salah satu terapi bermain yang dapat di lakukan
pada anak usia toddler. Bola yang digunakan untuk melempar adalah bola
plastik dengan karakteristik yang sudah dikenal pada anak usia toddler.
bola dengan warna sesukanya ataupun mengikuti dari contoh yang sudah
C. Fungsi Bermain
otot dan energi. Komponen yang paling untuk semua umur terutama bayi.
2. Sosialisasi
dan etik. Anak belajar yang benar dan salah serta bertanggung jawab atas
kehendaknya.
Bayi : perhatian dan rasa senangnya akan kehadiran orang lain dimana
lingkungan.
Usia 2–3 tahun : permainan pura-pura dengan ibu dan anak, dokter dan
sementaradanteman permainannya.
menerima, belajar peran benar atau salah, nilai moral dan etik, mulai
3. Kreativitas
Melalui bermain anak menjadi kreatif, anak mencoba ide-ide baru dalam
bermain. Kalau anak merasa puas dari kreativitas baru, maka anak akan
4. Nilai terapeutik
5. Kesadaran diri
lakunya.
6. Nilai Moral
Belajar salah/benar dari kultur, rumah, sekolah dan interaksi. Contoh bila
perilaku yang diterima secara kultur, adil, jujur, kendali diri dan
D. Tujuan Bermain
Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat
dirumah sakit.
5. Ciri Bermain
Perasaan dari orang yang terlibat dalam kegiatan bermain diwarnai oleh
emosi-emosi yangpositif.
ke aktivitaslain.
akhir.
Bebas memilih, dan ciri ini merupakan elemen yang sangat penting bagi
6. Klasifikasi Bermain
Menurut isi permainan
beraktivitas,dll.
keluarga seperti makan, minum dan tidur. Usia Toddler kegiatan berupa
lebih rumit.
tapi tidak ada usaha untuk mendekat atau berbicara. Hanya terpusat pada
aktivitas/ permainanyasendiri.
ParalelPlay, bermain sendiri di tengah anak lain, tidak ada asosiasi
adapembagiankerja,pemimpin/tujuanbersama,Anakinteraksidengansaling
psikoseksual pada fase kedua yaitu fase anal (1-3 tahun) dimanakepuasan
pada fase ini adalah pada pengeluaran tinja, anak akan menunjukan
keakuanya dan sifatnya sangat narsistik yaitu cinta terhadap dirinya sendiri
learning adalah waktu tang tepat dilakukan pada tahap ini. Selain itu pada
tahap ini tugas lain yang dapat dilaksanakan adalah latihan kebersihan zona
erogenous pada toddler terdiri dari anus dan bokong serta aktivitas seksual
2005). Manisfestasi ari tahap anal pada toddler menurut Muscari (2005), anak
eliminasi, dan anak akan lebih jelas tentang perbedaan jenis kelamin..
Masalah yang dapat diperoleh pada tahap ini adalah bersifat obsesif atau
impulsif yaitu dorongan membukan diri, tidak rapi, kurang pengendalian diri.
Psikososial toddler menurut Ericson dalam Hidayat (2009), anak sudah
mulai mencoba dalam mandiri dalam tugas tumbuh kembang seperti dalam
motorik dan bahasa, anak sudah mulai latihan jalan sendiri, berbicara dan
pada tahap ini pula anak akan merasakan malu apabila orang tua terlalu
anak. Dengan demikian, orang tua dan perawat harus mengetahui dan
demikian, bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat sedang
bekerja pada orang dewasa. Yang penting pada saat kondisi anak
sakit, orang tua dan perawat harus jeli memilihkan permainan yang
dapat dilakukan anak sesuai dengan prinsip bermain pada anak yang
3. Jenis Kelamin
salah satu alat untuk membantu anak mengenal identitas diri sehingga
dibeli di toko atau mainan jadi, tetapi lebih diutamakan yang dapat
5. Alat dan jenis permainan yang cocok atau sesuai bagi anak
anak. Pilih yang sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak. Label
permainan tidak selalu harus yang dibeli di toko atau mainan jadi,
akan lebih merangsang anak untuk kreatif. Alat permainan yang harus
1. Tradisi
Aktifitas fisikberkurang
dijalankan pada anak. Apabila anak harus tirah baring, harus dipilih
permainan yang dapat dilakukan di tempat tidur, dan anak tidak boleh
di ruangan rawat.
Melibatkan orangtua
Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya memberikan rasa senang
Aida Rusmana,2017. Tumbuh Kembang dan Terapi bermain pada Anak. Salemba
Medika : Jakarta
Salemba Medika
Olivia dkk.2016. Faktor Mempengaruhi Aktivitas Anak Sesuai Usia Anak Pra
17.00 Wib
EGC