Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR UNTUK MENURUNKAN

TINGKAT KECEMASAN HOSPITALISASI ANAK USIA PRA SEKOLAH


(3-6 TAHUN)
(Study kasus pada an “S” dan “A” di RSUD. R. Syamsudin, SH Kota Sukabumi)
1
Asmarawanti, 2Siska Lustyawati
Program Studi Diploma III Keperawtan STIKes Sukabumi

ABSTRAK

Kecemasan hospitalisasi pada anak adalah bentuk stressor individu yang berlangsung selama individu di rawat di
rumah sakit, hospitalisasi sering kali menjadi menjadi krisis yang harus di hadapi anak, stresor utama dari
hospitalisasi adalah perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh dan nyeri dan reaksi anak tehadap krisis
tersebut di pengaruhi oleh usia perkembangannya. Terapi bermain adalah bentuk pengalaman bemain yang di
rencanakan sebelum anak menghadapi tindakan keperawatan untuk membantu koping mereka terhadap
kecemasan dan mengajarkan tentang tindakan keperawatan yang di lakukan selama di rawat. Mewarnai gambar
merupakan terapi yang membangkitkan emosi dan suasana hati, dengan mewarnai gambar anak dapat
menuangkan ide dan menghasilkan sebuah kreasi seni karena dengan mewarnai gambar bagi anak adalah cara
untuk berkomunikasi tanpa menggunakan kata-kata dan memberkan rasa senang. Jenis studi kasus ini deskiptif
dengan menggunakan pendekatan, subyek dalam studi kasus ini terdri dari dua orang pasien dengan diagnosa
medis kejang demam dengan kriteria sudah kooperatif, dan intrumen penilaian alat ukur kecemasan
menggunakan FIS facial image scale hasil analisis dapat terlihat dari bentuk ekspresi wajah anak. Hasil studi
kasus menujukan bahwa terapi mewarnai gambar ini dapat menurunkan tingkat kecemasan anak, akan tetapi
tidak semua anak mendapatkan nilai akhir yang sama seperti yang di harapkan pada alat ukur FIS adalah skor 1,
karena bagi setiap anak kegemarannya berbeda.

Kata Kunci: Terapi Mewarnai, Hospitalisai, FIS (Facial Image scale)

83
ABSTRACT

The anxiety of hospitalization in children is a form of stressor individuals that took place during the individual
being treated in hospital, hospitalization often become into a crisis that must be faced children, stressors
principal of hospitalization is separation, loss of control, bodily injury and pain and the child's reaction
tehadap the crisis influenced by the age of its development.Play therapy is a form of bemain experience that is
planned before the child faces a nursing action to help their coping of anxiety and teach about nursing actions
that are done during the care.Picture coloring is an emotionally and emotionally stimulating therapy, coloring
children's images can pour ideas and produce an artistic creations because coloring a picture for a child is a
way to communicate without using words and giving pleasure.The case study was descriptive using an
approach, the subjects in this case study of two patients with medical diagnoses of febrile seizures with criteria
were co-operative, and the assessment instrument of the anxiety apparatus using FIS facial image scale analysis
results can be seen from the form of facial expression of the child.The case study results show that coloring
therapy of this image can decrease the anxiety level of the child, but not all children get the same final value as
expected in the FIS measuring instrument is score 1, because for each child the different penchant.

Keywords: Coloring Therapy, Hospitalisai, FIS ( Facial Image scale)

84
A. PENDAHULUAN maupun sakit. Walaupun anak sedang
Kecemasan hospitalisasi pada anak dalam keadaan sakit tetapi kebutuhan akan
dapat membuat anak menjadi susah makan, bermainnya tetap ada. Melalui kegiatan
tidak tenang, takut, gelisah, cemas, tidak bermain, anak dapat mengalihkan rasa
mau bekerja sama dalam tindakan sakitnya pada permainannya dan relaksasi
medikasi sehingga menggangu proses melalui kesenangannya melakukan
penyembuhan anak, masa hospitalisasi permainan (Evism, 2012,dalam Sarti
pada anak prasekolah juga dapat 2017).
menyebabkan post traumatic stres disorder Bermain dan anak sangat erat
(PSTD) yang dapat menyebabkan trauma kaitannya dan menjadi kesatuan yang tidak
hospitalisasi berkepanjangan bahkan dapat dipisahkan. Aktivitas bermain pada
setelah anak beranjak dewasa (Perkin, anak menggunakan seluruh emosi,
2013). perasaan, dan pikirannya, melalui kegiatan
Hospitalisasi adalah bentuk stressor bermain semua aspek perkembangan anak
individu yang berlangsung selama individu ditumbuhkan sehingga anak bisa menjadi
dirawat di rumah sakit, penyakit lebih sehat dan cerdas (Adriana,2013).
hospitalisasi sering kali menjadi krisis Melalui bermain akan semakin
yang harus dihadapi anak, stresssor utama mengembangkan kemampuan dan
dari hospitalisasi antara lain perpisahan, keterampilan motorik anak, kemampuan
kehilangan kendali, cedera tubuh,dan kognitifnya, melalui kontak dengan dunia
nyeri. Reaksi anak terhadap krsis-krisis nyata, menjadi eksis di lingkungannya,
tersebut dipengaruhi oleh usia menjadi percaya diri, dan masih banyak
pengembangannya. ( Wong,2009). lagi manfaat lainnya, (Martin, 2008).
Berdasarkan data Perhimpunan Nasional Bentuk permainan yang sesuai dengan
Rumah Sakit Anak di Amerika, sebanyak anak usia 3-6 tahun yaitu menggambar dan
6,5 juta anak/tahun yang menjalani mewarnai gambar.
perawatan di rumah sakit dengan usia Menurut Olivia (2013: 14) mewarnai
kurang dari 17 tahun (McAndrews, 2007, merupakan suatu bentuk kegiatan
dalam Roberts, 2010, dalam Yuni Utami, kreativitas, dimana anak diajak untuk
2016). Hasil penelitian yang dilakukan memberikan satu atau beberapa goresan
oleh Aida Rusmana 2013 anak mengalami warna pada suatu bentuk atau pola gambar,
perubahan suasana hati (mood) dari sedih sehingga terciptalah sebuah keasi seni.
menjadi senang, setelah diberi terapi Dengan mewarnai dapat menurunkan
bermain termasuk didalamnya terapi tingkat kecemasan pada anak dengan
bermain dengan menggambar dan warna yang di hasilkan, menurunkan
mewarnai gambar (Aida 2013). tingkat kecemasan anak selama perawatan
Terapi bermain adalah bentuk-bentuk dengan mengajak mereka bermain
pengalaman bermain yang direncanakan menggunakan alat permainan yang tepat.
sebelum anak menghadapi tindakan Sementara gambar merupakan sebuah
keperawatan untuk membantu koping media yang dapat merangsang otak.
mereka terhadap kecemasan, ketakutan, Dengan menggambar, anak akan berpikir
dan mengajarkan kepada mereka tentang dan melakukan analisa terhadap segala
tindakan keperawatan yang dilakukan pengalaman yang mungkin pernah dilihat
selama hospitalisasi (Alfianti, 2007). dan diamatinya. (As’adi
Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat Muhammad,2009).

85
Hasil penelitian Yuli Utami 2016 rumah sakit dapat menghambat
dampak hospitalisasi terhadap anak cukup perkembangan anak.
signifikan, terlihat dari respon anak yang
mengalami hospitalisasi mereka B. MATERIAL DAN METODE
mengalami kecemasan akibat dari 1. Subjek Penelitian
perpisahan dengan orang tua, lingkungan Subjek penelitian ini adalah dua
baru rumah sakit, kehilangan kendali dan orang pasien anak yang mengalami
cedera tubuh dan nyeri. Hospitalisasi kecemasan hospitalisasi di ruang
merupakan proses yang menimbulkan Tanjung RSUD. R. Syamsudin, SH
dampak negatif terhadap perkembangan dengan kriteria subjek :Anak usia pra
anak, jika tidak di tangani dengan serius sekolah ( 3-6 tahun ) yang di rawat di
tepat dan terencana akan mengarah pada ruang Tanjung RSUD. R. Syamsudin,
disfungsi perkembangan yang mengancam SH kota Sukabumi, Anak yang baru
kehidupan anak. Menurut hasil penelitian menjalani perawatan di rumah sakit
Fricilia, 2017 menunjukan adanya selama 2-3 hari , Anak dengan
pengaruh terapi bermain mewarnai gambar observasi febris kejang demam saat di
terhadap tingkat kecemasan pada anak diagnosa awal masuk Rumah Sakit ,
prasekolah yang mengalami hospitalisasi Anak yang di berikan injeksi intravena
di RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan minimal 3x1 hari dan yang akan
menunjukan bahwa tingkat kecemasan menjalani tindakan medis , Anak yang
yang dialami anak usia pra sekolah menunjukan sikap cemas akibat
mengalami penurunan sesudah melakukan tindakan medis
terapi bermain. Hal ini berarti bahwa terapi
bermain menggambar dan mewarnai C. TERAPI BERMAIN MEWARNAI
gambar merupakan salah satu teknik yang GAMBAR
dapat mengalihkan perhatian anak akan Terapi bermain adalah permainan
suatu objek yang mencemaskannya. yang diberikan dan digunakan anak untuk
Upaya perawat sebagai salah satu menghadapi ketakutan, kecemasan dan
penyedia pelayanan kesehatan dituntut untuk mengenal lingkungan, belajar
untuk memberikan pelayanan kesehatan mngenal perawatan dan prosedur yang
yang bermutu dan dapat memberi kepuasan dilakukan serta staf rumah sakit yang ada
pasien dalam batas standar pelayanan (Wong, 2009).
profesional yang dapat dipertanggung Kecemasan atau ansietas merupakan
jawabkan. Merawat anak di rumah sakit respon individu terhadap suatu keadaan
tidak hanya mendapatkan pengobatan yang yang tidak menyenangkan dan dialami
canggih dan keahlian perawat dalam oleh semua mkhluk hidup dalam
memberikan asuhan keperawatan, tetapi kehidupan sehari-hari. Kecemasan beda
seorang perawat perlu membina hubungan dengan rasa takut, karakteristik rasa takut
saling percaya melalui ketrampilan adalah adanya objek atau sumber yang
komunikasi secara efektif dengan anak dan spesifik dan dapat dijelaskan serta
keluarganya yang didapatkan melalui diidentifikasikan oleh individu. Rasa
kegiatan bermain. Seorang anak mungkin takut terbentuk dari proses kognitif yang
dapat sembuh total dari penyakit yang melibatkan penilaian intelektual terhadap
dideritanya, tetapi pengalaman traumatik di stimulus yang menganjam, ketakutan
oleh hal-hal bersifat fisik dan psikologis

86
ketika individu dapat mengidentifikasi tanggal 6 April 2018, dengan
dan menggambarkannya (Sulistiawati, alasan demam sejak tanggal 5
2014) April 2018 dan di sertai dengan
durasi kejang kurang lebih 5
D. INSTRUMEN PENELITIAN menit. Klien pernah di rawat
Pada penelitian ini peneliti sebelumnya pada saat usia 2
menggunakan lembar pengukuran tahun dengan alasan kejang
kecemasan FIS (Facial Image scale) yang demam di rumah sakit kartika
berupa checklist sebanyak 13 item. FIS cibadak. Klien merupakan anak
merupakan skala pengukuran berjenis pertama, status imunisasi klien
likert. Skala likert merupakan skala yang lengkap, status nutrisi klien
digunakan untuk mengukur sikap, baik dengan keriteria >90%
pendapat, dan persepsi seseorang terhadap dengan nilai 100, berat badan
fenomena sosial yang ditunjukkan melalui saat sakit adalah 16kg, panjang
respon sangat setuju hingga sangat tidak badan 110cm. Saat ini klien
setuju (Rita Amaliah, 2014). terihat murung, ekspresi wajah
cemberut, dan terlihat gelisah
1. Pengolahan dan Analisis Data serta menolak di lakukan
Pengolahan data menggunakan tindakan keperawatan.
analisis deskrptif. Analisi deskriptif b. Subyek II
adalah digunakan untuk menganalisis Subyek II berusia 4 tahun 3
data dengan cara mendeskripsikan bulan, jenis kelamin laki-laki,
data yang terkumpul untuk membuat masuk perawatan pada tanggal
suatu keputusan (Natoatmojo, 2016). 15 April 2018 dengan alasan
Pengolahan data ini dilakukan untuk kejang demam durasi kurang
mengetahui adanya perubahan tingkat lebih 10 menit. Klien pernah
kecemasan setelah dilakukan dirawat sebelumnya pada saat
intervensi keperawatan dengan usia 8 bulan dengan alasan
menggunakan terapi menggambar dan kejang demam di RSUD
mewarnai gambar. Adapun cara R.Syamsudin, S.H. Klien
menilai perubahan tingkat kecemasan merupakan anak ketiga dari
klien berdasarkan aspek FIS . tiga bersaudara status imunisasi
lengkap, status nutrisi baik
E. HASIL PENELITIAN dengan keriteria >90% dengan
1. Terapi Bermain Mewarnai nilai 100, berat badan saat ini
Gambar 17kg, panjang 112cm. Saat ini
Dalam studi kasus ini dipilih 2 klien terlihat murung, ekpresi
orang sebagai subyek studi kasus wajah cemberut dan bertanya
yaitu subyek I dan II. Kedua terus menerus tentang
subyek dengan kriteria yang di keberadaan orang tuanya.
terapkan.
a. Subyek I
Subyek I anak berusia 4 tahun
4 bulan,jenis kelamin laki-laki,
masuk ruang perawatan pada

87
F. HASIL PENGUKURAN atas tempat tidur pasien untuk melakukan
KECEMASAN SEBELUM DAN terapi bermain mewarnai gambar.
SESUDAH DILAUKAN KEGIATAN Dari hasil studi kasus tentang tingkat
TERAPI BERMAIN MEWARNAI kecemasan hospitalisasi anak usia pra
GAMBAR sekolah (3-6 tahun) diperoleh hasil adanya
1. Subyek I perubahan respon kecemasan hospitalisai
Pada saat sebelum dilakukan terapi pada klien sebelum dan sesudah dilakukan
bermain klien berada di rentang terapi bermain mewarnai gambar.
respon kecemasan 3 (FIS) dengan Subyek I, anak N usia 4 tahun 4 bulan
jumlah ceklist di kolom YA jenis kelamin laki-laki, masuk perawatan
berjumlah 12 dari 13 poin penilaian, pada tanggal 06 April 2018 bertempat
selanjutnya respon kecemasan klien tinggal di cibadak kabupaten sukabumi,
mengalami peningkatan setelah subyek I merupakan anak pertama, status
dilakukan terapi bermain mewarnai imunisasi klien lengkap, status nutrisi klien
gambar, subyek I mengalami baik dengan keriteria >90% dengan nilai
peningkatan dan berada di rentang 100, berat badan saat sakit adalah 16kg,
respon kecemasan 2 (FIS) dengan panjang badan 110cm. Telah menjalani
jumlah ceklist di kolom Ya perawatan hari ke 3 dengan diagnosa
berjumlah 3 dari 13 poin penilaian. medis kejang demam dengan durasi 5
2. Subyek II menit, subyek I terpasang infus yang sudah
Pada saat sebelum dilakukan terapi di vemplon di tangan kanan, subyek I pada
bermain klien berada di rentang saat di kaji terlihat di temani oleh kedua
respon kecemasan 3 (FIS) dengan orang tuanya ekspresi wajah murung dan
jumlah ceklist di kolom YA merengek ingin cepat pulang. Hasil
berjumlah 11 dari 13 poin penilaian, observasi di dapatkan hasil tingkat
selanjutnya respon kecemasan klien kecemasan hospitalisasi klien berada di
mengalami peningkatan setelah rentang kecemasan 3 (FIS). Setelah
dilakukan terapi bermain mewarnai pembeian terapi bermain mewarnai gambar
gambar, subyek II mengalami selama kurang lebih 20-30 menit, respon
peningkatan dan berada di rentang kecemasan klien berada di rentang cemas 2
respon kecemasan 1 (FIS) dengan (FIS). Hal ini terjadi karena mewarnai
jumlah ceklist di kolom Ya kurang diminati oleh klien subyek I ini,
berjumlah 1 dari 13 poin penilaian. akan tetapi subyek I mau mewarnai
gambar sebab gambar yang di warnai
G. PEMBAHASAN merupakan gambar bus, subyek I pun
Studi kasus ini diambil di ruang menyukai gambar transportasi tetapi lebih
tanjung RSUD. R. Syamsudin, SH, dimana cenderung suka bermain dengan obyek
ruang tanjung adalah ruang perawatan langsung yaitu bermain mobil-mobilan dan
khusus anak, di ruang tanjung terbagi subyek I memilih mewarnai gambar
menjadi beberapa kelas dan penulis dengan warna hijau sebab warna hijau
menggunakan ruang perawatan kelas II, adalah warna kesukaan subyek I.
ruang tanjung tidak terdapat ruang atau Subyek II, anak R dengan usia 4 tahun
tempat khusus untuk bermain bagi anak 3 bulan, jenis kelamin laki-laki, masuk
sehingga dalam studi kasus ini penulis dan perawatan tanggal 15 April 2018 bertempat
klien menggunakan ruang perawatan di tinggal di ciandam kota sukabumi, anak ke

88
3 dari 3 bersaudara. Telah menjalani motorik halus meskipun masih menjalani
perawatan hari ke 3 dengan diagnosa perawatan di rumah sakit (Suparto, 2013).
medis kejang demam dengan durasi kejang Menurut Soedarso,2007 menggambar
10 menit, status imunisasi lengkap, status adalah suatu pengucapan pengalaman
nutrisi baik dengan keriteria >90% dengan artistik yang ditumpahkan dalam bidang
nilai 100, berat badan saat ini 17kg, dua dimensional dengan garis warna.
panjang 112cm. Subyek II pada saat di kaji Dengan demikian menggambar merupakan
terlihat sedkit murung dengan terus bahasa visual dan merupakan salah satu
menanyakan keberadaan orang tuanya media komunikasi yang diungkapkan
terutama ayahnya, subyek II tidak melalui garis, bentuk, warna dan teksture.
terpasang influs pada tangannya. Hasil Menggambar juga merupakan curahan isi
observasi di dapatkan hasil tingkat jiwa seseorang yang bernuansa estetis,
kecemasan hospitalisasi klien berada di kreatif, harmonis, dan ekspresif, yang tidak
rentang kecemasan 3 (FIS). Setelah terlepas dari sensitivitas, mengandung
pemberian teapi bermain mewarnai gambar pesan yang ingin disampaikan kepada
selama kurang lebih 20-30 menit, respon orang lain yang melihatnya, dan hal ini
kecemasan klien berada di rentang cemas 1 dapat menimbulkan sesuatu.
(FIS). Hal ini terjadi karena mewarnai Pengaruh warna secara kejiwaan ini
sangat di sukai oleh subyek II, pada saat di berbeda dengan pengaruh warna secara
berikan terapi bermain mewarnai gambar inderawi karena hal itu merupakan cita
subyek I dengan senang memilih warna rasa masing-masing individu. Pengaruh
dan menggoreskan pensil warna di atas warna secara inderawi relatif sama untuk
kertas yang telah di persiapkan, subyek I setiap individu, misalnya warna orange dan
menggambar dengan memilih warna biru kuning yang dapat menyilaukan atau warna
karena warna biru merupakan warna hijau yang menyejukkan. Terapi warna
kesukaan dan warna tokoh kartun dinyatakan bisa membantu
kesayangannya, pada saat dilakukan terapi menyeimbangkan gangguan fisik,
bermain mewarnai gambar, ada dua warna emosional dan spiritual. Setiap warna
yang menjadi pilihan subyek II warna biru bergema ke frekuensi berbeda, dan
dan hitam. membawa sifat penyembuhan yang
Menggambar dan mewarnai sebagai spesifik. Warna digunakan untuk
salah satu permainan yang memberikan menenangkan pikiran dan jiwa adalah hijau
kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan biru. Warna biru melambangkan
dan sangat terapeutik. Anak dapat ketenangan dan kesedihan. Selain itu,
mengekspresikan perasaanya dengan cara warna biru juga membantu mengatasi
menggambar. Menggambar bagi anak peradangan, menghentikan perdarahan,
merupakan suatu cara untuk meredakan demam, meredakan stress, rasa
berkomunikasi tanpa menggunakan kata- nyeri serta menenangkan agresi dan
kata, dengan menggambar atau mewarnai histeria. Warna hijau dapat dikatakan
gambar juga dapat memberikan rasa penyembuh yang luar biasa. Hijau
senang karena pada dasarnya anak usia digunakan untuk menyeimbangkan dan
sekolah sudah sangat aktif dan imajinatif. menstabilisasi energi tubuh. Warna kuning
Selain itu anak masih tetap dapat dapat menstimulasi konsentrasi. Warna
melanjutkan perkembangan kemampuan kuning dapat digunakan untuk mengurangi
keluhan penyakit yang berhubungan

89
dengan stress. Warna merah untuk memegang pensil warna dan masih
memulihkan pasien dengan amarah harus di dampingi orang tua.
(Turana, 2010). 2. Usia 4 tahun
Mewarnai pada anak usia pra sekolah Usia 4 tahun anak sudah bisa
bertujuan untuk melatih keterampilan, memengang pensil dengan jarinya,
kerapian serta kesabaran. Keterampilan kemudian anak sudah bisa
diperoleh dari kemampuan anak untuk menggerakan tangannya membentuk
mengolah tangan yang dilakukan secara sebuah garis panjang dan sudah dapat
berulang-ulang sehingga semakin lama di perintah untuk mengikuti lekuk
anak bisa mengendalikan serta garis pada sebuah gambar, dan anak
mengarahkan sesuai yang dikehendaki. sudah mampu memilih warna
Kerapian dilihat dari bagaimana anak kesukaan untuk di jadikan warna
memberi warna pada tempat-tempat yang dalam menggambar, akan tetapi harus
telah ditentukan semakin lama anak akan tetap di dampingi orang tua sebab,
semakin terampil untuk menggoreskan bagi anak usia 4 tahun rentan akan
media pewarnanya karena sudah terbiasa. perubahan suasana sehingga orang
Kesabaran diperoleh melalui kegiatan terdekat harus selalu mendampingi
memilih dan menentukan komposisi yang 3. Usia 5 tahun
tepat sesuai pendapatnya, seberapa banyak Usia 5 tahun anak sudah dapat melukis
warna yang digunakan untuk menentukan warna dan mampu memilih beberpa
komposisi warnanya. Usaha yang warna, biasanya anak usia 5 tahun ini
dilakukan secara terus-menerus akan cenderung sudah memiliki warna
melatih kesabaran anak. kesukaan dan akan di campurkan
Berdasarkan beberapa pendapat yang dengan warna lain sehingga pada akhir
telah disampaikan di atas dapat mewarnai akan lebih cenderung lebih
disimpulkan bahwa mewarnai merupakan dari satu warna yang di pilih.
kegiatan yang sangat cocok diterapkan 4. Usia 6 tahun
untuk anak usia pra sekolah, karena Usia 6 tahun anak sudah lebih bisa
mewarnai merupakan kegiatan yang memilih warna dan sudah dapat
menyenangkan. Selain itu, melalui membuat gambar yang di perintahkan,
kegiatan mewarnai dapat melatih pada usia ini akan terlihat anak dengan
keterampilan, kerapian dan kesabaran serta bakat menggambar atau pun melukis,
mengekspresikan keinginannya untuk sebab anak di usia 6 tahun ini sudah
memberi atau membuat warna pada obyek memiliki ide-ide baru untuk di
gambar menggunakan pewarna dan alat tuangkan, dan jika anak yang
yang digunakan untuk mewarnai. cenderung lebih menyukai
Menurut Choirunnisa Rizakiah (2016), menggambar dan mewarnai akan
ada faktor usia yang mempengaruhi terlihat pada goresan warna pada
aktivitas mewarnai pada anak pra sekolah gambar cenderung lebih rapi.
sesuai tahapan usianya : Menurut limeric (2015) untuk lebih
1. Usia 3 tahun mengetahui minat dan bakat anak
Usia 3 tahun anak baru dapat dapat dilakukan:
menggerakan tanggannya membentuk
sebuah garis kecil-kecil karena pada
fase usia 3 tahun ini anak baru dapat

90
a. Biarkan Anak Mengeksplorasi disimpulkan bahwa: dari hasil tingkat
Kemampuannya kecemasan hospitalisasi pada kedua
Berikan kebebasan pada anak subyek diketahui ada perubahan
untuk mencoba berbagai hal. Cara kemampuan menjadi lebih baik
ini bisa membantu anak (menurun):
mencaritahu sebenarnya apa yang 1. Pre Terapi Bermain:
dia sukai. Dari cara ini anak bisa Subyek I: Sebelum di lakukan terapi
terlihat bakat dan minatnya. bermain subyek I skor tingkat
b. Mengamati Kebiasaan dan kecemasan adalah 3 melalui FIS
Kesenangan Anak apa yang Facial image Scale
menjadi kesenangan anak dalam Subyek II: Sebelum dilakukan terapi
aktivitas kesehariaannya? Dengan bermain subyek II skor tingkat
mengamati hal apa yang disenangi kecemasan adalah 3 melalui FIS
anak bisa berarti anak memiliki Facial Image scale
bakat dan minat lebih pada hal 2. Post Terapi Bermain:
tersebut. Subyek I: Setelah dilakukan terapi
c. Membiarkan anak bersosialisasi bermain mewarnai gambar subyek I
dengan teman sebayanya. mengalami penurunan tngkat
Banyak orangtua yang lebih kecemasan dengan skor tingkat
memilih “mengurung” anak di kecemasan 2 . Subyek II: Setelah
rumah dibandingkan bermain dilakukan terapi bermain mewarnai
bersama teman sebayanya. gambar subyek I mengalami
Padahal kegiatan bermain ini bisa penurunan tngkat kecemasan dengan
membantu anak lebih berkembang skor tingkat kecemasan 1. Terapi
lagi. Anak pun bisa lebih bermain mewarnai gambar untuk
mengeksplor minatnya dan tentu menurunkan kecemasan hospitalisasi
saja mengasah keterampilannya pada anak usia pra sekolah teruji
dalam bersosialisasi. dapat menurunkan tingkat
d. Bangun Komunikasi Positif kecemasan anak, akan tetapi tidak
dengan Anak semua anak mendapatkan hasil akhir
Berikan perhatian pada anak yang sama seperti yang di harapkan
merupakan hal yang penting. dari instrumen alat ukur FIS Facial
Namun jangan terlalu Image Scale yaitu 1, karena bagi
memanjakannya tapi jangan juga setiap anak memiliki kegemaran atau
mengabaikannya. Berikan anak hobi yang berbeda dan harus di latih
perhatian yang selayaknya, salah untuk menentukan minat dan bakat
satunya dengan selalu anak.
berkomunikasi positif
I. DAFTAR PUSTAKA
H. KESIMPULAN 1. Ardiana Dian,2013. Tumbuh
Kembang dan Terapi bermain pada
Berdasarkan paparan fokus studi
Anak. Salemba Medika : Jakarta
dan pembahasan tentang tingkat 2. Artilah Ranggi.2015.Color Of Art
kecemasan hospitalisasi pada anak usia (Relaksasi Warna Pengobat Stres).
pra sekolah setelah dilakukan intervensi Huta Paint: Jakarta
keperawatan terapi menggambar dapat

91
3. Dohora Putri.2017. Penerapan 11. Sarti. 2017. Penerapan Terapi
Terapi Musik Untuk Meningkatkan Bermain Dengan Menggambar
Kemandirian Pasien Menarik Diri Dan Mewarnai Gambar Untuk
Dalam Aktivitas Sehari-hari Di Rs Menurunkan Tingkat Kecemasan
Malang. KTI Stikes Mudamadiah. Aanak Pra-Sekolah. KTI Stikes
Gombong Muhammadiah Gombong.
4. Dona Lee Wong & Connie Morain 12. Sri Angriani, Andi Wahid Kahar,
Baker .2010. Pain in Childeren: & Nurdiyah .2014. Pengaruh
Comparison of Asessment Scales. Progam Terapi Bermain Terhadap
Jurnal Pediatrik Nursing Vol.14 No. Respon Penerimaan Pemberian
1 diakses pada tanggal 5 maret 2018 Obat Pada Anak Usia Pra
Pukul 11.00WIB. Sekolah.Jurnal Ilmiah Kesehatan
5. Data rekam medis ruang Tanjung Diagnosisi Vol. 5 No 4. ISSN:
RSUD R.Syamsudin,S.H. Data 2302-1721 diakses tanggal 1 Maret
Rawat Inap Anak Periode Januari- 2018 pukul 15.10 WIB
Februari2018 13. Sri Ramdanianti,Susy
6. Elza Sri pratiwi & Deswita .2016. Hermanigsih,Muryati. 2016.
Perbedaan Pengaruh Terapi Bermain Comprasion Study Of Art Terapy
Mewarnai Gambar dengan Bermain And Play Therapy in Reducing
Puzzle Terhadap Tingkat Kecemasan Anxiety of Pre-School Chlidren
Anak Usia pra sekolah di IRNA Who Experience Hospitalization.
Anak RSUP Dr.M.Djamil Padang. Jurnal Of Nursing Vol.6 No 1.46-
Jurnal of Nuring Vol.9 No 1 diakses 52,diakses pada tanggal 1 Maret
tanggal 28 februari 2018. 2018 pukul 13.10 WIB
7. Lilis Maghfuroh,Kiki Chyaning 14. Sysnawati, Helena, N & Setiawan,
Putri.2017.Pengaruh Finger A .2016. Menurunkan Kecemasan
Painting Terhadap Perkembangan Anak Usia Prasekolah Selama
Motorik Halus Anak Usia Hospitalisasi Dengan Teapi
Prasekolah Di TK Sartika 1 Bermain All Tangled Up. Jurnal
Sumurgenk Kecamatan Babat Of Islamic Nursing Vol 1 No 1,
Lamongan. Jurnal Ilmiah diakses pada tanggal 12 februari
Kesehatan. Vol 10 No 1 hal 36-43, 2018 pukul 17.00WIB
diakses pada tanggal 26 februari 15. Solikhah, U .2013. Efektifitas
2018 Lingkungan Terapeutik Terhadap
8. Nursalam.2016. Metodelogi Reaksi Hospitalsasi Pada Anak,
Penelitian Ilmu Keperawatan Vol 1,Hal 3. jurnal.unimus.
.Jakarta: Salemba Medika Diakses pada 14 februari 2018
9. Rizakiah Choirunisa.2016. Faktor pukul 16.00 WIB
Mempengaruhi Aktivitas Anak
Sesuai Usia Anak Pra Sekolah. e-
jurnal Vol 6. Diakses tanggal 6
desember 2016 pukul 17.00 Wib
10. Rita Amaliah Simon.2014.
Perbedaan Tingkat Kecemasan
Anak terhadap Tindakan Ekstraksi
dan Non Ekstrasi Di Bagian
Kedokteran Gigi Anak, RSGMP
Kandea,Makassar. e-jurnal, vol
5,Hal 9. Mks261010 diakses
tanggal 2 Maret 2018 pukul 09.00
WIB

92

Anda mungkin juga menyukai