Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Cendikia Muda

Volume 2, Nomor 1, Maret 2022


ISSN 2807-3649

PENERAPAN TERAPI BERMAIN PLASTISIN (PLAYDOUGHT)


DALAM MENURUNKAN KECEMASAN ANAK USIA PRASEKOLAH
(3 – 5 TAHUN) YANG MENGALAMI HOSPITALISASI

APPLICATION OF PLASTICINE PLAY THERAPY (PLAYDOUGHT)


IN REDUCE ANXIETY OF PRESCHOOL AGE (3 – 5 YEARS)
CHILDREN WHO HAVE BEEN HOSPITALIZED

Agus Periyadi1, Immawati2, Sri Nurhayati 3


1,2,3
Program DIII Keperawatan Akper Dharma Wacana Metro
Email: Agusperiyadi74@gmail.com

ABSTRAK
Hospitalisasi adalah suatu keadaan yang menyebabkan seorang anak harus tinggal di rumah sakit
untuk menjadi pasien dan menjalani berbagai perawatan. Untuk mengurangi dampak akibat
hospitalisasi selama menjalani perawatan, diperlukan suatu media yang dapat mengungkapkan rasa
cemasnya, salah satunya adalah terapi bermain plastisin (playdought). Terapi bermain pada anak
yang mengalami kecemasan adalah usaha mengubah tingkah laku bermasalah, dengan menepatkan
anak dalam situasi bermain. Kedua anak mengalami hospitalisasi dengan tingkat kecemasan yang
berbeda. Tujuan: Menggambarkan penerapan terapi bermain plastisin (playdought) untuk
menurunkan kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi. Metode:
menggunakan desain studi kasus. Subjek yang digunakan adalah anak usia prasekolah yang
mengalami kecemasan saat hospitalisasi. Hasil: Saat dilakukan terapi bermain plastisin
(playdought), subyek 1 berada pada skala kecemasan 10 (sedang) dan subyek 2 berada pada skala
kecemasan 9 (ringan). Sesudah dilakukan terapi bermain plastisin (playdought), kedua subyek
berada pada skala kecemasan normal ( subyek 1= 7 dan subyek 2= 3). Simpulan: Penerapan terapi
bermain yang dilakukan penulis mampu menurunkan kecemasan pada anak. Bagi ibu yang
anaknya mengalami kecemasan akibat hospitalisasi, dapat menggunakan terapi bermain plastisin
(playdought) sebagai salah satu alternatif manajemen kecemasan pada anak akibat tindakan yang
tidak menyenangkan.
Kata Kunci : Hospitalisasi, plastisin (Playdought ), terapi bermain, usia sekolah

ABSTRACT

Hospitalization is a condition that causes a child to stay in the hospital to be a patient and undergo
various treatments. To reduce the impact of hospitalization during treatment, we need a media that
can express anxiety, one of which is playdought therapy. Play therapy in children who experience
anxiety is an attempt to change problematic behavior, by placing children in play situations. Both
children experienced hospitalization with different levels of anxiety. Objective: To describe the
application of playdought therapy to reduce anxiety in preschool children who are hospitalized.
Methods: using a case study design. The subjects used were preschool-aged children who
experienced anxiety during hospitalization. Results: When playing plasticine therapy (playdought),
subject 1 was on an anxiety scale of 10 (moderate) and subject 2 was on an anxiety scale of 9
(mild). After playing plasticine therapy (playdought), both subjects were on a normal anxiety scale
(subject 1 = 7 and subject 2 = 3). Conclusion: The application of play therapy by the author is able
to reduce anxiety in children. For mothers whose children experience anxiety due to
hospitalization, playdought therapy can be used as an alternative to management of anxiety in
children due to unpleasant actions.

Keywords : Hospitalization, Playdought, Play therapy, Preschool Age

Periyadi, Penerapan Terapi Bermain 9


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

PENDAHULUAN dan rasa takut terhadap prosedur yang


menyakitkan1.
Terapi bermain pada anak yang
mengalami kecemasan adalah usaha Hospitalisasi merupakan pengalaman
mengubah tingkah laku bermasalah, penuh stres bagi anak dan keluarganya.
dengan menepatkan anak dalam situasi Hospitalisasi adalah suatu keadaan
bermain. Bermain merupakan yang menyebabkan seorang anak harus
cerminan kemampuan fisik, intelektual, tinggal di rumah sakit untuk menjadi
emosional, dan sosial. Terapi bermain pasien dan menjalani berbagai
dapat membuat anak merasa lebih perawatan. Pada proses inilah
santai dan dapat mengekspresikan terkadang anak mengalami berbagai
segala perasaan dengan bebas sehingga pengalaman yang sangat traumatis dan
dapat diketahui permasalah anak dan penuh dengan stres1.
bagaimana mengatasinya, misalnya
kecemasan saat hospitalisasi1. Kecemasan terbesar pada anak usia
prasekolah selama menjalani
Kecemasan merupakan respons hospitalisasi adalah kecemasan
emosional terhadap stresor. Kecemasan terjadinya perlukaan pada bagian
merupakan hal yang normal jika tubuhnya. Semua prosedur atau
seseorang merasa cemas saat tindakan keperawatan baik yang
berhadapan dengan stressor. menimbulkan nyeri maupun tidak,
Kecemasan adalah pengalaman dapat menyebabkan kecemasan anak
manusia yang bersifat universal, suatu prasekolah. Hal ini disebabkan karena
respon emosional yang tidak keterbatasan pemahaman anak
menyenangkan, penuh kekhawatiranm mengenai tubuh1.
suatu rasa takut yang tidak
terkspresikan dan tidak terarah karena Reaksi anak usia prasekolah yang
suatu sumber ancaman atau pikiran menunjukkan kecemasan selama
yang datang tidak jelas dan tidak hospitalisasi diantaranya seperti
teridentifikasi . 2
Anak prasekolah menolak makan, menangis, serta
bereaksi terhadap penyakit dan bertanya tentang keadaan dirinya, anak
hospitalisasi sebagai suatu hukuman mengalami kurang tidur, tidak
sehingga menyebabkan kecemasan, kooperatif terhadap petugas kesehatan
takut terhadap cedera tubuh dan nyeri, saat dilakukan tindakan keperawatan3.

Periyadi, Penerapan Terapi Bermain 10


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

Dampak dari kecemasan pada anak


yang menjalani perawatan, apabila Terapi bermain dengan menggunakan
tidak segera ditangani akan membuat plastisin sangat tepat dilakukan pada
anak melakukan penolakan terhadap anak dengan hospitalisasi karena
tindakan keperawatan dan pengobatan plastisin tidak membutuhkan energi
yang diberikan sehingga akan yang besar untuk bermain, permainan
berpengaruh terhadap lamanya hari ini juga dapat dilakukan di atas tempat
rawat anak dan dapat memperberat tidur anal sehingga tidak mengganggu
kondisi penyakit yang diderita anak. dalam proses pemulihan kesehatan
Untuk mengurangi dampak akibat anak. Salain itu, plastisin sangat
hospitalisasi selama menjalani bermanfaat bagi sensori peraba anak,
perawatan, diperlukan suatu media menggempal dan memilinnya sangat
yang dapat mengungkapkan rasa bermanfaat untuk melenturkan jari-jari,
cemasnya, salah satunya adalah terapi mengendalikan perilaku agresif pada
bermain3. anak dan mengurangi kecemasan4.

Terapi bermain berpengaruh terhadap Bermain plastisin dipilih selain


tumbuh kembang anak dan untuk berfungsi sebagai terapi bagi anak juga
mengurangi kecemasan akibat bermanfaat dalam meningkatkan
hospitalisasi. Dengan bermain, anak kemampuan motorik halus anak,
melepaskan ketakutan, kecemasan, mengembangkan kemampuan
mengekspresikan kemarahan dan imajinasi dan kreativitas anak karena
permusuhan, bermain merupakan cara anak usia prasekolah mengalami
koping yang paling efektif untuk perkembangan motorik kasar dan halus
mengurangi stres. Terapi bermain yang dengan cepat serta dapat mengenalkan
diberikan pada anak usia prasekolah anak tentang warna4.
harus menyesuaikan dengan tahapan
perkembangan sesuai usianya. Pada Tujuan umum penerapan ini adalah
masa prasekolah, jenis permainan salah untuk menggambarkan penerapan
satunya adalah skill play, dimana jenis terapi bermain plastisin (playdought)
permainan ini menggunakan untuk menurunkan kecemasan anak
kemampuan motoriknya. Salah satu usia prasekolah yang mengalami
permainan skill play adalah bermain hospitalisasi.
lilin. Lilin biasa disebut juga dengan
plastisin atau playdought3.
METODE
Periyadi, Penerapan Terapi Bermain 11
Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

Karya tulis ini menggunakan desain studi kasus (case study) yaitu dengan cara
meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus. Studi kasus dibatasi oleh waktu
dan tempat serta kasus yang dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau individu5.
Studi kasus dilakukan untuk mengetahui penerapan terapi bermain plastisin
(playdought) terhadap kecemasan anak usia prasekolah yang mengalami
hospitalisasi.

Subyek penerapan adalah dalam penerapan ini adalah anak usia prasekolah yang
dirawat di Ruang Anak RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. Penerapan telah dilakukan
di RSUD Jend. Ahmad Yani Metro. Waktu penerapan telah dilakukan pada tanggal
17 dan 19 Juni 2021.
HASIL

Tabel 1
Gambaran Subyek Penerapan
Identitas Subyek 1 Subyek 2

Nama Pasien An. Ar An. Ay


Umur 3 tahun 7 2 tahun 8 bulan
Jenis Kelamin bulan Perempuan
Alamat Laki-laki Banjarsari
Margosari
Diagnosa Medis (Lamtim) Thalasemia
No. MR Broncho
Tanggal Pengkajian Pneumonia 231089
Riwayat Masuk RS 387348 19 Juni 2021
17 Juni 2021
Kontrol thalasemia post
Anak opname. An. Ay sudah 4
mengalami kali dirawat di rumah sakit
panas/ demam, dengan penyakit yang sama
Lama dirawat di RS batuk (thalasemia)
TTV : berdahak,
Nadi sesak napas 2 hari
RR sejak 2 hari
Suhu tubuh yang lalu. An. 110 x menit
BB Ar baru 24 x/ menit
pertama kali 36,7 oC
masuk rumah 20 kg
sakit
3 hari
186 x menit
28 x/ menit
36,8 oC
14 kg

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kedua pasien yang dirawat di rumah sakit

Periyadi, Penerapan Terapi Bermain 12


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

sama-sama mengalami kecemasan diagnosa Broncho pneumonia. Subyek


karena hospitalisasi. Subyek 1 2 berjenis kelamin perempuan,
berjenis kelamin laki-laki, berumur 3 berumur 2 tahun 8 bulan, sudah 4 kali
tahun 7 bulan, baru pertama kali masuk rumah sakit dengan diagnosa
masuk ke rumah sakit dengan yang sama yaitu thalasemia.

Tabel 2
Gambaran Skala Kecemasan Sebelum dan Setelah Terapi Bermain Plastisin
(Playdought)

Subyek Skala DASS


Hari ke-1 Hari ke- 2
Pre Post Pre Post
I (An. Ar) 10 8 9 7
II (An. Ay) 8 8 8 3

Dari tabel di atas diketahui bahwa menjalani berbagai perawatan. Pada


kedua subyek mengalami kecemasan proses inilah terkadang anak
akibat hospitalisasi. Subyek 1 mengalami berbagai pengalaman
sebelum dilakukan terapi bermain yang sangat traumatis dan penuh
plastisin (playdought) berada pada dengan stres3.
skala kecemasan sedang sedangkan
subyek 2 berada pada skala Hasil pengkajian pada kedua subyek
kecemasan ringan. Setelah dilakukan diketahui kedua subyek yang dirawat
terapi bermain plastisin (playdought) di rumah sakit mengalami kecemasan
terjadi penurunan skala kecemasan karena hospitalisasi. Sesuai dengan
pada kedua subyek. Kedua subyek konsep teori, faktor-faktor yang
berada pada skala kecemasan normal. mempengaruhi tingkat kecemasan
pada penerapan ini adalah : 6

PEMBAHASAN a. Usia
Kedua subyek berusia 3 tahun,
Hospitalisasi merupakan pengalaman pada usia tersebut, subyek sudah
penuh stres bagi anak dan mampu memahami dan
keluarganya. Hospitalisasi adalah mengontrol kecemasan.
suatu keadaan yang menyebabkan Permintaan bantuan dari
seorang anak harus tinggal di rumah sekeliling menurun dengan
sakit untuk menjadi pasien dan

Periyadi, Penerapan Terapi Bermain 13


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

bertambahnya usia, pertolongan Kedua subyek sama-sama


diminta bila ada kebutuhan6. mengalami kecemasan
b. Pengalamam hospitalisasi dengan pengalaman
Kedua subyek sama-sama yang berbeda, Subyek 1 baru
mengalami kecemasan pertama kali mengalami
hospitalisasi dengan pengalaman hospitalisasi sehingga subyek
yang berbeda, Subyek 1 baru berada pada skala kecemasan
pertama kali mengalami sedang (10). Subyek 2 sudah
hospitalisasi sehingga subyek sering mengalami hospitalisasi
berada pada skala kecemasan sehingga skala kecemasannya
sedang (10). Subyek 2 sudah ringan (9). Individu yang
sering mengalami hospitalisasi mempunyai modal kemampuan
sehingga skala kecemasannya pengalaman menghadapi stres dan
ringan (9). Individu yang punya cara menghadapinya akan
mempunyai modal kemampuan cenderung lebih menganggap
pengalaman menghadapi stres dan stres yang berapaun sebagai
punya cara menghadapinya akan masalah yang bisa diselesaikan.
cenderung lebih menganggap Tiap pengalaman merupakan
stres yang berapaun sebagai sesuatu yang berharga dan belajar
masalah yang bisa diselesaikan. dari pengalaman dapat
Tiap pengalaman merupakan meningkatkan keterampilan
sesuatu yang berharga dan belajar menghadapi stres6.
dari pengalaman dapat e. Aset fisik
meningkatkan keterampilan Subyek 2 bertubuh lebih besar (20
menghadapi stres6. kg) jika dibandingkan dengan
c. Usia subyek 1 (14 Kg). Orang dengan
Kedua subyek berusia 3 tahun, aset fisik yang besar, kuat dan
pada usia tersebut, subyek sudah garang akan menggunakan aset
mampu memahami dan ini untuk menghalau stres yang
mengontrol kecemasan. datang mengganggu6.
Permintaan bantuan dari f. Keluarga
sekeliling menurun dengan Dukungan orangtua subyek 2
bertambahnya usia, pertolongan lebih berpengalaman menghadapi
diminta bila ada kebutuhan6. tingkat kecemasan anak karena
d. Pengalamam hospitalisasi jika dibandingkan

Periyadi, Penerapan Terapi Bermain 14


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

dengan orangtua subyek 1 yang plastisin sangat tepat dilakukan pada


baru pertama kali mengalami anak dengan hospitalisasi karena
hospitalisasi. Lingkungan kecil plastisin tidak membutuhkan energi
mulai dari lingkungan keluarga, yang besar untuk bermain, permainan
peran orangtua dalam hal ini ini juga dapat dilakukan di atas
sangat berati dalam memberi tempat tidur anak sehingga tidak
dukungan. Orangtua yang penuh mengganggu dalam proses pemulihan
pengertian serta dapat kesehatan anak.
mengimbangi kesulitan yang
dihadapi anak6. Dalam keadaan sakit, anak mungkin
tidak menceritakan keadaan mereka
Kecemasan adalah pengalaman karena takut, tetapi dengan bermain
manusia yang bersifat universal, suatu plastisin anak memiliki kebebasan
respons emosional yang tidak untuk beraktivitas dan memberikan
menyenangkan, penuh kekhawatiran, kesempatan anak untuk menceritakan
suatu rasa takut yang tidak tentang pengalamannya dan apa yang
tereksperikan dan tidak terarah karena dirasakannya. Mengekpresikan
suatu sumber ancaman atau pikiran perasaan dan pikiran pada anak yang
sesuatu yang akan datang tidak jelas diharapkan menimbulkan perasaan
dan tidak teridentifikasi. Kecemasan rileks, emosi menjadi baik, dan
merupakan suatu ketakutan terhadap menyebabkan peningkatan respon
ketidakberdayaan dirinya dan respons adaptif sehingga cemas akibat
terhadap kehidupan yang hampa dan hospitalisasi pada anak akan menurun.
tidak berarti2. Mengekspresikan rasa sedih, tertekan,
stres, dan menghapuskan segala
Salah satu upaya untuk mengatasi kesedihan dan menciptakan
kecemasan antara lain dapat gambaran-gambaran yang membuat
dilakukan dengan terapi bermain kita kembali merasa bahagia,
plastisin (playdought). Dengan membangkitkan masa-masa indah
bermain, anak melepaskan ketakutan, yang pernah kita alami bersama
kecemasan, mengekspresikan orang-orang yang kita cintai7.
kemarahan dan permusuhan, bermain
merupakan cara koping yang paling Sesuai dengan hasil penelitian di atas,
efektif untuk mengurangi stres. hasil penerapan terapi bermain
Terapi bermain dengan menggunakan plastisin (playdought) yang dilakukan

Periyadi, Penerapan Terapi Bermain 15


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

penulis berhasil untuk menurunkan Ruang Perawatan Anak RSUD


kecemasan anak usia yang mengalami Bangkinang Tahun 2017. Jurnal
hospitalisasi, terlihat dari menurunkan Nres Universitas Pahlawan
tingkat kecemasan anak (subyek 1: Tuanku Tambusai Vol. 1, No. 2,
skala kecemasan sedang (10) menjadi Oktober 2017.
ringan (7) dan subyek 2: skala 4. Putri, I. A. (2017). Pengaruh
kecemasan ringan (9) menjadi normal Terapi Bermain Plastisin
(3)) terhadap Tingkat Kecemasan
Anak Usia Prasekolahdi Ruangan
KESIMPULAN Rawat Inap Anak di Rumah Sakit
1. Sebelum dilakukan terapi bermain Tentara Dr. Reksodiwiryo
plastisin (playdought), subyek 1 Padang Tahun 2017. Universitas
berada pada skala kecemasan 10 Andalas.
(sedang) dan subyek 2 berada pada 5. Notoatmodjo, S. (2014).
skala kecemasan 9 (ringan). Metodologi Penelitian Kesehatan.
2. Sesudah dilakukan terapi bermain Jakarta: Rineka Cipta.
plastisin (playdought), kedua 6. Mubarak, W. I., Indrawati, L &
subyek berada pada skala Susanto, J. (2015). Buku Ajar
kecemasan normal ( subyek 1 = 7 Ilmu Keperawatan Dasar. Jakarta;
dan subyek 2 = 3). Salemba Medika.
7. Dewi, D. A. I. P. (2018). Pengaruh
DAFTAR PUSTAKA
Terapi Bermain Plastisin terhadap
1. Adriana, D. (2017). Tumbuh
Penurunan Kecemasan akibat
Kembang & Terapi Bermain pada
Hospitalisasi pada Anak Usia
Anak-Anak. Jakarta. Salemba
Prasekolah (3 – 6 Tahun). STIKes
Medika.
Insan Cendikia Medika Jombang
2. Solehati, T & Kosasih, C.E.
(2015). Konsep dan Aplikasi
Relaksasi dalam Keperawatan
Maternitas. Bandung: Refika
Aditama.
3. Alini. (2017). Pengaruh Terapi
Bermain Plastisin (Playdought)
terhadap Kecemasan Anak Usia
Prasekolah (3-6 tahun) yang
Mengalami Hospitalisasi di

Periyadi, Penerapan Terapi Bermain 16

Anda mungkin juga menyukai