Keperawatan Komunitas II
DOSEN PEMBIMBING:
Puji syukur sentiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala berkah dan
rahmat-Nya kepada, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Keperawatan
Komunitas yang berjudul “Model Konseptual Keperawatan Model tidak mengonsumsi
alkohol ”
Makalah ini telah kami susun secara maksimal. Dalam proses pembuatan makalah ini
kami mendapatkan kerjasama yang baik antar sesama anggota sehingga kami dapat membuat
makalah ini dengan lancar. Namun terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada banyak kekurangan dari makalah ini, baik dari susunan kalimat maupun
penggunaan tata bahasanya. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami dalam membuat makalah yang baik dan benar.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Harapan kami ialah agar makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menambah wawasan kita semua,baik untuk yang membaca dan kami
yang telah menyusun makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik
dan saran untuk makalah ini.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
BAB II ....................................................................................................................................... 3
BAB III...................................................................................................................................... 9
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 9
ii
BAB IV .................................................................................................................................... 10
PENUTUP............................................................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
persen dan wanita 58 persen. Sementara pada usia 20-24 tahun, pria yang mengonsumsi
minuman beralkohol sebanyak 18 persen dan wanita 8 persen..
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Alkohol adalah zat yang paling sering disalah gunakan manusia, alkohol diperoleh
atas peragian/fermentasi madu, gula, sari buah atau umbi-umbian. Dari peragian tersebut
dapat diperoleh alkohol sampai 15% tetapi dengan proses penyulingan (destilasi) dapat
dihasilkan kadaral kohol yang lebih tinggi bahkan mencapai 100%. Kadar alkohol dalam
darah maksimum dicapai 30-90 menit.Setelahdiserap, alkohol/etanol disebar luaskan
kesuluruh jaringan dan cairan tubuh. Dengan peningkatan kadar alkohol dalam darah orang
akan menjadi euforia, namun dengan penurunannya orang tersebut menjadi depresi.Ada 3
golongan minuman keras berakohol1 yaitu golongan A; kadar etanol 1%-5% (bir), golongan
B; kadar etanol 5%-20% (anggur/wine) dan golongan C; kadar etanol 20%-45% (Whiskey,
Vodca, TKW, Manson House, Johny Walker, Kamput). Penyalahgunaan alkohol telah
menjadi masalah pada hamper setiap Negara di seluruh dunia. Tingkat konsumsi alkohol di
setiap negara berbeda-beda tergantung pada kondisi sosio cultural, pola religious, kekuata
nekonomi, serta bentuk kebijakan dan regulasi alkohol di tiap Negara
Produksi minuman beralkohol hasil industri dalam negeri dan berasal dari impor. Di
kelompokan dalam golongan-golongan sebagai berikut :
3
Untuk mendapatkan cita rasa yang lebih baik, penggemar minuman keras sering
menambahkan suplemen minuman berenergi kedalam minumannya. Oplos ini sering
disebut “sunrise” dan bisa mengurangi rasa pahit pada minuman beralkohol atau pada
rasa menyengat pada alkohol yang kadarnyalebih tinggi.
b. Miras Dengan Susu
Salah satu jenis Oplos yang sering menyebabkan korban tewasadalah “Susu Macan”
(Lapen) yakni campuran minuman keras yang dicampurdengan susu. Jenis minuman
ini banyak dijual di warung-warung miras tradisional.
c. Miras Dengan Cola Atau Minuman Bersoda
Salah satu Oplos yang sangat popular adalah “Mansion Cola” yang terdiri dari Vodka
dicampur dengan minuman bersoda. Tujuannya adalah untuk memberikan cita rasa
atau menutupi rasa tidak enak pada minuman keras.
d. Miras Dengan Spiritus Atau Jenis Miras Yang Lain
Diwarung-warung tradisional pengoplosan beberapa jenis minuman keras dilakukan
untuk mendapatkan harga yang lebih murah. Minuman yang Biasanya di campur
dengans piritus adalah Vodka atau jenis minuman keras lain yang tidak jelas
kandungan alkoholnya. Dikutip dari Medschl.cam.ac.uk bahwa 10 ml metanol cukup
untuk menyebabkan kebutaan dan 30 ml akan menyebabkan dampak lebih fatal
termasuk kematian.
e. Miras Dengan Obat-Obatan
Dengan anggapan akan mendongkrak efek alkohol, beberapa orang menambahka
obat-obatan kedalam minuman keras. Mulai dari obat tetes mata, obat sakit kepala,
hingga obat nyamuk. Karena akan meningkatkan aktivitas metabolism, efeksamping
paling nyata dari jenis Oplos ini adalah kerusakan hati dan ginjal. Efek lainnya sangat
beragam tergantung jenis obatnya
Adapun jenis-jenis minuman beralkohol yang ada di luar negeri atau pun dalam negeri, yaitu:
4
e) Hennessy
f) Jack daniel
g) Absolut
h) Chivas regal
i) Captain morgan
j) Ballantine
k) Red label
l) Black label .48
2. Minuman beralkohol dalam negeri :
a) Cap tikus atau sagoer
b) Tuak
c) Arak bali
d) Sopi
e) Lapen
f) Ciu
g) Anggur cap orang tuas
h) Bir bintang
i) Anker beer 49
Minuman beralkohol berdampak bagi kesehatan. Bukan hanya kesehatan fisik tetapi
juga kesehatan psikis.
1. Dampak Fisik
Menurut Mulyadi (2014) konsumsi campuran minuman keras dan zat lain
menyebabkan efek dari dua substansi yang berpengaruh negatif terhadap tubuh. Miras
yang di campur minuman berenergi, misalnya, dapat menyebabkan pengguna:
a) Mampu meminum lebih banyak
b) Mengalami efek samping fisik seperti palpitasi jantung
c) Mengkonsumsi sejumlah besar kafein, yang menyebabkan kecemasan dan
serangan panic
d) Mengkonsumsi gula dan kalori terlalu banyak sehingga menyebabkan
kelebihan berat badan dan menambah resiko diabetes tipe 2
e) Meningkatkan kemungkinan masalah kesehatan jangka pendek dan panjang
5
2. Dampak psikologis
Efek dari alkohol atau obat lainnya berbeda dari satu orang ke orang lainnya
(Irmayanti, 2015). Efek tersebut mencerminkan interaksi dari:
a) Efek psikologis
b) Zat dan interpretasi seseorang akan efek tersebut. (Perkasa, 2015) berpendapat
bahwa penggunaan alkohol secara berlebihan akan menyebabkan timbulnya
gangguan psikis sebagai berikut:
1) Kehilangan kontrol diri, sebagai gejala pertama pada seseorangyang
alkoholis
2) Alkoholisme: yaitu kecanduan pada alkohol. Alkohol dalam jumlah
kecil dan tepat, memberikan dan mempertinggi rasa senang atau enak.
3) Mabuk: motoriknya tidak terkuasai, tanpa koordinasi, orang menjadi
bingung dan tidak sadarkan diri
4) Delirium tremens (delirium kegila-gilaan, mabuk dan mengigau),
pikiran seperti tidak waras, naik pitam. Kondisi delirium sering disertai
delusi - delusi, ilusi-ilusi dan halusinasi
5) Korsakov alkoholik: terdapat kompleks gejala amnetis, lalu pasien
suka merancau dan berbicara tanpa arti
Beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengkonsumsi minuman keras antara lain:
1. Faktor individu/subyek
a) Faktor psikologi
Minuman beralkohol digunakan untuk menghindari perasaan psikologis
tertentu seperti kecemasan atau stres.
b) Faktor genetika dan biologis
Yaitu orang tua/ayah, kakak laki-laki, atau anggota di dalam keluarga yang
juga mengkonsumsi alkohol atau bahkan seorang alkoholik merupakan faktor
resiko dapat menyebabkan subyek melakukan perilaku minum alkohol.
2. Faktor lingkungan
a) Faktor sosial dan kultural
6
Yaitu pengaruh adat istiadat dan budaya, pengaruh lingkungan tempat tinggal,
pengaruh teman sebaya dan komunitas. Penggunaan alkohol sering kali
didasari oleh motif-motif sosial seperti meningkatkan prestige atau pun adanya
pengaruh pergaulan dan perubahan gaya hidup. Selain itu faktor sosial lain
seperti sistem norma dan nilai (keluarga dan masyarakat) juga menjadi kunci
dalam permasalahan penyalahgunaan alcohol (Sarwono, 2011).
b) Faktor perilaku dan pembelajaran
Yaitu proses pembelajaran yang dilakukan oleh subyek dari kebiasaan-
kebiasaan minuman alkohol yang dilakukan orang tua, keluarga dan teman-
teman. Cara mendidik yang salah banyak membawa akibat negatif akibat
perkembangan dan pembentukan kepribadian remaja dan akan terus terbawa
ketika dewasa. Maka perlu diperhatikan dalam mendidik anak adalah seluruh
perlakuan orang tua yang ditularkan kepada anak, dalam hal ini anak perlu
disayangi, diperhatikan dan diindahkan dalam keluarga. Namun demikian
tidak semua diberikan secara berlebihan karena akan menimbulkan hal yang
negatif. Berikanlah kasih sayang yang sewajarnya.
1. Orang tua dan keluarga berperan langsung dalam mengawasi anak dan anggota
keluarganya.
2. Menanamkan pendidikan agama sejak dini untuk memberikan pemahaman bahwa
minuman keras adalah sesuatu yang dilarang dan haram dikonsumsi.
3. Pembinaan kehidupan rumah tangga yang harmonis dengan penuh perhatian dan kasih
sayang akan menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dan anak, sehingga akan
lebih mudah memantau dan mengawasi perilaku dan pergaulan anak.
4. Keluarga harus sering menasehati dan mengingatkan dengan lembut tentang bahaya
minuman keras. Ketika menasehati jangan memakai kekerasan, mengejek, atau
memarahi.
7
masyarakat yang membentuk kepribadian, mulai dari proses pembelajaran hingga menuju
kemandirian.
Tujuan umum dari kegiatan ini adalah memunculkan kesadaran pada masyarakat
dalam mecegah penyakit. Sedangkan tujuan khusus dari program GERMAS adalah
menurunkan beban penyakit, menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk,
dan menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan
pengeluaran kesehatan menyatakan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, praktik hidup sehat
merupakan salah satu wujud revolusi mental GERMAS mengajak masyarakat untuk
membudayakan hidup sehat, agar mampu mengubah kebiasaan-kebiasaan atau perilaku tidak
sehat.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan jurnal yang berjudul “Sosialisasi Bahaya Minuman Keras Bagi Remaja”
Masyarakat, Penyalahgunaan minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup
berkembang di dunia remaja dan menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun
ketahun, yang akibatnya dirasakan dalam bentuk kenakalankenakalan, perkelahian,
munculnya geng-geng remaja, perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan
remaja, (Yamani, 2009).
Minum minuman keras sudah selayaknya diberantas karena dampak negatif yang
dapat ditimbulkan selain kerena dalam ajaran agama minum minuman keras adalah perbuatan
yang dilarang. Cara yang paling tepat dalam memberantas suatu masalah adalah dengan cara
mencari sumber permasalahan tersebut. Sehingga apabila sumber permasalahan tersebut
terselesaikan maka masalah-masalah lain tidak akan timbul atau muncul kembali. Begitu pula
dengan pemberantasan minum minuman keras. Motif seseorang menjadi alcoholic tentu
berbeda-beda, sehingga untuk mencari tahu sumber permasalahannya diperlukan suatu
konseling. Seorang alcoholic dapat dikatakan sembuh dari pengaruh minuman keras tidak
hanya dilihat dari berhentinya ia minum minuman keras, namun juga dari kesembuhan
tubuhnya yang telah rusak akibat minum minuman keras, caranya mengatasi tekanan hidup,
serta cara mengatasi rasa percaya diri dan rasa bersalah.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan
terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan
kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup.
Pelaksanaan germas harus dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari
masyarakat yang membentuk kepribadian, mulai dari proses pembelajaran hingga menuju
kemandirian.
10
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan . Jakarta: Salemba Medika. Maramis,
F. R. (2016). Hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan pencegahan
mengkonsumsi alkohol pada pelajar di SMA N 1 Siau Barat Kab. Kepulauan Sitaro.
UNSRAT Vol.5, 211-218. Nugraha, A. W. (2012). Pengaruh penyuluhan kesehatan tentang
bahaya minuman keras terhadap perilaku minum minuman keras pada remaja usia 15-20
tahun Desa Banaran Galur. Jurnal Kesehatan, 1-14. Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan
Teori dan Aplikasi . Jakarta: PT Rineka Cipta Jakarta.
11