Anda di halaman 1dari 43

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN DENGAN MASALAH DEFISIT PERAWATAN DIRI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa II

Dosen Pengampuh : Yuldensia Avelina, S.Kep.,Ns.,M.Kep

OLEH

KELOMPOK VIII

1. MARIA SUYANTI ( 011221104 )


2. STEFANIA LIDIA ( 011221100 )

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NUSA NIPA

INDONESIA
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa kerana berkat rahmat-Nya,
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Jiwa pada Klien dengan Defisit
Perawatan Diri” dapat diselesaikan pada waktunya.
Makalah ini tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya dukungan dari
berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terimah
kasih kepada :
1. Ibu Yuldensia Avelina, S.Kep.,Ns.,M.Kep sebagai dosen mata kuliah dan
dosen pembimbing pambuatan makalah ini.
2. Teman-teman seangkatan mahasiswa lintas jalur fakultas ilmu-ilmu kesehatan
universitas nusa nipa angkatan 2022 yang sudah mendukung penyelesaian
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini banyak terdapat kekurangan. Penulis tetap
berharap agar makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.
Kritik dan saran dari makalah ini sangat diharapkan untuk perbaikan dan
penyempurnaan makalah selanjutnya. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih

Maumere 19 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR.......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.............................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................... 3
C. TUJUAN PENULISAN............................................................................ 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 4
A. KONSEP DASAR TEORI....................................................................... 4
1. Pengertian............................................................................................ 4
2. Penyebab.............................................................................................. 4
3. Tanda dan Gejala................................................................................ 6
4. Klasifikasi............................................................................................. 8
5. Proses terjadinya................................................................................... 8
6. Rentang Respon……………………………………………………… 9
7. Penatalaksanaan................................................................................... 10
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN.................................. 10
1. Pengkajian............................................................................................ 10
2. Pohon Masalah..................................................................................... 17
3. Diagnosa Keperawatan....................................................................... 17
4. Rencana Keperawatan........................................................................ 18
5. Implementasi Keperawatan................................................................ 23
6. Evaluasi................................................................................................ 38
BAB III. PENUTUP.............................................................................................. 39
A. KESIMPULAN......................................................................................... 39
B. SARAN....................................................................................................... 39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................ 39
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan jiwa merupakan kondisi seseorang dimana individu


tersebut mampu berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuannya sendiri dapat
menagatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif dan individu tersebut
mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya ( Pardede,2020 ).
Skizofrenia adalah sekelompok reaksi psikotik yang dapat
mempengaruhi berbagai area fungsi individu termasuk berpikir,
berkomunikasi, merasakan serta menunjukan emosidan gangguan otak
yang ditandai dengan pikiran kacau, waham, halusinasi serta perilaku
aneh. Skizofrenia merupakan penyakit gangguan mental berat dan kronis
yang menyerang 20 juta orang di seluruh dunia ( Pardede,Ariyo, &
Purba,2020 ).
Menurut Pardede (2019), mengatakan bahwa Skizofrenia merupakan
penyakit kronis parah dan melumpuhkan, gangguan otak yang ditandai
dengan pikiran kacau, waham, halusinasi, dan perilaku aneh. Prevelensi
Skizofrenia di perkirakan sewbesar 0,2 % meningakat menjadi 1,5 % setara
untuk pria dan wanita di semua tingkat usia ( Pardede, Hamid & Putri, 2020).
Kesehatan jiwa ini masih salah satu bagian penting dari kesehatan
yang signifikan di dunia, World Health Organization (WHO, 2019)
menyatakan bahwa terdapat sekitar 264 juta orang yang menderita depresi, 45
juta orang mengalami bipolar, 50 juta orang yang menderita demensia, dan 20
juta orang menderita skizofreniajumlah klien gangguan jiwa di Indonesia
semakin bertambah terdapat 14,1 % penduduk Indonesia yang mengalami
gangguan jiwa mulai dari yang ringan hingga berat ( Pinedendi et al., 2016).
Data yang diperoleh di Amerika Serikat setiap tahunnya terdapat 300 ribu
klien Skizofrenia yang mengalami episode akut hampir 20 % - 50 % klien
Skizofrenia yang melakukan percobaan bunuh diri, dan 10 % diantaranya
berhasil meninggal. Dapat disimpulkan angka kematian klien Skizofrenia di
Amerika Serikat delapan kali lebih tinggi dari angka kematian penduduk.
Sedangkan hasil RISKESDAS ( 2019 ) didapatkan bahwa hasil estimasi
prevalensi orang yang pernah menderita Skizofrenia di Indonesia sebesara 1,8
per 100 penduduk ( Pardede & Purba,2020).
Perawatan diri atau personal hygiene merupakan tindakan dimana
memelihara kebersihan dan kesehatan diri seseorang untuk kesejahteraan fisik
maupun psikisnya. Seseorang dikatakan perawatann diri yang baik apabila
orang tesebut dapat menjaga kebersihan tubuhnyayang meliputi kebersihan
kulit, gigi dan mulut, rambut, mata , hidung dan telinga, kaki dan kuku,
genitalia, serta kebersihan dan kerapihan dalm berpakain. Perawatan diri
sangat bergantung pada pribadi masing - masing dimana nilai individu dan
kebiasaan untuk mengembangkannya. Kehidupan sehari - hari yang
beraturan, menjaga kebersihan tubuh, makanan yang sehat, istirahat yang
cukup dan mendapat perhatian ( Pinedendi et al., 2016).
Deficit perawatan diri merupakan suatu keadaan dimana seseorang
mengalami hambatan atau gangguan dalam kr\emamuan utuk melakukan atau
menyelesaikan aktifitas perawatan diri seperti : mandi, berpakain, makan, dan
eliminasi untuk dirinya sendiri ( Tumanduk,Messakh,& Sukardi,2018).
Deficit perawat diri menurut Orem merupakan ketidakmampuan
seseorang untuk melakukan perawat diri secara adekuat sehingga dibutuhkan
beberapa system yang membantu kliaen memenuhi kebutuhannya.dalam hal
ini Orem mengidentifikasi lima metode yang dapat menyelesaikan masalah
deficit perawatan diri yaitu bertindak untuk orang lain, sebagai pembimbing
orang lain, memberi dukungan, dan meningkatkan pengembangan
lingkungan, dan mengajarkan pada orang lain ( Prihadi & Erlando, 2019).
Seseorang yang mengalami deficit perawatan diri dapat dilihat dari
badan yang bau, kotor, berdaki, gigi kotor, kuku panjang, rambut kusut,
sangat berantakan, ketidakmampuan dalam berdandan, kumis dan jenggot
tidak rapi, pakaian tidak rapi, tidak beralas kaki, memakai barang yang tidak
perlu dalam berpakaian, telanjang, makan dan minum yang tidak teratur,
BAB dan BAK tidak pada tempatnya ( Nurhalimah, 2016). Berdasarkan latar
belakang di atas maka penulis membuat malah yang berjudul Asuhan
Keperawatan Jiwa pada Klien dengan Defisit perawatan Diri.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah


dalam penulisan makalah ini adalah :
 Bagaimana Konsep Teori Defisit Perawatan Diri
 Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan
Diri

C. Tujuan

1. Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan konsep dasar teori


Defisit Perawatan Diri.
2. Mahasiswa dapa memahami dan menjelaskan konsep dasar Asuhan
Keperawatan pada klien dengan Defisit Perawatan Diri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Teori Defisit Perawatan Diri

1. Pengertian
Herdman (2018) mengatakan bahwa deficit perawatan diri
sebagai suatu gangguan didalam melakukan perawatan diri
(kebersihan diri,berhias,makan,toileting).Sedangkan perawatan diri
adalah kemampuan dasar manusia untuk memenuhi kebutuhannya
untuk mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya( Nurhalimah,2016).
Defist perawatn diri merupakan suatu keadaan dimana
seseorang mengalami hambatan ataupun ganggguan dalam
kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktifitas
perawatan diri seperti mandi, berpakaian, makan, dan eliminasi untuk
dirinya sendiri ( Tumanduk, Messakh, & sukardi,2018 ).

2. Penyebab
a. Faktor Predisposisi ( Nurhalimah,2016 ).
1).Biologis, dimana deficit perawat diri disebabkan oleh
adanya penyakit fisik dan mental yang disebabkan klien
tidak mampu melakukan perawatan diri dan
dikerenakan adanya factor herediter dimana terdapat
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
2).Psikologis, adanya factor perkembangan yang
memegang peranan yang tidak kalah penting, hal ini
dikerenakan keluarga terlalu melindungi dan
memanjakan individu tersebut sehingga perkembangan
inisiatif menjadi terganggu. Klien yang mengalami
deficit perawatan diri dikerenakan kemampuan realitas
yang kurang yang menyebabkan klien tidak peduli
terhadap diri dan lingkungannya termasuk perawatan
diri.
3).Sosial, kurangnya dukungan sosial dan situasi
lingkungan yang mengakibatkan penurunan
kemampuan dalam merawat diri.
b. Faktor Presipitasi
Factor presipitasi yang menyebabkan deficit perawatan diri
yaitu penurunan motivasi, kerusakan kognitif / persepsi,
cemas, lelah, lemah yang menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri. Menurut Rochmawati
(2013 ), factor - factor yang mempengaruhi personal hygiene
adalah :
a. . Body Image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat
mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. . Praktik Sosial
Pada anak - anak yang selalu dimanja dalam
kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
c. . Status Sosial Ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi
semuanya yang memerlukan uang untuk
menyediakannya.
d. . Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena
pengetahuan yang baik dapat meningkatkan
kesehatan. Misalnya pada klien dengan DM dia
harus menjaga kebersihan kakinya..
e. . Budaya

Disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu


tidak baleh dimandikan.

f. . Kebiasaan seseorang

Ada kebiasan orang menggunakan produk tertentu


dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun,
shampoo dan lain- lain.

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene :


1) . Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang
karna tidak terpeliharanya kebersihan perorangan
dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi
adalah : gangguan integritas kulit, gangguan
membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
2) . Dampak Psikisosial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal
hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman,
kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga
diri, dan gangguan interaksi sosial.

3. Tanda dan gejala


Menurut Jalil ( 2015 ), tanda dan gejala deficit bperawatan diri terdiri
dari :
a. Data Subyektif
Klien mengatakan :
1) Malas mandi
2) Tidak mau menyisir rambut
3) Tidak mau menggosok gigi
4) Tidak mau memotong kuku
5) Tidak mau berhias atau berdandan
6) Tidak bisa atau tidak mau menggunakan alat makan
dan minum
7) Tidak menggunakan alat makan dan minum saat
makan dan minum
8) BAB dan BAK sembarangan
9) Tidak membersihkan diri dan tempat BAB dan BAK
10) Tidak mengetahui cara perawatan diri yang benar.
b. Data obyektif
1) Badan bau, kotor, berdaki, rambut kotor, gigi kotor,
kuku panjang.
2) Tidak menggunakan alat mandi pada saat mandi dan
tidak mandi dengan benar.
3) Rambut kusut, berantakan, kumis dan jenggot tidak
rapi, serta tidak mau berdandan.
4) Pakaian tidak rapi, tidak mampu memilih, mengambil,
memakai, mengencangkan dan memindahkan pakaian,
tidak memakai sepatu, tidak mengkancing baju atau
celana.
5) Memakai barang – barang yang tidak perlu dalam
berpakaian misalnya memakai pakaian berlapis-lapis ,
penggunaan pakain yang tidak sesuai.melepas barang
– barang yang tidak perlu dalam berpakain misalnya
telanjang.
6) Makan dan minum sembarangan dan berceceran, tidak
menggunakan alat makan, tidak mampu menyiapkan
makanan, memindahkan makanan kealat makan, tidak
mampu memegang alat makan, membawa makanan
dari piring ke mulut, mengunyah, menelan makanan
secara aman dan menghabiskan makanan.
7) BAB dan BAK tidak pada tempatnya , tidak
membersihkan diri setelah BAB dan BAK, tidak
mampu menjaga kebersihan toilet dan menyiram toilet
setelah BAB dan BAK.

4. Jenis – jenis Defisit Perawatan Diri


Menurut T.Heather Herdman( 2018 ),jenis perawatan diri terdiri dari:
a. Deficit perawatan diri : Mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
mandi/beraktifitas perawatan diri untuk diri sendiri.
b. Deficit perawatn diri : berhias
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktifitas berpakaian, dan berhias untuk diri sendiri.
c. Deficit perawat diri : makan / minum
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktifitas makan dan minum secara mandiri.
d. Deficit perawat diri : BAB / BAK
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktifitas eliminasi sendiri.

5. Proses terjadinya
Data yang biasa ditemukan dalam Defisit Perawatan Diri
( Hastuti,2018) adalah:
a. Data Subyektif
1) Klien merasa lemah
2) Malas untuk beraktifitas
3) Merasa tidak berdaya
b. Data Obyektif
1) Rambut kotor, acak – acakan
2) Badan dan pakaian kotor dan bau
3) Mulut dan gigi bau
4) Kulit kusam dan kotor
5) Kuku panjang dan tidak terawatt

6. Rentang respon
Menurut Keliat ( 2004 ), rentang respon perawatan diri pada klien
adalah sebagai berikut :

Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan diri Tidak melakukan


seimbang kadang tidak perawatan saat stress

Keterangan :
a. Pola perawatan dari seimbang , saat klien mendapat
stressor dan mampu untuk berperilaku adaptif maka
pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.
b. Kadang perawatan kadang tidak, saat klien
mendapatkan sressor kadang – kadang klien tidak
memperhatikan perawatan dirinya.
c. Tidak melakukan perawatan diri, klien mengatakan
dia tidak peduli dan tidak bisa melakukan perawatan
saat stressor.
7. Penatalaksanaan
a. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri
b. Membimbing dan menolong klien merawat diri.
c. Ciptakan lingkungan yang mendukung.

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Defisit Perawatan Diri

1. Pengkajian
Deficit perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
proses piker sehingga kemampuan untuk melakukan perawatan diri
tampak dari ketidakmampuan merawat kebersiahan diri , makan
minum, mandi, berhias diri, secara mandiri dan eliminasi
( BAB/BAK) secara mandiri ( Hastuti, 2018).
a. Data diri
Terdiri dari : nama klien, umur, jenis kelamin, alamat,
agama, pekerjaan, tangagl masuk, nomor rekam
medic, keluarga yang dapat dihubungi.
b. Alasan masuk
Merupakan penyebab klien atau keluarga dating atau
dirawat di Rumah Sakit. Biasanya masalah yang
dialami klien yaitu senang menyendiri, tidak mau
banyak berbicara dengan orang lain, terlihat murung,
penampilan acak – acakan, tidak peduli dengan diri
sendiri dan mulai mengganggu orang lain.
c. Factor predisposisi
1) Pada umumnya klien pernah mengalami
gangguan jiwa dimasa lalu
2) Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak
mampu mealakukan perawatan diri.
3) Pengobatan sebelumnya kurang berhasi
4) Harga diri rendah, klien tidak mempunyai
motivasi untuk merawat diri.
5) Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan yaitu perasaan ditolak, dihina,
dianiaya, dan saksi penganiayaan.
6) Ada anggota keluarga yang pernah mengalami
gangguan jiwa.
7) Pengalaman masa lalu yang tidak
menyenangkan yaitu kegagalan yang dapat
menimbulkan frustasi.
d. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan TTV, pemeriksaan head to toe yang
merupakan penampilan klien yang kotor, dan acak -
acakan.
e. Psikososial
1) Genogram
Menggambarkan klien dan anggota keluarga
klien yang mengalami gangguan jiwa, dilihat
dari pola komunikasi pengambilan keputusan
dan pola asuh.
2) Konsep Diri
a) Citra tubuh
Persepsi klien mengenai tubuhnya,
bagian tubuh yang disukai maupun
tidak disukai.
b) Identitas diri
Kaji status dan posisi klien sebelum
dirawat, kepuasan pasien terhadap
status dan posisinya, kepuasan klien
sebagai laki-laki atau perempuan
c) Peran diri
Meliputi tugas atau peran klien didalam
keluarga/pekerjaan, kelompok maupun
masyarakat.kemampuan klien didalam
melaksanakan fungsi ataupun
peranya ,perubahan yang terjadi disaat
klien sakit maupun dirawat, apa yang
dirasakanklien akibat perubahan yang
terjadi.
d) Ideal diri
Berisi harapan klien akan keadaan
tubuhnya yang ideal, posisi, tugas,
peran dalam keluarga,
pekerjaan/sekolah, harapan klien akan
lingkungan sekitar dan penyakitnya.
e) Harga diri
Kaji klien tentang hubungan dengan
orang lain sesuai dengan kondisi,
dampak pada klien yang berhubungan
dengan orang lain, fungsi peran yang
tidak sesuai dengan harapan, penilaian
klien tentang pandangan atau
penghargaan orang lain.
f) Hubungan sosial
Hubungan klien dengan orang lain akan
sangat terganggu karena penampilan
klien yang kotor yang mengakibatkan
orang sekitar menjauh dan menghindari
klien.terdapat hambatan dalam
berhubungan dengan orang lain
g) Spiritual
Nilai dan keyakinan serta kegiatan
ibadah klien terganggu dikerenakan
klien mengalami gangguan jiwa.
h) Status mental
i. Penampilan
Penampilan klien sangat tidak
rapi, tidak mengetahui caranya
berpakaian dan penggunaan
pakaian tidak sesuai.
ii. Cara bicara/pembicaraan
Cara bicara klien yang lambat,
gagap, sering terhenti/bloking,
apatis, serta tidak mampu
memulai pembicaraan
iii. Aktifitas motorik
Biasanya klien tampak lesu,
gelisah, tremor dan kompulsif.
iv. Alam perasaan
Klien tampak sedih, putus asa,
merasa tidak berdaya, rendah
diri, dan merasa dihina.
v. Afek
Klien tampak datar, tumpul,
emosi klien berubah-
ubah,kesepian, apatis, depresi
dan cemas.
vi. Interaksi saat wawancara
Respon klien saat wawancara
tidak kooperatif, mudah
tersinggung, kontak kurang
serta curiga yang menunjukan
sikap atau peran tidak percaya
kepada pewawancara / orang
lain.
vii. Persepsi
Klien berhalusinasi mengenai
ketakutan terhadap hal-hal
kebersihan diri halusinasi
pendengaran, penglihatan dan
perabaan yang membuat klien
tidak ingin membersihkan diri
dan klien mengalami
depersonalisasi.
viii. Proses pikir
Bentuk piker klien yang otistik,
dereistik,sirkumtansial,
terkadang tangensial,
kehilangan asosiasi,
pembicaraan meloncat dari
topik dan terkadang
pewmbicaraan berhenti tiba-
tiba.

i) Kebutuhan klien pulang


1. Makan
Klien kurang makan,cara makan
klien yang terganggu serta klien
tidak mampu untuk menyiapkan
dan membersihkan alat makan
2. Berpakaian
klien tidak mau mengganti
pakaian, tidak mampu memakai
pakaian yang sesuai dan berhias.
3. Mandi
Klien jarang mandi, tidak tahu
cara mandi, tidak gosok gigi,
mencuci rambut, menggunting
kuku, tubuh klien Nampak
kusam dan mengeluarkan bau.
4. BAB/BAK
Klien BAB/BAK tidak pada
tempatnya seperti ditempat tidur
dan tidak dapat membersihkan
BAB/BAKnya
5. Istirahat
Aktifitas klien terganggu dan
tidak melakukan aktifitas apapun
setelah bangun tidur
6. Penggunaan obat
Jika klien mendapat obat,
biasanya klien minum obat tidak
teratur.
7. Aktifitas di Rumah
klien tidak mampu melakukan
semua aktifitas di dalam rumah
karena klien selalu merasa malas
j) Mekanisme koping
1. Adaptif
Klien tidak mampu berbicara
dengan orang lain, tidak bisa
menyelesaikan masalah yang
ada, klien tidak mampu
berolahraga karena klien selalu
malas.
2. Maladaptive
Klien bereaksi sangat lambat
terkadang berlebihan, klien tidak
mau bekerja sama sekali selalu
menghindari orang lain.
3. Masalah psikisosial dan
lingkungan
Klien mengalami masalah
psikososial seperti berinteraksi
dengan orang lain dan
lingkungan. Hal ini disebabkan
oleh kurangnya dukungan dari
keluarga, pendidikan yang
kurang, masalah dengan sosial
ekonomi dan pelayanan
kesehatan.
4. Pengetahuan
Klien deficit perawatan diri
terkadang mengalami gangguan
kognitif sehingga
tidak mampu mengambil
keputusan.
k) Sumber koping
Merupakan evaluasi terhadap pilihan
koping dan strategi seseorang. Individu
dapat mengatasi stress dan ansietas
dengan menggunakan sumber koping
yang terdapat di lingkunganya. Sumber
koping ini dijadiakan modal untuk
menyelesaikan masalah.
8. Pohon masalah

effect Resiko Perilaku Kekerasan

core problem
Defisit Perawatan Diri

Isolasi Sosial

cause

Harga Diri Rendah

9. Diagosis Keperawatan
1) Deficit perawatan diri
2) Isolasi sosial
3) Harga diri rendah
10. Rencana Keperawatan

Diagno Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional


sa
Deficit TUM : 1.Setelah interaksi SP 1. Agar klien dapat
perawa Klien dapat klien menunjukan 1. Bina hubungan kooperatif dalam
tan diri melakukan tanda-tanda percaya saling percaya tindakan keperawatan
perawatan pada perawat dan 2. Diskusikan dengan Memberikan informasi
diri saecara klien dapat klien mengenai : kepada klien dank lien
mandiri menyebutkan : a. Penyebab klien mampu memahami
TUK 1 :  Penyebab tidak merawat diri keuntungan dan
Klien dapat tidak mrawat b. Manfaat menjaga kerugian yang di
membina diri perawatan diri dapatkan dari menjaga
hubungan  Manfaat untuk keadaan kebersihan diri.
saling menjaga fisik, mental dan
percaya dan perawatan sosial
dapat diri c. Tanda-tanda
mengetahui  Tanda-tanda perwatan diri
pentingnya bersih dan yang baik
merawat rapi d. Penyakit dan
diri  Gangguan gangguan

yang dialami kesehatan yang

jika bisa dialami oleh

perawatan klien perawatan

diri tidak diri bila tidak

diperhatikan adekuat

l)
TUK 2 Dalam interaksi klien SP 2 Agar klien dapat
Klien menyebutkan frekuensi Diskusikan cara melakukan
mengetahui menjaga perawatan diri : praktek perawatan perawatan diri
cara-cara 1. Frekuensi mandi diri yang baik dan dengan baik dan
melakukan 2. Frekuensi goosok gigi benar : benar.
perawatan diri 3. Frekuensi keramas 1. Mandi
4. Frekuensi ganti pakaian 2. Gosok gigi
5. Frekuensi berhias 3. Keramas
6. Frekuensi gunting kuku 4. Ganti pakaian
5. Berhias
6. Gunting kuku

Dalam interaksi klien Berikan pujian


Untuk memberikan
menjelaskan cara menjaga untuk setiap
penghargaan pada
perawatan diri : respon klien yang
klien atas respon
1. Cara mandi positif
positif yang
2. Cara gosok gigi
dilakukannya
3. Cara keramas
4. Cara berpakaian
5. Cara berhias
6. Cara gunting kuku
TUK 3 Dalam interaksi klien SP 3 Memberikan bantuan
Klien mempraktekan perawatan diri Bantu klien saat kepada klien saat
melaksanakan dengan bantuan oleh perawat : perawatan diri : melakukan
perawatan diri 1. Mandi 1. Mandi perawatan diri
dengan 2. Gosok gigi 2. Gosok gigi
bantuan 3. Keramas 3. Keramas
perawat 4. Ganti pakaian 4. Ganti pakaian
5. Berhias 5. Berhias
6. Gunting kuku 6. Gunting kuku
Penghargaan atas
Berikan pujian
hasil yang telah
untuk setiap
dilakukan.
respon klien

TUK 4 Dalam interaksi klien SP 4 Mengetahui tingkat


Klien dapat melaksanakan perawatan diri kemampuan klien
secara mandiri : Pantau klien
melaksanakan 1. Mandi 2x dalam melakukan
dalam
perawatan diri sehari perawatan diri
2. Gosok gigi melaksanakan
secara mandiri sehabis makan perawatan diri :
3. Keramas 2x
1. Mandi
seminggu Ganti
2. Gosok gigi
pakaian 1x
3. Keramas
sehari Memberi
4. Ganti pakaian
4. Berhias sehabis penghargaan atas apa
5. Berhias
mandi yang telah dilakukan
6. Gunting kuku
5. Gunting kuku klien secara mandiri
Berikan pujian
setelah kuku
untuk setiap
mulai panjang
respon klien
yang positif

Keluarga Setelah satu kali pertemuan SPIK  Mengetahui


mampu keluarga mampu menjelaskan 1. Diskusikan apa yang
tentang defisit perawatan diri
merawat klien masalah yang dirasakan
di rumah dan dirasakakan keluarga
menjadi keluarga seperti
system dalam kesulitan
pendukung merawat dalam
secara efektif pasien merawat
untuk klien 2. Jelaskan klien
pengertian,  Meningkatka
Tanda dan n
gejala defisit pengetahuan
perawatan diri keluarga
yang dialami tentang
klien beserta defisit
proses perawatan
terjadinya diri
3. Jelaskan cara-  Untuk
cara merawat memberikan
pasien defisit pengetahuan
perawatan diri kepada
keluarga
tentang cara
merawat
pasien
Setelah satu kali pertemuan SP2K  Mengetahui
keluarga mampu : 1. Evaluasi sejauh mana
Menyelesaikan kegiatan yang kemampuan kemampuan
sudah dilakukan keluarga klien keluarga dalam
Memperagakan cara merawat 2. Melatih merawat klien
pasien
keluarga  Memberikan
mempraktikan pengetahuan
cara merawat kepada keluarga
pasien dengan tentang cara
deficit merawat pasien
perawatan diri  Mengetahui
3. Keluarga sejauh mana
mempraktikan pemahaman
cara merawat keluarga dalam
langsung pada merawat klien.
pasien deficit
perawatan diri
Setelah satu kali pertemuan SP3K  Mengetahui
keluarga mampu menyebutkan 1. Evaluasi sejauh mana
kegiatan yang sudah dilakukan kempuan pemahaman
Melaksanskan Follow Up keluarga keluarga dalam
2. Membantu merawat klien
keluarga Agar kegiatan
membuat klien dirumah
jadwal terkontrol dengan
aktifitas baik
dirumah
termasuk
minum obat
Menjelaskan
follow up klien
setelah

11. Implementasi Keperawatan


a) Strategi pelaksanaan bagi pasien
Tujuan strategi pelaksanaan bagi pasien adalah agar pasien tetap bersih
dan sehat
SP 1 : Pengkajian, menjaga kebersihan diri : mandi,cuci rambut,sikat
gigi,potong kuku
1) Fase Orientasi
 Salam
 Evaluasi perasaan / masalah / keluhan utama
 Validasi kemampuan klien melakukan perawatan diri
 Kontrak waktu dan tempat
 Topik / tindakan yang akan dilakukan
 Tujuan pertemuan

2) Fase kerja
 Mengidentifikasi apakah klien sudah melakukan
perawatan diri
 Mengidentifikasi manfaat dari melakukan perawatan diri
 Menjelaskan tentang alat yang harus dipersiapakan
sebelum melakukan perwatan diri
 Melatih pasien cara melakukan perawatan
diri : :mandi,cuci rambut,sikat gigi,dan potong kuku

3) Fase Terminasi
 Evaluasi perasaan (subjektif)
 Evaluasi kemampuan klien (objektif)
 Rencana Latihan pasien.
 Latihan cara menyiapkan perlengkapan sebelum
mealakukan kebersihan diri
 Latihan cara melakukan kebersiahan diri yang baik dan
benar mandi 2x sehari,sikat gigi 2x sehari,cuci rambut 2x
perminggu,potong kuku 1x perminggu
SP 2 : latihan cara berdandan setelah kebersiahan diri
1) Fase orientasi
 Salam
 Evaluasi perasaan / masalah yang dirasakan
 Kontak waktu dan tempat
 Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
 Validasi kemampuan pasien berdandan, beri pujian
 Topik / tindakan yang akan dilakukan
 Tujuan pertemuan
2) Fase kerja
 Menjelaskan cara dan alat yang disiapkan untuk berdandan
 Melatih cara berdandan setelah kebersihan diri : sisiran, rias
muka untuk perempuan; cukuran untuk pria
3) Fase terminasi
 Evaluasi perasaan (subjektif)
 Evaluasi kemampuan klien (objektif)
 Rencana Latihan pasien
 Latihan cara dan menyiapkan alat sebelum berdandan
seperti sisir,cermin,minyak,bedak
 Latihan cara berdandan 2 x perhari setelah mandi
SP 3 : Latihan cara makan dan minum yang baik
1) Fase Orientasi
 Salam
 Evaluasi perasaan dan masalah yang dirasakan
 Kontrak waktu dan tempat
 Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri
 Validasi kebutuhan dan cara makan pasien , beri pujian
 Topik / tindakan yang akan dilakukan
 Tujuan pertemuan
2) Fase kerja
 Menjelaskan kepada pasien tentang kebutuhan makan
minum
 Menjelaskan kepada pasien cara makan dan minum
 Menjelaskan tentang peralatan yang di perlukan dalam
makan dan minum
 Melatih cara menggunakan peralatan makan dan minum

3) Fase Terminasi
 Evaluasi perasaan (subjektif)
 Evaluasi kemampuan pasien (objektif)
 Rencana Latihan pasien

 Latihan cara makan dan minum : diawali dengan


doa,makan pelan-pelan.
 Latihan mempersiapkan perlengkapan makan minum ;
piring,gelas,senduk dan membereskan setelah makan
minum 3x sehari
 Latihan cara menggunakan peralatan makan dan minum :
piring untuk menaruh makanan, senduk untuk menyuap
makanan, gelas untuk menaruh air

SP 4 : Latihan BAB dan BAK yang baik


1) Fase Orientasi
 Salam
 Evaluasi perasaan dan masalah yang dirasakan
 Kontrak waktu dan tempat
 Evaluasi tanda dan gejala defisit perwatan diri
 Validasi kemampuan pasien tentang kebersiahan diri,
berdandan,makan dan minum; beri pujian.
 Topik / tindakan yang akan dilakukan
 Tujuan pertemuan

2) Fase Kerja
 Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik
 Melatih BAB dan BAK yang baik
 Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
 Melatih cara membersihkan kamar mandi setelah BAB dan
BAK
3) Fase Terminasi
 Evaluasi perasaan (subjektif)
 Evaluasi kemampuan pasien (objektif)
 Rencana Latihan pasien
 Latihan cara BAB dan BAK yang benar
 Latihan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
 Latihan cara membersihkan kamar mandi setelah BAB
dan BAK

CONTOH SPTK DEFISIT PERAWATAN DIRI

Latihan 1 untuk pasien : melatih cara menjaga kebersihan diri: mandi ,


cuci rambut , sikat gigi, potong kuku

Orientasi :
“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Apakah Tina sudah
mandi? Bagaimana kalau saat ini kita mendiskusikan tentang kebersihan diri,
berapa lama kita bicara tina? Baiklah 30 menit yah, tempatnya mau dimana?

Kerja :
Masalah kebersihan diri
Tina, “Berapa kali Tina mandi dalam sehari? Menurut Tina apa kegunaannya
mandi ?Apa alasan Tina sehingga tidak bisa merawat diri ? Menurut Tina apa
manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang
yang merawat diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga
kebersihan diri masalah apa menurut Tina yang bisa muncul ?” Sekarang apa
saja alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mau mandi , cuci
rambut, gosok gigi apa saja yang perlu dipersiapkan? Benar sekali..Tina perlu
menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir.
Wah bagus sekali, Tina bisa menyebutkan dengan benar .
Masalah berdandan untuk pasien wanita
“Apa yang Tina lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Tina
menyisir rambut ? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan
sisiran dan berdandan ?”Jadi bisakah Tina sebutkan alat yang digunakan
untuk berdandan? Betul, sisir, bedak, lipstik dll. Ya Bagus sekali
Identifikasi masalah berdandan untuk pasien laki-laki
“Berapa kali Tono cukuran dalam seminggu? Kapan Tono cukuran terakhir?
Apa gunanya cukuran? Wah luar biasa yah Tono bisa menyebutkan dengan
benar.
Identifikasi masalah Makan/minum
“Berapa kali makan sehari?Iya makan tiga kali per hari. Kalau minum sehari
berapa gelas? Betul, minum minimal 10 gelas per hari. Apa saja persiapan
makan? Di mana tempat Tina makan? Bagaimana cara makan yang baik? Apa
yang dilakukan sebelum makan ? Apa pula yang dilakukan setelah makan?”
Identifikasi masalah BAB dan BAK
“Berapa kali Tina BAB per hari? Kalau BAK berapa kali? Di mana biasanya
Tina buang air besar/buang air kecil? Bagaimana membersihkannya?”

Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian,


makan/minum , BAB dan BAK, kekarang bisakah Tina cerita bagaimana cara
melakukan mandi , keramas dan gosok gigi . Ya benar, Tina bisa siram
seluruh tubuh Tina termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada
kepala Tina sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. bagus sekali..
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram
dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat
mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi Tina. mulai dari depan
sampai belakang.. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram
lagi seluruh tubuh Tina. sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Tina
bagus sekali melakukannya. Selanjutnya Tina pasang baju dan sisir
rambutnya dengan baik.”
Kalau mandi yang paling baik sehari berapa kali Tina? Ya, mandi sehari 2
kali, , sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong
kuku (satu kali per minggu) Nah yang tadi kita sudah kerjakan itu dimasukkan
kedalam jadwal yah Tina , Jam berapa Tina mandi , cuci rambut, gosok gigi,
sesuai dengan yang sudah kita bicarakan tadi.
Nah mari kita latihan mandi dan berdandan. Bimbing pasien langkah@ dan
berikan semangat dan pujian.

Terminasi :
“Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri, manfaat dan alat serta cara melakukan kebersihan dirii ?
Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi ?apa saja alat
untuk menjaga kebersihan diri , bagaimana cara menjaga kebersihan diri. ?
Bagus sekali yah tina sudah menjawabnya dengan benar. Bagaimana
perasaannya setelah mandi? Coba lihat dicermin, lebih bersih dan segar ya?
Nanti jangan lupa yah , Tina melakukan mandi, keramas, gosok gigi dan
gunting kuku sesuai dengan jadwal yang Tina sudah tulis , mandi sehari 2
kali, , sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong
kuku (satu kali per minggu) .Kapan kita ketemu lagi Tina? Bagaimana kalo
hari Jumat? Karena saya datang kerumah Tina seminggu dua kali , yaitu
selasa dan jumat, Kita akan bicara tentang cara berdandan. Tempatnya
dimana Tina? Baiklah dirumah Tina hari jumat, selamat pagi Tina.

Latihan 2 untuk pasien : melatih cara berdandan setelah kebersihan


diri: sisiran, rias muka untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria
Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri, validasi kemampuan pasien
melakukan kebersihan diri dan berikan pujian. Jelaskan cara dan alat untuk
berdandan ,melatih cara berdandan setelah kebersihan diri: sisiran, rias muka
untuk perempuan; sisiran, cukuran untuk pria memasukkan pada jadwal
kegiatan untuk kebersihan diri dan berdandan.

Berdandan untuk wanita


Orientasi
“Selamat pagi, bagaimana perasaaan Tina hari ini ? Apakah Tina sudah
mandi, tampak bersih sekali, rambut juga sudah disisir , kukunya sudah
digunting yah? Bagus sekali, kalau gosok giginya bagaimana? bagus sekali
yah ternyata sudah dilakukan sama Tina . Coba suster lihat jadwalnya? bagus
sekali yah ternyata sudah dilakukan sama Tina.Mandi 2x sehari ini dilakukan
sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga, keramas sudah 2x per minggu mandiri
yah Tina, gunting kuku juga sudah 1x per minggu, kalau ini masih bantuan
yah Tina, siapa yang membantu? Oh ibu. Kalau saya lihat dari jadwal banyak
yang sudah dilakukan secara mandiri, jadi Tina sudah bagus sekali tentang
kebersihan dirinya, yang masih dibantu sama Ibu nanti Tina harus bisa
melakukannya sendiri.
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini? “Hari ini kita akan latihan
berdandan. dimana kita bicara. Bagaimana kalau di ruang tamu ? berapa lama
Tina? Baik 30 menit yah

Kerja
“Sebelum berdandan, alat apa saja yang harus disiapkan? Yah benar sekali
sisir, bedak dan kalau ada lipstick. Bagaimana cara Tina berdandan ? Apakah
menyisir rambut dulu? Bagaimana cara Tina menyisir ? Sekarang menyisir
rambut.. ya.. Bagus sekali ” Coba lihat di kaca, sudah rapi? “Apa kebiasaan
Tina dalam berdandan ?” “Apakah Tina biasa memakai bedak ?”
.., lanjutkan dengan merias muka. Ya bagus. Tina tampak cantik..” mau pakai
lipstik? Iya buat tipis saja, coba lihat di kaca, cantik ya.
“Bagaimana rasanya setelah berdandan tina..Lebih cantik dan rapi yah. Tina
kita sudah latihan berdandan sekarang apa yang sudah kita lakukan, kita
masukkan kedalam jadwal , berapa kali akan Tina lakukan ? Dua hari sekali
yah, sehabis mandi yah? Jadi Tina bisa tulis dijadwal harian setiap habis
mandi , Tina bisa langsung berdandan.

Terminasi:
“Bagaimana perasaan Tina setelah belajar cara berdandan. “
“Bisa Tina sebutkan lagi, apa saja alat yang diperlukan untuk berdandan ? yah
bagus sekali, sekarang coba sebutkan caranya bagaimana ?”Wah Tina
memang hebat.
“Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah tina Mandi 2x
sehari ini dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga, keramas sudah 2x
seminggu mandiri yah Tina, gunting kuku seminggu 1x, ganti baju dan
berdandan sehabis mandi. selasa kita akan ketemu lagi untuk membicarakan
tentang kebutuhan dan latihan cara makan dan minum yang benar. Saya akan
datang jam 9 pagi”.Baiklah Tina bersedia, Baiklah sekarang saya permisi
dulu, selamat pagi

Latihan Bercukur untuk pria


Orientasi
“Selamat pagi Tono?“Bagaimana perasaannya hari ini? Apakah sudah
mandi? Bagaimana dengan gosok gigi, keramas, kukunya sudah digunting
yah? Bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan sama Tono . Coba suster lihat
jadwalnya? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan sama Tono.Mandi 2x
sehari ini dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga, keramas sudah 2x
per minggu mandiri yah Tono, gunting kuku juga sudah 1x per minggu, kalau
ini masih bantuan yah Tono, siapa yang membantu? Oh ibu. Kalau saya lihat
dari jadwal banyak yang sudah dilakukan secara mandiri, jadi Tono sudah
bagus sekali tentang kebersihan dirinya. yang masih dibantu sama Ibu nanti
Tono harus bisa melakukannya sendiri
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini? “Hari ini kita akan latihan
bercukur ,mau dimana tempatnya, baiklah di ruang tamu ? berapa lama
Tono? Baik 30 menit yah Tono

Kerja
““Apakah Tono suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?”Alatnya apa
saja Tono? Yah bagus sekali Tono sudah menyebutkan dengan baik.
“ Mari latihan bercukur pak? Benar sekali jadi langkah-langkah untuk
bercukur : Siapkan alat cukur yang aman , Siapkan krim cukur (atau busa
sabun mandi), Sekarang oleskan krim pada kumis/jenggot yang akan dicukur
secara merata.,Cukur perlahan-lahan dari atas ke bawah, atau ke arah samping
sampai bersih.Bersihkan tempat yang telah dicukur menggunakan handuk
/kain bersih atau tissue. Iya bagus sekali. Nah, alat-alat dibersihkan dengan
kain bersih atau tissue. Yah bagus sekali. Bagaimana rasanya sudah
bercukur ?Lebih bersih, Tono kita sudah latihan bercukur sekarang apa yang
sudah kita lakukan, kita masukkan kedalam jadwal, berapa hari sekali Tono
bercukur ? Dua hari sekali yah, harinya apa saja Tono? Selasa dan jumat.
Waktunya pagi, pagi atau sore? Jam berapa Tono? Jadi Tono bisa tulis
dijadwal harian setiap selasa dan jumat jam 8 pagi Tono bercukur.

Terminasi
“Bagaimana perasaan Tono setelah kita latihan cara bercukur”.
“Coba Tono, sebutkan cara bercukur, Bagus sekali, Tono sudah menyebutkan
dengan baik “Selanjutnya jangan lupaTono pak untuk melakukan sesuai
jadwal yah , Mandi 2x sehari ini dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari
juga, keramas sudah 1x per minggu mandiri yah Tono, gunting kuku
seminggu 1x per minggu, ganti baju dan menyisir rambut sehabis mandi ,
bercukur berapa kali seminggu Tono? Yah benar sekali, dua kali seminggu
Tono harus bercukur.
“Minggu depan hari selasa kita akan ketemu lagi untuk membicarakan dan
kebutuhan dan latihan cara makan dan minum yang benar. Saya akan datang
jam 9 pagi”.Baiklah Tono, sekarang saya permisi dulu, selamat pagi

Latihan 3 untuk pasien : melatih cara makan dan minum yang baik
Evaluasi tanda dan gejala defisit perawatan diri, validasi kemampuan pasien
melakukan perawatan kebersihan diri dan berdandan. Jelaskan kebutuhan dan
cara makan dan minum, melatih cara makan dan minum yang baik dan
memasukkan dalam jadwal kegiatan.

Orientasi
“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Hari ini saya lihat Tina
sudah bersih yah,rambut juga sudah disisir rapi , pakai bedak, kukunya sudah
digunting. Bajunya juga cantik. Bagus sekali, kalau gosok giginya
bagaimana? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan sama Tina . Coba
suster lihat jadwalnya? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan sama
Tina.Mandi 2x sehari ini dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga,
keramas sudah 2x per minggu mandiri yah Tina, gunting kuku juga sudah 1x
per minggu ya, dan sudah dilakukan sendiri yah Tina, jadi Tina sudah bagus
sekali tentang kebersihan dirinya, kalau berdandan dilakukan sama siapa
Tina? Oh sudah sendiri, bagus sekali, setiap habis mandi , dilakukan sendiri
atau dibantu ibu Tina? Oh dilakukan sendiri tetapi kadang-kadang masih suka
lupa yah , jadi masih diingatkan sama ibu.kalau berpakaiannya bagaimana?
Dilakukan sendiri, bagus sekali.Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari
ini? “Hari ini kita akan bicara tentang kebutuhan makan dan minum, cara
makan dan minum, Berapa lama nih tina? 45 menit mau dimana tempatnya.
Baiklah di ruang tamu ini?
Kerja
“Tina sekarang kita akan diskusi tentang kebutuhan makan pada orang
dewasa seperti Tina dalam satu hari . kebutuhan makan perhari dewasa untuk
perempuan antara 2000-2200 kalori dan untuk laki-laki antara 2400-2800
kalori setiap hari. Biasanya pada orang dewasa membutuhkan semua itu
didapat dari makanan seperti makanan pokok untuk memberi rasa kenyang :
nasi, jagung, ubi jalar, singkong, dll selain itu perlu juga lauk seperti : lauk
hewani berupa daging ayam, ikan dll, serta lauk nabati seperti kacang-
kacangan, hasil olahan tahu, tempe. Sayur diberikan untuk memberi rasa
segar dan melancarkan proses menelan makanan, karena biasanya
dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur dan umbian, kacang-kacangan ,
buah dan susu sebagai pelengkap, akan sempurna ditinjau dari kecukupan
gizi serta minum 8-10 gelas (2500ml) sehari. Bagaimana Tina apakah sudah
mengerti? Kalau kita mau makan alatnya apa saja Tina? Jadi harus ada piring,
gelas dan sendok yah, sekarang piring gunanya untuk apa? Ya benar sekali,
untuk menaruh makanan, selanjutnya sendok untuk apa? Kalau gelas
disiapkan untuk apa? Bagus sekali , Tina sudah bisa menjawab dengan benar.
Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan ? Makan di meja
makan, ya. “Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari
kita praktekkan ! “Bagus ! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan.
Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan Tina yang pimpin !. Bagus..
“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan
pelan-pelan. Ya, mari kita makan”..
“Setelah makan kita bereskan piring, gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita
akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus”!
Kalau yang membersihkan piring , gelas dan sendok siapa? Ibu? Bagaimana
kalau Tina? kita coba membersihkannya.Sekarang kita coba memasukkan nya
dalam jadwal. Coba Tina tulis disini, jam berapa saja Tina makan, yah jadi
ada tiga kali yah kalau pagi jam berapa Tina? Pagi? Sore? Bagus yah Tina
sudah bisa mengisi jadwalnya.

Terminasi
“Bagaimana perasaan Tina setelah kita belajar cara makan dan minum”.
“Alat apa saja yang digunakan untuk makan? Setelah makan apa yang
sebaiknya kita lakukan ?”
“Bagus sekali,Tina bisa mengingat dengan baik apa yang harus kita lakukan
dan jangan lupa untuk melakukan sesuai dengan jadwal. Tina melakukan
mandi, keramas, gosok gigi dan gunting kuku sesuai dengan jadwal yang
Tina sudah tulis , mandi sehari 2 kali, , sikat gigi (2 kali per hari), cuci
rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per minggu), Berdandan
dan mengganti pakaian dua kali sehari sehabis mandi pagi dan sore Hari
jumat saya datang lagi yah Tina untuk membicarakan cara BAB dan BAK,
jamnya seperti biasa yah jam 9 saya dirumah Tina. Selamat pagi Tina

Latihan 4 untuk pasien : melatih BAB dan BAK yang baik


Evaluasi tanda dan gejala deficit perawatan diri, validasi kemampuan pasien
tentang kebersihan diri, berdandan, makan dan minum dan beri
pujian .Jelaskan cara BAB dan BAK yang baik, melatih BAB dan BAK yang
baik , memasukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum, BAB dan BAK

Orientasi
“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaaannya hari ini ? Hari ini saya lihat
Tina sudah bersih yah,rambut juga sudah disisir rapi , pakai bedak, kukunya
sudah digunting. Bajunya juga cantik. Bagus sekali, kalau gosok giginya
bagaimana? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan sama Tina .
Bagaimana dengan makan dan minum pagi ini ? Jam berapa ? jam 8 yah?
Bisa suster lihat jadwalnya? bagus sekali yah ternyata sudah dilakukan sama
Tina.Mandi 2x sehari ini dilakukan sendiri yah, gosok gigi 2x sehari juga,
keramas sudah 1x per minggu mandiri yah Tina, gunting kuku juga sudah 1x
per minggu , dan sudah dilakukan sendiri yah Tina, jadi Tina sudah bagus
sekali tentang kebersihan dirinya, kalau berdandan dilakukan sama siapa
Tina? Oh sudah sendiri, bagus sekali, berpakaian juga yah. Bagus sudah
dilakukan setiap habis mandi , dilakukan sendiri atau dibantu ibu ,Tina? Oh
dilakukan sendiri tetapi kadang-kadang masih suka lupa yah , jadi masih
diingatkan sama ibu. Kalau makan dan minum sepertinya masih dibantu yah
Tina.Besok harus sudah melakukannya sendiri yah, Tina bisa khan? Yah Tina
pasti bisa karena Tina hebat.”
Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini? “Hari ini kita akan bicara
tentang cara BAB dan BAK, Berapa lama nih Tina? 30 menit, mau dimana
tempatnya. Baiklah di ruang tamu ini saja yah ?

Kerja
Untuk pasien wanita:
Tina, BAB dan BAK di kamar mandi dan di WC ya. Hati hati pakaian jangan
sampai kena ya. Lalu jongkok di WC. “Cara cebok yang bersih setelah Tina
BAB dan BAK yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke belakang.
Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya
kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”
Setelah Tina selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di
kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air
secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tina
membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tina ikut mencegah
menyebarnya kuman berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”
“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tina perlu merapihkan
kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan
resleting telah tertutup rapi” . Sekarang mari kita lihat kamar mandi dan WC
(jelaskan tempat dan cara memakai dan membersihkannya).
Sekarang coba dimasukkan ke dalam jadwal, kalau BAB biasanya kapan?
Kalau BAK gak pasti kapan yah?

Untuk pasien laki-laki


“Kalau mau BAB dan BAK biasanya dimana? Benar Tono, BAB dan BAK
yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan
ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak melakukannya di
sembarang tempat ya.....”
“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”
“Sudah bagus ya Tono Yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono
membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak
ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono”. Jangan lupa
membersihkan?menyiram WC setelah BAB/BAK. Tono perlu merapihkan
kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan
resleting celana telah tertutup rapi”

Terminasi
“Bagaimana perasaan Tina, setelah kita membicarakan tentang cara BAB dan
BAK yang baik?”
“Apa saja yang harus dilakukan saat BAB dan BAK ? Bagus sekali Tina
sudah menyebutkan dengan benar. Nah, coba sebutkan 4 cara perawatan diri
yang telah dipelajari dan dilatih. Bagus sekali. ”Tina mandi, keramas, gosok
gigi dan gunting kuku sesuai dengan jadwal yang Tina sudah tulis , mandi
sehari 2 kali, , sikat gigi (2 kali per hari), cuci rambut (2 kali per minggu),
potong kuku (satu kali per minggu), Berdandan dan mengganti pakaian dua
kali sehari sehabis mandi pagi dan sore, makan 3 kali sekali dan minum 8-10
gelas sehari. BAB dan BAK ditempatnya. Bagaimana Tina, bisa dilakukan
sesuai dengan jadwal? Bagus sekali Tina akan mencoba melakukannya.
“Hari selasa saya datang lagi yah Tina untuk mengevaluasi semua kegiatan
dan latihan perawatan diri yang sudah kita diskusikan, jamnya seperti biasa
yah jam 9 saya dirumah Tina. Selamat pagi Tina

b) Strategi pelaksanaan bagi keluarga Pasien


Keluarga ( pelaku rawat ) diharapkan dapat merawat pasien defisit perawatan
diri di rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien
Tujuan: Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami defisit
perawatan diri

Tindakan keperawatan
1) Mendiskusikan masalah yg dirasakan dalam merawat pasien defisit
perawatan diri
2) Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri dan mengambil keputusan merawat pasien
3) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang
dibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.
4) Latih keluarga cara merawat dan membimbing kebersihan diri, berdandan,
makan dan minum, BAB dan BAK pasien
5) Melatih keluarga menciptakan suasana keluarga dan lingkungan yang
mendukung perawatan diri pasien
6) Mendiskusikan tanda dan gejala kekambuhan yang memerlukan rujukan
segera ke fasilitas kesehatan.
7) Menganjurkan follow up ke fasilitas pelayanan kesehatan secara teratur.

Latihan 5 untuk keluarga : melatih cara merawat dan membimbing


pasien : kebersihan diri
Mendiskusikan masalah perawatan diri pasien yang dirasakan keluarga,
menjelaskan pengertian, tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit
perawatan diri (gunakan booklet) menjelaskan cara merawat defisit perawatan
diri. Melatih dan membimbing keluarga cara merawat : kebersihan diri,
anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
Orientasi :
“Selamat pagi Ibu Ani, bagaimana perasaannya hari ini ? Apakah ada
masalah kebersihan diri Tina? Baiklah sekarang kita akan membicarakan
tentang perawatan diri Tina, dan bagaimana cara melakukan kebersihan diri
dan berdandan pada Tina , berapa lama kita bicara bu? Baiklah 45 menit yah,
tempatnya mau dimana?

Kerja :
Bu sebelumnya saya mau tanya masalah apa yang dirasakan dalam merawat
Tina? Kalau terkait dengan kebersihan dirinya bagaimana bu? Oh susah ya,
untuk memotivasi Tina untuk mandi? Harus sering diingatkan yah bu. Bu,
saya bisa bertemu dengan Tina? (setelah selesai sp kebersihan diri dengan
pasien, kembali lagi ke keluarga)

Baiklah Bu ? Tadi saya sudah menanyakan kepada Tina tentang kebersihan


diri dan telah melatihnya mandi. Sekarang saya ingin menjelaskan pengertian,
tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri , ini ada lembar
yang bisa ibu gunakan ( booklet) Jadi kurang perawatan diri adalah seseorang
yang mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan atau melengkapi
aktifitas mandi/ kebersihan diri. Seperti Tina bu, Tanda dan gejalanya banyak
bu diantaranya badan bau , pakaian kotor, rambut kusam , kulit kotor, gigi
kotor dan mulut bau, penampilan tidak rapih.Kalau menurut ibu, Tina
bagaimana? Ada yah tanda-tanda yang sudah disebutkan. Bagaimana ini bisa
terjadi bu? Ini banyak terjadi pada orang seperti Tina dimana kemampuan
realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan
termasuk perawatan diri selain itu juga kurang dukungan dan latihan
kemampuan perawatan diri dari keluarga dan lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan Tina dalam melakukan
perawatan diri.

Sekarang apa yang ibu dan keluarga harus lakukan? Selama ini apa yang
sudah ibu lakukan? Bagus sekali ibu sudah selalu mengingatkan untuk itu
tetapi bisa saya tambahkan cara untuk melakukan kebersihan diri adalah
mengajarkan Tina cara membersihkan diri dan berdandan , mulai dari alat
sampai caranya bu?kalau mau mandi alat yang harus ada apa bu? Benar
sekali alat untuk menjaga kebersihan diri, seperti kalau kita mau mandi , cuci
rambut, gosok gigi apa saja yang perlu dipersiapkan? juga perlu menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun. Bagaimana bu bisa ibu
bantu Tina untuk melakukannya jadwalnya sudah ada di Tina yah bu.

Terminasi :
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya
kebersihan diri, alat serta cara melakukan kebersihan diri ? Sekarang coba ibu
jelaskan lagi kalau cara membimbing Tina merawat diri? Bagus sekali ibu
masih ingat , nanti jangan lupa ibu ingatkan Tina, ibu lihat dijadwal kegiatan.
Tina harus melakukan mandi, keramas, gosok gigi dan gunting kuku sesuai
dengan jadwal yang Tina sudah tulis , mandi sehari 2 kali, , sikat gigi (2 kali
per hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per
minggu), Ganti pakaian dua kali sehari sehabis mandi pagi dan sore. Kapan
kita ketemu lagi Bu? Bagaimana kalo hari Jumat? Karena saya datang
kerumah Tina seminggu dua kali , yaitu selasa dan jumat Kita akan bicara
tentang membimbing berdandan. Kita bicara dirumah ibu yah. Baiklah Bu
kita ketemu lagi hari jumat, selamat pagi bu Ani

Latihan 6 untuk keluarga : melatih cara merawat dan membimbing


pasien : berdandan
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi defisit perawatan diri,
validasi kemampuan keluarga membimbing dan melatih pasien kebersihan
diri dan beri pujian . Melatih cara merawat dan membimbing: berdandan,
anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberi pujian.

Orientasi :
“Selamat pagi Ibu Ani, bagaimana perasaannya hari ini ?Bu , bagaimana
dengan kebersihan diri Tina ? apa latihan yang sudah ibu lakukan untuk
menjaga kebersihan diri Tina? Bagus sekali, ibu sudah melatih Tina sesuai
dengan jadwal. Hari ini saya lihat Tina sudah bersih yah, pakaian dan
rambutnya sudah rapi. Bagus sekali, kalau gosok giginya bagaimana? bagus
sekali yah ternyata sudah dilakukan sama Tina . Bagaimana dengan
kemampuan Tina, bu Ani? Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas
sudah 2x per minggu yah, gunting kuku juga sudah 1x per minggu. Oh
dilakukan sendiri tetapi kadang-kadang masih suka lupa , jadi masih
diingatkan sama ibu Ani. Baiklah bu, masih ingat apa yang akan dibicarakan
pada hari ini bu? Ya, tentang cara merawat dan membimbing Tina berdandan.
berapa lama kita bicara bu? Baiklah 30 menit yah, tempatnya mau dimana?

Kerja :
Bu tadi saya sudah membimbing Tina berdandan. Jadi mohon ibu bantu
sediakan alat untuk berdandan: sisir, bedak dan lipstik. Bimbing Tina
melakukannya setelah selesai mandi. Tadi sudah dimasukkan dalam
jadualnya, mohon ibu ingatkan dan berikan pujian jika Tina dapat lakukan.
Terminasi :
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang cara
membimbing Tina berdandan? Apa saja alat-alat yang perlu disediakan?
Bagus sekali ibu masih ingat , nanti jangan lupa ibu ingatkan Tina, ibu lihat
dijadwal kegiatan dan berikan pujian. Kapan kita ketemu lagi Bu?
Bagaimana kalo hari selasa? Latihan cara membimbing Tina cara makan dan
minum. Kita bicara dirumah ibu yah. Baiklah Bu kita ketemu lagi hari jumat,
selamat pagi Bu

Latihan 7 untuk keluarga : membimbing keluarga merawat dan


membimbing makan dan minum pasien
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi defisit perawatan diri,
validasi kemampuan keluarga membimbing pasien kebersihan diri, dan
berdandan dan beri pujian. Latih cara membimbing makan dan minum
pasien dan anjurkan membantu pasien sesuai jadwal.
Orientasi :
“Selamat pagi Ibu A, bagaimana perasaannya hari ini ? Bagaimana dengan
latihan pada pertemuan yang lalu? Apakah sudah ibu lakukan? Bagaimana
dengan kebersihan diri dan berdandannya? Hari ini saya lihat Tina sudah
bersih, rapi dan cantik. Baik hari ini akan kita bicarakan cara merawat dan
membimbing Tina makan dan minum. berapa lama kita bicara bu? Baiklah 45
menit yah, tempatnya mau dimana?

Kerja :
Bu, saya tadi sudah bertemu dan melatih Tina cara makan dan minum yang
baik: cuci tangan sebelum dan sesudah makan, berdoa sebelum makan, makan
di meja makan (ditempat makan keluarga), cara makan yang rapi dan bersih.
Tolong ibu bimbing dan ingatkan ya bu, serta berikan pujian. Demikian pula
jumlah makanan dan minuman yang diperlukan sehari: makan tiga kali
perhari (nasi, sayur, lauk dan buah) serta minum 8-10 gelas per hari.

Terminasi :
“Bagaimana perasaan ibu setelah berdiskusi tentang cara membimbing Tina
makan dan minum? Coba ibu sebutkan lagi hal-hal yang perlu dibimbing cara
makan Tina? Bagus sekali. Jangan lupa minumnya 8-10 gelas per hari. Kapan
kita ketemu lagi Bu? Bagaimana kalo hari jumat? Kita akan bicara tentang
cara merawat dan membimbing Tina BAB dan BAK serta follow up, tanda
dan gejala kambuh dan rujukan. Kita bicara dirumah ibu yah. Baiklah Bu kita
ketemu lagi hari jumat, selamat pagi bu Ani.

Latihan 8 untuk keluarga : latihan merawat dan membimbing BAB


dan BAK pasien. follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan.
Evaluasi kemampuan keluarga mengidentifikasi defisit perawatan diri
pasien, validasi kemampuan keluarga membimbing pasien kebersihan diri,
berdandan, makan dan minum. Beri pujian, membimbing keluarga BAB dan
BAK pasien. jelaskan follow up ke PKM, tanda kambuh, rujukan, anjurkan
membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian.
Orientasi :
“Selamat pagi Ibu A, bagaimana perasaannya hari ini ? Bagaimana
kebersihan diri Tina? Bagaimana dengan latihan mandi, berdandan, dan
makan & minum Tina? Bagus sekali, ibu tidak lupa memberi pujian? Baiklah,
hari ini kita akan bicara tentang cara merawat dan membimbing Tina untuk
BAB dan BAK , tindak lanjut ke puskesmas, tanda kekambuhan. berapa lama
kita bicara bu? Baiklah 45 menit yah, tempatnya mau dimana?

Kerja :
Bu , saya sudah melatih Tina cara BAB dan BAK yang benar: dilakukan di
WC, membersihkan (cebok) yang benar, membersihkan WC yang benar, cuci
tangan pakai sabun dan merapikan pakaian kembali. Tina juga telah
memasukkannya dalam jadual kegiatannya. Tolong ibu bantu bimbing dan
berikan pujian.
Komunikasi pada kunjungan terakhir, pada saat pasien sudah mandiri
dan telah rutin ke puskesmas
Bu hari ini saya terakhir kerumah ibu nanti ibu bisa terus berobat ke
puskesmas secara teratur, dan ibu harus lihat kalau terjadi tanda-tanda
kekambuhan seperti Tina tidak mau melakukan kebersihan diri ,malas
berdandan, pakaian tidak rapi, makan dan minum diambilkan dan tidak pada
tempatnya, BAB dan BAK sembarangan atau tidak cebok dan menyiram
setelah BAB dan BAK, dan semua kebutuhan dia harus dibantu berarti ibu
harus bawa segera membawa Tina ke puskesmas.

Terminasi :
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar dan mempraktikkan bersama
Tina melakukan cara untuk merawat kebersihan diri, berdandan, makan &
minum, dan BAB&BAK . Bagaimana hasilnya pada Tina? Jangan lupa ibu
terus memotivasi dan membimbing sesuai dengan jadwal. Tina telah
melakukan jadual kegiatannya yaitu: mandi sehari 2 kali, , sikat gigi (2 kali
per hari), cuci rambut (2 kali per minggu), potong kuku (satu kali per
minggu), Berdandan dan mengganti pakaian dua kali sehari sehabis mandi
pagi dan sore , makan 3x sehari dan minum 8 gelas perhari, BAB dan BAK
ditempatnya sesuai dengan yang sudah kita latih bersama. Juga perlu ibu
ingat untuk tetap berobat secara rutin ke puskesmas dan segera bawa Tina ke
puskesmas bila ada tanda –tanda kekambuhan. Selamat pagi Bu.

12. Evaluasi

Evaluasi kemampuan pasien defisit perawatan diri berhasil apabila pasien


dapat
1) Mandi , mencuci rambut, menggosok gigi dan menggunting kuku dengan
benar dan bersih
2) Mengganti pakaian dengan pakaian bersih
3) Membereskan pakaian kotor
4) Berdandan dengan benar
5) Mempersiapkan makanan
6) Mengambil makanan dan minuman dengan rapi
7) Menggunakan alat makan dan minum dengan benar
8) BAB dan BAK pada tempatnya
9) BAB dan BAK dengan bersih.

a. Evaluasi kemampuan keluarga defisit perawatan diri berhasil apabila


keluarga dapat :
1) Mengenal masalah yg dirasakan dalam merawat pasien (pengertian,
tanda dan gejala, dan proses terjadinya defisit perawatan diri )
2) Menyediakan fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan oleh pasien
3) Merawat dan membimbing pasien dalam merawat diri : kebersihan diri ,
berdandan (wanita), bercukur (pria), makan dan minum, BAB dan BAK.
4) Follow up ke Puskesmas, mengenal tanda kambuh dan rujukan.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesehatan jiwa merupakan kondisi seseorang dimana individu tersebut mampu
berkembang secara fisik, mental, spiritual dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuannya sendiri dapat menagatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif dan individu tersebut mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya
( Pardede,2020 ). Atau dapat dikatakan bahwa individu dikatakan sehat jiwa apabila
berada dalam kondisi fisik, mental dan sosial yang terbebas dari gangguan
( penyakit ) atau tidak dalam kondisi tertekan sehingga dapat mengendalikan stress
yang timbul. Sehingga memungkinkan individu untuk hidup produktif,dan mampu
melakukan hubungan sosial yang mmuaskan ( Nurhaliamah, 2016 ).

Penyebab terjadinya deficit perawatan diri ada dua yaitu factor predisposisi
(factor resiko) dan factor presipitasi (factor pencetus). Faktor predisposisi yang
menunjang perilaku defisit perawatan diri meliputi: faktor biologis, faktor
psikologis dan faktor sosial budaya. Sedangkan Factor presipitasi yang
menyebabkan deficit perawatan diri yaitu penurunan motivasi, kerusakan kognitif /
persepsi, cemas, lelah, lemah yang menyebabkan individu kurang mampu
melakukan perawatan diri

B. SARAN
Dari kesimpulan yang ada maka kita sebagai calon perawat harus memahami
secara rinci tentang gangguan jiwa terutama tentang deficit perawatan diri ,
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan secara tepat dan benar.
DAFTAR PUSTAKA

Fortinash, K.M. (2004). Psychiatric Mental Health Nursing. 3th ed. St. Louis: Mosby

Herdman, T.H. (2012). NANDA International Nursing Diagnoses Definition and


Classification, 2012-2014. Oxford: Wiley-Blackwell.

Keliat. B.A . dkk (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas CMHN (basic
Course). EGC: Jakarta

Stuart,G.W.& Sundeen, M.T. (2005). Principles and practice of psychiatric nursing.


8th ed. Missouri: Mosby.

Stuart,G.W.& Sundeen, M.T. (2006).Keperawatan psikitrik:Buku saku keperawatan


jiwa, edesi 5. EGC : Jakarta.

Captain, C (2008). Assessing suicide risk, Nursing made incredibly easy, Volume 6.
Philadelphia : Elsevier Mosby.

Sutejo ( ). Keperawatan Jiwa (Konsep dan praktik asuhan keperawatan kesehatan


jiwa : gangguan jiwa dan psikososial.

Anda mungkin juga menyukai