ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN MATERNITAS DENGAN PLASENTA
PREVIA
OLEH :
2022
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Perdarahan antepartum yang bersumber dari kelaian plasenta yang secara klinis
biasanya tidak terlampau sukar untuk menentukannya ialah plasenta previa dan
solusio plasenta serta perdarahan yang belum jelas sumbernya. Perdarahan
antepartum terjadi kira-kira 3 % dari semua persalinan yang terbagi atas plasenta
previa, solusio plasenta dan perdarahan yang belum jelas penyebabnya
Setiap perdarahan pada kehamilan lebih dari 22 minggu yang lebih banyak
pada permulaan persalinan biasanya harus lebih dianggap sebagai perdarahan
antepartum apapun penyebabnya, penderita harus segera dibawah ke rumah sakit
yang memiliki fasilitas untuk transfuse darah dan operasi. Perdarahan antepartum
diharapkan penanganan yang adekuat dan cepat dari segi medisnya maupun dari
aspek keperawatan yang sangat membantu dalam penyelamatan ibu dan janinnya.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Medik
I. Pengertian
a. Plasenta previa adalah plasenta dengan implantasi di sekitar
segmen bawah rahim, sehingga dapat menutupi sebagian atau
seluruh osteum uteri internum (Manuaba, 1998). Plasenta previa
adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah
uterus sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh pembukaan
jalan lahir. (Wiknjosostro, 2005)
b. Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta dalam segmen
bawah uterus. Istilah ini mengambarkan hubungan anatomic antara
letak plasenta dan segmen bawah uterus. Suatu plasenta previa
telah melewati batas atau menutupi (secara lengkap atau tidak
lengkap) ostium internum (Taber, 1994)
II. Epidemiologi
Menurut Brenner dkk (1978), menemukan dalam paruh terakhir
kehamilan, insiden plasenta previa sebesar 8,6 % atau 1 dari 167
kehamilan dalam paruh terakhir kehamilan, 20% diantaranya
merupakan plasenta previa totalis (Williams, 847). Di RS. DR Cipto
Mangunkusumo antara tahun 1971-1975, terjadi 37 kasus plasenta
previa diantara 4.781 persalinan yang terdaftar atau kira-kira 1
diantara 125 persalinan terdaftar (Ilmu Kebidanan, 367). Kejadian
plasenta previa adalah 0,4 - 0,6% dari keseluruhan persalinan (Acuan
Nasional, 16).
Frekuensi plasenta previa pada primigravida yang berumur lebih
35 tahun kira-kira 10 kali lebih sering dibandingkan dengan
primigravida yang berumur kurang dari 25 tahun. Pada
grandemultipara yang berumur lebih dari 30 tahun kira-kira 4 kali
lebih sering dari grandemultipara yang berumur kurang dari 25 tahun
(Kloosterman, 1973).
III. Etiologi
Menurut Krisanty dkk (2011), apabila sebab terjadi implantasi plasenta di
daerah segmen bawah uterus tidak dapat dijelaskan. Namun demikian
terdapat beberapa factor yang berhubungan dengan peningkatan kekerapan
terjadinya plasenta previa yaitu
1. Paritas
Semakin banyak paritas ibu, makin besar kemungkinan mengalami
plasenta previa
2. Usia ibu pada saat hamil
Bila usia ibu pada saat hamil 35 tahun atau lebih makin besar
kemungkinan kehamilan mengalami plasenta previa
IV. Klasifikasi
Ada 4 derajat abnormalitas plasenta previa yang didasarkan atas
terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan jalan lahir pada waktu
tertentu yaitu:
a. Plasenta previa totalis, apabila seluruh pembukaan (ostium
internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta
b. Plasenta previa parsialis, apabila sebagian pembukaan (ostium
internus servisis) tertutup oleh jaringan plasenta
c. Plasenta previa marginalis, apabila pinggir plasenta berada
tepat pada pinggir pembukaan (ostium internus servisis)
d. Plasenta letak rendah, apabila plasenta yang letaknya abnormal
pada segmen bawah uterus belum sampai menutupi
pembukaan jalan lahir atau plasenta berada 3-4 cm diatas
pinggir permukaan sehingga tidak akan teraba pada
pembukaan jalan lahir
V. Patofisiologi
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama
dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita
tidur atau bekerja biasa, perdarahan pertama biasanya tidak banyak,
sehingga tidak akan berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu
banyak daripada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan
pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20 minggu segmen bawah uterus,
pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti
oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat ini dimulai
terjadi perdarahan darah berwarna merah segar.
Sumber perdarahan ialah sinus uterus yang terobek karena terlepasnya
plasenta dari dinding uterus. Perdarahan tidak dapat dihindari karena
ketidakmampuan serabut otot segmen bawah uterus untuk berkontraksi
menghentikan perdarahan, tidak sebagai serabut otot uterus untuk
menghentikan perdarahan kala III dengan plasenta yang letaknya normal.
Makin rendah letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi, oleh karena itu
perdarahan pada plasenta previa totalis akan terjadi lebih dini daripada
plasenta letak rendah, yang mungkin baru berdarah setelah persalinan
mulai. (Wiknjosostro, 1999 : 368)
VI. Gejala Klinis
1. Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi > 22 minggu
2. Perdarahan berulang
3.Perdarahan terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, koitus
4.Perdarahan permulaan jarang begitu berat. Biasanya perdarahan
akan berhenti sendiri dan terjadi kembali tanpa diduga
5. Warna perdarahan merah segar
6. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah
7. His biasanya tidak ada.
8. Rasa tidak tegang saat palpasi
9. DJJ terdengar
10. Teraba jaringan plasenta dalam vagina
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul
VII. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan luar bagian terbawah janin biasanya belum masuk
pintu atas
2. Pintu atas panggul ada kelainan letak janin
3.Pemeriksaan inspekulo : perdarahan berasal dari ostium uteri
eksternum
VIII. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang
1. USG (Ultrasonografi)
Dapat mengungkapkan posisi rendah berbaring plasenta tapi apakah
plasenta melapisi serviks tidak bisa diungkapkan
2. Sinar X
Menampakkan kepadatan jaringan lembut (lunak?) untuk
menampakkan bagianbagian tubuh janin.
3. Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit menurun. Faktor pembekuan pada
umumnya di dalam batas normal.
4. Pengkajian vaginal
Pengkajian ini akan mendiagnosa plasenta previa tapi seharusnya
ditunda jika memungkinkan hingga kelangsungan hidup tercapai (lebih
baik sesudah 34 minggu). Pemeriksaan ini disebut pula prosedur
susunan ganda (double set-up procedure). Double set-up adalah
pemeriksaan steril pada vagina yang dilakukan di ruang operasi
dengan kesiapan staf dan alat untuk efek kelahiran secara cesar.
5. Isotop Scanning atau lokasi penempatan plasenta.
Amniocentesis, jika 35 – 36 minggu kehamilan tercapai, panduan
ultrasound pada amniocentesis untuk menaksir kematangan paru-paru
(rasio lecithin/spingomyelin [LS] atau kehadiran phosphatidygliserol)
yang dijamin. Kelahiran segera dengan operasi direkomendasikan jika
paru-paru fetal sudah matur.
IX. Komplikasi
Pada ibu dapat terjadi perdarahan hingga syok akibat perdarahan
anemia karena perdarahan, plasentitis dan endometritis pasca
persalinan. Pada janin biasanya terjadi persalinan prematur dan
komplikasinya seperti asfiksia berat.
X. Penatalaksanaan
Penata laksanan umum plasenta previa :
D. Implementasi
Implemetasi dibuat sesuai dengan intervensi yang telah dibuat
E. Evaluasi
Evaluasi dilakukan berdasarkan criteria ysng telah ditetapkan sebelumnya
dalam perencanaan membandingkan hasil tindakan keperawatan yang
telah dilakukan sesuai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dan
menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari pengkajian, perencanaan
dan pelaksanaan
BAB IV
PENUTUP
I. Kesimpulan
Plasenta previa adalah tertanamnya bagian plasenta dalam segmen
bawah uterus. Istilah ini menggambarkan hubungan anatomic antara letak
plasenta dan segmen bawah uterus. Suatu plasenta previa telah melewati
batas atau menutup (secara lengkap atau tidak lengkap) ostium uteri
internum. Plasenta previa marginalis disebut demikian bila sebagian dari
plasenta melekat pada segmen bawah uerus dan meluas ke setiap bagian
osteum uteri internum, tetapi tidak menutupinya. Plasenta previa parsialis
dikatakan demikian bila bagian dari plasenta menutup sebagian osteum
uteri internum. Plasenta previa totalis dikatakan demikian bila tiap bagian
plasenta secara total menutupi osteum uteri internum. Insiden plasenta
previa hamper mendekati 1 dalam 200-400 kelahiran. Ibu saat hamil
dengan usia 35 tahun atau lebih. Makin besar kemungkinan kehamilan
plasenta previa disbanding dengan usia dibawah 25 tahun.
II. Saran
Saran penulis terhadap pembaca yaitu agar semakin memperluas
wawasanya mengenai penyakit maternal sehingga mampu memberikan
tindakan yang sebaik-baiknya pada klien nantinya dengan bekal
pemahaman tentang berbagai penyakit yang telah dipelajari di mata kuliah
ini terkhusus untuk penderita plasenta previa.
DAFTAR PUSTAKA