Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

TENDENSI SENTRAL, MEAN, MEDIAN, MODUS

Dosen Pengampuh : Yohanis Paulus Pati Rangga, S.K.M.,M.P.H

OLEH
PIUS NASUTION MAU
NIM : 011221092

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NUSA NIPA
INDONESIA
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa penulis panjatkan karena atas
bimbingan dan penyertaan-Nya, penulis dapat menyelesaian penulisan makalah yang
berjudul “Tendensi Sentral, mean, median, modus” sebagai salah satu tugas mata
kuliah biostatistik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan, bantuan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini. Untuk itu perkenankan penulis menyampaikan
terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Yohanis Paulus Pati Rangga, S.K.M.,M.P.H sebagai Dosen mata kuliah
biostatistik yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah ini.
2. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dalam
penyelesaian makalah ini.
3. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari segi penulisan maupun materi.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya
membangun sehingga menjadi lebih baik dalam perkembangan ilmu pengetahuan
terutama tentang metodelogi penelitian. Akhirnya penulis mengharapkan semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Maumere, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………...…….……………………………i
KATA PENGANTAR………………………………….………………..………….ii
DAFTAR ISI………………………….......................................................................iii
BAB I PENDAHULAN………………………………….…………………………..1
A. Latar Belakang………..................................................................................1
B. Rumusan Masalah……………………….…………………………………1
C. Tujuan Penulisan…………….......................................................................2
1. Tujuan Umum………………………….………………………………2
2. Tujuan Khusus……………………........………………………………2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….…………………3
A. UKURAN PEMUSATAN DATA………………….…..………………….3
1. Pengertian……………………………………….………..………….…3
2. Jenis – Jenis Ukuran Pemusatan Data…………………...………..……3
B. HUBUNGAN ANTARA RATA-RATA HITUNG (MEAN),
MEDIAN DAN MODUS…………………………………….…………..11
C. KUARTIL, DESIL DAN PARSIAL……………………………………..12
1. Kuartil.…………………………………………………………..……12
2. Desil.……………………………………………………………….…15
3. Parsial…………………………………..……………….…………….17
BAB III PENUTUP…………………………………………..…………………….22
A. Kesimpulan………………………………………………………..……...22
B. Saran……………………………………………………………….……..22
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mean, Modus, Median, Quartil, Desil dan Persentil sama-sama
merupakan ukuran pemusatan data yang termasuk kedalam analisis statistika
deskriptif. Namun, ketiganya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing dalam menerangkan suatu ukuran pemusatan data. Untuk tahu
kegunaannya masing-masing dan kapan kita mempergunakannya, perlu
diketahui terlebih dahulu pengertian analisis statistika deskriptif dan
ukuran pemusatan data.
Analisis Statistika deskriptif merupakan metode yang berkaitan
dengan penyajian data sehingga memberikan informasi yang berguna.
Upaya penyajian ini dimaksudkan untuk mengungkapkan informasi penting
yang terdapat dalam data ke dalam berntuk yang lebih ringkas dan
sederhana yang pada akhirnya mengarah pada keperluan adanya penjelasan
dan penafsiran (Aunudin, 1989).
Deskripsi data yang dilakukan meliputi ukuran pemusatan dan
penyebaran data. Ukuran pemusatan data meliputi nilai rata-rata (median),
modus, dan median. Sedangkan ukuran
penyebaran data meliputi ragam (variance) dan simpangan baku (standard
deviation).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka perumusan
masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut : “Apa yang
dimaksud dengan Mean, Modus, Median, Quartil, Desil dan Presentil
beserta contohnya?.

1
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menguraikan Mean, Modus, Median, Quartil, Desil
dan Presentil beserta contohnya.
.
2. Tujuan Khusus
1) Mahasiswa mampu menguraikan pengertian Mean, Modus, Median,
Quartil, Desil dan Presentil.
2) Mahasiswa mampu menjelaskan cara-cara perhitungan Mean, Modus,
Median, Quartil, Desil dan Presentil beserta contohnya.
.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. UKURAN PEMUSATAN DATA


1. Pengertian
Ukuran pemusatan data merupakan salah satu pengukuran data
dalam statistika. Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan
cara mpenyusunan data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan
mengenai suatu keseluruhan berdasarkan data yang ada pada bagian dari
keseluruhan tadi. Yang termasuk dalam ukuran pemusatan data adalah
rataan (Mean), Median, Modus.

2. Jenis-Jenis Ukuran Pemusatan Data


a. Rataan (Mean).
Mean atau rata-rata hitung adalah nilai yang diperoleh dari jumlah
sekelompok data dibagi dengan banyaknya data. Rata-rata
disimbolkan dengan x.
1) Rata-Rata untuk Data Tunggal
Keterangan:
ẋ = mean
n = banyaknya data
xi = nilai data ke-i

Contoh rataan data tunggal :

Nilai ulangan matematika 15 siswa kelas XI IPA adalah 7, 8, 6, 4,


10, 5, 9, 7, 3, 8, 6, 5, 8, 9, dan 7. Tentukan nilai rata-ratanya.
Jawab:

3
Jadi, nilai rata-ratanya adalah 6,8.
2) Rata-Rata untuk Data Bergolong (Berkelompok)
Keterangan:

xi = nilai tengah data ke-i


fi = frekuesni data ke -i
xs = rataan sementara (dipilih pada interval dengan frekuensi
terbesar)
di = simpangan ke-i (selisih nilai xi dengan nilai xs)

Contoh Rataan Data Kelompok


Tentukan rata-rata dari data berikut :

Nilai Frekuensi
10 – 15 4
16 – 20 5
21 – 25 7
26 – 30 8
31 – 35 4
36 - 40 2
Jumlah 27

Jawab :
Cara I :
Nilai Fi Xi Di fidi
10 – 15 4 13 -15 -60
16 – 20 5 18 -10 -50
21 – 25 8 23 -5 -35
26 – 30 8 28 0 0
31 – 35 4 33 5 20
36 - 40 2 38 10 20
Jumlah 30 -105

4
Penyelesaian:

Cara II :

Nilai Fi Xi Di fidi

11-15 4 13 -15 -60

16-20 5 18 -10 -50

21-25 8 23 -5 -35

26-30 8 28 0 0

31-35 4 33 5 20

36-40 2 38 10 20

Jumlah 30 -105

Penyelesaian :

5
b. Median.
Median adalah nilai data yang terletak di tengah setelah data
diurutkan. Dengan demikian, median membagi data menjadi dua
bagian yang sama besar. Median (nilai tengah) disimbolkan dengan
Me.

1) Median untuk Data Tunggal


a) Jika banyaknya data n ganjil maka median :
Xn + 1
Me =
2

b) Jika banyaknya n genap maka median :

Contoh Median Data Tunggal


Tentukan median dari data berikut: 8,6,4,3,7,5,8,10,8,9,8,5

Nilai 2,3,4,5,6,7,8,9
Frekuensi 2,5,7,8,10,5,4

Jawab:
I. Data diurutkan : 3 4 5 5 6 7 8 8 8 8 9 10
N= 12 (genap)
Jadi, mediannya adlah 7,5

II. n = 41 (ganjil)

6
2) Median untuk data bergolong
Keterangan:
Me = median
Tb = tepi bawah kelas median
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
f = frekuensi kelas median
Contoh Median Data Bergolong
Tentukan median dari data berikut :
Data Frekuensi
11- 20 5
21 – 30 3
31 – 40 8
41 – 50 7
51 – 60 4
61 - 70 9
Jumlah 36
Jawab:
Karena banyaknya data adalah 36, maka median terletak diantara
data ke-18 dan data ke-19 sehingga diperoleh kelas yang
mengandung median adalah 4-40. Dengan demikian , Tb = 41-0,5
= 40,5; p=10 (11-20); f =7; F= 16.
Data F Fk
11- 20 5 5
21 – 30 3 8
31 – 40 8 16
41 – 50 7 23
51 – 60 4 27
61 - 70 9 36

Penyelesaian:

7
Jadi, mediannya adlah 43,36

c. Modus.
Modus adalah data yang paling sering muncul atau memiliki
frekuensi tertinggi.
Modus dilambnagnkan dengan Mo.
1) Modus untuk data tunggal
Modus dari data tunggal adalah data yang paling sering muncul.
Contoh Modus Data Tunggal :
Tentukan modus dari data : 7,6,5,8,3,7,9,4,6,4,8,4,10,7,5,7,dan 8.
Jawab:
Data diurutkan: 3,4,4,4,5,5,6,6,7,7,7,7,8,8,8,9,10.
Nilai 7 muncul paling banyak, yaitu 4 kali.
Jadi, modusnya adalah 7.
2) Modus untuk data bergolong

Keterangan :

Mo : modus
Tb : tepi bawah kelas modus
p : panjang kelas
d1 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 : selisih frekuensi kelas modus dengan kelas sesudahnya
Contoh Modus Data Bergolong :
Tentukan modus dari data berikut :
Data Frekuensi
11- 20 5
21 – 30 3
31 – 40 8
41 – 50 7
51 – 60 4

8
61 - 70 9
Jumlah 36

Jawab:
Karena kelas dengan frekuensi terbanyak 9 maka modus terletak
diantara kelas 51-60; tb=51-0,5=50,5; p=10(11-20); di=9-4=5;
F=16.
Penyelesaian:

Jadi, modusnya adalah 53,36

B. HUBUNGAN ANTARA RATA-RATA HITUNG (MEAN), MEDIAN


DAN MODUS
Rata-rata hitung (mean), median dan modus adalah nilai yang
digunakan untuk mewakili seperangkat data. Ketiga nilai tersebut sering juga
disebut dengan ukuran kecenderungan terpusat (measure of central
tendency). Sebab kecenderungan dari nilai-nilai tersebut memusat pada bagian
tengah suatu perangkat data.
Pada analisis data biasanya fokus perhatian tidak terletak pada
keseluruhan data, tetapi terletak hanya dimana data tersebut memusat. Oleh
karena itulah nilai-nilai rata-rata, median dan modus sering digunakan untuk
mewakili seperangkat data dalam analisis statistik.
Pada suatu distribusi frekuensi, hubungan antara rata-rata, median dan modus
adalah sebagai berikut.
1. Jika rata-rata, median dan modus

9
memiliki nilai yang sama, maka nilai
rata-rata, median dan modus akan
terletak pada satu titik dalam kurva
distribusi frekuensi. Kurva distribusi
frekuensi tersebut akan terbentuk
simetris.

2. Jika rata-rata lebih besar dari median,


dan median lebih besar dari modus,
maka pada kurva distribusi frekuensi,
nilai rata-rata akan terletak di sebelah
kanan, sedangkan median terletak di
tengahnya dan modus di sebelah kiri.
Kurva distribusi frekuensi yang
terbentuk adalah miring kanan atau
kemiringan positif.
3. Jika rata-rata lebih kecil dari median,
dan median lebih kecil dari modus,
maka pada kurva distribusi frekuensi,
nilai rata-rata akan terletak di sebelah
kiri, sedangkan median terletak di
tengahnya dan modus di sebelah
kanan. Kurva distribusi frekuensi
yang terbentuk adalah miring kiri
atau kemiringan negatif.

4. Jika kurva distribusi frekuensi tidak simetris (menceng ke kiri atau ke


kanan), maka biasanya akan berlaku hubungan antara rata-rata median
dan modus sebagai berikut. Rata-rata – Modus = 3 (Rata-rata –
Median)

10
C. KUARTIL, DESIL DAN PARSIAL
1. Kuartil
Kuartil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data
menjadi empat kelompok yang sama besar. Dengan kata lain kwartil
merupakan nilai yang membagi tiap-tiap 25% frekuensi dalam distribusi.
Kuartil ada 3 :
1) Kuartil pertama (K1) yaitu suatu nilai yang membatasi 25% frekuensi
bagian bawah dengan 75% frekuensi bagian atas.
2) Kuartil kedua (K2) yaitu suatu nilai yang membatasi 50% frekuensi
bagian bawah dengan 50% frekuensi bagian atas.
3) Kuartil kedua (K3) yaitu suatu nilai yang membatasi 75% frekuensi
bagian bawah dengan 25% frekuensi bagian atas.
Rumus menghitung kuartil :
a. Kuartil Data Tunggal

t(n + 1)
Letak kuartil Q1 =
4
Contoh :
Tentukan Q1 dari data berikut : 5, 6, 3, 7, 10, 12, 7, 8, 9, 6, 8
Q1 = (11 + 1) = 3
Kuartil ke 1 ada di data ke – 3
b. Kuartil group data

Keterangan :

11
Kn = Kuartil ke n.
Bb = Batas bawah interval kelas yang mengandung kuartil ke n.
fkb = frekuensi kumulatif interval kelas di bawah interval kelas yang
mengandung kuartil ke n.
fd = frekuensi interval kelas yang mengandung kuartil ke n.
i = lebar interval kelas.
N = jumlah frekuensi dalam distribusi.
Contoh :
Carilah nilai yang membatasi 25 orang yang mempunyai nilai ujian
statistik paling tinggi pada tabel berikut ini:
Tabel distribusi frekuensi nilai ujian statistik mahasiswa
No Interval kelas f Fk
1 90 – 99 2 100
2 80 – 89 6 98
3 70 – 79 10 92
4 60 – 69 14 82
5 50 – 59 20 68
6 40 – 49 18 48
7 30 – 39 16 30
8 20 – 29 10 14
9 10 – 9 2 4
10 0–9 2 2
∑ 100

Mencari interval kelas yang mengandung K3 → ¾ x 100 = 75 → 60


– 69
Dari tabel diketahui :
Bb = 59,5
fkb = 68
fd = 14

12
i = 10
N = 100
Masuka kedalam rumus kuartil :

Jadi nilai yang membagi 25 orang dengan nilai ujian tertinggi dan 75
orang dengan nilai ujian yang rendah adalah 64,5
2. Desil
Desil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data menjadi
sepuluh kelompok yang sama besar. Dengan kata lain desil merupakan
nilai yang membagi tiap-tiap 10% frekuensi dalam distribusi. Desil ada 9,
yaitu D1, D2, D3, D4, D5, D6, D7, D8, dan D9.
1) Desil pertama (D1) adalah suatu nilai yang membatasi 10% frekuensi
bagian bawah dengan 90% frekuensi bagian atas.
2) Desil keenam (D6) yaitu suatu nilai yang membatasi 60% frekuensi
bagian bawah dengan 40% frekuensi bagian atas.
3) Desil kedelapan (D8) yaitu suatu nilai yang membatasi 80%
frekuensi bagian bawah dengan 20% frekuensi bagian atas.
Rumus menghitung desil :
a) Desil Data Tunggal

i(n+1)
Dn =
10
Keterangan :
Dn = Desil ke n
I = Desil yang dicari
n = Jumlah data

13
b) Desil data Kelompok

n / 10 N – fkb
Dn = Bb + i
Fd

Keterangan :
Dn = Desil ke n.
Bb = Batas bawah interval kelas yang mengandung desil ke n.
fkb = frekuensi kumulatif interval kelas di bawah interval kelas
yang mengandung desil ke n.
fd = frekuensi interval kelas yang mengandung desil ke n.
I = lebar interval kelas.
N = jumlah frekuensi dalam distribusi.

Contoh:
Carilah nilai yang membatasi 40 orang yang mempunyai nilai
ujian statistik paling rendah pada tabel berikut ini:
Tabel distribusi frekuensi nilai ujian statistik mahasiswa
Interval
No Kelas f fk
1 90 – 99 2 100
2 80 – 89 6 98
3 70 – 79 10 92
4 60 – 69 14 82
5 50 – 59 20 68
6 40 – 40 18 48
7 30 – 39 16 30
8 20 – 29 10 14

14
9 10 – 19 2 4
10 0-9 2 2
∑ 100

Mencari interval kelas yang mengandung D4 → 4/10 x 100 = 40


→ 40 - 49 Dari tabel diketahui :
Bb = 39,5
fkb = 30
fd = 18
i = 10
N = 100

Masukkan ke dalam rumus desil:

4/10×100-3 40-30 10×10

D4 = 39,5+ 10 = 39,5+ 10 = 39,5 + = 39,5+5,55=45,05

18 18 18

Jadi nilai yang membagi 40 orang dengan nilai ujian tertinggi


dan 60 orang dengan nilai ujian yang rendah adalah 45,05.

3. Parsial / Persentil
Persentil merupakan nilai yang membagi frekuensi distribusi data
menjadi seratus kelompok yang sama besar. Dengan kata lain persentil
merupakan nilai yang membagi tiap- tiap 1% frekuensi dalam distribusi.
Persentil ada 99, yaitu P1 - P99.
1) Persentil pertama (P1) adalah suatu nilai yang membatasi 1%
frekuensi bagian bawah dengan 99% frekuensi bagian atas.
2) Persentil ketiga puluh tujuh (P37) yaitu suatu nilai yang membatasi
37% frekuensi bagian bawah dengan 63% frekuensi bagian atas.
3) Persentil kedelapan puluh enam (P86) yaitu suatu nilai yang

15
membatasi 86% frekuensi bagian bawah dengan 14% frekuensi
bagian atas.
Rumus menghitung persentil :
a) Persentil data tunggal

i(n+1)
Pi terletak pada data ke :
100
Keterangan :
Pi = Persentil ke – i
i = Persentil yang di cari.
n = banyaknya data

n / 100 N – fkb
Pn = Bb + i
fd

Keterangan :
Pn = Persentil ke n.
Bb = Batas bawah interval kelas yang mengandung persentil
ke n.
Fkb = frekuensi kumulatif interval kelas di bawah interval
kelas yang mengandung persentil ke n.
fd = frekuensi interval kelas yang mengandung persentil ke n.
i = lebar interval kelas.
N = jumlah frekuensi dalam distribusi.
Contoh:
Carilah nilai yang membatasi 67 orang yang mempunyai nilai
ujian statistic paling rendah pada tabel berikut ini:
Tabel Distribusi Frekuensi nilai ujian statistik mahasiswa

16
No Interval Kelas f fk
1 90 – 99 2 100
2 80 – 89 6 98
3 70 – 79 10 92
4 60 – 69 14 82
5 50 – 59 20 68
6 40 – 40 18 48
7 30 – 39 16 30
8 20 – 29 10 14
9 10 – 19 2 4
10 0-9 2 2
∑ 100

Mencari interval kelas yang mengandung P67 → 67/100 x


100 = 67 → 50 - 59
Dari tabel diketahui :
Bb = 49,5
Fkb = 48
fd = 20
i = 10
N = 100
Masukkan ke dalam rumus persentil:

Jadi nilai yang membagi 67 orang dengan nilai ujian


tertinggi dan 33 orang dengan nilai ujian yang rendah
adalah 59.
b) Jenjang persentil

17
Jenjang persentil (JP) adalah bilangan yang menunjukkan
frekuensi dalam persen (%) yang terdapat pada suatu
bilangan tertentu dan dibawahnya.
Rumus Jenjang Persentil :

Keterangan :
X = Suatu nilai yang diketahui.
Bb = Batas bawah interval kelas yang mengandung X.
Fkb = frekuensi kumulatif interval kelas di bawah interval
kelas yang mengandung X.
Fd = frekuensi interval kelas yang mengandung X
I = lebar interval kelas .
N = jumlah frekuensi dalam distribusi.
Contoh : Tabel Distribusi Frekuensi nilai ujian statistik
mahasiswa
No Interval Kelas f fk
1 90 – 99 2 100
2 80 – 89 6 98
3 70 – 79 10 92
4 60 – 69 14 82
5 50 – 59 20 68
6 40 – 40 18 48
7 30 – 39 16 30
8 20 – 29 10 14
9 10 – 19 2 4
10 0-9 2 2
∑ 100

18
Dari tabel di atas, berapa orangkah yang mendapat nilai ujian
73 ke bawah? Jawab:
Mencari interval kelas yang mengandung nilai 73 → 70 - 79
Dari table diketahui:
X = 73
Bb = 69,5
Fkb = 82
fd = 10
i = 10
N = 100
Masukan kedalam rumus :

Dari perhitugan diperoleh JP adalah 85,5 %, dengan demikian


jumlah orang yang mendapat nilai 73 kebawah adalah 86
orang.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode ukuran penempatan (median, kuartil, desil dan persentil) dan
ukuran gejala pusat (rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonic dan
modus),sangat berpengaruh terhadap kehidupan, karena metode-metode
tersebut dapat mengklasifikasikan dan menyajikan data yang mudah dipahami
sehingga persoalan-persoalan yang berkaitan dengan statistika bisa teratasi.
Namun, metode-metode ini tidak dapat dipakai apabila tidak terdapat data-
data yang bisa digunakan atau data tersebut tidak valid.

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Untuk menambah pengetahuan tentang tedensi sentral, mean, median dan
modus.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Agar dapat digunakan sebagai wacana dan pengetahuan tentang
perkembangan ilmu terutama tentang tendensi sentral, mean, median dan
modus.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dergibson Siagian & Sugiarto. Metode Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi,
halaman 4-6". 2002. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

Ronald E.Walpole. Pengantar Statistika, halaman 2-5". 1993. Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama.
Oktarezi, Eriq. Kenali Pengertian dan Perbedaan Statistik dan Statistika.

https://www.rumusstatistik.com/2013/08/hubungan-rata-rata-median-dan-
modus.html

http://www.pelajaran.co.id/2016/12/ukuran-pemusatan-data-mean-median-modus-
rumus-dan- contoh-soal.html

21

Anda mungkin juga menyukai