Anda di halaman 1dari 37

CA MAMAE

DOSEN : ARIYANTO AYUPIR


Pada tahun 2017 ini diprediksikan hampir 9 juta orang meninggal di
seluruh dunia akibat kanker dan akan terus meningkat hingga 13 juta
orang per tahun di 2030. Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga
cukup tinggi. Menurut data (Riskesdas, 2013), prevalensi kanker di
Indonesia adalah 1,4 per 100 penduduk atau sekitar 347.000 orang.
Program deteksi dini utamanya dilakukan pada kanker leher rahim
dan payudara yang merupakan jenis kanker tertinggi di Indonesia. Upaya
tersebut berupa skrining kanker leher rahim dengan metode Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat (IVA) dan kanker payudara dengan edukasi
periksa payudara sendiri (SADARI) dan Pemeriksaan Payudara Klinis
(SADANIS).
Karsinoma/ kanker payudara adalah kanker yang paling sering terjadi pada
wanita di seluruh dunia. Kanker payudara adalah penyakit yang ditandai
adanya pertumbuhan abnormal dari payudara yang tumbuh cepat, dimulai dari
sistem saluran kelenjar susu, kemudian tumbuh menyusup ke bagian lain
melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Jika tidak cepat di atasi
akibatnya dapat menyerang seluruh bagian tubuh (metastasis).
Oleh sebab itu penting sekali bagi wanita untuk melakukan deteksi dini
kanker payudara, dengan tujuan mendeteksi kanker sedini mungkin agar lebih
mudah ditangani.Salah satu cara yang paling sederhana dan paling murah
untuk deteksi kanker payudara adalah dengan mengenali payudara sendiri
melalui Self Breast Examination atau pemeriksaan payudara sendiri di singkat
dengan SADARI. ( Irianto,2015)
SADARI dapat membantu mengecek kondisi payudara apakah terdapat
benjolan ataupun perubahan lain yang dapat menjadi tanda terjadinya tumor
atau kanker payudara yang membutuhkan terapi medis. SADARI dapat
dilakukan satu minggu setelah periode menstruasi dimulai. Apabila menstruasi
tidak teratur, atau telah menopouse atau pengangkatan rahim, SADARI dapat
dilakukan pada tanggal yang sama tiap bulannya. Bagi ibu yang menyusui,
dapat dilakukan setelah memompa ASI atau setelah menyusui.
Perawat sebagai tenaga profesional mempunyai beberapa peran dan fungsi.
Salah satu fungsi utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, serta memelihara kesehatan melalui upaya promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab perawat
(Asmadi, 2008).
• Rumusan Masalah : Bagaimanakah gambaran pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
kangker payudara
• Tujuan umum: Memperoleh pengalaman nyata melaksanakan asuhan keperawatan kangker
payudara
• Tujuan khusus: Dapat menerapkan proses keperawatan yang meliputi: pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan ,tindakan keperawatan dan evaluasi keperawatan kususnya kangker
payudara
• Manfaat
1. Penulis : Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengalaman
menerapkan asuhan keperawatan pada pasien karsinoma mamae
2. Masyarakat (keluarga/pasien) :Di harapkanan dapat menjadi masukan dan
menambah wawasan masyarakat pentingnya pemeriksaan dini /SADARI , dan
mendorong masyarakat untuk berpartisipasi melakukan pemeriksaan.pencegahan dan
perawatan pada keluarga atau penderita kanker payudara.
pengertian
• Price dan Wilson (2006) menyatakan kanker payudara
memperlihatkan proliferasi keganasan sel epitel yang membatasi
duktus atau lobus payudara.
• American Cancer Society (2013) menjelaskan kanker payudara adalah
tumor ganas atau yang biasa disebut maligna yang dimulai pada sel-sel
payudara. Maligna adalah sekelompok sel kanker yang dapat tumbuh
menjadi (menyerang) jaringan sekitarnya atau menyebar (metastasis)
ke daerah-daerah yang jauh dari tubuh. Penyakit ini terjadi hampir
seluruhnya pada wanita, tetapi pria bisa mendapatkannya juga.
pengertian
• karsinoma mamae adalah kanker pada jaringan payudara (Irianto,
2015) Kanker payudara adalah tumor yng tumbuh didalam jaringan
payudara. Kanker ini bisa tumbuh didalam kelenjar susu, jaringan
lemak dan jaringan ikat payudara ( Pudiastuti, 2011).
• Karsinoma mamae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel
normal mamae dimana sel abnormal timnul dari sel-sel normal,
berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh
darah. (Nurarif &Kusuma, 2013 ).
B. Anatomi Payudara
Jenis-jenis kanker payudara

• Karsinoma insitu ; kanker dini yang belum menyebar ,kanker ini masih
berada ditempatnya.
• Karsinoma meduler ; kanker ini berasal dari kelenjar susu
• Karsinoma tubuler ; kanker ini juga berasal dari kelenjar susu
• Karsinoma lobuler : terjadi setelah menopouse , 25-35 % penderita ka
Faktor resiko
• pernah menderita kanker payudara/non kanker payudara
• usia diatas 60 tahun
• riwayat keluarga yang menderita kanker d. faktor genetik dan
hormonal
• menarche pertama sebelum usia 12 tahun , menopouse setelah usia
55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun .
• pemakaian pil kb atau terapi sulih estrogen. (Pudiastuti,2011).
Faktor resiko
• Usia dan jenis kelamin : meningkat pada usia 50 tahun ke atas
terutama setelah menopause. jenis kelamin perempuan, sembilan
puluh persen kanker payudara terjadi pada wanita. Hal ini disebabkan
karena pada wanita ada produksi hormon esterogen dan progesteron,
hormon estrogen berfungsi merangsang pertumbuhan sel yang
cenderung mendorong terjadinya kanker, sedangkan progesteron
melindungi terjadinya pertumbuhan sel yang berlebihan. Ada
kecenderungan bahwa kelebihan hormon estrogen dan kekurangan
progesteron menyebabkan meningkatnya risiko kanker payudara
(American cancer Society, 2013).
Faktor resiko
• Riwayat menstruasi : Menstruasi yang terlalu cepat (menarche dini)
(<12 tahun) dan atau menopause (<50 tahun) yang terlalu lama
meningkatkan risiko. Hal ini disebabkan ada paparan atau keadaan
dimana tubuh mengalami pajanan hormon esterogen lebih lama
dalam hidup (American Cancer Society, 2013).
• Riwayat reproduksi : Nullipara (tidak pernah melahirkan) dan anak
pertama lahir pada usia 30 tahun. Wanita yang memiliki sedikit anak
dan melahirkan pada usia 30 tahun akan meningkatkan risiko kanker
payudara, Karena paparan hormon yang diproduksi oleh ovarium
(estrogen endogen dan progesteron).
Faktor resiko
• Riwayat keluarga : Anak perempuan/saudara perempuan yang memiliki
hubungan langsung risikonya meningkat dua kali jika ibunya terkena kanker
sebelum berusia 60 tahun, risiko meningkat 4 sampai 6 kali jika kanker
payudara terjadi pada dua saudara langsung. Seseorang yang mengalami
kanker payudara akan terjadi mutasi gen diturunkan dari keluarga.
• Diet : Diet tinggi lemak berkaitan dengan meningkatnya risiko kanker
payudara. Diet tinggi lemak dapat menyebabkan kelebihan berat badan atau
obesitas, yang merupakan faktor risiko kanker payudara. Diet tinggi lemak
juga telah ditunjukkan mempengaruhi risiko memicu beberapa jenis kanker
lainnya, dan asupan jenis lemak tertentu jelas berkaitan dengan risiko
penyakit jantung (American Cancer Society, 2013)
Faktor resiko
• Obesitas : Obesitas setelah menopause dilaporkan dapat
meningkatkan risiko kanker payudara hal ini disebabkan setelah
menepouse (ketika ovarium berhenti memproduksi esterogen), pada
saat itu estrogen akan dihasilkan oleh jaringan lemak. Sehingga orang
yang obese akan memproduksi estrogen lebih banyak. Peningkatan
BMI, resisten insulin, hiperglikemi dilaporkan berhubungan dengan
kanker payudara dan kanker lainya (American Cancer Society, 2013)
• Penyakit payudara jinak : Wanita yang mempunya tumor payudara
disertai perubahan epitel proliferative mempunyai risiko dua kalil!ipat
untuk mengalami kanker payudara.
Faktor resiko
• Personal history of breast cancer : Seseorang yang pernah mengalami
kanker payudara satu payudara maka akan beresiko untuk mengalami
kanker pada payudara lainnya.
• Penggunaan hormon estrogen : Penggunaan hormon estrogen
dalam waktu yang lama seperti pil KB dapat menimbulkan risiko
terkena kanker payudara kerena sel degenerasi jinak atau menjadi
ganas (Smeltzer & Bare, 2013).
• Perokok pasif : Perokok pasif adalah orang yang tidak sengaja
menghirup asap rokok yang dikeluarkan oleh perokok aktif (Reeder,
Martin, & Griffin, 2013).
Tanda dan Gejala
• Ada benjolan pada ketiak
• Perubahan bentuk payudara
• Kemerahan dan bengkak pada payudara
• Puting susu gatal dan bersisik
• Adanya cairan abnormal pada payudara (Pudiastuti,2011)
gejala yang khas menunjukkan adanya suatu keganasan,
antara lain :

• Adanya retraksi / inversi nipple ( dimana puting susu tertarik ke dalam


atau masuk dalam payudara)berwarna merah atau kecoklatan sampai
menjadi edema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk ( peau d
“orange), mengkerut atau timbul borok ( ulkus ) pada payudara . Ulkus
makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan
seluruh payudara , sering berbau busuk dan mudah berdarah.
• Keluarnya cairan dari puting susu. Yang khas adalah cairan keluar dari
muara duktus satu payudara dan mungkin berdarah ,timbul perbesaran
kelenjar getah bening diketiak, bengkak (edema) pada lengan dan
penyebaran kanker ke seluruh tubuh.
• Benjolan payudara umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada
payudara. Benjolan itu mula-mula tidak nyeri makin lama makin besar
lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit
payudara atau pada puting susu.
• Adanya nodul satelit pada kulit payudara ,kanker jenis mastitis
karsinimatosa; terdapat nodul pada sternal; nodul pada
supraklavikula; adanya edema lengan; adanya metastase jauh
• kulit terfiksasi pada dinding thorak, kelenjar getah bening aksila
berdiameter 2,5 cm dan kelenjar getah bening aksila melekat satu
sama lain.
Stadium kanker
• Stadium 0 : Stadium ini disebut dengan ductal carcinoma in situ
atau monvasiv cancer. Dimana kanker tidak menyebar keluar dari
pembuluh darah atau saluran payudara dan kelenjar-kelenjar (lobules)
susu pada payudara.
• Stadium 1 : Stadium I tumor masih sangat kecil dan tidak
menyebar serta tidak ada titik pada pembuluh getah bening.
• Stadium II A : Pada stadium ini benjolan kanker hanya berukuran 2
cm, sehingga tidak dapat terdeteksi dari luar. Karena tidak
terdeteksi maka akan sulit mengindikasikan orang terjangkit kanker
payudara atau tidak.
• Stadium II B : Benjolan pada stadium dua telah berukuran kurang lebih 2 cm
namun tidak lebih dari 5 cm dengan penyebaran sudah sampai kekelenjar
susu dan daerah ketiak
• Stadium III A : Pada stadium IIIA ini kanker payudara 87% telah menyebar
kedaerah limfa dan telah berukuran lebih dari 5 cm dan telah menyebar ke
titik-titik pembuluh getah bening ketiak. Diameter tumor juga bias lebih besar
dari 5 cm dan telah menyebar ke titik-titik pada pembuluh getah bening ketiak.
• Stadium III B : Benjolan pada stadium III B lebih panjang lagi dan telah
menyebar keseluruh payudara. Bahkan telah menyebar keseluruh bagian
kulit dinding dada, tulang rusuk dan otot dada. Dapat menyebapkan
pembengkakan bisa juga luka bernanah di payudara.
• Stadium III C : Pada stadium III C ini benjolan telah menyebar
ketitik-titik pembuluh getah bening. Kanker telah menyebar lebih
dari 10 titik di saluran getah bening di bawa tunga selangka.
• Stadium IV : Pada stadium IV kanker sudah begitu parah sudah
menjalar kebagian tubuh lain, sehinggah tidak ada jalan lain selain
pengangkatan payudara.
Komplikasi
Karsinoma payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh.
Karsinoma payudara bermetastase dengan penyebarab langsung ke
jaringan sekitarnya, dan juga melalui saluran limfe dan aliran darah.
Tempat yang paling sering untuk metastase yang jauh atau sistemik
adalah paru paru, pleura, tulang (terutama tengkorak, vertebra dan
panggul), adrenal dan hati. Tempat yang lebih jarang adalah otak, tiroid,
leptomeningen, mata, perikardium dan ovarium.( Irianto 2015).
Deteksi Dini Kanker Payudara
• Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
Pengobatan Pada Kanker Payudara
• Pembedahan (Matectomy)
1.Radical Mastectomy :Operasi pengangkatan sebagian dari payudara
(lumpectomy). Pengangkatan hanya hanya pada jaringan yang mengandung
sel kanker, bukan seluruh payudara. Lumpectomy biasanya dilakukan pada
pasien yang tumornya kurang dari 2cm dan letaknya di pinggir
payudara.
2.Total (simple) Mastectomy
Operasi pengangkatan seluruh payudara tapi tidak pada kelenjar di
ketiak.
3.Modified Radical Mastectomy
Operasi pengangkan pada seluruh payudara, jaringan payudara ditulang dada,
tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan disekitar ketiak.
• Radioterapi : Radioterapi untuk kanker payudara ini dilakukan dengan sinar-X dengan
intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan.
Tetapi ini bertujuan untuk menyembuhkan dan mengecilkan kanker pada stadium dini.
• Terapi Hormonal : Terapi hormonal ini dapat menghambat pertumbuhan tumor yang
peka hormon dan dapat dipakai sebagai terapi pendamping setelah pembedahan
atau pada stadium akhir. Hal ini bisa dikenal sebagai Theraphy anti-estrogen yang sistem
kerjanya untuk memblok kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus
perkembangan sel kanker payudara.
• Kemoterapi : Kemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada
penyebaran sistemik dan sebagai terapi adjuvant. Kemoterpi adjuvant diberikan kepada
pasien setelah operasi pembedahan untuk jenis kanker payudara yang belum menyebar
dengan tujuan untuk mengurangi resiko timbulnya kembali kanker payudara.
Pencegahan Kanker Payudara
• Pencegahan Primer : Pencegahan primer adalah pencegahan yang paling
utama. Caranya adalah dengan upaya menghindarkan diri dari keterpaparan
pada berbagai faktor resiko dan melaksanakan pola hidup yang sehat misalnya
Membatasi konsumsi alcohol, Menjaga berat badan ideal,Berkonsultasi
dengan dokter mengenai cara alternatif untuk menambah estrogen atau
hormon lain, Menggabungkan aktifitas fisik pada kehidupan sehari-
hari,Mengkonsumsi makanan kaya serat dan rendah lemak,Perbanyak
konsumsi buah-buahan dan sayuran.
• Olahraga teratur, dapat menurunkan estrogen yang diproduksi tubuh
sehingga mengurangi resiko knker payudara
• Kurangi Lemak, yaitu lemak jenuh dalam daging, mentega makanan yang
mengandung susu full cream dan asam lemak dalam margarin yang dapat
meningkatkan kadar estrogen dalam darah.
• Jangan terlalu matang memasak daging: daging yang
dimasak/dipanggang lama menghasilkan lama menghasilkan senyawa
karsinogenik ( amino heterosiklik).
• Konsumsi makanan berserat , sayur dan buah selain makanan berserat juga
antioksidan yang akan mengikat estrogen dalam saluran pencernaan
sehingga kadarnya dalam darah berkurang.
• Konsumsi makanan yang mengandung kedelai/protein, makanan
berasal darikedelai banyak mengandung estrogen tumbuhan
( fitoestrogen) makanan berkedelai menghalangi estrogen tubuh
mencapai sel reseptor , juga mempercepat pengeluaran estrogen dari
tubuh.
• Hindari alkohol, minuman beralkohol meningkatkan kadar estrogen
dalam darah
• Berat Kontrol Badan, kenaikan setiap setelah usia 18 tahun meningkatkan
resiko kanker payudara. Ini disebabkan karena sejalan dengan
bertambahnya lemak tubuh , maka kadar estrogen sebagai hormon
pemicu kanker payudara dalam darah pun akan meningkat.
• Hindari Xeno-estrogen , adlah dengan mengurangi konsumsi daging, unggas, dan produk susu

• Berjemur dibawah sinar matahari, Saat tubuh mengenaikulit, tubuh akan membuat vitamin D , yang akan

membantu jaringan payudara menyerap calcium sehingga mengurangi resiko kanker payudara.

•  Berikan ASI rutin pada anak, menyusui berhubungan dengan berkurangnya resiko kanker

payudara sebelum menopause,

• Pertimbangkan sebelum melakukan HRT (Hormon Replacement Therapy), karena akan menambah

resiko kanker payudara. ( Irianto,2015 ).


• Pencegahan Sekunder : Pencegahan adalah pencegahan yang
dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena
kanker payudara. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk mencegah
resiko datangnya kanker payudara adalah dengan cara:
1.Usia >20 tahun melakukan SADARI setiap tiga bulan sekali.
2.Usia 35-40 tahun melakukan mamografi.
3.Di atas 40 tahun check-up pada dokter ahli atau melakukan
Cancer Risk Assessment Survey.
4.Lebih dari 50 tahun check-up rutin dan mamografi setiap
• Pencegahan Tersier
1. Operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup
penderita.
2. Tindakan kemoterapi dengan sitostatika.
3. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik.
4. Dianjurkan untuk mencari pengobatan alternative
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
• Pengkajian
• Anamnesis :
•Masalah yang dirasakan oleh penderita kanker payudara diantaranya adalah lymphoedema, nyeri, kelelahan

dan kualitas hidup (QoL) dan ini akan mengganggu terhadap kehidupan sehari hari seperti akan terjadi

kecemasan, depresi, gangguan tidur, kelelahan dan gejala gastrointestinal. Pada saat ini diperlukan perawatan

atau intervensi untuk penanganan pada pasien kanker payudara dimana perawatan ini sangat dibutuhkan

dan mampu mengurangi gejala yang dirasakan dan dapat meningkatkan kualitas hidup (Rosen & Potter, 2018).
• Berbagai intervensi untuk pasien yang mengalami kanker payudara
yaitu farmakologis dan nonfarmakologi. Intervensi farmakologis dapat
menggunakan kemoterapi, pembedahan, terapi radiasi, hormone dan
targeted therapy. Intervensi non farmakologis memberikan dukungan
emosional, curhat, memberikan informais tentang metode mengatasi
efek samping dari pengobatan, nutrisi, modalitas (Palm, 2014).
• Intervensi– intervensi untuk penatalaksanaan keperawatan untuk
pasien kanker payudara dalam menurunkan gejala psikologis
(kecemasan, depresi) pada pasien kanker payudara terdiri dari :
Mind Body Skills Groups (MBSGs), terapi music.
• Mind Body Skills Groups (MBSGs) dilakukan 2 jam selama 9 minggu
oleh terapis yang terlatih. Menurut Arem et al (2019) MBSGs bahwa
terapi MBSR dapat menurunkan stres, kecemasan, dan kelelahan
karena terapi MBSR dapat mengurangi kadar hormone kortisol
(hormone stress) setelah 6 minggu pada penderita kanker payudara
• Intervensi selanjutnya untuk menurunkan gejala psikologis
(kecemasan, depresi) pada pasien kanker payudara yaitu terapi music
dengan mendengarkan musik melalui MP3 player dengan earphone
selama terapi radiasi lima kali seminggu selama 5 minggu.
• Intervensi – intervensi untuk menurunkan nyeri pada pasien
kanker payudara terdiri dari : latihan yoga, pijat klasik. (Stoerkel et al ,
2018) Latihan yoga dilakukan 1 jam selama 10 minggu. Menurut
Eyigor et al (2018) Yoga efektif dan aman untuk mengurangi rasa sakit
(baik bahu dan lengan) dan dapat meningkatkan kualitas hidup pada
pasien dengan kanker payudara
• Intervensi selanjutnya untuk meningatkan kualitas hidup pasien
kanker payudara yaitu dengan memberikan perawatan rutin dan
diberikan edukasi. Edukasi diberikan selama pendidikan 90 menit
dilakukan setiap minggu. Topik tentang : kanker payudara, aspek
emosional dari kepedulian, penyesuaian peran pengasuh dan strategi
komunikasi.
• Nutrisi : perbanyak asupan buah,sayur dan biji-bijian,kurangi asupan
lemak,minimalkan asupan makanan yg diawetkan,diasinkan dan
diasapai,batasi konsumsi alcohol,pertahankan berat badan yang ideal.

Anda mungkin juga menyukai