OLEH :
KELOMPOK 6
A. PENDAHULUAN
Cairan yang keluar dari puting padahal tidak sedang menyusui juga
bisa jadi tanda kanker payudara tahap awal. Cairan tersebut bisa
encer maupun kental. Warna juga bisa bervariasi mulai dari bening,
keruh putih mirip susu, kuning, hijau, atau kemerahan.
KASUS DI MASYARAKAT
Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai
68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.
Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu
jiwa kasus.
''70% dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap
awal mungkin kematiannya bisa kita tanggulangi,'' kata Elvida Sariwati,
Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
dalam Temu Media Hari Kanker Sedunia, Rabu (2/2.
KASUS UNIK
Robby Purba mengaku sudah mulai merasakan gejala sejak 9 bulan lalu.
Ia kerap merasa sakit di bagian dada tiap melakukan aktivitas seperti
naik-turun tangga atau olahraga.
Kasus tumor payudara memang bisa juga terjadi pada pria, meski
memang lebih langka dibanding pada wanita. Berikut 5 fakta tumor
payudara pada pria seperti dikutip detikcom dari berbagai sumber:
1. Bisa disebabkan genetik
Tumor payudara pada pria bisa muncul karena berbagai faktor, salah
satunya adalah genetik. Mayo Clinic menyebut gen bernama BRCA1 dan
BRCA2 terutama yang bisa meningkatkan risiko munculnya tumor yang
berpotensi jadi kanker. Bila seorang pria memiliki riwayat keluarga
dengan kasus kanker yang kuat, tidak ada salahnya berkonsultasi dengan
ahli genetik.
Penyebab lain yang bisa meningkatkan risiko tumor atau kanker payudara
pada pria adalah usia, obesitas, penyakit testis, penyakit hati, atau paparan
terhadap hormon estrogen.
5. Terapi
Kasus tumor payudara pada pria ditangani dengan sama seperti tumor
payudara pada wanita. Bila tumor memang mengancam maka tim medis
bisa menyarankan kemoterapi, operasi, radioterapi, dan terapi hormon.
PENGOBATAN
1. Bedah Lumpektomi
Bedah lumpektomi adalah prosedur untuk mengangkat tumor dan
sebagian kecil jaringan sehat di sekitarnya. Lumpektomi biasanya
disarankan kepada pasien yang tumornya berukuran kecil.
Lumpektomi juga dapat dilakukan pada pasien yang ukuran tumornya
lebih besar, tetapi didahului dengan kemoterapi untuk menyusutkan
tumor.
2. Bedah Mastektomi
Bedah mastektomi adalah bedah yang dilakukan oleh dokter bedah
onkologi untuk mengangkat seluruh jaringan di payudara. Umumnya,
mastektomi dilakukan ketika kondisi pasien tidak bisa ditangani dengan
lumpektomi.
Ada beberapa tipe bedah mastektomi, yaitu:
Simple/total mastectomy
Simple mastectomy adalah prosedur pengangkatan seluruh bagian
payudara, termasuk puting, areola, dan kulitnya. Tergantung tingkat
keparahannya, beberapa kelenjar getah bening juga bisa ikut diangkat.
Skin-sparing mastectomy
Skin-sparing mastectomy adalah pengangkatan jaringan payudara, puting,
dan areola. Setelah diangkat, payudara akan dibentuk ulang menggunakan
jaringan dari bagian tubuh lain.
Nipple-sparing mastectomy
Mastektomi tipe ini dilakukan untuk mengangkat jaringan payudara tanpa
menyertakan kulit payudara dan puting. Namun, jika terdapat kanker
pada jaringan di bawah puting, maka puting payudara juga akan diangkat.
Modified radical mastectomy
Modified radical mastectomy adalah prosedur yang
mengombinasikan simple mastectomy dan pengangkatan seluruh kelenjar
getah bening di ketiak.
3. Radical mastectomy
Radical mastectomy bertujuan untuk mengangkat seluruh payudara,
kelenjar getah bening di ketiak, dan otot dada (pectoral).
Double mastectomy
Double mastectomy adalah tindakan pencegahan pada wanita yang
berisiko tinggi terserang kanker payudara, dengan mengangkat kedua
payudara.
4. Bedah Pengangkatan Kelenjar Getah Bening
Bedah pengangkatan kelenjar getah bening bisa dilakukan bersamaan
dengan bedah pengangkatan tumor di payudara atau secara terpisah. Ada
dua metode bedah untuk mengangkat kelenjar getah bening, yaitu:
Sentinel lymph node biopsy (SLNB)
SLNB adalah metode pengangkatan kelenjar getah bening di ketiak
dalam jumlah minimal, terbatas pada kelenjar getah bening yang paling
berisiko lebih dulu terserang kanker dari payudara.
Axillary lymph node dissection (ALND)
ALND adalah pengangkatan sejumlah kelenjar getah bening, biasanya
kurang dari 20, untuk mencegah penyebaran kanker dari payudara.
5. Radioterapi
Radioterapi adalah prosedur untuk menghancurkan sel kanker dengan
menggunakan sinar berkekuatan tinggi, seperti sinar-X dan proton.
Radioterapi bisa dilakukan dengan menembakkan sinar ke tubuh pasien
menggunakan mesin (radioterapi eksternal), atau dengan menempatkan
material radioaktif ke dalam tubuh pasien (brachytherapy).
Radioterapi eksternal biasanya dilakukan setelah pasien selesai menjalani
lumpektomi, sedangkan brachytherapy dilakukan jika risiko munculnya
kembali kanker payudara rendah. Radioterapi juga bisa dilakukan setelah
mastektomi untuk mengatasi kanker yang berukuran besar dan telah
menyebar ke kelenjar getah bening.
Radioterapi atau terapi radiasi pada kanker payudara dapat berlangsung
selama 3 hari sampai 6 minggu, tergantung jenis terapi yang dilakukan
dan kondisi pasien secara menyeluruh.
6. Terapi Hormon
Terapi hormon digunakan untuk mengatasi kanker payudara yang
dipengaruhi oleh hormon estrogen dan progesteron.
Terapi hormon bisa dilakukan sebelum atau setelah prosedur bedah,
untuk mencegah sel kanker kembali muncul. Selain itu, terapi ini juga
dapat dilakukan untuk mengatasi kanker yang kambuh setelah
pengobatan atau kanker yang telah menyebar ke bagian tubuh lain.
Metode yang digunakan dalam terapi hormon antara lain:
Pemberian obat golongan selective estrogen receptor modulator,
seperti tamoxifen, toremifene, dan fulvestrant, untuk menghambat
shormon estrogen dan progesteron menempel pada sel kanker
Pemberian obat golongan penghambat aromatase, seperti anastrozol dan
letrozole, untuk menghentikan produksi hormon estrogen setelah
menopause
Prosedur bedah atau pemberian obat-obatan untuk menghentikan
produksi hormon di indung telur
7. Kemoterapi
Kemoterapi adalah pemberian obat khusus melalui infus atau suntikan,
untuk membunuh sel-sel kanker yang tumbuh dengan cepat. Kemoterapi
bisa dilakukan sebelum bedah untuk menyusutkan ukuran kanker agar
lebih mudah diangkat.
Kemoterapi juga dapat dilakukan setelah bedah untuk menghancurkan
sel-sel kanker yang mungkin tertinggal setelah prosedur bedah.
Kemoterapi setelah bedah juga dilakukan bila sel kanker sudah menyebar
ke bagian tubuh lain atau bila kanker berisiko kambuh kembali.
Selain itu, kemoterapi juga dapat dilakukan untuk mengatasi kanker
stadium lanjut, terutama bila kanker sudah menyebar sampai ke area
ketiak atau area tubuh lain.
Obat yang sering digunakan pada kemoterapi biasanya adalah kombinasi
dari 2–3 obat berikut:
Anthracylines, seperti doxorubicin dan epirubicin
Taxanes, seperti paclitaxel dan docetaxel
Cyclophosphamide
Carboplatin
5-fluorouracil atau capecitabine
Gemcitabine
Vinorelbine
Obat kemoterapi diberikan dalam siklus yang diikuti dengan masa
istirahat, agar tubuh bisa memulihkan diri dari efek yang ditimbulkan
obat. Siklus ini biasanya berlangsung dalam 2–3 minggu, dengan jadwal
pemberian yang tergantung pada jenis obatnya.
8. Terapi Target
Terapi target adalah pemberian obat untuk menghambat pertumbuhan sel
kanker secara spesifik. Berbeda dengan kemoterapi yang dapat merusak
sel-sel sehat, obat yang digunakan pada terapi target tidak merusak sel-sel
yang sehat.
Sebagai contoh, salah satu obat yang digunakan pada terapi target
bertujuan untuk menghambat kerja protein HER2, yang membantu sel
kanker tumbuh lebih agresif.
Beberapa obat yang digunakan dalam terapi target adalah trastuzumab,
pertuzumab, dan lapatinib. Obat-obat tersebut bisa diberikan dalam
bentuk minum atau suntik, dan dapat digunakan untuk mengobati kanker
stadium awal atau stadium lanjut.
C. PENUTUP
KESIMPULAN
Penyakit kanker payudara erat kaitannya dengan keberadaan wanita.Akan
tetapi meskipun melalui data yang diberikan Kementerian Kesehatan
menunjukkan betapa tingginya angka kasus baru pertahun, tidak serta
merta meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya para perempuan
untuk mulai mengurangi faktor-faktor resiko penyebab kanker payudara
seperti salah satunya stres kronis. Stres kronis kerap dialami para pekerja
kantoran. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti beban kerja,
lingkungan pekerjaan yang kurang sehat, maupun sistem kepemimpinan
yang konservatif. Stres ini apabila terkumpul sedikit demi sedikit
pada akhirnya akan menjadi stres kronis yang berbahaya bagi Tubuh,
bahkan dapat mempercepat perkembangan sel kanker pada perempuan.
Padahal dengan mengelola stress sehari-hari akan memberikan dampak
yang sangat berarti bagi kesehatan tubuh, dan menjauhkan kemungkinan
terserang penyakit yang tidak diinginkan. Oleh sebab itu perancangan ini
muncul untuk membantu target sasaran mengenali dan mengatasi stres
sehari-hari dengan cara yang menyenangkan. Media interaksi dinding
sentuh menjadi media utama yang diusung dalam perancangan ini
mengingat berdasarkan hasil penelitian, mereka lebih tertarik untuk
menerima informasi secara cepat, aktif, dan menyenangkan. Oleh sebab
itu penulis merancang media interaktif yang dapat diakses dalam waktu
kurang dari 15 menit sehingga tidak mengganggu pekerjaan, namun
mampu memberi dampak senang pada pengguna sehingga mereka siap
untuk bekerja kembali.
SARAN
Melalui perancangan desain media interaktif dinding sentuh ini
diharapkan membantu mengatasi stres yang dirasakan oleh para pekerja
kantor setiap harinya ditengah kesibukan pekerjaan. Dan dengan
perancangan ini juga diharapkan perempuanperempuan dapat lebih
memperhatikan kesehatan pikiran dan badannya, dan semakin
terbuka dengan informasi tentang kanker payudara tanpa selalu merasa
ketakutan. Dengan demikian akan semakin banyak perempuan yang bisa
mencegah maupun menjalani proses pengobatan dengan pikiran yang
lebih positif dan semangat untuk kembali sehat.