blog
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA Dr. Denni Joko Purwanto Sp.B (Onk)
Di Indonesia, kanker payudara menduduki posisi kedua di bawah kanker leher rahim
sebagai penyebab kematian tertinggi pada wanita. Angka kematian akibat kanker
payudara cukup tinggi karena banyak pasien datang dengan kondisi terlambat.
Menemukan kanker payudara secara dini bukanlah suatu faktor kebetulan atau nasib,
melainkan adalah tanggung jawab dari para wanita dan dokter. Wanita harus mengetahui
keadaan normal payudara sehingga dapat menyadari adanya perubahan pada
payudaranya. Sedangkan bagi pihak medis, menemukan kanker secara dini
membutuhkan upaya terpadu dan berkesinambungan untuk skrining dan deteksi dini
kanker payudara.
Berdasarkan data dari RS Kanker Dharmais: Jumlah pasien kanker payudara yang
datang dalam stadium dini (stadium I dan II) adalah 13,42%, stadium III sebesar 17%
dan lebih banyak (29,98%) datang dengan stadium lanjut (stadium IV). Pasien paling
banyak datang dengan kekambuhan yaitu sebesar 39,66%.
Keterlambatan diagnostik dapat disebabkan oleh ketidaktahuan pasien (patient delay),
ketidaktahuan dokter/tenaga medis (doctor delay), atau keterlambatan rumah sakit
(hospital delay).
Banyak penelitian membuktikan bahwa deteksi dini kanker payudara dapat
menyelamatkan ribuan nyawa setiap tahunnya.
Skrining vs Deteksi Dini
Skrining adalah tes dan pemeriksaan untuk menemukan kanker pada orang-orang yang
belum menunjukkan gejala kanker.
Deteksi dini adalah upaya menggunakan alat bantu untuk memungkinkan kanker
didiagnosis lebih dini.
Skrining sangat baik dilakukan pada wanita yang memiliki faktor risiko untuk kanker
payudara.
Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor risiko kanker payudara adalah segala sesuatu yang dapat mempengaruhi
kemungkinan seseorang menderita kanker payudara. Beberapa faktor risiko tidak dapat
diubah seperti usia atau riwayat keluarga, tetapi ada juga faktor risiko yang berhubungan
dengan gaya hidup seperti merokok dan minum alcohol. Berikut adalah faktor risiko
yang penting untuk kanker payudara :
Usia.
Risiko menderita kanker payudara akan meningkat seiring dengan semakin tuanya
seseorang. Di RS Kanker Dharmais, usia rata-rata wanita yang pertama kali didiagnosis
kanker payudara adalah 48 tahun.
Haid pertama di usia kurang dari 10 tahun atau menopause (berhenti haid) di usia
lebih dari 55 tahun dapat sedikit meningkatkan risiko kanker payudara.
Wanita yang tidak menikah, tidak memiliki anak, atau memiliki anak pertama
setelah usia 30 tahun juga dapat meningkatkan risiko.
Riwayat menggunakan preparat hormonal seperti KB hormonal (pil, suntik, susuk)
atau terapi hormonal (misalnya terapi sulih hormon estrogen pada wanita yang
menopause) meningkatkan risiko kanker payudara.
Diet tinggi lemak dan alkohol meningkatkan kemungkinan hingga 1,5 kali untuk
menderita kanker payudara dibandingkan wanita yang tidak banyak makan lemak dan
tidak minum alkohol.
Memiliki kerabat wanita dekat (seperti ibu kandung, kakak/adik, anak) dengan
kanker payudara dapat meningkatkan risiko kanker payudara sampai 2 kali
dibandingkan wanita yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara.
Diperkirakan 20-30% wanita dengan kanker payudara memiliki anggota keluarga yang
juga memiliki riwayat kanker payudara.
Perubahan pada Payudara akibat Kanker
Benjolan Pada Payudara
Gejala paling sering pada kanker payudara adalah adanya benjolan. Kanker biasanya
hanya mengenai satu payudara. Jarang ditemukan wanita dengan kanker di kedua
payudara pada saat yang sama. Benjolan ini biasanya keras dengan permukaan yang
tidak rata. Benjolan biasanya tidak bergerak (terfiksasi). Seringkali benjolan TIDAK
disertai nyeri.
Perubahan pada Kulit Payudara
Kulit disekitar payudara dapat berwarna kemerahan, dan kadang terdapat cekungan
seperti lesung pipi di kulit payudara (dimpling). Pada keadaan lanjut, cekungan pada
kulit payudara ini semakin meluas dan banyak sehingga kulit payudara tampak seperti
kulit jeruk purut. Keadaan ini sering disebut peau dorange.
Perubahan pada Puting Payudara
Banyak perubahan yang dapat terjadi pada puting payudara yang mungkin merupakan
gejala kanker. Luka pada puting susu yang tidak sembuh dalam 6 bulan, apalagi bila
disertai dengan perubahan kulit payudara dapat merupakan gejala kanker.
Keluarnya cairan dari puting sisi berupa cairan warna merah atau kecoklatan. Cairan ini
dapat keluar sendiri atau baru keluar bila puting ditekan.
Puting yang tadinya normal menjadi tertarik ke dalam (nipple inversion). Keadaan ini
mungkin gejala kanker bila puting menjadi tertarik ke dalam seluruhnya, tidak dapat lagi
ditarik keluar, kulit puting terasa kering (gatal, terdapat kulit yang menebal) dan berubah
warna, serta teraba adanya benjolan di balik puting.
Deteksi Dini Kanker Payudara
Terdapat beberapa cara deteksi dini kanker payudara dengan tingkat akurasi yang
berbeda. Akurasi deteksi dini kanker payudara akan jauh bertambah bila ketiga tes ini
dikombinasi.
Cara deteksi dini kanker payudara adalah :
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik Sadari)
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
Pemeriksaan Radiologi (Mammografi dan/atau USG)
Biopsi tanpa pembedahan (Fine Needle Aspiration Biopsy atau Core Biopsy).
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter dapat mendeteksi sampai 85% kasus kanker
payudara.
Pemeriksaan Mammografi dapat mendeteksi sampai 90% kasus kanker payudara.
Biopsi dapat mendeteksi sampai 91% kanker payudara.
Tetapi bila ketiga pemeriksaan dini dilakukan semuanya, maka kanker payudara dapat
dideteksi secara dini hingga 99,5%.
Pemeriksaan Payudara Sendiri (Teknik SADARI)
Pemeriksaan SADARI sebaiknya dilakukan mulai usia remaja. Dilakukan sebulan sekali,
pada hari ke-7 sampai hari ke-10 dihitung dari hari pertama haid. Bila wanita telah
menopause, SADARI dilakukan pada tanggal yang sama setiap bulan, misalnya tanggal
10.
SADARI terdiri atas beberapa langkah:
1.Berdiri di depan cermin dengan berbagai posisi: mulai dari berdiri dengan lengan di
kedua sisi tubuh, lalu angkat lengan ke atas kepala. Lanjutkan dengan menekan kedua
tangan di pinggang, lalu gerakkan kedua lengan dan situ ke depan sambil mengangkat
bahu. Perhatikan tanda berikut :
a.Perubahan ukuran atau bentuk payudara
b.Adanya cekungan di kulit
c.Perubahan bentuk puting
d.Adanya nyeri yang terus menerus
2.Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil di bawah bahu kanan. Letakkan tangan
kanan di bawah kepala. Gunakan ketiga jari tangan kiri untuk memeriksa seluruh
payudara kanan termasuk daerah puting. Periksa mulai dari daerah ketiak, lalu daerah
luar payudara dan melingkar hingga ke daerah puting. Perhatikan tanda berikut:
a.Adanya benjolan di payudara atau di ketiak
b.Daerah yang terasa menebal di payudara
3.Tekan puting dengan lembut untuk melihat adanya cairan atau darah yang keluar.
4.Ulang langkah 2 dan 3 untuk payudara kiri.
Pemeriksaan Klinis Payudara oleh Dokter
Wanita pada usia 20-39 tahuin sebaiknya menjalani pemeriksaan klinis payudara oleh
dokter sebagai baigan dari Medical Check Up setidaknya 3 tahun sekali. Setelah usia 40
tahun, pemeriksaan klinis payudara harus dilakukan setidaknya sekali dalam 1 tahun.
Pemeriksaan klinis payudara baik dilakukan sebelum mammografi. Pemeriksaan klinis
ini adalah kesempatan bagi wanita dan dokter untuk berdiskusi tentang perubahan yang
terjadi pada payudara, jenis pemeriksaan untuk deteksi dini, dan tentang faktor risiko
yang meningkatkan kemungkinan wanita menderita kanker payudara.
Pemeriksaan Radiologis
Mammografi
Wanita usia 40 tahun atau lebih sebaiknya menjalani pemeriksaan mammografi sekali
setahun selama mereka dalam kondisi sehat.
Mammografi adalah pemeriksaan payudara menggunakan sinar X yang dapat
memperlihatkan kelainan pada payudara dalam bentuk terkecil yaitu mikrokalsifikasi.
Dengan mammografi, kanker payudara dapat dideteksi dengan akurasi sampai 90%.
Menggunakan mesin mammografi, payudara akan ditekan oleh dua plat untuk meratakan
dan menyebarkan jaringan. Keadaan ini mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman, tetapi
sangat penting untuk menghasilkan gambar mammogram yang baik dan dapat dibaca.
Penekanan payudara ini hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur
mammografi untuk satu payudara adalah sekitar 20 menit.
Hasil dari mammografi adalah film (mammogram) yang dapat diinterpretasi oleh dokter
bedah atau dokter ahli radiologi. Perubahan yang dapat terlihat dari mammogram
adalah :
Mikrokalsifikasi yaitu deposit-deposit kecil kalsium dalam jaringan payudara yang
terlihat sebagai titik-titik kecil putih di sekitar jaringan payudara. Mikrokalsifikasi yang
dicurigai sebagai tanda kanker adalan titik-titik yang sangat kecil, dan berkumpul dalam
suatu kelompok (cluster).
Massa yang tampak pada mammogram dapat disebabkan oleh kanker atau bukan kanker,
tetapi untuk memastikan biasanya dilakukan biopsi. Massa yang tampak dapat berupa
massa padat atau kistik (berongga dan berisi cairan).
Ultrasonografi (USG)
USG payudara adalah pemeriksaan payudara menggunakan gelombang suara. USG
dapat membedakan benjolan berupa tumor padat atau kista. USG biasa digunakan untuk
mengevaluasi masalah payudara yang tampak pada mammogram dan lebih
direkomendasikan pada wanita usia muda (di bawah 30 tahun). Pemeriksaan USG saja
tanpa mammografi tidak direkomendasikan untuk deteksi kanker payudara. Tetapi
dengan kombinasi USG dan mammografi, kelainan pada payudara dapat ditentukan
dengan lebih akurat.
USG saat ini cukup banyak dilakukan karena tidak bersifat invasif dan tidak semahal
pemeriksaan lainnya. Tetapi, efektifitas pemeriksaan USG sangat tergantung dari
pengalaman dan keahlian operator
Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Untuk wanita dengan risiko tinggi kanker payudara, pemeriksaan MRI
direkomendasikan bersama dengan mammografi tahunan. MRI menggunakan magnet
dan gelombang radio untuk memproduksi gambar irisan tubuh. Pemeriksaan MRI akan
jaruh lebih bermanfaat bila menggunakan zat kontras.
MRI merupakan alat deteksi kanker yang lebih sensitif dari mammografi, tetapi MRI
memiliki nilai positif palsu yang lebih tinggi, maksudnya sering muncul gambaran
kelainan payudara yang ternyata bukan kanker. Itu sebabnya MRI tidak
direkomendasikan sebagai alat skrining untuk wanita tanpa risiko tinggi kanker
payudara.
PET Scan
Ini adalah pemeriksaan terbaru yang dapat menggambarkan anatomi dan metabolisme
sel kanker. Zat kontras disuntikkan lewat vena dan akan diserap oleh sel kanker. Derajat
penyerapan zat kontras oleh sel kanker dapat menggambarkan derajat histologis dan
potensi agresivitas tumor. PET Scan tidak direkomendasikan untuk skrining rutin kanker
payudara.
Biopsi
Biopsi adalah pengambilan sampel jaringan yang akan diperiksa oleh dokter ahli
Patologi Anatomi. Jaringan akan dilihat di bawah mikroskop sehingga dapat ditentukan
ada tidaknya sel kanker.
Terdapat beberapa cara biopsi :
1.Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB)
2.Core Biopsy
3.Biopsi Bedah
Fine Needle Aspiration Biopsy / Biopsi Jarum Halus
Biopsi ini menggunakan jarum sebesar jarum suntik biasa dan tidak memerlukan
persiapan khusus. Jaringan diambil menggunakan jarum halus di area tumor.Bila tumor
tidak mudah diraba, maka biopsy jarum halus dapat dilakukan dengan tuntunan USG
atau mammografi.
Pemeriksaan ini mungkin agak nyeri dan dapat menyebabkan memar ringan yang akan
hilang dalam 1-2 hari. Karena jaringan yang diambil hanya sedikit maka ada
kemungkinan sel kanker tidak terambil sehingga tidak terdeteksi.
Pemeriksaan biopsi jarum halus saja memiliki kemungkinan diagnosis meleset 10%.
Core Biopsy
Core Biopsy sangat mirip dengan Biopsi Jarum Halus tetapi menggunakan jarum yang
lebih besar. Dengan bius lokal, dibuat irisan kecil di kulit payudara dan sedikit jaringan
payudara diambil. Pemeriksaan ini dapat menimbulkan nyeri minimal.
Hasil core biopsy adalah jaringan payudara sehingga lebih mudah diidentifikasi adanya
kanker. Beberapa jenis benjolan lebih cocok untuk didiagnosis dengan core biopsy
karena bentuknya.
Hasil pemeriksaan Biopsi Jarum Halus dan Core Biopsy dapat berupa :
- Tidak ada tanda kanker payudara
- Kemungkinan ada tanda kanker payudara, yaitu terdapat sel-sel yang mencurigakan
tetapi belum cukup jelas untuk menegakkan diagnosis. Hasil ini lebih baik dilanjutkan
dengan biopsi bedah untuk mencapai diagnosis akhir.
- Ditemukan sel kanker. Pada kasus ini, wanita akan menjalani biopsi bedah yang dapat
dilakukan dengan pengangkatan seluruh kanker payudara.
Biopsi Bedah
Bila seluruh pemeriksaan tidak menghasilkan diagnosis pasti kanker, maka wanita akan
dirujuk ke dokter bedah untuk menjalani biopsi bedah. Sebaliknya bila hasil
pemeriksaan sebelumnya menunjukkan tanda pasti kanker, biasanya tidak perlu
dilakukan biopsi bedah.
Dokter bedah akan menjelaskan pilihan terapi kepada pasien.
Untuk tumor yang berukuran kecil, biopsi bedah biasanya sekaligus dengan mengangkat
tumor seluruhnya. Dengan begitu, ahli patologi dapat memeriksa dan lebih meudah
menentukan ada tidaknya kanker. Bekas luka biopsi akan dijahit. Hasil biopsi akan
diketahui 5-7 hari setelah operasi.
Penutup
Angka kematian akibat kanker payudara dapat ditekan dengan deteksi dini. Penyebaran
informasi tentang berbagai cara deteksi dini kanker sangat penting untuk meningkatkan
kesadaran wanita akan tingginya frekuensi penyakit kanker payudara dan untuk menekan
angka pasien yang datang dengan kanker payudara stadium lanjut.
( Artikel oleh Dr. Denni Joko Purwanto Sp.B(onk))
A.
1.
Tumor
Pengertian
Tumor adalah benjolan atau suatu pertumbuhan bisa ganas bisa jinak.
Tumor adalah perkembangan tubuh akibat pertumbuhan sel-sel tubuh sendiri.
Tumor adalah bengkak akibat radang, cedera, neoplasma, edema (Ramli Ahmad,
2003
Kamus
kedokteran,
Jakarta,
Djambatan).
Tumor
jinak
adalah
2.
Penyebab Tumor
Dikarenakan adanya mutasi DNA yang terakumulasi merupakan faktor
utama penyebab tumor, sebenarnya sel manusia mempunyai mekanisme
perbaikan DNA dan mekanisme lainya yang menyebabkan DNA mengalami
kerusakan dirinya dengan apoptosis jika kerusakan sel sangat parah. Apoptosis
adalah proses aktif kematian sel di tandai dengan
3.
a.
Ketergantungan rokok yang mengandung nikotin dan zat-zat adiktif lainya, zat
nikotin serta racun lain yang masuk ke dalam darah melalui asap rokok mampu
meningkatkan
kemungkinan
terjadinya
kondisi
cervical
neoplasia
atau
tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. Cervical neoplasia adalah kondisi awal
berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang.
b.
c.
Alkoholic.
d.
Obesitas.
e.
Benzena dan zat kimia lainnya yang berada sekitar lingkungan, diserap oleh
darah sehingga meracuni seluruh jaringan tubuh.
f.
Akibat radiasi.
g.
Masalah genetis.
4.
a.
Tumor jinak
1)
Pertumbuhan lambat.
2)
3)
b.
Tumor ganas
1)
2)
Tidak terkendali.
3)
4)
5.
a.
b.
Untuk mengatasi masalah gangguan reproduksi terutama pada tumor jinak dan
ganas pada uterus.
c.
d.
Sebagai skrining/deteksi dini pada tumor jinak dan ganas pada uterus.
B.
1.
Pengertian
Carsinoma mammae adalah neolasma ganas dengan pertumbuhan
jaringan mammae abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh
infiltrasi dan destruktif dapat bermetastase (Soeharto Resko Prodjo, 1995 dalam
http://www.lenterabiru.com). Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam
pertumbuhan sel normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel
normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah
(Lynda
Juall
Carpenito,
1995
dalam
http://www.lenterabiru.com).
Kanker
payudara adalah jenis kanker yang berasal dari kelenjar saluran dan jaringan
penunjang payudara. Tingkat insidensi kanker payudara di kalangan wanita
adalah 1 berbanding 8. Di Indonesia, kanker payudara menduduki peringkat
kedua dari semua jenis kanker. Sedangkan sekitar 60-80 % ditemukan pada
stadium lanjut dan berakibat fatal. Biasanya kanker ini ditemukan pada umur 4049 tahun dan letak terbanyak di kuadran lateral atas.
2.
a.
b.
c.
d.
Makanan, berat badan dan faktor resiko lain Status sosial yang tinggi
menunjukkan resiko yang meningkat, sedangkan berat badan yang berlebihan
Faktor endokrin dan reproduksi Graviditas matur kurang dari 20 tahun dan
graviditas lebih dari 30 tahun Menarche kurang dari 12 tahun.
f.
Obat anti konseptiva oral Penggunaan pil anti konsepsi jangka panjang lebih
dari 12 tahun mempunyai resiko lebih besar untuk terkena kanker.
g.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Faktor hormonal.
8)
9)
3.
Gejala
a.
Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki
pinggiran yang tidak teratur.
b.
Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan, benjolan bisa digerakkan
dengan mudah di bawah kulit.
c.
Pada stadium lanjut, benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di
sekitarnya.
d.
Pada kanker stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau
borok di kulit payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak
seperti kulit jeruk.
b.
c.
Keluar cairan yang abnormal dari puting susu (biasanya berdarah atau
berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah)
d.
Perubahan pada warna atau tekstur kulit pada payudara, puting susu maupun
areola (daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu)
e.
f.
g.
h.
i.
Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan berat badan,
pembengkakan lengan atau ulserasi kulit.
4.
a.
Tanda carcinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip
pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips
b.
Gejala carcinoma Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting
susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat
badan turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase. Benjolan di payudara
atau ketiak, perubahan bentuk dan ukuran payudara yang luar biasa, kerutan
atau lekuk yang luar biasa pada payudara, puting payudara tertarik ke dalam.,
perdarahan atau keluar cairan abnormal dari puting payudara.
Patofisiologi :
Carsinoma mammae berasal dari jaringan epitel dan paling sering terjadi
pada sistem duktal, mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan
sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi carsinoma insitu dan menginvasi
stroma. Carsinoma membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sel
tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira
berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu kira-kira seperempat dari carsinoma
mammae telah bermetastasis. Carsinoma mammae bermetastasis dengan
penyebaran langsung ke jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan
aliran
darah
(Price,
Sylvia,
Wilson
Lorrairee
M,
1995
dalam
http://www.lenterabiru.com).
5.
a.
Klasifikasi Patologik
1)
Pagets disease
Pagets disease merupakan bentuk kanker yang dalam taraf permulaan
manifestasinya sebagai eksema menahun putting susu, yang biasanya merah
dan menebal. Suatu tumor sub areoler bisa teraba. Sedang pada umumnya
kanker payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis yang buruk
namun pada pagets disease prognosisnya lebih baik.
Pagets disease
merupakan suatu kanker intraduktal yang tumbuh dibagian terminal dari duktus
(a)
Comedo carcinoma terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan intraductal,
sering dengan nekrosis sentral sehingga pada permukaan potongan terlihat
seperti terisi kelenjar, jarang sekali comedo carcinoma hanya pada saluran saja
biasanya akan mengadakan infiltrasi kesekitarnya menjadi infiltrating comedo
carcinoma.
(b)
Adeno carcinoma dengan infiltrasi dan fibrosis, ini adalah kanker yang lazim
ditemukan 75 % kanker payudara adalah tipe ini. Karena banyak terdiri dari
fibrosis umumnya agak besar dan keras. Kanker ini disebut juga dengan tipe
scirrbus yaitu tumor yang mengadakan infiltrasi ke kulit dan kedasar.
3)
Medullary carcinoma
Tumor ini biasanya sangat dalam di dalam kelenjar mammae, biasanya tidak
seberapa keras, dan kadang-kadang disertai kista dan mempunyai kapsul. Tumor
ini kurang infiltratif disbanding dengan tipe scirrbus dan mestatasis ke ketiak
sangat lama. Prognosis tumor ini lebih baik dari tipe-tipe tumor yang lain.
4)
b.
Klasifikasi klinik
1)
2)
3)
Steinthal III : kanker payudara 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar
ketiak, infra dan supraklavikular, atau infiltrasi ke fasia pektoralis atau ke kulit
atau kanker payudara yang apert (memecah ke kulit).
4)
c.
Tis
Tx
To
: Tumor < 2 cm
T4
T1b
: Tumor 0.5-1 cm
T1c
: Tumor 1-2 cm
T2
: Tumor 2-5 cm
T3
: Tumor > 5 cm
: berapapun ukuran tumor, dengan infiltrasi langsung ke dinding dada atau kulit.
Dinding dada termasuk costa, intercostal muskulus dan tidak termasuk otot
pektoralis.
No
N1
Mx
Mo
M1
6.
menanggulangi
kanker
payudara.
Oleh
karena
kanker
payudara
merupakan jenis kanker yang mudah dideteksi. Untuk menemukan kanker pada
stadium awal dilakukan dengan pemeriksaan medis antara lain :
a.
b.
c.
d.
Biopsi aspirasi.
e.
f.
g.
(a)
(b)
(c)
(d)
Gambar 1. (a, b, c, d) Metode Pendeteksian Kanker Payudara
(www.medicastore.com)
7.
Pengobatan
a.
b.
c.
Terapi
penyinaran
digunakan
membunuh
sel-sel
kanker
di
tempat
Kemoterapi
(kombinasi
obat-obatan
untuk
membunuh
sel-sel
yang
a.
b.
Pembedahan breast-conserving
a.
b.
Eksisi luas atau mastektomi parsial : pengangkatan tumor dan jaringan normal
di sekitarnya yang lebih banyak
c.
1)
2)
3)
Mastektomi
a.
b.
c.
1)
Terapi
penyinaran
yang
dilakukan
setelah
pembedahan,
akan
sangat
mengurangi resiko kambuhnya kanker pada dinding dada atau pada kelenjar
getah bening di sekitarnya.
2)
Ukuran tumor dan adanya sel-sel tumor di dalam kelenjar getah bening
mempengaruhi pemakaian kemoterapi dan obat penghambat hormon.
3)
Beberapa ahli percaya bahwa tumor yang garis tengahnya lebih kecil dari 1,3
cm bisa diatasi dengan pembedahan saja. Jika garis tengah tumor lebih besar
dari 5 cm, setelah pembedahan biasanya diberikan kemoterapi. Jika garis tengah
tumor lebih besar dari 7,6 cm, kemoterapi biasanya diberikan sebelum
pembedahan.
4)
Penderita karsinoma lobuler in situ bisa tetap berada dalam pengawasan ketat
dan tidak menjalani pengobatan atau segera menjalani mastektomi bilateral
(pengangkatan kedua payudara).
5)
6)
Jika
penderita
memilih
untuk
menjalani
pengobatan,
maka
dilakukan
mastektomi bilateral karena kanker tidak selalu tumbuh pada payudara yang
sama dengan karsinoma lobuler.
7)
8)
9)
10) Kanker payudara inflamatoir adalah kanker yang sangat serius meskipun jarang
terjadi.
Payudara
tampak
seperti
terinfeksi,
teraba
hangat,
merah
dan
membengkak.
11) Pengobatannya terdiri dari kemoterapi dan terapi penyinaran.
Rekonstruksi Payudara
a.
Untuk rekonstruksi payudara bisa digunakan implan silikon atau salin maupun
jaringan yang diambil dari bagian tubuh lainnya.
b.
c.
b.
c.
d.
Efek samping dari kemoterapi bisa berupa mual, lelah, muntah, luka terbuka di
mulut
yang
menimbulkan
nyeri
atau
kerontokan
rambut
yang
sifatnya
sementara.
e.
Pada saat ini muntah relatif jarang terjadi karena adanya obat ondansetron.
Tanpa ondansetron, penderita akan muntah sebanyak 1-6 kali selama 1-3 hari
setelah kemoterapi. Berat dan lamanya muntah bervariasi, tergantung kepada
jenis kemoterapi yang digunakan dan penderita.
f.
Selama beberapa bulan, penderita juga menjadi lebih peka terhadap infeksi dan
perdarahan.
g.
h.
Tamoxifen adalah obat penghambat hormon yang bisa diberikan sebagai terapi
lanjutan setelah pembedahan.
i.
terjadinya kanker rahim). Tetapi Tamoxifen tidak mengurangi hot flashes ataupun
merubah kekeringan vagina akibat menopause.
Kanker payudara bisa menyebar ke berbagai bagian tubuh. Bagian tubuh yang
paling sering diserang adalah paru-paru, hati, tulang, kelenjar getah bening, otak
dan kulit.
b.
Kanker muncul pada bagian tubuh tersebut dalam waktu bertahun-tahun atau
bahkan berpuluh-puluh tahun setelah kanker terdiagnosis dan diobati.
c.
d.
e.
b.
c.
Obat tersebut sangat efektif jika diberikan kepada penderita yang berusia 40
tahun dan masih mengalami menstruasi serta menghasilkan estrogen dalam
jumlah besar atau kepada penderita yang 5 tahun lalu mengalami menopause.
d.
e.
f.
pemberian
obat
penghambat
hormon,
maka
digunakan
obat
h.
Kemoterapi
yang
paling
efektif
adalah
cyclophosphamide,
doxorubicin,
Stadium TIS
Stadium 1
Stadium 2
Stadium 3
Radioterapi atau eksisi tumor yang apert dan pemberian terapi hormon,
sesudah
menopause,
sebelum
menopause
dikerjakan
pula
ooforektomi bilateral.
Stadium 4
hipofisektomi
C.
1.
a.
1)
Kista inklusi (Kista epidermis). Kista yang terjadi akibat perlukaan, terutama
pada persalinan, karena episiotomy atau robekan, dimana suatu segmen
terpendam dan kemudian menjadi kista. Kista ini terdapat di bawah epitel
vulva/perineum maupun vagina berwarna kekuning-kuningan atau abu-abu
biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm dan berisi cairan kental. Umunya
kista ini tidak menimbulkan keluhan.
2)
a)
b)
Kista saluran nuck. Berasal dari sisa prosesus vaginalis peritoneum yang
terletak dalam saluran inguinal, kadang-kadang melanjutkan diri sampai pada
labium mayora. Terletak mulai dari saluran inguinal sampai dinding labium
mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Kista saluran Nuck berisi
cairan jernih dengan dinding selaput peritoneum. Dengan demikian kista ini
harus dibesarkan dengan hernia inguinal dan varikokel yang sering terdapat
pada kehamilan.
c)
Kista kelenjar
(a)
(b)
Kista sebasea
Berasal dari kelenjar sebasea kulit yang terdapat pada labium mayor, labium
minor dan mons veneris, terjadi karena penyumbatan saluran kelenjar sehingga
terjadilah penimbunan sebum. Kelenjar ini biasanya terletak dekat di bawah
permukaan kulit berwarna kuning keabu-abuan, dengan batasa yang jelas dan
konsistensi keras, ukuran kecil seringmultiple. Dindingnya berlapis epital kelenjar
dengan isi sebum yang mengandung Kristal kolesterol. Kristal ini sering
mengalami infeksi.
(c)
Hidradenoma. Berasal dari kelenjar keringat, ada yang mengatakan berasal dari
sisasaluran Wolffi.
(d)
(e)
Kista parauretra. Terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi. Kista
ini biasa menonjol pada dinding depan vagina dan sering mengalami infeksi.
(f)
Kista endometriosis. Walaupun jarang seklai terjadi, dapat tumbuh pada vulva
maupun vagina. Kista pada vulva ini umu hanya memerlukan pengangkatan
kalau mengganggu saja. Pada kista yang mengalami infeksi dapat dilakukan
infeksi.
b.
1)
Tumor epitel
a)
Kondiloma akuminatum. Penyakit ini disebabkan oleh virus HPV tipe 6 dan 2.
Akhir-akhir ini juga dimasukkan dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui
hubungan seksual. Gambaran histologik adalah suatu papiloma yang sekalisekali setelah lama dapat menjadi ganas. Gambaran makroskopis adalah seperti
jengger ayam. Kondiloma akuminatum dapat tumbuh pada vulva dan sekitar
anus sampai vagina dan serviks.
b)
(a)
Karankula uretra neoplasma. Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai
pada tepi dorsal muarauretra, mikroskopik sebagai papiloma uretra yang ditutupi
oleh epitel transisional yang tersusun sebagai lipatan dengan tipe yang sering
menyerupai pertumbuhan ganas. Tumor ini mempunyai kecenderungan untuk
kambuh local. Gangguan yang ditimbulkan antara lain adalah nyeri pada waktu
berjalan dan duduk, ispareunia, disuria, perdarahandan pembengkakan.
(b)
Karankula
uretra
granulomatosa.
Penonjolan
ini
terdiri
dari
jaringan
menopause,
kebanyakan merupakan
(a)
(b)
(c)
Distrofi (leukoplakia):
(1)
(2)
(3)
d)
2)
a)
b)
Lipoma: berasal dari jaringan lemak di sekitar labium majus dengan konsistensi
lunak, dapat bertangkai dan mencapai ukuran besar.
c)
d)
Neurofibroma: berasal dari sarung serabut saraf, biasanya kecil saja, lunak,
berbentuk polipoid dan berwarna seperti daging.
e)
korium
dan
dengan
hyperkeratosis
padaepidermis.
Hemangioma
kavernosum mempunyai ruangan yang luas dengan permukaan yang tidak rata,
berisi darah dengan dinding sel endotel, tumor ini kadang-kadang masuk ke
jaringan di bawahnya.
f)
2.
a.
Vulva
Tumor kistik
Tumor-tumor di vulva umumnya mempunyai sifat yang sama dengan yang di
dapatkan pada vagina. Tumor vulva dan vagina hendaknya dibedakan dengan
vaginitisemfisematosa. Dapat juga saluran Muler terjadi di dekat serviks
biasanya soliter, akan tetapi dapat multiple, kista ini dilapisis epitel seperti
endoserviks, berisi cairan musin.
b.
Tumor solida
1)
2)
miksomatosa, jaringan pengikat dan jaringan lemak seperti yang biasa terdapat
pada daerah glutea, fossaiskhiorektales, serta apabila terdapat di vagina berada
pada daerah para kolpos. Kadang-kadang kambuh kembali dan dapat juga
menjadi ganas.
3)
Adenosis vagina. Berasal dari sisa saluran para mesonefridikus Muler berupa
tumor jinak vagina, terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torak
yang mengeluarkan mucus. Di tempat itu mukosa vagina tampak merah dan
berbintik. Ini disebabkan karena pemberian hormone estrogen sintesis lain,
diberikan pada ibu penderitawaktu hamil muda (sindrom D.E.S). Tumor ini dapat
menjadi adenocarcinoma. Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi yang terlihat
sebagai ulserasi dikemudian dilanjutkan dengan biopsy dan pemeriksaan
histopatologi.
3.
Tuba
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma. Tumor
tuba uterine yang neoplastik jarang sekali ditemukan. Endometriosis yang
sebenarnya bukan neoplasma lebih sering didapat pada tuba, terkadang dikira
ganas.
4.
a.
1)
Uterus
Tumor ektoserviksa
Kista sisa jaringan embrional: Berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi
terdapat dinding samping ektoserviks.
2)
3)
Folikel atau kista Naboth: kista retensi kelenjar endoserviks, biasanya terdapat
pada
wanita
multipara,
sebagai
penampilan
servisitis.
Kista
ini
jarang
5)
pada
kelainan
ataupun
potensi
akan
kelainan
yang
dapat
Tumor
endoserviks
Polip:
sebetulnya
adalah
suatu
adenoma
maupun
polip
dapat
mengalami
nekrosis,
sertamudah
berdarah.
Polip
ini
Tumor endometriuma
1)
a)
Adenoma, adenofibroma
b)
Mioma submukosum
c)
Plasenta
2)
3)
Mioma submukosum. Sarang mioma dapat tumbuh bertangkai dan keluar dari
uterus menjadimioma yang dilahirkan. Tumor berkonsistensi kenyal berwarna
putih.
4)
Polip plasenta. Berasal dari plasenta yang tertinggal setelah partus maupun
abortus. Pemeriksaan histology memperlihatkan vili korialis dalam berbagai
tingkat degenerasi yang dilapisi endometrium. Polip plasenta menyebabkan
uterus
mengalami
subinvolusio
yang
menimbulkan
perdarahan.
Polip
Miometrium Neoplasma. Ini berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya. Efek fibromatosa baik pada permukaan maupun pada tempat
lain dalam abdomen. Menurut letaknya, mioma dapat kita bagi menjadi:
1)
2)
Mioma
intramural:
mioma
terdapat
di
dinding
uterus
di
antara
serabutmiometrium.
3)
e.
f.
Hemangioma. Tumor jinak pembuluh darah ini jarang sekali ditemukan. Umunya
didapatkan secara kebetulan pada pemeriksaan histologik uterus yang diangkat
karena perdarahan. Bentuk histologinya dapat beraneka ragam.
5.
Ovarium
Diantara tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non neoplastik.
Diagnosis : Pada tumor ovarium biasanya uterus dapat diraba sendiri. Jika tumor
ovarium terletak di garis tengah dalam rongga perut bagian bawah dan
konsistensinya kistik. Apabila sudah ditentukan bahwa tumor ovarium, maka
perlu diketahui apakah bersifat neoplastik atau non neoplastik. Tumor non
neoplastik akibat peradangan umumnya adalah anamniesis menunjukkan gejalagejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor akibat
peradangan tidak dapat digerakkan karena pelekatan. Kista nonneoplastik
umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya
menghilang sendiri. Penanganannya Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa tumor
ovalium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik tidak.
D.
1.
a.
Karsinoma Vulva
1)
Epidemiologi
80-85% terdapat pada wanita pasca menopause, terutama yang dalam dekade
ke-7 sebagai puncak insidensi, paling tidak mengenai 30%. Karsinoma vulva
jarang ditemukan pada golongan umur < 50 tahun. Paritas dan suku / ras tidak
mempunyai peran.
2)
Etiologi
Tidak banyak diketahui mengenai etiologi jenis tumor ganas ini, meskipun
disebut tentang lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya menopous (40
tahun) dalam riwayat penyakitnya. Faktor etnik tidak berpengaru, meskipun lesi
granulomatosa sering ditemukan pada suku negro.
3)
a)
Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis) HPV merupakan virus penyebab
kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual.
b)
c)
Infeksi sifilis.
d)
Diabetes.
e)
Obesitas.
f)
g)
Usia Tiga perempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua
pertiganya berusia diatas 70 tahun ketika kanker pertama kali terdiagnosis. Usia
rata-rata penderita kanker invasif adalah 65-70 tahun.
h)
i)
j)
Merokok.
k)
Infeksi HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan pada
sistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi HPV
menahun. Golongan sosial-ekonimi rendah. Hal ini berhubungan dengan
pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan yang
rutin.
l)
m)
Liken sklerosus Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
n)
o)
4)
Patologi
Lesi primer sering berupa ulkus denag tepi induratif (ulcero-granulating) atau
sebagai tumbuhan eksofitik (wart/kutil) dengan tempat predileksi terutama di
labia mayora, labia minora, klitoris dan komisura posterior. Lesi bilateral tidaklah
jarang, bahkan kedua labia mayora dapat simetris terkena (kissing).
5)
Tingkatan pra-maligna
Kurang lebih 50% dari semua karsinoma vulva didahului oleh suatu keadaan
yang sedikit banyak dapat ditetapkan sebagai pendahulunya. Yang paling sering
adalah distrofia vulva seperti pada vulvitis atrofik, vulvitis diabetik, leukoplakia,
lichen atau lichenoid seperti pada lichen sclerosus et atrophicus, kraurosis vulva
denagan hiperplasi. Yang sangat potensial menjadi pendahulu keganasan vulva
adalah kondiloma akuminata atau kondoloma lata, infeksi oleh HVP (Human
Papiloma Virus) tipe-16 dan mungkin juga tipe-18. pada Neoplasma Intraepitelial
vagina (NIV) tidak ada bukti bahwa NIV akan berlanjut menjadi kanker vulva
yang invasif bila dibiarkan tanpa pengobatan. NIV-I, II, III, biasanya terdapat pada
wanita anatara 60-70 tahun. Secara umum diterima, bahwa pada kanker serviks
terdapat periode laten 5-10 tahun sebelim lesi pra-maligna (NIS-I ,II , III , KIS)
menjadi kanker yang invasif. Mengingat lokasi tomur primer (karsinoma
epidermoid) hampir 60% pada labium majus, 20% pada labium minus atau
veitibulum,12% di klitoris dan 6% di komisura posterior, perembetan ke jaringan
sekitar akanmeluas ke urethra, kandung kemih, vagina, rektum dan malalui
pembuluh getah bening secara embolisasi. Rute primer penyebaran ke kelenjar
inguinal adalah malalui kelenjar femoral luar (superfisial), kemudian kelenjar
femoral dalam (profundal) untuk akhirnya menuju kelenjar getah bening panggul
melalui kelenjar iliak luar/ekstern, obturator, iliaka komunis dan kelenjar paraaorta.
6)
Kriteria
at
0
kelenjar di lipat paha tak teraba, atau teraba tidak membesar dan
mudah digerakan (mobil), klinis tidak mencurigakan adanya anak
sebar di situ.
Tumor terbatas pada vulva dengan diameter > 2 c, kelejar di lipat
II
III
sel tumor.
Tumor dari setiap ukuran yang :
1) Telah menginfiltrasi kandung kemih, mukosa rektum, atauke
IV
7)
yang
terus-menerus.
Hanya
sekitar
5%
yang
datang
denga
Diagnosis dini
Perasaan gatal atau terbakar di vulva harus mendapatkan perhatian, untuk
mencariarea yang mencurigakan akan keganasan.Daerah tersebut dapat berupa
wart (kutil), benjolan kecil yang berwarnakemerahan, keputihan atau berfigmen,
agak meninggi, atau ulkus datar yang mudah berdarah dengan tepi induratif.
Kalau prosesnya sudah agak lanjut, mungkin akanditemukan luka yang dalam,
yang telah mengalami infeksi dan nekrotik, atau tampak seperti bunga kobis /
kool.Golongan resiko tinggi ialah wanita yang mempunyai faktor predisposisi : 1)
Diabetes Melitus. 2) Obesitas. 3) Hygiene seksual yang tidak baik. 4) Lichen
sclerosus atrophicus. 5) Leukoplakia & kraurosis vulva.
9)
Penanganan
Pada tingkat klink 0 (KIS/Intraepitelial karsinoma) dikerjakan vulvektomi dengan
mengangkat kedua labia mayora, labia minora, sebagian mons veneris dan
himen. Pada tingkat klinik I dan II dilakukan vulvektomi radikal dengan
limfadenektomi bilateral kelenjar inguinal luar dan dalam, dalam satu tahap
(enblok).
Komplikasi
vulvektomi
radikal
dengan
limfadenektomi
bilateralis
yang
perludiamati ialah infeksi luka dan dehisensi, limfoedema (33%), parestesia saraf
femoralis, perdarahan sekunder asal dari arteri dan vena femoralis, kista getah
bening yang sekunder terinfeksi dan menimbulkan nyeri yang sangat, penyakit
trombo-embolik, infeksi saluran kemih, disfungsi seksual terutama sangat
menurunnya libido (gairah seksual), anorgasme dan dispareunia.
b.
Melanoma vulva
Melanoma vulva adalah keganasan nomor dua pada vulva sesudah karsinoma.
Hampir 5% dari semua melanoma maligna muncul di vulva yang merupakan
hanya 1% dari kulit permukaan seluruh tubuh. Terdapat predileksi di labia minora
dan klitoris, sering meluas kevagina dan urethra berupa benjolan (nodul) yang
berwarna hitam kebiruan. Menyebar secara limfogen dengan membentuk nodul
satelit sekeliling tumor primer untuk kemudian bermestastasis ke kelenjar limfa
regional. Bila terjadi penyebaran secara hematogen, akan menyebar sehingga
terdapat di paru-paru (terasering), kemudian otak, hati dan jantung juga tidak
jarang.
c.
d.
e.
Penyakit Paget. Merupakan lesi intra epitelial vulva yang sering bersama-sama
dengan munculnya adenokarsinoma kelenjar apokrin.
f.
g.
Sarkoma pada vulva. Sarkoma vulva sangat jarang tapi metastasis berjarak
jauh umum terjadi. Tumor ini histologik dapat berupa leiomiosarkoma (paling
sering),
liposarkoma,
rhabmiosarkoma,
fibrosarkoma,
angiosarkoma,
secara hematogen. Prognosisc sangat buruk. Peran radio terapi dan atau
kemoterapi sebagai adjuvans perlu dipertimbangkan.
h.
Tumor ganas sekunder pada vulva. Berasal dari jaringan dekat vulva seperti
serviks uteri, vagina, uterus yang merembetlangsung atau secara limfogen atau
embolisasi melalui pembuluh darah balik. Paling sering ditemukan adalah
metastasis koriokarsinoma yang memberi gambaran khas yang berwarna biru
kehitaman. Penanganan dengan kemoterapi tunggal (MTX) atau kombinasi,
tergantung dari faktor resikonya.
2.
Vagina
Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bilamana serviks uterus ikut
terlibat dalam proses, maka dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri. Begitu
juga bilamana vulva ikut terlibat dalam proses, maka dianggap tumor ganas itu
adalah tumor ganas vulva.
Gejala, Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan,
penebalan ataupun luka terbuka pada atau di sekitar lubang vagina. Kadang
terbentuk bercak bersisik atau perubahan warna. Jaringan di sekitarnya
mengkerut disertai gatal-gatal. Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar
cairan yang encer.
Gejala lainnya adalah:
a.
b.
c.
Karsinoma vagina
a.
Epidemiologi
Kanker vagina jarang terjadi, biasanya diderita oleh wanita berumur 50 tahun ke
atas (Insidensi).
b.
Patologi
Terbanyak
(hampir
99%)
adalah
squamous
cell
carsinoma,
sisanya
Tingkat pra-maligna
Sebelum menjadi infasif, lesi itu melalui tingkatan pra-maligna yang disebut
sebagai NIV(N eoplasia Intraepitelial Vagina) I, II, III (Displasia ringan, sedang,
berat) dan KIS (karsinoma in situ), yang berlangsung beberapa tahun dan dapat
dideteksi awal melalui Pap smear atau bilamana perlu biopsi terarah dengan
bimbingan kolposkop terhadap ulesi yang mencurigakan.
d.
Penyebaran
Bila proses terdapat pada sepertiga bagian atas vagina, penyebarannya akan
terjadi seperti pada karsinoma serviks; bila berlokasi pada sepertiga bagian
distal vagina, penyebarannya akan menyerupai karsinoma vulva.
e.
Kriteria
at
0
II
III
IV
f.
Karsinoma in situ lebih sering didapat sebai proses yang multifokal. Ia dapat
ditemukan bersama-sama dengan tumor sejenis di bagian lain dari traktus
genitalis, atau setelah pembedahan yang tidak radikal pada karsinoma serviks
uterus, atau pasca radiasi karsinoma serviksuterus. Adenokarsinoma vagina
yang jarang, dapat berasal dari urethra, kelenjar Bartholin, atau sebagai
metastasis dari karsinoma endometrium/ovarium. Pada pemeriksaan in spekulo
dapat ditemukan ulkus dengan tepi yang induratif atau pertumbuhan tumor
eksofitik seperti bunga kol (cauliflower) yang mudah berdarah pada sentuhan.
Biopsi harus dibuat pada daerah yang dicurigai, sehingga bukti histologik dapat
menegakkan diagnosis.
g.
Diagnosis dini
Pada pemeriksaan rutin secara berkala, pengambilan bahan untuk pemeriksaan
sitologik dari dinding vagina perlu pula pengambilan bahan dari ekto-dan
endoserviks. Pada klinik yang sudah maju, pemeriksaan kolposkopik, biopsi
terarah dengan bimbingan kolposkop, kolpomikroskopi dilakukan untuk membuat
diagnosis dini.
h.
Penanganan
Untuk tingkat klinik 0, dapat dilakukan vaginektomi, elektrokoterisasi, bedah krio
(cryo-surgeri), penggunaan sitostatika topikal atau sinar laser. Untuk tingkat
klinik I dan II dilakukan opersi atau penyinaran. Operasi pada tumor di bagian
atas vagina sama dengan operasi pada karsinoma serviks uterus, hanya
vaginektomi dilakukan lebih luas (>1/2 puncak vagina harus diangkat), sedang
operasi pada bagian bawah vagina mendekati operasi pada karsinoma vulva.
Kemoterapi
dengan
Cytoxan/Endoxan)
peraturan
hanya
untuk
VAC
(Vincristine,
pengobatan
Aktinomisin-D
embrional
dan
rabdomiosarkoma
(sarkoma botrioides) pada anak-anak, yang ternyata efektif. Tumor ini berbentuk
polipoid seperti buah anggur yang berasal dari bagian atas vagina dan dapat
menonjol keluar sampai di introitus vagina. Penyebaran secara hematogen ke
paru-paru atau tulang.
3.
a.
Patologi : Menurut Hsu, Taymor, dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam
3 jenis menurut keganasannya:
1)
Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan difeensiasi selnya masih
baik, batas daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
2)
Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah memasuki otot tuba dan
memperlihatkan gambaran kelenjar.
3)
Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan terlihat invasi sel ganas ke
dalam saluran limfa tuba.
b.
c.
Kriteria
Klinik
Pertumbuhan tumor terbatas pada salah satu tuba; tidak
IA
IB
IC
II
IIA
IIB
IIC
III
Tumor dari tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites atau
cucian rongga perut positif.
Pertumbuhan tumor melibatkan satu
tingkat
klinik
IV.
Begitu
pula
ditemukannya
metastasiskeparenkim hati.
d.
tumor
ganas
tuba
dari
tumor
radang,
kecuali
bilamana
Penanganan
Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO + OM + APP (Total
Abdominal Hysterectomy + Bilateral Salpingo-Oophorectomy + Omentectomy +
Appendectomy).
Dapat
dipertimbangkan
(Optional)
instilasi
Phosphor
32
dan
mengirimkan
sample
cucian
rongga
perut
untuk
4.
rahim
biasanya
terjadi
setelah
masa
menopause,
paling
sering
Penyebab
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini
melibatkan peningkatan kadar estrogen. Salah satu fungsi estrogen yang normal
adalah merangsang pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar
estrogen
yang
disuntikkan
kepada
hewan
percobaan
di
laboratorium
2)
Hiperplasia endometrium.
3)
resiko yang lebih tinggi. Pemakaian estrogen dosis tinggi dan jangka panjang
tampaknya mempertinggi resiko ini. Wanita yang mengkonsumsi estrogen dan
progesteron memiliki resiko yang lebih rendah karena progesteron melindungi
rahim.
4)
5)
6)
7)
8)
Ras Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.
9)
Kanker kolorektal.
b.
Gejala
Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita
kanker rahim biasanya mengalami gejala berikut ini secara menetap:
1)
2)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
Perdarahan yang sangat lama berat dan sering (pada wanita yang berusia
diatas 40 tahun).
2)
a)
b)
c)
Pada pemeriksaan speculum; Perdarahan dari mulut rahim; Jaringan keluar dari
mulut rahim.
3)
Jaringan yang keluar dari mulit rahim diambil dan dikirim ke dokter ahli
patologianatomid.
4)
c.
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan berikut:
1)
Pemeriksaan panggul
2)
Pap smear
3)
USG transvagin
4)
Biopsi endometrium.
2)
3)
Rontgen dada
4)
5)
Sigmoidoskopi
6)
Limfangiografi
7)
Kolonoskopi
8)
Sistoskopi.
a)
b)
c)
2)
a)
b)
3)
a)
b)
c)
d)
Stadium III : kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi masih di dalam
rongga panggul dan belum menyerang kandung kemih maupun rektum. Kelenjar
getah bening panggul mungkin mengandung sel-sel kanker.
e)
Stadium IV : kanker telah menyebar ke dalam kandung kemih atau rektum atau
kanker telah menyebar ke luar rongga panggul.
d.
Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh
hormon terhadap pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta
usia dan keadaan umum penderita.
e.
1)
Metode pengobatan
Pembedahan.
Kebanyakan
penderita
akan
menjalani
histerektomi
(pengangkatan rahim). Kedua tuba falopii dan ovarium juga diangkat (salpingoooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa menyebar ke ovarium dan sel-sel
3)
tes
kemungkinan
hormonal.
reseptor
besar
Terapi
mempengaruhi
hormon.
penderita
hormonal
sel-sel
Jika
akan
jaringan
memberikan
merupakan
diseluruh
tubuh.
terapi
Pada
memiliki
reseptor,
maka
respon
terhadap
terapi
sistemik
terapi
karena
hormonal
bisa
biasanya
b)
c)
f.
1)
2)
3)
merasakan
kehilangan
sehingga
mengalami
kesulitan
dalam
Pencegahan
1)
Setiap wanita sebaiknya menjalani pemeriksaan panggul dan Pap smear secara
rutin, untuk menemukan tanda-tanda pertumbuhan yang abnormal.
2)
Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering
menjalani pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk
biopsiendometrium).
5.
(benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak pasti ganas (borderline malignanc
atau carcinoma of low-malignant potential) dan yang jelas ganas (true
malignant).
a.
jenis
serosa
dan
musinosa.
Kedua-duanya
mempunyai
berasal
dari
mesenkhim
gonad,
yang
potensial
mampu
mendiferensiasi ke dalam struktur gonad laki-laki dan wanita hingga tumor dapat
mengakibatkan munculnya tanda-tanda maskulinisasi atau feminisasi pada
penderitanya.
Andro
Blastoma
atau
tumor
yang
berasal
dari
mesenkhim
akan
1)
Disgerminoma
Biasanya terdapat pada wanita muda dan sangat radioaktif. Tumor dengan
permukaan rata, konsistensi kenyal, kecuali di bagian-bagian yang mengalami
degenerasi, berwarna sawo matang sampai keabu-abuan. Pada pemeriksaan
mikroskopik terlihat gambaran sarang-sarang sel telur yang besar, bundar,
ovoid,
atau
poligonal,
terpisah
oleh
septa
jaringan
ikat.
88,6%
dapat
2)
Teratoma
Diduga berkembang dari jaringan embrional yang pluripoten dan mampu
membentuk elemen-elemen dari ketiga lapisan embrional. Teratoma ovarium
bisa ditemukan dalam bentuk kistik maupun solid. Teratoma maligna yang ganas
berbentuk solid, terdiri atas campuran jaringan sel telur yang matang (matur)
dan yang tidak matang (immatur). Teratoma ganas biasanya ditemukan pada
anak-anak dan pada penderita dalam masa pubertas. Tumor ini tumbuh cepat
dan mempunyai prognosis yang buruk. Pada pemeriksaan klinik ditemukan
tumor di samping uterus, kadang kala disertai perdarahan dari uterus dan
ascites. Terapinya pembedahan dengan khemoterapi sebelum atau sesudahnya.
3)
4)
Khoriokarsinoma
Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri
seperti khoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia Trofoblast Ganas
Gestasional
).
Pada
pemeriksaan
mikroskopik
ditemukan
sinsio
dan
Gonado Blastoma
Tumor yang diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai dalam
ovarium atau testis yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang
menyerupai
sel-sel
Sertoli-Leydig
atau
sel-sel
granulosa.
Kebanyakan
d.
1)
a)
b)
c)
2)
a)
Penyebaran
Tumor ganas ovarium menyebar secara limfogen ke kelenjar para aorta,
mediastinal, dan supraklavikular, untuk seterusnya menyebar ke alat-alat yang
jauh, terutama paru-paru, hati dan otak.
b)
Kriteria
FIGO
T1
Tia
Ia
Tib
Ib
Tic
Ic
T2
II
IIa
T2a
T2b
IIb
T2c
IIc
Perluasan
T3
ke
panggul,
usus
halus/omentum
atau
dalam
penyebaran
III
intraperitoneal/kelenjar retraperitoneal
M1
c)
IV
Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam
perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :
(a)
(b)
(c)
(korpus
uteri).
Tindakan
konservatif
(hanya
mengangkat
tumor
Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik T1
dan T2 (FIGO: Tingkat I dan II), yang diberikan kepada panggul saja atau seluruh
rongga perut. Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan
debulking dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel
tumor yang tersisa, hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap sinar
(radiosensitif) seperti disgerminoma dan tumor sel granulosa.
f)
Khemoterapi
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor
ganasovarium. Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens
alkylating
(seperti
cyclophospamide,
chlorambucil),
antimetabolit
(seperti
Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus
tingkatan lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau
beberapa kali untuk membuat by pass bila kondisi penderita mengizinkan.
h)
Second-look laparotomi
Untuk memastikan keberhasilan penanganan dengan radioterapi atau
khemoterapi, lazim dilakukan laparotomi kedua, bahkan kadang sampai ketiga
(third-look laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat penilaian akurat
proses penyakit, hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya.
Bisa dihentikan atau perlu dilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.
3)
gejala-gejalanya.
Pengamatan
lanjut,
Untuk
tumor
ganas
b)
c)
d)
a)
b)
c)
d)
(a)
Tanpa keluhan
(b)
(c)
Stadium lanjut :
(1)
Kahesia
(2)
(3)
Asites
(4)
Metastase-kaki edema
Pemeriksaan kanker ovarium :
a)
Inspeksi :
(a)
(b)
(c)
b)
Pemeriksaan palpasi :
(a)
Teraba tumor
(b)
Nerbenjol-benjol
(c)
Gerak terbatas
(d)
Terdapat asites
(e)
b)
Serosa,
c)
Musinosa,
d)
Endometroid,
e)
Clearcell (mesonephroid):
(a)
Benigna,
(b)
Borderline malignancy,
(c)
Karsinoma,
f)
Brenner,
g)
Epitelialcampuran,
h)
i)
2)
a)
(a)
Benigna,
(b)
Maligna,
b)
Androblastoma (sertoli-leydig),
c)
Gynandroblastoma,
d)
3)
4)
Tumor-tumor Germ-cell :
a)
Disgerminoma,
b)
c)
KarsinomaEmbrional,
d)
Poli-Embrioma,
e)
Khoriokarsinoma,
f)
Teratoma :
(a)
Immatur,
(b)
(c)
DAFTAR PUSTAKA
Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo,
Jakarta.
Wiknjosastro, hanifa., (2006), Ilmu Kandungan, Yayasan bina pustaka sarwono
prawirohardjo, Jakarta.
(Di
(Di
(Di
akses
pada
(Di
(Di
akses
pada