BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak dua jam setelah
2014)
saluran kemih, dalam kondisi normal didalam urin dapat ditemukan adanya
uretra wanita lebih pendek sehingga mikroorganisme dari luar lebih mudah
mencapai kandung kemih dan juga letaknya dekat dengan daerah perianal
dan vagina.
Ganguan atau infeksi traktur urinaria merupakan suatu infeksi atau ganguan
pada saluran kemih yang melibatkan ginjal, ureter, buli-buli, ataupun uretra,
1
2
dan ganguan fungsi saraf pada kandung kemih. Sisa pengeluaran urin dan
bakteri uria pada kandung kemih, di tambah dilatasi pelpis penalis dan ureter
kemih.
kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali kekeadaan seperti
sebelum hamil.
2
3
B. Rumusan Masalah
4. Apa saja Tanda dan gejala infeksi saluran kemih pada masa nifas?
7. Apa saja Faktor resiko infeksi saluran kemih pada masa nifas?
10. Bagaimana Perawatan kandung kemih infeksi saluran kemih pada masa
nifas?
C. Tujuan
2. Untuk mengetahui Apa Etiologi infeksi saluran kemih pada masa nifas
masa nifas
4. Untuk mengetahui Apa saja Tanda dan gejala infeksi saluran kemih pada
masa nifas
5. Untuk mengetahui Apa Diagnosis infeksi saluran kemih pada masa nifas
3
4
7. Untuk mengetahui Apa saja Faktor resiko infeksi saluran kemih pada
masa nifas
masa nifas
masa nifas
D. Manfaat
1. Untuk Penulis
asuhan kebidanan nifas dan menyusui yaitu Infeksi Saluran Kemih pada
masa nifas.
2. Untuk Pembaca
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
5
6
terutama pada wanita masa subur manula. Infeksi ini sering pula dijumpai
Infeksi biasnya berkembang secara asendens dan lebih sering terjadi pada
wanita yang uretranya pendek dan dengan demikian, kurang terlindung dari
aerobdan flora usus. Jenis ISK dapat dibedakan dua bentuk infeksi saluran
normal.
B. Etiologi
kebersihan dan lebih sering terjadi jika terdapat retensi utine, kurangnya
asupan cairan dan latihan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan vulva,
6
7
nifas, yaitu :
8. Persalinan lama
9. Ruptur membran
10. Episotomi
C. Patofisiologi
7
8
saluran kemih.
gejala berikut:
4. Retensi urin
5. Demam
6. Menggigil
8
9
8. Lemah
9. Nyeri pinggang
11. Urin berbau busuk, mengandung darah atau nanah, dan terlihat keruh.
(Alam, 2007)
E. Diagnosis
F. Komplikasi
2. Hipertensi
3. Anemia
G. Faktor Resiko
2. Penggunaan diafragma/spermisida
9
10
5. Kehamilan
7. Diabetes
(Lauren, 2011)
H. Pengobatan
golongan penisilin.
10
11
2. Retensi urine: terjadi akibat edema saluran kemih karena tekanan dan
fistula. Lakukan uji biru metillen bila memang fistula, pasang kateter
I. Pencegahan
Klien harus berkemih dalam 6 jam setelah pelahiran. jika klien belum
jumlah yang sedikit (kurang dari 300 mL) pada interval yang sering,
penuh dan ada rasa tidak nyaman pada daerah suprapubik. Klien pada
setelah klien berkemih. Jika 100 mL atau lebih urine masih tertinggal
11
12
bakteri
depan ke belakang.
12
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
14
sistitis dan pielonefritis akut, terutama pada wanita masa subur manula.
dan lebih sering terjadi jika terdapat retensi utine, kurangnya asupan
cairan dan latihan. Ibu dianjurkan untuk menjaga kebersihan vulva, tidak
80% dari infeksi saluran kemih bagian atas dan bawah tanpa
proteus mirabilis.
14
15
saluran kemih.
buang air kecil, Urin berbau busuk, mengandung darah atau nanah, dan
terlihat keruh.
15
16
penting dari peran ini adalah penyuluhan klien. Klien harus berkemih
B. Saran
1. Untuk Penulis
16
17
2. Untuk Pembaca
17
18
DAFTAR PUSTAKA
Alam, dkk .2007. Gagal Ginjal: 29. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta
Bahiyatun. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas Normal, 2014: 127. EGC: Jakarta
18
19
Tamba, dkk. 2017. (Jurnal faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai apgar
persalinan pervaginam Di RS UKI: 68) (http://
scholar.google.co.id/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5%q=infeksi+saluran+kemihibu+nifas&btnG=#d+gs_q
abs%u=%23p%Dlee341vStNTaJ) Minggu, 18-08-2019 pukul 05.13 wita)
Pitriani, dkk. 2014. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Normal, 2014: 1. Deepublish:
Yogyakarta
19
20
DI
JAM/HARI:
20
21
21